Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 11

Nama :
1. FIONA SARTIKA
2. JOHANES RISKYMEDI PARDOMUAN
.

• PERENCANAAN PRODUKSI
• Perencanaan produksi adalah perencanaan tentang apa dan berapa produksi yang akan diproduksi oleh
perusahaan dalam periode tertentu yang akan datang.
• Secara detail, perencanaan produksi dapat didefinisikan sebagai proses untuk memproduksi produk atau barang-
barang pada suatu periode tertentu yang diramalkan atau dijadwalkan melalui pengorganisasian sumber daya
baik tenaga kerja, bahan baku, dan peralatan lainnya.
• Perencanaan produksi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu penentuan kegiatan produksi yang dilakukan dalam
waktu kurang dari satu tahun. Ini disebut perencanaan jangka pendek. Ada pula penentuan kegiatan produksi
yang dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Ini disebut perencanaan produksi jangka panjang.
• Secara umum, perencanaan produksi adalah bagian dari perencanaan dan pengendalian aliran bahan baku
material ke dalam pabrik, di dalam pabrik, dan ke luar pabrik, sehingga tujuan perusahaan yang berupa
keuntungan optimal dapat dicapai.
• Tentu saja, perencanaan produksi pada intinya adalah efisiensi bisnis yang bertujuan untuk mencapai keuntungan
sebesar-besarnya dengan perencanaan produksi seefisien mungkin sesuai dengan permintaan pasar.
• Ada lima hal yang berpengaruh pada keuntungan sebuah perusahaan yang harus diperhatikan dalam
perencanaan produksi. Kelima hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan produksi adalah sebagai berikut:
1. Kualitas Produk
2. Biaya Produk
3. Waktu Pengembangan Produk
4. Biaya Pengembangan
5. Kapabilitas Pengembangan
• Penjadwalan Operasi Produksi
Penjadwalan (scheduling) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengalokasikan fasilitas, peralatan, maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan
pelaksanaan bagi suatu kegiatan operasi. Perusahaan industri
memerlukan penjadwalan dalam mengalokasikan tenaga operator, mesin, urutan
pekerjaan, jenis produk, dan pembelian material. Penjadwalan bertujuan untuk
meminimalkan waktu proses, waktu tunggu, dan penggunaan yang efisien dari
fasilitas, tenaga kerja, dan mesin. Perusahaan perlu untuk melakukan penjadwalan
agar didapatkan utilitas yang maksimal dari sumber daya produksi yang dimiliki.
Penjadwalan produksi yang baik dapat menurunkan biaya operasi dan pengiriman,
serta dapat meningkatkan kepuasan customer.
Penjadwalan yang baik memiliki beberapa kriteria pengukuran. Kriteria-
kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Waktu penyelesaian keseluruhan job (makespan), yaitu dengan mengukur total


waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua job yang ada. Nilai
makespan yang semakin kecil menunjukkan bahwa produktivitas perusahaan
semakin baik.
2. Rata-rata flow time (average flow time), yaitu dengan menghitung rata-rata
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap job. Nilai average flow time
yang semakin kecil menunjukkan bahwa produktivitas perusahaan semakin
baik.
3. Rata-rata waktu keterlambatan (average lateness), yaitu dengan menghitung
rata-rata selisih antara waktu penyelesaian aktual dengan due date yang
diberikan. Nilai average lateness yang semakin kecil menunjukkan bahwa
produktivitas perusahaan semakin baik.
Penjadwalan dilakukan dengan beberapa tujuan. Tujuan-tujuan dari
penjadwalan adalah sebagai berikut (Bedworth & Bailey, 1987):
 Meningkatkan utilitas atau mengurangi waktu tunggu sehingga dapat
Pengendalian Kualitas
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO 9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa
yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita
harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karkter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu
dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya. Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan pelanggan atau pemakai
produk. Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung atau masyarakat
pemakai. Misalnya dari segi disain, kepuasan dapat diukur dari segi estetika, pemenuhan fungsi, keawetan bahan,
keamanan, dan ketepatan waktu. Sedangkan dari segi pelaksanaan, ukurannya adalah pada kerapihan penyelesaian,
integritas (sesuai gambar dan spesifikasi) pelaksanaan, tepatnya waktu penyerahan dan biaya, serta bebas cacat.

        Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan
kebijakan mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu
dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas. Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :
•    Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
•    Proses management proyek itu sendiri.

        Didalam tuntutan zaman , dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang
menyangkut proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam
proyek di lapangan.
menurut Gazpers (1997), manajemen kualitas dapat dikatakan sebagai semua aktivitas  dari fungsi manajemen secara
keseluruhan yang menentukan kebijakansanaan kualitas, tujuan dan tanggung jawab serta mengimplementasikannya
melalui alat-alat manajemen kualitas, seperti perencanaan kualitas, pengendalian kualitas, penjaminan kualitas, dan
peningkatan kualitas.
• Prinsip Total Quality Management (TQM) yang digagas Deming untuk menciptakan kualitas adalah sebagai berikut
Point 1: Tujuan yang Konstan

• Menciptakan tujuan yang konstan untuk mendapatkan improvement dari produk dan jasa sehingga produk/jasa yang dihasilkan merupakan
produk/ jasa yang kompetitif, bertahan dan menyediakan lapangan pekerjaan. Satu bagian manajemen harus memperhatikan proses bisnis dengan
basis kejadian hari perhari, namun juga harus ada bagian yang memperhatikan masa depan perusahaan. Hal yang terakhir membutuhkan tujuan
yang konstan dan dedikasi penuh terhadap improvement. Top management sebaiknya meluangkan waktu untuk berinovasi, melakukan riset dan
edukasi, secara konstan memperbaiki desain produk dan jasa. Dan memperhatikan perawatan alat-alat, perabotan dan alat bantu. 


Point 2: Filosofi Baru

• Mengadopsi filosofi baru. Kita berada dalam zaman ekonomi. Kita seharusnya tidak lagi memperbolehkan terjadinya delay, kesalahan-kesalahan,
material cacat dan pekerja yang lalai . Filosofi baru Deming cukup simpel. Tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi kemarin tidak dapat ditolerir lagi
hari ini. Deming menekankan bahwa hanya manajemen yang dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan adalah tugas
manajemen untuk menghilangkan berbagai halangan yang dapat menghalangi pekerja bekerja dengan baik.


Point 3: Hindarkan Inspeksi Massal

• Jangan bergantung dari inspeksi yang dilakukan. Sebaliknya, dibutuhkan bukti secara statistik bahwa kualitas yang sebenarnya terdapat di
dalamnya. Problem dari inspeksi massal  adalah percobaan untuk lebih mengontrol produk dibanding mengontrol proses. Dan dalam kasus apapun,
inspeksi massal biasanya awal dari ketidakakuratan. Untuk jangka pendeknya, cara ini sangat lama, tidak efektif dan mahal.


Point 4: Akhiri Kontrak Yang Paling Rendah

• Memperbaiki kualitas dari material. Jangan menilai dari harganya saja. Sebaliknya, selalulah bergantung pada ukuran kualitas yang bermakna, yang
sejalan dengan harganya. Banyak permasalahan mengenai kualitas yang buruk dan produktivitas yang rendah biasanya terkait dengan material awal
• Point 5: Perbaiki Setiap Proses

• Temukan masalahnya, secara konstan perbaiki sistem produksi dan jasa. Sebaiknya ada pengurangan limbah secara kontinu dan perbaikan kualitas
yang terus menerus pada setiap aktivitas sehingga akan menghasilkan peningkatan produkstivitas dan pengurangan biaya.


Point 6: Adakan Pelatihan

• Adakan pelatihan dan pendidikan mengenai metode modern yang akan digunakan untuk setiap karyawan. Metode modern pada pelatihan kerja
digunakan untuk mengontrol  grafik untuk menentukan apakah seorang pekerja telah dilatih secara baik dan mampu melakukan pekerjaannya
dengan benar. Metode-metode statistikal harus digunakan untuk menemukan kapan pelatihan dapat selesai.


Point 7: Ciptakan Kepemimpinan

• Buat metode pengawasan yang modern. Salah satu tujuan utama penyelia produksi adalah untuk membantu pegawai bekerja dengan lebih baik lagi.
Perkembangan kualitas akan meningkatkan produktivitas secara otomatis. Manajemen perusahaan harus siap untuk mengambil langkah instinctive
untuk merespon pendapat penyelia mengenai masalah-masalah yang terjadi misalnya saja cacat yang berkelanjutan, kurangnya maintenance, dan
alat yang rusak. Adalah tugas penyelia untuk membimbing pegawai yang ada di bagiannya.


Point 8 : Hilangkan Rasa Takut

• Ketakutan adalah penghalang untuk melakukan improvement, jadi hilangkan ketakutan itu dengan melakukan komunikasi dua arah secara efektif dan
mekanisme lain yang bisa menempatkan setiap orang menjadi bagian dan merasa memiliki setiap perubahan yang terjadi. Ketakutan yang biasanya
muncul dalam level organisasi misalnya : takut akan perubahan, takut bahwa kita harus mempelajari cara yang lebih baik lagi untuk bekerja, takut
posisi mereka akan direbut secara perlahan oleh level manajemen yang lebih tinggi. Selain itu, karyawan biasanya takut bahwa perubahan yang
terjadi akan memberi pengaruh terhadap pekerjaan mereka.
.

• Point 9 : Hancurkan Semua Penghalang

• Hancurkan semua penghalang antara departemen dan area karyawan. Karyawan di area yang berbeda misalnya penelitian, desain, penjualan, administrasi dan
produksi harus bekerja di dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang mungkin saja terjadi. Penghalang ini biasanya muncul sebagai optimisasi awal ketika
masing-masing area berusaha melakukan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri dibandingkan berusaha untuk bekerjasama dalam rangka mendapatkan hasil yang
terbaik untuk organisasi secara keseluruhan.


Point 10: Hilangkan Penggunaan Exhortations

• Hilangkan penggunaan slogan, poster dan gangguan lain untuk tekanan kerja, penuntutan zero defects dan tingkatan baru dalam produktivitas tanpa menyediakan
metode yang tepat. Gangguan seperti ini hanya akan menghasilkan hubungan yang merugikan. Walaupun Deming dipandang beberapa penulis sebagai orang yang anti
menggunakan slogan atau poster, dia sebenarnya juga memiliki beberapa poster yang dia pikir sangat bermanfaat. Poster yang menjelaskan kepada setiap orang apa
yang dilakukan manajemen tiap bulannya (misalnya saja) adalah membeli material awal dengan kualitas yang lebih  baik dari supplier yang lebih sedikit, dengan
maintenance yang lebih baik, atau untuk menyediakan pelatihan yang lebih baik, atau pengawasan yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas,
tidak dengan bekerja keras melainkan dengan bekerja cerdas, hal ini akan menghasilkan sesuatu yang berbeda dalam hal peningkatan semangat juang. Pegawai
nantinya akan mengerti bahwa pihak manajemen telah bertanggung jawab untuk tiap kesalahan yang terjadi dan berusaha menghilangkan rintangan yang ada. 


Point 11: Hilangkan Standar Kerja Numerik

• Menghilangkan standar kerja yang menentukan kuota numerik kekuatan kerja dan tujuan-tujuan numerik untuk pegawai di manajemen. Gantikan bantuan
kepemimpinan, gunakan metode-metode statistik untuk perbaikan yang berkelanjutan untuk kualitas dan produktivitas.Joiner dan Scholtes menyebutkan contoh yang
mendukung argumen Deming terhadap Management By Objective & Management By Result. Perusahaan elektronik biasanya mengirimkan 30 % dari hasil produksinya
pada hari terakhir dari bulan yang bersangkutan. Mengapa? Hal ini dilakukan utuk memenuhi kuota pengiriman bulanan. Bagaimana caranya ? Dengan mengirimkan
produk dari seluruh negara, dengan memindahkan bagian perbagian dari satu kelengkapan instrumen dan biasanya dengan membiarkan standar kualitas tidak
terpenuhi.Perusahaan lain terkadang mengirimkan produk yang belum jadi. Perwakilan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dari seluruh daerah akan berkeliling
dan meng-install part-part yang belum jadi tersebut. Kuota pengiriman untuk bulan ini pun terpenuhi lagi. Keuntungan, paling tidak di atas kertas, akan melimpah.
• Point 12: Tumbuhkan Kebanggaan Pegawai

• Hilangkan penghalang yang menyusahkan pekerja honorer, dan karyawan di manajemen, yang merupakan hak mereka
sebagai pekerja. Hal ini mengimplikasikan, penghilangan dari penilaian performansi dan Management By Objective.
Sekali lagi tanggung jawab dari penyelia, manajer dan mandor harus diubah dari penilaian kuantitas menjadi
kualitas.Deming menyatakan bahwa sistem penghargaan yang telah digunakan di banyak organisasi adalah salah satu
penghalang yang membuat mereka kesulitan untuk mengembangkan budaya ‘win-win’


Point 13: Adakan Program Edukasi

• Adakan program edukasi yang baik, yang berkaitan dengan self-improvement bagi setiap orang. Apa yang dibutuhkan
organisasi tidak hanya sumber daya yang cemerlang, organisasi juga membutuhkan pegawai yang selalu berusaha untuk
memperbanyak ilmunya. Kemajuan dalam posisi yang bersaing akan memberikan awal bagi pengetahuan mereka.


Point 14: Komitmen dan Tingkah Laku Top Management

• Terdapatnya komitmen permanen dari pihak top management  untuk selalu meningkatkan kualitas dan produktivitas
yang harus didefinisikan secara jelas dan struktur manajemen yang dibuat untuk mengambil tindakan yang
berkelanjutan untuk selalu memelihara 13 poin yang sebelumnya telah dibahas. Deming menekankan bahwa hal ini
harus dilakukan oleh pihak top management 
.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai