Dosen Pengampu :
Maharani Rona Makom,SE.,M.Se
Disusun Oleh :
1. Hilal Fabiansyah
2. Intan Putri Mawaddah
3. Maulida Ayu Anindya
4. Nabila Fayza Aulia
5. Noresa Sefityaningsih
Kelas :
KP – 1D
Jurusan Akuntansi
2023
PRESENTASI
Oleh :
Kelompok 6
KP – 1D
Daftar isi
Teori Produksi…………………………………………………………………………...
1. Fungsi Produksi……………………………………………………………………….
2. Metode Produksi………………………………………………………………………
5. Kurva Isokuan………………………………………………………………………...
1. Pengertian Biaya…………………………………………………………………….
2. Pembagian Biaya……………………………………………………………………..
1. Fungsi Produksi
Fungsi produksi adalah hubungan antara input dengan output yang dihasilkan dalam
satu periode atau suatu gambaran bagaimana produsen berperilaku dalam memproduksi
barang dan jasa. Produksi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk menciptakan atau
menambah nilai guna dari barang atau jasa. Jika pertambahan nilai guna dilakukan
tanpa merubah bentuk produk, maka disebut sebagai produksi jasa seperti jasa
konseling, jasa les pelajaran, jasa konsultan keuangan, dan sebagainya. Sementara
pertambahan nilai guna yang diikuti dengan perubahan bentuk produk disebut produksi
barang. Contoh produksi barang adalah sebagai berikut membangun rumah, membuat
sepatu, memasak nasi, dan lain-lainnya. Dengan demikian, produksi mempunyai dua
nilai pokok. Yang pertama untuk menciptakan nilai guna barang atau jasa. Kedua,
menambah nilai guna barang atau jasa.
Barang atau jasa hasil produksi ada yang bisa digunakan secara langsung
maupun tidak langsung. Biasanya hasil produksi yang tidak bisa langsung digunakan
diolah lagi untuk menjadi produk lain yang memiliki nilai lebih tinggi.
Pada hakikatnya, produksi adalah proses penciptaan ada penambahan nilai guna
dari barang atau jasa bentuk yang diikuti oleh penambahan manfaat, bentuk, waktu,
tempat atas faktor-faktor produksi sehingga dari produksi tersebut memiliki kemampuan
lebih tinggi dalam memenuhi kebutuhan pemakainya.
Dari penjelasan di atas, kegiatan produksi memiliki fungsi yang sangat penting. Berikut
ini merupakan fungsi-fungsi produksi:
1. Perencanaan
Perencanaan pada produksi dapat diartikan sebagai melaksanakan kegiatan
produksi barang atau jasa pada waktu tertentu yang disesuaikan dengan forecast yang
telah disusun. Penyusunan forecast tersebut dilakukan dengan sistem yang terorganisir
mulai dari sumber daya manusia, bahan baku, ketersediaan ruang pada gudang, alat, dan
lain-lain.
a. Kualitas produk
Kualitas produk sangat perlu untuk direncanakan dengan baik, baik dari siapa
pasar yang dituju, keeksklusifannya (premium, medium, atau ekonomis), dan harganya.
Karena setiap segmen pasar memiliki standar kualitas yang berbeda.
b. Biaya produk
Biaya produksi meliputi bahan, alat, tenaga kerja, dan semua yang terlibat dalam
produksi pasti memerlukan biaya. Hal ini harus dimasukkan ke dalam perencanaan
produksi agar tidak rugi (biaya produksi lebih besar dari harga jual).
c. Waktu pengembangan produk
Di awal meluncurkan produk tidak serta merta perusahaan langsung
mendapatkan untung. Terkadang perlu beberapa waktu untuk mencapai balik modal
atau yang kita kenal dengan istilah break event point. Poin ini juga mengisyaratkan
ketanggapan perusahaan dalam mengikuti perkembangan teknologi.
e. Kapabilitas pengembangan
Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dimiliki perusahaan untuk
mengembangkan produk.
Faktor produksi yang bersifat tetap dapat berupa tanah, mesin, gedung, dan
peralatan lain. Yang secara keseluruhan dapat disebut sebagai instalasi
pabrik. Besarnya faktor produksi jenis tanah, gedung, mesin dan peralatan
lain tidak secara langsung ditentukan oleh jumlah produksi yang
dilaksanakan. Pada saat tidak berproduksi punfaktor produksi tetap harus
ada. Sedangkan besarnya faktor produksi variable tergantung dari besarnya
jumlah produksi. Yang termasuk dalam faktor produksi variable misalnya
bahan mentah, bahan pembantu, tenaga kerja langsung (buruh).
Faktor produksi itu sendiri menjadi pembahasan menarik bagi para politik ekonomi
seperti Adam Smith dan tokoh-tokoh lain. Dari perkembangan dan percampuran
pandangan Karl Marx terkait kritikannya tentang akumulasi kapital dan nilai tambah
terhadap tenaga kerja.
Dipadukan dengan kritik dari David Ricardo terkait prinsip politik ekonomi dan
perpajakan yang dapat mempengaruhi produk. Maka pandangan-pandangan tersebut
melebur yang akhirnya menciptakan pandangan terhadap perekonomian.
Setelah mengetahui sekilas tentang pengertian faktor produksi, lantas apa saja sih hal-
hal yang mempengaruhi proses produksi? Setidaknya ada lima faktor yang
mempengaruhi secara mendasar, yaitu faktor SDM, Faktor sumber daya alam, faktor
modal, faktor kewirausahaan, dan dan faktor teknologi.
Faktor produksi yang paling dasar keberhasilan adalah faktor tenaga kerja atau faktor
Sumber Daya Manusia. Proses produksi tidak akan dihasilkan jika tidak ada tenaga
manusia. Apalagi jika bentuk usaha nya adalah skala besar.
Terutama untuk pelaku usaha yang membutuhkan bahan baku dari Sumber Daya
Alam. Mereka pasti akan bergantung. Coba bayangkan jika sumber daya alam tidak
tersedia lagi, maka proses produksi akan berhenti.
Sementara kita tahu, sumber daya alam ada yang dapat dihasilkan secara continue.
Namun ada juga SDA yang tidak mampu mencukupi atau memenuhi permintaan akibat
proses regenrasi bahan dasarnya memakan waktu lebih lama dibandingkan permintaan
atauppun proses produksi.
Contoh : Pabrik gerabah, yang mengandalkan bahan baku dari tanah liat. Saat tanah
liat yang disediakan alam semesta berkurang, maka proses produksi pun juga akan
mengalami keterlambatan.
3. Faktor Modal
Faktor produksi yang ketiga masalah modal. Ada yang bilang modal uang tidak
penting, yang penting adalah modal dengkul. Saya rasa itu setengah benar dan setengah
salah. Tergantung dari konteks dan peruntukannya.
Jika konteksnya adalah menghasilkan produk untuk dijual belikan, atas nama sendiri
bukan karena reseller ataupun dropship, maka modal uang itu penting. Bahkan pelaku
usaha makanan pinggir jalan yang kecil-kecilan sekalipun mereka butuh modal awal
demi mendapatkan keuntungan yang diharapkan.
Sementara untuk mendapatkan modal uang itu sendiri pun sekarang ada banyak cara
yang bisa dilakukan. Mulai mengajukan pinjaman ke bank, menawarkan proposal
kepada para investor, dan bisa dengan hasil uang tabungan.
Contoh: Anak orang kaya mudah jika ingin menjalankan usaha, karena uang mudah
didapatkan. Sementara bagi orang biasa akan kesulitan mendapatkan modal untuk
merintis usaha yang mengharuskan mengeluarkan modal uang.Perlu diketahui juga,
bahwa faktor produksi modal dapat berupa uang, mesin, dan gedung.
4. Faktor Kewirausahaan
Faktor produksi yang keempat adalah faktor kewirausahaan. Ternyata tidak semua
orang memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi. Tidak semua orang memiliki perspektif
menjadi jiwa kewirausahaan. Maka dari itu, jika kamu ingin menjalankan sebuah bisnis
yang langgeng, perlu sekali memahami dan mempelajari konsep kewirausahaan.
Kewirausahaan tidak melulu berbicara tentang modal awal berupa uang. Tetapi juga
berbicara tentang mentalitas dalam menghadapi berbagai masalah. Termasuk bagaimana
mengolah perspektif dan sudut pandang terhadap peluang.
Buat kamu yang merasa tidak memiliki jiwa kewirausahaan, kamu bisa mempelajari
prinsip dasarnya. Setidaknya dengan demikian kamu bisa menstimulus dan berlatih.
Ingat, menjadi orang sukses itu tidak selalu karena privilege keluarganya yang kaya.
Tetapi juga karena memiliki kemauan dan semangat untuk berubah.
Dalam segi kelancaran internal, faktor produksi juga banyak yang terintegrasi
langsung dengan teknologi. Apalagi untuk perusahaan besar, yang segala sesuatunya
dilakukan menggunakan robot dan bersifat komputer.
Alasan kenapa harus menguasai teknologi informasi dalam proses produksi, karena
lebih memudahkan, menghemat waktu, menghemat tenaga atau menghemat beban biaya
tenaga kerja. Jadi saat proses produksi berjalan dan telah terprogram oleh teknologi,
tenaga manusia bisa langsung fokus pada manajemen.
Itulah beberapa faktor produksi, baik dalam skala industri maupun skala kecil
seperti UKM/UMKM. Dari beberapa ulasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
faktor produksi sebagai faktor penentu sebuah produk barang/jasa dapat disajikan secara
efisien dan efektif.
Ditinjau dari tambahan produksi yang diperoleh, ada suatu hubungan yang
spesifik yaitu apabila sedikit sekali faktor produksi variabel yang dipergunakan jika
dibandingkan dengan faktor-faktor produksi tetap, terdapatlah kecenderungan
terjadinya kenaikan hasil bertambah.
Sebaliknya apabila faktor produksi variabel itu sudah banyak jumlahnya
dibandingkan dengan faktor-faktor tetap, maka tiap penambahan satu satuan faktor
produksi akan mempunyai kecenderungan untuk mengakibatkan kenaikan atau
tambahan hasil berkurang. Kenaikan hasil yang meningkat ini terjadi mulai dari titik
nol penggunaan faktor produksi sampai pada tercapainya titik balik fungsi produksi
dan setelah itu kenaikan produksi akan cenderung menurun.
Sebagai akibat dari sifat produksi, pada umumnya hubungan antara faktor
produksi dan produk dari tiap proses produksi akan cenderung berbentuk kombinasi
dari kenaikan hasil bertambah dan kenaikan hasil berkurang. Sifat inilah yang
digambarkan dalam satu hukum yang amat terkenal dalam teori produksi, yaitu
Hukum Kenaikan Hasil Berkurang (Law of Diminishing Returns). Hukum ini dapat
dinyatakan :
Dari sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan produksi dapat dibagi menjadi 3
(tiga), yaitu :
Berikut ini diberikan satu misal dengan angka-angka hipotetis yang menggambarkan
hubungan antara penggunaan faktor produksi dan produksi yang dihasilkan. Dari data
yang ada yang disajikan dapat diketahui 3 tahapan propuksi, disajikan pada Tabel di
bawah ini
Penambahan
Faktor Produksi Penambahan Faktor Produk Y
Produk
X (satuan) Produksi (satuan) (satuan)
(satuan)
1 20 30
2 1 50 30
3 1 90 40
4 1 140 50
5 1 180 40
6 1 210 30
7 1 232 22
8 1 240 8
9 1 238 -2
10 1 234 -4
Tabel diatas menjelaskan, bahwa tiap penambahan faktor produksi dengan satu
satuan, mula-mula terdapat penambahan produk (kenaikan hasil) bertambah (30, 40 dan
50 satuan), yang kemudian disusul oleh penambahan produk (kenaikan hasil) berkurang
(50, 40, 30, 22, 8, -2 dan –4). Jika hubungan di atas digambarkan dalam grafik,
terdapatlah Grafik dibawah ini .
Sebagai contohnya : penggunaan factor produksi pupuk pada jumlah tertentu akan
meningkatkan produksi, sampai pada tingkat penggunaan sejumlah pupuk tertentu akan
mengakibatkan produksi maksimu, dan apabila penggunaan pupuk ditambah justru akan
mengurangi produksi. Secra rasional hal ini dapat diterima akal, dikarenakan
pengggunaan pupuk terlalu banyak justru akan membuat tanaman mati dan selanjutnya
produksiturun.
Secara detail hubungan antara faktor produksi dan produk yang ada pada gambar kurva
diatas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu:
Konsep lain yang sering digunakan dalam teori produksi adalah produk rata-rata.
Produk rata-rata adalah rasio antara produksi dengan faktor produksi yang digunakan.
Kurva produk rata-rata (average product curve) merupakan kurva yang menunjukkan
hubungan antara penggunaan faktor produksi yang dipergunakan dan produk rata-rata
pada bermacam tingkat penggunaan faktor produksi.
Apabila produk rata-rata dinyatakan dalam satuan fisik, kurva itu dinamakan kurva
produk fisik rata-rata (average physical product curve). Hubungan antara Produk Total
dan Produk Rata-rata disajikan pada gambar di bawah ini
Dalam keseharian konsep ini sering digunakan yaitu produktivitas lahan atau biasa
disebut produktivitas saja, menggambarkan produksi per luas lahan atau produksi per
hektar.
Contoh lain adalah produktivitas kerja, yang menunjukkan perolehan produksi per
tenaga kerja atau produlsi per jam kerja. Apabila produk total dinyatakan dengan Y,
sedang faktor produksi yang dipakai dinyatakan dengan X, maka produk rata-rata itu
besarnya sama dengan Y/X.
Pada tiap tingkat pemakaian faktor produksi, besar produk rata-rata itu dapat dihitung
dengan mencari nilai hasil bagi tersebut. Pada gambar 26. produk rata-rata di titik C
ialah Y2/X2. Perhatikan segitiga COX2 besar hasil bagi Y2/X2 ditunjukkan oleh tangen
sudut COX2 atau sudut α dalam grafik.
tg α = 0Y2/0X2
Secara umum dapat dinyatakan bahwa produk rata-rata di tiap titik dari kurva produk
total itu besarnya sama dengan tangen dari sudut yang dibentuk oleh garis yang ditarik
dari titik pangkal 0 ke titik bersangkutan dan garis horizontal.
Pada saat sudut tangen α itu mencapai maksimum, pada tingkat pemakaian faktor
produksi sebesar itulah akan tercapai produk rata-rata yang maksimum (dalam grafik 26
pada tingkat pemakaian faktor produksi sebesar OX2). Titik C merupakan titik
singgung terluar antara kurva produk total dan garis yang ditarik dari titik pangkal 0.
Selain produktivitas, konsep lain yang tak kalah pentingnya dalam pembahasan
teori produksi adalah Produk marjinal (Marginal Product). Produk marjinal (MP) adalah
tambahan produksi karena penambahan satu satuan faktor produksi. Kurva yang
menunjukkan hubungan antara faktor produksi dan produk marginal pada berbagai
tingkat pemakaian faktor produksi dinamakan kurva produk marginal (marginal product
curve).
Kalau diikuti besarnya produk marginal pada berbagai tingkat pemakaian faktor,
maka terlihat bahwa produk marginal itu mula-mula naik, lalu mencapai maksimum
pada saat fungsi produksi mencapai titik balik, kemudian terus turun. Pada saat produk
total mencapai maksimum maka produk marginal sama dengan nol. Sesudah itu produk
marginal akan bertanda negatif, yang berarti bahwa dengan penambahan faktor
produksi, produk total yang dihasilkan justru akan turun. Hal lain yang perlu diketahui,
bahwa produk marjinal merupakan kemiringan dari kurva produk total.
Gambar (A) melukiskan kurva produksi total (PT) yang bergerak dari 0 menuju
B, C dan M. Gambar (B) melukiskan sifat-sifat dan gerakan produksi rata-rata (AP) dan
produksi marginal (MP). Kedua gambar ini berhubungan erat. Pada saat kurva TP mulai
berubah arah pada titik balik B (inflection point) maka kurva MP mencapai titik
maksimum. Itulah batas dimana hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang mulai
berlaku.
Kalau produk rata-rata pada berbagai tingkat pemakaian faktor itu diikuti, maka
terlihatlah bahwa produk rata-rata itu mula-mula naik dan sesudah mencapai maksimum
lalu mulai turun. Secara teoritis produk rata-rata itu akan mencapai nol apabila
pemakaian faktor produksi sudah tak terhingga banyaknya. Di dalam praktek hal ini
tidak akan mungkin terjadi, sebab siapakah yang akan memakai faktor produksi dalam
jumlah yang tak terhingga.
Karena kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal diturunkan dari kurva
produk total, maka sudahlah pasti diantara ketiga kurva-kurva itu terdapat suatu
hubungan tertentu. Bentuk dari kurva produk rata-rata dan kurva produk marginal akan
tergantung dari bentuk kurva produk total.
Apabila dengan perubahan teknologi kurva produk total dari suatu proses
produksi berubah, maka secara otomotis kurva produk rata-rata dan kurva produk
marginal juga akan berubah. Untuk jelasnya hubungan ketiga kurva tersebut di atas
akan ditunjukkan dengan tabel 3. Dari tabel 3 dan gambar 26 hubungan antara produk
total, produk rata-rata dan produk marginal dapat disimpulkan sebagai berikut:
Apabila dengan perubahan teknologi kurva produk total dari suatu proses
produksi berubah, maka secara otomotis kurva produk rata-rata dan kurva produk
marginal juga akan berubah. Untuk jelasnya hubungan ketiga kurva tersebut di atas
akan ditunjukkan dengan tabel 3. Dari tabel 3 dan gambar 26 hubungan antara produk
total, produk rata-rata dan produk marginal dapat disimpulkan sebagai berikut:
Setelah titik B, produk total mengalami kenaikan hasil yang berkurang; produk
marginal mulai turun. Pada saat ini produk rata-rata masih naik (dan masih berada di
bawah produk marginal) sampai mencapai maksimum di titik C’. Pada waktu produk
rata-rata mencapai maksimum di titik C’, produk marginal sama besarnya dengan
produk rata-rata.
Pada waktu produk total mencapai maksimum di titik M, produk marginal sama
dengan nol terlihat dari kemiringan kurva produk total yang sejajar dengan garis
horizontal. Pada saat itu produk rata-rata tetap bernilai positif.
Setelah produk total melewati titik maksimum M, selanjutnya kurva produk total mulai
turun; hal ini diikuti nilai produk marjinal yang negatip, sedang produk rata-rata tetap
bernilai positif.
Elastisitas Produksi dan Daerah Produksi
Misalnya perubahan relatif dari jumlah faktor produksi yang dipakai adalah +
5%, sedangkan perubahan relatif dari jumlah produk yang dihasilkan sebagai akibat dari
perubahan pemakaian faktor produksi itu ialah +10%, maka dikatakan bahwa elastisitas
produksi adalah 10% / 5% = 2,0. Elastisitas produksi ini juga disebut dengan koefisien
fungsi dan disimbolkan dengan tanda e atau eprod. Hubungan antara eprod dengan
produk rata-rata dan produk marginal adalah sbb:
Berdasarkan nilai dari eprod ini, para ahli teori ekonomi produksi membagi suatu proses
produksi dalam daerah produksi sebagai berikut:
Karenanya daerah ini dinamakan daerah tidak rasionil dan ditandai dengan
Daerah I dari produksi. Tidak rasional kiranya apabila pengusaha menghentikan
penggunaan faktor produksi pada daerah ini, karena sebenarnya penambahan faktor
produksi masih dapat meningkatkan produksi rata-rata atau produktivitas.
Pada tingkat produksi dimana MP = AP, eprod=1. Pada tingkat ini penambahan
faktor produksi sebesar 1% akan menyebabkan penambahan produk sebesar 1% juga.
Kondisi ini digambarkan pada daerah dimana besarnya produk marjinal sama dengan
produk rata-rata.
Pengertian isokuan / isoquant adalah kurva yang memberikan tingkat output produksi
yang sama untuk berbagai kombinasi penggunaan dua input variabel. Tenaga kerja dan
modal bertindak sebagai input variabel yang artinya jumlah penggunaannya dapat
berubah (bertambah atau berkurang). Dengan demikian, produsen dapat menggunakan
lebih banyak mesin (modal) atau mungkin sebaliknya lebih banyak tenaga kerja. Namun
konsep isoquant menggambarkan bagaimanapun kombinasi keduanya tetap hasil output
yang diproduksi sama.
Pada gambar diatas kita dapat melihat kurva isokuan / isoquant dengan sumbu Y
berupa modal dan sumbu X berupa tenaga kerja. Kurva isokuan (Z) menggambarkan
tingkat output produksi yang sama. Artinya ketika produksi di sepanjang garis tersebut
akan sama outputnya, namun input yang digunakan memiliki komposisi yang berbeda.
Misalkan pada titik A, titik B, maupun titik C memiliki tingkat hasil produksi yang
sama. Bila kita misalkan outputnya 100 roti, maka titik A, B, C sama-sama
menghasilkan 100 roti. Meskipun demikian, komposisi input yang digunakan berbeda.
Ada yang lebih banyak tenaga kerja, ada yang lebih banyak mesin (modal). Itulah yang
ingin digambarkan dalam kurva isoquant.
Pada titik A, untuk menghasilkan output sejumlah Z, maka diperlukan tenaga kerja
sebanyak X1 dan modal sebanyak Y1. Pada titik ini perusahaan teman-teman memilih
lebih banyak menggunakan modal. Penggunaan modal maksudnya disini, bisa saja
modal yang perusahaan teman-teman itu dipergunakan untuk membeli mesin. Makanya
modal atau mesin sering saya tulis bersama. Kondisi ini disebut dengan capital
intensive.
Pada titik B, perusahaan teman-teman sedikt mengurangi penggunaan modal dan
sedikit menambah penggunaan tenaga kerja. Pilihan seperti ini bisa saja dilakukan.
Output produksi yang dihasilkan sama yaitu sebesar Z. Keadaan ini sering digambarkan
sebagai kondisi netral bila seimbangan antara penggunaan mesin dan tenaga kerja.
Pilihan terakhir yang diilustrasikan kurva isoquant diatas yaitu pada titik C. Dalam
kondisi ini perusahaan teman-teman memilih untuk menggunakan lebih banyak tenaga
kerja yaitu sebesar X3 dan mengurangi penggunaan mesin menjadi Y3. Output yang
dihasilkan tetap sebanyak Z. Kondisi ini disebut sebagai labour intensive karena lebih
banyak menggunakan input produksi berupa tenaga kerja.
1. Pengertian Biaya
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahanbahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Biaya produksi yang dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan kepada dua jenis :
1.Biaya Eksplisit adalah segala biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan faktor-
faktor produksi.
2.Biaya Implisit (Tersembunyi) adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor
produksi yang dimiliki oleh perusahaan.
Dari segi alir produksinya dibedakan menjadi beberapa macam biaya produksi. Biaya
produksi ini dibedakan antara biaya total atau total cost (TC), biaya rerata atau average
total cost (AC), dan biaya marginal atau marginal cost atau (MC).
Total cost (TC) adalah biaya yang secara keseluruhan dikeluarkan oleh
perusahaan meliputi biaya tetap atau fixed cost (FC) dan biaya variabel atau variable
cost (VC). Fixed cost adalah biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan tidak
terkait dengan besar kecilnya produksi. Variable cost adalah biaya produksi yang
dikeluarkan oleh perusahaan dan tergantung pada besar kecilnya aktivitas produksi.
Biaya tetap adalah biaya yang bersifat konstan selama kegiatan produksi
berlangsung. Biaya produksi ini tidak tergantung pada aktivitas produksi. Biaya tetap
merupakan datum, berbentuk garis horisontal sejajar dengan perluasan produksi.
Walaupun demikian bagi usaha kecil tetap dituntut adanya sejumlah biaya tetap
termasuk usaha sektor informal. Usaha sektor informal apapun kecilnya tetap
membutuhkan sejumlah biaya tetap.
Tabel Biaya Tetap
Q FC (Rp.) RASIO
1 1000.000 0.000001
2 1000.000 0.000002
3 1000.000 0.000003
4 1000.000 0.000004
5 1000.000 0.000005
6 1000.000 0.000006
7 1000.000 0.000007
Kurva kurva biaya tetap menujukkan bahwa untuk menghasilkan output sebesar
Q1 dibutuhkan biaya sebesar Rp. 1.000.000. Jika perusahaan ingin menambah outputnya
menjadi Q2 maka biaya tetap yang dikeluarkan juga sebesar Rp. 1.000.000. Dengan
demikian, semakin banyak output yang diproduksi akan semakin efektif biaya tetap
tersebut.
Biaya variabel dapat dibedakan menjadi biaya progresif, proporsional, dan biaya
degresif. Biaya variabel arahnya tidak selalu proporsional, tergantung perbandingan
antara biaya variabel yang dikeluarkan dengan produksi.
Biaya progresif bila setiap tambahan biaya yang dikeluarkan lebih besar
dibandingkan setiap tambahan produksi. Biaya proporsional adalah biaya variabel
dimana “bila setiap tambahan biaya sebanding dengan setiap tambahan produksi”.
Sedangkan biaya degresif adalah biaya variabel dimana “bila setiap tambahan biaya
lebih kecil dari tambahan produksi”.
Contoh biaya variabel proporsional, progresif, dan degresif disajikan dalam tabel dan
kurva berikut ini.
Tabel Biaya Variabel Proporsional, Progresif dan Degresif
Dengan demikian kurva biaya progresif, proporsional, dan degresif adalah sebagai
berikut:
Peningkatan satuan produksi yang diikuti oleh peningkatan satuan uang, ada tiga
alternatif.
Biaya total (total cost) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memproduksi sejumlah output tertentu. Dalam memproduksi, perusahaan selalu
mengeluarkan biaya tetap dan biaya variabel sehingga persamaan biaya total adalah:
Q FC VC TC
TC = FC + VC
Biaya total menunjukkan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel. Oleh
karena itu arah biaya total mengikuti biaya variabel sebab biaya tetap merupakan garis
horizontal sejajar dengan sumbu kuantitas produksi.
Hubungan biaya total rerata, biaya tetap rerata dan biaya variabel rerata
Totalbiaya kaitannya dengan kuantitas produksi, maka terdapat tiga macam biaya
rerata yaitu biaya total rerata, biaya tetap rerata dan biaya variabel rerata.
Avarage total cost (AC), adalah biaya total rerata atau biaya total per satuan unit
produksi, dimana AC = TC/Q.
Avarage fixed cost (AFC), adalah biaya tetap rerata atau biaya tetap per satuan
unit produksi, dimana AFC = FC/Q.
Avarage variabel cost (AVC), adalah biaya variabel rerata, atau biaya variabel
per satuan unit produksi, dimana AVC = VC/Q.
Hubungan biaya total, biaya tetap dan biaya variabel dipaparkan dalam tabel dan kurva
berikut.
1 100 40 140
2 50 35 85
3 33,3 28,7 62
4 25 24 49
5 20 21 41
6 16,7 18,3 35
7 14,3 20,7 35
8 12,5 27,5 41
9 11.1 33,9 45
10 10 41 51
Semakin besar jumlah produksi semakin kecil biaya tetap rata-rata dan asimtot
terhadap sumbu produksi. Artinya semakin besar produksi maka semakin mendekati
sumbu produksi dan tidak akan mencapai titik nol.
Biaya variabel rerata turun dan sesudah mencapai titik minimum akan kembali
naik lagi. Demikian halnya dengan biaya total rata-rata berbentuk huruf U, mengikuti
arah garis biaya rata-rata dan biaya variabel rerata.
Biaya total rerata merupakan akumulasi dari biaya tetap rerata dan biaya
variabel rerata. Hubungan tersebut tampak jelas pada kurva berikut.
Titik belok biaya variabel rata-rata dan biaya total rata-rata ditunjukkan oleh
produksi yang keenam. Titik belok menunjukkan tentang biaya minimal bagi
firm/perusahaan, dalam penggunaan biaya baik biaya variabel rata-rata dan biaya total
rata-rata.
Biaya total rata-rata, biaya rata-rata diperoleh dari hasil bagi biaya total (TC)
dengan hasil produksi (Q), AC = TC/Q karena TC = FC + VC, maka AC = AFC +
AVC, sedangkan marginal cost (MC), MC = dTC/dQ, adalah biaya marginal yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk setiap unit tambahan produksi.
Hubungan antara biaya total rata-rata dan biaya marginal dipaparkan dalam tabel dan
kurva berikut.
1 140 140
2 85 30
3 62 16
4 49 10
5 41 9
6 35 5
7 35 35
8 40 75
9 45 85
10 51 105
Kurva Hubungan antara TC, AC, dan MC
Garis biaya total rata-rata turun dengan semakin naiknya kuantitas produksi, dan
akan mencapai titik minimal, kemudian naik lagi jika kuantitas produksi ditingkatkan.
Biaya marginal mengikuti arah biaya total rata-rata dimana ketika biaya total rerata
turun maka biaya marginal juga turun lalu naik (pada Q=7) dan memotong biaya total
rata-rata di titik minimum dan seterusnya naik mengikuti naiknya biaya total rerata.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-produksi/#A_Pengertian_Produksi
https://deepublishstore.com/blog/materi/faktor-produksi/
file:///C:/Users/HP/Downloads/2836-Article%20Text-8393-2-10-
20221026%20(4).pdf
https://studiekonomi.com/ekonomi/mikro/teori-produksi-isoquant-dan-isocost/
https://konten.smpn2ppu.sch.id/ips/kegiatan-ekonomi-1/MO_files/
konten17.html#:~:text=b.,pemupukan%2C%20pengairan%20yang%20lebih
%20intensif
https://kumparan.com/kabar-harian/contoh-perilaku-produksi-yang-seharusnya-
dilakukan-oleh-produsen-1x1ANNSyAVt/full
https://dconsultingbusinessconsultant.com/produksi-dan-metode-produksi/
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-produksi/
https://www.kudupinter.com/2019/12/produksi.html