MODAL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah "Manajemen Keuangan II".
Dosen pembimbing : Drs. Muhamad Masruri, MM
Disusun oleh :
Kelompok 5
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya tugas pembuatan makalah ini dapat kami selesaikan
dengan baik. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan tugas ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Bapak Masruri selaku dosen mata kuliah "Manajemen
Keuangan II".
Harapan kami adalah semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat
dan dapat menambah wawasan pembaca. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penyusunan tugas ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca demi tercapainya perbaikan dalam tugas-tugas
maupun makalah berikutnya.
Kelompok 5
1|Page
DAFTAR ISI
2|Page
BAB 1
PENDAHULUAN
3|Page
BAB 2
PEMBAHASAN
4|Page
kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan.
Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan
tingkat pengembalian. Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan
tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko
yang makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga
saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan
menaikkan harga saham tersebut. Sruktur modal yang optimal adalah struktur
modal yang mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan pengembalian
sehingga memaksimumkan harga saham ( Brigham dan Houston, 2001).
Contoh Soal 1 :
Suatu perusahaan dapat menghasilkan keuntungan netto rata-rata Rp
100.000,00 per tahun dan 8% adalah merupakan fair rate of return untuk jenis
perusahaan tersebut. Berapakah kapitalisasi berdasarkan earnings perusahaan
tersebut?
5|Page
Jawab :
100.000
100 = 1.250.000
8
Contoh Soal 2 :
PT. ABC telah berdiri selama beberapa tahun dan sukses. Pemilik
perusahaan ingin menjual perusahaan kepada perusahaan XYZ dengan harga
1.000.000,00.
Dalam hal ini XYZ mengadakan penyelidikan tentang keadaan financial
perusahaan tersebut dan diketahui bahwa earningsnya rata2-rata selama 5 tahun
adalah Rp 100.000,00 per tahun. Apabila XYZ menyetujui harga Rp 1.000.000,00
berarti bahwa rate of return sebesar 10% dianggap wajar. Tetapi XYZ
menganggap hal itu masih terlalu rendah karena XYZ harus masih
menanggung resiko kemungkinann adanya saingan baru yang akan membuka
perusahaan di dekatnya. Dan hal ini dapat mengurangi earningsnya. Maka XYZ
menawar dan dicapai kesepakatan harga Rp 600.000,00. Berapakah earnings
perusahaan dikapitalisir atas dasar fair rate of return?
Jawab :
100.000
100% = 16.67%
600.000
Ini berarti earnings perusahaan dikapitalisir atas dasar fair rate of return 16,67%,
6|Page
akan turun dan perusahaan tidak dapat membayar fair return dari modal yang
diinvestasikan, dan ini akan menimbulkan overcapitalization.
7|Page
ternyata bahwa earning dinilai terlalu tinggi, atau adanya overestimation
terhadap earning. Dalam keadaan yang demikian itu perusahaan tidak akan dapat
membayar dividen sebesar 5% kepada para pemegang saham seperti apa yang
diharapkan semula. Berdasarkan earning yang sebenarnya itu, yaitu
Rp.200.000,00 dengan fair rate of return sebesar 5%, maka sewajarnya
perusahaan tersebut mempunyai nilai kapitalisasi sebesar :
100
. 200.000,00 = . 4.000.000,00
5
Dengan demikian ini berarti bahwa untuk menghasilkan earning sebesar
Rp.200.000,00 cukup hanya dibutuhkan modal saham Rp.4.000.000,00. Ini berarti
pula bahwa jumlah saham sebesar Rp.6.000.000,00 adalah terlalu besar atau
dengan kata lain dikatakan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan over-
capitalized.
8|Page
semula dan keduanya karena rate 5% adalah lebih kecil daripada rate of
return yang dianggap wajar bagi perusahaan yang sejenis (10%).
Pada contoh yang pertama (over-estimation terhadap earning), keuntungan
yang diharapkan adalah Rp.300.000,00 yang ini merupakan 5% dari
Rp.6.000.000,00. Padahal keuntungan yang riil adalah Rp.200.000,00 sehingga
dengan demikian dividen yang dapat dibayarkan kepada para pemegang saham
hanyalah sebesar :
200.000
100% = 3,3%
600.000
Pada contoh yang kedua (under-estimation terhadap fair rate of return), di
mana rate of return yang sebenarnya adalah 10%, padahal menurut estimation-
nya semula hanyalah setinggi 5%, yang ini berani lebih rendah daripada rate
yang sebenarnya (actual rate of return).
Karena akibat dari kedua keadaan tersebut maka banyak pemegang saham
yang menjual sahamnya sehingga hal ini akan menurunkan kurs-nya.
9|Page
under-capitalization yang disebabkan karena adanya under-estimation
terhadap earning.
10 | P a g e
c) Over-valuation dapat pula terjadi karena turunnya price-level sehingga
nilai riilnya adalah lebih rendah daripada nilai bukunya.
11 | P a g e
dengan cara mengurangi jumlah nilai modal saham atau jumlah lembar saham
yang beredar. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi nilai nominal saham atau
dengan meminta para pendiri untuk menyerahkan kembali sebagian dari
sahamnya kepada perusahaan.
Sebaliknya salah satu obat yang sederhana untuk mengurangi harga yang
dianggap terlalu tinggi dari saham dari perushaan yang dalam keadaan under-
capitalized dan perusahan yang success ialah dengan mengadakan stock-splits.
Pembayaran dividen dalam bentuk saham yaitu yang disebut stock-dividend
adalah juga cara lain untuk mengobati keadaan perusahaan yang dalam keadaan
under-capitalized. Pengertian stock-splits dan stock-dividend telah
dibicarakan dalam Bab 15.
12 | P a g e
Agar supaya perusahaan tersebut dapat kembali lagi dalam keadaan
properly capitalized maka terhadap perusahaan tersebut perlu diadakan her-
kapitalisasi, misalnya dengan mengadakan kapitalisasi dari surplusnya, sehingga
surplus tersebut sebagian atau seluruhnya menjadi sham. Kemudian saham
tersebut diberikan sebagai stock dividend kepada para pemegang saham. Dalam
hal ini maka jumlah modal saham bertambah dan surplusnya berkurang.
Her-kapitalisasi dapat pula dimaksudkan untuk menyederhanakan struktur
modalnya. Suatu perusahaan yang semula mempunyai bermacam-macam
golongan securities, dapat menyederhanakan struktur modalnya, misalnya dengan
mengeluarkan satu jenis securities untuk mengganti beberapa jenis atau golongan
securities lainnya.
Tujuan lainnya dari her-kapitalisasi ialah untuk menurunkan harga shamnya
yang dianggap terlalu tinggi dengan cara memberikan stock dividen. Dengan
bertambahnya jumlah lembar saham maka harga saham dapat diturunkan dalam
batas range yang diinginkan. Harga saham yang terlalu tinggi melampaui batas
yang diinginkan tidaklah begitu menarik bagi para investor. Untuk menjadikan
sahamnya lebih menarik bagi para investor ialah dengan cara menurunkan
harganya, yang ini dapat dijalankan baik dengan mengadakan stock dividend
maupun stock splits.
Selain daripada tujuan-tujuan tersebut di atas, her-kapitalisasi dapat pula
dimaksudkan untuk melancarkan proses penggabungan dari beberapa perusahaan
yang telah bersepakat untuk menggabungkan diri. Sebagai langkah untuk
mengadakan pneyamaan atau equalisasi terhadap nilai saham dari perusahaan-
perusahaan yang akan bergabung atas basis yang sederhana dan yang adil, maka
masing-masing perusahaan tersebut perlulah mengadakan her-kapitalisasi
terhadap modal sahamnya.
Adapun metode atau cara dalam mengadkaan her-kapitalisasi ialah dengan
mengubah nilai nominal dari saham, atau membeli kembali sebagian dari saham
yang beredar (repurchasing of stock).
Recapitalizations terjadi baik dalam periode prosperity maupun depression.
Dalam prosperity pada umumnya adalah dalam benuk stock-splits dan stock-
dividends. Dalam depression adalah dalam bentuk reverse-splits.
13 | P a g e
2.5.2. Debt Readjusment
Debt readjustment adalah juga salah satu bentuk dari capital restructuring.
Sebagaimana diurakan di muka, debt readjustment adalah menyangkut perubahan-
perubahan yang fundamental dalam struktur modal yang menyangkut struktur
utangnya misalnya mengubah status utang jangka pendek menjadi jangka panjang,
mengganti utang lama dengan utang baru, dan lain sebagainya. Istilah
readjustment atau sering disebut debt-readjustment sering digunakan untuk
menggambarkan suatu proses di mana suatu bentuk utang diganti dengan jenis
utang yang lain. Apabila dalam proses tersebut perusahaan tidak mendapatkan
uang baru, maka prose tersebut disebut refinancing. Refinancing misalnya
dijalankan dengan mengeluarkan securities baru untuk melunasi utang-utangnya.
Bentuk yang banyak terdapat ialah apa yang disebut Refunding of Debt
yaitu pengeluaran obligasi baru untuk mengganti obligasi yang lama. Termasuk
dalam pengertian ini adalah juga perubahan bentuk dari obligasi biasa menjadi
obligasi hipotecair. Tujuan utama mengapa readjustment antara lain adalah untuk
memperbaiki posisi likuiditas, posisi solvabilitas dan kadang-kadang juga untuk
menurunkan tingkat bunga dari utang lamayang disertai dengan tingkat bunga
yang tinggi dengan utang baru yang tingkat bunganya lebih rendah. Tujuan-tujuan
lainnya mengadakan debt readjustment adalah untuk memperpanjang hari
jatuhnya (menunda saat pembayarannya), mengurangi jumlah utang pokoknya.
Baik recapitalization maupun readjustment biasanya dijalankan atas inisiatif
dari management sendiri, dan hal ini dijalankan tanpa ada tekanan sehingga
sifatnya adalah voluntary.
14 | P a g e
utang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity
financing) dalam memenuhi kebutuhan akan dananya.
Kalau dalam pemenuhan kebutuhan dana dari sumber ekstern tersebut kita
lebih mengutamakan pada utang saja maka ketergantungan kita pada pihak luar
kan makin besar dan risikio financiilnyapun makin besar. Sebaliknya kalau kita
hanya mendasarkan pada saham saja, biaya akan sangat mahal. Sebagaimana
diketahui dalam Bab 14 biaya penggunaan dana yang berasal dari saham baru
(cost of new common stock) adalah yang paling mahal dibandingkan dengan
sumber-sumber dana lainnya.
Oleh karena itu perlu diusahakan adanya keseimbangan yang optimal antar
kedua sumber dana tersebut. Kalau kita mendasarkan pada prinsip hati-hati, maka
kita mendasarkan pada aturan struktur finansiil konservatif dalam mencari struktur
modal yang optimal.
Sebagaiman diuraikan dalam Bab 2, aturan struktur finansiil konservatif
yang vertical menghendaki agar perusahaan, dalam keadaan bagaimananpun juga
jangan mempunyai jumlah utang yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri,
atau dengan kata lain Debt Ratio jangan lebih besar dari 50%, sehingga modal
yang dijamin (utang) tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminannya
(modal sendiri).
Apabila kita mendasarkan pada konsep cost of capital maka kita akan
mengusahakan dimilikinya struktur modal yang optimum dalam artian struktur
modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata (average
cost of capital)
Sebagaimana dikehendaki dalam Bab 14 yaitu pembicaraan tentang cost of
capital, besar kecilnya average cost of capital adalah terganutng pada proporsi
maisng-masing sumber dana beserta biaya dari masing-masing komponen sumber
dana tersebut.
15 | P a g e
2.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing
(jangka panjang) dengan modal sendiri. Masalah struktur modal merupakan
masalah yang penting bagi setiap perusahaan. Karena baik buruknya struktur
modalnya akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansiil
perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, di
mana mempunyai utang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat
kepada perusahaan yang bersangkutan.
Struktur modal merupakan cermin dari kebijakan perusahaan dalam
menentukan jenis securities yang dikeluarkan. Sebagaimana diuraikan di muka
masalah struktur modal adalah erat berhubungan dengan masalah kapitalisasi, di
mana susunan dari jenis-jenis funds yang membentuk kapitalisasi adalah
merupakan struktur modalnya.
Struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana
faktor-faktor utama ialah:
a) Tingkat Bunga
Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal adalah
sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu. Tingkat
bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan di tarik, apakah
perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi. Sebagiamana diuraikan di
muka bahwa penarikan obligasi hanya dibenarkan apabila tingkat bunganya lebih
rendah daripada earning power dari tambahan modal tersebut.
16 | P a g e
membayar angsuran-angsuran utangnya pada tahun-tahun atau keadaan yang
buruk.
Perusahaan public utilities misalnya di mana mempunyai earning yang
relative stabil dapat mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk mengadakan
pinjaman atau penarikan modal asing dibandingkan dengan perusahaan industry
barang-barang luks.
17 | P a g e
risikonya, makin mendesak keperluan akan pembelanjaan seluruhnya atau
sebagian besar dengan modal sendiri.
g) Sifat Manajemen
Sifat manajemen akan mempenyai pengaruh yang langsung dalam
pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. Seorang
manajer yang bersifat optimis yang memandang masa depannya dengan cerah,
yang mempunyai keberanian untuk menanggung risiko yang besar (risk seeker),
akan lebih berani untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang
berasal dari utang (debt financing) meskipun metode pembelanjaan dengan utang
ini memberikan bebean finansiil yang tetap. Sebaliknya seorang manajer yang
18 | P a g e
bersifat pesimis, yang serba takut untuk menanggung risiko (risk averter) akan
lebih suka membelanjai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal dari
sumber intern atau dengan modal saham (equity financing) yang tidak mempunyai
beban financial yang tetap.
19 | P a g e
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kapitalisasi adalah penentuan nilai pembukuan terhadap semua pengeluaran
untuk memperoleh aset tetap hingga siap pakai, untuk meningkatkan
kapasitas/efisiensi, dan atau memperpanjang umur teknisnya dalam rangka
menambah nilai-nilai aset tersebut.
Dengan demikian maka kapitalisasi meliputi:
1. Modal sendiri, yang terdiri dari modal saham dan surplus dalam segala
bentuknya.
2. Modal asing, yang terdiri dari obligasi atau utang jangka panjang lain yang
serupa.
Struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor dimana
faktor-faktor utama ialah:
1. Tingkat bunga
2. Stabilitas dari earning
3. Susnan dari aktiva
4. Kadar risiko dari aktiva
5. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan
6. Keadaan pasar modal
7. Sifat manajemen
8. Besarnya suatu perusahaan
3.2. Saran
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang ikut andil wawasannya dalam penulisan ini. Tak lupa
kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu
dan kami perhatikan.
20 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
21 | P a g e