Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Strategis:

STUDI KASUS DUNKIN


DONUTS

OLEH :
KELOMPOK 1

ARINI

(A311 11 105)

NURHADI AKIB

(A311 11 113)

A. MUH.FADHIL WIGUNA

(A311 11 119)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,


Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah

memberikan

rahmat

serta

karunia-Nya

sehingga

penulis

berhasil

menyelesaikan makalah ini.


Makalah ini berisikan tentang studi kasus Dunkin Donuts.Dengan
makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih mengenai
analisis dan penetapan strategi Dunkin Donuts.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga
Tuhan senantiasa menyertai segala usaha kita.Amin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, 12 November 2014


Penulis,
i

Kelompok I

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Maksud Dan Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
A. Sejarah Berdirinya Dunkin Donuts .................................................................... 3
B. Pemasaran Dan Pangsa Pasar Dunkin Donuts .................................................. 3
C. Pengukuran Kinerja Dan Strategi Operasional .................................................. 7
D. Produk-Produk Dunkin Donuts ........................................................................ 9
E. Masuknya Dunkin Donuts Di Indonesia......................................................... 10
F.

Pengaruh Kehadiran Dunkin Donuts Di Indonesia......................................... 12

G. Permasalahan Yang Dihadapi Dunkin Donuts Saat Ini .................................. 13


BAB III PENUTUP .................................................................................................... 15
Kesimpulan .............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kue Donat merupakan salah satu jenis panganan yang favorit di dunia dan
juga termasuk masyarakat di Indonesia, kue yang memiliki bentuk bulat dan
berlubang ditengahnya ini biasanya disukai oleh anak-anak. Namun sebenarnya jika
cita rasa donat tersebut nikmat serta empuk pasti bukan hanya anak-anak yang
menyukainya melainkan remaja dan bahkan orang dewasa pun bisa menyukainya
juga.
Salah satu perusahaan donat yang terbesar di Indonesia adalah Dunkin
Donuts, yang merupakan sebuah restoran dan waralaba makanan internasional khusus
untuk makanan jenis donat.Semua jenis donat yang dibuat Dunkin Donuts
menggunakan bahan bermutu tinggi , serta di olah dengan proses yang sempurna juga
dan menjualnya di toko yang nyaman dan bersih.Tidak heran jika Donat yang ada di
Dunkin Donuts menjadi favorit masyarakat Indonesia.
Sejak tahun 1970 Dunkin Donuts menjadi merek internasional dengan
reputasi yang sangat luar biasa dalam kualitas dan pelayanan. Dunkin Donuts
mempunyai lebih dari 5000 tempat penjualan di Amerika dan 41 negara di seluruh
dunia, salah satunya adalah di Indonesia. Dunkin Donuts itu sendiri pertama kali
berdiri di Indonesia pada tahun 1985. Perusahaan ini merupakan badan usaha swata
nasional yang bergerak dibidang jasa pada jenis usaha makanan cepat saji.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Dunkin Donuts ?
2. Bagaimana strategi bisnis yang dijalankan oleh Dunkin Donuts ?

C. Maksud Dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari rumusan masalah di atas adalah :
1. Agar mampu mengetahui sejarah dan perkembangan Dunkin Donuts.
2. Agar mampu memahami strategi bisnis yang dijalankan oleh Dunkin Donuts.

BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH BERDIRINYA DUNKIN DONUTS


Dunkin Donuts pertama kali didirikan oleh William Rosenberg tahun 1950.
Dia membuka sebuah gerai donut dengan nama Open Kettle di kota Boston, Quincy
Massachusetts, Amerika Serikat. Tak disangka gerai donut miliknya itu tumbuh
dengan pesat. Hal ini terbukti dari makin bertambah banyaknya jumlah pelanggan
yang berkunjung ke gerai tersebut. Melihat perkembangan usahanya yang terus
berkembang, tahun 1950 Rosenberg pun memutuskan mengubah nama Open Kettle
menjadi nama lain. Setelah melalui proses yang panjang, terpilihlah nama baru yaitu
Dunkin Donuts. Bersamaan dengan perubahan nama tersebut, dirintislah sistem
franchise (waralaba) untuk perusahaan ini.
Tahun demi tahun berlalu dengan kemajuan dan ketenaran nama Dunkin
Donuts yang makin tak terbendung. Bahkan pada tahun 1970 Dunkin Donuts telah
menjadi merek internasional dengan reputasi yang luar biasa dalam hal kualitas
produk dan pelayanan. Reputasi dan ketenaran itulah yang kemudian menarik minat
Allied Domecq, sebuah perusahaan internasional yang membawahi Togos dan
Baskin Robins untuk membeli Dunkin Donuts dari keluarga Rosenberg. Pembelian
dan pengambilalihan perusahaan dari keluarga Rosenberg akhirnya disepakati dan
dilakukan dengan penuh persahabatan pada tahun 1983.

B. PEMASARAN DAN PANGSA PASAR DUNKIN DONUTS


Pada tahun 1950 William Rosenberg membuka The Open Kettle lalu
diganti nama menjadi Dunkin Donuts yang diambil nama dari komedi lama Red

Skelton. Dan tahun 1963, William Rosenberg mengalihkan jabatannya CEO kepada
putranya yang bernama Robert.
Di tahun 1963 Dunkin Donuts mempunyai 100 toko yang menghasilkan 100
juta dolar. Dunkin Donuts lalu menjual sahamnya kepada masyarakat tahun 1968
yang pada saat itu telah mempunyai 334 toko menjadi 700 toko dalam waktu 3 tahun.
Dengan strateginya yang agresif dalam memperluas dia mampu mencapai 90 juta
dolar tahun 1970 dan tahun 1971 mencapai 950.000 dolar, tahun 1972 mampu
mencapai 120 juta dolar. Pada tahun 1973 menghadapi menurunan sehingga dia harus
menjual 56 toko dan perusahaan merugi hingga 1,7 juta dolar. Itu menurun hingga
12% dari semua toko Dunkin Donuts.
Ketika dia sudah mengalami penurunan, namun dia tetap membuka usahanya
dengan memilih tempat dengan hati-hati seperti pompa bensin, bandar udara, tokotoko diskon yang menyenangkan. Pada tahun 1989 Dunkin Donuts berpindah tangan
kepada Allied Domecq membelinya dengan harga 325 juta dolar. Akibat
kecerobohan Robert, perusahaan Dunkin Donuts mengalami kerugian besar dan
hampir memusnahkan perusahaan ini.
Allied Domecq tetap berusaha mempertahankan sistem manajemen yang
sudah berjalan di Dunkin Donuts. Kalaupun harus ada yang dirubah, perubahan
dilakukan dalam skala kecil. Hanya satu yang menjadi tujuan seluruh manajemen
Allied Domecq yaitu membantu Dunkin Donuts memperluas pasar secara
internasional. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, diberlakukanlah standarisasi
diseluruh counter Dunkin Donuts. Di samping itu, berbagai strategi marketing yang
jitu juga mulai dilancarkan, seperti selalu memperbarui design sesuai dengan trend,
fokus terhadap kualitas produk serta berusaha memaksimalkan kepuasan pelanggan.
Dunkin Donuts ingin memperluas pangsa pasarnya dengan melakukan
analisa pasar. Pendapatan semakin lama semakin meningkat mencapai 10-15%.
Perusahaan ini menetapkan pandangannya dalam membangun dan mempertahankan
staf perusahaan yang paling stabil dan efektif dalam industri ini dan perusahaan ini

menyadari bahwa usaha tanpa staf perusahaan yang stabil dan efektif maka tidak akan
bisa maju malahan akan menghadapi ancaman.

Mengambil ahli pesaing yang ada dan mengubah toko mereke menjadi toko
Dunkin Donuts.
Pada tahun 1991 pesaing Dawn Donuts di Timur telah di gulung. 59 toko dibeli

dan diubah namanya menjadi Dunkin Donuts dan Mister Donut juga diambil alih.
Lebih dari 28 juta dolar dihabiskan untuk mengambil alih 550 toko Mister Donut dari
perusahaan Internasional Multifood.

Menemukan daerah yang baru dan menguntungkan.


Salah satunya adalah usaha toko mini, usaha toko mini ini dibuka disekitar

stasiun kereta api, terminal bus, bandar udara. Lalu daerah selanjutnya adalah pompa
bensin, pompa bensin Exxon, Citgo, Shell, dan Amoco adalah pompa bensin yang
sudah bekerja sama dengan Dunkin Donuts. Dunkin Donuts sudah mempunyai
ratusan tempat sampai 1995. Dunkin Donuts tidak hanya di dalam negri saja namun
sudah keluar negri dari Brazil sampai ke Arab Saudi, selain itu Allied sudah
mempersiapkan 4 tempat baru yaitu : Amerika, Eropa Barat, Inggris Raya, Bagian
Dunia Lainnya.
650 tempat berhasil menghasilkan 220 juta dolar. Usaha ini juga sedang
diperluas ke Spanyol, Korea dan Inggris. Perhitungan terakhir pada tanggal 29
Februari 1993 menghasilkan 1,35 milyar dolar dari 3000 tempat penjualan dalam
negri. Tahun 1992 memperoleh 1,22 milyar dolar dan 1,03 milyar dolar berasal dari
dalam negri. Didukung sumber daya manusia yang handal, akhirnya ambisi Allied
Domecq tercapai. Dunkin' Donuts berhasil memperluas pasar secara menakjubkan

sehingga gerainya tidak hanya tersebar di benua Amerika, tetapi juga di hamper
seluruh benua Eropa dan Asia termasuk Indonesia pada tahun 1985.

Dunkin Donuts selalu mengutamakan kualitasnya dan setiap anggota selalu


bekerja sama untuk membangun Dunkin Donuts menjadi tambah berkembang.
Dunkin Donuts mampu menyediakan pasokan tepat waktu. Setiap manager
bertanggung jawab atas pengembangan, pengemasan, penelitian pasar, penetapan
harga, dan penyediaan bahan.
Ketiga golongan produk lainnya adalah donat, cairan termasuk kopi, dan sop
serta bakaran termasuk sandwich. Dunkin Donuts tidak sepenuhnya sesuai dengan
keinginan para konsumen, apalagi macam rasanya tidak mempunyai variasi maka
peminatnya berkurang. Para pelanggan menginginkan makanan lebih bergizi dan
sehat. Penjualan Dunkin Donuts dilakukan di arena penjualan setempat. Mc
Donalds dan Burger King juga memasuki perang makanan pagi / siang, sehingga
mengancam Dunkin Donuts akan mengalami kebangkrutan.
Dengan Dunkin Donuts mengeluarkan produk yang lebih beragam. Dunkin
Donuts telah mengalami proses pembelajaran dari perluasan usahanya dalam tahun
60an, masalah berat telah dipecahkan oleh perusahaan yaitu dengan meningkatkan
penjualan tanpa terlalu memperluas usaha dan mampu memasuki pesaingan di
pasaran.
Dengan banyaknya pesaing di pasaran Dunkin Donuts mengurangi waktu
usahanya, dan Dunkin Donuts juga mengeluarkan produk menarik untuk pelanggan.
Dunkin Donuts juga mampu meyakini pelanggan bahwa Dunkin Donuts tidak
hanya membuat donut namun menyediakan sandwich dan sop.

C. PENGUKURAN KINERJA DAN STRATEGI OPERASIONAL


Dari segi produk, Dunkin Donuts mencoba terus melakukan penyesuaian rasa
sesuai kemauan konsumen, tanpa menghilangkan rasa asli donat Amerika. Dunkin
memiliki tekstur donat yang agak berbeda pesaingnya. Donat Dunkin lebih tebal
teksturnya dan lebih terasa kenyang di perut. Produk-produk donat yang ada di
Dunkin kurang lebih sama dengan produk-produk milik kompetitornya, misalnya
seperti donat dengan lapisan biji almond.
Dari segi iklan, Dunkin Donuts sepertinya sudah melalui masa-masa dimana
iklan memegang peranan penting. Hal ini karena Dunkin Donuts telah memiliki outlet
yang sangat banyak di Indonesia, dan memasukkan nama Dunkin sebagai pemain
lama yang telah banyak dikenal masyarakat. Masuknya Dunkin Donuts sebagai
market leader di industri donat Indonesia telah berlangsung sejak tahun 1985.
Dari

segi

outlet

dan

layanan,

Dunkin

tidak

menerapkan

konsep

mempertontonkan proses pembuatan. Namun sejak Oktober 2006, Dunkin


meluncurkan konsep layanan self service. Dengan konsep ini, para pelanggan bisa
langsung memilih produk yang diinginkannya. Tidak perlu lagi menunjuk produk dan
meminta pelayan untuk mengambilkannya. Konsep tersebut berhasil menghilangkan
pembatas antara customer ke produk. Dengan dilepasnya pembatas tersebut, customer
bisa punya pengalaman tersendiri.
Untuk mengaplikasikan konsep ini, Dunkin masih dalam tahap transisi. Di
dua outlet itu masih disediakan crew untuk membantu. Pada akhirnya, tidak akan ada
lagi crew yang membantu pelanggan untuk memilih donat. Rencananya, konsep ini
akan berlaku di semua outlet Dunkin yang berjumlah 200-an, dan diperkirakan dapat
terwujud dalam kurun waktu 4 tahun.
Konsep self service ini digunakan dengan tujuan meningkatkan penjualan dan
menghadapi kompetitor yang semakin gencar. Konsep ini ternyata dapat membuat
item-item produk terjual secara merata. Bahkan, untuk beberapa item produk yang

tadinya mati bisa hidup kembali. Selain self service, Dunkin juga menyediakan
fasilitas hot spot bagi pelanggannya.
Sejarah

Dunkin'

Donuts

Sebuah

Bisnis

Yang

Sangat

Sukses

Pada tahun 1946, William Rosenberg memulai sebuah perusahaan yang dinamainya
Industrial Luncheon Services, yang kegiatannya meliputi pengiriman makanan dan
snack ke para pekerja di Boston dan area sekitarnya. Setelah melalui dua tahun yang
sukses, ia membuka tempat yang dinamai Open Kettle, restoran kopi dan donat di
Quincy, Massachusetts. Pada tahun 1950, Rosenberg mengubah nama kedainya
menjadi Dunkin' Donuts, dan selanjutnya adalah sejarah emas.
Hanya butuh empat tahun baginya untuk membuka empat lokasi baru di area
Boston, dan dengan semakin tenarnya model bisnis waralaba meyakinkan dirinya
bahwa ini adalah suatu cara yang hebat untuk berekspansi lebih luas dan lebih cepat.
Filsafatnya sangat simpel: "Buat kopi dan donat yang paling fresh dan paling lezat
dengan penyajian yang cepat dan sopan di kedai modern, yang ditata dengan apik."
Karena usaha-usahanya, Dunkin' Donuts menjadi jaringan bisnis yang paling besar di
dunia dalam hal menyajikan kopi dan donat, menunya bahkan telah diperluas dari
donat ke berbagai jenis kue, muffins, sandwich dan lain-lain.
Waralaba Menjadi Darahnya Rosenberg begitu semangat dengan konsep
waralaba sehingga ia mendirikan International Franchise Association (IFA) pada
tahun 1960. Meski IFA mempunyai efek yang relatif sedikit terhadap Dunkin'
Donuts, IFA telah terbukti memberikan manfaat yang besar untuk pewaralaba dan
perusahaan induk mereka.
Dewasa ini, organisasi ini melampaui lebih dari 30.000 anggota pewaralaba
dan 800 perusahaan waralaba. Filsafat waralabanya membantu perusahaannya
berekspansi pada dekade-dekade berikutnya, dan saat ini Dunkin' Donuts mempunyai
lebih dari 6.700 lokasi di 29 negara; dari Aruba sampai UAE. Mereka mengaku
melayani lebih dari 27 juta pelanggan dalam sehari. Rosenberg meninggal di tahun
2002 pada umur 86 tahun.

Produk dan Iklanan Yang Masif dan Populer Meski donat terus berada di
daftar teratas dalam kepala setiap orang ketika mereka berpikir tentang Dunkin'
Donuts, perusahaan ini juga telah mengukir namanya pada bisnis kopi. Dunkin
Donuts merupakan pedagang ritel paling luas di Amerika untuk kopi yang dijual per
cangkir, mereka melayani hampir suatu milyar cangkir untuk tiap-tiap tahunnya.
Kira-kira sebanding dengan 30 cangkir per detik.
Ada suatu semangat kepeloporan pada Dunkin' Donuts dalam hal
menciptakan produk-produk donat tipe baru. Perusahaan mengusulkan Munchkins
pada tahun 1972, yang berbentuk kecil, bola sebesar "lubang donat" yang dicelupkan
dalam berbagai balutan selai atau krim. Lebih dari 700 juta Munchkins dijual tiap
tahunnya. Satu hal yang menjadi bagian penting dari Dunkin' Donuts adalah sejarah
iklan televisi mereka yang sangat sukses. Perusahaan ini bekerja sama dengan klubklub olah raga profesional di USA dan mengontrak premium bintang-bintang
mereka.

D. PRODUK-PRODUK DUNKIN DONUTS


Sebagai usaha jasa penyedia makanan dan minuman cepat saji, Dunkin'
Donuts meiliki Keanekaragaman produk, bukan hanya donut dan kopi yang selama
ini diketahui oleh masyarakat, Adapun produk-produk yang tersedia di Dunkin'
Donuts diantaranya :
1. Makanan (Foods)
a. Donut (classic dan Minis)
b. Fancy
c. Munchkin
d. Brownies
e. Muffin (Classic dan Minis)
f. Croissant (Croissant filled, Croissant fancy, Shiao croissant)

g. Sandwich (Croissant Sandwich dan Super Bite)


h. Roti Manis
2. Minuman (Beverages)
a. Hot drink (Minuman panas)
-

Coffee (+ Milk)

Chocolate (+Milk)

Tea (+Milk)

Milk

b. Cold drink (Minuman dingin)


-

Iced Coffee (+ Milk)

Iced Chocolate (+ Milk)

Iced Cappucino

Iced Milk

c. Juice (Jus)
-

Orange Juice

Fruit Funch

Lemon Tea

d. Soft Drink (Minuman ringan)

E. MASUKNYA DUNKIN DONUTS DI INDONESIA


DunkinDonuts pertama kali masuk ke Indonesia melalui Penanaman Modal
Asing Langsungnya dengan membuka perusahaan pertamanya di Jakarta. Dunkin
Donuts sebelumnya juga telah membuka cabang-cabangnya (franchise) di berbagai
negara, seperti negara-negara di Eropa.
Di

bawah Allied

Domecq, perluasan

pasar

DunkinDonuts

secara

internasional semakin diintensifkan. Hingga akhirnya gerai DunkinDonuts tersebar


tidak hanya di benua Amerika saja, tetapi juga meluas ke benua-benua seperti Eropa
dan Asia. Di Indonesia sendiri, Dunkin Donuts mulai merambah pasarnya pada

10

tahun 1985 dengan gerai pertama didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat.
Khusus wilayah Indonesia, master franchise DunkinDonuts dipegang oleh Dunkin
Donuts Indonesia. Saat pertama kali DunkinDonuts membuka gerai pertamanya di
Indonesia (pada tahun 1980-an), tidak ada reaksi keras dari masyarakat yang
menentang perusahaan tersebut untuk masuk. Mereka justru cenderung merasa
senang atas hadirnya Dunkin Donuts di Indonesia.
Sebenarnya,

Dunkin

Donuts

bukan

merupakan

perusahaan

donuts

multinasional pertama yang masuk ke Indonesia. Di tahun 1968, American Donut


merupakan perintis donat pertama yang digoreng dengan mesin otomatis di Pekan
Raya Jakarta. Selain membuka gerainya di

pekan raya,

American Donut juga

membuka gerainya di berbagai tempat di Jakarta. Selain itu, masih ada perusahaanperusahaan multinasional donut lainnya yang juga berusaha mengimbangi gerak
Dunkin Donuts, seperti Country Style Donuts asal Kanada, Donuts Xpress asal
Australia, Krispy Kreme yang juga berasal dari AS, serta masih banyak lagi
perusahaan-perusahaan donut lainnya.
Meskipun demikian, Dunkin Donuts-lah yang dinilai paling berhasil dalam
meluaskan jaringan pasarnya di Indonesia, bahkan di dunia. Dunkin Donuts telah
berhasil membuka lebih dari 8.800 gerai donatnya di lebih dari 35 negara di berbagai
benua. Di Indonesia sendiri Dunkin Donuts telah membuka 200 gerai lebih di kotakota besar di seluruh Indonesia, seperti Medan, Yogyakarta, Bandung, Bali,
Surabaya, Makassar, Jakarta, dan kota-kota lainnya di Indonesia. DunkinDonuts
telah berhasil menjadi model dalam hal pelayanan serta konsep gerai yang
dimilikinya. Bahkan DunkinDonuts terkadang dianggap sebagai bayang-bayang bagi
perusahaan donut lainnya. Di Jogjakarta, Dunkin Donuts telah merambah ke mallmall, swalayan serba ada, jalan-jalan di malioboro, hingga ke bookstore-bookstore
seperti Gramedia.

11

F. PENGARUH KEHADIRAN DUNKIN DONUTS DI INDONESIA


Hadirnya suatu Perusahaan Multinasional baru, tentunya membawa pengaruh
bagi negara penerima perusahaan tersebut. Demikian pula kehadiran DunkinDonuts
sendiri yang juga membawa pengaruh bagi masyarakat. Secara sosial, pengaruh yang
dibawa oleh perusahaan DunkinDonuts tidak membawa dampak yang signifikan
bagi pola kehidupan masyarakat. Ada yang berpendapat bahwa kehadiran MNC
dapat mengubah pola hidup masyarakat menjadi lebih konsumtif. Masyarakat dinilai
akan saling berlomba-lomba dalam menggunakan (mengonsumsi) produk dari
Perusahaan Multinasional tersebut untuk menunjukkan strata sosial mereka dalam
kehidupan bermasyarakat. Namun, dalam hal ini tidak terjadi demikian. Sebelum
kehadiran DunkinDonuts sendiri (tahun 1985), sudah ada American Donuts yang
masuk terlebih dahulu pada tahun 1968. Sementara, donuts sendiri bukanlah suatu
produk makanan yang baru. Ia sudah ada dan populer di tengah-tengah masyarakat
sama seperti halnya roti, Sedangkan mengenai isu outsourcing yang juga dinilai akan
memberikan kontribusi bagi peningkatan jumlah penduduk perumahan kumuh di
daerah perkotaan tidak berlaku bagi kehadiran perusahaan ini.
Produksi donut yang dihasilkan dari perusahaan ini menggunakan teknologi
mesin penggoreng otomatis. Sehingga, tenaga manusia yang digunakan lebih banyak
bergerak di bidang Manajemen dan Pelayanan. Hal ini justru membawa dampak yang
positif bagi masyarakat, yaitu yang paling pokok adalah mengurangi angka
pengangguran dan memberdayakan produktivitas sumber daya manusia. Selain itu,
bagi masyarakat pribadi, hal ini dapat meningkatkan keterampilan mereka dalam
bidang manajemen dan pemasaran ditambah lagi dengan perluasan jaringan kerja
(work networking). Sedangkan secara ekonomi, kehadiran dan keberadaan
DunkinDonuts tidak sampai mengancam eksistensi (keberadaan) usaha-usaha donut
lokal yang ada. Buktinya saja sampai saat ini kita masih menjumpai penjual-penjual
yang menjajakan donut buatan industri rumah tangga ataupun industri kecil. Baik di
pasar-pasar tradisional, sekolah-sekolah maupun kantor, warung, serta pedagangpedagang keliling. Kehadiran DunkinDonuts dianggap sebagai salah satu varian dari

12

jenis-jenis donut yang ada. Selain itu, adanya segmentasi pasar tersendiri dari
Dunkin Donut, membuat eksistensi usaha-usaha donut local yang ada tetap terjaga.
Ada satu hal yang menarik dari pengaruh kehadiran Perusahaan Multinasional
DunkinDonuts di Indonesia. Secara empiris, hadirnya Dunkin Donuts telah mesti
mulus timbulnya persaingan dari perusahaan lokal sejenis. Terbukti saat ini mulai
banyak bermunculan perusahaan donut lokal yang menghasilkan donut-donut
berkualitas sampai dengan yang berorientasi pada bentuk resto donut dan kopi. Sebut
saja donut I-Crave, Java Donut, Donut Kampoeng Utami (Dku. Donuts Indonesia),
Ring Master, sampai perusahaan donut J.CO (milik penata rambut Indonesia ternama,
Johnny Andrean) yang semakin digemari para penikmat donut. Dunkin Donuts yang
merupakan restoran donut dan kopi dengan jaringan terbesar di dunia saat ini terbukti
mampu merangsang pertumbuhan perusahaan donut lokal yang ada. Saat ini bahkan
perusahaan donut J.CO dinilai mampu menandingi DunkinDonuts dalam hal
pelayanan dan kualitas produk yang ditawarkan (berdasarkan jumlah pengunjung
yang datang dan antre setiap harinya).
Hal ini mungkin sejalan dengan istilah laissez-faire (let be atau biarkan
saja). Di mana pemerintah membiarkan Perusahaan masuk dan berkembang hingga
akhirnya mampu memicu persaingan dengan pengusaha lokal. Hal ini mungkin juga
sejalan dengan prinsip liberalisme dalam tulisan Adam Smith (1776), yaitu teori The
Invisible Hand. Smith yakin pada sifat baik manusia yang mau bekerjasama dan
konstruktif. Masyarakat bisa saling bekerja dalam keselarasan dengan sesamanya,
walaupun bersaing dalam melayani pelanggan yang sama ataupun menghasilkan
produk yang sama.

G. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DUNKIN DONUTS SAAT INI


Saat ini Dunkin Donuts mengalami beberapa masalah seperti konsumen
mulai bosan dengan bentuk produk Dunkin Donuts yang tebal. Produk yang

13

ditawarkan oleh produsen kepada konsumen juga mempunyai aspek-aspek tertentu,


seperti kualitas produk. Saat ini kualitas produk Dunkin Donuts dari segi rasa kalah
dari J.CO Donut, karena produk J.CO Donut lebih legit bagi para penikmat Donat.
Kemudian dari perspektif konsumen kualitas minuman Dunkin Donuts tidak
mencerminkan harganya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah minuman cream float
yang dimana saat diberikan kepada konsumen creamnya tidak layak untuk diminum.
Dunkin Donuts dalam menjual produknya menggunakan cara yang tidak jujur. Hal
ini terbukti saat seorang konsumen membeli 1 lusin donut, roti keju, kopi dengan
total harga Rp86.000,00, oleh Dunkin Donuts diberikan free 1 roti tawar gratis.
Setelah dicek pada kuitansi pembayaran ternyata roti tersebut tidak gratis, karena
harus membayar sebesar Rp10.000,00.
PT Dunkindo Lestari selaku pemegang waralaba Dunkin Donuts di Indonesia
perlu melakukan tindakan atau usaha serius untuk meningkatkan citra merek yang
positif dibenak konsumen. Salah satu upaya yang telah dilakukan melakukan edukasi
tentang donat ke sekolah-sekolah, pembagian donat-donat ke konsumen (pelanggan),
berpromosi melalui sinetron yang didalamnya menampilkan produk Dunkin Donuts.
Citra merek merupakan refleksi dari asosiasi merek yang terbentuk dalam ingatan
konsumen, dan asosiasi merek merupakan segala hal yang berkaitan dengan ingatan
mengenai merek. Asosiasi merek yang membentuk citra merek, merupakan pijakan
konsumen dalam keputusan pembelian.

14

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dewasa

ini

pertumbuhan

Perusahaan

Multinasional

(Multinational

Corporations) semakin berkembang pesat. Eksistensi Multinational Corporations


(selanjutnya disebut MNC) sendiri sudah ada sejak lama, bahkan sejak sebelum
Perang Dunia I dimulai. Sejak awal kehadirannya, hingga pertengahan tahun 1980an
MNC sudah tumbuh berkali-kali lipat lebih cepat dibandingkan pertumbuhan
perdagangan dunia. Salah satu Perusahaan Multinasional yang bergerak di bidang
kafe ataupun gerai-gerai pangan adalah Dunkin Donuts, atau yang lebih akrab
disingkat dengan sebutan DD.
Dunkin Donuts telah berhasil membuka lebih dari 8.800 gerai donatnya di
lebih dari 35 negara di berbagai benua. DunkinDonuts telah berhasil menjadi model
dalam hal pelayanan serta konsep gerai yang dimilikinya. Bahkan DunkinDonuts
terkadang dianggap sebagai bayang-bayang bagi perusahaan donut lainnya.
Secara sosial, pengaruh yang dibawa oleh perusahaan DunkinDonuts tidak
membawa dampak yang signifikan bagi pola kehidupan masyarakat. Ada yang
berpendapat bahwa kehadiran MNC dapat mengubah pola hidup masyarakat menjadi
lebih

konsumtif.

Masyarakat

dinilai

akan

saling

berlomba-lomba

dalam

menggunakan (mengonsumsi) produk dari Perusahaan Multinasional tersebut untuk


menunjukkan strata sosial mereka dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, dalam
hal ini tidak terjadi demikian. Sebelum kehadiran DunkinDonuts sendiri (tahun
1985), sudah ada American Donuts yang masuk terlebih dahulu pada tahun 1968.
Sementara, donuts sendiri bukanlah suatu produk makanan yang baru. Ia sudah ada
dan populer di tengah-tengah masyarakat sama seperti halnya roti.
Secara ekonomi, kehadiran dan keberadaan DunkinDonuts tidak sampai
mengancam eksistensi (keberadaan) usaha-usaha donut lokal yang ada. Buktinya saja

15

sampai saat ini kita masih menjumpai penjual-penjual yang menjajakan donut buatan
industri rumah tangga ataupun industri kecil. Baik di pasar-pasar tradisional, sekolahsekolah maupun kantor, warung, serta pedagang-pedagang keliling. Kehadiran
DunkinDonuts dianggap sebagai salah satu varian dari jenis-jenis donut yang ada.
Selain itu, adanya segmentasi pasar tersendiri dari Dunkin Donut, membuat
eksistensi usaha-usaha donut lokal yang ada tetap terjaga.

16

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Nurrahma. 2014. Dunkin Donuts.
http://nurrahmadewi.blogspot.com/2014/05/dunkin-donuts.html. (Diakses
pada 12 November 2014)
Ferdiyanto, Riki.BAB 1. https://www.academia.edu/8908763/BAB_1. (Diakses
pada 12 November 2014)
Muharromah, Yulia. 2012. Implementasi Rencana Perusahaan Multinasional
Dunkin Donuts. Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka Jakarta.
http://venom97.blogspot.com/2011/08/sejarah-berdirinya-dunkin-donuts.html.
(Diakses pada 12 November 2014)
http://duabenuadansamudra.wordpress.com/2014/05/09/dunkin-donuts-vs-donatpasar/. (Diakses pada 12 November 2014)

17

Anda mungkin juga menyukai