Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI BISNIS DAN BUDAYA ORGANISASI COCA-COLA MENJADI

BRAND COKE TERNAMA DI DUNIA

Ahmad Sulthon Alauddin (16/393293/EK/20837)


Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta

ABSTRAK

Paper ini bertujuan untuk mengetahui strategi bisnis dan budaya organisasi yang digunakan oleh
The Coca-Cola Company dalam upayanya menjadi brand coke ternama di dunia. Paper ini
menggunakan penjelasan deskriptif dengan melihat faktor-faktor yang memengaruhi
kesuksesan The Coca-Cola Company mendominasi pangsa pasar minuman berkarbonasi.
Pengumpulan data dan analisis menggunakan penelitian terdahulu berdasarkan sumber
yang memiliki hubungan dengan tujuan penulisan paper. Berdasarkan dari hasil yang
diperoleh, diketahui bahwa adanya pengaruh positif dari motivasi kerja, lingkungan kerja,
keunggulan kompetitif organisasi, tujuan organisasi, dan strategi bisnis organisasi terhadap
kesuksesan The Coca-Cola Company menjadi brand coke ternama di dunia. Dari hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja yang sesuai akan memotivasi dan
meningkatkan performa karyawan, hal tersebut akan meningkatkan produktivitas
organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dan mampu meraih keuntungan serta
mendominasi pangsa pasar.

PEMBAHASAN

Perkembangan zaman yang semakin tinggi dengan didukung kemajuan yang

signifikan di dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membuat

persaingan produk di pasar global semakin ketat. Masing-masing perusahaan terus

berupaya meningkatkan inovasi dan kualitas produk mereka agar dapat menarik perhatian

konsumen. Dunia bisnis sekarang yang dinamis semakin menuntut manajer perusahaan

untuk mengembangkan kekuatan perusahaan dan mengurangi perusahaan. The Coca-Cola

Company adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan yang senantiasa konsisten

mengembangkan produknya dan berupaya untuk selalu menjadi pilihan utama konsumen.

The Coca-Cola Company adalah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat

yang berfokus pada produksi minuman nonalkohol, khususnya minuman konsentrat. The

Coca-Cola Company didirikan pada tahun 1892 oleh Asa Griggs Candler setelah

sebelumnya membeli formula dan merek Coca-Cola dari seorang ahli farmasi bernama
John Stith Pemberton. The Coca-Cola Company memiliki visi melayani sebagai kerangka

kerja untuk peta perjalanan kami dan memandu setiap aspek bisnis kami dengan

menjabarkan apa yang ingin kita raih untuk terus mencapai pertumbuhan kualitas yang

berkelanjutan. Visi tersebut tidak terlepas dari misi yang dibawa The Coca Cola Company

untuk untuk menyegarkan dunia, menginspirasi momen optimisme dan kebahagian, serta

untuk menciptakan nilai dan membuat perbedaan.

Dalam menghadapi tantangan global seperti ini, The Coca-Cola Company tentu

saja tidak tinggal diam. Meningkatnya jumlah produk pesaing dan semakin bervariasinya

selera beli masyarakat menuntut The Coca-Cola Company untuk memilih strategi bisnis

yang sesuai agar tujuan yang ingin dicapai perusahaan dapat diraih dengan cara yang

efektif dan efisien. Secara umum, strategi merupakan sejumlah rencana organisasi untuk

mengimplementasikan keputusan-keputusan yang dibuat dalam rangka mencapai sasaran

organisasi (Ebert dan Griffin, 2015). Sedangkan strategi bisnis adalah strategi pada

tingkatan unit bisnis atau lini produk yang berfokus pada posisi bersaing perusahaan (Ebert

dan Griffin, 2015). Sebelum menentukan strategi bisnis, tentu perusahaan perlu

menentukan misi dan tujuan organisasi terlebih dahulu. Perusahaan perlu menentukan

sasaran perusahaan dalam jangka panjang dan jangka pendek, apa yang ingin dicapai,

bagaimana lingkungan bisnisnya, serta menentukan misi, visi, dan nilai perusahaan.

Setelah itu perusahaan mulai memformulasikan strategi bisnis yang hendak digunakan.

Namun, perusahaan terlebih dahulu menganalisa situasi bisnis saat ini, dari hasil analisa

tersebut akan didapatkan opsi-opsi strategi yang memungkinkan untuk digunakan oleh

perusahaan. Setelah mendapatkan strategi yang sesuai dengan kondisi bisnis saat ini,

perusahaan baru bisa mengimplementasikan strategi tersebut dengan mengalokasikan

sumberdaya perusahaan dan tanggung jawab perusahaan kepada individu-individu atau

kelompok-kelompok yang berwenang.


Memformulasikan strategi dimulai dengan manajer suatu perusahaan atau

organisasi yang secara sistematis menganalisis faktor atau kekuatan di dalam organisas dan

di luar lingkungan global yang memengaruhi kemampuan organisasi untuk meraih tujuan

organisasi sekarang dan yang akan datang. Analisis SWOT and Five Forces Model

merupakan dua teknik yang bisa digunakan manajer untuk malakukan analisis terhadap

faktor-faktor tersebut. Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaan dimana manajer

mengidentifikasi kekuatan organisasi (S), kelemahan organisasi (W), kesempatan di

lingkungan organisasi (O), dan ancaman yang memengaruhi organisasi (T) (Gareth dan

Jennifer, 2016). Berdasarkan analisis SWOT, manajer dari level yang berbeda di dalam

organisasi dapat memilih dan menentukan korporat, bisnis, dan fugsional strategi terbaik

dan paling tepat digunakan oleh organisasi untuk meraih tujuan organisasi. Berikut ini

adalah analisis SWOT terhadap The Coca-Cola Company:

5. Pendapatan yang besar


4. Memiliki customer loyalty WEAKNESS
3. Memiliki jaringan distribusi yang luas 1. Dicap sebagai minuman tidak sehat
2. Penjualan produk yang menurun
2. Memiliki skala operasi yang luas
1. Merupakan brand ternama di dunia 3. Terlalu fokus pada produksi minuman
STRENGTHS bersoda

OPPORTUNITIES SWOT
1. Konsumsi minuman kemasan sedang
meningkat karbonat
2. Akuisisi terhadap beberapa perusahaan 3. Pertumbuhan lamban minuman
3. Market place yang besar khususnya di masyarakat
negara berkembang 2. Perubahan tingkat kesadaran
1. Meningkatnya jumlah produk pesaing
THREATS

Analisis SWOT The Coca-Cola Company:

1. Strengths

The Coca-Cola Company memiliki kekuatan sebagai brand coke ternama di dunia.

Sebagai trend maker minuman bersoda, sudah pasti Coca-Cola memiliki market share

yang lebih besar daripada para pesaingnya. Dengan basis produksi yang hampir
menyangkup seluruh dunia, Coca-Cola mampu menawarkan minuman yang segar untuk

dikonsumsi oleh orang-orang. Jaringan-jaringan distribusi yang saling terhubung antara

satu dengan yang lain di seluruh dunia mampu menjadi jalan bagi Coca-Cola untuk

memasarkan produknya kepada konsumen dengan cepat dan tepat. Dengan lebih dari 500

merek yang diperdagangkan di lebih dari 200 negara, setidaknya Coca-Cola telah menjadi

pilihan favorit orang-orang yang menginginkan minuman segar. Tidak hanya sekedar

merek, Coca-Cola merupakan suatu organisasi yang bergerak dengan tujuan menciptakan

kebahagiaan pada semua orang. Hal ini lah yang membuat Coca-Cola menjadi pilihan

utama konsumen minuman bersoda. Tingginya permintaan akan Coca-Cola membuat

brand awareness dan brand loyalty konsumen terhadap produk-produk Coca-Cola

meningkat.

2. Weakness

The Coca-Cola Company terlalu membatasi jumlah produk mereka dan cenderung

kurang melakukan diversifikasi. Coca-Cola hanya berfokus pada produksi dan penjualan

minuman berkarbonasi, walaupun sudah melebarkan sayapnya ke industri minuman

mineral, jus, kopi, teh, dan susu, tetapi Coca-Cola hanya fokus untuk memproduksi

minuman saja. Berbeda dengan kompetitor terkuatnya Pepsi yang sudah mulai masuk ke

dalam industri makanan snack ke dalam basis produksi minuman mereka. Coca-Cola

memiliki penerimaan pendapatan dari produk yang dijualnya lebih sedikit daripada apa

yang diterima oleh Pepsi dari produknya, walaupun secara keseluruhan penerimaan

pendapatan dan keuntungan yang dicapai Coca-Cola lebih besar karena tertutup oleh

pemasukan yang mereka terima dari sponsor dan investasi yang ada di dalam perusahaan

Coca-Cola. Selain itu munculnya isu kesehatan atas makanan dan minuman yang tidak

sehat juga turut mengendorkan penjualan produk Coca-Cola. Tingkat obesitas yang

meningkat menjadi isu kesehatan penting yang dibahas secara global, apakah penyebabnya
akibat mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat. Untuk merespon hal ini

Coca-Cola mengeluarkan produk baru mereka, yakni Coca-Cola 0% Sugar.

3. Opportunities

Trend yang berkembang di masyarakat saat ini adalah meningkatnya permintaan akan

minuman dalam kemasan. Hal ini membuka jalan bagi Coca-Cola untuk lebih kreatif

dalam melakukan pengemasan produk mereka. Tidak hanya menjuadl produk dalam

bentuk kaleng, Coca-Cola juga menjual produk mereka dalam bentuk botol dan kotak

kertas yang memudahkan konsumen untuk langsung meminumnya. Dengan jaringan

distribusi dan basis produksi yang luas, Coca-Cola lantas mengembangkan suatu analisa

mengenai apa yang sedang diinginkan oleh konsumen. Oleh karena itu, Coca-Cola mulai

berupaya mengembangkan produksi minumannya ke jenis minuman mineral, teh, kopi,

jus, minuman olahraga, dan susu. Hal ini dilakukan agar masyarakat tidak memandang

Coca-Cola sebagai perusahaan yang hanya menghasilkan minuman yang tidak sehat.

Selain itu dengan banyaknya event dan kegiatan yang dilakukan di seluruh dunia,

khususnya kegiatan sosial, Coca-Cola turut mengambil bagian disitu dengan menjadi

sponsor untuk menunjukan tanggungjawabnya sebagai perusahaan yang mengedepankan

kebersinambungan antara stakeholders dan shareholders yang memiliki hubungan dengan

The Coca-Cola Company.

4. Threats

Semakin berkembangnya industri minuman berkarbonasi telah menarik produsen-

produsen baru untuk ikut bermain di dalamnya. Kini banyak ditemukan merek-merek

minuman bersoda yang menawarkan varian rasa lebih banyak daripada yang dilakukan

oleh Coca-Cola. Selain itu, mereka juga menawarkan tampilan kemasan yang lebih

menarik, harga yang lebih murah, dan bahkan menawarkan bonus dan paket untuk setiap

produk yang mereka jual. Hal itu tentu menjadi ancaman bagi Coca-Cola terhadap pangsa
pasar minuman berkarbonasi yang selama ini telah mereka kuasai. Tidak hanya itu, isu-isu

kesehatan juga telah membuat penjualan Coca-Cola mengalami perlambatan. Baru-baru ini

Coca-Cola dituding menggunakan pestisida di dalam produk yang mereka buat. Hal ini

telah mengakibatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan meningkat. Orang-

orang mulai mengkhawatirkan mengenai bahaya yang mungkin mengancam tubuh mereka

jika terus mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat. Langkanya dan

terbatasnya jumlah air sebagai dampak pemanasan global juga turut mengancam produksi

minuman Coca-Cola karena perusahaan butuh air yang banyak agar bisa melakukan

produksi.

Strategi merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk mencapai market share

dan tujuan yang diinginkan. The Coca-Cola Company sendiri memiliki lima strategi utama

dalam upayanya menjadi brand coke ternama di dunia. Pertama, Coca-Cola berfokus pada

meraih penghasilan dan pertumbuhan keuntungan. Dengan melakukan segmentasi dan

melakukan variasi produk bisnis menurut jenis pasar, Coca-Cola mampu meraih

penghasilan yang besar dan mencetak keuntungan. Untuk jenis pasar yang baru muncul,

Coca-Cola berfokus pada peningkatan volume agar produknya dapat dinikmati oleh semua

orang. Sedangkan untuk pasar yang sudah berkembang, Coca-Cola berfokus pada

keseimbangan antara volume produk dengan harga yang ditetapkan, serta berupaya

meningkatkan keuntungan dengan menawarkan paket kecil dan paket premium produk

Coca-Cola. Kedua, Coca-Cola melakukan investasi terhadap merek dan bisnis mereka.

Bisnis yang sehat membutuhkan investasi yang berkelanjutan. Sadar akan hal tersebut

Coca-Cola lantas lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produk mereka. Jutaan dollar

telah dihabiskan Coca-Cola untuk melakukan iklan, pemasaran produk berskala global,

melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi beberapa produk minuman seperti

minuman protein nabati dan susu ultra-filtered. Apa yang dilakukan Coca-Cola tersebut
diyakini mampu memperbaiki posisi keuangan The Coca-Cola Company secara

keseluruhan. Ketiga, Coca-Cola senantiasa selalu menjadi perusahaan yang efisien dari

waktu ke waktu. The Coca-Cola Company percaya bahwa untuk meningkatkan

fleksibilitas keuangan perusahaan, maka perlu dilakukan peningkatan efisiensi dan

produktivitas sambil menekan pengeluaran biaya. Salah satu cara yang dilakukan Coca-

Cola adalah mengenalkan prinsip zero-based-work, yaitu cara untuk melihat bisnis

dengan asumsi bahwa anggaran perusahaan dimulai dari nol dan harus dibenarkan setiap

tahun. Keempat, Coca-Cola kerap kali melakukan penyederhanaan dalam struktur

perusahaannya. Salah satu hal yang dilakukan Coca-Cola adalah dengan menghapus

lapisan manajemen fungsional mereka dan menghubungkan unit bisnis regional mereka

langsung ke kantor pusat. Hal ini dilakukan Coca-Cola untuk mengetahui area dimana

mereka bisa bekerja lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih efisien. Kelima, Coca-Cola selalu

memfokuskan kembali model bisnis utama yang mereka gunakan. Tujuan dari Coca-Cola

adalah menjadi merek minuman yang menyegarkan bagi orang-orang. Tidak hanya

menghasilkan minuman karbonasi, The Coca-Cola Company juga menghasilkan pula

minuman mineral, jus, kopi, teh, minuman olahraga, dan lain-lain. Selain itu selama

bertahun-tahun pula The Coca-Cola Company telah mengakuisisi dan mengelola sejumlah

mitra pembotolan Coca-Cola dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, mengoptimalkan

sistem manufaktur dan distribusi, dan akhirnya membuat ulang wilayah pembotolan

kembali ke status independen. Dengan strategi-strategi yang dilakukan oleh The Coca-

Cola Company tersebut, kini mereka mampu menjadi most valuable brand in the world

untuk beberapa tahun dan mampu menguasai dan mendominasi pasar minuman

berkarbonasi secara global.

Suksesnya strategi yang diterapkan oleh The Coca-Cola Company tidak terlepas dari

keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh produk-produk Coca-Cola terhadap produk-


produk pesaing mereka. Keunggulan kompetitif adalah kemampuan suatu perusahaan

untuk mampu bekerja melebihi perusahaan yang lain karena menghasilkan barang dan jasa

yang diinginkan oleh konsumen dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripada

perusahaan lainnya (Gareth dan Jennifer, 2016). Keunggulan kompetitif suatu perusahaan

sangat ditentukan oleh empat faktor, yaitu efisiensi, kualitas, inovasi, dan tingkat kepekaa

terhadap pelanggan. Berdasarkan jenis dan tujuannya, keunggulan kompetitif dibedakan

menjadi dua tipe, yaitu keunggulan kompetitif yang berfokus pada differensiasi,

keunggulan kompetitif yang berfokus pada biaya, dan keunggulan kompetitif yang

berfokus pada differensiasi dan biaya sekaligus. The Coca-Cola Company menggunakan

jenis keunggulan kompetitif yang ketiga, yaitu berfokus pada differensiasi dan biaya.

Coca-Cola memiliki satu kekuatan yang tidak akan bisa ditandingi oleh pesaing manapun,

yaitu resep asli Coca-Cola. Resep asli Coca-Cola merupakan bahan inti dalam pembuatan

Coca-Cola, itu yang membuat rasa Coca-Cola lebih enak dan berbeda dari kebanyakan

produk pesaingnya. Lebih dari itu, Coca-Cola juga telah melakukan pengembangan

produknya dengan menjual lebih dari 400 merek yang terletak di 200 market place. Hanya

berpaku pada satu jenis pasar saja tidak membuat nama Coca-Cola semakin kenal dan kuat

pengaruhnya di pasar global. Oleh karena itu, The Coca-Cola Company melakukan

ekspansi terhadap jenis pasar yang lain, tidak hanya berfokus menghasilkan minuman

karbonasi namun kini The Coca-Cola Company juga menghasilkan minuman jenis jus,

kopi, mineral water, teh, susu, dan lain-lain. Selain itu, untuk menekan biaya produksi dan

biaya operasional The Coca-Cola Company turut melakukan penyederhanaan dalam

struktur perusahaan dan bagaimana seharusnya perusahaan bekerja agar tingkat efisiensi

dan keefektifan dapat ditingkatkan. Beberapa hal yang mereka lakukan adalah menghapus

lapisan manajemen fungsional dan melakukan investasi kembali ke perusahaan mereka

supaya nilai dari Coca-Cola semakin menguat.


Keunggulan kompetitif tidak hanya menjadi kekuatan suatu perusahaan untuk melebihi

perusahaan lainnya, namun juga bisa menjadi alat untuk menganalisis kelemahan

perusahaan. Secara umum, keunggulan kompetitif memiliki lima kekuatan utama sebagai

determinannya. Michael Porters Five Forces Model dengan rinci menjelaskan dan

mengidentifikasi kelima faktor tersebut karena hal tersebut memiliki pengaruh terhadap

seberapa banyak keuntungan yang didapat oleh perusahaan di dalam kompetesi dengan

industri yang sama. Berdasarkan hasil analisis Five Forces Model milik Michael Porter,

maka dapat dilihat apa saja kekuatan yang dimiliki The Coca-Cola Company dalam

industri minuman bersoda sebagai berikut:

1. The level of rivalry among organizations in an industry.

Semakin berkembangnya industri minuman bersoda saat ini, pesaing terdekat yang

dimiliki Coca-Cola adalah Pepsi yang juga sama-sama memproduksi berbagai macam

minuman dan di jual di seluruh dunia. Persaingan antara Coca-Cola dan Pepsi jelas terlihat

dari bagaimana mereka merespon satu sama lain terhadap strategi, produk, iklan yang

masing-masing mereka keluarkan. Tidak hanya disitu Coca-Cola dan Pepsi juga bersaing

menjadi sponsor dari berbagai macam kegiatan seperti olahraga, event, dan bisnis tertentu.

Walaupun pendapatan dan keuntungan yang di dapat Coca-Cola lebih besar dari Pepsi,

namun dari segi penjualan produk minuman Pepsi lebih unggul dari Coca-Cola.

2. The potential for entry into an industry

Menguntungkannya praktik bisnis dalam industri beverages telah menarik perhatian

dari sekian banyak produsen untuk ikut serta bermain di dalamnya. Kini dapat kita lihat

ada begitu banyak merek-merek baru minuman karbonasi dengan varian dan harga yang

hampir mirip dengan apa yang ditawarkan oleh Coca-Cola. Semakin meningkatnya jumlah

produk pesaing ini tidak membuat posisi investasi dan posisi pasar Coca-Cola menjadi

terancam. The Coca-Cola Company selangkah berada di depan dari para kompetitornya,
karena Coca-Cola menjadi trend awal dari minuman bersoda. Selama bertahun-tahun

Coca-Cola telah mampu meningkatkan brand awareness dan brand loyalty konsumen

terhadap produk mereka. Hal ini menyebabkan produk mereka selalu menjadi pilihan

utama para konsumen.

3. The power of large suppliers

Bahan utama dalam pembuatan minuman bersoda adalah air, pemanis, phorporic acid,

dan kafein. Ada banyak suppliers yang memproduksi bahan-bahan tersebut mengingat

pasar minuman bersoda sangat besar di dunia. The Coca-Cola Company tidak hanya

menggunakan jasa satu suppliers untuk menyediakan bahan yang mereka mau. Mereka

menggunakan differensiasi terhadap suppliers yang menyediakan produk mereka, sehingga

ada banyak suppliers yang melakukan kerjasama dengan Coca-Cola. Dengan dilakukannya

hal tersebut, diharapkan suppliers tadi tidak seenaknya mengendalikan biaya operasional

sehingga harga input produksi dapat ditekan.

4. The power of large customers

Jumlah orang yang menikmati minuman bersoda tergolong banyak jumlahnya.

Walaupun belakangan ini cenderung berkurang akibat isu kesehatan, namun tidak bisa

dipungkiri bahwa minuman bersoda masih menjadi favorit konsumen. Retailer raksasa

seperti Wallmart memiliki bargaining power yang cukup kuat terhadap harga yang

ditawarkan Coca-Cola karena mereka memesan produk Coca-Cola dengan skala kuantitas

yang tinggi. Dengan memesan produk yang banyak, mereka mengharapkan produk Coca-

Cola dapat ditekan harganya. Walaupun begitu, tingginya brand awareness dan brand

loyalty konsumen terhadap produk Coca-Cola membuat hal yang dilakukan para retailer

itu menjadi tidak berarti. Karena walaupun retailer membeli produk Coca-Cola dengan

harga yang lebih rendah, Coca-Cola masih meraih pendapatan yang tinggi akibat

terjualnya produk mereka dalam kuantitas yang begitu besar.


5. The threat of substitute products

Maraknya produk-produk lain yang mirip dengan Coca-Cola di dalam pasar global

maupun regional tidak terlalu memengaruhi posisi Coca-Cola sebagai most valuable brand

in the world. Seperti yang kita tahu, konsumen di dunia telah aware dan loyal terhadap

produk yang dikeluarkan oleh Coca-Cola. Hal ini membuat produk-produk pesaing

kesulitan untuk merebut pangsa pasar yang dimiliki oleh Coca-Cola. Walaupun ada banyak

produk-produk baru yang muncul dengan menawarkan berbagai macam varian rasa,

kemasan yang lebih menarik, harga yang lebih murah, atau bahkan mungkin menawarkan

bonus dan paket dalam satu kemasan, konsumen minuman bersoda masih menjadikan

Coca-Cola sebagai pilihan utama mereka. Dari sekian banyak pesaing yang ada, hanya

Pepsi yang mungkin merebut pangsa pasar minuman bersoda yang dimiliki oleh Coca-

Cola.

Dengan kekuatan-kekuatan dari keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Coca-Cola

tersebut, bukan tidak mungkin dominasi Coca-Cola di dalam industri minuman bersoda

akan bertahan selama bertahun-tahun. Hal ini tidak terlepas dari inovasi yang dilakukan

perusahaan untuk memberikan kualitas terbaik kepada konsumen dengan cara yang efektif

dan efisien. The Coca-Cola Company tidak langsung merasa puas dengan apa yang telah

mereka capai dan raih selama ini. Program mereka untuk melakukan hal yang

berkelanjutan nyatanya mampu membuat perusahaan untuk memberikan lebih kepada

stakeholders. Mempertahankan nilai-nilai perusahaan seperti kepemimpinan, kolaborasi,

integritas, akuntabilitas, passion, keberagaman, dan kualitas telah membuat anggota

organisasi di dalam The Coca-Cola Company memiliki sense of belonging. Mereka bekerja

tidak hanya berfokus kepada pasar untuk menentukan apa yang konsumen mau tetapi juga

memiliki tanggungjawab terhadap organisasi. Oleh karena itu lah, anggota organisasi di

dalam The Coca-Cola Company dituntut untuk bekerja secara cermat, bertindak sesuai
dengan kepentingannya, memiliki dorongan untuk memberikan perubahan, dan bekerja

dengan efisien.

Tingginya tingkat inovasi yang dimiliki oleh anggota organisasi The Coca-Cola

Company telah memberikan ruang bagi kreativitas dan imajinasi untuk dikembangkan

secara nyata. Bergantung pada market place dimana Coca-Cola beroperasi, ada berbagai

macam inovasi produk yang telah dikeluarkan oleh Coca-Cola sebagai respon atas

bervariasinya permintaan konsumen terhadap produk Coca-Cola. Beberapa inovasi yang

telah dilakukan oleh The Coca-Cola Company adalah sebagai berikut:

1. Coca-Cola Zero Sugar

Coca-Cola Zero Sugar adalah jenis minuman karbonasi dengan persentasi gula yang

digunakan adalah sebesar nol persen (0%). Hal ini merupakan respon terhadap permintaan

konsumen mengenai minuman yang segar namun menyehatkan. Coca-Cola Zero Sugar

adalah pengganti Coca-Cola Zero yang lebih dulu dikeluarkan ke pasar.

2. Coca-Cola Ginger

Coca-Cola Ginger adalah jenis minuman yang secara khusus diproduksi untuk negara

kawasan Asia dan Australia. Dirancang dengan selera yang aneh, Coca-Cola Ginger

muncul setelah diadakan penelitian tentang preferensi minuman yang digemari oleh orang

Asia dan Australia. Hasilnya ditemukan bahwa jahe merupakan tren yang sedang

berkembang secara signifikan sebagai bahan dalam minuman.

3. Coca-Cola Vending Machines

Coca-Cola Vending Machines adalah sebuah alat dimana produk Coca-Cola dapat dibeli

hanya dengan memasukkan uang yang sesuai di alat yang sudah disediakan. Dari waktu ke

waktu Coca-Cola selalu membuat vending machines yang menarik unik dan juga high

technology. Hal ini dilakukan Coca-Cola untuk menarik perhatian orang-orang agar

membeli produk Coca-Cola. Seringkali ketika kita membeli produk Coca-Cola dari
vending machines yang telah disediakan kita akan mendapat kejutan yang tak terduga.

Tentu saja hal ini akan membawa kebahagiaan bagi orang yang mengalaminya.

4. Coca-Cola Diet Coke

Coca-Cola Diet Coke adalah jenis minuman yang dikeluarkan oleh Coca-Cola dengan

tingkat gula dan garam yang digunakan sebesar nol persen (0%). Hal ini dilakukan sebagai

respon atas permintaan konsumen untuk menyediakan minuman yang segar namun tidak

mengakibatkan kegemukan atau obesitas. Coca-Cola Diet Coke ini dikeluarkan dengan

varians rasa original, dan tiga rasa lainnya yang cukup menarik perhatian pelanggan untuk

membelinya, terutama bagi mereka yang menginginkan minuman segar tanpa harus takut

mengalami kegemukan.

5. Dan lain-lain...

Tingginya tingkat inovasi dan kreasi yang dimiliki oleh anggota organisasi di The

Coca-Cola Company tidak terlepas dari sense of belonging dan motivasi yang mereka

miliki. Karyawan suatu perusahaan tidak akan bekerja secara optimal jika ia merasa

benefits yang ia peroleh dari perusahaan ketika melakukan suatu pekerjaan tidak sesuai

dengan ekspektasi yang ia harapkan. Oleh karena itu lah, manajer suatu perusahaan perlu

menentukan metode dan upaya tertentu supaya karyawan mereka memiliki semangat dan

motivasi yang tinggi agar performa kerja mereka meningkat. Secara umum, karyawan

yang memiliki motivasi tinggi akan cenderung memiliki performa kerja yang tinggi,

dengan hal tersebut makan perusahaan akan lebih produktif dan menghasilkan lebih

banyak keuntungan. Motivasi adalah kekuatan psikologis yang menentukan arah perilaku

seseorang di dalam suatu organisasi, tingkat usaha seseorang, dan tingkat kegigihan

seseorang (Gareth dan Jennifer, 2016). Asumsi awal mengatakan bahwa motivasi akan

tinggi ketika anggota organisasi percaya bahwa tingkat usaha yang tinggi akan

menghasilkan pada outcome yang mereka inginkan.


Dewan direksi di The Coca-Cola Company sadar bahwa kemampuan seorang

karyawan dapat dikeluarkan dengan maksimal jika mereka termotivasi dan memiliki

kegigihan bekerja yang tinggi. Untuk itu lah Coca-Cola lantas membentuk struktur

organisasinya menjadi desentralisasi, memberikan wewenang terhadap karyawannya untuk

berkonsentrasi terhadap pekerjaan yang mereka anggap penting bagi organisasi. Dengan

struktur organisasi yang terdesentralisasi, karyawan akan dipercaya dan diperlakukan

dengan tanggung jawab agar mereka bersikap sama persis ketika mereka diperlakukan.

Selain itu beberapa cara yang dilakukan oleh Coca-Cola adalah dengan melakukan

komunikasi terbuka. Harapannya dengan melakukan hal tersebut maka karyawan akan

secara efektif mengemukakan ide dan gagasannya. Coca-Cola juga memberikan reward

and developing employees dengan harapan meningkatkan performa kerja karyawannya.

Reward diberikan bagi karyawan yang mampu meraih target yang telah ditetapkan,

pencapaian karyawan tersebut tentu berkat adanya training and mentoring yang dilakukan

oleh Coca-Cola.

Sumber: Gareth R. Jones and Jennifer M. George. 2016. Contemporary Management Ninth Edition International
Edition. Singapore: McGraww Hill Education.

Selain pay and benefits yang didapatkan, karyawan Coca-Cola juga termotivasi

karena faktor lingkungan kerja yang mendukung. Lingkungan kerja yang dimiliki oleh

Coca-Cola sangat memberikan kesan positif bagi siapapun yang bekerja di dalamnya.

Coca-Cola memberikan kesempatan yang luas bagi seluruh orang untuk bisa bekerjasama
dan menjadi bagian dari perusahaan. Tentu saja hal ini disambut positif, karena Coca-Cola

juga turut membuka lapangan pekerjaan bagi para pengangguran. Secara umum,

pengangguran adalah mereka yang tidak bekerja, namun siap untuk bekerja, dan telah

mencari pekerjaan untuk selang waktu empat minggu namun belum mendapat pekerjaan

(Mankiw, 2015). Diversitas menjadi isu utama dalam lingkungan kerja Coca-Cola, mereka

tidak hanya mempekerjakan orang-orang pada umumnya, namun mereka juga membuka

jalan bagi kaum dissabilitas, LGBT, dan feminis. Selain itu, di Coca-Cola juga tidak

memandang suku, agama, dan ras karyawannya, selama mereka mau bekerja dan

memberikan kontribusi positif pada organisasi, maka mereka bisa bergabung menjadi

bagian dari Coca-Cola. Hak asasi bagi setiap karyawan sangat dijamin, toleransi dan saling

menghargai merupakan budaya yang terus dipertahankan oleh Coca-Cola. Keamanan di

tempat kerja yang sangat menjamin keselamatan karyawan telah memberikan rasa aman

selama bertahun-tahun. Sebagai sebuah bisnis yang beroperasi secara global, Coca-Cola

terus mengembangkan kemampuannya untuk memahami, merangkul, dan beroperasi di

dunia yang multikultural, hal tersebut sangat penting bagi keberlanjutan Coca-Cola.

Dengan demikian, sanjungan yang diberikan kepada Coca-Cola sebagai most valuable

brand in the world bukanlah ungkapan semata. Lingkungan kerja yang layak, karyawan

yang berkualitas, serta kemampuan karyawan dalam menghasilkan produk yang bernilai

telah mampu membuat The Coca-Cola Company menjadi salah satu perusahaan yang

memiliki nama besar di dunia.


KESIMPULAN

The Coca-Cola Company adalah sebuah perusahaan yang terspesialisasi dalam

lingkup industri minuman. Dalam upayanya menjadi brand minuman karbonasi ternama di

dunia, telah banyak cara yang sudah mereka lakukan. Sebagai pelopor minuman karbonasi,

Coca-Cola memiliki keungulan kompetitif terhadap produk-produk pesaignya. Hal ini

tidak terlepas dari strategi bisnis yang dilakukan Coca-Cola untuk mendominasi dan

merebut mayoritas pangsa pasar minuman karbonasi. Tingginya tingkat inovasi yang

dimiliki oleh The Coca-Cola Company tidak terlepas dari kinerja karyawannya yang

mampu bekerja sesuai target yang telah ditetapkan. Hal tersebut didukung oleh motivasi

yang diberikan perusahaan kepada mereka dengan menawarkan berbagai keuntungan.

Dengan demikian, The Coca-Cola Company mampu menjadi brand coke ternama di dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Alicia, M. (2013). Analisis Kinerja Storytelling Terhadap Brand Equity Minuman


Berkarbonasi Merek Coca-Cola. [online] Available at:
http://repository.upi.edu/11105/ [Accessed 25 May 2017].
Anggraeni, P. and Cahyono, D. (2015). Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya
Kepemimpinan, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT Coca-Cola
Distribution Surakarta. [online] Available at: http://eprints.ums.ac.id/39061/
[Accessed 25 May 2017].
Anon, (2017). Human and Workplace Rights: The Coca-Cola Company. [online] Available
at: http://www.coca-colacompany.com/human-and-workplace-rights [Accessed 25
May 2017].
Anon, (2017). Diversity & Inclusion: The Coca-Cola Company. [online] Available at:
http://www.coca-colacompany.com/packages/diversity-and-inclusion [Accessed 25
May 2017].
Anon, (2017). Workplace Overview: The Coca-Cola Company. [online] Available at:
http://www.coca-colacompany.com/our-company/workplace-overview [Accessed 25
May 2017].
Anon, (2017). Innovation at Coca-Cola. [online] Available at: http://www.coca-
colacompany.com/innovation [Accessed 25 May 2017].
Bhasin, K. (2017). COKE VS. PEPSI: The Amazing Story Behind The Cola Wars. [online]
Business Insider. Available at: http://www.businessinsider.com/soda-wars-coca-cola-
pepsi-history-infographic-2011-11?IR=T&r=US&IR=T [Accessed 25 May 2017].
Cortes, R. (2013). A Secret History of Coffee, Coca & Cola. 1st ed. Brooklyn, NY:
Akashic Books.
Ebert, R. and Griffin, R. (2015). Business Essentials. 10th ed. United States of America:
Pearson.
Elmore, B. (2014). Citizen Coke: The Making of Coca-Cola Capitalism. 1st ed. New York:
W. W. Norton & Company.
Forbes.com. (2017). The World's Most Valuable Brands. [online] Available at:
https://www.forbes.com/powerful-brands/list/ [Accessed 25 May 2017].
Isdell, E. and Beasley, D. (2011). Inside Coca-Cola: A CEO's Life Story of Building the
World's Most Popular Brand. 1st ed. New York: St. Martin's Griffin.
Jones, G. and George, J. (2016). Contemporary Management. 9th ed. Singapore: McGraw
Hill Education.
Mankiw, N. (2015). Principles of Economics. 7th ed. United States of America: Cengage
Learning.
Pendergrast, M. (2013). For God, Country, and Coca-Cola: The Definitive History of the
Great American Soft Drink and the Company That Makes It. 3rd ed. United States of
America: Basic Books.
Pudyanarti, S. (2016). Pengaruh Keunggulan Kompetitif Dengan Loyalitas Pelanggan
Terhadap Ekspansi Pasar. Ekonomi, [online] 5(9). Available at:
https://ejournal.stiesia.ac.id/jirm/article/view/2623 [Accessed 25 May 2017].

Anda mungkin juga menyukai