Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengenalan Produk

Coca cola adalah minuman ringan berkabonasi yang dijual di toko, restoran, dan
mesin penjual di lebih dari 200 negara. Minuman ini diproduksi oleh The Coca – Coal
Company di Amerika Serikat asal Atlanta, Georgia, dan sering disebut Coke. Awalnya
dibuat sebagai obat paten saat ditemukan pada akhir abad ke-19 oleh John Pemberton.
Coca cola akhirnya dibeli oleh Asa Griggs Candler yang taktik pemasarannya berhasil
membuat Coke mendominasi pasar minuman ringan dunia sepanjang abad ke-20.
Awal mulanya, Pemberton berhasil menciptakan dan menjual minuman yang
mengandung alkohol yang dikenal dengan nama French Wine Coca di kota Atlanta.
Bisnis ini sangat lancar menghasilkan banyak uang dan sukses di pasaran. Namun bisnis
minuman yang memberikan banyak penghasil itu tidak berjalan dengan secara mulus.
Sejak Atlanta mengharamkan penggunaan alkohol pada tahun 1885, Pemberton
terpaksa menukar formula French Wine Coca dengan membuang kata French Wine.
Sejak diharamkan, kokain tidak lagi menjadi kandungan utama minuman tersebut,
melainkan diganti dengan kafein, gula, asam sitrat, dan minyak pati buahan – buahan.
Formula minuman tersebut masih menjadi rahasia yang tersimpan rapi. Bersama
dengan rekan sejawatnya yang mengurus keuangan, Frank Robinson, Pemberton
membuat minuman segar yang bisa dinikmati banyak orang. Usaha Pemberton
membuat minuman segar berhasil. Ramuannya terwujud seperti yang diharapkan.
Kemudian, Robinson mengusulkan nama Coca – Cola untuk ramuan tersebut.
Perusahaan ini memproduksi konsentrat yang kemudian dijual ke pabrik Coca-
Cola yang berlisensi di seluruh dunia. Pabrik botol yang memegang kontrak eksklusif
dengan perusahaan ini memproduksi produk akhir dengan bentuk kaleng dan botol, di
campur dengan air yang telah disaring dan pemanis. Pabrik – pabrik tersebut kemudian
menjual, mendistribusikan, dan memasarkan Coca-Cola ke toko – toko eceran dan
mesin penjaja. The Coca-Cola Company juga pernah mengeluarkan minuman cola lain
dengan merek Coke, yang paling umum adalah Diet Coke, Caffeine-Free Coca-Cola,
Diet Coke Caffeine-Free, Coca-Cola Cherry, Coca-Cola Zero, Coca-Cola Vanilla, dan
beberapa versi khusus berperisa lemon, jeruk nipis, atau kopi.

3
Coca – Cola pertama kali hadir di Indonesia sekitar tahun 1927, ketika
Netherland Indische Mineral Water Febrieck ( Pabrik Air Mineral Hindia Belanda )
membotolkan untuk pertama kalinya di Jakarta. Produksi Coca-Cola lumpuh pada
zaman penjajahan Jepang ( 1942 – 1945 ) tetapi tepat sesudah kemerdekaan Republik
Indonesia, pabrik tersebut beroperasi dibawah nama The Indonesia Bottles Ltd Nv
(IBL) dengan status perusahaan Nasional.
Tercatat sampai saat ini pabrik Coca-Cola yang beroperasi di berbagai provinsi
di Indonesia, berturut – turut berdasarkan tahun pendiriannya adalah Jakarta (1971),
Medan (1973), Surabaya (1976), Semarang (1976), Ujung Pandang (1981), Bandung
(1983), Padang (1985), Bali (1985), Manado (1985). Banjarmasin (1981), dan
Lampung (1995).

1.2 Situasi Lingkungan Pemasaran

a. Faktor Ekonomi

Coca - Cola lebih dari tiga perempat dari keuntungan dan 71% pertumbuhannya
diperoleh di luar Amerika Serikat. Namun, krisis global berdampak pada penurunan
kinerja, penjualan dan keuntungan Coke di luar negeri. Di Brazil dan Jepang, dua dari
pasar Coke terbesar luar negeri, rata - rata konsumen hampir tidak memiliki daya beli,
karena rendahnya pertumbuhan ekonomi pada tahun 1998. Di Rusia, di mana Coke
telah menginvestasikan lebih dari $700 juta selama delapan tahun, runtuhnya
perekonomian mengakibatkan kapasitas operasi Coke anjlok sebesar 50%. Krisis global
sangat mempengaruhi penjualan coca-cola di Asia, Rusia dan Amerika Latin karena
penurunan daya beli. Di Brazil, yang merupakan pasar terbesar ketiga, Coke telah
kehilangan lebih dari sepersepuluh dari 54% pangsa pasarnya karena beralih ke
minuman local dengan harga lebih murah.

b. Faktor Sosial dan Politik

Faktor Politik yang terjadi di Amerika dan di negara-negara lainnya


berpengaruh pada perkembangan Coca-Cola. Sebagai contoh, ketika Amerika
menginvasi Irak, tumbuh budaya anti Amerika di negara-negara muslim atau yang
bersimpati dengan Irak. Kondisi ini mengakibatkan penjualan Coca-Cola sempat
terganggu.

4
c. Faktor Peraturan dan Undang - undang (Faktor Hukum)

Coca - Cola juga sempat terhalang oleh kebijakan pemerintah India yang
melarang penjualan produk Coca - Cola di negaranya karena pada tahun 2004, petani
di india melakukan protes terhadap pabrik Coke Bottling di India yang menyebabkan
air sumur kering.

d. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Issue lingkungan yang sempat menyeruak di beberapa negara bahwa produk


Coca – Cola menggunakan air terlalu berlebihan, karena dibutuhkan 2 liter air untuk
memproduksi 1 liter Coca Cola. Mengenai issue kesehatan, pernah terjadi pemboikotan
di kalangan masyarakat terkait dengan kandungan zat yang ada di minuman tersebut
juga berpengaruh terhadap kinerja pemasaran Coca Cola.

e. Faktor Demografi

Pembeli (konsumen) dari produk Coca - Cola mencakup segala usia dari anak
kecil, remaja, dan orang dewasa di seluruh dunia, sehingga dapat dikatakan produk
coca-cola company relative aman terhadap issue demografi. Beberapa negara di
Amerika memiliki struktur demografi yang didominasi usia dewasa dan tua, sedangkan
beberapa negara di Asia Tenggara mayoritas adalah usia anak - anak dan remaja.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisis Strategi Pemasaran

a. Segmenting

Segmentasi geografi merupakan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis


yang berbeda, misalnya wilayah, negara, negara bagian, propinsi, kota, dan kepulauan.
Dalam kasus Coca Cola ini, segmentasi geografi yang dilakukan coca cola
dikelompokkan berdasarkan negara – negara expansi coca cola yang masuk dalam
kategori sudah maju, masih berkembang dan sedang muncul atau baru saja tumbuh.
Seperti yang tertera dalam table berikut ini.

Tabel 2.1

6
Segmentasi Tipe Produk merupakan pengelompokan pasar yang didasarkan pada
tipe produk yang dihasilkan, Contohnya:
1. Coca Cola Zero merupakan produk Coca Cola yang ditargetkan untuk anak
muda / remaja yang ingin minuman rendah kalori namun memiliki cita rasa
tinggi.
2. Diet Coca Cola merupakan produk Coca cola yang ditargetkan untuk usia
sekitar 30 hingga 50 tahun dimana memiliki spesifikasi minuman yang rendah
lemak, rendah kalori namun masih memiliki citarasa Coca Cola.
3. Powerade merupakan produk Coca Cola yang berupa minuman energi untuk
membangkitkan stamina dan ion tubuh yang ditargetkan untuk atlit ataupun
khalayak umum yang suka berolahraga.
4. Minute Maid merupakan produk Coca Cola yang berupa jus buah dan
ditargetkan untuk khalayak umum usia 1 hingga 40 tahun. Minuman ini juga
ditargetkan kepada para orang tua yang ingin memperkenalkan jus buah
kepada anak – anak nya.
Segmentasi Demografi merupakan pengelompokan pasar berdasarkan variabel-
variabel pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, jumlah penduduk, usia, ukuran
keluarga, siklus hidup keluarga, pekerjaan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan dan
kelas sosial. Dalam Kasus Coca Cola ini pngelompokan demografi ditujukan kepada
remaja, baik untuk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Coca Cola membidik
remaja dengan usia 15 – 25 tahun sebagai segmen utama dan usia 26 – 50 tahun sebagai
segmen sekunder (kedua).
Segmentasi Psikografi: Merupakan pengelompokan pasar berdasarkan variable
gaya hidup, nilai dan kepribadian. Gaya hidup ditunjukkan oleh orang-orang menonjol
dari pada kelas sosial. Minat terhadap suatu produk dipengaruhi oleh gaya hidup, maka
barang yang dibeli oleh orang-orang tersebut untuk menunjukkan gaya hidupnya.
Dalam Kasu s Coca Cola ini segmentasi psikografi nya ditujukan kepada kalangan yang
memiliki gaya hidup yang tinggi, hedonis, dan memiliki jiwa bebas (freedom).

7
b. Targeting

Dari Segi usia, CoCa Cola menargetkan produk nya untuk dikonsumsi dari segala
usia yang nanti nya diklasifikasikan lebih lanjut kedalam dua segmen utama yaitu
segmen umur 15 – 25 tahun dan segmen umur 26 – 50 tahun. Coca Cola menargetkan
segmen utama nya untuk kalangan remaja dikarenakan remaja yang hidup di perkotaan
saat ini semakin sering menghabiskan waktu di luar rumah serta dalam perjalanan.
Keadaan ini membuat mereka semakin memerlukan produk minuman dengan
kesegaran otentik khas Coca-Cola, dengan kemasan praktis yang mudah dibawa-bawa
pada saat bepergian membuat produk ini sangat diminati oleh kalangan remaja.
Selain itu jika dilihat dari segi psikologi, Coca Cola menargetkan produk nya
untuk konsumen yang menyukai sesuatu yang baru / menyukai inovasi dan memiliki
semangat yang tinggi, hal ini ditunjukkan dari berbagai atribut dan slogan yang Coca
Cola punya seperti “Semangat Baru”, Selain itu Coca cola juga turut berpartisipasi
dalam ajang kejuaraan sepak bola seperti FIFA 2010 & 2014 dimana event tersebut
identik dengan semangat, seru, dan persatuan. Adapun Jika dilihat dari segi Sosial
Ekonomi Coca Cola di targetkan untuk menjangkau masyarakat dari kalangan
menengah hingga menengah keatas. Dilihat dari segi harga yang cukup tinggi jika
dibandingkan dengan minuman ringan yang lain.

c. Positioning

Dilihat dari segi positioning yang ditampilkan nya, Coca Cola selama ini
memposisikan diri sebagai produk minuman ringan pelepas dahaga yang dapat
dikonsumi kapan saja dan dimana saja. Selain itu Coca – Cola identik dengan kesan
meriah, ceria, bahagia, dan penuh semangat sehingga sangat cocok untuk dikonsumsi
oleh siapa saja yang memiliki jiwa penuh inovasi dan semangat. Coca Cola juga
memposisikan diri sebagai produk berkelas dengan brand yang sudah diakui
kredibilitasnya dan selalu ada pada momen-momen penting konsumen Indonesia.

8
2.2 Bauran Pemasaran.

a. Produk (Product)

Coca cola telah melakukan pergantian slogan lebih dari 45 kali. Pada tahun 2001
Coca cola mengeluarkan strategi baru ”Think Local, Act Local” sebagi bentuk
implementasi “Global Markting”, diikuti dengan slogan “Life Taste Good” dan
membuat iklan yang berbeda disetiap negaranya. Kemudian Coke juga menjadi sponsor
Fiva Worl Cup pada tahun 2002 dan menjadi sponsor film yang mendunia “Harry
Potter”. Ini adalah strategi agar produk Coke semakin mendunia dimata masyarakat.
Berikut contoh produk Coca Cola di Indonesia dan Jepang.

Gambar 2.2 Produk Coca Cola di Indonesia

Gambar 2.3 Produk Coca Cola di Jepang

9
b. Harga (Price)

Berikut harga jual Coca Cola di Indonesia:

Tabel 3.2 Harga Coca Cola di Indonesia

Sumber: Modern Market

c. Tempat (Place)

Coca-Cola telah menjangkau 4.000 lebih toko ritel Indomaret dan Alfa Mart
diseluruh Indonesia sejak produk Coca Cola dipasarkan di Indonesia. Coca Cola terus
melakukan ekpansi pemasaran didaerah – daerah Indonesia yang belum terjangkau.
Coca Cola memang fokus di distribusi, dan Coca Cola memborbardir konsumen
minuman berkarbonasi dengan iklan seperti lewat media televisi, majalah, dan media
online. Dengan Coca Cola fokus pada distribusi. Kelemahan jangkauan distribusi
dibalik menjadi kekuatan untuk menggaet konsumen dan ternyata sukses. Karena itu,
strategi distribusi di Indonesia berbeda dengan yang diterapkan di Thailand, Vietnam
atau negara-negara di Amerika Selatan yang menjadi sasaran pemasaran Coca Cola. Di
negara-negara tersebut distribusi mengandalkan modern channel, sedangkan di
Indonesia mengandalkan traditional channel.

10
d. Promotion

Coca Cola mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen
terhadap produk. Strategi pemasaran Coca Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang
unik dan kreatif. Dilihat dari segi Advertising dan Communication Coca Cola dalam
memasarkan produk nya menggunakan strategi creative and inovatif Communication,
hal ini terlihat dari berbagai contoh nyata seperti berikut:
1. Coca Cola mengiklankan produk nya dengan iklan – iklan yang menarik serta
mengikutsertakan segala sesuatu yang sedang tren. Sehingga menarik minat
konsumen dan membuat konsumen akrab dengan brand Coca Cola.
2. Coca – Cola bekerja sama dengan FIFA sebagai sponsor utama FIFA 2010 &
2014 dimana acar ini memiliki audience dari usia anak – anak hingga dewasa
dan dari berbagi negara, sehingga hal ini akan sangat bagus bagi Coca Cola
untuk membranding produk nya ke pasar internasional.
3. Bekerja sama dengan Nestle, Mc Donnald, dan Walt Disney dalam menyertakan
logo produk nya pada produk – produk Nestle, Mc Donnald, dan Walt Disney
tersebut.

Gambar 2.4 Co-Branding Strategy

4. Membuat jingle CoCa CoLa “Open Happiness” dengan menggandeng penyanyi


– penyanyi ternama seperti Cee-Lo dari Gnarls Barkley, Patrick Stump dari Fall
Out Boy, Brendon Urie from Panic! at the Disco, Travis McCoy from Gym
Class Heroes, Janelle Monae, dengan Polow Da Don dan Butch Walker,
Dimana lagu ini sangat menarik bagi anak muda yang suka dengan genre music
seperti ini, hal ini sangat sesuai jika dikaitkan dengan analisi targeting yang
dilakukan Coca Cola dalam membidik pangsa pasar remaja.

11
Selain strategi creative and inovatif Communication, cara pendistribusian produk,
sehingga produk tersebut mudah untuk dijangkau oleh konsumen menjadi penting.
Dalam hal ini Coca Cola menerapkan cara pendistribusian dengan sistem Direct Selling
dan Indirect Selling. Direct Selling atau penjualan langsung yang diterapkan oleh Coca
Cola yaitu dengan cara Produk dipasarkan langsung ke retailer, contohnya retailer yang
berada di bioskop, restaurant, dan tempat umum yang lain. Sedangkan Indirect Selling
atau penjualan tidak langsung yang diterapkan oleh Coca Cola adalah produk
dipasarkan ke distributor besar, dan distributor besar inilah yang akan mendistribusikan
produk ke konsumen.

2.3 Strategi Generik Porter

Pada strategi generik porter, Coca Cola di Indonesia menjalankan strategi


pembedaan produk (Differentiation Strategy) strategi tersebut dapat dilihat dari
segmentasi pasar dan varian produknya, produk Coca Cola dibuat lebih ke arah
segmentasi demografi yaitu upaya membagi pasar menjadi sejumlah kelompok
berdasarkan variable-variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup
keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama dan kebangsaan. Segmentasi
tersebut dipilih dan diharapkan nantinya dapat menjadi konsumen jangka panjang bagi
Coca Cola di Indonesia.

2.4 Analisis SWOT

Berikut analisis SWOT Coca Cola di Indonesia;


a. Strengths
Kekuatan yang dimiliki oleh Produk Coca Cola adalah sebagai berikut:
1. Brand Image sudah dikenal masyarakat luas.
2. Pabrik terbesar dan pemasar minuman non alkohol lebih di 200 negara.
3. Target memasarkan secara global dengan berbagai rasa.
4. Kemasan produk yg menarik & harga yg kompetitif.
b. Weakness
Kelemahan yang dimiliki oleh Produk Coca Cola adalah sebagai berikut:
1. Sebagai minuman berkalori tinggi dan berbahaya bagi kesehatan.
2. Tahun 2006 terlibat kontroversi di India dugaan Coca Cola mengandung pestisda
dan berbahaya bagi kesehatan.
3. Jatuhnya penjualan di beberapa negara.

12
c. Opportunity
Peluang yang dimiliki oleh Produk Coca Cola adalah sebagai berikut:
1. Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan Coca Cola akan
meningkat.
2. Industri minuman mempunyai potensi yg besar untuk dikembangkan.
3. Posisi merk yg kuat dalam industri air minuman yg berkarbonasi menjadi
keuntungan dipasar yg sedang tumbuh.
d. Threat
Ancaman yang dimiliki oleh Produk Coca Cola adalah sebagai berikut:
1. Trend penjualan dari pesaing lain seperti Pepsi dan Big Cola.
2. Ada minuman subtitusi lain yg populer misal: kopi, jus, energy drink, teh dan
lain lain.
3. Ketergantungan pada perusahaan pembotolan terakhir sebagai pihak ke tiga
dalam jangka panjang.

Kuatnya posisi Coca Cola sebagai market leader dipasar, tentu tidak akan
membiarkan produk pesaingnya terutama Pepsi dan Big Cola untuk masuk ke dalam
pasar kompetisi dan merebut market share yang telah diraihnya. Apalagi, pada dasarnya
target konsumen yang ditetapkan oleh keduanya hampir sama. Tingginya persaingan
memperebutkan pangsa pasar mengharuskan masing-masing kompetitor untuk lebih
jeli melihat peluang yang dapat diterapkan. Sebagai pimpinan pasar pun Coca Cola
harus waspada terhadap kelemahan-kelemahan yang mungkin dimiliki dan dapat
dimanfaatkan pesaing untuk merebut posisi pasar.
.

13

Anda mungkin juga menyukai