Anda di halaman 1dari 19

STRUKTUR MODAL DAN BIAYA MODAL

Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keputusan Pembelanjaan dan Investasi
Dosen Pengampu : Yayan Cahyana

Oleh,
IVALDY CHEFA PRATAMA
1111217018

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


UNIVERSITAS SANGGABUANA
KOTA BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
nya sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan. Makalah ini merupakan
salah satu syarat untuk memenuhi Tugas pada Program Studi Manajemen
Universitas Sanggabuana.

Dalam menyelesaikan Makalah ini, Penulis memilih Materi yang merupakan salah
satu bagian disiplin ilmu Manajemen. Dipilihnya bidang ini berdasarkan
kenyataan bahwa ilmu Manajemen khususnya Keputusan Investasi sangat banyak
digunakan. Makalah ini berjudul : “STRUKTUR MODAL DAN BIAYA
MODAL “.

Dalam menyelesaikan Makalah ini, Penulis telah berusaha dengan segala daya dan
upaya, namun penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan, kemampuan,
pengalaman dan waktu Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dengan
segenap hati dan sikap terbuka penulis menerima segala kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Ciamis, 25 April 2022

ii
Penulis

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN.
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Struktur Modal................................................................. 3
2.2 Komponen Struktur Modal................................................................. 4
2.3 Modal Sendiri........................................................................................ 5
2.4 Teori Struktur Modal.......................................................................... 8
2.5 Pengertian Biaya Modal..................................................................... 10
2.6 Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal................................. 12
2.6 Asumsi – Asumsi Biaya Modal....................................................... 12

BAB III KESIMPULAN..................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP.............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang
digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang efektif
mampu menciptakan perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil.
Bersamaan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal
dan tersedianya dana dari para calon investor yang berminat menginvestasikan
modalnya, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimbangan yang
cukup penting. Hal ini terkait dengan resiko dan pendapatan yang akan
diterima.Dalam melihat struktur modal perusahaan, investor tidak dapat
dipisahkan dari informasi perusahaan berupa laporan keuangan yang dikeluarkan
setiap tahunnya. Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan
keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang
salah satunya berasal dari laporan keuangan perusahaan. Gabungan hutang dan
ekuitas untuk pendanaa perusahaan merupakan bahasan utama dari keputusan
struktur modal (capital structure decision). Gabungan modal yang efisien dapat
menekan biaya modal (cost of capital ), yang dapat meningkatkan kembalinya
ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang hanya
menggunakan ekuitas disebut "unlevered firm", sedangkan yang menggunakan
gabungan ekuitas dan berbagai macam hutang disebut "levered firm".

Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan
yang penting:
Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada
perusahaansedangkan penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal
kedua, struktur keuangan mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus
pendapatan. Pengetahuan tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini
diperngaruhi oleh leverage keuangan, akan berguna dalam pengambilan keputusan
dibidang struktur modal.

1
ketiga, sejumlah keputusan seperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan
kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan biaya modal.

Selain itu biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena
dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari
investasi tersebut.Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi
sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu
dilakukan lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang
akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa
biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko
tertentu.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Struktur Modal

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan
dalam posmodal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau
kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya
(Munawir,2001). Modal pada dasarnya terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif
(Debet) dan modal Pasif (Kredit).Struktur modal perusahaan merupakan salah
satu faktor fundamental dalam operasi perusahaan. Struktur modal menurut
Sartono (2010:225) didefinisikan sebagai berikut:

“Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang


bersifat permanent, utang jangka panjang saham preferen dan saham biasa.”

Menurut Irham Fahmi (2011:106) mendefinisikan struktur modal


merupakan gambaran dari bentuk proporsi finansial Perusahaan yaitu antara
modal yang dimiliki yang bersumber dariutang jangka panjang (long-term
liabilties) dan modal sendiri (shareholder’s equity) yang menjadi sumber
pembiayaan suatu perusahaan.Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh
para ahli, dapat disimpulkan bahwastruktur modal merupakan proporsi keuangan
antara utang jangka pendek, utang jangka panjangdan modal sendiri yang
digunakan untuk pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan. Struktur modal
merupakan cermin dari kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan jenis
sekuritas yang dikeluarkan, karena masalah struktur modal adalah erat
hubungannya dengan masalah kapitalisasi, dimana disusun dari jenis-jenis funds
yang membentuk kapitalisasi adalah struktur modalnya. Keputusan struktur modal
berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari
internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi.Dana yang diperoleh dari sumber
eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan.

3
Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi
perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko dan tingkat
pengembalian. Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi
sekaligus juga memperbesartingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang
makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham,
tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan
harga saham tersebut. Sruktur modal yang optimal adalah struktu rmodal yang
mengoptimalkan kesimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga
memaksimumkan harga saham (Brigham dan Houston, 2001).

2.2 Komponen Struktur Modal

Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing


dan modalsendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka
panjang maupun jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba
ditahan dan bisa juga dengan penyertaankepemilikan perusahaan. Komponen
struktur modal menurut Bambang Riyanto (2008:227) terdiri dari 2 yaitu:

1. Modal Asing
Modal asing atau utang merupakan salah satu sumber pembiayaan
eksternal yang digunakanoleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya.
Dalam pengambilan keputusan akan penggunaan utang ini harus
mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang muncul dari utang berupa bunga
yang akan menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangan dan
semakintidak pastinya tingkat pengambilan bagi para pemegang saham.

Modal asing menurut Bambang Riyanti (2008:227) Modal asing adalah


yang berasal dariluar perusaahaan yang sifatnya sementara bekerja didalam
perusahaan dari luar perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan
utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. Modalasing atau utang sendiri
dibagi menjadi tiga golongan diantaranya :

4
a. Utang jangka pendek (Short-term Debt )
Utang jangka pendek adalah modal asing yang jangka waktunya paling lama
satu tahun.Sebagian besar utang jangka pendek terdiri dari kredit perdagangan
yaitu kredit yangdiperlukan untuk dapat menyelenggarakan usahanya.
b. Utang jangka menengah (Intermediate-term Debt)
Utang jangka menengah merupakan utang yang jangka waktunya adalah lebih
dari satu tahun atau kurang dari 10 tahun
c. Utang jangka panjang ( Long-term Debt)
Utang jangka panjang merupakan utang yang jangka waktunya adalah panjang,
pada umumnya lebih dari 10 tahun. Adapun jenis atau bentuk-bentuk utama
dari utang jangka panjang antara lain:

 Pinjaman obligasi merupakan pinjaman untuk jangka waktu yang


panjang, untuk debiturmengeluarkan surat pengakuan utang yang
mempunyai nominal tertentu.
 Pinjaman hipotik merupakan pinjaman jangka panjang dimana
pemberi uang (kreditur) diberi hak hipotik pada suatu barang tidak
bergerak, agar bila pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya,
barang itu dapat dijual dari hasil penjualan tersebut dapat digunakan
untuk menutupi tagihannya.

2.3 Modal Sendiri

Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang


diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri
diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas
sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh tempo. Modal sendiri menurut
Bambang Riyanto (2008:228) modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan
yang tertanam didalam perusahaan untuk waktu yang tidak tentu lamanya. Jadi
modal sendiri merupakan modal yang digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan

5
operasionalnya yang berasal dari pemilik perusahaan tersebut. Modal sendiri di
dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan terdiri dari:

a. Modal saham, adalah tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam
suatu Perseroan.
b. Cadangan, dimaksukan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan
yang diperoleholeh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau
dari tahun berjalan. Cadangan yang termasuk modal sendiri adalah:

 Cadangan ekspansi
 Cadangan modal kerja
 Cadangan selisih kurs
 Cadangan untuk menampung hal-hal atau kejadian-kejadian yang
tidak diduga sebelumnya
c. Laba ditahan, keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat
sebagian dibayarkansebagai dividen dan sebagian ditahan oleh
perusahaan. Apabila penahanan keuntungantersebut sudah dengan tujuan
tertentu, maka dibentukah cadangan sebagaimana yang telah diuraikan.
Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai
penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan
“keuntungan yang ditahan”.

Struktur modal (capital structure) sangat penting dalam membiayai aktifitas


operasional perusahaan. Besarnya struktur modal sangat tergantung dari
komposisi sumber daya yang diperoleh dari pihak eksternal maupun internal
perusahaan, yang berupa hutang dan modal sendiri. Makin besar modal yang
disetorkan oleh pemegang saham, makin leluasa bagi manajemen untuk
kebutuhan operasionalnya, sebab tidak ada kewajiban kepada kreditor. Komponen
modal sendiri atau equity pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas
(PT) antara lain berupa modal disetor, agio saham, laba ditahan dan laba tahun
berjalan. Strukturmodal merupakan perbandingan hutang dan ekuitas (Husnan,

6
1998). Keinginan untuk mewujudkan struktur modal yang optimal sudah menjadi
perhatian para praktisi dan akademisi.

Rasio antara sumber dana dari pihak ketiga terhadap ekuitas disebut debt
to equity ratio(DER). Rasio ini dapat menunjukkan tingkat risiko suatu
perusahaan dimana semakin tinggiDER, maka semakin tinggi risiko perusahaan,
karena pendanaan ( financing ) dari hutang semakin besar.

Menurut Brigham (1983) investor cenderung lebih tertarik pada tingkat


DER tertentu yang besarnya kurang dari satu, karena jika lebih besar dari satu
menunjukkan risiko perusahaan yang lebih tinggi. Menurut Van Horne (1998),
perusahaan dalam melakukan financing yang berkaitan dengan modal sendiri
(equity) harus memperhatikan dua hal, (1) Apabila perusahan ingin
mempertahankan posisi solvabilitas dan likuiditas diperlukan modal sendiri yang
memadai, (2) pertumbuhan modal sendiri yang berlebihan dapat menurunkan
rentabilitas modal sendiri dan juga akan meningkatkan biaya modal sendiri.
Kenaikan DER sampai tingkat tertentu akan meminimumkan biaya modal, tapi
bila pertambahan terlalu berlebihan justru akan berakibat meningkatnya biaya
modal yang berupa biaya bunga.
Perusahaan yang memiliki srtuktur modal optimal akan menghasilkan
tingkat pengembalianyang optimal pula sehingga bukan perusahaan yang
memperoleh keuntungan, tapi para pemegang saham pun akan memperoleh
keuntungan tersebut. Dalam menentukan perimbanganantara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri, perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhinya sehingga dapat diharapkan mendapat struktur modal
yangoptimal, hal ini disebabkan struktur modal yang optimal dapat meminimalkan
biaya modal danmemaksimalkan nilai perusahaan (Brigham dan Gapenski,1996)

Dalam keputusan manajemen untuk mendapatkan hutang dari kreditur ada


beberapa variabelyang diduga mempengaruhi kreditur untuk mengucurkan hutang
terhadap debitur yaitu variabel pertumbuhan penjualan diduga mempengaruhi
kreditur dalam memberikan pinjaman dimana perusahaan yang mengalami

7
pertumbuhan penjualan dinilai mempunyai prospek baik dalam perkembangannya
dan ini mengurangi resiko (Sofiati, 2001). Selanjutnya variabel struktur aktiva
dimana semakin besar nilainya maka semakin mencukupi aset yang dapat
digunakan sebagai jaminan hutang (Weston dan Copeland, 1997).

Variabel profitabilitas dimana kreditur bisa menilai apakah perusahaan


(debitur) mampu membayar hutang yang dilihat dari keuntungan perusahaan
(Titmen dan Wessel, 1998). Dan yang terakhir variabel firm size dimana semakin
meningkatnya perhatian kreditor terhadap perusahaan maka sangat dimungkinkan
jumlah hutang akan semakin meningkat. Peningkatan jumlah hutang yang relatif
lebih besar daripada modal sendiri akan meningkatkan debt to equity ratio
(Ang,1997).

2.4 Teori Struktur Modal

Struktur modal merupakan topik yang kompleks dan salah satu faktor yang
menentukan nilai perusahaan. Sejak Modigliani & Miller (1958) mempublikasi-
kan isu tersebut, struktur modalmenjadi salah satu topik yang menarik minat
penelitian dari para akademisi dunia. Lebih dari setengah abad, berbagai riset
dilakukan untuk menjelaskan hubungan struktur modal dengan nilai perusahaan,
bagaimana perusahaan menentukan struktur modalnya, dan berapa banyak
yangharus dipinjam dengan mempertimbangkan manfaat dan biaya dari
penggunaan utang. Dengan tetap menghormati teori lainnya, maka selama ini
terdapat 3 teori besar di struktur modal yang menjadi dasar penelitian di struktur
modal, yaitu trade-off theory, pecking order dan agency cost theory.

1. Trade-off theory
Teori trade-off berusaha menemukan rasio utang yang optimal dengan
mempertimbangakan antara manfaat dan biaya dari penggunaan utang. Teori ini
menyatakan bahwa struktur modal optimal akan tercapai bila manfaat nilai
tambah dari penggunaan utang yang berupa penghematan pajak dapat menutupi

8
peningkatan biaya financial distres ssehubungan dengan penggunaan utang
(Bradley et al., 1984). Teori trade-off yang sering juga disebut teori yang
berdasarkan pajak menyatakan bahwa pada struktur modal yang optimal akan
diperolehkeuntungan bersih dari penggunaan pajak seimbang dengan biaya
financial distress dan kebangkrutan.

Teori ini dibangun untuk memperbaiki teori struktur modal Modigliani dan
Miller dengankondisi terdapat pajak, dimana penggunaan utang akan memberikan
manfaat penghematan pajak.Dalam pandangan teori ini, penerbitan saham akan
menjauhkan dari titik optimal dan akanmemberikan kabar buruk bagi investor.
Menurut Myers (1984), perusahaan yang mengadopsiteori ini seharusnya
menetapkan target debt-to-value ratio dan secara bertahap berusaha
untukmencapainya. Namun Myers (1984) juga menyarankan bahwa manager akan
menolak untuk menerbitkan saham bila dirasakan sahamnya telah mengalami
undervalue di pasar. Konsekuensinya adalah investor mempersepsikan penerbitan
saham hanya akan terjadi bila saham tersebut sesuai atau lebih tinggi dari nilai
pasar. Hal ini berdampak pada kecenderunganinvestor untuk bereaksi negatif
terhadap penerbitan saham dan manajemen akan menolak untukmenerbitkan
saham.

2. Pecking order Theory


Sementara itu teori pecking order yang didasarkan pada temuan dari Myers
& Majluf (1984)menyarankan bahwa perusahaan memiliki preferensi dalam
memilih sumber pendanaannya.Teori ini menyatakan bahwa perusahaan lebih
menyukai penggunaan dana internal dari padaeksternal dalam rangka membiayai
pengembangan usahanya. Bila sumber pendanaan internal yang berasal dari
financial slack tidak mencukupi, maka barulah dipergunakan sumber pendanaan
eksternal. Bila sumber pendanaan eksternal dibutuhkan, maka pilihan utama
akandiambil dari penggunaan utang dengan cara menerbitkan obligasi. Penerbitan
saham baru dilakukan sebagai upaya terakhir dari perusahaan bila sumber
pendanaan internal dan utang tidak mencukupi (Brealey & Myers, 2003).
Keuntungan dari pendanaan internal adalah tidakmemerlukan biaya penerbitan

9
dan tidak perlu memberikan informasi keterbukaan (disclosure ) mengenai kondisi
keuangan perusahaan yang mungkin saja meliputi kesempatan investasi yang
potensial dan keuntungan yang diharapkan bila kesempatan investasi tersebut
diambil.

3. Agency Theory
Sedangkan teori keagenan menyatakan bahwa pemilihan komposisi
struktur modaltergantung pada keberadaan biaya keagenan yang dihadapi
perusahaan. Teori ini mengasumsikan bahwa keberadaan utang dengan kewajiban
tetapnya yang harus dipenuhi perusahaan berupacicilan pokok dan bunga, akan
membuat aliran cash flow perusahaan digunakan untuk memenuhikewajiban
tersebut. Penggunaan cash flow perusahaan tersebut akan mencegah manajer
untukmenggunakan sumber daya perusahaan secara serampangan (Jensen &
Meckling, 1976).

2.5 Pengertian Biaya Modal


Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan
untuk memperolehdana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham
biasa, maupun laba ditahan untukmendanani suatu investasi atau operasi
perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui
berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh
dana yang diperlukan. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting,
dengan alasan:
a. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk
biaya modal) diminimalkan.
b. Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu
estimasitentang biaya modal.
c. Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan
estimasi biaya modal

10
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena
dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari
investasi tersebut. Jikainvestasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi
sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu
dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang
akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa
biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko
tertentu.

Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing


sumber dana ataudisebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung
tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber
modal maka biaya modal yang dihitungadalah biaya modal rata-rata tertimbang
(Weightedf average cost of capital/WACC) dariseluruh modal yang digunakan.

Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai


pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat
keuntungan yang disyaratkansebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi
investor dan perusahaan. Dari sisi investor,tinggi rendahnya required rate of return
merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko
dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yangmenggunakan dana
(modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (costof capital)
yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu
usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat
keuntungan (rate ofreturn) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.

2.6 Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal

Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:

11
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat
bebasrisiko atautingkat hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat
hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan
rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika
manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan
utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan
bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang
lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah
besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan

2.7 Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal

1. Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat


perubahan return atassuatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu
perusahaan ditentukan dengan kebijakanmanajemen investasi.
2. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu
investasi yangmemiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah
ada.
3. Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai
peningkatan variasireturn atas saham umum karena bertambahnya
pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dansaham istimewa. Biaya modal
dari sumber individual merupakan fungsi dari strukturkeuangan berjalan.
4. Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir
biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi
ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga
konstan.

12
BAB III
KESIMPULAN

1. Bahwa Struktur Aktiva (Tangibility), Growth Opportunity, Ukuran


Perusahaan (Firm Size),Profitabiltas dan Risiko Bisnis baik secara simultan
maupun parsial mempunyai pengaruh pada Keputusan Struktur Modal Suatu
Perusahaan.
2. Dari faktor-faktor tersebut mempunyai pengaruh satu dengan yang lainnya.
Sehinggadengan demikian Para Investor, Kreditor maupun Manajemen

13
Perusahaan hendaknyamemberikan perhatian yang lebih kepada informasi
atas faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut.
3. Biaya Modal (Cost Of Capital) adalah biaya riil yang harus
dikeluarkanoleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal
dari hutang, saham preferen,saham biasa, maupun laba ditahan untuk
mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
4. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui
berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh dana yang diperlukan. Perhitungan biaya penggunaan modal
sangatlah penting, dengan alasan:
a. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya
(termasuk biaya modal) diminimalkan.
b. Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan
suatu estimasi tentang biaya modal.
c. Keputusan-keputusan lain seperti leasing,modal kerja juga
memerlukan estimasi biaya modal.

DAFTAR PUSTAKA

Weston, J Fred and Thomas E. Copeland, 1986, Manajemen Keuangan,


Terjemahan, Edisikedelapan, Jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta (terjemahan). Hlm.
68.

Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston, 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan,


SalembaEmpat, Jakarta (terjemahan). Hlm.33.

14
Eugene F. Brigam dan Joel F. Houston, Op. Cit.,6-7.

George Foster, 1996, Financial Statemen Analysis, Prentice Hall Internasional.


Hlm. 65

15

Anda mungkin juga menyukai