Anda di halaman 1dari 4

Tinggalkan Meja Keramik !

Apakah di Laboratorium anda masih menggunakan meja keramik? Sudah lama menggunakan
meja keramik dan baik-baik saja? Lalu untuk apa ditinggalkan? Berikut riset kami mengenai
keramik dari beberapa sumber :

“Meja terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata dan mudah
dibersihkan dengan tinggi 0,80-1,00 m. Meja untuk instrumen elektronik harus
tahan getaran (PERMENKES NO 43 TAHUN 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik yang Baik)”

Keramik tidak Kuat. Hal ini dikarenakan keramik dibakar pada suhu sekitar 1000° C.
Sehingga keramik memiliki sifat rapuh walaupun keras dan kaku.

Keramik tidak kedap air. Keramik tersusun dari tanah liat dan lapisan atas seperti kaca yang
disebut glazur. Glazur dalam keramik memiliki ketebalan 1-2 mm. Sehingga Water
absorption atau daya penyerapan air pada keramik cukup tinggi, sekitar 7%. Peruntukkan
meja laboratorium adalah preparasi atau pengukuran. Meja preparasi memiliki dominasi
kontak dengan bahan kimia yang yang tinggi, sehingga ada kemungkinan bahan kimia yang
sedang digunakan menyerap dan tertinggal didalam top table keramik meskipun sudah
dibersihkan.

Meja keramik tidak rata. Dalam pemasangan keramik akan ada "Nat". Fungsi Nat adalah
sebagai ruang gerak keramik agar keramik tidak mudah pecah dan retak bila ada pergerakan.
Keberadaan Nat menjadikan Meja Laboratorium dengan top table keramik tidak rata. Standar
meja instrumentasi adalah flat position harus tinggi. Flat position berfungsi untuk
menstabilkan keadaan, supaya pengukuran dapat dilakukan dengan presisi dan akurasi yang
tinggi. Selain itu komponen dalam instrumen harus dijaga kestabilannya dengan memastikan
top table yang digunakan rata.

Retno Setianingsih / Sales Engineer of PT Lab Technologi Indonesia

Source : bisakimia.com, labtech-indonesia.com


Pengondisian Meja Timbang !

Seberapa pentingkah pengondisian "menimbang" dalam kegiatan analisa di laboratorium?

Menimbang adalah tahap awal dalam preparasi untuk material/ bahan berbentuk padatan
ataupun organik (oli/bahan bakar) biasanya. Tahapan preparasi menjadi crucial, karna
penimbangan yang tidak teliti akan memberikan galat yang besar terhadap konsentrasi/kadar
yang dibaca. Berikut beberapa cara untuk pengondisian optimum dalam ruang/meja timbang
sehingga meminimalisir galat :

Diletakkan pada meja datar, permanen, terhindar dari getaran dan angin, tidak boleh
digeser (PERMENKES No 43 TAHUN 2013 tentang Cara Penyelenggaraan Laboratorium
Klinik yang Baik)

Cek Waterpass merupakan instruksi kerja pertama dalam menimbang. Dengan mengecek
waterpass, user dituntut untuk memastikan bahwa neraca sudah dalam posisi datar.
Positioning neraca sangat bergantung pada top table meja timbang. Pemilihan top table yang
tidak tepat akan menyumbang galat pada pembacaan hasil timbangan. Sehingga kami
merekomendasikan anda untuk memilih top table dengan spesifikasi flat position yang tinggi.

Permanen dan tidak getar. Harus permanen kah? bagaimana jika laboratorium kami untuk
beberapa tahun mendatang akan ada ekspansi?

Apapun poinnya, stabilitas adalah tujuannya. Maka design meja timbang harus dapat
memenuhi tujuan tersebut, dan mampu mengikuti perkembangan industri yang semakin
pesat.

Terhindar dari angin. Peletakkan meja timbang tidak boleh berlawanan dengan AC. Karena
suhu laboratorium yang dingin, membuat motor menjadi kencang menggerakkan fan nya.
Sehingga dapat berpengaruh pada stabilitas neraca.

Hindari peletakkan meja timbang di area mobilitas. Seperti dekat pintu, disamping wall bench
sink, disamping fume hood, dan lain sebagainya.

Retno / Sales Engineer of PT Lab Technologi Indonesia


Laboratorium Mikrobiologi !

Bagaimana cara mendesign laboratorium mikrobiologi yang baik dan memenuhi standar?

Titik kritis dalam laboratorium mikrobiologi adalah "kontaminasi". Karena analitnya adalah
makhluk berukuran mikro yang tidak kasat mata, dan sumber kontaminan mikro sangat
banyak termasuk orang yang sedang berkegiatan di lab/ analis dapat menjadi sumber
kontaminan. Sehingga ada beberapa yang perlu diperhatikan untuk menghindari sumber
kontaminan, antara lain:

Seluruh ruangan dalam laboratorium harus mudah dibersihkan. Semua furniture untuk
kebutuhan mikro harus didesign agar tidak menumpuk debu dan mudah dibersihkan. Karena
debu yang menumpuk merupakan salah satu sumber kontaminan.

Pertemuan antara dua dinding dibuat melengkung. Ciri khas dari laboratorium mikrobiologi
adalah lantai epoxy dan curving. Haram hukumnya jika antara lantai dengan dinding / meja
dengan dinding memiliki sudut 90° pada lab mikro. Karena dengan curving memudahkan
lantai/meja dibersihkan dan menghindari debu yang mengumpul disudut.

Permukaan meja kerja harus tidak tembus air. Juga tahan asam, alkali, larutan organik dan
panas yang sedang. Pemilihan top table harus memenuhi spesifikasi chemical resistance yang
tinggi, fungi resistance yang tinggi dan water adsorption yang rendah.

Diberikan jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah dibersihkan.

Tersedia ruang ganti pakaian. Karena sumber kontaminan bisa dari analis itu sendiri. Maka
pada lab mikro analis akan diwajibkan berganti pakaian dengan jas lab/pakaian steril.

Retno Setianingsih/ Sales Engineer of PT Lab Technologi Indonesia


Biosafety Cabinet Level 2 !

Tempat bekerja yang melibatkan agen biologi yang sudah diidentifikasi. Untuk pencegahan
telah tersedia vaksin dan jika terinfeksi telah tersedia antibiotik.

Microorganisme : Salmonella sp., E. coli, Bacillusanthracis, Bordetella perrtussis, Brucella


spp, Clostridium Botulinum, Clostridium Tetani, Heliobacter Pylori, Salmonella Spp,
Yersinia Pestis, Shigella spp.

Safety Equipment : Bio Safety Cabinet Class I or II, Lab Coats, Gloves, proteksi pernapasan
yang dibutuhkan

Perlengkapan : Meja terbuka ditambah kabinet Biosafety (KB) untuk aerosol yang berbahaya

Retno Setianingsih/ Sales Engineer of PT Lab Technologi Indonesia

http://labtech-indonesia.com/

Anda mungkin juga menyukai