Anda di halaman 1dari 4

Tugas III MR3202 Rekayasa Kualitas

KAIZEN (PDCA GKM), SMED, dan Pokayoke


Oleh Cyril Faustino Widyanto 14418001

1. Jelaskan kesamaan konsep & perbedaan fokus/implementasi antara KAIZEN (PDCA


GKM), SMED, dan Pokayoke!

Perbedaan fokus/implementasi:
Kaizen:
• Fokus ada pada perubahan untuk lebih baik. Pada Kaizen, terdapat learning
curve (proses belajar) dari suatu perusahaan. Dari hal ini, dapat diindikasikan
laju pembelajaran, ada yang landai (lama) dan ada yang curam (cepat). Suatu
perusahaan ingin menyasar suatu target tertentu dengan Kaizen. Secara
berangsur-angsur, Kaizen dapat menjadi suatu budaya/culture, bahkan filosofi.
• Terdapat perilaku learning dan changing. Perubahan-perubahan kecil yang
terjadi akan diberi tahu kepada orang lain dan menyebar (konvensi).
Pengetahuan individual akan menjadi pengetahuan perusahaan. Kaizen
melibatkan semua orang dengan motivasi untuk selalu mencari peluang
perbaikan (gap analysis).
• Di sini, masalah dianggap sebagai peluang perbaikan, bukan sebagai hambatan
(gap antara target dan kondisi sekarang). Perbaikan kualitas berorientasi pada
proses, sedangkan hasil berperan sebagai umpan balik (feedback). Sistem
umpan balik (performance management) adalah prasyarat penting untuk
menjamin kesinambungan (continuous improvement).

PDCA (Plan-Do-Control-Action):
• Fokus PDCA terdapat pada pengembangan pekerja dan manajemen menjadi lebih
baik. Tingkat keefektifan dari aktivitas preventif (untuk mencegah
bahaya/hazard, hal-hal yang tidak diinginkan atau tidak diperlukan) menjadi hal
yang utama.
• Terdapat empat hal dalam PDCA, yaitu Plan, Do, Control, dan Action. Pada
perencanaan (Plan), terdapat pengajuan perubahan terhadap sistem yang menjadi
target untuk dikembangkan. Pada bagian melakukan (Do), diimplementasikan
perubahan tersebut, biasanya dalam skala kecil atau pilot project untuk
memastikan bahwa proses pembelajaran didapatkan. Pada bagian kontrol
(Control), pembelajaran yang didapatkan dari bagian sebelumnya dijadikan
parameter kontrol dalam mengendalikan perubahan. Pada bagian aksi (Action),
membuat pilihan antara melakukan perubahan secara permanen atau
membatalkan perubahan, jika tidak membuahkan hasil.
• Proses PDCA hampir selalu iteratif dan membutuhkan beberapa siklus/tahap
(termasuk pemecahan masalah kompleks) dalam mencapai keberhasilan.

GKM (Gugus Kendali Mutu):


• Fokus terdapat pada menggunakan semua aset yang dimiliki suatu perusahaan
terutama sumber daya manusia (SDM) dengan lebih baik, untuk meningkatkan
mutu secara keseluruhan.
• GKM adalah upaya untuk meningkatkan mutu dan produktivitas serta kinerja
suatu satuan kerja. GKM juga dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam
manajemen usaha yang memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi,
produktivitas dan mutu produksi dalam meningkatkan daya saing produk.
SMED (Single Minute Exchange of Dies):
• Disebut juga dengan Quick Change Tool (QCT), dengan fokus yang terdapat pada
peningkatan kapasitas mesin, membuat keseluruhan sistem produksi, khususnya
tingkat keseringan penggantian peralatan.
• SMED adalah sistem yang digunakan untuk mengurangi waktu penggantian alat
sehingga dapat meningkatkan waktu respon kepada permintaan konsumen.
• Aktivitas yang dilakukan dianggap selesai ketika aktivitas internal dan eksternal
dapat dibedakan melalui verifikasi. Tujuannya adalah untuk memindahkan
aktivitas internal ke eskternal sebanyak-banyak.

Poka-Yoke:
• Fokus terdapat pada penghindaran kesalahan atau error-proofing. Kesalahan
pada hal ini adalah kesalahan yang disebabkan oleh manusia (human-error).
Tools ini juga berguna untuk membuat sistem produksi menjadi lebih baik.
• Beberapa prinsip yang terdapat di tools ini adalah shutdown (mematikan proses
jika terjadi error), control (tidak memungkinkan adanya pending error) dan
warning (memprediksi jika akan terjadi kesalahan).
• Beberapa metode yang terdapa pada Poka-Yoke yaitu contacts (melakukan
kontak dengan part yang melakukan kerja), fixed value (pendeteksian error
dengan perhitungan), dan motion step (mendeteksi error bila melalui gerakan
yang tejadi).

Kesamaan konsep:
Kesamaan dari konsep-konsep yang disebutkan di atas yaitu memiliki orientasi pada
perbaikan. Perubahan-perubahan dari kondisi eksisting bukan untuk menyingkirkan
kebudayaan/kebiasan yang ada, tetapi bertujuan untuk mengembangkan proses menjadi
lebih baik pada perusahaan. Semua hal dilakukan untuk satu tujuan yang sama, yaitu
membawa keuntungan yang lebih untuk perusahaan, baik dari segi mutu, kendali, daya
saing, efektifitas maupun finansial.

2. Jelaskan langkah-langkah metode tersebut!

Kaizen :
1. Setting up the scheme: skema disiapkan untuk pertama melakukan proses Kaizen.
2. Observe the current process: melakukan pemantauan terhadap proses eksisting
yang digunakan dalam perusahaan.
3. Develop the future state process: merancang dan mengembangkan rencana
perbaikan proses untuk di masa depan.
4. Implement the new process: mengimplementasikan proses baru yang telah
dirancang.
5. Report and analyze: melaporkan, mengecek dan menganalisis proses yang
diimplementasikan. Di langkah ini, feedback dapat didapatkan.

GKM :
1. Menentukan masalah (gap, bird and ant view) yang relevan dengan kelompok
karyawan.
2. Penentuan target, dapat ditinjau dari pelanggan, perusahaan, kondisi terbaik, hasil
analisis dan perkiraan. Menentukan target dapat dengan menggunakan tools
SMART (Specific-Measurable-Achieveable-Realistic-Time Based).
3. Mengidentifikasikan masalah yang terjadi berdasarkan data/fakta (saat ini dan data
baru). Tidak bisa hanya berdasarkan asumsi, tapi harus juga mendangalkan
pengalaman dan insting
4. Memformulasikan masalah secara spesifik (lihat, raba, cium dan ukur)
5. Menyusun alternatif solusi yang berdampak pada perbaikan, mampus secara teknis
dilakukan, penghematan waktu dan biaya, dan meningkatkan keselamatan

PDCA:
1. Select topic: memilih topik yang ingin diperbaiki.
2. Plan time table: merencanakan lini waktu pengerjaan.
3. Established present situation: menetapkan kondisi dan situasi eksisting.
4. Set target: menentukan target yang menjadi output dari perubahan.
5. Identify causes: mengidentifikasikan penyebab yang membuat terjadinya
permasalahan.
6. Check causes: memerika penyebab permasalahan.
7. Propose solution: membuat dan mengajukan solusi atas permasalahan eksisting.
8. Try solution: mencoba dan mengimplemetasikan solusi dalam skala kecil, dapat
berupa pilot project.
9. Check solution: mengecek solusi yang telah diberikan, memperoleh pembelajaran
dari proyek yang dilakukan.
10. Obtain approval: mendapatkan persetujuan dari pihak penentu keputusan.
11. Implement solution and SOP: Mengimplementasikan solusi pada proses utama dan
Standar Operasi Prosedu (SOP) untuk proses yang baru.
12. Review: melakukan peninjauan ulang atas proses baru yang diimplementasikan
supaya dapat dikembangkan lebih baik.

SMED:
1. To analyze the actual procedure: menganalisis prosedur aktual secara keseluruhan,
mendeteksi permasalahan yang ada
2. To classify several operations as internal or external: membagi operasi menjadi
bagian internal dan eksternal
3. Convert internal to external: merupakan tujuan yang ingin dikejar dari SMED, yaitu
mengubah proses/aktivitas internal menjadi eksternal sebanyak-banyaknya.
4. Reduce time and delays: mengurangi waktu dan penundaan/keterlambatan.
5. Reduce flaws during setup (Dandori): mengurangi cacat selama persiapan produksi
6. Returning to the beginning continuously: kembali ke tahap awal secara kontinu. Hal
ini bertujuan untuk mengevaluasi hal yang dilakukan dan dikembangkan lebih
lanjut lagi apabila memungkinkan.

Poka-Yoke:
1. Identify problems: mengidentifikasi masalah pada kondisi eksisting.
2. Prioritize problems: membuat skala prioritas/kepentingan dari masalah yang
teridentifikasi, dari yang paling urgent/gawat sampai yang paling tidak gawat.
3. Seek out roof cause: mencari dan menganalisis penyebab utama atas masalah yang
ada.
4. Create solutions: merancang dan membuat solusi atas permasalahan yang ada
5. Measure the results: mengukur hasil yang telah diraih. Hal ini bertujuan untuk
menilai keberhasilan atas usaha yang telah dilakukan.
Referensi:
Borror, C. M. (2008). The Certified Quality Engineer Handbook. Milwaukee: Quality Press.
Montgomery, D. C. (2009). Introduction To Statistical Quality Control 6th Edition. Danvers:
John Wiley & Sons, Inc.
Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian. (2007). Gugus
Kendali Mutu (GKM. Pengertian GKM, 75.

Anda mungkin juga menyukai