“LEASING”
Oleh Kelompok 5 :
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing Ibu Dr. Eni Savitri, SE, MM, Ak, CA sebagai pengampu mata
kuliah Manajemen Keuangan yang telah membimbing serta memberikan
arahan dalam penugasan mata kuliah ini, serta tidak lupa kepada rekan-rekan
tim sekalian dalam menyelesaikan tugas ini. Tugas ini sengaja penulis buat
untuk memenuhi dari pada kewajiban penulis sebagai mahasiswa dalam
melaksanakan pendidikan Program Magister Akuntansi di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Riau. Tugas yang berjudul tentang “LEASING” yang
penulis buat semoga dapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswa pada
umumnya.
Penulis sadari “tiada gading yang tak retak dan tiada mawar tanpa
duri” begitu pula dengan tugas ini yang tentunya masih memiliki
kekurangan baik dari segi materi maupun sistematika penulisan. Oleh
karenanya, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
perbaikan tugas ini sangat penulis harapkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian leasing
2. Untuk mengetahui pihak-pihak yang terlibat dalam leasing
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis leasing
4. Untuk mengetahui jenis-jenis perusahaan leasing
5. Untuk mengetahui mekanisme leasing
6. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian leasing
7. Untuk mengetahui metode pembayaran leasing
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Pihak-pihak yang terlibat dalam Leasing
Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya melibatkan 4 (empat) pihak yang
berkepentingan, yaitu : lessor, lessee, supplier , dan bank atau kreditor.
1. Lessor
Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa
pembiayaan kepada pihak lessee dalam bentuk barang modal. Lessor dalam
financial lease bertujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang telah
dikeluarkan untuk membiayai penyediaan barang modal dengan mendapatkan
keuntungan. Sedangkan dalam operating lease, lessor bertujuan mendapatkan
keuntungan dari penyediaan barang serta pemberian jasa-jasa yang berkenaan
dengan pemeliharaan serta pengoperasian barang modal tersebut. Lessee
adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk
barang modal dari lessor.
2. Lessee
Lessee adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam
bentuk barang modal dari lessor. Leasee dalam financial lease bertujuan
mendapatkan pembiayaan berupa barang atau peralatan dengan cara
pembayaran angsuran atau secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee memiliki
hak opsi atas barang tersebut. Maksudnya, pihak lessee memiliki hak untuk
membeli barang yang di-lease dengan harga berdasarkan nilai sisa. Dalam
operating lease, lessee dapat memenuhi kebutuhan peralatannya di samping
tenaga operator dan perawatan alat tersebut tanpa risiko bagi lessee terhadap
kerusakan. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau
menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara
tunai oleh lessor .
3. Supplier
Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan
barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
Dalam Mekanisme financial lease, supplier langsung menyerahkan barang
kepada lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang memberikan
pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating lease, supplier menjual barangnya
4
langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua
belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala.
4. Bank
Dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing , pihak bank atau kreditor tidak
terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut, namun pihak bank memegang
Peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor , terutama dalam
mekanisme leverage lease di mana sumber dana pembiayaan lessor diperoleh
melalui kredit bank. Pihak supplier dalam hal ini tidak tertutup kemungkinan
menerima kredit dari bank, untuk memperoleh barang-barang yang nantinya
akan dijual sebagai objek leasing kepada lessee atau lessor .
5
dipergunakan oleh lessee.
2) Sale and Lease Back
Dalam transaksi ini lesse menjual barang yang telah dimilikinya
kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan uatu
konrak leasing antara lesse dengan lessor. Dengan memperhatikan
mekanisme ini, maka perjanjian ini memiliki tujuan yang berbeda
dibandingkan direct finance lease. Di sini lesse memerlukan cash yang
bisa dipergunakan untuk tambahan modal kerja atau untuk kepentingan
lainnya. Bisa dikatakan bahwa dengan sistem sale and lease back
memungkinkan lessor memberikan dana untuk keperluan apa saja
kepada kliennya dan tentu saja dana yang dibutuhkana sesuai dengan
nilai objek barang lease.
2. Operating Lease (Sewa Menyewa Biasa)
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang
modal dan selanjutnya disewa gunakan kepada penyewa guna usaha.
Berbeda dengan finance lease, jumlah seluruh pembayaran sewa guna
usaha berkala dalam operating lease tidak mencakup jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut dengan
bunganya. Perbedaan ini disebabkan perusahaan sewa guna usaha
mengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang modal yang
disewa guna usahakan atau melalui beberapa kontrak sewa guna usaha
lainnya. Perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease biasanya
bertanggung jawab atas biaya–biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti
asuransi, pajak maupun pemeliharaan barang modal yang bersangkutan.
3. Sales – Typed Lease (Sewa Guna Usaha Penjualan)
Suatu transaksi sewa guna usaha, dimana produsen atau pabrikan juga
berperan sebagai perusahaan sewa guna usaha sehingga jumlah traksaksi
termasuk bagian laba sudah diperhitungkan oleh produsen atau pabrikan.
4. Leveraged Lease
Suatu transaksi sewa guna usaha, selain melibatkan lessor dan lessee juga
melibatkan bank atau kreditor jangka panjang yang membiayai bagian
6
terbesar transaksi.
5. Cross Border Lease
Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan
dengan melewati batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan
lessee yang dilakukan dengan melewati batas suatu negara. Dengan
demikian antara lessor dan lessee terletak pada dua negara berbeda.
7
Pihak pertama terdiri atas perusahaan induk dan anak perusahaan leasing
(subsidiary ) dan pihak kedua adalah lessee atau pemakai barang.
3. Lease Broker atau Packager
Bentuk akhir dari perusahaan leasing adalah leasebroker atau packager .
Broker leasing berfungsi mempertemukan calon lessee denngan pihak
lessor yang membutuhkan suatu barang modal dengan cara leasing. Broker
leasing beasanya tidak memiliki barang atau peralatan untuk menangani
transaksi leasing untuk atas namanya. Disamping itu perusahaan broker
leasing memberikan satu atau lebih jasa-jasa dalam usaha leasing
tergantung apa yang dibutuhkan dalam suatu transaksi leasing.
8
5. Pengiriman order beli kepada supplier disertai instruksi pengiriman barang
kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah
disetujui.
6. Pengriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan.
Selanjutnya lessee menandatangani surat tanda terima dan perintah bayar
dan diserahkan kepada supplier
7. Penyerahan dokumen oleh supplier kepada lessor termasuk faktur dan
bukti-bukti kepemilikan barang lainnya.
8. Pembayaran oleh lessor kepada supplier
9. Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada
lessor selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup
pengembalian jumlah yang dibiayai serta bungannya.
9
yang sudah ada dari bank masih tetap tidak terganggu dan siap digunakan
setiap saat.
4. On atau Off Balance Sheet
Leasing sesuai dengan kebutuhannya bisa dibukukan dengan
menggunakan on atau off balance sheet. Di Indonesia, untuk keperluan
perhitungan pajak digunakan off balance sheet.
5. Menguntungkan Cash Flow
Fleksibelitas dari penentuan besarnya rental sangat menguntungkan cash
flow. Untuk suatu investasi dimana pendapat penjualan diperoleh secara
musiman atau juga dimana keuntungan baru bisa diperoleh pada masa-
masa akhir investasi maka besarnya rental juga bisa disesuaikan dengan
kemampuan cash flow yang ada. Pengaturan seperti ini bisa mencegah
timbulnya gejolak-gejolak kekosongan dana di dalam kas perusahaan.
Dilain pihak jika keadaan keuangan cukup longgar maka besarnya rental
bisa diperbesar untuk mempercepat amotisasi principalnya. Ini semua bisa
diatur dengan menyusun struktur rental yang baik disesuaikan dengan
proyeksi cash flownya.
6. Menahan Pengaruh Inflasi
Dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya rental yaang sama.
Dengan demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang. Atau bisa
dikatakan bahwa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata
uang kemarin.
7. Sarana Kredit Jangka Menengah dan Jangka Panjang
Melalui sales and leaseback maka lessee akan bisa mendapatkan dana
yang diperlukan dengan masa pengembalian jangka menengah atau jangka
panjang. Bahkan leasing juga bisa melakukan bullet repayment seperti
pada longterm bank loan dimana rental yang dilakukan tiap bulan
hanyalah merupakan pembayaran interest saja.
8. Dokumentasinya Sangat Sederhana
Biasanya sudah standard sehingga lebih simpel bagi lessee untuk
memperpanjang transaksi leasing daripada merundingkan perjanjian baru
10
dengan pihak bank. Selanjutnya pengelompokkan berbagai biaya dalam
satu paket kemudian bisa digabungkan menjadi satu dengan harga barang
untuk kemudian diamortisasikan sepanjang masa leasing.
Kerugian:
1. Pembiayaan Secara Leasing
Merupakan sumber pembiayaan yang relatif mahal bila dibandingkan
dengan kredit investasi dari bank. Hal ini terjadi karena sumber dana
lessor pada umumnya dari bank atau lembaga keuangan bukan bank.
2. Barang Modal yang Di lease Tidak Dapat Di cantumkan
Sebagai unsur aktiva lesee untuk tujuan “Collateral Credit” dari Bank,
yaitu “Trade Creditor” mungkin akan menilai perusahaan tersebut
memiliki posisi keuangan yang lemah.
3. Bagi para perusahaan tertentu kadang-kadang timbul masalah prestise
antara memiliki barang modal sendiri atau lease.
4. Resiko yang Lebih Besar Pada Lessor
Artinya adanya tanggung jawab yang menuntut pihak ketiga jika terjadi
kecelakaan atau kerusakan atas barang orang lain yang disebabkan oleh
“lease property” tersebut, dan juga lessor belum tentu yakin bahwa barang
lease tersebut bebas dari berbagai ikatan seperti “liens” (gadai)
“preferences”, “priorities”, charges” atau kepentingan-kepentingan
lainnya.
11
nilai sisanya pada akhir masa kontrak.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan semakin berkembangya dunia bisnis, maka semakin banyak kebutuhan dana
dan barang modal yang harus dipenuhi oleh berbagai perusahaan. Hal tersebut mendorong
sebagian industri bisnis keuangan yang bergerak dalam bidang pembiayaan yang disebut
lembaga pembiayaan. Leasing termasuk ke dalam salah satu bentuk lembaga pembiayaan
yang merupakan suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari
masyarakat. Sedangkan leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, untuk jangka
waktu tertentu, berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi
perusahaan tersebut untuk membeli barang – barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilaisisa yang telah disepakati bersama.
Oleh karena itu, leasing termasuk salah satu jenis lembaga pembiayaan karena leasing
membiayai perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal.
.
3.2 Saran
Dengan mengenal perusahaan leasing dengan baik diharapkan pelaku
bisnis maupun pembaca dapat memahami secara komprehensif kegiatan
leasing, industri keuangan yang menyediakannya berikut peraturan dan
perundangannya, keuntungan dan kerugiannya, sehingga pelaku bisnis dapat
memanfaatkannya dengan optimal dan dapat meningkatkan performa
perusahaannya dengan bekerjsama dengan perusahaan leasing yang kredibel.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2008
Lukas Admadjaya, Manajemen Keuangan dan Aplikasi, Andi Ofset, Edisi Revisi,
Jakarta 2008
M. Narifin, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta,
2004
http://wartawarga.gunadarma/ac.id/2010/03/leasing-tugas-blk/
http://kamissore.blogspot.com/200perusahaan-leasing-sewa-guna-usaha.html
http://hakim20.wordpress.com/200mekanisme-leasing/