Anda di halaman 1dari 23

“Struktur Modal”

(Capital Structure Basic Concept)

MAKALAH

MANAGEMENT KEUANGAN

Dosen Pengampu :
Dr. Enni Savitri, SE, M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh;
Kelompok I

Muhammad Fazli NIM.1910246972


Safrizal NIM.1910246981
Daviq Agustri NIM.1910247008
M. Rifki Fatahillah NIM.1910247191

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat, dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tidak lupa
kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang sunnahnya selalu hidup dan
menyemangati penulis disaat menghadapi kesulitan dan menjaga niat penulis ketika
menjalani kemudahan. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas perkuliahan
Management Keuangan.
Dalam penulisan makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi
penulis, namun berkat adanya dorongan yang kuat dari berbagai pihak, akhirnya hambatan
dan kesulitan yang dihadapi dapat diatasi. Maka dari itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Dosen Pengampu Ibu Dr. Enni Savitri, SE, M.Si, Ak, CA yang telah
memberikan arahan kepada penulis, serta semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan
makalah ini.
Makalah yang berjudul mengenai struktur modal, disusun dengan maksud untuk
pemenuhan kewajiban sebagai mahasiswa dari Program Pasca Sarjana, Magister
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau. Selain itu makalah ini memuat
mengenai materi tentang struktur modal, mulai dari defines, theory dan komponen-
komponen lainnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan, sehingga segala tanggapan, kritik, maupun saran yang membangun sangat
diharapkan untuk proses pengevalusian di masa yang akan datang.

Pekanbaru, Juni 2020


Mengetahui,

Penulis

ii
DAFTER ISI

HALAMAN DEPAN ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Modal dan Struktur Modal ...................................................... 3
2.2. Theory Struktur Modal ............................................................................. 3
2.3. Komponen Struktur Modal ....................................................................... 5
2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ................................. 7
2.5. Keputusan Struktur Modal dalam Praktik ................................................ 8
2.6. Ringkasan Journal .................................................................................... 11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 19
3.2 Saran ........................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Struktur modal berkaitan dengan jumlah hutang dan modal sendiri yang digunakan
untuk membiayai aktiva perusahaan. Struktur modal yang efektif mampu menciptakan
perusahaan dengan keuangan yang kuat dan stabil. Bersamaan dengan meningkatnya
pengetahuan masyarakat di bidang pasar modal dan tersedianya dana dari para calon
investor yang berminat menginvestasikan modalnya, struktur modal telah menjadi salah
satu faktor pertimbangan yang cukup penting. Hal ini terkait dengan resiko dan
pendapatan yang akan diterima. Dalam melihat struktur modal perusahaan, investor tidak
dapat dipisahkan dari informasi perusahaan berupa laporan keuangan yang dikeluarkan
setiap tahunnya. Para investor akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya
berasal dari laporan keuangan perusahaan. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam
praktik atas sturktur modal ini dianataranya melalui analisis EBIT-EPS, perbandingan
rasio dan analisis arus kas perusahaan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahi
seperti apa struktur modal yang baik bagi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Atas dasar latar belakang diatas, maka rumusan yang dapat diberikan ialah, sebagai
berikut :
a. Apa yang dimaksud modal dan struktur modal ?
b. Apa saja theory yang berhubungan dengan struktur modal ?
c. Komponen apa saja yang terdapat dalam struktur modal ?
d. Apa factor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal ?
e. Bagaimana keputusan struktur modal dalam praktiknya ?
f. Bagaimana ulasan journal mengenai tema struktur modal ?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini selain
sebagai pemenuhun tugas perkuliahan Management Keuangan, diantaranya sebagai
berikut :
a. Menjelaskan pengertian dari modal dan struktur modal
b. Menjelaskan theory yang berhubungan dengan struktur modal
c. Memaparkan komponen yang terdapat dalam struktur modal
d. Menjelaskan factor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal
e. Menggambarkan keputusan struktur modal dalam praktiknya
f. Memaparkan ulasan journal mengenai tema struktur modal

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Modal dan Struktur Modal


Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos
modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang
dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir,2001). Modal pada dasarnya
terbagi atas dua bagian yaitu modal Aktif (Debet) dan modal Pasif (Kredit).
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan
modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang
maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas laba ditahan dan
bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan.
Struktur Modal merupakan masalah penting dalam pengambilan keputusan
mengenai pembelanjaan perusahaan. Untuk mengukur Struktur Modal tersebut maka dapat
digunakan beberapa Teori yang menjelaskan Struktur Modal dalam suatu Perusahaan.
Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana
perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari
sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik perusahaan.
Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan.
Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.

2.2. Theory Struktur Modal


Adapun theory dari struktur modal diantaranya sebagai berikut :
a. Pecking Order Theory
Penelitian ini memakai teori yang berhubungan dengan struktur modal yakni
pecking order theory karena perusahan yang ingin berkembang harus memiliki modal
yang diperoleh dari utang. Tetapi, perusahaan tidak mudah untuk mendapatkan
pinjaman, karena harus menganalisa terlebih dahulu apakah memang sudah tepat untuk
berhutang.

3
Pecking order theory adalah urutan sumber pendanaan dari internal (laba
ditahan) dan eksternal (penerbitan ekuitas baru) (Wibowo, 2013:26). Menurut Myers
dan Majluf (dalam Purba, 2014:13) memberikan pernyataan: “Teori pecking order
memiliki dasar dari dua asumsi yang menonjol”
• Pertama: Para manajer lebih tahu prospek perusahaan mereka sendir dibanding
dengan investor luar.
• Kedua: Manajer bertindak dalam kepentingan terbaik pemegang saham yang ada.
Dengan kondisi diatas, perusahaan kadang-kadang akan melupakan positif
proyek net present value apabila menerima mereka memaksa perusahaan untuk
mengeluarkan saham undervalued untuk investor baru. Secara khusus, teori pecking
order memberikan prediksi bahwa perusahaan lebih memilih untuk memakai dana
internal jika tersedia dan memilih hutang atas ekuitas pada saat pembiayaan eksternal
dibutuhkan.

b. Signalling Theory
Menurut Arifin (dalam Naibaho, 2013:12) memberikan pernyataan: Teori ini
tersusun dari asumsi adanya asymmetric information antara manajer dan pemegang
saham. Karena terdapat asymmetric information maka manajer harus berupaya memberi
sinyal kepadan investor. Sinyal tersebut harus dalam bentuk sesuatu yang bisa dipercaya
dan tidak mudah ditiru atau mahal untuk menirunya. Dalam kebijakan struktur modal,
sinyal yang diberikan adalah dalam bentuk digunakannya porsi hutang yang lebih besar
pada perusahaan.
Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang sangat berani menanggung risiko
mendapatkan kesulitan keuangan pada saat porsi hutang perusahaan tinggi. Maka porsi
hutang yang tinggi digunakan manajer sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai
kinerja yang handal.

c. Trade-Off Theory
Menurut Brigham dan Houston (2001:34) Trade off theory dari leverage
menberikan pernyataan bahwa perusahaan melakukan penyeimbangan antara manfaat
dari pendanaan dengan utang (perlakuan pajak perseorangan yang menguntungkan dari
suku bunga dan biaya kebangkrutan dengan tinggi.
4
Kenyataan bahwa bunga adalah beban yang bisa dikurangi sudan membuat utang
lebih murah dibanding saham biasa atau saham preferen. Dapat disebut utang
memberikan kegunaan perlindungan pajak. Sehingga, pemakaian utang akan
menjadikan meningkatnya porsi laba operasi perusahaan (EBIT) yang mengalir pad
investor.

d. Agency Theory
Agency theory atau teori keagenan dibangun sebagai usaha untuk menyelesaikan
memahami dan memecahkan masalah yang timbul jika ada ketidak lengkapan informasi
ketika melakukan kontrak (perikatan). Teori keagenan berhubungan dengan
menyelesaikan dua masalah yang bisa saja terjadi dalam hubungan keagenan.

e. Modigliani-Miller (MM)
Teori Modigliani dan Miller (teori MM) merupaka teori yang memiliki
pandangan bahwa struktur modal tidak relevan dan tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.

2.3. Komponen Struktur Modal


Menurut Riyanto (2008:227) komponen struktur modal tersusun atas modal asing
dan modal sendiri, berikut ini penjelasan lengkapnya.
a. Modal Asing
Modal asing atau utang merupakan modal yang asalnya dari luar perusahaan
yang bersifat sementara bekerja pada perusahaan dan untuk perusahaan yang terkait
modal tersebut adalah hutang yang hingga waktu yang harus dibayar kembali.
Pada saat pengambilan keputusan akan pemakaian utang ini harus
dipertimbangkan besarnya biaya tetap yang timbul dari utang dalam bentuk bunga yang
akan menyebabkan semakin tingginya leverage keuangan dan semakin tidak pastinya
tingkat pengembalian untuk para pemegang saham biasa. Modal asing atau utang bisa
dibedakan menjadi tiga jenis yakni berikut ini:

5
• Utang Jangka Pendek (Short-term Debt)
Utang jangka pendek merupakan modal asing yang pengembalian waktunya
paling lama adalah satu tahun. Beberapa besar utang jangka pendek terdiri atas kredit
perdagangan yakni kredit yang dibutuhkan untuk bisa terselengaranya perusahaan.
• Utang Jangkah Menengah (Intermediate-term Debt)
Utang jangka menengah adalah utang yang jangka pengembalian waktunya
lebih dari satu tahun atau kurang dari 10 tahun. Utang jangka menengah dibagi
menjadi dua yakni Term Loan dan Leasing Term Loan adalah kredit usaha dengan
umur lebihd ari satu tahun dan kurang dari 10 tahun.
Leasing adalah suatu alat atau cara untuk memperoleh servis dari sebuah aktiva
tetap yang pada dasarnya merupakan sama seperti halnya jika kita melakukan
penjualan obligasi untuk memperoleh servis dan hak milik atas aktiva tersebut, yang
membedakan pada leasing tidak diikuti dengan hak milik.
• Utang Jangka Panjang (Long-term Debt)
Utang jangka panjang adalah utang yang jangka waktu pengembaliannya
adalah panjang, biasanya lebih dari 10 tahun. Bentuk utang jangka panjang
diantaranya pinjaman obligasi dan pinjamam hipotek. Pinjaman obligasi adalah
pinjaman dalam jangka waktu yang panjang, untuk debitur menerbitkan surat
pengakuan utang yang memiliki nominal tertentu.Pinjaman hipotek adlaah pinjaman
jangka panjang yang mana pemberi uang (kreditor) diberikan hak hipotek di sebuah
barang tidak bergerak, supaya jika pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya,
barang tersebut bisa dijual dan dari hasi penjualan itu bisa dipakai untuk menutup
tagihannya.

b. Modal Sendiri
Modal sendiri atau ekuitas adalah modal yang asalnya dari pemilik perusahana
dan ditanam dalam perusahaann dalam jangka waktu yang tidak menentu lamanya.
Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak
mempunyai batas, sedangkan modal pinjaman mempunyai jatuh tempo. Dalam suatu
perusahaan modal sendiri bisa dibedakan dalam beberapa jenis, antara lain:

6
• Modal Saham
Modal saham merupakan tanda bukti pengembalian bagian atau peserta dalam
sebuah perusahaan. Terdapat jenis-jenis dari saham yakni saham biasa (common
stock), saham preferen (prefed stock), saham kumulatif (cummulative prefered
stock) dan lain sebagainya.
• Cadangan
Cadangan yang dimaksud disini adalah sebagai cadangan yang dibuat dari
perolehan keuntungan yang didapat oleh perusahaan selama rentang waktu yang lalu
atau dari tahun yang berjalan. Cadangan yang masuk dalam modal sendiri
diantaranya cadangan ekspansi, cadangan modal kerja, cadangan selisih kurs,
cadangan untuk menampung hal-hal atau peristiwa-peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya (cadangan umum)
• Laba Ditahan
Keuntungan yang didapat oleh sebuah perusahaan bisa beberapanya
dibayarkan sebagai dividen dan beberapanya ditahan oleh perusahaan. Jika
perusahaan menahan keuntungan tersebut telah dengan tujuan tertentu, maka
dibuatlah cadangan sebagaimana yang sudah diuraikan. Jika perusahaan belum
memiliki tujuan tertentu tentang pemakaian keuntungan tersebut, maka keuntungan
tersebut adlaah keuntungan yang ditahan.

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal


Adapun faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah sebagai berikut:
a. Struktur Aset
Menurut Weston dan Brigham (2005:175), struktur aset adalah perimbangan
atau perbandingan antara aset tetap dan total aset. Pengertian lain struktur aset yaitu
perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki orang dalam dengan jumlah saham
yang dimiliki oleh investor.
b. Modal Kerja
Modal kerja atau working capital adalah suatu aset lancar yang dipakai dalam
operasional perusahaan, yang membutuhkan suatu pengelolaan yang baik dari manajer
perusahaan.

7
c. Pertumbuhan Aktiva
Aktiva adalah harta yang ada pada perusahaan yang memiliki peran dalam
operasi perusahaan seperti kas, persediaan, aktiva tetap, aktiva yang tidak berwujud,
dan lain sebagainya. Semakin besar aktiva diharapkan semakin besar hasil operasional
yang diperoleh oleh perusahaan.
d. Risiko
Risiko bisnis adalah penggambaran ketidakpastian yang dihadapi perusahaan
dalam melakukan aktivitas bisnisnya (Meidina, 2007:10).
e. Likuiditas
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendeknya, seperti melunasi hutang yang telah jatuh tempo dalam jangka
pendek. (Astuti, 2004:31)
f. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan perusahanan yang memiliki saham yang besar,
dan masing-masing penambahan lembar sahamnya hanya mempengaruhi sebagian
kecil pada kemungkinan hilang kontrol dari pihak dominan kepada perusahaan yang
terkait. (Riyanto, 2001:299)
g. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil akhir dari beberapa kebijakan dan keputusan yang
diambil perusahaan (Brighman dan Houston, 2006).

2.5. Keputusan Struktur Modal dalam Praktik


a. Analisis EBIT – EPS.
Melalui analisis ini manajemen dapat melihat dampak dari berbagai alternatif
pendanaan terhadap EPS ( Earning per share ) pada tingkatan EBIT ( Earning Before
Interest and Tax ) yang bervariasi. Yang dimaksud dengan EPS adalah laba bersih
sesudah pajak atau Earning After Tax ( EAT ) dibagi jumlah lembar saham perusahaan
yang beredar.
Pada analisis ini, hubungan antara EBIT dan EPS dapat dicari dengan cara :
• Menghitung EPS pada berbagai alternatif pendanaan untuk EBIT tertentu , dan

8
• Mengulang lankah pertama untuk EBIT yang berbeda – beda. Hasilnya kemudian
digambarkan dalam grafik EBIT-EPS.
Indifference point memberikan masukan penting bagi manajemen dalam
memilih alternatif pembelanjaan, Jika expected EBIT lebih besar dari indifference
point, perusahaan sebaiknya menggunakan hutang. Jika sebaliknya, menggunakan
saham akan lebih menguntungkan. Perlu dicatat bahwa keputussan ini bisa salah jika
actual EBIT tidak besar yang diharapkan. Oleh karena itu, didalam mengambil
keputusan, manajemen harus memperhatikan juga deviasi standard ( tingkat
variabilitas ) EBIT perusahaan. Expected dan deviasi standard EBIT dapat dicari
dengan mengembangkan sejumlah skenario tentang EBIT dimasa mendatang beserta
dengan probabilita terjadinya. Jika deviasi standard EBIT relatif besar, manajemen
harus lebih hati – hati karena expected EBIT menjadi kurang dapat dipercaya.
Sebaiknya manajemen memutuskan menggunakan hutang hanya bila ecpected EBIT
cukup jauh di atas indifference point.

EAT ( saham ) EAT ( hutang ) = Jumlah saham Jumlah saham


( EBIT* - C1) ( 1 – T ) (EBIT* - C2 ) ( 1 – T) = S1 S2

Dimana:
EBIT * = Indifferent point
C1 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 1
C2 = Biaya bunga pada alternatif pembelanjaan 2
S1 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 1
S2 = Jumlah saham pada alternatif pembelanjaan 2
T = Tingkat pajak

b. Perbandingan Rasio – Rasio Leverage


Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efek dari setiap alternatif
pendanaan terhadap rasio – rasio leverage ( penggunaan hutang ). Manajemen kemudian
dapat membandingkan rasio – rasio yang ada saat ini dan rasio – rasio pada alternatif
pendanaan tertentu dengan rasio – rasio industri sejenis. Rasio Leverage terdiri dari (1)
Rasio Hutang ( debt ratio ), (2) Rasio Jaminan ( coverege ratio ).
9
Rasio hutang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjang, sedangkan rasio jaminan menunjukkan kemampuan untuk membayar
bunga dan pokok pinjamn yang jatuh tempo. Untuk menghitung rasio hutang,
manajemen menggunakan informasi dari neraca. Untuk menghitung rasio jaminan,
informasi dari laporang rugi – laba yang dipergunakan.
Manajemen dapat menggunakan metoda perhitungan rasio sbb :
1. Rasio Hutang:
a. Total hutang/Total aktiva
b. Hutang jangka panjang/ (Hutang jangka panjang + Modal sendiri)
c. Total hutang/ Modal sendiri
2. Rasio Jaminan:
a. Time interest earned = EBIT/Biaya bunga
b. Debt service coverage = EBIT / [ biaya bunga + (pembayaran pokok pinjman/1 –
pajak) ]

Rasio hutang dan rasio jaminan dapat dihitung berdasarkan : (1) posisi keuangan
perusahaan pada saat ini, (2) posisi keuangan perusahaan dengan alternatif – alternatif
pendanaan yang ada seperti 100 % modal sendiri, 100% hutang dsb. Rasio – rasio
tersebut kemudian dibandingkan dengan rasio indusstri. Dari perbandingan tersebut,
manajemen dapat menentukan alternatif pendanaan yang paling tepat bagi perusahaan.
Hal ini tidak berarti bahwa manajemen harus mempertahankan rasio yang sama dengan
rasio industri. Kegunaan perbandingan rasio dengan rasio industri adalah jika
perusahaan memilih rasio hutang dan rasio jaminan yang menyimpang dari rasio
industri, ia harus memiliki alasan yang kuat.

c. Analisis Arus Kas Perusahaan


Metoda ini menganalisis dampak keputusan struktur modal terhadap arus kas
perusahaan. Metoda ini sederhana tetapi sangat bermanfaat. Metoda ini melibatkan
persiapan suatu seri anggaran kas pada (1)kondisi perekonomian yang berbeda, (2)
struktur modal yang berbedaArus kas bersih pada situasi yang berbeda ini dapat
dianalisis untuk menentukan apakah beban tetap perusahaan ( pokok pinjaman, bunga,
sewa dan dividen saham preferen ) yang dihadapi perusahaan tidak terlalu tinggi.
10
Ketidak mampuan perusahaan untuk membayar beban tetap bisa mengakibatkan “
financial insolvency “.
Gordon Donaldson dari Harvard University menyarankan bahwa kapasitas beban
tetap perusahaan sebaiknya tergantung pada arus kas bersih perusahaan yang diharapkan
dapat terwujud pada saat perekonomian mengalami resesi. Dengan kata lain, target
struktur modal ditentukan dengan membuat rencana untuk menghadapi “ kondisi
terburuk yang mungkin terjadi “.
Rumus berikut mendifinisikan CBr, saldo kas yang diharapkan perusahaan pada
akhir periode resesi.

CBr = Co + NCFr – FC

Dimana:
Co = Saldo ka pada awal resesi
NCFr = Arus kas bersih dari operasi selama resesi
FC = Beban tetap perusahaan

2.6. Ringkasan Journal


a. Teori Struktur Modal : Sebuah Survei
Para kademisi banyak yang berminat melakukan penelitian mengenai struktur
keuangan sehingga menimbulkan teori yang dikenal dengan Teori Struktur Modal atau
Struktur Keuangan dimana teori ini berakhir kepada nilai perusahaan.Teori dimulai oleh
• David Duran pada tahun 1952
David yang mengemukakan bahwa perhitungan nilai perusahaan dpat dilakukan
dengan tiga pendekatan. Yaitu : pertama, Pendekatan laba bersih (Net Profit
Approach), pada pendekatan ini biaya modal saham (cost of equity) dan biaya utang
(cost of debt) dianggap konstan sehingga perusahaan dapat meningkatkan
utang.Kedua, pendekatan pendapatan operasi besih (Net Operating Approach),
pendekatan ini agak berbeda dengan pendakatan pertama karena asumsi yang
dipergunakan berbeda dengan asumsi sebelunya. Pada pendekatan ini investor
mempunyai reaksi yang berbeda terhadap perusahaan yang banyak menggunakan
utang. Dalam pendekatan ini biaya utang dan biaya rata-rata modal tetap sehingga
11
biaya ekuitas mengalami peningkatan sejalan meningkatnya utang perusahaan karena
risiko perusahaan semakin tinggi. Ketiga,pendekatan tradisional, pendekatan ini
sangat banyak dianut oleh para akademisi dan praktisi karena pada pendekatan ini
ditemukan sesuia dengan kenyataan bahwa perusahaan mempunyai struktur modal
yang optimal ketika nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang membuat
biaya rata-rata modal menjadi minimum. Kejadian ini bisa terjadi karena diasumsikan
bahwa risiko perusahaan tidak mengalami perubahan sampai pada struktur modal
tertentu atau pada leverage tertentu.

• Modligiani dan Miller (1958).


Teori struktur modal ini dikenal dengan MM-Teori dengan Preposisi I dan II.
Preposisi I, nilai perusahaan merupakan kapitalisasi laba operasi bersih (EBIT) atau
laba sebelum bunga dan pajak dengan tingkat kapitalisasi (ko) yang konstan sesuai
dengan tingkat risiko perusahaan. Nilai perusahan yang tidak mempunyai hutang sama
dengan nilai perusahaan yang mempunyai hutang.
Konsep ini juga memberikan argumentasi bahwa struktur modal perusahaan
tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Disamping itu, biaya modal rata-rata tertimbang
sama dengan biaya ekuitas.
Preposisi II, bahwa biaya ekuitas untuk perusahaan yang mempunyai hutang kel,
merupakan hasil jumlah dari (1) biaya ekuitas untuk perusahaan yang tidak
mempunyai hutang, keu pada perusahaan yang sama risiko kelas risikonya (2) risiko
premium dari size perusahaan yang tergantung pada selisih antara biaya ekuitas dan
biaya hutang serta jumlah hutang yang digunakan.
Preposisi III, MM-teori membahas mengenai investasi baru yang dilakukan akan
meningkatkan nilai perusahaan. Artinya, nilai perusahaan harus meningkat minimum
sebasar nilai investasi proyek tersebut.
Selanjutnya bila ada pajak maka MM-teori menyatakan sebagai berikut :
- Preposisi I, nilai perusahaan akan meningkat sebesar pajak yang ditabung.
- Preposisi II, biaya ekuitas hutang akan meningkat sebesar hutang digunakan tetapi
biaya ekuitas ini lebih keil dari ibaya ekuitas dengan tidak ada pajak. Artinya, pajak
memberikan pengaruh pengurangan terhadap biaya ekuitas perusahaan.

12
- Preposisi III, bahwa tingkat pengembalian internal dari proyek investasi yang
dilakukan harus lebih besar dari biaya ekuitas dikurangi porsi pajak atas biaya
ekuitas penggunaan dana.

• Pecking order theory 1961


Diperkenalkan oleh Gordon Donaldson, bahwa perusahaan mempunyai urutan
dalam pembiayaan yang dimulai dengan urutan laba ditahan, hutang kepada pihak
ketiga baik dengan loan atau menjual obligasi dan terakhir dengan mengeluarkan
saham baru. Urutan pembiayaan tersebut merupakan urutan berdasarkan biaya yang
harus dikeluarkan perusahaan dan biaya ekuitas merupakan biaya yang tertinggi.

• Stiglilitz (1961), haugen dan Papas (1971) dan Rubenstein


Membahas teori struktur modal yang kenal dengan Trede-off Models, Ini
merupakan kritikan paling besar terhadap MM-teori mengenai adanya financial
distress diakibatkan meningkatnya hutang perusahaan. Perusahaan yang terus
meningkatkan hutang akan membayar bunga yang semakin besar dan kemungkinan
penurunan laba bersih perusahaan semakin besar dan akan membawa kepada kesulitan
keuangan dan akibatnya akan menimbulkan biaya financial distress dan menuju
kebangkrutan dan akhirnya juga menimbulkan biaya kebangkrutan.

• Leland dan Pyle (1977)


Mengemukakan bahwa adanya asymetris informasi antara pemegang saham
perusahaan dan dewan direksi (termasuk manajer perusahaan) mengenai keadaan
perusahaan dan dewan direksi memberikan corporate action kepada pihak luar atau
investor dan tindakan tersebut merupakan signal kepada pihak lai. Tidak benarnya
harga saham di bursa juga merupakan adanya perbedaan informasi antara investor
dengan manajer yang menjalankan perusahaan, sehingga semakin lama dapat
menimulkan kinerja pasar dapat memburuk.
Dalam kaitan bahwa adanya informasi asymetris maka Myers dan Majluf
(1984) menguraikan mengenai asymetris informasi tersebut. Ada tiga hal yang harus
dipilih mengenai tujuan manajemen pada posisiinformasi asymetris yaitu : (i)
manajemen bertindak atas keinginan seluruh pemegang saham dan menghilangkan

13
setiap konflik kepentingan antara pemegang saham dan menghilangkan setiap konflik
kepentingan antara pemegang saham lama dan baru, (ii) Manajemen bertindak atas
kepentingan pemegang saham lama dan diasumsikan pemegang saham tersebut pasif,
(iii) Manajemen bertindak atas kepentinan pemegang saham lama tetapi diasumsikan
bawa pemegang saham tersebut menyeimbangkan secara rasional portofolionya sesuai
dengan yang diperoleh dari tindakan perusahaan.

• Jensen dan Meckling (1986)


Disingkat dengan JM mengemukakan teori agency dan sekaligus
mengintegrasikan dengan teori property right dan pengembangan teori struktur
kepemilikan perusahaan. Dalam teori agency ini diuraikan mengenai adanya hubungan
antara pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. JM menguraikan adanya
konflik antara principal dan agent yang dapat dikategorikan ke dalam tiga hal yaitu
konflik antara pemegang saham (principal) dengan agent ( dewan direksi) dan konflik
antara pemegang obligasi (principal) dengan agen (dewan direksi dan pemilik
perusahaan) serta konflik antara produsen dan konsumen.

• Zwibel (1996)
Mengemukakan teori struktur keuangan dinamis untuk mempertahankan
manajemen menyatakan bahwa nilai valuasi dan kesempatan investasi yang baik akan
memfasilitasi pembiayaan secara ekuitas tetapi mengizinkan manajer membuat
struktur kapital untuk dipertahankan pada waktu yang sama. Disamping itu, ada
kemungkinan menolak untuk menggunakan hutang dalam rangka menyeimbangkan
struktur kapital di kemudian hari. Kebijakan strukutur kapital dikoordinasikan dengan
dividen yang diikuti secara alaiah sehingga membuat implikasi terhadap level,
frekuensi, jauh tempo struktur hutang yang merupakan fungsi dari kesempatan
investasi di luar perusahaan.

b. Simultanitas Keputusan Dividen dan Struktur Modal : Suatu Tinjauan Teoritik


Tulisan ini mengarahkan pada isu mengapa simultanitas keputusan dividen dan
struktur modal terjadi pada perusahaan dengan karakter low growth dan no blockholder.
Isu ini didasari oleh hasil studi Noronha, et al (1996) yang berargumentasi bahwa pada

14
karakter tersebut, penyebaran struktur kepemilikan akan membuat tuntutan pembayaran
dividen semakin besar. Selanjutnya, pembayaran dividen secara simultan akan membuat
perusahaan meningkat hutang guna mempertahankan struktur modal optimal.
Motivasi tulisan ini diawali dengan adanya perluasan literatur tentang keagenan
pada pengujian empirik secara umum mendukung pendapat Easterbrook (Rozeff, 1982;
Dempsey and Laber, 1992; Crutchley and Hansen, 1989; hansen, et. Al. 1994; Hartono,
1998a dan 1998b). meskipun berbagai penelitian tersebut secara tidak langsung telah
mengindikasikan adanya simultanitas antara dividen dan struktur modal, tetapi
penelitian-penelitian tersebut belum melakukan pengujian empirik berdasarkan
karakteristik khusus perusahaan berkaitan dengan tingkat pertumbuhan dan kehadiran
blockholder.
Selanjutnya tulisan ini bermaksud menjelaskan dasar teoritik terjadinya
permasalahan keagenan dan keterkaitannya dengan simultanitas dividen dan struktur
modal, kondisi pendukung terjadinya simultanitas tersebut serta beberapa implikasi bagi
para peneliti dan praktisi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.
Hasil dari penelitian jurnal ini adalah : bahwa simultanitas dividen dan struktur
modal dapat meminimumkan biaya keagenan oleh karena dividen dan hutang akan
meningkatkan pendanaan eksternal perusahaan. Dengan meningkatnya pendanaan
eksternal maka aktivitas pengawasan terhadap manajemen akan meningkat sebab
sekarang tidak hanya ada aktifitas pengawasan pemegang saham tetapi juga ada aktivitas
pengawasan dari pasar modal.

c. Pengaruh struktur modal terhadap nilai saham


Dalam tulisan ini akan menjelaskan mengenai saham, pasar modal yang efisien,
struktur modl pada pasar modal sempurna dan tidak ada pajak, pasar modal sempurna
dan ada pajak, extreme leverage, dan personal tax yang berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Hasil dari jurnal ini adalah bahwa teori struktur modal menjelaskan hubungan
tersedianya sumber-sumber dana biaya modal yang berlainan dengan perubahan struktur
modal terhadap nilai perusahaan dan biaya modal. Khususnya untuk nilai perusahaan,

15
besar kecilnya nilai perusahaan di dalam lingkup [erekonomian masyarakat tercermin
jelas dari harga saham yang dikeluarkan.
Komponen struktur modal perusahaan antara lain dapat terdiri dari hutang jangka
panjang maupun modal sendiri. Di dalam menganalisis struktur modal dapat dilakukan
melalui beberapa pendekatan yaitu analisis struktur modal pada pasar modal sempurna
dan tidak ada pajak melalui pendekatan tradisional dan pendekatan modigliani dan
Miller, pasar modal sempurna dan ada pajak, extreme leverage, dan pendekatan personal
tax.
Faktor-faktor yang menentukan pemilihan struktur modal antara lain : lokasi
distribusi keuntungan, stabilitas penujalan dan keuntungan, kebijakan dividen,
pengembalian, dan risiko kebangkrutan. Struktur modal dikatakan optimal adalah
struktur modal dimana biaya marginal riil baik berupa biaya eksplisit maupun implisit
dari masing-masing sumber pembelanjaan adalah sama. Metode yang digunakan
seorang fund manajer seperti EBIT, analisa per-potongan, aliran kas, perbandingan rasio
struktur modal, dan regresi.

d. Penentuan Struktur Modal Untuk Mencapai Biaya Modal Minimum dan


Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Gemmil pada tahun 2001 yang meneliti tentang
hubungan Capital Structure dan Firm Value dikaitkan dengan Split-Capital Closed-End
fund di UK menemukan beberapa hal, yaitu sebagai berikut :
• Dari penggunan Split-Capital Closed-End Fund menemukan bahwa “Financial
engineering” dari liabilitas perusahaan dapat menambah nilai perusahaan.
Penambahan nilai kurang lebih 10%.
• Prime atau score split menjadi dividen dan modal (capital) secara signifikan dapat
menambah nilai perusahaan sebesar 1,3%.
• Pemerolehan nilai perusahaan yang lebih besar adalah berasal dari pemberian hutang
pada fund’s return yaitu dengan zero-devidend preference share yang memanfaatkan
cara tax-advantage.
• Pemerolehan 5% lainnya yang lebih besar terhadap nilai perusahaan, juga didapatkan
dari pengurangan discount terhadap dana yang mendekati wind-up date.

16
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut dan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Gemmil, maka pada artikel ini akan membahas tentang kebijakan
penentuan struktur modal untuk mencapai biaya modal minimum, dan dampak struktur
modal terhadap biaya modal dan nilai perusahaan.
Hasil dari penelitian dalam jurnal ini dengan menggunakan simulasi priyeksi
kebutuhan modal terhadap beberapa alternatif pilihan Leverage Factor (0%, 22,33%, dan
45%) menemukan bahwa struktur modal dengan hutang yang lebih besar akan
memberikan kontribusi positif terhadap penurunan biaya modal, dan dalam
meningkatkan nilai pasar perusahaan.

e. Kebijakan Struktur Modal : Pengujian Tradeoff Theory dan Pecking Order


Theory ( Studi pada Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEJ)
Penelitian Setyawan dan Hartono (2001) menyimpulkan bahwa equity agency
cost tidak signifikan mempengaruhi stimultancy of dividen dan keputusan struktur
modal, hal ini mengindikasikan tidak berlakunya tredeoff theory. Hasil lain diperoleh
karena tingginya dominasi family management maka memiliki kecenderungan
membayar sedikit deviden dan lebih suka mempergunakan dana internal untuk
reinvestasi. Hal ini mengindikasikan berlakunya pecking order theory.
Penelitian di Indonesia dengan sampel yang listing di BEI mengenai struktur
modal juga terdapat inkonsistensi hasil temuan. Penelitian model Griner and Gordon
(1995) yang dilakukan Sartono (2001) menyimpulkan tidak diperolehnya petunjuk
secara tegas adanya pecking order theory. Tetapi juga diperoleh indikasi berlakunya
penggunaan sumber pendanaan berdasarkan tingkat risiko, dimana hal tersebut juga
mengindikasikan berlakunya pecking order theory. Riset lain yang dilakukan Sartono
(2001) mempergunakan model Kamath (1997) dengan questionaires model
menyimpulkan bahwa manajer di Indonesia memiliki kecenderungan memilih
pembelanjaan secara hirarki atau pecking order thery daripada target struktur modal
dalam keputusan pembelanjaan. Manajer lebih suka menggunakan sumber
pembelanjaan yang penting untuk investasi baru adalah dengan retained earning atau
laba ditahan.

17
Berdasarkan permasalahan dan beberapa temuan empiris yang beragam serta
belum ditemukannya konsistensi dalam pengujian tradeoff theory dan pecking order
theory, maka hipotesis yang rumuskan adalah :
Hipotesis : Pecking Order Theory mampu menjelaskan kebijakan struktur modal
dibandingkan dengan tradeoff theory pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ.
Berdasarkan hasil dan pembahasan jurnal ini dapat dismpulkan :
• Dengan melakukan pengujian secara sendiri-sendiri maka model pecking order
theory maupun a target adjustment tradeoff theory sama-sama memiliki kemampuan
dalam menjelaskan perubahan struktur modal yang diproksikan dari perubahan
hutang jangka panjan.
• Model prediksi pecking order theoru lebih mampu menjelaskan perubahan struktur
modal dibandingkan dengan model a target adjustment tradeoff theory, baik
pengujian dilakukan sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
• Setelah memasukkan variabel size yang diproksi dari total aktiva terlihat bahwa
perubahan struktur modal lebih mampu dijelaskan oleh model pecking order theory
daripada dengan model a target adjustment tradeoff theory.

18
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos
modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang
dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya sedangkan struktur modal adalah
perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Theory struktur
modal terdiri atas Pecking Order Theory, Signalling Theory, Trade-Off Theory, Agency
Theory dan Modigliani-Miller (MM). Selain itu struktur modal memiliki dua komponen
yakni modal asing dan modal sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal
struktur asset, modal kerja, pertumbuhan aktiva, risiko, likuiditas, ukuran perusahaandan
profitabilitas. Keputusan struktur modal dalam praktik bisa dilakukan melalui analisis
EBIT – EPS, perbandingan rasio – rasio leverage dan analisis arus kas perusahaan.

3.2. Saran
Dengan hadirnya makalah yang sederhana ini, yang bertajuk mengenai struktur
modal teridir dari kurang lebih 23 halaman yang penulis hadirkan bersama tim, besar
harapan kepada seluruh pembaca kiranya dapat mengambil materi sebagai ilmu
pengetahuin yang dapat diterapkan dalam kehidupan mengenai struktur modal, selain ini
penulis juga berpesan alangkah baiknnya untuk memperluas pembahasan mengenai
struktur modal ini, baik ditingkat kecil maupun besar. Maka dari itu segala kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat penulis harapkan, demiki kebaikan
makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://widmkl.blogspot.com/2014/06/struktur-modal-capital-structure_4766.html

https://www.dosenpendidikan.co.id/struktur-modal/

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/12/pengertian-struktur-modal-komponen-teori-
faktor-yang-mempengaruhi.html

20

Anda mungkin juga menyukai