Anda di halaman 1dari 9

Cara Membuat Perencanaan Produksi yang

Tepat
Kita mengenal istilah “perencanaan produksi” dalam manajemen perusahaan. Perencanaan
produksi yang tepat akan membantu perusahaan untuk menerapkan efisiensi. Semakin tinggi
efisiensi, maka semakin besar profit yang diterima oleh perusahaan. Efek sebaliknya juga bisa
terjadi dengan perencanaan produksi yang buruk. Efisiensi yang rendah akan mengakibatkan
biaya produksi membengkak sehingga menggerus profit. Bisa juga produksi menjadi terlambat
sehingga distribusi produk ke pasar akan terlambat. Itu artinya penjualan produk akan menurun
dan pelanggan juga bisa kehilangan kepercayaan pada perusahaan.

Efek buruk itulah yang membuat perusahaan-perusahaan sebisa mungkin membuat rencana
produksi dengan tepat. Perencanaan produksi biasanya melibatkan kapasitas produksi, stok
material yang tersedia, infrastruktur pendukung, staf operasional, dan lain sebagainya. Semua
faktor yang mempengaruhi produksi harus dapat disesuaikan dengan kemampuan pasar
menyerap produk. Karena itu, rencana produksi adalah turunan dari hasil analisa kebutuhan pasar
terhadap produk yang dihasilkan.

Kenapa perencanaan produksi harus berdasar pada analisa kebutuhan pasar? Penyebabnya adalah
keadaan pasar yang belum tentu mampu menyerap produk. Kesenjangan antara kapasitas
produksi dan kemampuan pasar menyerap produk inilah kondisi yang harus diminimalisir untuk
menghindari kerugian. Analisa kebutuhan pasar akan menghasilkan marketing forecast yang
mencakup informasi seputar perhitungan kebutuhan bahan, kebutuhan kapasitas produksi, dan
faktor pendukung lainnya.

1 Praktek Perencanaan Produksi


1.1 a. Routing atau menyusun alur kerja
1.2 b. Scheduling atau penjadwalan
1.3 c. Dispatching atau pemindahan tanggung jawab pada staf operasional
2 Tips menjalankan perencanaan produksi agar dapat berjalan sesuai koridor
2.1 a. Pemesanan material atau bahan produksi
2.2 b. Pengadaan peralatan
2.3 c. Bottleneck
2.4 d. Rekruitmen karyawan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas
Informasi ini diharapkan untuk membuat produk dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai. Kita
sudah berbicara mengenai pentingnya perencanaan produksi. Lalu seperti apakah praktik
pelaksanaannya?

a. Routing atau menyusun alur kerja

Pertama kali yang harus dilakukan dalam perencanaan produksi adalah


melakukan routing. Routing bisa dipahami sebagai penyusunan jalur-jalur kerja. Bentuknya
dapat berupa urutan pengerjaan produk, linimasa operasional perusahaan, dan urutan operasi
kerja. Routing mencakup informasi-informasi penting dalam jalur-jelur kerja. Misalnya kuantitas
mesin, supply bahan baku, kualitas produk, staf dan karyawan, alat produksi, operasional kerja,
dan lain sebagainya. Lewat routing, kita bisa mengetahui kebutuhan apa saja agar pengerjaan
produk dan perusahaan dapat berjalan.

Setidaknya ada empat proses dalam routing yang dipahami secara umum. Empat proses itu
adalah penentuan produk yang diproduksi, kapasitas, cara memproduksi, dan tempat produksi
produk itu sendiri. Staf perusahaan harus memiliki kecermatan dan kecerdasan untuk menelaah
empat proses itu secara rinci, lalu menyesuaikannya dengan keinginan pasar agar produk dapat
terjual. Ada juga yang memahami routing sebagai alur rinci untuk mengubah bahan mentah ke
produk jadi secara sistematis. Proses pengubahan tersebut haruslah tepat dan efisien agar bahan
dan tenaga yang digunakan dapat optimal.

b. Scheduling atau penjadwalan

Setelah routing selesai dilaksanakan, proses selanjutnya adalah membuat scheduling atau jadwal
pengerjaan. Scheduling dilakukan berdasarkan hasil routing yang menginformasikan jumlah
pekerjaan dan sekuensinya. Bila ada pekerjaan yang harus dilakukan secara simultan, maka akan
dibuatlah skala prioritas. Pekerjaan mana yang harus didahulukan harus dikerjakan awal agar
tidak terjadi bottleneck. Scheduling akan memperhitungkan waktu mulai dan penyelesaian kerja,
sekaligus waktu cadangan sebagai langkah antisipasi kejadian tidak terduga. Waktu cadangan
dapat didelegasikan secara mikro kepada tiap-tiap pos kerja karena pekerja tiap pos adalah orang
yang paling paham kondisi riil pengerjaan. Cara ini akan membantu perusahaan secara
keseluruhan karena proses produksi lebih terkontrol dan sudah disesuaikan dengan keadaan
aktual.

c. Dispatching atau pemindahan tanggung jawab pada staf operasional

Tahap ketiga adalah dispatching atau pemindahan tanggung jawab kerja pada staf operasional
untuk implementasi routing dan scheduling. Tanggung jawab meliputi infrastruktur penunjang,
bagan proses kerja, instruksi, penjelasan tanggung jawab, peraturan, dan lain sebagainya. Ada
juga yang melampirkan catatan atau memo sebagai tambahan pengingat atau reminder. Sebagai
tambahan, ada juga yang melakukan pilot project atau simulasi untuk meyakinkan bahwa
perencanaan kerja yang dibuat dapat diimplementasikan. Termasuk juga agar hasilnya sesuai
dengan target yang telah ditentukan. Fase dispatching juga menambahkan fungsi kontrol pada
pelaksanaan kerja. Kontrol yang dimaksud bukanlah mengatur, namun lebih kepada pengawasan.
Ketika ada sesuatu di luar rencana yang bisa mengakibatkan mundur atau gagal produksi,
pengawas akan mengambil sikap tegas untuk mengembalikan proses produksi pada pakem yang
dibuat di bagian perencanaan.

Tips menjalankan perencanaan produksi agar dapat


berjalan sesuai koridor

Setiap kegiatan yang dijalankan perusahaan dengan perencanaan produksi akan diusahakan
sesuai dengan draft rencana final. Namun ada satu kegiatan yang sulit diperkirakan
pelaksanaannya dan terkadang dibiarkan berjalan begitu saja. Kegiatan tersebut adalah interaksi
dan keterhubungan divisi yang berbeda. Contohnya saja pembahasan soal kebutuhan bahan dan
peralatan, sumber daya manusia, peningkatan kapasitas karyawan, dan lain sebagainya. Interaksi
antar manusia dari divisi yang berbeda akan membuat tingkat kerumitan hubungan dapat
tereskalasi.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, seringkali perusahaan menyerahkannya pada sejarah.


Perusahaan akan memberikan catatan evaluasi rencana produksi, dan melihat masalah apa yang
tercatat di sana. Umumnya tidak jauh dari apa yang disebutkan pada paragraf sebelumnya.
Catatan ini dapat digunakan sebagai acuan penyelesaian masalah. Termasuk laporan produksi
yang berhubungan dengan periode terjadinya masalah. Kita bisa melihat faktor dominan masalah
yang memengaruhi produksi dan melihat penyelesaiannya pada periode setelahnya. Bila cara ini
belum mampu untuk menemukan solusi, maka Anda bisa melakukan riset ke beberapa
perusahaan lain dengan masalah serupa.

Sebenarnya, masalah tidak perlu dipandang sebagai hambatan melainkan sebagai sebuah
tantangan. Setiap pekerjaan yang dilakukan, pastinya selalu memiliki masalah. Masalah bisa
menjadi sebuah tantangan yang diselesaikan dan menjadikan perusahaan Anda lebih maju satu
langkah dibandingkan pesaing. Artinya masalah merupakan tantangan untuk
mengejar perfection. Penyelesaian masalah malah bisa menjadi kesempatan Anda untuk
membuka elemen-elemen kunci dalam produksi. Manfaatnya adalah mendongkrak performa dan
dan memperlancar arus produksi. Biasanya ada empat jenis masalah besar yang dapat
menghambat proses produksi, berikut penjelasannya.

a. Pemesanan material atau bahan produksi

Pemesanan material atau bahan produksi memerlukan transportasi pengiriman. Pengiriman ini
bisa menjadi masalah karena ada faktor-faktor yang tidak bisa diprediksi. Misalnya seperti cuaca
buruk, kelangkaan barang, dan lain sebagainya.

b. Pengadaan peralatan

Peralatan memerlukan penilaian khusus agar tepat dan sesuai dengan kebutuhan produksi. Bisa
jadi Anda harus mencoba beberapa peralatan terlebih dahulu sebelum menemukan yang cocok
dengan kebutuhan.
c. Bottleneck

Bottleneck adalah kemacetan akibat proses produksi yang tumpeng tindih satu dengan lainnya.
Masalah utamanya adalah bottleneck biasa terjadi pada dua atau lebih kegiatan produksi yang
sama-sama penting. Anda tidak bisa serta-merta menghilangkan salah satunya karena kegiatan-
kegiatan produksi itu sama-sama penting. Cara penyelesaiannya adalah penyusunan strategi kerja
dengan kans terbaik untuk mendapatkan hasil optimal.

d. Rekruitmen karyawan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas

Posisi kunci atau jabatan yang terspesialisasi akan membutuhkan peningkatan kualitas untuk
membuat hasil produksi lebih optimal. Padahal mereka memegang peranan penting dalam
kegiatan operasional sehari-hari. Maka diperlukan posisi alternatif yang dapat meng-
handle pekerjaan tersebut selama pelatihan dilaksanakan.Termasuk juga rekruitmen karyawan
baru. Mereka membutuhkan adaptasi dan proses belajar agar dapat menyesuaikan diri dengan
ritme kerja perusahaan. Perlu ada ruang toleransi dan batasan waktu yang jelas agar proses
adaptasi itu dapat berjalan lancar.

Perencanaan Proses Produksi Kerajinan dari Bahan Lunak


Perencanaan Proses Produksi Kerajinan dari Bahan Lunak
Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai estetika,
keunikan (craftmanship), keterampilan, dan efisiensi. Sementara dalam pemenuhan fungsinya,
lebih menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis), misalnya:
benda-benda pakai, perhiasan, furnitur,
dan sandang.
Produk kerajinan umumnya diproduksi ulang atau diperbanyak dalam skala home
industry. Oleh karena itu, dibutuhkan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi
dalam proses perancangannya.

a. Pengelolaan Sumber Daya Usaha


Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikatagorikan atas enam tipe sumber daya
(6M), yaitu sebagai berikut.
1). Man (manusia)
Manusia merupakan unsur manajemen yang penting dalam
mencapai tujuan perusahaan.
2). Money (uang)
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat
diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan/industri.
3). Material (fisik)
Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan mentah yang dibutuhkan,
melainkan membeli dari pihak lain. Untuk itu, manajer perusahaan berusaha untuk memperoleh
bahan mentah dengan harga yang paling murah, dengan menggunakan cara pengangkutan yang
murah dan aman.
4). Machine (Tekonologi)
Perkembangan teknologi yang begitu pesat menyebabkan penggunaan mesin makin
menonjol. Banyaknya mesin baru yang ditemukan oleh para ahli sehingga memungkinkan
peningkatan dalam produksi.
5). Method (Metode)
Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik yang menyangkut proses
produksi maupun administrasi tidak terjadi begitu saja melainkan memerlukan waktu yang lama.
6). Market (Pasar)
Memasarkan produk memiliki peran yang sangat penting sebab jika barang yang
diproduksi tidak laku, proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan
berlangsung.
b. Menentukan Fungsi dan Kualitas Produk Kerajinan
Dalam merancang produk kerajinan, seorang perajin harus memperhatikan 3 hal, berikut.

1). Bentuk
Yang dimaksud bentuk pada produk kerajinan adalah wujud fisik. Bentuk ini selalu
bergantung pada sentuhan keindahan.

2). Fungsi
Dalam pembuatan produk kerajinan, seorang perajin harus mampu menghubungkan bentuk
dan fungsi sehingga karya yang dihasilkan dapat memenuhi fungsi sementara bentuknya tetap
indah.

3). Bahan
Setiap bahan memerlukan teknik penggarapan yang berbeda-beda. Karakter setiap bahan
tersebut pada umumnya ditentukan oleh susunan unsur-unsur pembentuknya. Seorang perajin
harus mampu memadukan aspek bentuk, fungsi, dan bahan agar hasilnya optimal. Ketiga aspek
tersebut saling berkait dan bekerja sama.

c. Menentukan Segmentasi Pasar


Faktor pemasaran dapat dikatakan berhasil jika jangkauan pasar makin luas dan masa
produksi dapat bertahan dalam waktu yang lama. Untuk itu ,hal-hal yang perlu dipertimbangkan,
meliputi: sasaran pasar, selera konsumen, citra produk, saluran distribusi, dan penentuan harga.

d. Menentukan Bahan/Material Produksi


Bentuk selalu bergantung pada sentuhan keindahan (estetika). Oleh karena itu dalam
penciptaannya, seorang pengrajin harus menguasai unsur-unsur seni rupa seperti garis, bentuk,
warna, dan komposisi.

e. Menentukan Teknik Produksi


Mewujudkan sebuah produk kerajinan haruslah menggunakan cara atau teknik tertentu sesuai
dengan bahan dasar kerajinan. Penguasaan teknik dalam berkarya kerajinan akan menentukan
kualitas produk kerajinan yang dibuat.
Tugas!
Menganalisis pelaksanaan produksi dari bahan lunak
1. Bros dan gantungan kunci dari Clay tepung

Fungsi :
 Hias : Berfungsi sebagai Bros (hiasan kerudung), gantungan kunci, dan Menampakkan
keindahan flora.
 Pakai : Sebagai bros dan gantungan kunci yang memiliki ciri khas tertentu yang dapat
bersaing dengan produk lain.

Produk :
Jadi produk tersebut merupakan produk massal karna dapat digunakan oleh banyak
kalangan wanita.

Target :
Target pemasaran dari produk ini adalah Perempuan.

Pengguna Produk :
Pengguna produk ini adalah segala kalangan mulai dari anak-anak, remaja, dan
dewasa.

Teknik produksi :
Teknik produksi yang digunakan adalah proses pengkombinasian beberapa bahan
( persenyawaan zat ) dalam suatu bentuk produk.

2. Vas Bunga Dari Tanah Liat


Fungsi :
 Hias : Berfungsi sebagai hiasan rumah
 Pakai : Sebagai tempat bunga

Produk :
Jadi produk tersebut merupakan produk massal karna dapat digunakan oleh banyak
kalangan wanita.

Target :
Target pemasaran dari produk ini adalah Perempuan (ibu rumah tangga)

Pengguna Produk :
Pengguna produk ini adalah segala kalangan mulai dari anak-anak, remaja, dan
dewasa.

Teknik produksi :
Teknik produksi yang digunakan adalah proses pengkombinasian beberapa bahan
( persenyawaan zat ) dalam suatu bentuk produk.

3. Lilin Hias
Fungsi :
 Hias : Berfungsi sebagai hiasan rumah / meja.
 Pakai : Sebagai alat penerangan.

Produk :
Jadi produk tersebut merupakan produk massal karna dapat digunakan oleh banyak
kalangan.

Target :
Target pemasaran dari produk ini adalah Perempuan (ibu rumah tangga)

Pengguna Produk :
Pengguna produk ini adalah segala kalangan mulai dari anak-anak, remaja, dan
dewasa.

Teknik produksi :
Teknik produksi yang digunakan adalah proses pengkombinasian beberapa bahan
( persenyawaan zat ) dalam suatu bentuk produk.

4. Tas dari serat alam

Fungsi :
 Pakai : Sebagai benda tempat menyimpan barang bawaan.

Produk :
Jadi produk tersebut merupakan produk massal karna dapat digunakan oleh banyak
kalangan.

Target :
Target pemasaran dari produk ini adalah Perempuan terutama remaja.
Pengguna Produk :
Pengguna produk ini adalah segala kalangan mulai dari anak-anak, dan remaja.

Teknik produksi :
Teknik produksi yang digunakan adalah proses pengkombinasian beberapa bahan
( persenyawaan zat ) dalam suatu bentuk produk.

Anda mungkin juga menyukai