Anda di halaman 1dari 17

Etika dalam manajemen produksi

Oleh
Elvira p. da costa belo (2203020071)
Gerardo o.b.f lamury (2203020060)
Genoveva ganus (2203020063
DEFINISI ETIKA DALAM MANAJEMEN PRODUKSI

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi
dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Kegiatan produksi tersebut
mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output. Setiap variabel input dan
output mempunyai nilai yang positif. Kegiatan produksi dalam ilmu ekonomi diartikan
sebagai kegiatan yang menciptakan manfaat (utility) baik di masa kini maupun dimasa
mendatang.
Kegiatan produksi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan manusia dalam
menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Pengertian
secara teknis, produksi adalah proses mentransformasi input menjadi output, tetapi
definisi produksi dalam pandangan ilmu ekonomi jauh lebih luas.
Pendefinisian produksi mencakup tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-karakter yang
melekat padanya.
Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai
yang menegaskan tentang benar dan salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan
menambah nilai guna barang dengan menggunakan sumberdaya yang ada.
Jadi, etika dalam manajemen produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai
yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang dikukan dalam proses
produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang.
PENTINGNYA ETIKA DALAM MANAJEMEN PRODUKSI

Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau
menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Jadi kegiatan
produksi berarti diciptakannya manfaat. Kegiatan produksi mempunyai fungsi menciptakan barang
dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu, harga dan jumlah yang tepat
Dalam proses produksi biasanya perusahaan menekankan agar produk yang dihasilkannya
mengeluarkan biaya yang termurah, melalui pengkombinasian penggunaan sumber-sumber daya
yang dibutuhkan, tentu saja tanpa mengabaikan proses inovasi serta kreasi.
Secara praktis, ini memerlukan perubahan dalam cara membangun, yakni dari cara produksi
konvensional menjadi cara produksi dengan menggunakan sumber daya alam semakin sedikit,
membakar energy semakin rendah, menggunakan ruang-tempat lebih kecil, membuang limbah dan
sampah lebih sedikit dengan hasil produk yang setelah dikonsumsi masih bisa didaur ulang
Dalam proses produksi, sebuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu berusaha untuk menekan
biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya. Dalam upaya produsen
untuk memperoleh keuntungan, pasti mereka akan melakukan banyak hal untuk memperolehnya.
Termasuk mereka bisa melakukan hal-hal yang mengancam keselamataan konsumen Padahal
konsumen dan produsen bekerjasama.
Jadi sangat diperlukan sekali etika dalam hal produksi agar tidak terjadi suatu hal yang hanya
menguntungkan diri sendiri tanpa melihat efek jangka panjangnya Etika dalam produksi ini lebih
menekankan kita untuk selalu memprodulosi barang atau makanan yang tidak hanya menguntungkan
diri sendiri saja, tetapi untuk semua orang juga. Sehingga masyarakat yang membeli produk itu tahu
jelas fungsi dan manfaat produk itu tanpa harus takut terkena efek negatif dari produk tersebut.
PANDANGAN KONTRAK KEWAJIBAN PRODUSEN TERHADAP
KONSUMEN

Hubungan antara perusahaan dengan konsumen pada dasarnya merupakan hubungan kontraktual,
dan kewajiban moral perusahaan pada konsumen adalah seperti yang diberikan dalam hubungan
kontraktul. Jadi, perusahaan berkewajiban untuk memberikan produk sesuai dengan karakteristik
yang dimaksud dan konsumen memiliki hak korelatif untuk memperoleh produk dengan karateristik
yang dimaksud antara lain:
1. Kewajiban untuk Mematuhi

Kewajiban untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik persis seperti yang
dinyatakan perusahaan, yang mendorong konsumen untuk membuat kontrak dengan
sukarela dan yang membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang disetujui akan
dibelinya.
2. Kewajiban untuk Mengungkapkan

Penjual yang akan membuat perjanjian dengan konsumen untuk mengungkapkan dengan tepat apa
yang akan dibeli konsumen dan apa saja syarat penjualannya. Ini berarti bahwa penjual berkewajiban
memberikan semua fakta pada konsumen tentang produk tersebut yang dianggap berpengaruh
kepada keputusan konsumen untuk membeli.
3. Kewajiban untuk Tidak Memberikan Gambaran yang Salah

Penjual harus menggambarkan produk yang ia tawarkan dengan benar, ia harus membangun
pemahaman yang sama tentang barang yang ia tawarkan di piirun konsumen sebagaimana barang
tersebut adanya. Jangan sampai terjadi Misrepresentasi bersifat koersif yaitu, seseorang yang dengan
sengaja memberikan penjelasan yang salah pada orang lain agar orang tersebut melakukan sesuatu
seperti yang diinginkannya, bukan seperti yang diinginkan orang itu sendiri apabila dia mengetahui
yang sebenarnya.
4. Kewajiban untuk Tidak Memaksa

Penjual berkewajiban untuk tidak memanfaatkan keadaan emosional yang mungkin mendorong
pembeli untuk bertindak secara irasional dan bertentangan dengan kepentingannya, tidak
memanfaatkan ketidaktahuan, ketidakdewasaan, kebodohan, atau faktor lain yang mengurangi atau
menghapuskan kemampuan pembeli untuk menetapkan pilihan secara bebas
5. Bagian Produksi dalam Perusahaan

Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk mengatur
kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan mengatur
kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil produksi pun akan
bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya. Bagian produksi dalam
menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama dengan bagian-bagian lain
seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi.
Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring dan
seirama dan dapat dihindarkan benturan-benturan kepentingan antar bagian dalam perusahaan. Tanpa
adanya perencanaan yang matang. pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan
jeleknya hasil produksi.
Di samping hasil produksi yang harus bagus kualitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan
sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar.
Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini
akan mengakibatkan tingginya harga jual produk. sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen.
Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat terlaksanakan
dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu.
Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi dapat dirumuskan dalam empat
hal yaitu:

 Tepat Jumlah
 Tepat Mutu
 Tepat Waktu
 Tepat Ongkos/Harga
Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa etika diperlukan dalam kegiatan bisnis, Etika
adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salah.
Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barang dengan menggunakan
sumber daya yang ada. Jadi, Etika produksi adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang
menegaskan tentang benar dan salahnya hal-hal yang dilakukan dalam proses produksi atau dalam
proses penambahan nilai guna barang. Tujuan Produksi antara lain sebagai berikut: Memperbanyak
jumlah barang dan jasa, Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi, Memenuhi
kebutuhan sesuai dengan peradaban, dan lain-lain. Etika diperlukan juga dalam organisasi dan
perusahaan karena etika bisnis mampu menunjang bertahannya suatu bisnis, organisasi perusahaan.
Etika pula dapat memberdayakan SDM secara maksimal dalam berbisnis, organisasi perusahaan
dengan diberlakukannya etika-etika dalam berbisnis dan berorganisasi yang baik dan tepat. Selain itu
juga implementasi etika juga dapat dilihat dan fungsi manajemen sumber daya manusia itu sendiri.
Terima kasih!!

Anda mungkin juga menyukai