1. Adakah keterkaitan dari konsep TQC/QCC ini dengan fungsi pengendalian (control)
secara umum? Jelaskan!
Jawab :
Total Quality Control (TQC) dan fungsi pengendalian secara umum memiliki
keterkaitan. TQC adalah suatu sistem yang memadukan pengembangan pemeliharaan,
perbaikan mutu usaha untuk mencapai produksi pada tingkat yang paling ekonomis dan
dapat memenuhi kepuasan pelanggan (konsumen), sedangkan fungsi pengendalian
secara umum merupakan proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan,
agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana. Maka fungsi pengendalian
secaara umum akan mengatur berbagai faktor dalam suatu perusahaan, termasuk
pengendalian mutu yang akan membantu perusahaan mencapai produksi pada tingkat
paling ekonomis dan dapat memenuhi kepuasan pelanggan dengan mutu produk
terbaik.
2. Tanpa meragukan bahwa suksesnya industri Jepng adalah karena polesan TQC/QCC,
apakah saudara pikir gerakan TQC/QCC atau model/gaya “Participative Management”
yang sekarang ini justru sedang digalakkan oleh pemerindah—bias diadopsi dengan
baik di Indonesia?
Jawab :
Menurut saya, model/gay a”participative management” dapat diadopsi di Indonesia.
Karena, untuk mencapai suatu kesuksesan perusahaan dibutuhkan partisipasi aktif
secara menyeluruh dari perusahaan. Namun, semua itu dilakukan dengan penyesuaian
dalam hal pendekatan metodologi, pendekatan tujuan perusahaan, dan pendekatan
kultur budaya yang ada di Indonesia.
Jawab :
Langkah-langkah untuk menyebarluaskan, merealisir, atau mengaplikasikan TQC /
QCC adalah dengan membuat SOP pada tiap tiap departemen, kemudian menerapkan
sistem PDCA atau “Plan Do Check and Action” yaitu proses merencanakan suatu
proses pekerjaan dengan baik, kemudian melakukan pekerjaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya,lalu memeriksa apakah pekerjaan tersebut sudah
sesuai dengan rencana yang dibuat dengan mengukur performa keluaran dan
membandingkan dengan standar kualitas yang ditetapkan, kemudian melakukan
tindakan perbaikan jika diperlukan. Setelah dilakukannya sistem PDCA, berikutnya di
Jawaban :
Hambatan-hambatan pokok yang mungkin dialami :
Estimasi, Suatu prediksi awal mengenai reliabilitas dengan menggunakan keadaan
nyata dari tingkat rata-rata kesalahan fungsi suatu part, merupakan langkah penting
dalam perancangan suatu produk. Data ini akan melengkapi pertimbangan-
pertimbangan teoritis yang dibutuhkan perancang untuk mengetahui “high-failure rate
concentration” dalam produk yang bersangkutan. High failure rate concentration ini
dapat dieleminasi dengan menggunakan teknik redundancy atua dengan
menyederhanakan desain produk yang brsangkutan.
Redundancy, Suatu teknik yang diharapkan dapat mengeleminasi resiko-resiko yang
menyebabkan adanya “High –failure rate concentration” . Bagaimanapun, redundancy
bukan merupkan jalan keluar terbaik untuk mencapai reliabilitas tinggi dari suatu
equipment.
Parts Engineering, Suatu kerusakan atau kegagalan dari satu komponen dapat
menyebabkan kerusakan sistem secara total, namun bisa pula tidak menimbulkan reaksi
apa-apa dari sistem tersebut. Hal ini tergantung pada spesifikasi dan fungsi komponen
dalam sistem total. Dengan demikian, pemilihan suatu komponen harus
dipertimbangkan dengan benar untuk memennuhi kebutuhan dan cara penggunaannya.
Part yang dibebani di atas maximum level yang direncanakan akan lebih cepat rusak,
sdangkan jika beban tersebut dikurangi di bawah maximum level yang direncanakan
dijamin akan memberikan umur kerja yang lebih panjang.
Faktor-faktor lingkungan, Kondisi-kondisi lingkungan harus diperhatikan, seperti
suhu, kelembapan, tingkat ketingginian, getaran, dan lain-lain. Memperhatikan faktor-
faktor lingkungan merupakan metoda yang efektif untuk melihat secara awal
kelemahan-kelemahan yang ada dari suatu desain, dan dapat dilakukan tindakan
korektif bila terlihat adanya kerusakan.
Jawab :
Pada peramalan kebutuhan (Demand forecasting), input atau masukkannya terdiri dari
Data internal (historis, subyektif, dan survey) dan data external (ekonomi, social-
politik, lingkungan dll) kemudian dilakukan pengambilan keputusan dengan beberapa
metode sampai dihasilkan peramalan kebutuhan jangka pendek, menengah dan pendek.
Sedangkan pada ramalan produksi (Production forecast) masukkannya/input terdiri dari
perencanaan oleh manajemen. Manajemen puncak akan melakukan perencanaan untuk
jangka panjang, manajemen menengah akan perencanaan jangka menengah, dan
manajemen bawah akan melakukan perencanaan untuk jangka pendek.
Jawab :
Perencanaan produksi memperhatikan berbagai macam alternative produksi yang
didasarkan pada kapasitas internal yang dimiliki (sub-kontrak, inventory, overtime dan
regular) dalam jangka panjang, menengah dan pendek.
Jawab :
Variabel yang perlu diketahui adalah kebutuhan bahan baku/ penunjang, jam kerja
manusia dan kualifikasi pekerja, jam kerja mesin dan fasilitas produksi yang lain,
enersi, informasi, dll. Dalam metode peramalan seri waktu, beberapa hal yang perlu
diperhatikan;
Ramalan jangka panjang, maka variable yang berkaitan dengan faktor musiman
(seasonal) dan keacakan (random) bisa diabaikan; sehingga ramalan bisa lebih
difokuskan pada faktor arah kecenderungan (trend) dengan sedikit perhatian
terhadap siklus bisnis (business cycle)
Ramalan jangka menengah, maka faktor kecenderungan tidak cukup bisa
dipakai sebagai peramalan. Fokus peramalan justru lebih ditekankan dengan
memperhatikan faktor siklus bisnis, musiman dan sedikit perhatian pada faktor
keacakannya (randomness).
Ramalan jangka pendek, maka focus perhatian semata-mata ditujukan terutama
pada fluktuasi yang serba acak dan tidak menentu (random fluctuations)
3. a. Jelaskan semua biaya-biaya yang harus menjadi pertimbangan pokok didalam proses
perencanaan pengendalian persediaan. Bagaimana pula cara kita menentukan besarnya
biaya persediaan tersebut?
Jawab :
Biaya pemesanan, yaitu semua biaya yang meliputi biaya administrasi untuk
pembelian/ pesanan kepada pemasok (supplier/vendor) dari luar, atau penggantian
stock material yang dipakai untuk kegiatan produksi (setting up).
Biaya penyiapan (set up), meliputi biaya untuk membuat/memproduksi sendiri
produk maupun komponen yang diperlukan.
Biaya Kelangkaan, biaya yang harus dikeluarkan sebagai konsekuensi
kekurangan atau kelangkaan persediaan
Biaya persediaan, terdiri dari biaya penyimpanan seperti interests, sewa gudang,
asuransi, pemeliharaan, dan tentu saja biaya pembelian barang akan tergantung
pada harga barang itu sendiri
Keterangan :
D : Kebutuhan/permintaan (demand), units per tahun
Q : Jumlah barang atau Produk yang dipesan setiap kali pemesanan dilakukan, units
K : biaya pemesanan
H : biaya penyimpanan
Dari rumus TIC akan dapat diperoleh jumlah pemesanan yang paling ekonomis (EOQ)
dengan penurunan TIC sebagai berikut :
ՁTIC/ՁQ=0
Sehingga :
0=-k.D/Qo2+h/2 atau k.D/Qo2=h/2
Qo2=2.K.D/h --- > EOQo = Ǭ2k.D/h,
Dan dengan melakukan pemesanan dalam jumlah yang paling ekonomis (EOQ), maka
akan diperoleh biaya persediaan yang paling kecil ( the least cost) yaitu sebesar :
TICo=k.D/ Qo + h.Qo/2