Anda di halaman 1dari 7

Etika dalam produksi barang dan jasa

 Pengertian etika produksi


Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salah.
Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barang dengan menggunakan
sumberdaya yang ada. Jadi, etika produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang
menegaskan tentang benar dan salahnya hal-hal yang dilakukan dalam proses produksi atau
dalam proses penambahan nilai guna barang.

Tujuan produksi antara lain:


 Memperbanyak jumlah barang dan jasa
 Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi
 Memenuhi kebutuhan sesuai dengan peradaban
 Mengganti barang-barang yang rusak
 Memenuhi pasar internasional
 Pandangan kontrak kewajiban produsen terhadap konsumen
Hubungan antara perusahaan dengan konsumen pada dasarnya merupakan hubungan kontraktual,
dan kewajiban moral perusahaan pada konsumen adalah seperti yang diberikan dalam hubungan
kontraktual. Jadi, perusahaan berkewajiban untuk memberikan produk sesuai dengan karakteristik
yang dimaksud dan konsumen memiliki hal korelatif untuk memperoleh produk dengan
karakteristik yang dimaksud.
 Kewajiban untuk mematuhi
Kewajiban untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik persis seperti yang
dinyatakan perusahaan, yang mendorong konsumen untuk membuat kontrak dengan
sukarela dan yang membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang disetujui akan
dibelinya. Jadi pihak penjual berkewajiban memenuhi klaim yang dibuatnya tentang
produk yang dijual.
 Kewajiban untuk mengungkapkan
Penjual yang akan membuat perjanjian dengan konsumen untuk mengungkapkan dengan
tepat apa yang akan dibeli konsumen dan apa saja syarat penjualannya. Ini berarti bahwa
penjual berkewajiban memberikan semua fakta pada konsumen tentang produk tersebut
yang dianggap berpengaruh kepada keputusan konsumen untuk membeli.

 Kewajiban untuk tidak memberikan gambaran yang salah


Penjual harus menggambarkan produk yang ia tawarkan dengan benar, ia harus
membangun pemahaman yang sama tentang barang yang ia tawarkan di pikiran
konsumen sebagaimana barang tersebut ada. Jangan sampai terjadi misrepresentasi
bersifat koersif, yaitu seseorang yang dengan sengaja memberikan penjelasan yang salah
pada orang lain agar orang tersebut melakukan sesuatu seperti yang diinginkannya, bukan
seperti yang diinginkan orang itu sendiri apabila dia mengetahui yang sebenarnya.
 Kewajiban untuk tidak memaksa
Penjual berkewajiban untuk tidak memanfaatkan keadaan emosional yang mungkin
mendorong pembeli untuk bertindak secara irasional dan bertentangan dengan
kepentingannya, tidak memanfaatkan ketidaktahuan, atau faktor lain yang mengurangi
atau menghapuskan kemampuan pembeli untuk menetapkan pilihan secara bebas.
Etika dalam kegiatan pemasaran

 Pengertian etika dalam kegiatan pemasaran


Etika dalam kegiatan pemasaran adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan
manajer dan segenap karyawan untuk mengambil keputusan dalam memasarkan produk dengan
beretika yang baik dan benar. Jadi, etika dalam kegiatan pemasaran adalah cara-cara yang
dilakukan seseorang untuk menunjang kegiatan bisnis, yang dimana sangat berpengaruh terhadap
individu, perusahaan, industri, dan juga masyarakat sendiri. Dengan adanya etika bisnis dalam
kegiatan pemasaran ini diharapkan suatu organisasi atau perusahaan mampu untuk menciptakan
bisnis yang adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku serta dapat memberikan arahan dalam
mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik sehingga dapat di terapkan dan di lakukan
oleh semua orang yang mempercayai bahwa organisasi atau perusahaan tersebut telah memiliki
etika bisnis dalam kegiatan pemasaran yang baik.

 Pentingnya etika dalam kegiatan pemasaran


Etika dalam kegiatan pemasaran penting karena membantu perusahaan untuk mendukung hak dan
kehidupan konsumen. Tujuan melakukan etika dalam kegiatan pemasaran adalah:
 Melindungi kesejahteraan konsumen, artinya etika pemasaran sering kali melibatkan
pemberian informasi kepada konsumen terhadap risiko produk dan layanan serta
melindungi kesehatan fisik dan mental setiap orang
 Mendukung kesejahteraan karyawan, artinya banyak pemasar hanya memfokuskan
strategi pemasaran mereka pada konsumen, penting juga bagi mereka untuk mendukung
kesejahteraan pemasaran dan karyawan bisnis lainnya. Ini mungkin melibatkan
pemberian kompensasi yang memadai untuk tenaga kerja.
 Bertindak sebagai contoh yang baik bagi perusahaan lain, artinya dengan mempraktikkan
etika pemasaran, perusahaan dapat menumbuhkan reputasi yang baik, membangun
budaya kerja yang positif bagi karyawan dan konsumen dan mendorong perusahaan lain
untuk mempraktikkan etika pemasaran.
 Menarik dan mempertahankan pelanggan, artinya melakukan metode etika pemasaran
dan menunjukkan kepedulian terhadap kualitas dan nilai barang dapat menjadi bentuk
periklanan yang efektif dan dapat membangun rasa percaya dengan konsumen

 Cara-cara melakukan promosi dengan etika bisnis


Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
 Pengendalian diri, artinya pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka
masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun
 Pengembangan tanggung jawab sosial, artinya pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan
keadaan masyarakat bukan hanya dalam bentuk uang dengan jalan memberika
sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi
 Mempertahankan jati diri, artinya mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk kalah
oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi adalah salah satu usaha
menciptakan etika bisnis
 Menciptakan persaingan yang sehat, artinya persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang
lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan
golongan menengah kebawah. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada
kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

Perlindungan terhadap konsumen

Perlindungan konsumen menurut UU No 8 Tahun 1999


Konsumen adalah setiap orang yang pemakai barang/jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi
kepentingan sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Hal ini dapat bersifat dalam segala transaksi jual beli, secara langsung maupun secara online seperti yang
kini kian marak. Walaupun adanya transaksi yang tidak melalui tatap muka, konsumen tetap berhak untuk
mendapatkan barang yang sesuai dengan pemberitahuan sebelumnya atau barang yang sesuai dengan
yang dijanjikan.

 Pengertian perlindungan konsumen


Perlindungan konsumen adalah keseluruhan peraturan dan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban konsumen dan produsen yang timbul dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya
dan mengatur upaya-upaya untuk menjamin terwujudnya hukum terhadap kepentingan konsumen
(Sidobalok 2014:39)
 Hak konsumen
Hak sebagai konsumen diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun
1999 Tentang Perlindungan Konsumen Republik Indonesia yang berlandaskan pada Undang
Undang Dasar 1945 pasal 5 ayat (1), pasal 21 ayat (1), pasal 27, dan pasal 33 yang dapat
diketahui sebagai berikut:
 Hak dalam memilih barang
Konsumen memiliki hak penuh dalam memilih barang yang nantinya akan digunakan
atau dikonsumsi. Tidak ada yang berhak mengatur sekalipun produsen yang
bersangkutan. Begitu juga hak dalam meneliti kualitas barang yang hendak dibeli atau
dikonsumsi pada nantinya
 Hak mendapat kompensansi dan ganti rugi
Konsumen berhak untuk mendapatkan kompensansi maupun ganti rugi atas kerugian
yang diterimanya dalam sebuah transaksi jual beli yang dilakukan. Apabila tidak adanya
kecocokan dalam gambar maupun kualitas, konsumen berhak melakukan sebuah tuntutan
terhadap produsen
 Hak mendapat barang/jasa yang sesuai
Konsumen berhak untuk mendapat produk dan layanan sesuai dengan kesepakatan yang
tertulis. Sebagai contoh dalam transaksi secara online, apabila terdapat layanan gratis
ongkos kirim, maka penerapannya harus sedemikian. Bila tidak sesuai, konsumen berhak
menuntut hak tersebut
 Hak menerima kebenaran atas segala informasi pasti
Hal yang paling utama bagi para konsumen, guna mengetahui apa saja informasi terkait
produk yang dibelinya. Produsen dilarang menutupi ataupun mengurangi informasi
terkait produk maupun layanannya. Sebagai contoh apabila ada cacat atau kekurangan
pada barang, produsen berkewajiban untuk memberi informasi kepada konsumen
 Hak pelayanan tanpa tindak diskriminasi
Perilaku diskriminatif terhadap konsumen merupakan salah satu bentuk pelanggaran atas
hak konsumen. Pelayanan yang diberikan oleh produsen tidak boleh menunjukkan
perbedaan antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya.
 Alasan mengapa konsumen butuh perlindungan?
Perlindungan konsumen dibutuhkan untuk menciptakan rasa aman bagi para konsumen dalam
melengkapi kebutuhan hidup. Kebutuhan perlindungan konsumen juga harus bersifat tidak berat
sebelah dan harus adil. Sebagai landasan penetapan hukum, asas perlindungan konsumen diatur
dalam Pasal 2 UUPK 8/1999, dengan penjelasan sebagai berikut:
 Asas manfaat
Konsumen maupun pelaku usaha atau produsen berhak memperoleh manfaat yang
diberikan. Tidak boleh bersifat salah satu dari kedua belah pihak, sehingga tidak ada
salah satu pihak yang merasakan manfaat ataupun kerugian
 Asas keadilan
Konsumen dan produsen/pelaku usaha dapat berlaku adil dengan perolehan hak dan
kewajiban secara seimbang atau merata
 Asas keseimbangan
Sebuah keseimbangan antara hak dan kewajiban para produsen dan konsumen dengan
mengaci pada peraturan hukum perlindungan konsumen
 Asas keamanan dan keselamatan
Sebuah jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang
dikonsumsi dan sebaliknya bahwa produk itu tidak akan menganggu keselamatan jiwa
dan harta bendanya
 Asas kepastian hukum
Sebuah pemberian kepastian hukum bagi produsen maupun konsumen dalam mematuhi
dan menjalankan peraturan dengan apa yang menjadi hak dan kewajibannya. Hal ini
dilakukan tanpa membebankan tanggung jawab kepada salah satu pihak, serta negara
menjamin kepastian hukum

Etika dalam penggunaan multimedia dan surat elektronik

 Etika dalam bermedia sosial


 Pergunakan bahasa yang baik
Dalam beraktivitas di media sosial, hendaknya selalu menggunakan bahasa yang baik dan
benar sehingga tidak menimbulkan resiko kesalahpahaman yang tinggi. Alangkah
baiknya apabila sedang melakukan komunikasi pada jaringan internet menggunakan
bahasa yang sopan dan layak serta menghindari penggunaan kata atau frasa multitafsir.
Setiap orang memiliki preferensi bahasa yang berbeda, dan dapat memaknai konten
secara berbeda, setidaknya dengan menggunakan bahasa yang jelas dan lugas Anda telah
berupaya mengunggah konten yang jelas pula.
 Hindari Penyebaran SARA, Pornografi dan Aksi Kekerasan
Sebisa mungkin hindari menyebarkan informasi yang mengandung unsur SARA (Suku,
Agama dan Ras) serta pornografi pada jejaring sosial. Biasakan untuk menyebarkan hal-
hal yang berguna dan tidak menimbulkan konflik antar sesama. Hindari juga mengupload
foto kekerasan seperti foto korban kekerasan, foto kecelakaan lalu lintas maupun foto
kekerasan dalam bentuk lainnya. Jangan menambah kesedihan para keluarga korban
dengan menyebarluaskan foto kekerasan karena mungkin saja salah satu dari keluarganya
berada di dalam foto yang Anda sebarkan.
 Kroscek Kebenaran Berita
Anda diharapkan waspada ketika kita menerima suatu informasi dari media sosial yang
berisi berita yang menjelekkan salah satu pihak di media sosial dan bertujuan
menjatuhkan nama baik seseorang dengan menyebarkan berita yang hasil rekayasa. Maka
hal tersebut menuntut anda agar lebih cerdas lagi saat menangkap sebuah informasi,
apabila Anda ingin menyebarkan informasi tersebut, alangkah bijaknya jika Anda
melakukan kroscek terlebih dahulu atas kebenaran informasi tersebut.
 Menghargai Hasil Karya Orang Lain
Pada saat menyebarkan informasi baik dalam bentuk foto, tulisan maupun video milik
orang lain maka biasakan untuk mencantumkan sumber informasi sebagai salah satu
bentuk penghargaan atas hasil karya seseorang. Jangan membiasakan diri untuk serta
merta mengcopy-paste tanpa mencantumkan sumber informasi tersebut.
 Jangan Terlalu Mengumbar Informasi Pribadi
Ada baiknya Anda harus bersikap bijak dalam menyebarkan informasi mengenai
kehidupan pribadi (privasi) Anda saat sedang menggunakan media sosial. Janganlah
terlalu mengumbar informasi pribadi Anda terlebih lagi informasi mengenai nomor
telepon atau alamat rumah Anda. Hal tersebut bisa saja membuat kontak lain dalam daftar
Anda juga akan menjadi informasi bagi mereka yang ingin melakukan tindak kejahatan
kepada diri Anda.

 Etika dalam surat elektronik


Korespondensi dalam bisnis pun semakin mudah dengan hadirnya surat elektronik atau e-mail.
Namun, ada baiknya untuk tidak sembarang menulis ataupun mengirim e-mail.
Sebab, jika e-mail yang Anda kirimkan mengandung makna tidak profesional, ini akan
berdampak buruk terhadap karier Anda. Oleh karena itu, ada baiknya Anda dapat membedakan
betul jenis e-mail yang Anda akan kirim, baik kepada kolega, atasan, klien, hingga teman. Berikut
delapan etika wajib yang baiknya Anda ketahui sehubungan dengan pengiriman e-mail.
 kenali penerima e-mailSebelum mengirim e-mail, ada baiknya Anda betul-betul
mengenali siapa pihak yang akan menerima e-mail Anda. Ada saat Anda harus
mengirimkan e-mail dengan pilihan bahasa formal dan kasual. Dalam mengirim e-mail
formal, perhatikan salam pembuka, penutup, penggunaan kata, dan kalimat formal
kepada sang penerima.
 Jangan bertele-tele Anda harus tahu, e-mail yang panjang dan bertele-tele sangat tidak
disarankan. Menulislah dengan tegas, lugas, dan berikan jeda antar-paragraf sehingga
kalimat-kalimat tidak bertumpuk atau berjejalan
 Gunakan bahasa yang dewasaHindari penggunaan singkatan, emoticon, dan bahasa slang
yang sama sekali tidak resmi. Tunjukkan Anda menggunakan bahasa yang benar dan
menunjukkan kedewasaan Anda.
 Perhatikan opsi "copy" dan "reply all" Mengirim atau menyalin e-mail kepada orang lain
hanya digunakan dalam basis agar mereka perlu mengetahui juga. Sebelum memutuskan
untuk "reply all" atau menaruh nama di opsi "Cc" atau "Bcc," tanyakan pada diri sendiri
apakah para penerima sangat membutuhkan informasi dari Anda. Jika tidak, buat apa
mengirim kepada mereka juga?
 Perhatikan kalimat dalam subyek Hindari penggunaan huruf besar atau huruf kecil
seluruhnya maupun penggunaan tautan dalam subyek. Jangan ragu juga untuk mengubah
subyek karena berguna saat menyerasikan dengan pesan dan pembicaraan dalam
korespondensi.
 Hindari pengiriman "attachment" besar Lengkapi opsi pengiriman Anda dengan
peringatan ketika mengirim attachment dengan besaran dokumen yang besar. Ini akan
mengganggu kotak masuk si penerima. Umumnya, jika Anda akan mengirimkan
attachment dengan ukuran lebih besar dari 500 KB, tanyakan dulu apakah si penerima
bersedia dikirimkan attachment.
 Lengkapi dengan "signature" Signature dalam e-mail memudahkan sang penerima
mengenali Anda dan dapat menghubungi Anda kapan saja. Tentu Anda tidak ingin
mereka susah-susah mencari cara untuk menghubungi Anda, bukan? Jika Anda
penggemar media sosial, jangan lupa menyertakan ID Anda dalam signature.
 Perhatikan waktu membalas Biasanya, e-mail akan dibalas dalam jangka waktu 24 hingga
48 jam. Pada saat yang sama, jangan memaksa sang penerima membalas dengan kilat
apabila tidak terlalu penting dan mendesak.

Contoh Pelanggaran Etika Pemasaran dan Etika Produksi yang dilakukan oleh ProdukIndomie dari
Indonesia di Taiwan
Menjelang dibukanya persaingan pasar bebas, Akhir-akhir ini makin banyak
dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis atau etika dalam berbisnis. Hal ini sanga
t pentingdiperhatikan dalam melakukan kegiatan bisnis dan mengembangkan diri dalam
pembangunanekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang
mengikuti
mekanisme pasar.Dalam kegiatan bisnis ini persaingan antar perusahaan terutama perusahaan be
sar dalammemperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan
melanggar peraturan yang berlaku.Apalagi persaingan yang akan dibahas adalah persaingan
produk impor dari Indonesiayang ada di Taiwan. Karena harga yang lebih murah serta kualitas
yang tidak kalah dari produk- produk lainnya.Kasus Indomie
yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebutmengandung bahan pengawet
yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zat yangterkandung dalam
Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid
(asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, d
an pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk
Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementarawaktu
tidak memasarkan produk dari Indomie.Kasus Indomie kini mendapat perhatian
Anggota DPR dan Komisi IX akan segera
memanggil Kepala BPOM Kustantinah. “Kita akan mengundang BPOM untuk menjelaskan
masalah terkait produk In
domie itu, secepatnya kalau bisa hari Kamis ini,” kata Ketua Komisi IX
DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). Komisi IXDPR
akan meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luaryang
mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam
produkIndomie.A Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang
terkandungdi dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat)
adalah bahan pengawet yang membuat produk tidak cepat membusuk dan tahan lama. Zat
berbahaya ini

umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik
sendiri pemakaian nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%.Ketua BPOM Kustantinah juga
membenarkan tentang adanya zat berbahaya bagimanusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah
menjelaskan bahwa benar Indomie mengandungnipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam
kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar
kimiayang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjutKusta
ntinah.Tetapi bila kadar nipagin melebihi batas ketetapan aman untuk di konsumsi yaitu 250
mg per kilogram untuk mie instan dan 1.000 mg nipagin per kilogram dalam makanan lain kecua
lidaging, ikan dan unggas, akan berbahaya bagi tubuh yang bisa mengakibatkan muntah-
muntahdan sangat berisiko terkena penyakit kanker.Menurut Kustantinah, Indonesia yang
merupakan anggota Codex AlimentariusCommision, produk Indomie sudah mengacu kepada
persyaratan Internasional tentang regulasimutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan
Taiwan bukan merupakan anggota Codec.Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan
seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dankarena standar di antara kedua negara berbeda
maka timbulah kasus Indomie ini.

Anda mungkin juga menyukai