Anda di halaman 1dari 12

RMK MANAJEMEN BIAYA

MANAJEMEN BIAYA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Oleh :
KELOMPOK 5 / D6 / SMT. 6

Devi Rachmawati 1633121233


I Gusti Agung Intan Krisnadewi 1633121311
Ni Putu Rupita Darmayanti 1633121327
I Made Darmawan Putra Tana 1633121330
Ni Kadek Milos Sari Andriani 1633121336
Risky Claudya Toding 1633121344
Komang Yudi Prawira 1633121419

Universitas Warmadewa
Fakultas Ekonomi
2019
A. Pendahuluan
Semua organisai tentu mempunyai maksud dan tujuan. Mereka
membuat dan menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu.
Produk adalah sesuatu atau kebutuhan yang mampu memberikan kepuasan,
bisa berupa barang ataupun jasa. Perusahaan harus selalu menyesuaikan
desain produk dan jenis jasa yang mereka tawarkan dengan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan para konsumen. Berbagai desain produk dan jasa
baru muncul menjadi kenyataan karena seseorang percaya bahwa ada
kebutuhan akan produk dan jasa tersebut. Tanggung jawab para manajer
untuk selalu menemukan produk dan jasa baru yang mungkin ditawarkan oleh
organisasi.
Kemajuan teknologi yang begitu pesat, mengakibatkan segala sesuatu
dengan cepat kelihatan ketinggalan jaman karena telah usang. Hal ini tentu
akan sangat berpengaruh terhadap usaha bidang industri. Untuk itu, maka
mereka melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. Kegiatan dari penelitian ini sangat bermacam-
macam. Penelitian ini bisa berupa kombinasi antara beberapa produk dengan
tujuan memaksimumkan keuntungan dan juga meminimumkan biaya,
sehingga perusahaan memperoleh banyak keuntungan / laba dengan mencapai
nilai optimum target yang sudah direncanakan melalui penelitian tersebut.
Hampir semua produk baru yang ditawarkan kepada masyarakat akan
menjalani siklus kehidupan. Perubahan pasar, kemajuan teknologi baru, dan
faktor-faktor lain selalu menciptakan kecenderungan baru dalam desain
berbagai produk. Kecenderungan pertama yang tampak akhir-akhir ini adalah
bahwa banyak perusahaan mengurangi macam produk dan menghentikan
pembuatan barang-barang dalam garis produknya yang hanya
menguntungkan secara marginal. Hal ini disebabkan semakin langkanya
bahan mentah, kekhawatiran pengendalian harga, sumber daya alam dan
energi yang semakin terbatas dan kondisi-kondisi ekonomi lainnya.
Kecenderungan kedua adalah bahwa banyak perusahaan mencoba untuk
menyederhanakan produk-produk mereka melalui perancangan kembali
bagian-bagian dan komponen-komponen sehingga unit-unit dengan jumlah
lebih sedikit akan melakukan pekerjaan yang sama.
B. Kombinasi Produk
Kombinasi produk adalah pokok bahasan yang tercakup dalam ilmu mata
kuliah Manajemen Operasi. Manajemen operasi merupakan sistem operasi/
produktif dari proses manajemen di bidang operasi dan pengelolaan sumber
daya secara optimal. Manajemen operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan
secara optimal, penggunaan sumber daya ( tenaga kerja, bahan mentah,
manajemen sistem, alat dll ) dalam proses transformasi bahan mentah +
tenaga kerja untuk menghasilkan barang / jasa ( HH, 91, 3 ).
Kombinasi produk adalah ukuran terhadap apa dan berapa banyak barang-
barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan tertentu. Semakin banyak
barang yang diproduksi baik jumlah maupun jenisnya maka semakin besar
luas produksi dalam rangka menambah jumlah serta jenis barang yang
dihasilkan perusahaan tersebut (Reksohadiprodjo et al dalam Fahrur,
1991:125).
Dalam pelaksanaannya menurut Reksohadiprodjo et al dalam Fahrur
(1991:130) kombinasi produksi dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor bahan dasar
Dalam memproduksi barang-barang perusahaan memerlukan
faktor-faktor produksi atau bahan dasar. Jumlah faktor prduksi atau
bahan dasar atau bahan baku yang tersedia menjadi batasan dalam
penentuan kombinasi volume produksi, karena produksi tidak akan
dilaksanakan melebihi kemampuan bahan baku yang tersedia. Setiap
satuan produk memerlukan jumlah bahan baku tertentu dan berbeda
dengan keperluan untuk satu-satuan produk yang lain.
2. Faktor tenaga kerja
Penggolongan tenaga kerja menurut hubungannya dengan produksi
dapat digolongkan menjadi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja
tidak langsung. Tenaga kerja langsung artinya terbatas pada tenaga
kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi. Sedangkan
tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak secara
langsung terlibat dalam proses produksi.

3. Faktor permintaan
Tanpa adanya permintaan terhadap barang-barang yang dihasilkan
berarti proses produksi yang dijalankan tidak ada gunanya.
4. Faktor produksi lain
Dalam berproduksi, perusahaan memerlukan faktor-faktor produksi
lain yang juga memiliki peran yang sangat penting untuk menunjang
kelancaran proses produksi. Faktor-faktor produksi tersebut antara lain,
uang kas dan bahan pembantu yang di gunakan untuk melengkapi
produk yang dihasilkan. Uang kas memegang peranan penting, karena
dengan uang kas yang tersedia maka proses produksi akan dapat
berjalan dengan lancar dan bahan pembantu yang digunakan untuk
membuat produk yang dihasilkan menjadi lebih baik dan lebih mudah
dipasarkan.

Kombinasi produk merupakan salah satu bagian dari pembahasan


perencanaan produksi. Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang
produk apa dan berapa jumlahnya masing-masing yang segera akan
diproduksikan pada periode yang akan datang (Ahyari,1999:13). Sedangkan
tujuan dari perencanaan produksi menurut Fahmi (2012:14) adalah untuk
memperkecil resiko yang akan terjadi di kemudian hari, termasuk
meminimalisir biaya yang dianggap tidak efisien yang mungkin timbul
selama proses pekerjaan berlangsung yang didasarkan atas konsep target atau
prioritas yang ingin dicapai. Perencanaan produksi digunakan sebagai alat
untuk membantu para manajer dalam mengambil keputusan dalam upaya
pengaturan dan pengkoordinasian penggunaan sumber daya dari kegiatan
produksi untuk mencapai tujuan organisasi.
Ahyari (1999:153) menjelaskan dalam pelaksanaan produksi tidak
setiap produk pada suatu perusahaan akan mempergunakan sumberdaya atau
input sendiri, akan tetapi pada umumnya sumber daya tersebut digunakan
untuk memproduksi beberapa jenis produk baik secara bergantian maupun
bersama-sama. Apabila terdapat lebih dari satu jenis produk yang akan
diproduksi dengan menggunakan sumberdaya/ input yang sama, maka dalam
hal ini timbul masalah yakni keterbatasan sumber daya yang mengharuskan
manajemen untuk dapat menentukan kombinasi produk terkait jumlah dan
jenis yang akan diproduksi, sehingga perushaaan dapat menggunakan
sumberdaya/input sebaik-baiknya dan akan memperoleh hasil yang optimal
dengan dasar yang kuat.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
kombinasi produk adalah perencanaan jumlah dari berbagai jenis produk yang
diproduksi oleh perusahaan, yang didapatkan dari kombinasi antara
sumberdaya/input dan batasan serta faktor produksi lainnya untuk
memperoleh hasil yang optimal dengan dasar yang kuat. Untuk memperoleh
hasil optimal dari kombinasi produk tersebut diperlukan suatu model
matematis guna memecahkan permasalahan optimasi tersebut.
Model programasi linier atau linear programming adalah model umum
yang dapat digunakan pemecahan permasalahan optimasi dengan
pertimbangan alokasi sumberdaya terbatas secara optimal (Subagyo et al.,
2000:9). Programasi linier adalah suatu metode analitik paling terkenal yang
merupakan suatu bagian kelompok teknik-teknik yang disebut programasi
matematik (Handoko, 2000:379). Pada umumnya apabila permasalahan
optimasi pada kombinasi produk, maka fungsi tujuan atau solusinya akan
diarahkan pada maksimasi keuntungan, tetapi apabila permasalahan optimasi
pada kombinasi masukan/input (sumberdaya), maka fungsi tujuan atau
solusinya akan diarahkan pada minimasi biaya (Handoko, 1999:154).
Terdapat dua metode untuk menyelesaikan perhitungan dalam
model programasi linier. Apabila model programasi linier hanya memiliki
dua variabel keputusan saja, maka dapat diselesaikan dengan metode grafik,
tetapi apabila dalam model programasi linier terdapat lebih dari dua variabel
maka metode grafik tidak dapat digunakan, penyelesaian perhitungan dalam
model harus menggunakan metode simplek (Reksohadiprodjo dan
Gitosudarmo, 1997:74).
 Konsep dan Teori Kombinasi Produk
Permasalahan kombinasi produk dapat dipecahkan dengan metode
perhitungan Matematis Linear Programming (LP) yang merupakan salah
satu teknik Manajemen Operasional dan digunakan paling luas dan
diketahui dengan baik. Linear Programming merupakan metode matematis
dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai suatu
tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya.
(George Dantzig).
Banyak keputusan utama yang dihadapi oleh seorang manajer
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan batasan situasi
lingkungan operasi. Pembatasan tersebut meliputi sumber daya, misalnya :
waktu, tenaga kerja, energi, bahan baku, atau uang; atau dapat berupa
bentuk batasan pedoman, misalnya resep untuk membuat makanan atau
spesifikasi teknik. Secara umum, tujuan perusahaan yang paling sering
terjadi adalah sedapat mungkin memaksimalkan laba atau meminimalkan
biaya. Saat manajer berusaha untuk menyelesaikan masalah dengan
mencari tujuan yang dibatasi oleh batasan tertentu, metode program linier
sering digunakan (Taylor, 2005). Adapun metode ini menurut Render,
Stair, dan Hanna (2012:270): “Linear programming is a technique that
helps in resource allocation decisions.” Hal ini berarti bahwa program
linier adalah teknik yang membantu dalam keputusan-keputusan
pengalokasian sumber daya. Salah satu permasalahan yang paling sering
terjadi dalam program linier adalah permasalahan kombinasi produk
dimana program linier digunakan untuk memutuskan berapa banyak yang
harus diproduksi untuk masing-masing produk di tengah keterbatasan-
keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
Penelitian dan pengembangan produk / jasa ini bisa dilakukan
melalui perhitungan secara matematis. Linear Programming yang
mencakup dua model yaitu:
1. LP Metode Grafik yaitu sebagai dasar untuk pembentukan metode
pemecahan ( solusi ) yang umum melalui algoritma simpleks.
2. LP Metode Simplek, yaitu untuk mencari / menentukan nilai optimum
dari kombinasi beberapa produk

C. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk


Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mempunyai kegiatan
utama mengolah bahan baku menjadi produk selesai. Permasalahan yang
sering terjadi terutama jika produk perusahaan diolah melalui beberapa
departemen produksi. Hasil produksi dari suatu departemen produksi
mungkin dapat langsung dijual ke pasar atau diolah lebih lanjut dalam
depertemen produksi lanjutan. Dalam hal ini manajemen dihadapkan pada
pilihan apakah produk yang bersangkutan sebaiknya langsung dijual atau
diproses lebih lanjut. Analisis biaya relevan menjadi metode yang tepat untuk
menganalisis keputusan ini. Produk gabungan (joint product) memiliki proses
yang umum dan biaya produksi sampai pada titik pemisahan. Pada titik
tersebut, kedua produk dapat dibedakan.
. Dalam membuat keputusan, biaya yang dikeluarkan sebelum titik
pemisahan (joint costs) tidaklah relevan. Biaya yang relevan adalah
pendapatan yang akan diterima dan biaya yang harus dikeluarkan jika produk
diproses lebih lanjut. Sebagai contoh, mineral tertentu seperti tembaga dan
emas dapat terkandung dalam satu biji besi. Biji besi tersebut harus
ditambang, dihancurkan dan diolah sebelum tembaga dan emas dipisahkan.
Saat pemisahan ini disebut titik pemisahan (split off). Biaya penambangan,
penghancuran dan pengolahan berlaku untuk kedua produk. Produk gabungan
sering dijual pada titik pemisahan. Pemrosesan suatu produk gabungan lebih
lanjut setelah titik pemisahan dan sebelum menjualnya terkadang lebih
menguntungkan.
Penentuan akan menjual atau memproses lebih lanjut merupakan suatu
keputusan penting yang harus dibuat para manajer. Pemanfaatan kapasitas
menganggur dengan memenuhi pesanan khusus mengakibatkan peningkatan
biaya variabel, sementara biaya tetap tidak ikut terpengaruh atau tidak
berubah oleh keputusan menerima atau menolak keputusan khusus tersebut,
sedangkan yang dimaksud dengan pemisahan pasar adalah pemisahan antara
penjual biasa dengan penjual untuk memenuhi pesanan khusus. Adapun
tujuan dari pemisahan ini agar harga jual dalam penjualan normal tidak rusak
atau turun akibat harga jual pesanan khusus lebih rendah.
Contoh Kasus:
1. Perusahaan menghasilkan 10.000 unit produk A. Untuk mengolah
produk A diperlukan biaya produksi Rp 300 per unit. Produk A dapat
dijual dengan harga Rp 500 per unit. Selain itu produk A juga dapat
diproses lebih lanjut menjadi produk B dengan harga jual Rp 750.
Untuk mengolah produk A menjadi produk B diperlukan tambahan
biaya produksi Rp 25 per unit. Setiap 80 unit produk B memerlukan
100 unit produk A.
Penyelesaian:

Menjual Proses Lebih Perbedaan


Langsung Lanjut Hasil
Penjualan
Hasil Penjualan:
10.000 x Rp. 500 Rp 5.000.000 Rp 1.000.000
8.000 x Rp. 750 Rp 6.000.000
Biaya Produksi:
10.000 x Rp. 25 (Rp 250.000) Rp 250.000
___________ Rp 5.750.000
TOTAL Rp 5.000.000 Rp 5.750.000 Rp 750.000

Jadi, akan lebih menguntungkan jika produk A diproses lebih lanjut


menjadi produk B karena ada selisih sebesar Rp 750.000. Biaya
produksi produk A sebesar Rp 300 tidak dimasukkan dalam
perhitungan sebab termasuk biaya tidak relevan.
Ingat: karakteristik biaya relevan adalah biaya yang akan datang,
sedangkan biaya produksi produk A telah terjadi sebelum pemilihan
alternatif dilakukan.

D. Pembuatan Keputusan Lain-Lain


Konsep keputusan taktis dapat digunakan dalam berbagai skenario pembuatan
keputusan seperti berikut ini:
1. Keputusan membuat atau membeli produk (make or buy decision)
Manajer sering dihadapkan pada keputusan untuk membuat sendiri atau
membeli komponen yang akan digunakan dalam proses produksi. Dengan
mengidentifikasi dan menghitung biaya relevan yang berhubungan
dengan
keputusan membuat sendiri atau membeli komponen tersebut, maka
manajer mengambil keputusan yang menghasilkan biaya terendah dan
memberikan manfaat terbesar. Biaya yang relevan dalam keputusan
membuat sendiri antara lain adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja
langsung, overhead variabel serta biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan
untuk membuat sendiri komponen produk tersebut. Adapun biaya
pembelian komponen, biaya tenaga kerja pembelian, dan biaya-biaya lain
yang dikeluarkan untuk membeli komponen dari luar perusahaan adalah
biaya yang relevan untuk keputusan membeli (outsourcing).

2. Keputusan meneruskan atau menghentikan produksi (keep or drop


decision)
Sering kali manajer harus memutuskan apakah suatu segmen, seperti lini
produk, harus dipertahankan atau dihapus. Laporan segmen yang disusun
atas dasar perhitungan biaya variabel memberikan informasi yang
berharga bagi keputusan meneruskan atau menghentikan ini. Perhitungan
biaya relevan akan membantu menggambarkan bagaimana informasi
tersebut harus digunakan. Dalam memutuskan untuk meneruskan atau
menghentikan suatu lini produk, manajer juga harus mempertimbangkan
berbagai dampak komplementernya. Harus diperhatikan apakah
penghentian suatu produk akan mempengaruhi penjualan produk lainnya,
terutama untuk produk-produk yang bersifat komplementer, misalnya
batu bata dan genteng, kompor dan sumbu, dll. Selain itu, manajer
hendaknya berusaha mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan
untuk membuat keputusan terbaik dan mengidentifikasi setiap solusi yang
layak. Manajer mungkin tidak mampu untuk melakukannya sehingga
sebaiknya manajer meminta input-input dari orang lain yang memahami
masalah tersebut. Boleh jadi muncul alternatif tambahan dari input
tersebut. Contoh solusi yang mungkin muncul dalam jenis keputusan ini:
(1) mempertahankan lini produk, (2) menghentikannya, atau (3)
menghentikan lini produk dan menggantikannya dengan produk lain.

3. Keputusan terhadap suatu pesanan khusus (special order decision)


Perusahaan sering mendapat kesempatan untuk mempertimbangkan
pesanan khusus dari calon pelanggan dalam pasar yang dilayani tidak
seperti biasanya. Oleh karenanya manajer harus memutuskan apakah akan
menerima atau menolak pesanan khusus tersebut. Pesanan seperti ini akan
menguntungkan perusahaan, terutama ketika perusahaan sedang
beroperasi di bawah kapasitas produksi maksimumnya. Meskipun
penawaran untuk pesanan tersebut mungkin berada di bawah harga jual
normal produk atau bahkan di bawah total biaya per unit, menerima
pesanan tersebut mungkin akan menguntungkan. Pemanfaatan kapasitas
menganggur, pengoptimalan biaya tetap, serta hilangnya biaya-biaya yang
tidak lagi relevan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan
terhadap pesanan khusus.

4. Keputusan Bauran Produk (Product Mix)


Suatu perusahaan yang memproduksi dan menjual beberapa
macam produk harus membuat keputusan tentang proporsi produksi
masing-masing produk dalam total produksinya. Hal ini disebut dengan
produk mix. Setiap bauran produk mencerminkan suatu alternatif yang
memiliki konsekuensi terhadap laba yang dihasilkan. Manajer harus
memilih alternatif yang memaksimalkan marjin kontribusi total. Dengan
keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan (disebut dengan
constraint), manajer harus memilih bauran produk yang optimal.
Pemilihan bauran yang optimal akan sangat dipengaruhi oleh hubungan
antara keterbatasan sumber daya terhadap produk individual. Hubungan
ini mempengaruhi kuantitas tiap- tiap produk yang akan diproduksi dan
selanjutnya mempengaruhi marjin kontribusi yang dapat dihasilkan.
 Sumber daya dengan satu kendala. Marjin kontribusi per unit dari
sumber daya yang langka/terbatas adalah faktor yang menentukan.
Produk yang menghasilkan marjin kontribusi tertinggilah yang dipilih
untuk diproduksi guna menghasilkan bauran yang optimal.
 Sumber daya dengan banyak kendala. Solusi dari bauran produk
dengan banyak kendala dilakukan dengan menggunakan teknik
pemrograman linear.
DAFTAR PUSTAKA

Adytya Prasetyo. KOMBINASI PRODUK (011). Diambil dari:


https://www.academia.edu/6504837/KOMBINASI_PRODUK. Diakses tanggal
25 April 2019.

Pembuatan Keputusan Taktis. Diambil dari:


http://kepinginlagi.blogspot.com/2014/09/modul-akuntansi-manajemen-bab-
11.html

Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk. Diambil dari:


https://www.coursehero.com/file/p7q6pg8/4-MENJUAL-ATAU-MEMPROSES-LEBIH-
LANJUT-SUATU-PRODUK-Dalam-pengambilan-keputusan/

Anda mungkin juga menyukai