Penulis
Nova Suparmanto
Teknopreneur & Konsultan
Agustus 2018
DAFTAR
ISI
PERENCANAAN PRODUKSI MASAL .............................. 1
2
Yang dimaksud dengan standardisasi adalah penentuan spesifikasi
baik produk, bahan, maupun proses. spesifikasi ini pada akhirnya
menentukan kualitas suatu produk. kualitas menunjukkan atribut
yang melekat pada suatu produk sehingga produk tersebut dikenal
dan memiliki nilai. Atribut atau sifat yang melekat tersebut, misalnya
berupa bentuk, rasa, warna, desain, dan kenyamanan produk.
Standar dan kualitas suatu produk merupakan dua hal yang selalu
berkaitan karena penyesuaian produk dengan standar yang telah
ditetapkan merupakan bagian dari pengendalian kualitas. Tujuan
standardisasi ini selain untuk memuaskan konsumen, juga sekaligus
untuk menekan biaya (efisiensi).
3
Pengendalian kualitas juga dimaksudkan untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi dalam proses produksi. Agar
pengendalian kualitas produk dapat dilakukan dengan baik, pihak
perusahaan perlu menyediakan beberapa komponen berikut.
a. Petugas pengawas kualitas input, proses, dan output.
b. Alat-alat pengukur kualitas dan pedoman kualitas.
c. Tempat pengawasan yang representatif sehingga pengawasan
dapat berjalan sempurna.
d. Batas waktu penyimpanan, baik bahan baku/penolong, bahan
setengah jadi, maupun barang jadi.
e. Jika memungkinkan, pemberian insentif bagi pekerja yang dapat
memenuhi standar kerja yang disyaratkan.
4
Untuk merumuskan pertimbangan tersebut, perlu melibatkan bagian
lain yang ada dalam perusahaan. Misalnya, bagian pemasaran,
bagian teknik, bagian keuangan, dan personalia.
5
PROSES
PRODUKSI
MASAL
6
- Where. Dimana masing-masing operasi dilaksanakan? Apakah
pekerjaan hanya dapat dilakukan pada tempat-tempat tertentu
atau dapat dilakukan di tempat-tempat lain? Dapatkah layout
fasilitas diperbaiki untuk mengurangi jarak angkut?
- When. Kapan setiap operasi dilaksanakan? Apakah ada
penundaan atau kelambatan yang berlebihan? Adakah operasi
yang menciptakan kemacetan?
- How. Bagaimana operasi akan dilakukan? Dapatkah
menggunakan metode-metode atau peralatan yang lebih baik?
7
produk yang akan dihasilkan ditentukan berdasarkan teknologi
yang dimiliki dan dikuasai perusahaan. Dengan perkataan lain,
cara ini dilandasi filosofi untuk "menciptakan kebutuhan
masyarakat". Contoh: Perusahaan T memiliki sumber daya
yang menguasai teknologi produksi pengolahan limbah plastik
menjadi berbagai pot bunga plastik. Perusahaan T
memproduksi berbagai macam pot bunga plastik tanpa
mempertimbangkan bagaimana permintaan pasar terhadap
produk tersebut.
8
permintaan konsumen akan produk tersebut tetap banyak
dan bahkan akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh tidak
adanya perusahaan pesaing yang mampu memenuhi
permintaan pa sar. Ata s dasa r i nformasi i ni pe rusahaa n
akan memproduksi setidaknya sama dengan jumlah
produksi yang lalu atau dapat menambah jumlah produksi.
b. Pertimbangan eksekutif. Pihak eksekutif bertugas
mengatur jalannya perusahaan. Pihak eksekutif memiliki
wawasan luas, termasuk tentang kondisi pasar atau
permintaan masyarakat. Oleh karena itu, pertimbangan
dari pihak eksekutif perusahaan patut dipertimbangkan.
Dengan wawasan yang dimilikinya, pihak eksekutif membuat
perkiraan jumlah produk yang akan dihasilkan.
c. Pertimbangan tenaga ahli. Tenaga ahli memiliki tugas
membuat perkiraan mengenai jumlah produk yang akan
diproduksi. Tenaga ahli akan melakukan berbagai hal,
misalnya melakukan survei ke konsumen atau pasar serta
mencatat fluktuasi penjualan. Data-data yang diperoleh
kemudian dianalisis dan dijadikan pedoman untuk
menentukan jumlah produksi.
9
membuat perkiraan bagi produksi dan penjualan yang
akan datang.
10
b. Berapa keuntungan optimal yang akan diperoleh perusahaan "Dunia
Usaha" apabila memproduksi dengan kombinasi tersebut?
Jawab:
Misalnya, perusahaan akan memproduksi A sebanyak X buah dan D
sebanyak Y buah, maka laba yang diperoleh adalah:
Laba = 12.000 X + 10.000 Y
— Penggunaan bahan baku K 2A + 2D = 100 (persamaan 1)
— Penggunaan bahan baku B 1A + 2D = 70 (persamaan 2)
— Penggunaan bahan baku L : 0,s A + 1D = 40 (persamaan 3)
1) Maka dari persamaan 1 dan 2, diperoleh: 2A + 2D = 100
lA+2D=70(—)
A=30
Untuk menentukan berapa D:
1A + 2D = 70
1 (30) + 2D = 70
2D = 70 — 30
D=20
Dengan demikian kombinasi produksinya adalah 30 unit produk A
(sepatu anak) dan 20 unit produk D (sepatu dewasa).
2) Keuntungan optimal yang diperoleh dengan kombinasi produksi di
atas adalah: (30 x Rp 12.000,00) + (20 x Rp10.000,00) = Rp
560.000,00.
4. PERENCANAAN PRODUK
11
Perusahaan baru memiliki perencanaan produk dan perencanaan
produksi yang berbeda dengan perusahaan yang telah ada.
Perusahaan baru belum memiliki banyak pengalaman mengenai
produk/ jasa yang dihasilkan.
Sukses tidaknya seorang pengusaha dalam kegiatan produksi
sangat bergantung pada pemahamannya mengenai pengendalian
produksi mulai dari perencanaan produksi (pra produksi),
proses produksi, hingga selepas kegiatan produksi selesai (paska
produksi). Proses pengambilan keputusan pengendalian produksi
digambarkan oleh John E. Biegel sebagai berikut.
12
tidak kehilangan kesempatan untuk melayani penjualan karena
kurangnya persediaan bahan baku.
13
Bagi wirausaha, penelitian produk yang dilakukan dibedakan
atas penelitian terhadap proses produksi dan pada produk
yang dihasilkan.
a) Penelitian proses produksi. Penelitian proses produksi
dimaksudkan untuk memperbaiki proses produksi.
Perbaikan dilakukan terhadap produksi yang sedang
berjalan maupun produksi barang baru. Contoh:
penelitian terhadap proses produksi dodol dimaksudkan
agar proses pembuatan dodol berjalan lebih baik sehingga
memenuhi standar produk yang telah ditetapkan.
b) Penelitian produk. Penelitian produk ditujukan untuk
perubahan/perbaikan produk yang sudah ada disesuaikan
dengan selera konsumen. Contoh: penelitian terhadap
produk dodol yang sudah ada. Misalnya dari segi rasa,
dodol tersebut akan divariasikan dengan buah-buahan
tertentu (misalnya dodol rasa strawberry, rasa nangka,
dan sebagainya), atau mengubah ukuran dan kemasan
sesuai dengan selera atau permintaan konsumen.
14
b) Seleksi produk, yaitu memilih gagasan-gagasan yang
terbaik berkaitan dengan pengembangan produk.
Gagasan yang dimanfaatkan adalah gagasan-gagasan
yang tidak akan merugikan perusahaan.
Keterangan:
Pt : Technical probability atau kemungkinan keberhasilan
teknik (0 < Pt < 1)
Pc : Commercial probability atau kemungkinan
keberhasilan komersial (0 < Pc < 1)
AV : Annual Volume, yakni total penjualan produk dalam
unit/ tahun.
p : Profit, yaitu laba yang diperoleh per unit = Hasil —
Biaya (Revenue —Cost).
L : Life, yaitu waktu kehidupan/ tahun.
TDC: Total Development Cost, yaitu jumlah seluruh biaya
pengembangan produk.
15
PM : Profit Margin, yaitu margin laba yang diproyeksikan
atau tingkat laba yang diinginkan.
TC Total Cost, yaitu total biaya pengembangan produk.
Kriteria:
Bila ROI > Tingkat bunga umum (r) berarti gagasan
memiliki kelayakan finansial.
Bila ROI < Tingkat bunga umum (r) berarti gagasan tidak
memiliki kelayakan finansial.
Contoh:
Perusahaan PT. PMCT dalam setahun berharap
memperoleh laba sebesar Rp25.000.000,00 dengan biaya
operasional sebesar Rp10.000.000,00 dan tingkat bunga
bank 15 %. Dengan menggunakan rumus ROI yang
sederhana, diperoleh:
b) Kesesuaian operasi
Bagi perusahaan yang telah berproduksi, suatu gagasan
yang memiliki kelayakan finansial bukan berarti dapat
langsung dikembangkan. Apabila operasi dari produk
yang akan dikembangkan berbeda dengan produk yang
sudah ada, perusahaan harus bersiap mengadakan
perubahan.
16
Misalnya, mengubah layout line produksi dan menambah
biaya produksi. Oleh karena itu, pengembangan suatu
gagasan tidak hanya ditentukan oleh kelayakan finansial
melainkan juga ditentukan oleh kesesuaian operasi.
c) Potensi pasar
Pengembangan suatu produk ditentukan pula oleh potensi
pasar dari produk tersebut. Apabila potensi pasarnya
belum jelas, pengembangan produk tersebut perlu
dipertimbangkan masak-masak.
Dalam mengembangkan produk, Anda harus
memerhatikan beberapa faktor berikut.
o Persaingan. Apakah perusahaan pesaing telah
melakukan pengembangan produknya? Kalau iya,
bagaimana bentuk pengembangan produknya?
o Persediaan bahan, baik bahan baku maupun bahan
penolong. Apakah bahan baku dan bahan penolong
tersedia dalam jumlah yang cukup untuk jangka
panjang?
o Kualitas produk yang diinginkan. Apakah perusahaan
akan mempertahankan kualitas produk atau akan
memperbaiki kualitasnya?
o Risiko teknik. Apakah dengan pengembangan produk
yang direncanakan berakibat pada proses secara
teknis, misalnya perlunya mesin atau peralatan yang
baru dan tenaga ahli yang baru?
o Volume penjualan yang diharapkan. Apakah dengan
pengembangan produk dapat meningkatkan volume
penjualan?
17
o Strategi perusahaan. Apakah perusahaan telah slap
dengan strategi tertentu guna mengembangkan
produk dan mempromosikannya? Bagaimana bentuk
strategi pemasaran yang tepat?
18
Misalnya:
• Semula hanya menghasilkan produk jasa angkutan,
sekarang ditambah dengan produk jasa cuci mobil/
motor.
• Dari menghasilkan mesin pemotong rumput,
dikembangkan dengan menghasilkan mesin
penggiling rumput untuk makanan ternak.
19
sebelum diproduksi, perlu dibuat prototipe baru untuk
diuji kembali. Pengujian ulang dilakukan sampai produk
tersebut lolos uji secara teknik maupun potensi pasar.
20
c. Dispaching, yaitu tahap menetapkan dan menentukan
proses pemberian perintah untuk mulai melakukan
kegiatan proses produksi sesuai dengan routing dan
scheduling.
d. Follow-up, yaitu tahap menetapkan dan menentukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan
mengkoordinasi seluruh perencanaan kegiatan proses
produksi.
21
salah satu antara proses produksi atas dasar pesanan (job
order) dan produksi massal (mass production).
22
Jika perusahaan menggunakan proses produksi
massal maka jenis maupun jumlah produksi tidak
didasarkan atas pesanan, melainkan atas keputusan
perusahaan. Biasanya keputusan diambil berdasarkan
pertimbangan volume produksi dan volume penjualan
sebelumnya, atau atas dasar pertimbangan pihak-
pihak tertentu (misalnya tenaga penjual, manajemen
perusahaan, atau pihak lainnya).
23
penjualan, yaitu perkiraan tentang penjualan barang hasil
produksi pada masa yang akan datang.
Perusahaan dapat memilih kombinasi dari kedua proses
produksi tersebut. Di samping menjalankan proses
produksi massal pada lini produk tertentu, perusahaan
juga menerima pesanan khusus (job order) untuk lini
produk lainnya. Ini biasa dilakukan oleh perusahaan yang
telah memiliki pengalaman produksi dan penjualan.
sebaliknya, perusahaan yang baru masih sulit melakukan
produksi atas dasar pesanan karena belum dikenal luas.
Contoh:
Perusahaan konveksi MORO memproduksi secara massal
kemeja pria dewasa dengan ukuran umum s, M, dan L.
Karena sudah dikenal luas, perusahaan juga
memproduksi kemeja atas dasar pesanan. Mereka
membuat kemeja dengan desain khusus sesuai
permintaan konsumen, serta kemeja dengan ukuran
ekstra.
24
(2) Kegunaan produk: apakah termasuk barang konsumsi
(consumer's goods) atau barang produksi (producer's
goods).
(3) Pembiayaan: apakah produk tersebut tergantung
pada biaya satuan atau biaya total.
(4) Sifat permintaan: apakah produk tersebut diproduksi
atas permintaan musiman atau rutin.
c) Pola/Kebijakan Produksi
Pola produksi berkaitan dengan pendistribusian produksi
untuk masa produksi tertentu (biasanya satu tahun) ke
dalam periode yang lebih kecil (misalnya tengah tahunan,
triwulan atau bulanan). Pola produksi diperlukan
perusahaan karena mereka Bering mengalami
fluktuasi penjualan produk. Akibatnya, terjadilah
fluktuasi persediaan awal dan persediaan akhir produk.
25
Contoh:
- Jumlah produksi setiap bulan sebanyak 1.500 unit.
- Misalnya, bulan Juni terjual sebanyak 1.350 unit,
berarti perusahaan memiliki persediaan sebanyak
150 unit.
- Bulan Juli perusahaan mampu menjual sebanyak
1.600 unit, padahal perusahaan
hanya memproduksi sebanyak 1.500 unit.
kekurangan barang produksi ditutup atau dipenuhi
dari persediaan bulan sebelumnya (150 unit).
Berarti perusahaan masih memiliki
persediaan sebanyak 50 unit.
26
- Bulan Juni diperkirakan penjualan sebanyak
1.800 unit maka perusahaan akan mempro-
duksi sebanyak 1.800 unit.
- Bulan Juli diperkirakan penjualan sebanyak 1.600
unit maka perusahaan akan memproduksi
sebanyak 1.600 unit.
- Dengan demikian, persediaan akan relatif stabil =
100 unit.
27
Dari ketiga pola atau kebijakan produksi di atas, pola
produksi konstan dianggap lebih unggul. Pola produksi
konstan memiliki tiga keuntungan sebagai berikut.
a) Penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik
- Mengurangi kapasitas yang diperlukan pada musim
ramai.
- Menghinclari kapasitas menganggur pada saat
musim sepi.
b) Stabilitas tenaga kerja
- Memperbaiki moral dan efisiensi tenaga kerja
- Mengurangi perputaran tenaga kerja
- Menarik tenaga kerja yang lebih terampil dan
berpengalaman
- Mengurangi biaya latihan tenaga kerja baru
c) Pembelian bahan baku yang lebih ekonomis sebagai
akibat dari:
- Tersedianya bahan baku -secara merata.
- Diperolehnya potongan pembelian.
- Kebutuhan modal yang merata.
- Penyederhanaan masalah penyimpanan.
- Mengurangi risiko persediaan.
28
d) Proses Produksi Atas Dasar Karakteristik Aliran
Prosesnya
a. Aliran Garis/ Repetitive Process
Proses produksi dengan aliran yang selalu tetap
dari input sampai dengan output. Perhatikan bagan
berikut. Apabila dikaitkan dengan perencanaan tata
letak (layout) tampaklah bahwa aliran garis ini
timbul sebagai konsekuensi dari tata letak produk
yang menyerupai garis. Contoh: produksi mi instan
dan Surat kabar.
b. Aliran Intermiten
Yaitu proses produksi dengan kumpulan/kelompok
produk yang sejenis dan dengan waktu yang
terputus-putus. Apabila dikaitkan dengan
perencanaan tata letak (layout) tampaklah bahwa
aliran proses intermiten ini timbul sebagai
konsekuensi dari tata letak fungsional. Proses
produksi tidak harus berlangsung terus-menerus
dan semua peralatan sejenis diletakkan
dalam sebuah departemen atau ruangan yang sama.
Contoh: produksi furnitur dan kerajinan lainnya.
c. Aliran Proyek
Yaitu proses produksi dengan pesanan khusus/
unik. Apabila dikaitkan dengan perencanaan tata
letak (layout), tampak bahwa aliran proses proyek
ini timbul sebagai konsekuensi dari tata letak posisi
tetap. Contoh dari aliran proyek ini antara lain
industri pesawat terbang, kapal, kereta api,
pembuatan jembatan dan gedung.
29
PERAKITAN
PRODUK/JASA
30
Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan
proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan (frais,
bubut, bor, dan gerinda) dan pengelasan yang sebagian
pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara
dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.
2. METODE PERAKITAN
Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan
cara otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan,
pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian
proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada
setiap produk dengan bentuk yang standar.
31
b. Perakitan dengan pemilihan.
Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-
komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang
pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-
batasan ukuran.
c. Perakitan secara individual.
Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat
kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya.
karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung
bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang
berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu,
kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan
yang diambil dari komponen yang pertama.
32
Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis
produk yang akan dilakukan perakitan yaitu;
a. Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan
dengan produk hanya satu jenis saja
b. Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila
perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan
ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk
elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.
4. PENGUJIAN PRODUK/JASA
Tujuan tahap ini adalah untuk:
a. memberikan penilaian yang lebih rinci mengenai peluang
sukses produk baru,
b. mengidentifikasi penyesuaian-penyesuaian akhir yang
dibutuhkan untuk produk, dan
c. menetapkan elemen-elemen penting dalam program
pemasaran yang akan digunakan untuk memperkenalkan
produk di pasar.
33
b. Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and
satisfaction testing) yang digunakan untuk menetapkan
elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana
pemasaran dan untuk membuat ramalan penjualan awal dari
produk baru. Secara umum ada dua cara utama untuk
keperluan tipe pengujian ini.
- Pendekatan pertama adalah meminta konsumen untuk
memakai suatu produk selama jangka waktu tertentu, lalu
kemudian mereka diminta untuk menjawab sejumlah
pertanyaan berkaitan dengan preferensi dan kepuasan
mereka.
- Pendekatan kedua adalah melakukan “blind test”
sedemikian rupa sehingga konsumen membandingkan
berbagai alternatif produk tanpa, mengetahui nama merek
atau produsennya. Tujuan dan metode pengujian preferensi
dan kepuasan.
c. Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau
laboratory test markets), merupakan prosedur riset
pemasaran yang dirancang untuk memberikan gambaran yang
cepat dan murah mengenai pangsa pasar yang dapat
diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat
digunakan adalah BASES, ASSESSOR, LITMUS, dan
DESIGNOR.
d. Pengujian pasar (test markets)
Dalam uji pasar, perusahaan menawarkan suatu produk untuk
dijual di wilayah pasar yang terbatas yang sedapat mungkin
mewakili keseluruhan pasar di mana produk tersebut nantinya
akan dijual. Keputusan untuk melakukan pengujian pasar atau
tidak ditentukan oleh sejumlah faktor.
34
REFERENSI
35