(PRODUKSI)
Pengertian Produksi – Bahan skin care dan make up yang sering digunakan oleh kaum hawa merupakan
produk yang ada karena proses produksi. Begitu pula juga dengan parfum, susu, nasi, piring, dan semua yang
ada di rumah kita merupakan hasil dari produksi. Tanpa produksi tidak akan barang-barang tersebut. Apa
akibatnya jika tidak ada hasil olahan produksi? kali ini tiba saatnya kita membahas tentang produksi secara
detail. Yuk kita simak.
Daftar Isi
1. Pengertian Produksi
2. Fungsi Produksi
a. Perencanaan
1) Kualitas produk
2) Biaya produk
3) Waktu pengembangan produk
4) Biaya pengembangan produk
5) Kapabilitas pengembangan
b. Pengolahan
c. Pengendalian dan Perawatan
d. Jasa penunjang
3. Tujuan Produksi
a. Memenuhi kebutuhan konsumen
b. Memperoleh keuntungan
c. Menghasilkan barang setengah jadi
d. Menjadi stimulan tumbuhnya usaha produksi lain
e. Mengurangi angka pengangguran
f. Meningkatkan penghasilan masyarakat dan negara
g. Menjadikan produksi Indonesia dikenal di dunia internasional
4. Jenis-jenis Produksi
a. Berdasarkan produk yang dihasilkan
1) Produksi Ekstraktif
2) Produk Agraris
3) Produksi Industri
4) Produksi Perdagangan
5) Produksi Jasa
b. Berdasarkan jangka waktu dan prosesnya
1) Produksi berjangka pendek
2) Produksi berjangka panjang
3) Produksi terus-menerus atau berkelanjutan
4) Produksi berselingan
5. Tahapan Produksi
6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi
a. Sumber daya alam (SDA)
b. Sumber daya manusia (SDM)
1) Tenaga kerja terdidik
2) Tenaga kerja terampil
3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
c. Sumber Daya Modal
d. Keahlian
1. Pengertian Produksi
Jika tidak ada proses produksi, nasi yang setiap hari kita makan hanya akan menjadi padi di sawah.
Jika tidak ada proses produksi, maka baju yang kita kenakan hanya akan tetap menjadi kapas atau bambu.
Tidak akan ada mobil dan sepeda motor yang lalu lalang di sekitar kita tanpa pengolahan besi dan logam
lainnya.
Dengan demikian, produksi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan atau menambah
nilai guna dari barang atau jasa. Jika pertambahan nilai guna dilakukan tanpa merubah bentuk produk,
maka disebut sebagai produksi jasa seperti jasa konseling, jasa les pelajaran, jasa konsultan keuangan,
dan sebagainya. Sementara pertambahan nilai guna yang diikuti dengan perubahan bentuk produk disebut
produksi barang. Contoh produksi barang adalah sebagai berikut membangun rumah, membuat sepatu,
memasak nasi, dan lain-lainnya.
Dengan demikian, produksi mempunyai dua nilai pokok. Yang pertama untuk menciptakan nilai guna
barang atau jasa. Kedua, menambah nilai guna barang atau jasa.
Barang atau jasa hasil produksi ada yang bisa digunakan secara langsung maupun tidak langsung.
Biasanya hasil produksi yang tidak bisa langsung digunakan diolah lagi untuk menjadi produk lain yang
memiliki nilai lebih tinggi.
Pada hakikatnya, produksi adalah proses penciptaan ada penambahan nilai guna dari barang atau
jasa bentuk yang diikuti oleh penambahan manfaat, bentuk, waktu, tempat atas faktor-faktor produksi
sehingga dari produksi tersebut memiliki kemampuan lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan pemakainya.
Pada umumnya, produksi dari sudut pandang perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan
yang maksimal. Oleh karena itu, sebelum produksi dilakukan, perlu dilakukan persiapan dan manajemen
yang cermat.
2. Fungsi Produksi
Dari penjelasan di atas, kegiatan produksi memiliki fungsi yang sangat penting. Berikut ini merupakan
fungsi-fungsi produksi:
a. Perencanaan
Perencanaan pada produksi dapat diartikan sebagai melaksanakan kegiatan produksi barang atau
jasa pada waktu tertentu yang disesuaikan dengan forecast yang telah disusun.
Penyusunan forecast tersebut dilakukan dengan sistem yang terorganisir mulai dari sumber daya
manusia, bahan baku, ketersediaan ruang pada gudang, alat, dan lain-lain.
Perencanaan produksi mempengaruhi besarnya keuntungan yang dicapai oleh sebuah
perusahaan. Karena perencanaan yang baik dapat memperkirakan produksi yang kualitas dan
kuantitasnya tepat dan menjamin keberadaan stock. Tidak kurang dan tidak lebih terlalu
banyak. Stock kurang bisa mengakibatkan konsumen beralih ke produk lain yang sejenis karena
kehabisan. Sementara kelebihan stock berisiko kadaluarsa sementara barang belum terjual habis.
Bisa disimpulkan, perencanaan produksi dilakukan agar perusahaan dapat bekerja secara efektif
dan efisien sehingga dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. Karena forecast tersebut
disesuaikan dengan permintaan pasar, maka diharapkan perencanaan dapat menjadikan kinerja
perusahaan lebih baik.
Perencanaan produksi perlu mempengaruhi beberapa faktor di bawah ini, yaitu:
1) Kualitas produk
Kualitas produk sangat perlu untuk direncanakan dengan baik, baik dari siapa pasar yang dituju,
keeksklusifannya (premium, medium, atau ekonomis), dan harganya. Karena setiap segmen
pasar memiliki standar kualitas yang berbeda.
2) Biaya produk
Biaya produksi meliputi bahan, alat, tenaga kerja, dan semua yang terlibat dalam produksi pasti
memerlukan biaya. Hal ini harus dimasukkan ke dalam perencanaan produksi agar tidak rugi
(biaya produksi lebih besar dari harga jual).
3) Waktu pengembangan produk
Di awal meluncurkan produk tidak serta merta perusahaan langsung mendapatkan untung.
Terkadang perlu beberapa waktu untuk mencapai balik modal atau yang kita kenal dengan
istilah break event point. Poin ini juga mengisyaratkan ketanggapan perusahaan dalam
mengikuti perkembangan teknologi.
4) Biaya pengembangan produk
Sebuah perusahaan yang tidak melakukan inovasi produk bisa saja mengalami kebangkrutan.
Hal ini sudah banyak tertulis di dalam sejarah. Perusahaan yang dulunya menjadi raksasa
merasa akan menjadi penguasa pasar selamanya sementara dia tidak melakukan inovasi. Pada
akhirnya mereka dikalahkan oleh bisnis-bisnis kecil yang tidak henti melakukan inovasi.
Oleh karena itu, pengembangan produk dilakukan, di antaranya melakukan survei pasar, riset,
dan pengujian. Tentunya hal ini membutuhkan biaya.
5) Kapabilitas pengembangan
Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dimiliki perusahaan untuk mengembangkan
produk.
b. Pengolahan
Pengolahan dalam kegiatan produksi merupakan sebuah fase di mana bahan baku diolah menjadi
barang mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi.
c. Pengendalian dan Perawatan
Pengendalian dan perawatan di sini berfungsi untuk mengevaluasi dan mengawasi jalannya produksi
agar sesuai dengan perencanaan. Di dalam perusahaan, penting sekali untuk melakukan pembagian
tugas antara perencana, pelaksana, dan pengawas agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar
perusahaan.
d. Jasa penunjang
Fungsi ini untuk meningkatkan cara kerja produksi. Terkadang proses produksi begitu lamban, gemuk,
dan ribet. Tidak jarang ada metode yang lebih efektif dan efisien dan jasa penunjang berfungsi untuk
itu.
3. Tujuan Produksi
Pentingnya kegiatan produksi bukan tanpa tujuan. Produksi memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Memenuhi kebutuhan konsumen
Masyarakat memiliki beragam kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan yang tidak terpenuhi, Mulai
dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier, dapat menjadikan kehidupan manusia tidak
seimbang.
Pakaian, makanan dan minuman, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, informasi, komunikasi, gaya
hidup, dan lain sebagainya merupakan contoh konkret dari kebutuhan manusia. Oleh karena itu,
produsen memproduksi produk-produk yang dibutuhkan oleh konsumen tersebut dengan cara
menciptakan nilai guna atau menambahkan nilai guna.
b. Memperoleh keuntungan
Bagi produsen, produksi bertujuan agar perusahaan mendapatkan keuntungan. Dengan menciptakan
atau memberikan nilai guna pada sebuah produk, produsen dapat mengambil selisih dari harga jual
dan biaya produksi.
Produk yang dikonsumsi oleh masyarakat dibeli dan produsen mendapatkan pemasukan. Semakin
baik perencanaan produksinya, semakin besar keuntungan yang didapatkan.
c. Menghasilkan barang setengah jadi
Barang setengah jadi yang diproduksi perlu diolah lebih lanjut sampai dapat dikonsumsi langsung oleh
masyarakat.
d. Menjadi stimulan tumbuhnya usaha produksi lain
Adanya produksi suatu produk dapat memicu muncul usaha produk lain yang berkaitan. Misalnya
institusi pendidikan tinggi sebagai produsen jasa pendidikan. Di area dekat kampus tersebut akan
muncul usaha kos-kosan, usaha warung makan dan jajanan, pelayanan kesehatan, minimarket, pasar
tradisional, angkutan, jasa terjemah, dan sebagainya.
e. Mengurangi angka pengangguran
Proses produksi perusahaan mulai dari skala kecil dan menengah tidak mungkin dilakukan seorang
diri oleh owner-nya. Bagaimanapun ingin menekan biaya produksi memerlukan bantuan orang lain.
Oleh karena itu, dibutuhkan karyawan dengan cara melakukan perekrutan. Dari rekrutmen ini
menambah angka pekerja di Indonesia dan mengurangi angka pengangguran. Semakin besar
perusahaan, semakin besar menyerap tenaga kerja.
f. Meningkatkan penghasilan masyarakat dan negara
Berkurangnya pengangguran tentu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak
masyarakat yang sejahtera, semakin banyak masyarakat membelanjakan keuangannya untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman, berwisata, dan membayar pajak. Dengan demikian, semakin
lancar pergerakan ekonomi negara dan pendapatan negara pun naik.
g. Menjadikan produksi Indonesia dikenal di dunia internasional
Kegiatan produksi seringkali tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal atau domestik.
Tidak jarang pasar luar negeri juga membutuhkan produk-produk yang dihasilkan oleh produsen
Indonesia. Sebut saja sambal pecel, kerupuk, arang batok kelapa, sabut kelapa, furniture, rempah-
rempah, dan lain-lain.
4. Jenis-jenis Produksi
a. Berdasarkan produk yang dihasilkan
Produksi terbagi menjadi beberapa jenis di bawah ini, yaitu:
1) Produksi Ekstraktif
Produksi ini melakukan eksplorasi sumber daya alam tanpa mengubah sifat dan bentuk apapun.
Hasil ekstraksi kemudian diserahkan kepada perusahaan lain untuk diolah lebih lanjut menjadi
barang baru yang memiliki nilai guna lebih tinggi.
Contoh: penambangan bahan tambang, penangkapan ikan di laut, dan pengeboran minyak bumi.
2) Produk Agraris
Produksi jenis ini mengolah alam dan memanfaatkan tanah agar dapat menghasilkan sumber daya
alam yang berupa barang setengah jadi atau barang jadi. Hal ini tidak hanya mencakup pertanian
saja, namun juga peternakan.
Contoh: padi, sayur-sayuran, buah-buahan, susu, telur, jagung, dan lain-lain.
3) Produksi Industri
Produksi jenis ini mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Produksi jenis ini menambah nilai guna agar dapat dimanfaatkan oleh manusia dengan
pemanfaatan yang lebih baik lagi.
Contoh: pakaian, sepeda motor, mobil, pesawat terbang, pakan ternak, obat, alat kesehatan,
makanan dan minuman, jilbab, mesin, alat elektronik, dan lain-lain.
4) Produksi Perdagangan
Produksi jenis ini bergerak dengan menghubungkan antara produsen dengan konsumen agar
barang yang diproduksi dapat beredar luas di pasaran. Penyaluran barang dari produsen ke
konsumen terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:
a) Langsung dari produsen ke konsumen
Perdagangan yang langsung dilakukan sendiri oleh produsen. Biasanya produksi seperti ini
dilakukan oleh pengusaha-pengusaha skala kecil atau perusahaan besar yang memiliki sistem
marketing retail.
Contoh: pembuat pentol menjual langsung ke konsumen bakso.
b) Semi langsung
Perdagangan ini melalui perantara. Konsumen membeli barang tidak langsung ke produsen,
melainkan ke pedagang eceran. Jadi, produsen menjual barang ke pedagang eceran.
Contoh: reseller, warung, toko, minimarket, dan supermarket.
c) Tidak langsung
Perdagangan ini dilakukan dengan urutan produsen- pedagang grosir/agen/ distributor-
pedagang eceran- konsumen.
5) Produksi Jasa
Produksi jasa merupakan produksi yang menghasilkan produk bukan berupa barang, namun
berupa jasa. Dalam melakukan produksi ini dibutuhkan keahlian tertentu. Hasil dari produksi jasa
berwujud tidak konkret, tidak kasat mata, dan tidak bisa dipegang, namun keberadaannya dapat
dirasakan manfaatnya.
Contoh: jasa konseling, jasa keuangan, jasa pendidikan, transportasi, dan lain-lain.
b. Berdasarkan jangka waktu dan prosesnya
Produksi dapat dibedakan menjadi:
1) Produksi berjangka pendek
Merupakan produksi yang prosesnya berlangsung cepat dan dinikmati segera oleh konsumen.
Jenis produksi ini merupakan jenis produksi yang pertama kali muncul di Indonesia. Hasil dari
produksi berjangka pendek mudah ditemukan dan sifatnya sangat mendasar. Sebut saja jajanan
pasar, nasi pecel, dan sate adalah contoh-contoh dari produksi berjangka pendek.
2) Produksi berjangka panjang
Dari judulnya sudah dapat kita tebak bahwa produksi jangka panjang membutuhkan waktu yang
panjang agar produk dapat dinikmati atau dimanfaatkan oleh konsumen. Proses produksinya pun
tidak sesederhana produksi jangka pendek. Budidaya ikan lele, pembangunan rumah, budidaya
lobster merupakan beberapa contoh dari produksi berjangka panjang.
3) Produksi terus-menerus atau berkelanjutan
Dalam prosesnya menghasilkan produk, proses dan waktu yang dibutuhkan memerlukan
kelanjutan yang kontinu. Dalam proses, produksi jenis ini menggabungkan bahan lain atau alat
lainnya agar hasil produksi dapat terselesaikan. Pembuatan gula, karet, mie kering, merupakan
beberapa contoh dari produksi jenis ini.
4) Produksi berselingan
Produksi ini menggunakan beberapa bahan baku yang kemudian digabungkan agar menghasilkan
barang baru. Contoh: sepeda motor, pesawat terbang, mesin, dan lain-lain.
5. Tahapan Produksi
Ada beberapa tahapan yang perlu dilewati dalam melakukan produksi (terutama barang), yaitu:
a. Konsep produk
b. Riset
c. Pembuatan dan pengembangan desain produk
d. Fiksasi desain
e. Pembuatan prototype
f. Uji dan validasi prototype
g. Produksi massal
h. Perakitan
i. Feedback dan pengujian
j. Pengembangan produk
k. Produk akhir
6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi
Produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci yang mempengaruhi kualitas dan kuantitasnya. Faktor-
faktor ini penting untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan perusahaan. Faktor-faktor
tersebut bisa kita pelajari di bawah ini.
a. Sumber daya alam (SDA)
Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang terdapat di alam dan manusia data
memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam menjadi faktor penting
dalam produksi karena ketersediaannya mempengaruhi jalannya produksi. Sumber daya alam yang
tidak mendukung kebutuhan perusahaan akan membuat biaya produksi naik dan hal tersebut
mengakibatkan harga jual tinggi dan tidak kompetitif.
Misalkan pabrik pengolahan tambang biasanya tidak jauh letaknya dari pusat penambangan.
Pengolahan kayu biasanya tidak jauh dari hutan. Contoh sumber daya alam seperti air, udara, hewan,
tumbuhan, tambang, minyak bumi, dan gas bumi.
b. Sumber daya manusia (SDM)
SDM memegang peranan penting dalam sebuah unit usaha. Produksi tidak akan berhasil jika tidak
didukung oleh SDM yang memiliki skill. Meskipun SDA melimpah tetapi SDM yang ada tidak
mempunyai kemampuan untuk mengolahnya, maka SDA tersebut tidak akan termanfaatkan dengan
optimal.
Oleh karena itu, sebelum melakukan produksi, memastikan kemampuan SDM perusahaan
merupakan hal yang penting. SDM yang ditempatkan pada bidang keahliannya akan membantu
kinerja perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Berdasarkan kualitasnya, SDM dapat terbagi menjadi beberapa kelompok, yakni
▪ Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja yang memiliki pendidikan formal dan resmi dalam melakukan pekerjaannya.
Contoh: dokter, perawat, apoteker, arsitek, dan dosen.
▪ Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja yang memiliki keterampilan tertentu dalam melakukan pekerjaannya.
Keterampilan yang dimiliki ini didapatkan dari seringnya berlatih dan mengasah kemampuan.
Tenaga kerja terampil tidak harus melalui pendidikan formal dalam menjalankan
pekerjaannya. Contoh: penjahit, chef, dan supir.
▪ Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja yang selama melaksanakan pekerjaannya tidak harus melalui pendidikan
formal dan harus memiliki keterampilan tertentu. Contoh: asisten rumah tangga dan petugas
kebersihan.
c. Sumber Daya Modal
Untuk menjalankan unit bisnis, modal adalah hal yang mutlak harus dimiliki oleh produsen. Modal
tidak harus selalu berupa uang, namun juga bisa berupa gedung, surat berharga hak paten,
ketrampilan, kendaraan, mesin, dan bangunan.
d. Keahlian
Agar produksi berjalan lancar seseorang diharuskan memiliki keahlian. Setidaknya perusahaan yang
akan melakukan proses produksi perlu memiliki keahlian dalam perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating), dan pengawasan (controlling).
KEGIATAN EKONOMI
(DISTRIBUSI)
Distribusi – Kamu pasti pernah melihat atau bahkan bertemu dengan seseorang yang membawa suatu produk
tertentu, kemudian seseorang tersebut menawarkan ke kamu atau orang lain. Nah hal yang dilakukan oleh
seseorang tersebut adalah kegiatan distribusi.
Istilah distribusi telah menjadi bagian dari kegiatan ekonomi terutama di bagian pemasaran. Pengetahuan
mengenai sistem distribusi perlu dipelajari bagi kamu yang mempunyai keinginan untuk menjadi seorang
pebisnis.
Lalu, apakah kegiatan distribusi tersebut? Mengapa sistem distribusi penting dalam pemasaran suatu produk?
Yuk simak penjelasan berikut!
Daftar Isi
1. Pengertian Distribusi
2. Jenis Saluran Distribusi
a. Distribusi Langsung
b. Distribusi Semi Langsung
c. Distribusi Tidak Langsung
d. Pedagang
e. Perantara Khusus
3. Tujuan Distribusi
4. Fungsi atau Tugas Pokok Distribusi
a. Pengangkutan (Transportasi)
b. Penjualan (Selling)
c. Pembelian (Buying)
d. Penyimpanan (Storing)
e. Pembakuan Standar Kualitas Barang
f. Penanggung Risiko
5. Faktor Pengaruh Kegiatan Distribusi
a. Faktor Pasar
b. Faktor Barang
c. Faktor Perusahaan
d. Faktor Kebiasaan dalam Pembelian
6. Strategi Distribusi
a. Strategi Distribusi Intensif
b. Strategi Distribusi Selektif
c. Strategi Distribusi Eksklusif
7. Konflik Saluran Distribusi
a. Konflik Horizontal
b. Konflik Vertikal
1. Pengertian Distribusi
Menurut Oentoro (2010), distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dari produsen sampai ke tangan konsumen, sehingga penggunaannya
sesuai dengan jenis, jumlah, harga, tempat, dan waktu yang dibutuhkan.
Lalu, menurut Basu Swastha, distribusi memiliki definisi berupa saluran pemasaran yang dipakai oleh
pembuat produk untuk mengirimkan produknya ke industri atau konsumen. Lembaga yang “hidup” dalam
saluran distribusi adalah produsen, konsumen, dan distributor.
Kemudian, menurut Assauri, distributor merupakan kegiatan memindahkan produk dari sumber ke
tangan konsumen akhir dengan saluran distribusi pada waktu yang tepat.
Sementara itu, menurut Soekartawi, kegiatan distributor menjadi aktivitas penyaluran atau pengiriman
barang dan jasa supaya dapat sampai ke tangan konsumen.
Sehingga dapat disebut bahwa kegiatan distribusi sangat diperlukan supaya produk dapat sampai ke
tangan konsumen yang membutuhkan.
Orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut dengan distributor.
Dalam kegiatan distribusi, terdapat aspek fisik dan non fisik supaya alur pemasarannya lancar. Aspek
fisik berkaitan dengan lokasi pemindahan atau penyaluran produk. Sementara aspek non fisik berkaitan
dengan pengetahuan penjual (produsen) mengenai apa yang diinginkan oleh konsumen dan konsumen juga
harus mengetahui produk apa yang dijual oleh produsen.
3. Tujuan Distribusi
a. Menjamin keberlangsungan produksinya suatu produk
b. Mengirimkan produk atau jasa tertentu ke tangan konsumen
c. Menjaga sistem ekonomi dan bisnis
6. Strategi Distribusi
Menurut Oentoro, supaya mendapatkan keuntungan yang maksimal, maka membutuhkan strategi
distribusi yang tepat supaya produk dapat sampai ke tangan konsumen. Ada beberapa metode atau
strategi distribusi supaya produk dapat tersalurkan dengan tepat, yakni:
a. Strategi Distribusi Intensif
Dalam strategi ini akan menempatkan produk pada pengecer (retailer) serta beberapa distributor di
berbagai tempat. Strategi ini cocok diterapkan dalam produk-produk kebutuhan sehari-hari, seperti
sembako, sabun, rokok, dan lain-lain.
b. Strategi Distribusi Selektif
Dalam strategi ini akan menyalurkan suatu produk ke daerah pemasaran tertentu dengan memilih
beberapa distributor atau pengecer. Sehingga akan muncul persaingan antara distributor dengan
pengecer untuk mendapatkan konsumen dengan teknik masing-masing.
Strategi ini cocok diterapkan untuk produk elektronik, sepeda, pakaian, dan lain-lain.
c. Strategi Distribusi Eksklusif
Dalam strategi ini, distributor atau pengecer akan diberikan hak istimewa atas produk yang akan
dijualnya. Strategi ini biasanya digunakan untuk produk dengan kualitas dan harga tinggi,
misalnya showroom mobil, factory outlet, dan lain-lain.
7. Konflik Saluran Distribusi
Semua kegiatan bisnis pasti kerap menimbulkan konflik, termasuk dalam kegiatan distribusi ini. Menurut
Bruce J.Walker, terdapat beberapa konflik yang kerap terjadi dalam saluran distribusi, yakni:
a. Konflik Horizontal
Dalam konflik horizontal biasanya terjadi di antara perantara tingkat distribusi yang sama. Penyebabnya
adalah kebiasaan pedagang perantara yang menganekaragamkan persedian produk dengan
menambah jenis produk baru. Misalnya, pada zaman sekarang, supermarket mulai menjual alat
kecantikan hingga obat-obatan sehingga menyebabkan pengecer lain merasa tersaingi.
b. Konflik Vertikal
Dalam konflik vertikal, biasanya terjadi antara produsen dengan pedagang besar, selain itu juga bisa
terjadi antara produsen dengan pengecer (retail).
1) Produsen dengan pedagang besar
Konflik antara produsen dengan pedagang besar ini dapat disebabkan oleh beberapa aspek
misalnya adanya perbedaan pandangan antara masing-masing pihak.
Misalnya, dari sudut pandang seorang pedagang besar, mereka hanya diberikan kesempatan luas
pada saat tahap awal saja yang menyebabkan kerugian.
Namun, dalam sudut pandang produsen, pedagang besar tersebut kurang mampu mempromosikan
barangnya sehingga terjadi kerugian, hingga akhirnya produsen memilih menggunakan tenaga
penjual sendiri untuk menjual produknya.
2) Produsen dengan pengecer
Konflik ini biasanya timbul karena antara kedua pihak merasa berkepentingan dan mempunyai
“senjata” dalam menyalurkan produk ke tangan konsumen akhir.
KEGIATAN EKONOMI
(KONSUMSI)
Pengertian Konsumsi – Konsumsi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan
barang dan jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kepuasan secara langsung.
Sementara Konsumen adalah setiap pemakai barang dan jasa yang tersedia. Siapapun bisa menjadi pelaku
konsumsi, seperti rumah tangga dalam sebuah keluarga, pemerintah, serta industri atau perusahaan.
Daftar Isi
1. Pengertian Konsumsi
2. Pengertian Konsumsi Menurut Para Ahli
3. Contoh Kegiatan Konsumsi Dalam Kehidupan Sehari-hari
4. Fungsi Konsumsi
a. Menghabiskan atau Mengurangi nilai Guna Suatu Barang Sekaligus
b. Mengurangi Nilai Guna Suatu Barang dan Jasa Secara Bertahap
c. Pemenuhan Kebutuhan Jasmani dan Rohani
d. Memuaskan Kebutuhan Secara Fisik
e. Mendukung Aktivitas Produksi
f. Membantu Menyesuaikan Rumusan Tarif Upah Minimum untuk Pekerja
g. Sebagai Titik Awal dan Akhir Kegiatan Ekonomi
5. Ciri-ciri Barang Konsumsi
6. Ciri-Ciri Kegiatan Konsumsi
a. Dilakukan Secara Langsung
b. Barang Kegiatan Konsumsi
c. Barang dan Jasa yang Digunakan Selalu Berkurang
d. Memiliki Nilai yang Bermanfaat
7. Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
8. Teori Konsumsi
a. Teori Konsumsi Keynes – John Maynard Keynes (1930)
b. Ernst Engel
c. Teori Konsumsi Siklus Hidup
d. Teori Pendapatan Permanen
e. Teori Pendapatan Relatif
9. Dampak Positif dan Negatif Perilaku Konsumsi
a. 1. Dampak Positif dari Perilaku Konsumsi
b. 2. Dampak negatif dari perilaku konsumsi
1. Pengertian Konsumsi
Konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menghabiskan nilai guna.
Di samping itu tindakan ini juga untuk memenuhi kebutuhan baik individu atau bersamaan. Orang yang
melakukan kegiatan konsumsi dapat disebut sebagai seorang konsumen.
Konsumsi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan serta
mengurangi daya guna dari suatu barang maupun jasa yang memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup serta kepunahan manusia baik secara perlahan atau sekaligus.
Konsumsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia.
Seseorang yang melakukan kegiatan konsumsi, umumnya disebut sebagai konsumen, sedangkan produk-
produk yang dikonsumsi merupakan barang maupun jasa yang ditawarkan oleh produsen kepada
konsumen.
Konsumsi memiliki tujuan utama yang ingin diperoleh manusia, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
hidup serta kepuasan. Umumnya, kegiatan konsumsi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari bagi masyarakat tradisional, sedangkan bagi masyarakat modern kegiatan konsumsi dilakukan untuk
mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesenangan dan harga diri.
Pada masyarakat yang masih tradisional, umumnya kegiatan konsumsi adalah untuk pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan pada masyarakat modern, kegiatan konsumsi mereka bukan hanya
untuk mempertahankan hidup, tapi juga untuk kesenangan dan harga diri.
4. Fungsi Konsumsi
Pengertian Konsumsi merupakan sebuah aktivitas pada manusia yang mengurangi dan menggunakan
dalam kegunaan barang dan jasa untuk secara bertahap dan simultan memenuhi kebutuhan hidup dan
kepuasan orang. Tujuan konsumsi lainnya diantaranya:
a. Menghabiskan atau Mengurangi nilai Guna Suatu Barang Sekaligus
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara
sekaligus adalah barang-barang yang habis pakai atau tidak barang-barang yang tidak dapat bertahan
lama. Yaitu seperti makanan dan minuman. Karena jika tidak dihabiskan dalam waktu sekaligus, maka
bahan-bahan tersebut akan rusak, basi, dan kadaluarsa sehingga tidak memiliki nilai guna lagi.
b. Mengurangi Nilai Guna Suatu Barang dan Jasa Secara Bertahap
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara
bertahap adalah misalnya penggunaan barang yang tidak habis dalam jangka waktu singkat. Yaitu
seperti mobil, motor, pakaian, furniture rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya. Untuk
mengurangi nilai guna barang-barang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap.
c. Pemenuhan Kebutuhan Jasmani dan Rohani
Adanya tujuan utama dalam sebuah kegiatan pada konsumsi manusia adalah untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan mental mereka. Kebutuhan fisik seperti minum atau makan, olahraga dan lainnya.
Sambil melakukan kebutuhan spiritual seperti hiburan, membaca, ibadah, buku dan lain sebagainya.
Hal ini dikarenakan dengan memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani kita, beban yang ada di tubuh
serta pikiran kita akan lebih diringankan. Dalam buku Apotek Rabbani: Kiat Sehat Jasmani & Rohani ini
akan dijelaskan mengenai kiat-kiat dari Al-Qur’an dalam mengobati hati dan jasmani.
d. Memuaskan Kebutuhan Secara Fisik
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti seseorang yang membeli produk pelangsing
agar tubuh tetap langsing dan ideal, atau mengonsumsi obat-obatan sebagai dalam sebuah kecantikan,
dan dapat membeli pakaian bagus untuk terlihat cantik dan elegan hingga untuk memenuhi kebutuhan
fisik dengan cara langsung.
Oleh sebab itu, kebutuhan fisik merupakan suatu hal yang penting bagi manusia. Termasuk di dalamnya
aktivitas fisik yang dapat Grameds baca pada buku Aktivitas Fisik Motorik dan Pengembangan
Kecerdasan Majemuk Usia Dini oleh Panggung Sutapa.
e. Mendukung Aktivitas Produksi
Keinginan manusia untuk mengkonsumsi produk barang dan jasa tertentu dapat mendorong terjadinya
aktivitas produksi. Kedua aktivitas ini akan saling menguntungkan seluruh pihak yang terlibat, yakni
pihak yang memproduksi dan menginginkan keuntungan serta pihak yang mengkonsumsi dan
menginginkan kepuasan.
f. Membantu Menyesuaikan Rumusan Tarif Upah Minimum untuk Pekerja
Aktivitas konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat digunakan pemerintah sebagai tolok ukur untuk
menyesuaikan rumusan tarif upah minimum. Selain itu, aktivitas ini juga bisa dijadikan acuan penentuan
tarif pajak serta rasio anggaran belanja negara.
g. Sebagai Titik Awal dan Akhir Kegiatan Ekonomi
Perilaku konsumsi masyarakat juga menempati posisi penting dalam kegiatan ekonomi karena berperan
sebagai titik awal sekaligus titik akhir kegiatan tersebut. Seseorang yang menginginkan ponsel baru,
misalnya, akan membeli ponsel tersebut dan memulai suatu transaksi dalam kegiatan ekonomi. Setelah
ponsel dimiliki dan keinginannya terpenuhi, kegiatan ekonomi pun otomatis berakhir pada titik itu.
8. Teori Konsumsi
a. Teori Konsumsi Keynes – John Maynard Keynes (1930)
Menurut teori John Maynard Keynes memberikan pendapat mengenai teori konsumsi. Ia mengatakan
jumlah konsumsi saat ini berhubungan langsung dengan pendapatan. Fungsi atau rumusan tentang teori
John Maynard Keynes untuk menggambarkan tingkat konsumsi pada berbagai pendapatan. Asumsi
mengenai teori konsumsi, yakni sebagai berikut:
• Kecenderungan mengkonsumsi marginal merupakan jumlah yang dikonsumsi dari pendapatan
yang diterima adalah antara nol sampai dengan satu. Dari asumsi tersebut, dijelaskan bila pada
saat pendapatan seseorang meningkat maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi &
tabungannya.
• Rasio konsumsi pada pendapatan, atau biasa disebut sebagai kecenderungan mengkonsumsi
rata-rata turun saat pendapatan meningkat dikarenakan sebagian sisa dari pendapatannya
disisihkan untuk menabung. Menurut Keynes, proporsi tabungan tingkat ekonomi menengah ke
atas akan berbeda dengan ekonomi bawah (orang miskin). Orang kaya biasanya menabung
dengan jumlah besar dibandingkan dengan orang miskin.
• Pendapatan adalah suatu determinasi konsumsi yang penting sementara tingkat bunga tidak
begitu diperhatikan. Berdasarkan teori yang dikemukakan keynes, diatas dapat disimpulkan
bahwa tingkat konsumsi seseorang dipengaruhi oleh besarnya tingkat pendapatan.
b. Ernst Engel
Teori Ernst Engel mengatakan ketika tingkat pendapatan meningkat maka proporsi pendapatan yang
akan dihabiskan untuk membeli makanan akan berkurang atau menurun.
Hal ini dikarenakan dalam hukum Engel menyebutkan bahwa tingkat kesejahteraan seseorang dapat
dikatakan meningkat bila perbandingan pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi makanan
cenderung semakin menurun bila dibandingkan dengan pengeluaran & sebaliknya konsumsi pengeluaran
untuk non makanan akan meningkat. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran
permintaan tingkat konsumsi tersebut, diantaranya:
• Tingkat pendapatan perkapita masyarakat
• Cita rasa maupun selera konsumen pada barang tersebut
• Harga barang lain terutama barang yang sifatnya pelengkap dan pengganti
• Tanggapan konsumen terhadap harga barang tersebut.
Pengelompokan mengenai permintaan barang konsumsi terdiri dari Superior good (barang
mewah), inferior good (barang dengan mutu rendah), dan normal good (barang normal). Pengertian
superior good adalah perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar daripada jumlah perubahan
pendapatan konsumen.
Sedangkan inferior good adalah barang yang bilamana pendapatan konsumen meningkat maka jumlah
barang yang diminta akan semakin berkurang. Dan normal good adalah barang barang yang sering kita
lihat setiap hari pada umumnya seperti makanan, pakaian dan lain sebagainya.
Terdapat empat kesimpulan yang dirumuskan Ernst Engel dalam penelitianya atau biasa disebut sebagai
hukum Engel. Diantara kesimpulan yang dirumuskannya adalah: Bilamana pendapatan meningkat, maka
persentase pengeluaran untuk konsumsi cenderung menurun (semakin kecil).
Bilamana pengeluaran dalam konsumsi pakain cenderung tetap dan tidak bergantung pada tingkat
pendapatan. Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran relatif tetap & tidak bergantung pada
tingkat pendapatan. Apabila pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk keperluan
pendidikan, kesejahteraan, rekreasi, barang mewah, dan tabungan juga ikut meningkat.
c. Teori Konsumsi Siklus Hidup
Teori ketiga ini merupakan teori yang dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando serta Richrad
Blumberg pada tahun 1950. Teori konsumsi siklus hidup merupakan teori yang menjelaskan bahwa
kegiatan ekonomi merupakan kegiatan seumur hidup. Menurut teori komunikasi siklus hidup ini, faktor
sosial ekonomi seseorang maupun rumah tangga dinilai sangat memengaruhi pola konsumsi individu
atau rumah tangga tersebut.
d. Teori Pendapatan Permanen
Teori konsumsi yang kedua merupakan teori yang berpendapat bahwa pendapatan memengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Pendapatan permanen yang dimaksud pada teori kedua ini merupakan tingkat
pendapatan rata-rata yang diharapkan atau diekspektasikan oleh seseorang dalam jangka waktu yang
panjang. Teori pendapatan permanen menyatakan bahwa tingkat konsumsi seseorang memiliki
hubungan yang proporsional dengan pendapatan permanen seseorang.
e. Teori Pendapatan Relatif
Teori yang ketiga merupakan teori pendapatan relatif. Teori ini adalah teori yang dikembangkan oleh
James Duessenberry di tahun 1949. Teori pendapatan relatif memperhatikan aspek-aspek psikologis dari
rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan.
Teori pendapatan relatif ini membahas mengenai tingkat konsumsi masyarakat yang dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan disposable pada masa lalu. Utamanya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan paling
tinggi yang pernah dicapai oleh suatu rumah tangga karena pola konsumsi saat ini masih dipengaruhi
oleh pola konsumsi lalu.
9. Dampak Positif dan Negatif Perilaku Konsumsi
Perilaku konsumsi atau kegiatan konsumsi memiliki faktor-faktor yang dapat memengaruhi perbedaan atau
tinggi rendahnya tingkat konsumsi seseorang. Selain itu kegiatan konsumsi atau perilaku konsumsi memiliki
aspek positif serta negatif jika dilihat melalui bagaimana individu atau rumah tangga mengkonsumsi suatu
barang dengan berpegangan pada pedoman motif ekonomi serta prinsip ekonomi. Berikut penulis rangkum,
mengenai aspek positif serta negatif dari perilaku konsumsi.
a. Dampak Positif dari Perilaku Konsumsi
Ada tiga aspek positif dari perilaku konsumsi, berikut ketiga aspeknya.
• Dapat menjaga keberlangsungan siklus ekonomi bagi konsumen serta produsen.
• Perilaku konsumsi dapat menyebabkan kegiatan ekonomi atau perekonomian menjadi lebih maju.
• Perilaku konsumsi membuat arus perputaran barang serta jasa menjadi lebih cepat sebagai
konsekuensi atas tindakan dari konsumsi yang berkelanjutan.
Sedangkan, aspek positif dari perilaku konsumsi bagi produsen yaitu dapat meningkatkan produksi
barang atau jasa yang dijual, sedangkan aspek positif perilaku konsumsi bagi konsumen merupakan
pemenuhan kebutuhan hidup. Selain itu, sikap konsumtif dari konsumen dapat mendatangkan
permintaan yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
b. Dampak negatif dari perilaku konsumsi
Seperti yang Anda ketahui, perilaku konsumsi juga memiliki aspek negatif, berikut tiga aspek negatif
dari perilaku konsumsi yang telah penulis rangkum.
• Sikap konsumtif maupun perilaku konsumsi dapat menyebabkan seorang individu menjadi tidak
hemat atau boros.
• Sifat tidak hemat atau boros tersebut menyebabkan seorang individu dapat terjebak hutang
piutang.
• Perilaku konsumsi dapat menurunkan minat atau motivasi seseorang untuk menabung, sehingga
mengakibatkan sumber dana investasi pada bank menurun.
Itulah ketiga aspek positif serta negatif dari perilaku konsumsi atau kegiatan konsumsi, bijaklah ketika
Anda melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun memenuhi hasrat
Anda.
Konsumsi serta kegiatan konsumsi merupakan hal berbeda namun masih berkaitan. Konsumsi
merupakan tindak yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seorang individu maupun kelompok,
sedangkan kegiatan konsumsi merupakan bagian dari pendapatan rumah tangga yang digunakan oleh
seseorang untuk membiayai pembelian berbagai macam barang maupun jasa serta kebutuhan lain.
Konsumsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia.
Keduanya memiliki keterkaitan dan dipengaruhi oleh faktor yang sama, yaitu sosial, besarnya pendapatan
atau penghasilan, selera atau gaya, adat istiadat, harga barang serta jasa yang akan dibeli, jumlah anggota
keluarga dan pendidikan.
Kegiatan konsumsi diliputi oleh empat teori yaitu teori konsumsi siklus hidup, teori pendapatan
permanen, teori pendapatan relatif, teori konsumsi Keynes. Pada dasarnya, keempat teori konsumsi tersebut
membahas mengenai bagaimana kegiatan konsumsi terjadi pada suatu rumah tangga atau individu yang
dipengaruhi oleh berbagai macam hal sesuai dengan teori konsumsi.
CONTOH KEGIATAN PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN KONSUMSI
Mengetahui contoh kegiatan ekonomi yang berupakan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi sangat
penting agar kita bisa membedakan ketiganya.
Dalam kegiatan sehari-hari, masyarakat melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan tersebut mencakup jual, beli,
hingga mengedarkan suatu produk atau jasa. Kegiatan ekonomi tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sehari-hari. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang sangat dekat dengan masyarakat, bisa
dikatakan bahwa berita mengenai kegiatan ekonomi akan selalu ada setiap harinya.
Banyak sekali hal-hal yang masuk dalam kategori kegiatan ekonomi. Namun terkadang kita tidak menyadarinya.
Kegiatan ekonomi mencakup tiga hal yaitu proses produksi, proses distribusi dan proses konsumsi.
Daftar Isi
1. Contoh Kegiatan Produksi
a. Contoh Produksi Bidang Perdagangan
b. Bidang Industri
c. Bidang agraris
d. Bidang ekstraktif
e. Bidang jasa
Contoh-contoh Produsen yang ada di Indonesia
a. Produsen Makanan/Minuman
b. Produsen Jasa
2. Contoh Kegiatan Distribusi
a. Contoh Distribusi tidak langsung
b. Distribusi semi langsung
c. Distribusi langsung
3. Contoh Kegiatan Konsumsi
Ciri-ciri Kegiatan Konsumsi
Contoh-contoh Kegiatan Konsumsi
a. Contoh Kegiatan Konsumsi oleh Rumah Tangga
b. Contoh Kegiatan Konsumsi oleh Perusahaan
c. Pelaku Kegiatan Konsumsi oleh Negara
1. CONTOH KEGIATAN PRODUKSI
Kegiatan ekonomi pertama adalah produksi. Dalam bidang ekonomi, produksi adalah setiap usaha
dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Serta bertujuan untuk menghasilkan sekaligus menambah nilai
guna suatu barang dan suatu jasa. Orang yang membuat suatu produksi disebut produsen.
Produksi adalah kegiatan menghasilkan atau menciptakan suatu jasa atau barang. Barang yang
diciptakan bisa berupa barang mentah, barang setengah atau hampir jadi, dan barang jadi atau barang yang
siap pakai. Selain untuk menambah nilai guna suatu barang, proses produksi dalam kegiatan ekonomi
bertujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Jenis-jenis produksi yang masuk dalam kegiatan ekonomi dibagi menjadi beberapa bidang, diantaranya
adalah sebagai berikut:
c. Bidang agraris
Produksi dalam bidang agraris adalah produksi yang dilakukan dengan alam. Pengolahan hasil alam
untuk memelihara hewan serta tanaman.
d. Bidang ekstraktif
Produksi bidang ekstraktif adalah produksi suatu barang yang prosesnya minim. Maksudnya adalah tidak
adanya pengolahan terhadap bahan-bahan yang dibutuhkan dalam produksi. Barang diambil langsung
dari alam.
e. Bidang jasa
Produksi bidang jasa memang berbeda dengan kegiatan produksi dalam bidang lainnya. Jika produksi
di bidang lain adalah membuat suatu barang, tidak dengan produksi di bidang jasa. Produksi di bidang
jasa adalah produksi yang menghasilkan sebuah jasa untuk konsumen.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi proses distribusi, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Faktor produk
Produk yang tidak tahan lama seperti makanan dan minuman, memiliki cara distribusi yang
berbeda dari pada produk yang tahan lama seperti pakaian. Proses distribusi akan dilihat dari
produknya, seperti kualitas dari barang tersebut.
b. Faktor pembelian
Faktor lain yang juga memengaruhi proses distribusi adalah faktor pembelian. Distributor harus bisa
melihat apa yang dibutuhkan oleh pembeli atau konsumen. Seperti apakah diperlukannya perantara
dalam pembelian.
c. Faktor pasar
Pasar adalah tempat untuk orang melakukan jual dan beli. Faktor pasar yang memengaruhi distribusi
adalah bagaimana pola pembelian yang dilakukan oleh konsumen, jumlah konsumen yang ada,
jumlah pesanan dan lain sebagainya.
d. Faktor perusahaan
Faktor perusahaan yang memengaruhi proses distribusi yang dimaksud adalah mengenai
pendanaan dalam proses distribusi. Selain itu, manajemen dari perusahaan juga berpengaruh
terhadap proses distribusi. Jika kerja perusahaan bagus, maka distribusi produk akan berjalan
lancar.
Barang atau produk yang sudah diproduksi disalurkan melalui agen atau penjual lainnya sebelum
dapat sampai ke konsumen.
c. Distribusi langsung
Distribusi langsung adalah distribusi atau penyaluran suatu barang atau produk yang dilakukan
secara langsung oleh produsen kepada konsumen.
Contoh dari distribusi langsung adalah :
▪ penjual lauk nasi padang yang langsung melayani pelanggannya ketika datang.
▪ penjual bakso menjual langsung baksonya kepada konsumen dengan cara berkeliling kampung
▪ sebuah warung yang menjual makanan dan minuman di suatu kampung.
Dengan adanya perantara dalam proses distribusi, dibutuhkan berbagai strategi untuk
mempersiapkannya.
Terdapat dua jenis barang atau produk berdasarkan nilainya. Pertama, produk yang nilainya habis
ketika digunakan dalam satu kali pemakaian. Contohnya adalah makanan atau minuman. Kedua,
produk yang nilainya akan habis secara perlahan ketika digunakan secara terus menerus atau berulang-
ulang. Contohnya seperti buku tulis, pensil, make up, dan lain-lain
4. KESIMPULAN
Kegiatan ekonomi memiliki tiga proses yaitu produksi, distribusi dan konsumsi. Ketiga proses tersebut
berhubungan satu sama lain, ketika proses produksi selesai maka distribusi akan dijalankan untuk menuju
konsumen. Namun sebelum proses produksi berlangsung, produsen tentu membutuhkan bahan baku untuk
membuat suatu produk, sehingga pada saat ini produsen bertindak seperti konsumen. Proses tersebut akan
terus berputar sehingga kegiatan ekonomi akan berjalan dengan baik.