Anda di halaman 1dari 5

NORMA DAN ETIKA DALAM BAURAN PRODUKSI

Pengertian Etika Produksi


Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar
dan salah. Sedangkan produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai guna barang
dengan menggunakan sumberdaya yang ada. Jadi, Etika Produksi adalah seperangkat
prinsip- prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang benar dan salahnya hal hal yang
dikukan dalam proses produksi atau dalam proses penambahan nilai guna barang. Tujuan
Produksi antara lain:
a. Memperbanyak jumlah barang dan jasa
b. Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi
c. Memenuhi kebutuhan sesuai dengan peradaban
d. Mengganti barang-barang yang rusak atau habis
e. Memenuhi pasar dalam negeri untuk perusahaan dan rumah tangga
f. Memenuhi pasar internasional
g. Meningkatkan kemakmuran
Pentingnya Etika Produksi
Dalam proses produksi, subuah produsen pada hakikatnya tentu akan selalu berusaha
untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak
banyaknya. Dalam upaya produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti mereka akan
melakukan banyak hal untuk memperolehnya. Termasuk mereka bisa melakukan hal hal
yang mengancam keselamataan konsumen. Padahal konsumen dan produsen
bekerjasama. Tanpa konsumen, produsen tidak akan berdaya. Seharunyalah produsen
memeberi perhatian dan menjaga konsumen sebagai tanda terima kasih telah membeli
barang atau menggunakan jasa yang mereka tawarkan. Namun banyak produsen yang
tidak menjalankan hal ini. Produsen lebih mementingkan laba. Seperti banyaknya kasus
kasus yang akhirnya mengancam keselamatan konsumen karena dalam memproduksi,
produsen tidak memperhatikan hal hal buruk yang mungkin terjadi pada konsumen.
Bahkan, konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-hal yang mereka butuhkan, tapi pada
kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak
memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.
Pandangan Kontrak Kewajiban Produsen Terhadap Konsumen
hubungan antara perusahaan dengan konsumen pada dasarnya merupakan hubungan
kontraktual, dan kewajiban moral perusahaan pada konsumen adalah seperti yang
diberikan dalam hubungan kontraktual. Jadi, perusahaan berkewajiban untuk memberikan
produk sesuai dengan karakteristik yang dimaksud dan konsumen memiliki hak korelatif
untuk memperoleh produk dengan karateristik yang dimaksud.
1. Kewajiban untuk Mematuhi
Kewajiban untuk memberikan suatu produk dengan karakteristik persis seperti yang
dinyatakan perusahaan, yang mendorong konsumen untuk membuat kontrak dengan
sukarela dan yang membentuk pemahaman konsumen tentang apa yang disetujui akan
dibelinya. Jadi, pihak penjual berkewajiban memenuhi klaim yang dibuatnya tentang
Produk yang dijual. Tidak seperti Wintherop Laboratories memasarkan produk
penghilang rasa sakit yang oleh perusahaannya diklaim sebagai obat nonaddictive (tidak
menyebabkan ketergantungan). Selanjutnya seorang pasien yang menggunakan produk
tersebut menjadi ketergantungan dan akhirnya meninggal karena over dosis.
2. Kewajiban untuk Mengungkapkan
Penjual yang akan membuat perjanjian dengan konsumen untuk mengungkapkan dengan
tepat apa yang akan dibeli konsumen dan apa saja syarat penjualannya. Ini berarti bahwa
penjual berkewajiban memberikan semua fakta pada konsumen tentang produk tersebut
yag dianggap berpengaruh kepada keputusan konsumen untuk membeli. Contoh, jika
pada sebuah produk yang dibeli konsumen terdapat cacat yang berbahaya atau beresiko
terhadap kesehatan dan keamanan konsumen, maka harus diberitahu.
3. Kewajiban untuk Tidak Memberikan Gambaran yang Salah
Penjual harus menggambarkan produk yang ia tawarkan dengan benar, ia harus
membangun pemahaman yang sama tentang barang yang ia tawarkan di piiran konsumen
sebagaimana barang tersebut adanya. Jangan sampai terjadi Misrepresentasi bersifat
koersif, yaitu, seseorang yang dengan sengaja memberikan penjelasan yang salah pada
orang lain agar orang tersebut melakukan sesuatu seperti yang diinginkannya, bukan
seperti yang diinginkan orang itu sendiri apabila dia mengetahui yang sebenarnya.
Contoh: pembuat perangkat lunak atau perangkat keras computer memasarkan produk
yang mengandung ‘bug’ atau cacat tanpa memberitahu tentang fakta tersebut.
4. Kewajiban untuk Tidak Memaksa
Penjual berkewajiban untuk tidak memanfaatkan keadaan emosional yang mungkin
mendorong pembeli untuk bertindak secara irasional dan bertentangan dengan
kepentingannya, tidak memanfaatkan ketidaktahuan, ketidakdewasaan, kebodohan, atau
faktor lain yang mengurangi atau menghapuskan kemampuan pembeli untuk menetapkan
pilihan secara bebas.
Bagian Produksi dalam Perusahaan
Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk
mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi.
Dengan mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan
hasil produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat
pemakainya. Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi
bersama-sama dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan
serta bagian akuntansi. Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua
bagian dapat berjalan seiring dan seirama dan dapat dihindarkan benturan-benturan
kepentingan antar bagian dalam perusahaan. Tanpa adanya perencanaan yang matang,
pengaturan yang bagus serta pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di
samping hasil produksi yang harus bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar
jangan sampai terjadi hasil produksi bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan
itu terlalu besar. Biaya produksi yang terlalu tinggi akan berakibat harga pokok
produksinya menjadi besar dan hal ini akan mengakibatkan tingginya harga jual produk,
sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen. Inilah yang merupakan tugas dari bagian
produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapatterlaksana dengan baik dengan mengacu pada
pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang harus menjadi arah kerja bagi bagian
produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu:
a. Tepat Jumlah b. Tepat Mutu
b. Tepat Waktu
c. Tepat Ongkos/Harga
Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu
banyak maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan
mengakibatkan bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan
disamping barang tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka
penumpukan tersebut berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti
dan menjadi kurang efektif.
Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai
sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai
“empat tepat”. Adapun tugas tersebut secara garis besarnya dapat kita bagi menjadi
beberapa macam yaitu:
a. Perenganaan Produk
b. Perencanaan Luas Produksi
c. c. Perencanaan Lokasi Pabrik
d. Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
e. Perencanaan Bahan Baku
f. Pengaturan Tenaga Kerja
g. Pengawasan Kwalitas
Proses Produksi Kosmetik yang Baik
Proses Pembuatan Kosmetik yang Baik harus memperhatikan beberapa hal diantaranya
yaitu pemilihan formula, pemilihan metode pembuatan, rencana pembesaran batch, proses
produksi, serta kontrol kualitas.
1. Pemilihan Formula
Mengingat keterbatasan bahan baku, peralatan, serta waktu, sementara cosmetic harus
segera diproduksi untuk mengejar musim, tren, fashion dan lain-lain, kita harus pandai
memilih formulasi agar kosmetik itu dapat segera diproduksi dan dapat memenuhi tujuan
tertentu. Sebelum pemilihan terakhir atas suatu formulasi (setelah melewati percobaan-
percobaan klinis kecil-kecilan atas keamanan formulasi beserta bahan-bahan baku di
dalamnya), kita harus secara realistis yakin bahwa formulasi kita memang akan dapat di
produksi secara besar-besaran dengan menggunakan alat-alat pabrik yang telah ada.
Bahkan pada saat itupun, bahan-bahan baku yang terkandung dalam formulasi itu masih
harus secara kritis diteliti kembali sebelum betul-betul dipilih untuk digunakan.
2. Pemilihan Metode Pembuatan
Tujuan dari proses kosmetik adalah untuk menghasilkan suatu produk yang seragam serta
memiliki keawetan yang panjang, maka pemilihan metode pembuatan yang tepat dengan
menggunakan peralatan yang tersedia itu esensial. Produksi besar-besaranumumnya
didasarkan pada hasil pengamatan produksi percobaan (clinical batch). Selama
pembuatan cilnical batches, perlu dilakukan pengamatan parameter-parameter Kritis yang
mempengaruhi kinerja produk, antara lain:
a. Langkah-langkah kritis dalam metode pembuatan.
b. Sifat-sifat produk yang kritis, seperti viskositas, dll.
c. Bahan-bahan baku inti, seperti surfaktan, lubrikan, bahan pensuspensi, bahan
pembuat gel, atau bahan-bahan alam atau sintetik yang menentukan.
Setelah mengidentifikasi, parameter-parameter kritis tersebut, perlu memilih cara
pembuatan yang paling tepat dan peralatan yang paling cocok agar menghasilkan
produk yang “ideal”. Karena pembesaran produksi dari clinical batchke pilot size
batches dan akhirnya ke produksi besar-besaran mungkin harus
mengkompromikan hal-hal tertentu dalam produksi, diharuskan untuk memilih
metode khusus atau peralatan yang paling memenuhi standar selama
pembuatanclinical batch agar kompromi tersebut tidak terlalu menyimpang.
3. Rencana Pembesaran Batch
Pembesaran produk dari laboratory size bathces (clinical bathces), yang umumnya sampai
25 kg. Ke pilot plant bathces (25-200 kg) disebut scale-upformulasi atau produksi. Untuk
produksi kosmetik yang masih baru, scale-up dapat diselesaikan dalam 2 fase:
a. Pembuatan Clinical Batch
Pengalaman pertama dengan batch ukuran agak besar umumnya ditemui disini. Karena
itu, formulator produk itu sebaiknya hadir menyaksikan pembuatan clinical batch tersebut
untuk menghindari masalah yang mungkin timbul akibat tidak tersedianya metode
pembuatan yang kurang terperinci. Setelah beberapa clinical batch sukses dibuat, suatu
pembuatan umumnya sudah bisa dituliskan dalam format tertulis yang dapat dengan
mudah dilanjutkan ke produksi pilot plant batches.
b. Pembuatan Pilot Plant Batch
Umumnya pembuatan batch dalam fase pilot plant batches disarankan untuk dilanjutkan
sebelum tes keamanan klinis fase III mulai dilakukan untuk produk hasil metode
pembuatan pilihan terakhir. Kebutuhan produksi untuk tes klinis demikian umumnya
membutuhkan batches ukuran agak besar (200 kg).
Penelitian terhadap produksi pilot plant juga disebut penelitian perkembangan proses
yang diadakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok berikut dan untuk
mengidentifikasi langkah-langkah inti dalam proses pembuatan yang perlu disahkan atau
ditolak:
a. Formulasi itu bisa diproduksi lebih banyak atau tidak
b. Apakah metode produksi itu sesuai dengan kemempuan produk yang diharapkan dan
dengan peralatan yang ada
c. Apakah diperlukan peralatan baru atau pabrik ketiga
d. Apakah langkah-langkah pokok proses pembutan telah teridentifProduk
e. Apakah studi untuk validitas telah didesain dengan baik
Penelitian terhadap produksi pilot plant perlu diarahkan untuk dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut secara memuaskan. Jika timbul pertanyaan apakah produk itu
fleksible untuk diproduksi, maka sebaiknya produk itu diproduksi dengan menggunakan
peralatan dan ukuran batch yang akan dipakai secara rutin.
Puncak kegiatan scale-up biasanya berupa produksi yang memuaskan dalam bentuk
production demonstration batch yang kemudian digunakan untuk mengisi kebutuhan
packaging demonstration run yang menghasilkan produk akhir yang telah dikemas. Study
validasi biasanya dijalankan selama pembuatan production demonstration batch dan
packaging demonstration run.
4. Proses Produksi
Produk kosmetik dibuat di dalam batch, di bawah pengawasan pengaturan
Pemerintah, yaitu Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) atau Good
Manufacturing Practices (GMP) di A.S.. Peralatan yang digunakan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: mixing, dispersing, homogenizers, filling
equipment.
5. Kontrol Kualitas
Fungsi utama kontrol kualitas atau quality assurance adalah menjamin agar
perusahaan memenuhi standar tertinggi dalam setiap fase produksinya. Faktor-
faktor yang tercakup dalam kontrol kualitas adalah:
a. Personalia
b. Fasilitas
c. Spesifikasi Produk

Anda mungkin juga menyukai