Anda di halaman 1dari 25

KEGIATAN EKONOMI

(PRODUKSI)
Pengertian Produksi – Bahan skin care dan make up yang sering digunakan oleh kaum hawa merupakan
produk yang ada karena proses produksi. Begitu pula juga dengan parfum, susu, nasi, piring, dan semua yang
ada di rumah kita merupakan hasil dari produksi. Tanpa produksi tidak akan barang-barang tersebut. Apa
akibatnya jika tidak ada hasil olahan produksi? kali ini tiba saatnya kita membahas tentang produksi secara
detail. Yuk kita simak.
Daftar Isi
1. Pengertian Produksi
2. Fungsi Produksi
a. Perencanaan
1) Kualitas produk
2) Biaya produk
3) Waktu pengembangan produk
4) Biaya pengembangan produk
5) Kapabilitas pengembangan
b. Pengolahan
c. Pengendalian dan Perawatan
d. Jasa penunjang
3. Tujuan Produksi
a. Memenuhi kebutuhan konsumen
b. Memperoleh keuntungan
c. Menghasilkan barang setengah jadi
d. Menjadi stimulan tumbuhnya usaha produksi lain
e. Mengurangi angka pengangguran
f. Meningkatkan penghasilan masyarakat dan negara
g. Menjadikan produksi Indonesia dikenal di dunia internasional
4. Jenis-jenis Produksi
a. Berdasarkan produk yang dihasilkan
1) Produksi Ekstraktif
2) Produk Agraris
3) Produksi Industri
4) Produksi Perdagangan
5) Produksi Jasa
b. Berdasarkan jangka waktu dan prosesnya
1) Produksi berjangka pendek
2) Produksi berjangka panjang
3) Produksi terus-menerus atau berkelanjutan
4) Produksi berselingan
5. Tahapan Produksi
6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi
a. Sumber daya alam (SDA)
b. Sumber daya manusia (SDM)
1) Tenaga kerja terdidik
2) Tenaga kerja terampil
3) Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
c. Sumber Daya Modal
d. Keahlian
1. Pengertian Produksi
Jika tidak ada proses produksi, nasi yang setiap hari kita makan hanya akan menjadi padi di sawah.
Jika tidak ada proses produksi, maka baju yang kita kenakan hanya akan tetap menjadi kapas atau bambu.
Tidak akan ada mobil dan sepeda motor yang lalu lalang di sekitar kita tanpa pengolahan besi dan logam
lainnya.
Dengan demikian, produksi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan atau menambah
nilai guna dari barang atau jasa. Jika pertambahan nilai guna dilakukan tanpa merubah bentuk produk,
maka disebut sebagai produksi jasa seperti jasa konseling, jasa les pelajaran, jasa konsultan keuangan,
dan sebagainya. Sementara pertambahan nilai guna yang diikuti dengan perubahan bentuk produk disebut
produksi barang. Contoh produksi barang adalah sebagai berikut membangun rumah, membuat sepatu,
memasak nasi, dan lain-lainnya.
Dengan demikian, produksi mempunyai dua nilai pokok. Yang pertama untuk menciptakan nilai guna
barang atau jasa. Kedua, menambah nilai guna barang atau jasa.
Barang atau jasa hasil produksi ada yang bisa digunakan secara langsung maupun tidak langsung.
Biasanya hasil produksi yang tidak bisa langsung digunakan diolah lagi untuk menjadi produk lain yang
memiliki nilai lebih tinggi.
Pada hakikatnya, produksi adalah proses penciptaan ada penambahan nilai guna dari barang atau
jasa bentuk yang diikuti oleh penambahan manfaat, bentuk, waktu, tempat atas faktor-faktor produksi
sehingga dari produksi tersebut memiliki kemampuan lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan pemakainya.
Pada umumnya, produksi dari sudut pandang perusahaan bertujuan untuk memperoleh keuntungan
yang maksimal. Oleh karena itu, sebelum produksi dilakukan, perlu dilakukan persiapan dan manajemen
yang cermat.

2. Fungsi Produksi
Dari penjelasan di atas, kegiatan produksi memiliki fungsi yang sangat penting. Berikut ini merupakan
fungsi-fungsi produksi:
a. Perencanaan
Perencanaan pada produksi dapat diartikan sebagai melaksanakan kegiatan produksi barang atau
jasa pada waktu tertentu yang disesuaikan dengan forecast yang telah disusun.
Penyusunan forecast tersebut dilakukan dengan sistem yang terorganisir mulai dari sumber daya
manusia, bahan baku, ketersediaan ruang pada gudang, alat, dan lain-lain.
Perencanaan produksi mempengaruhi besarnya keuntungan yang dicapai oleh sebuah
perusahaan. Karena perencanaan yang baik dapat memperkirakan produksi yang kualitas dan
kuantitasnya tepat dan menjamin keberadaan stock. Tidak kurang dan tidak lebih terlalu
banyak. Stock kurang bisa mengakibatkan konsumen beralih ke produk lain yang sejenis karena
kehabisan. Sementara kelebihan stock berisiko kadaluarsa sementara barang belum terjual habis.
Bisa disimpulkan, perencanaan produksi dilakukan agar perusahaan dapat bekerja secara efektif
dan efisien sehingga dapat menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. Karena forecast tersebut
disesuaikan dengan permintaan pasar, maka diharapkan perencanaan dapat menjadikan kinerja
perusahaan lebih baik.
Perencanaan produksi perlu mempengaruhi beberapa faktor di bawah ini, yaitu:
1) Kualitas produk
Kualitas produk sangat perlu untuk direncanakan dengan baik, baik dari siapa pasar yang dituju,
keeksklusifannya (premium, medium, atau ekonomis), dan harganya. Karena setiap segmen
pasar memiliki standar kualitas yang berbeda.
2) Biaya produk
Biaya produksi meliputi bahan, alat, tenaga kerja, dan semua yang terlibat dalam produksi pasti
memerlukan biaya. Hal ini harus dimasukkan ke dalam perencanaan produksi agar tidak rugi
(biaya produksi lebih besar dari harga jual).
3) Waktu pengembangan produk
Di awal meluncurkan produk tidak serta merta perusahaan langsung mendapatkan untung.
Terkadang perlu beberapa waktu untuk mencapai balik modal atau yang kita kenal dengan
istilah break event point. Poin ini juga mengisyaratkan ketanggapan perusahaan dalam
mengikuti perkembangan teknologi.
4) Biaya pengembangan produk
Sebuah perusahaan yang tidak melakukan inovasi produk bisa saja mengalami kebangkrutan.
Hal ini sudah banyak tertulis di dalam sejarah. Perusahaan yang dulunya menjadi raksasa
merasa akan menjadi penguasa pasar selamanya sementara dia tidak melakukan inovasi. Pada
akhirnya mereka dikalahkan oleh bisnis-bisnis kecil yang tidak henti melakukan inovasi.
Oleh karena itu, pengembangan produk dilakukan, di antaranya melakukan survei pasar, riset,
dan pengujian. Tentunya hal ini membutuhkan biaya.
5) Kapabilitas pengembangan
Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dimiliki perusahaan untuk mengembangkan
produk.
b. Pengolahan
Pengolahan dalam kegiatan produksi merupakan sebuah fase di mana bahan baku diolah menjadi
barang mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi.
c. Pengendalian dan Perawatan
Pengendalian dan perawatan di sini berfungsi untuk mengevaluasi dan mengawasi jalannya produksi
agar sesuai dengan perencanaan. Di dalam perusahaan, penting sekali untuk melakukan pembagian
tugas antara perencana, pelaksana, dan pengawas agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar
perusahaan.
d. Jasa penunjang
Fungsi ini untuk meningkatkan cara kerja produksi. Terkadang proses produksi begitu lamban, gemuk,
dan ribet. Tidak jarang ada metode yang lebih efektif dan efisien dan jasa penunjang berfungsi untuk
itu.

3. Tujuan Produksi
Pentingnya kegiatan produksi bukan tanpa tujuan. Produksi memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Memenuhi kebutuhan konsumen
Masyarakat memiliki beragam kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan yang tidak terpenuhi, Mulai
dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier, dapat menjadikan kehidupan manusia tidak
seimbang.
Pakaian, makanan dan minuman, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, informasi, komunikasi, gaya
hidup, dan lain sebagainya merupakan contoh konkret dari kebutuhan manusia. Oleh karena itu,
produsen memproduksi produk-produk yang dibutuhkan oleh konsumen tersebut dengan cara
menciptakan nilai guna atau menambahkan nilai guna.
b. Memperoleh keuntungan
Bagi produsen, produksi bertujuan agar perusahaan mendapatkan keuntungan. Dengan menciptakan
atau memberikan nilai guna pada sebuah produk, produsen dapat mengambil selisih dari harga jual
dan biaya produksi.
Produk yang dikonsumsi oleh masyarakat dibeli dan produsen mendapatkan pemasukan. Semakin
baik perencanaan produksinya, semakin besar keuntungan yang didapatkan.
c. Menghasilkan barang setengah jadi
Barang setengah jadi yang diproduksi perlu diolah lebih lanjut sampai dapat dikonsumsi langsung oleh
masyarakat.
d. Menjadi stimulan tumbuhnya usaha produksi lain
Adanya produksi suatu produk dapat memicu muncul usaha produk lain yang berkaitan. Misalnya
institusi pendidikan tinggi sebagai produsen jasa pendidikan. Di area dekat kampus tersebut akan
muncul usaha kos-kosan, usaha warung makan dan jajanan, pelayanan kesehatan, minimarket, pasar
tradisional, angkutan, jasa terjemah, dan sebagainya.
e. Mengurangi angka pengangguran
Proses produksi perusahaan mulai dari skala kecil dan menengah tidak mungkin dilakukan seorang
diri oleh owner-nya. Bagaimanapun ingin menekan biaya produksi memerlukan bantuan orang lain.
Oleh karena itu, dibutuhkan karyawan dengan cara melakukan perekrutan. Dari rekrutmen ini
menambah angka pekerja di Indonesia dan mengurangi angka pengangguran. Semakin besar
perusahaan, semakin besar menyerap tenaga kerja.
f. Meningkatkan penghasilan masyarakat dan negara
Berkurangnya pengangguran tentu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semakin banyak
masyarakat yang sejahtera, semakin banyak masyarakat membelanjakan keuangannya untuk
mengkonsumsi makanan dan minuman, berwisata, dan membayar pajak. Dengan demikian, semakin
lancar pergerakan ekonomi negara dan pendapatan negara pun naik.
g. Menjadikan produksi Indonesia dikenal di dunia internasional
Kegiatan produksi seringkali tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal atau domestik.
Tidak jarang pasar luar negeri juga membutuhkan produk-produk yang dihasilkan oleh produsen
Indonesia. Sebut saja sambal pecel, kerupuk, arang batok kelapa, sabut kelapa, furniture, rempah-
rempah, dan lain-lain.

4. Jenis-jenis Produksi
a. Berdasarkan produk yang dihasilkan
Produksi terbagi menjadi beberapa jenis di bawah ini, yaitu:
1) Produksi Ekstraktif
Produksi ini melakukan eksplorasi sumber daya alam tanpa mengubah sifat dan bentuk apapun.
Hasil ekstraksi kemudian diserahkan kepada perusahaan lain untuk diolah lebih lanjut menjadi
barang baru yang memiliki nilai guna lebih tinggi.
Contoh: penambangan bahan tambang, penangkapan ikan di laut, dan pengeboran minyak bumi.
2) Produk Agraris
Produksi jenis ini mengolah alam dan memanfaatkan tanah agar dapat menghasilkan sumber daya
alam yang berupa barang setengah jadi atau barang jadi. Hal ini tidak hanya mencakup pertanian
saja, namun juga peternakan.
Contoh: padi, sayur-sayuran, buah-buahan, susu, telur, jagung, dan lain-lain.
3) Produksi Industri
Produksi jenis ini mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Produksi jenis ini menambah nilai guna agar dapat dimanfaatkan oleh manusia dengan
pemanfaatan yang lebih baik lagi.
Contoh: pakaian, sepeda motor, mobil, pesawat terbang, pakan ternak, obat, alat kesehatan,
makanan dan minuman, jilbab, mesin, alat elektronik, dan lain-lain.
4) Produksi Perdagangan
Produksi jenis ini bergerak dengan menghubungkan antara produsen dengan konsumen agar
barang yang diproduksi dapat beredar luas di pasaran. Penyaluran barang dari produsen ke
konsumen terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:
a) Langsung dari produsen ke konsumen
Perdagangan yang langsung dilakukan sendiri oleh produsen. Biasanya produksi seperti ini
dilakukan oleh pengusaha-pengusaha skala kecil atau perusahaan besar yang memiliki sistem
marketing retail.
Contoh: pembuat pentol menjual langsung ke konsumen bakso.
b) Semi langsung
Perdagangan ini melalui perantara. Konsumen membeli barang tidak langsung ke produsen,
melainkan ke pedagang eceran. Jadi, produsen menjual barang ke pedagang eceran.
Contoh: reseller, warung, toko, minimarket, dan supermarket.
c) Tidak langsung
Perdagangan ini dilakukan dengan urutan produsen- pedagang grosir/agen/ distributor-
pedagang eceran- konsumen.
5) Produksi Jasa
Produksi jasa merupakan produksi yang menghasilkan produk bukan berupa barang, namun
berupa jasa. Dalam melakukan produksi ini dibutuhkan keahlian tertentu. Hasil dari produksi jasa
berwujud tidak konkret, tidak kasat mata, dan tidak bisa dipegang, namun keberadaannya dapat
dirasakan manfaatnya.
Contoh: jasa konseling, jasa keuangan, jasa pendidikan, transportasi, dan lain-lain.
b. Berdasarkan jangka waktu dan prosesnya
Produksi dapat dibedakan menjadi:
1) Produksi berjangka pendek
Merupakan produksi yang prosesnya berlangsung cepat dan dinikmati segera oleh konsumen.
Jenis produksi ini merupakan jenis produksi yang pertama kali muncul di Indonesia. Hasil dari
produksi berjangka pendek mudah ditemukan dan sifatnya sangat mendasar. Sebut saja jajanan
pasar, nasi pecel, dan sate adalah contoh-contoh dari produksi berjangka pendek.
2) Produksi berjangka panjang
Dari judulnya sudah dapat kita tebak bahwa produksi jangka panjang membutuhkan waktu yang
panjang agar produk dapat dinikmati atau dimanfaatkan oleh konsumen. Proses produksinya pun
tidak sesederhana produksi jangka pendek. Budidaya ikan lele, pembangunan rumah, budidaya
lobster merupakan beberapa contoh dari produksi berjangka panjang.
3) Produksi terus-menerus atau berkelanjutan
Dalam prosesnya menghasilkan produk, proses dan waktu yang dibutuhkan memerlukan
kelanjutan yang kontinu. Dalam proses, produksi jenis ini menggabungkan bahan lain atau alat
lainnya agar hasil produksi dapat terselesaikan. Pembuatan gula, karet, mie kering, merupakan
beberapa contoh dari produksi jenis ini.
4) Produksi berselingan
Produksi ini menggunakan beberapa bahan baku yang kemudian digabungkan agar menghasilkan
barang baru. Contoh: sepeda motor, pesawat terbang, mesin, dan lain-lain.

5. Tahapan Produksi
Ada beberapa tahapan yang perlu dilewati dalam melakukan produksi (terutama barang), yaitu:
a. Konsep produk
b. Riset
c. Pembuatan dan pengembangan desain produk
d. Fiksasi desain
e. Pembuatan prototype
f. Uji dan validasi prototype
g. Produksi massal
h. Perakitan
i. Feedback dan pengujian
j. Pengembangan produk
k. Produk akhir
6. Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi
Produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci yang mempengaruhi kualitas dan kuantitasnya. Faktor-
faktor ini penting untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil kebijakan perusahaan. Faktor-faktor
tersebut bisa kita pelajari di bawah ini.
a. Sumber daya alam (SDA)
Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang terdapat di alam dan manusia data
memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam menjadi faktor penting
dalam produksi karena ketersediaannya mempengaruhi jalannya produksi. Sumber daya alam yang
tidak mendukung kebutuhan perusahaan akan membuat biaya produksi naik dan hal tersebut
mengakibatkan harga jual tinggi dan tidak kompetitif.
Misalkan pabrik pengolahan tambang biasanya tidak jauh letaknya dari pusat penambangan.
Pengolahan kayu biasanya tidak jauh dari hutan. Contoh sumber daya alam seperti air, udara, hewan,
tumbuhan, tambang, minyak bumi, dan gas bumi.
b. Sumber daya manusia (SDM)
SDM memegang peranan penting dalam sebuah unit usaha. Produksi tidak akan berhasil jika tidak
didukung oleh SDM yang memiliki skill. Meskipun SDA melimpah tetapi SDM yang ada tidak
mempunyai kemampuan untuk mengolahnya, maka SDA tersebut tidak akan termanfaatkan dengan
optimal.
Oleh karena itu, sebelum melakukan produksi, memastikan kemampuan SDM perusahaan
merupakan hal yang penting. SDM yang ditempatkan pada bidang keahliannya akan membantu
kinerja perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Berdasarkan kualitasnya, SDM dapat terbagi menjadi beberapa kelompok, yakni
▪ Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja yang memiliki pendidikan formal dan resmi dalam melakukan pekerjaannya.
Contoh: dokter, perawat, apoteker, arsitek, dan dosen.
▪ Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja yang memiliki keterampilan tertentu dalam melakukan pekerjaannya.
Keterampilan yang dimiliki ini didapatkan dari seringnya berlatih dan mengasah kemampuan.
Tenaga kerja terampil tidak harus melalui pendidikan formal dalam menjalankan
pekerjaannya. Contoh: penjahit, chef, dan supir.
▪ Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja yang selama melaksanakan pekerjaannya tidak harus melalui pendidikan
formal dan harus memiliki keterampilan tertentu. Contoh: asisten rumah tangga dan petugas
kebersihan.
c. Sumber Daya Modal
Untuk menjalankan unit bisnis, modal adalah hal yang mutlak harus dimiliki oleh produsen. Modal
tidak harus selalu berupa uang, namun juga bisa berupa gedung, surat berharga hak paten,
ketrampilan, kendaraan, mesin, dan bangunan.
d. Keahlian
Agar produksi berjalan lancar seseorang diharuskan memiliki keahlian. Setidaknya perusahaan yang
akan melakukan proses produksi perlu memiliki keahlian dalam perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating), dan pengawasan (controlling).
KEGIATAN EKONOMI
(DISTRIBUSI)
Distribusi – Kamu pasti pernah melihat atau bahkan bertemu dengan seseorang yang membawa suatu produk
tertentu, kemudian seseorang tersebut menawarkan ke kamu atau orang lain. Nah hal yang dilakukan oleh
seseorang tersebut adalah kegiatan distribusi.
Istilah distribusi telah menjadi bagian dari kegiatan ekonomi terutama di bagian pemasaran. Pengetahuan
mengenai sistem distribusi perlu dipelajari bagi kamu yang mempunyai keinginan untuk menjadi seorang
pebisnis.
Lalu, apakah kegiatan distribusi tersebut? Mengapa sistem distribusi penting dalam pemasaran suatu produk?
Yuk simak penjelasan berikut!
Daftar Isi
1. Pengertian Distribusi
2. Jenis Saluran Distribusi
a. Distribusi Langsung
b. Distribusi Semi Langsung
c. Distribusi Tidak Langsung
d. Pedagang
e. Perantara Khusus
3. Tujuan Distribusi
4. Fungsi atau Tugas Pokok Distribusi
a. Pengangkutan (Transportasi)
b. Penjualan (Selling)
c. Pembelian (Buying)
d. Penyimpanan (Storing)
e. Pembakuan Standar Kualitas Barang
f. Penanggung Risiko
5. Faktor Pengaruh Kegiatan Distribusi
a. Faktor Pasar
b. Faktor Barang
c. Faktor Perusahaan
d. Faktor Kebiasaan dalam Pembelian
6. Strategi Distribusi
a. Strategi Distribusi Intensif
b. Strategi Distribusi Selektif
c. Strategi Distribusi Eksklusif
7. Konflik Saluran Distribusi
a. Konflik Horizontal
b. Konflik Vertikal
1. Pengertian Distribusi
Menurut Oentoro (2010), distribusi adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dari produsen sampai ke tangan konsumen, sehingga penggunaannya
sesuai dengan jenis, jumlah, harga, tempat, dan waktu yang dibutuhkan.
Lalu, menurut Basu Swastha, distribusi memiliki definisi berupa saluran pemasaran yang dipakai oleh
pembuat produk untuk mengirimkan produknya ke industri atau konsumen. Lembaga yang “hidup” dalam
saluran distribusi adalah produsen, konsumen, dan distributor.
Kemudian, menurut Assauri, distributor merupakan kegiatan memindahkan produk dari sumber ke
tangan konsumen akhir dengan saluran distribusi pada waktu yang tepat.
Sementara itu, menurut Soekartawi, kegiatan distributor menjadi aktivitas penyaluran atau pengiriman
barang dan jasa supaya dapat sampai ke tangan konsumen.
Sehingga dapat disebut bahwa kegiatan distribusi sangat diperlukan supaya produk dapat sampai ke
tangan konsumen yang membutuhkan.
Orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut dengan distributor.
Dalam kegiatan distribusi, terdapat aspek fisik dan non fisik supaya alur pemasarannya lancar. Aspek
fisik berkaitan dengan lokasi pemindahan atau penyaluran produk. Sementara aspek non fisik berkaitan
dengan pengetahuan penjual (produsen) mengenai apa yang diinginkan oleh konsumen dan konsumen juga
harus mengetahui produk apa yang dijual oleh produsen.

2. Jenis Saluran Distribusi


Secara singkat, distribusi memiliki 3 jenis yakni distribusi langsung, distribusi semi langsung, dan distribusi
tidak langsung.
a. Distribusi Langsung
Distribusi ini dilakukan antara produsen dengan konsumen secara langsung. Misalnya petani sayur
melakukan transaksi jual beli secara langsung di pasar.
b. Distribusi Semi Langsung
Distribusi ini dilakukan melalui seorang perantara supaya produk dari produsen tetap bisa sampai ke
tangan konsumen. Misalnya, penerbit buku yang menjual bukunya melalui sales supaya sampai ke
tangan konsumen (sekolah, siswa, mahasiswa, lembaga akademik).
c. Distribusi Tidak Langsung
Jenis distribusi ini dilakukan melalui beberapa perantara, sehingga produk tersebut tidak bisa langsung
diterima dari produsennya langsung. Misalnya, pabrik minuman menjual produk minumannya kepada
konsumen melalui beberapa agen atau sales terlebih dahulu.
Produsen → pedagang besar → pedagang kecil → pedagang eceran → konsumen

Saluran dalam Distribusi


Menurut Suhardi Sigit, saluran dalam kegiatan distribusi adalah perantara-perantara para pembeli dan
penjual yang dilalui oleh pemindahan barang baik fisik maupun pemindahan pemilik dari produsen ke
tangan konsumen.
Saluran dalam aktivitas distribusi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni pedagang dan perantara
khusus.
d. Pedagang
Pedagang adalah seseorang atau lembaga yang membeli dan menjual kembali suatu produk tanpa
mengubah bentuknya untuk mendapatkan keuntungan dari pihak konsumen.
Pedagang dibedakan menjadi beberapa macam, yakni:
1) Pedagang besar (Grosir): pedagang yang membeli suatu produk dalam jumlah yang besar dan
menjualnya kembali kepada pedagang lain.
2) Pedagang eceran (Retailer): pedagang yang membeli suatu produk dan menjualnya secara
langsung kepada konsumen. Biasanya pedagang eceran akan membeli suatu produk dari pihak
produsen dalam jumlah yang besar, kemudian menjualnya kembali dalam jumlah yang lebih kecil.
e. Perantara Khusus
Perantara khusus ini mempunyai tugas yang sama dengan penjual, tetapi perantara khusus tidak
bertanggung jawab secara penuh apabila produk tersebut tidak laku terjual. Perantara khusus meliputi
beberapa macamnya, yakni:
1) Agen (Dealer): perantara pemasaran resmi atas nama perusahaan di suatu daerah tertentu.
2) Broker (Makelar): perantara pemasaran yang mempertemukan antara penjual dengan pembeli
untuk melaksanakan suatu kontrak tertentu.
3) Komisioner: perantara pemasaran yang menggunakan atas namanya sendiri dan bertanggung
jawab atas dirinya sendiri.
4) Eksportir: pemasaran yang kegiatannya mendistribusikan suatu produk ke luar negeri.
5) Importir: pemasaran yang kegiatannya menyalurkan suatu produk dari luar negeri ke dalam negeri.

3. Tujuan Distribusi
a. Menjamin keberlangsungan produksinya suatu produk
b. Mengirimkan produk atau jasa tertentu ke tangan konsumen
c. Menjaga sistem ekonomi dan bisnis

4. Fungsi atau Tugas Pokok Distribusi


a. Pengangkutan (Transportasi)
Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka akan semakin bertambah pula kebutuhan atas suatu
produk. Dari adanya pernyataan tersebut, menyebabkan produk barang harus dapat disalurkan ke
berbagai tempat, sehingga pasti lah membutuhkan alat transportasi untuk mengangkut produk-produk
tersebut supaya sampai ke tangan konsumen.
b. Penjualan (Selling)
Dalam bidang pemasaran barang, kegiatan menjual suatu produk oleh produsen akan selalu ada.
Pengalihan hak dari tangan produsen kepada pihak konsumen dapat dilakukan dengan cara penjualan.
Dari proses penjualan tersebut maka produk dapat sampai ke tangan konsumen dan menggunakannya
sesuai kebutuhan.
c. Pembelian (Buying)
Setiap aktivitas penjualan, pasti diiringi dengan adanya aktivitas pembelian atau biasa kita sebut dengan
transaksi jual-beli. Jika penjualan dilakukan oleh produsen, maka proses pembelian ini dilakukan oleh
konsumen yang membutuhkan produk tersebut.
d. Penyimpanan (Storing)
Sebelum produk disalurkan ke tangan konsumen, biasanya produk-produk tersebut akan disimpan lebih
dahulu dalam suatu gudang. Hal tersebut dilakukan supaya produk tetap aman dan utuh hingga diterima
oleh konsumen.
e. Pembakuan Standar Kualitas Barang
Konsumen mana pun pasti selalu menginginkan produk yang hendak dibelinya mempunyai ketentuan
mutu akan jenis dan ukuran produknya. Oleh sebab itu, diperlukan adanya pembakuan standar baik
dalam jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tersebut. Pembakuan atau
standarisasi suatu produk dilakukan supaya produk yang akan didistribusikan sesuai dengan harapan
konsumen.
f. Penanggung Risiko
Terkadang, terdapat produk distribusi yang mengalami jatuh atau pecah sehingga produk tersebut dapat
rusak. Hal tersebut akan menjadi risiko yang harus ditanggung oleh seorang distributor. Namun, pada
zaman sekarang sudah terdapat lembaga atau perusahaan asuransi yang dapat menanggung risiko
tersebut.

5. Faktor Pengaruh Kegiatan Distribusi


a. Faktor Pasar
Dalam faktor pasar, saluran distribusi akan dipengaruhi oleh adanya pola pembelian konsumen, yakni
jumlah konsumen, letak geografis konsumen, jumlah pesanan produk, dan kebiasaan dalam pembelian
produk tersebut.
b. Faktor Barang
Dalam faktor barang, akan ada pertimbangan dari segi produk yang berkaitan dengan nilai unit, besar
dan beratnya produk, mudah rusaknya produk, standar produk hingga pengemasan produk.
c. Faktor Perusahaan
Dalam faktor ketiga ini, yakni faktor perusahaan, akan ada pertimbangan yang berkaitan dengan sumber
dana, pengalaman dan kemampuan manajemen, pengawasan, serta pelayanan yang diberikan.
d. Faktor Kebiasaan dalam Pembelian
Dalam faktor terakhir, yakni faktor kebiasaan dalam pembelian, akan ada pertimbangan yang diperlukan
berupa kegunaan perantara, sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen, volume penjualan
hingga ongkos kirim barang.

6. Strategi Distribusi
Menurut Oentoro, supaya mendapatkan keuntungan yang maksimal, maka membutuhkan strategi
distribusi yang tepat supaya produk dapat sampai ke tangan konsumen. Ada beberapa metode atau
strategi distribusi supaya produk dapat tersalurkan dengan tepat, yakni:
a. Strategi Distribusi Intensif
Dalam strategi ini akan menempatkan produk pada pengecer (retailer) serta beberapa distributor di
berbagai tempat. Strategi ini cocok diterapkan dalam produk-produk kebutuhan sehari-hari, seperti
sembako, sabun, rokok, dan lain-lain.
b. Strategi Distribusi Selektif
Dalam strategi ini akan menyalurkan suatu produk ke daerah pemasaran tertentu dengan memilih
beberapa distributor atau pengecer. Sehingga akan muncul persaingan antara distributor dengan
pengecer untuk mendapatkan konsumen dengan teknik masing-masing.
Strategi ini cocok diterapkan untuk produk elektronik, sepeda, pakaian, dan lain-lain.
c. Strategi Distribusi Eksklusif
Dalam strategi ini, distributor atau pengecer akan diberikan hak istimewa atas produk yang akan
dijualnya. Strategi ini biasanya digunakan untuk produk dengan kualitas dan harga tinggi,
misalnya showroom mobil, factory outlet, dan lain-lain.
7. Konflik Saluran Distribusi
Semua kegiatan bisnis pasti kerap menimbulkan konflik, termasuk dalam kegiatan distribusi ini. Menurut
Bruce J.Walker, terdapat beberapa konflik yang kerap terjadi dalam saluran distribusi, yakni:
a. Konflik Horizontal
Dalam konflik horizontal biasanya terjadi di antara perantara tingkat distribusi yang sama. Penyebabnya
adalah kebiasaan pedagang perantara yang menganekaragamkan persedian produk dengan
menambah jenis produk baru. Misalnya, pada zaman sekarang, supermarket mulai menjual alat
kecantikan hingga obat-obatan sehingga menyebabkan pengecer lain merasa tersaingi.
b. Konflik Vertikal
Dalam konflik vertikal, biasanya terjadi antara produsen dengan pedagang besar, selain itu juga bisa
terjadi antara produsen dengan pengecer (retail).
1) Produsen dengan pedagang besar
Konflik antara produsen dengan pedagang besar ini dapat disebabkan oleh beberapa aspek
misalnya adanya perbedaan pandangan antara masing-masing pihak.
Misalnya, dari sudut pandang seorang pedagang besar, mereka hanya diberikan kesempatan luas
pada saat tahap awal saja yang menyebabkan kerugian.
Namun, dalam sudut pandang produsen, pedagang besar tersebut kurang mampu mempromosikan
barangnya sehingga terjadi kerugian, hingga akhirnya produsen memilih menggunakan tenaga
penjual sendiri untuk menjual produknya.
2) Produsen dengan pengecer
Konflik ini biasanya timbul karena antara kedua pihak merasa berkepentingan dan mempunyai
“senjata” dalam menyalurkan produk ke tangan konsumen akhir.
KEGIATAN EKONOMI
(KONSUMSI)
Pengertian Konsumsi – Konsumsi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan
barang dan jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kepuasan secara langsung.
Sementara Konsumen adalah setiap pemakai barang dan jasa yang tersedia. Siapapun bisa menjadi pelaku
konsumsi, seperti rumah tangga dalam sebuah keluarga, pemerintah, serta industri atau perusahaan.
Daftar Isi
1. Pengertian Konsumsi
2. Pengertian Konsumsi Menurut Para Ahli
3. Contoh Kegiatan Konsumsi Dalam Kehidupan Sehari-hari
4. Fungsi Konsumsi
a. Menghabiskan atau Mengurangi nilai Guna Suatu Barang Sekaligus
b. Mengurangi Nilai Guna Suatu Barang dan Jasa Secara Bertahap
c. Pemenuhan Kebutuhan Jasmani dan Rohani
d. Memuaskan Kebutuhan Secara Fisik
e. Mendukung Aktivitas Produksi
f. Membantu Menyesuaikan Rumusan Tarif Upah Minimum untuk Pekerja
g. Sebagai Titik Awal dan Akhir Kegiatan Ekonomi
5. Ciri-ciri Barang Konsumsi
6. Ciri-Ciri Kegiatan Konsumsi
a. Dilakukan Secara Langsung
b. Barang Kegiatan Konsumsi
c. Barang dan Jasa yang Digunakan Selalu Berkurang
d. Memiliki Nilai yang Bermanfaat
7. Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
8. Teori Konsumsi
a. Teori Konsumsi Keynes – John Maynard Keynes (1930)
b. Ernst Engel
c. Teori Konsumsi Siklus Hidup
d. Teori Pendapatan Permanen
e. Teori Pendapatan Relatif
9. Dampak Positif dan Negatif Perilaku Konsumsi
a. 1. Dampak Positif dari Perilaku Konsumsi
b. 2. Dampak negatif dari perilaku konsumsi
1. Pengertian Konsumsi
Konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menghabiskan nilai guna.
Di samping itu tindakan ini juga untuk memenuhi kebutuhan baik individu atau bersamaan. Orang yang
melakukan kegiatan konsumsi dapat disebut sebagai seorang konsumen.
Konsumsi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan serta
mengurangi daya guna dari suatu barang maupun jasa yang memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan
hidup serta kepunahan manusia baik secara perlahan atau sekaligus.
Konsumsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia.
Seseorang yang melakukan kegiatan konsumsi, umumnya disebut sebagai konsumen, sedangkan produk-
produk yang dikonsumsi merupakan barang maupun jasa yang ditawarkan oleh produsen kepada
konsumen.
Konsumsi memiliki tujuan utama yang ingin diperoleh manusia, yaitu untuk memenuhi kebutuhan
hidup serta kepuasan. Umumnya, kegiatan konsumsi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-
hari bagi masyarakat tradisional, sedangkan bagi masyarakat modern kegiatan konsumsi dilakukan untuk
mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesenangan dan harga diri.
Pada masyarakat yang masih tradisional, umumnya kegiatan konsumsi adalah untuk pemenuhan
kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan pada masyarakat modern, kegiatan konsumsi mereka bukan hanya
untuk mempertahankan hidup, tapi juga untuk kesenangan dan harga diri.

2. Pengertian Konsumsi Menurut Para Ahli


Agar lebih memahami apa arti konsumsi, berikut ini pengertian konsumsi menurut pendapat para ahli:
• Menurut T. Gilarso (2003)
Pengertian Konsumsi adalah titik pangkal dan tujuan akhir dari seluruh kegiatan ekonomi masyarakat.
• Menurut Gregory Mankiw (2007)
Pengertian konsumsi adalah pembelanjaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Yang dimaksud
dengan barang adalah barang rumah tangga yang sifatnya tahan lama meliputi, perlengkapan,
kendaraan, dan barang yang tidak tahan lama, contohnya makanan dan pakaian. Pembelanjaan jasa
yang dimaksud adalah barang yang tidak berwujud konkret, contohnya pendidikan.
• Kamus Besar Ekonomi (KBBI)
Menurut Kamus Besar Ekonomi (KBBI), arti kata konsumsi adalah tindakan manusia untuk
menghabiskan atau mengurangi kegunaan (utility) suatu benda baik secara langsung atau tidak
langsung – pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya.
• Samuelson dan Nordhaus (2001)
Konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan guna memenuhi pembelian barang dan jasa untuk
mendapatkan kepuasan maupun untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumsi digolongkan menjadi dua
yakni konsumsi rutin dan konsumsi yang sifatnya sementara. Konsumsi yang sifatnya rutin memiliki
arti sebagai pengeluaran yang dilakukan untuk pembelian barang maupun jasa secara berulang ulang
selama bertahun – tahun. Sedangkan arti konsumsi sifatnya sementara adalah setiap tambahan yang
sifatnya tidak terduga dalam konsumsi rutin.
• Menurut Muhamad Abdul Halim
Konsumsi adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga mencakup pengeluaran yang dilakukan oleh
rumah tangga untuk mendapatkan barang dan jasa sebagai kebutuhan hidup sehari-hari dalam suatu
periode tertentu.
3. Contoh Kegiatan Konsumsi Dalam Kehidupan Sehari-hari
Kegiatan konsumsi dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa terbatas gender, usia, maupun status sosial dan
jumlah kekayaan. Berikut adalah beberapa contoh aktivitas konsumsi atau pemanfaatan barang dan jasa
yang sering dilakukan oleh banyak orang.
a. Seseorang yang membeli daging ayam untuk digunakan sebagai bahan sup atau kari.
b. Seorang ibu yang membelikan baju lebaran untuk keluarganya menjelang hari raya.
c. Seorang siswa yang membeli sepatu untuk digunakan saat sekolah.
d. Seorang pria yang datang ke tukang cukur rambut ketika rambutnya dirasa telah gondrong.
e. Seorang karyawan yang memesan layanan transportasi online untuk berangkat bekerja.
Setiap orang memiliki pola konsumsi yang dipengaruh oleh berbagai faktor di sekitarnya, dalam buku Pola
Konsumsi Masyarakat Nelayan Muslim dibawah ini akan menganalisis pola konsumsi pada penduduk
setempat sehingga dapat menemukan lima faktor di dalamnya.

4. Fungsi Konsumsi
Pengertian Konsumsi merupakan sebuah aktivitas pada manusia yang mengurangi dan menggunakan
dalam kegunaan barang dan jasa untuk secara bertahap dan simultan memenuhi kebutuhan hidup dan
kepuasan orang. Tujuan konsumsi lainnya diantaranya:
a. Menghabiskan atau Mengurangi nilai Guna Suatu Barang Sekaligus
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara
sekaligus adalah barang-barang yang habis pakai atau tidak barang-barang yang tidak dapat bertahan
lama. Yaitu seperti makanan dan minuman. Karena jika tidak dihabiskan dalam waktu sekaligus, maka
bahan-bahan tersebut akan rusak, basi, dan kadaluarsa sehingga tidak memiliki nilai guna lagi.
b. Mengurangi Nilai Guna Suatu Barang dan Jasa Secara Bertahap
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang dan jasa secara
bertahap adalah misalnya penggunaan barang yang tidak habis dalam jangka waktu singkat. Yaitu
seperti mobil, motor, pakaian, furniture rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya. Untuk
mengurangi nilai guna barang-barang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap.
c. Pemenuhan Kebutuhan Jasmani dan Rohani
Adanya tujuan utama dalam sebuah kegiatan pada konsumsi manusia adalah untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan mental mereka. Kebutuhan fisik seperti minum atau makan, olahraga dan lainnya.
Sambil melakukan kebutuhan spiritual seperti hiburan, membaca, ibadah, buku dan lain sebagainya.
Hal ini dikarenakan dengan memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani kita, beban yang ada di tubuh
serta pikiran kita akan lebih diringankan. Dalam buku Apotek Rabbani: Kiat Sehat Jasmani & Rohani ini
akan dijelaskan mengenai kiat-kiat dari Al-Qur’an dalam mengobati hati dan jasmani.
d. Memuaskan Kebutuhan Secara Fisik
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti seseorang yang membeli produk pelangsing
agar tubuh tetap langsing dan ideal, atau mengonsumsi obat-obatan sebagai dalam sebuah kecantikan,
dan dapat membeli pakaian bagus untuk terlihat cantik dan elegan hingga untuk memenuhi kebutuhan
fisik dengan cara langsung.
Oleh sebab itu, kebutuhan fisik merupakan suatu hal yang penting bagi manusia. Termasuk di dalamnya
aktivitas fisik yang dapat Grameds baca pada buku Aktivitas Fisik Motorik dan Pengembangan
Kecerdasan Majemuk Usia Dini oleh Panggung Sutapa.
e. Mendukung Aktivitas Produksi
Keinginan manusia untuk mengkonsumsi produk barang dan jasa tertentu dapat mendorong terjadinya
aktivitas produksi. Kedua aktivitas ini akan saling menguntungkan seluruh pihak yang terlibat, yakni
pihak yang memproduksi dan menginginkan keuntungan serta pihak yang mengkonsumsi dan
menginginkan kepuasan.
f. Membantu Menyesuaikan Rumusan Tarif Upah Minimum untuk Pekerja
Aktivitas konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat digunakan pemerintah sebagai tolok ukur untuk
menyesuaikan rumusan tarif upah minimum. Selain itu, aktivitas ini juga bisa dijadikan acuan penentuan
tarif pajak serta rasio anggaran belanja negara.
g. Sebagai Titik Awal dan Akhir Kegiatan Ekonomi
Perilaku konsumsi masyarakat juga menempati posisi penting dalam kegiatan ekonomi karena berperan
sebagai titik awal sekaligus titik akhir kegiatan tersebut. Seseorang yang menginginkan ponsel baru,
misalnya, akan membeli ponsel tersebut dan memulai suatu transaksi dalam kegiatan ekonomi. Setelah
ponsel dimiliki dan keinginannya terpenuhi, kegiatan ekonomi pun otomatis berakhir pada titik itu.

5. Ciri-ciri Barang Konsumsi


Barang-barang konsumsi adalah barang-barang yang diperlukan untuk pemenuhan kehidupan agar
konsumen mencapai tingkat kepuasan yang diinginkan. Barang-barang kebutuhan yang termasuk ke dalam
barang-barang konsumsi, memiliki ciri-cirinya.:
a. Barang konsumsi memiliki manfaat, nilai dan volume yang jika digunakan akan habis sekaligus atau
habisnya secara berangsur-angsur. Habis atau tidaknya suatu barang saat dikonsumsi dapat dibedakan
menjadi barang yang dapat habis dalam sekali pemakaian, misalnya seperti: minuman dan makanan.
Lalu barang yang dipakai berulang-ulang dan semakin lama semakin habis atau akan rusak. Misalnya
seperti celana, baju, sepatu, ember, tv dan lain-lain.
b. Barang konsumsi digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jika penggunaan traktor, cangkol, palu
dan sebagainya. Tidak termasuk kedalam kegiatan konsumsi, karena barang atau benda tersebut
termasuk kedalam produksi.
c. Barang konsumsi dapat memenuhi kebutuhan hidup. Contoh, moda transportasi seperti motor yang
digunakan untuk bepergian dari rumah ke tempat kerja termasuk ke dalam barang konsumsi.
d. Barang konsumsi harus merupakan barang ekonomi yang diperoleh dengan pengorbanan. Sebagai
contoh, makanan, minuman, dan pakaian diperoleh dengan melakukan transaksi ekonomi di pasar.
Oksigen atau sinar matahari yang manfaatnya dirasakan setiap hari tentu saja bukan barang konsumsi
karena keduanya bukan merupakan barang ekonomi.

6. Ciri-Ciri Kegiatan Konsumsi


Tidak semua orang bisa mengenali jenis kegiatan konsumtif yang dilakukan tanpa mengetahui ciri-ciri dari
kegiatan tersebut. Salah satunya adalah saat melakukan kegiatan ekonomi ini, banyak orang tidak
menyadarinya. Berikut ini merupakan ulasan mengenai ciri-ciri dari kegiatan konsumtif.
a. Dilakukan Secara Langsung
Ciri-ciri kegiatan konsumsi yang pertama adalah kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan secara
langsung. Dengan tujuan agar bisa memenuhi semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Selain kebutuhan, kegiatan konsumtif juga dilakukan untuk memenuhi kepuasan masyarakat.
Akan tetapi pada dasarnya manusia tidak akan pernah merasa yang namanya sebuah kepuasan. Di
mana kepuasan ini tidak memiliki batas sesuai yang diharapkan. Karena manusia atau masyarakat
selalu ingin mencoba hal yang baru. Contoh kecil dari hal tersebut misalnya jika masyarakat tersebut
sudah memiliki sebuah motor namun ingin juga memiliki sebuah mobil. Sehingga pada saat memiliki
mobil sudah tidak menggunakan motor lagi.
b. Barang Kegiatan Konsumsi
Didapat Dari Pembelian atau Pengorbanan Untuk memakai barang konsumsi terlebih dahulu harus
melakukan sebuah pengorbanan seperti pembelian barang tersebut di toko. Seperti untuk
mendapatkan tas, baju, celana, maupun hal lainnya bisa di dapatkan dalam sebuah toko yang ada
di sekitar kita.
Selain di toko, barang konsumsi ini bisa didapat dari warung-warung sekitar. Untuk barang konsumsi
yang bisa didapatkan di warung-warung sekitar seperti makanan atau minuman jadi. Seperti bakso,
teh, mie ayam, nasi kuning, jus, dan lain sebagainya. Di samping membeli barang tersebut tentu
harus menyiapkan biaya transaksi . Biaya transaksi ini akan dijadikan sebagai nilai tukar menukar.

c. Barang dan Jasa yang Digunakan Selalu Berkurang


Selanjutnya adalah barang dan jasa dari kegiatan konsumsi ini jika digunakan nilai yang dimiliki akan
selalu berkurang atau habis. Di mana barang tersebut seperti contoh yang telah disebutkan
sebelumnya yakni buku maupun pakaian.
Karena buku tersebut selalu digunakan untuk menulis seperti menulis tugas sekolah. Selain itu,
pakaian juga memiliki nilai yang berkurang jika digunakan.
Karena memang pakaian ini tidak selamanya bertahan lama akibat benang yang secara perlahan
akan rapuh. Hal tersebut diakibatkan karena sering dicuci dan terkena sinar matahari secara
langsung. Oleh karena itu, pakaian ini termasuk barang yang nilai nya akan berkurang secara
perlahan.
d. Memiliki Nilai yang Bermanfaat
Masalah barang atau produk dari kegiatan konsumsi ini memiliki nilai yang sangat bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuan dari penggunaan barang atau produk ini bisa
menyebabkan nilai barang tersebut berkurang karena sering dimanfaatkan. Namun barang dari
kegiatan konsumsi ini dapat dibagi menjadi dua jenis.
Di mana jenis barang yang pertama adalah barang yang nilainya akan habis untuk satu kali
pemakaian saja. Adapun contoh dari jenis barang ini seperti makanan dan minuman. Untuk jenis
yang kedua adalah jenis barang yang nilainya habis secara perlahan. Dengan kata lain bahwa
penggunaan dari barang ini digunakan secara berulang seperti pakaian dan buku.
Dengan perkembangan era di dunia ini, terdapat berbagai isu konsumerisme yang berkembang
dalam masyarakat yang dapa kamu pelajari dalam buku Sosiologi Ekonomi: Kapitalisme dan
Konsumsi di Era Masyarakat Post-Modernisme.

7. Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi


Pola konsumsi merupakan suatu susunan kebutuhan seseorang terhadap barang dan jasa yang akan
dikonsumsi berdasarkan pendapatan dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui pola konsumsi seseorang
berbeda dengan orang lainnya. Hal ini tergantung dari besarnya pendapatan seseorang.
Seseorang juga akan menyusun kebutuhan konsumsinya berdasarkan prioritas yang pokok kemudian
sekunder. Seperti misalnya kebutuhan pokok adalah kebutuhan untuk makan, pendidikan, dan kesehatan.
Sedangkan yang termasuk ke dalam kebutuhan sekunder adalah hiburan dan rekreasi.
Sehingga ketika pendapatan seseorang tersebut mengalami penurunan, maka orang tersebut akan
memangkas kebutuhan sekunder nya kemudian memprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
pokok terlebih dahulu. Hal ini akan menekan kebiasaan melakukan pola konsumsi yang berlebihan. Karena
pada dasarnya perilaku konsumtif akan menimbulkan efek negatif yang tidak baik bagi kondisi perekonomian
seseorang.
Sementara faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi, diantaranya:
a. Penghasilan – Penghasilan berpengaruh besar terhadap tingkat konsumsi seseorang. Semakin besar
penghasilan seseorang maka orang tersebut akan mengkonsumsi lebih banyak barang atau jasa, begitu
juga sebaliknya.
b. Tingkat Pendidikan – Pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir seseorang dalam melakukan
kegiatan konsumsi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, umumnya tingkat konsumsinya juga
akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.
c. Harga Barang dan Jasa – Harga barang dan jasa dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang.
Semakin tinggi harga barang dan jasa, maka tingkat konsumsi akan semakin rendah, dan begitu juga
sebaliknya.
d. Jumlah Keluarga – Keluarga yang jumlah anggotanya lebih besar akan membuat tingkat konsumsinya
semakin besar, begitu juga sebaliknya.
e. Jenis Kelamin – Kebutuhan barang atau jasa antara pria dan wanita tentunya sangat berbeda. Hal
tersebut juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi.
f. Selera dan Gaya – Sebagian orang memiliki selera dan gaya yang lebih baik, baik dalam hal berbusana
maupun hal lainnya. Hal ini membuat tingkat konsumsi mereka menjadi lebih tinggi ketimbang mereka
yang kurang memperhatikan gaya.
g. Adat Istiadat dan Kebiasaan – Kebiasaan dan adat istiadat di suatu daerah juga mempengaruhi tingkat
konsumsi masyarakatnya.
h. Tingkat bunga Ahli ekonomi klasik menganggap bahwa konsumsi merupakan fungsi dari tingkat bunga.
Khususnya mereka percaya bahwa tingkat bunga mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi.

8. Teori Konsumsi
a. Teori Konsumsi Keynes – John Maynard Keynes (1930)
Menurut teori John Maynard Keynes memberikan pendapat mengenai teori konsumsi. Ia mengatakan
jumlah konsumsi saat ini berhubungan langsung dengan pendapatan. Fungsi atau rumusan tentang teori
John Maynard Keynes untuk menggambarkan tingkat konsumsi pada berbagai pendapatan. Asumsi
mengenai teori konsumsi, yakni sebagai berikut:
• Kecenderungan mengkonsumsi marginal merupakan jumlah yang dikonsumsi dari pendapatan
yang diterima adalah antara nol sampai dengan satu. Dari asumsi tersebut, dijelaskan bila pada
saat pendapatan seseorang meningkat maka semakin tinggi pula tingkat konsumsi &
tabungannya.
• Rasio konsumsi pada pendapatan, atau biasa disebut sebagai kecenderungan mengkonsumsi
rata-rata turun saat pendapatan meningkat dikarenakan sebagian sisa dari pendapatannya
disisihkan untuk menabung. Menurut Keynes, proporsi tabungan tingkat ekonomi menengah ke
atas akan berbeda dengan ekonomi bawah (orang miskin). Orang kaya biasanya menabung
dengan jumlah besar dibandingkan dengan orang miskin.
• Pendapatan adalah suatu determinasi konsumsi yang penting sementara tingkat bunga tidak
begitu diperhatikan. Berdasarkan teori yang dikemukakan keynes, diatas dapat disimpulkan
bahwa tingkat konsumsi seseorang dipengaruhi oleh besarnya tingkat pendapatan.
b. Ernst Engel
Teori Ernst Engel mengatakan ketika tingkat pendapatan meningkat maka proporsi pendapatan yang
akan dihabiskan untuk membeli makanan akan berkurang atau menurun.
Hal ini dikarenakan dalam hukum Engel menyebutkan bahwa tingkat kesejahteraan seseorang dapat
dikatakan meningkat bila perbandingan pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi makanan
cenderung semakin menurun bila dibandingkan dengan pengeluaran & sebaliknya konsumsi pengeluaran
untuk non makanan akan meningkat. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran
permintaan tingkat konsumsi tersebut, diantaranya:
• Tingkat pendapatan perkapita masyarakat
• Cita rasa maupun selera konsumen pada barang tersebut
• Harga barang lain terutama barang yang sifatnya pelengkap dan pengganti
• Tanggapan konsumen terhadap harga barang tersebut.
Pengelompokan mengenai permintaan barang konsumsi terdiri dari Superior good (barang
mewah), inferior good (barang dengan mutu rendah), dan normal good (barang normal). Pengertian
superior good adalah perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar daripada jumlah perubahan
pendapatan konsumen.
Sedangkan inferior good adalah barang yang bilamana pendapatan konsumen meningkat maka jumlah
barang yang diminta akan semakin berkurang. Dan normal good adalah barang barang yang sering kita
lihat setiap hari pada umumnya seperti makanan, pakaian dan lain sebagainya.
Terdapat empat kesimpulan yang dirumuskan Ernst Engel dalam penelitianya atau biasa disebut sebagai
hukum Engel. Diantara kesimpulan yang dirumuskannya adalah: Bilamana pendapatan meningkat, maka
persentase pengeluaran untuk konsumsi cenderung menurun (semakin kecil).
Bilamana pengeluaran dalam konsumsi pakain cenderung tetap dan tidak bergantung pada tingkat
pendapatan. Persentase pengeluaran konsumsi untuk pengeluaran relatif tetap & tidak bergantung pada
tingkat pendapatan. Apabila pendapatan meningkat, maka persentase pengeluaran untuk keperluan
pendidikan, kesejahteraan, rekreasi, barang mewah, dan tabungan juga ikut meningkat.
c. Teori Konsumsi Siklus Hidup
Teori ketiga ini merupakan teori yang dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando serta Richrad
Blumberg pada tahun 1950. Teori konsumsi siklus hidup merupakan teori yang menjelaskan bahwa
kegiatan ekonomi merupakan kegiatan seumur hidup. Menurut teori komunikasi siklus hidup ini, faktor
sosial ekonomi seseorang maupun rumah tangga dinilai sangat memengaruhi pola konsumsi individu
atau rumah tangga tersebut.
d. Teori Pendapatan Permanen
Teori konsumsi yang kedua merupakan teori yang berpendapat bahwa pendapatan memengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Pendapatan permanen yang dimaksud pada teori kedua ini merupakan tingkat
pendapatan rata-rata yang diharapkan atau diekspektasikan oleh seseorang dalam jangka waktu yang
panjang. Teori pendapatan permanen menyatakan bahwa tingkat konsumsi seseorang memiliki
hubungan yang proporsional dengan pendapatan permanen seseorang.
e. Teori Pendapatan Relatif
Teori yang ketiga merupakan teori pendapatan relatif. Teori ini adalah teori yang dikembangkan oleh
James Duessenberry di tahun 1949. Teori pendapatan relatif memperhatikan aspek-aspek psikologis dari
rumah tangga dalam menghadapi perubahan pendapatan.
Teori pendapatan relatif ini membahas mengenai tingkat konsumsi masyarakat yang dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan disposable pada masa lalu. Utamanya dipengaruhi oleh tingkat pendapatan paling
tinggi yang pernah dicapai oleh suatu rumah tangga karena pola konsumsi saat ini masih dipengaruhi
oleh pola konsumsi lalu.
9. Dampak Positif dan Negatif Perilaku Konsumsi
Perilaku konsumsi atau kegiatan konsumsi memiliki faktor-faktor yang dapat memengaruhi perbedaan atau
tinggi rendahnya tingkat konsumsi seseorang. Selain itu kegiatan konsumsi atau perilaku konsumsi memiliki
aspek positif serta negatif jika dilihat melalui bagaimana individu atau rumah tangga mengkonsumsi suatu
barang dengan berpegangan pada pedoman motif ekonomi serta prinsip ekonomi. Berikut penulis rangkum,
mengenai aspek positif serta negatif dari perilaku konsumsi.
a. Dampak Positif dari Perilaku Konsumsi
Ada tiga aspek positif dari perilaku konsumsi, berikut ketiga aspeknya.
• Dapat menjaga keberlangsungan siklus ekonomi bagi konsumen serta produsen.
• Perilaku konsumsi dapat menyebabkan kegiatan ekonomi atau perekonomian menjadi lebih maju.
• Perilaku konsumsi membuat arus perputaran barang serta jasa menjadi lebih cepat sebagai
konsekuensi atas tindakan dari konsumsi yang berkelanjutan.
Sedangkan, aspek positif dari perilaku konsumsi bagi produsen yaitu dapat meningkatkan produksi
barang atau jasa yang dijual, sedangkan aspek positif perilaku konsumsi bagi konsumen merupakan
pemenuhan kebutuhan hidup. Selain itu, sikap konsumtif dari konsumen dapat mendatangkan
permintaan yang kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara.
b. Dampak negatif dari perilaku konsumsi
Seperti yang Anda ketahui, perilaku konsumsi juga memiliki aspek negatif, berikut tiga aspek negatif
dari perilaku konsumsi yang telah penulis rangkum.
• Sikap konsumtif maupun perilaku konsumsi dapat menyebabkan seorang individu menjadi tidak
hemat atau boros.
• Sifat tidak hemat atau boros tersebut menyebabkan seorang individu dapat terjebak hutang
piutang.
• Perilaku konsumsi dapat menurunkan minat atau motivasi seseorang untuk menabung, sehingga
mengakibatkan sumber dana investasi pada bank menurun.

Itulah ketiga aspek positif serta negatif dari perilaku konsumsi atau kegiatan konsumsi, bijaklah ketika
Anda melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun memenuhi hasrat
Anda.
Konsumsi serta kegiatan konsumsi merupakan hal berbeda namun masih berkaitan. Konsumsi
merupakan tindak yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seorang individu maupun kelompok,
sedangkan kegiatan konsumsi merupakan bagian dari pendapatan rumah tangga yang digunakan oleh
seseorang untuk membiayai pembelian berbagai macam barang maupun jasa serta kebutuhan lain.
Konsumsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia.
Keduanya memiliki keterkaitan dan dipengaruhi oleh faktor yang sama, yaitu sosial, besarnya pendapatan
atau penghasilan, selera atau gaya, adat istiadat, harga barang serta jasa yang akan dibeli, jumlah anggota
keluarga dan pendidikan.
Kegiatan konsumsi diliputi oleh empat teori yaitu teori konsumsi siklus hidup, teori pendapatan
permanen, teori pendapatan relatif, teori konsumsi Keynes. Pada dasarnya, keempat teori konsumsi tersebut
membahas mengenai bagaimana kegiatan konsumsi terjadi pada suatu rumah tangga atau individu yang
dipengaruhi oleh berbagai macam hal sesuai dengan teori konsumsi.
CONTOH KEGIATAN PRODUKSI, DISTRIBUSI, DAN KONSUMSI

Mengetahui contoh kegiatan ekonomi yang berupakan kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi sangat
penting agar kita bisa membedakan ketiganya.

Dalam kegiatan sehari-hari, masyarakat melakukan kegiatan ekonomi. Kegiatan tersebut mencakup jual, beli,
hingga mengedarkan suatu produk atau jasa. Kegiatan ekonomi tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sehari-hari. Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang sangat dekat dengan masyarakat, bisa
dikatakan bahwa berita mengenai kegiatan ekonomi akan selalu ada setiap harinya.

Banyak sekali hal-hal yang masuk dalam kategori kegiatan ekonomi. Namun terkadang kita tidak menyadarinya.
Kegiatan ekonomi mencakup tiga hal yaitu proses produksi, proses distribusi dan proses konsumsi.

Daftar Isi
1. Contoh Kegiatan Produksi
a. Contoh Produksi Bidang Perdagangan
b. Bidang Industri
c. Bidang agraris
d. Bidang ekstraktif
e. Bidang jasa
Contoh-contoh Produsen yang ada di Indonesia
a. Produsen Makanan/Minuman
b. Produsen Jasa
2. Contoh Kegiatan Distribusi
a. Contoh Distribusi tidak langsung
b. Distribusi semi langsung
c. Distribusi langsung
3. Contoh Kegiatan Konsumsi
Ciri-ciri Kegiatan Konsumsi
Contoh-contoh Kegiatan Konsumsi
a. Contoh Kegiatan Konsumsi oleh Rumah Tangga
b. Contoh Kegiatan Konsumsi oleh Perusahaan
c. Pelaku Kegiatan Konsumsi oleh Negara
1. CONTOH KEGIATAN PRODUKSI
Kegiatan ekonomi pertama adalah produksi. Dalam bidang ekonomi, produksi adalah setiap usaha
dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Serta bertujuan untuk menghasilkan sekaligus menambah nilai
guna suatu barang dan suatu jasa. Orang yang membuat suatu produksi disebut produsen.
Produksi adalah kegiatan menghasilkan atau menciptakan suatu jasa atau barang. Barang yang
diciptakan bisa berupa barang mentah, barang setengah atau hampir jadi, dan barang jadi atau barang yang
siap pakai. Selain untuk menambah nilai guna suatu barang, proses produksi dalam kegiatan ekonomi
bertujuan untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.

Tujuan kegiatan produksi antara lain sebagai berikut :


▪ Memenuhi kebutuhan konsumsi konsumen
▪ Memperoleh keuntungan sebesar-besarnya
▪ Membantu untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat
▪ Memacu pembukaan produksi lain sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan
▪ Membantu meningkatkan pendapatan dari negara maupun masyarakat
▪ Membantu negara dengan memproduksi barang yang dapat diekspor sehingga menjadi sumber devisa

Jenis-jenis produksi yang masuk dalam kegiatan ekonomi dibagi menjadi beberapa bidang, diantaranya
adalah sebagai berikut:

a. Contoh Produksi Bidang Perdagangan


Produksi dalam bidang perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang sering sekali kita temui. Kegiatan
produksi ini adalah kegiatan menjual Kembali barang-barang yang sudah dibeli kepada konsumen.
Contoh dari kegiatan ini seperti : warung sembako, agen, kios, toko, supermarket, dan lain-lain.
b. Bidang Industri
Kegiatan produksi pada bidang industri adalah produksi pengolahan bahan. Bahan-bahan akan diolah
sesuai dengan apa yang akan dijual.
Bahan mentah yang ada akan diolah sehingga menjadi barang yang setengah jadi, hampir jadi, atau
menjadi barang jadi. Selain itu terdapat juga pengolahan barang setengah jadi menjadi barang yang
jadi.

Contoh kegiatan produksi dalam bidang ini adalah :


▪ pengolahan bahan baku kayu menjadi sebuah furniture.
▪ pabrik memproduksi tas kulit
▪ pabrik memproduksi baju
▪ restoran memproduksi makanan
▪ pabrik memproduksi sepda motor
▪ memproduksi sepatu

c. Bidang agraris
Produksi dalam bidang agraris adalah produksi yang dilakukan dengan alam. Pengolahan hasil alam
untuk memelihara hewan serta tanaman.

Contoh produksi dalam bidang agraris adalah seperti :


▪ perkebunan (berkebun buah mangga, durian, semangka, melon dll)
▪ peternakan (beternak ayam, bebek, itik, kelinci dll)
▪ budidaya perikanan (budidaya ikan gurame, ikan nila dll)
▪ pertanian (menanam padi, sayur dll)
▪ dan lain-lain.

d. Bidang ekstraktif
Produksi bidang ekstraktif adalah produksi suatu barang yang prosesnya minim. Maksudnya adalah tidak
adanya pengolahan terhadap bahan-bahan yang dibutuhkan dalam produksi. Barang diambil langsung
dari alam.

Contoh produksi dalam bidang ekstraktif adalah :


▪ menambang emas
▪ menambang pasir
▪ dan lain-lain.

e. Bidang jasa
Produksi bidang jasa memang berbeda dengan kegiatan produksi dalam bidang lainnya. Jika produksi
di bidang lain adalah membuat suatu barang, tidak dengan produksi di bidang jasa. Produksi di bidang
jasa adalah produksi yang menghasilkan sebuah jasa untuk konsumen.

Contoh produksi ini adalah :


▪ rumah sakit yang menyediakan dokter untuk pasien berobat,
▪ perbankan menyediakan pegawai untuk membantu proses keuangan,
▪ sekolah menyediakan jasa guru untuk mendidik siswa-siswinya,
▪ membuka jasa cukur rambut
▪ membuka jasa desain grafis
▪ membuka jasa arsitektur
▪ dan lain-lain yang serupa dengan penyediaan jasa.

Contoh-contoh Produsen yang ada di Indonesia


a. Produsen Makanan/Minuman
Indofood, Unilever, Nestle, Sido Muncul, Kraft Foods, ABC, Akasha Wira International, Tiga Pilar
Sejahtera Food,
b. Produsen Jasa
BNI, BCA, BRI, Telekomunikasi Indonesia, Jasa Marga

2. CONTOH KEGIATAN DISTRIBUSI


Distribusi adalah penyaluran barang atau produk yang berasal dari produsen kepada konsumen. Orang yang
bertindak atau melakukan proses distribusi adalah distributor. Kegiatan distribusi terbagi menjadi tiga
macam, yaitu distribusi tidak langsung, distribusi semi langsung dan distribusi langsung.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi proses distribusi, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Faktor produk
Produk yang tidak tahan lama seperti makanan dan minuman, memiliki cara distribusi yang
berbeda dari pada produk yang tahan lama seperti pakaian. Proses distribusi akan dilihat dari
produknya, seperti kualitas dari barang tersebut.
b. Faktor pembelian
Faktor lain yang juga memengaruhi proses distribusi adalah faktor pembelian. Distributor harus bisa
melihat apa yang dibutuhkan oleh pembeli atau konsumen. Seperti apakah diperlukannya perantara
dalam pembelian.
c. Faktor pasar
Pasar adalah tempat untuk orang melakukan jual dan beli. Faktor pasar yang memengaruhi distribusi
adalah bagaimana pola pembelian yang dilakukan oleh konsumen, jumlah konsumen yang ada,
jumlah pesanan dan lain sebagainya.
d. Faktor perusahaan
Faktor perusahaan yang memengaruhi proses distribusi yang dimaksud adalah mengenai
pendanaan dalam proses distribusi. Selain itu, manajemen dari perusahaan juga berpengaruh
terhadap proses distribusi. Jika kerja perusahaan bagus, maka distribusi produk akan berjalan
lancar.

Contoh Kegiatan Distribusi Berdasarkan Jenis Salurannya


a. Contoh Distribusi tidak langsung
Distribusi tidak langsung adalah distribusi atau penyaluran suatu produk atau barang, yang
dilakukan melalui perantara. Dalam kegiatan distribusi langsung, produsen tidak langsung
memberikan atau mendistribusikan produk atau barangnya kepada konsumen.

Barang atau produk yang sudah diproduksi disalurkan melalui agen atau penjual lainnya sebelum
dapat sampai ke konsumen.

Contoh distribusi tidak langsung adalah :


▪ pemilik gudang beras yang tidak langsung menjual berasnya kepada masyarakat, tetapi melalui
agen beras.
▪ suatu pabrik mengekspor kayu ke negara lain seperti Malaysia, China, dan lain sebagainya
dengan menggunakan agen tertentu
▪ suatu pabrik baju menjual hasil produksinya dengan menggunakan pedagang eceran
Dengan adanya perkembangan teknologi di dunia saat ini, perantara atau distributor juga harus
beradaptasi dengan teknologi digital yang ada agar tetap dapat bertahan.

b. Distribusi semi langsung


Distribusi semi langsung adalah distribusi atau penyaluran suatu produk atau barang, yang
dilakukan oleh orang lain selain produsen.
Perbedaannya dengan distribusi tidak langsung adalah, orang yang menjadi tempat
penyaluran produk atau barang ini adalah bagian dari produsen.
Contohnya seperti pabrik yang memproduksi barang atau produk dan didistribusikan oleh
tim khusus, yang masih menjadi bagian dari pabrik tersebut.

c. Distribusi langsung
Distribusi langsung adalah distribusi atau penyaluran suatu barang atau produk yang dilakukan
secara langsung oleh produsen kepada konsumen.
Contoh dari distribusi langsung adalah :
▪ penjual lauk nasi padang yang langsung melayani pelanggannya ketika datang.
▪ penjual bakso menjual langsung baksonya kepada konsumen dengan cara berkeliling kampung
▪ sebuah warung yang menjual makanan dan minuman di suatu kampung.
Dengan adanya perantara dalam proses distribusi, dibutuhkan berbagai strategi untuk
mempersiapkannya.

3. CONTOH KEGIATAN KONSUMSI


Kegiatan ekonomi yang ketiga adalah konsumsi. Konsumsi adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk
menghabiskan nilai guna dari suatu barang atau produk. Selain itu, kegiatan konsumsi adalah kegiatan yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Orang yang
melakukan konsumsi disebut konsumen.

Ciri-ciri Kegiatan Konsumsi


a. Kegiatan konsumsi dilakukan secara langsung
Salah satu ciri-ciri kegiatan ekonomi konsumsi yang harus ada adalah bahwa kegiatan konsumsi perlu
dilakukan secara langsung. Maksudnya adalah kegiatan ekonomi dilakukan langsung dan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

b. Barang atau produk didapat dari kegiatan pembelian


Ketika konsumen ingin melakukan konsumsi barang atau produk, hal yang harus dilakukan adalah
membeli produk tersebut.

c. Produk, barang atau jasa yang digunakan akan berkurang


Contoh dari ciri-ciri ini adalah ketika suatu pensil digunakan untuk menulis, lama kelamaan pensil
tersebut akan habis terpakai. Ini adalah contoh dari produk yang digunakan akan berkurang. Hal
tersebut terjadi karena adalah kegiatan konsumsi dari konsumen. Jika produk tersebut sudah
digunakan, maka nilai guna dari produk tersebut juga akan berkurang.

d. Produk yang digunakan bermanfaat


Ciri-ciri selanjutnya dalam kegiatan konsumsi adalah produk atau barang yang digunakan memiliki
manfaat atau nilai guna. Meskipun nilai barang yang sudah digunakan berkurang, itu artinya barang
atau produk tersebut bermanfaat.

Terdapat dua jenis barang atau produk berdasarkan nilainya. Pertama, produk yang nilainya habis
ketika digunakan dalam satu kali pemakaian. Contohnya adalah makanan atau minuman. Kedua,
produk yang nilainya akan habis secara perlahan ketika digunakan secara terus menerus atau berulang-
ulang. Contohnya seperti buku tulis, pensil, make up, dan lain-lain

Contoh-contoh Kegiatan Konsumsi


Ada tiga pelaku kegiatan konsumsi, yaitu kegiatan konsumsi rumah tangga, kegiatan konsumsi
perusahaan, dan kegiatan konsumsi negara.

a. Contoh Kegiatan Konsumsi oleh Rumah Tangga


Pelaku kegiatan konsumsi rumah tangga dapat dikategorikan sebagai masyarakat umum. Contoh
dari kegiatan ini adalah :
▪ membeli makanan di warung
▪ membeli pakaian di toko
▪ membeli bahan-bahan pokok di pasar
▪ membeli alat-alat rumah tangga di toko
▪ menggunakan jasa potong rambut
▪ menggunakan netfilx premium
▪ memakai internet berbayar

b. Contoh Kegiatan Konsumsi oleh Perusahaan


Pelaku kegiatan konsumsi perusahaan adalah barang-barang atau produk yang dibutuhkan untuk
menjalankan perusahaan. Ketika suatu perusahaan memproduksi suatu barang atau produk,
perusahaan tersebut akan membutuhkan bahan baku. Inilah yang disebut pelaku kegiatan
konsumsi perusahaan, untuk kepentingan perusahaan. Dalam kegiatan konsumsi yang dilakukan
sebuah perusahaan, penting untuk selalu mengelola baik pengeluaran serta pemasukan.

Contoh kegiatan konsumsi dalam perusahaan antara lain :


▪ Beriklan di sosial media / internet
▪ Membeli peralatan-peralatan kantor
▪ Membeli bahan baku produksi
▪ Menggaji tenaga kerja
▪ Membayar sewa listrik, sewa gedung, internet, telepon

c. Pelaku Kegiatan Konsumsi oleh Negara


Contoh sederhana dari pelaku kegiatan konsumsi negara adakah hal-hal yang dibutuhkan negara
untuk membangun kebutuhan masyarakat. Contoh kegiatan konsumsi oleh negara :
▪ pembangunan infrastruktur negara
▪ belanja pegawai untuk gaji, tunjangan, uang makan dan biaya lain untuk pegawai negeri
▪ belanja barang-barang negara untuk penyelenggaraan pemerintah
▪ pengeluaran lembaga pemerintah pusat
▪ belanja rutih daerah
▪ buga dan cicilan utang baik ke dalam maupun ke luar negeri
▪ subsidi merupakan pengeluaran untuk berbagai macam subsidi pemerintah seperti masyarakat
seperti BBM dan listrik
▪ pembangunan jembatan di daerah terpencil
▪ pembangunan tempat ibadah
▪ dan lain-lain.

4. KESIMPULAN
Kegiatan ekonomi memiliki tiga proses yaitu produksi, distribusi dan konsumsi. Ketiga proses tersebut
berhubungan satu sama lain, ketika proses produksi selesai maka distribusi akan dijalankan untuk menuju
konsumen. Namun sebelum proses produksi berlangsung, produsen tentu membutuhkan bahan baku untuk
membuat suatu produk, sehingga pada saat ini produsen bertindak seperti konsumen. Proses tersebut akan
terus berputar sehingga kegiatan ekonomi akan berjalan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai