PENDEK
Modal kerja secara kolektif mencakup aktiva dan pasiva lancar dalam jangka
pendek. Sedang modal kerja neto menggambarkan perbedaan antara lancar dan
pasiva lancar dari suatu korporasi. Dengan demikian, dalam manajemen modal
kerja sangat berkaitan dengan manajemen investasi dalam aktiva lancar serta
kebijakan dalam pasiva lancar.
Komponen penting dalam aktiva lancar adalah kas dan surat berharga.
Dalam pemilihan besaran alat likuid antara kas dan surat berharga, manajer
keuangan akan menghadapi masalah, seperti yang berkaitan dengan manajer
operasional. Penyediaan alat likuid kas yang “idle” seharusnya dapat ditempatkan
dalam surat berharga yang dapat memberikan hasil.
Komponen aktiva lancar lainnya adalah piutang. Piutang ini terjadi karena
korporasi menjual barang secara kredit, sehingga sangat berkaitan dengan
manajemen kredit yang diberikan korporasi.
Dari sisi pasiva, komponen yang utama adalah utang dagang, yaitu utang
kepada perusahaan lain karena pembelian barang. Utang dagang ini merupakan
kebalikan dari piutang.
Tambahan biaya dan tambahan biaya akan semakin meningkat. Sehingga pada
tingkat modal kerja optimal, yaitu MKO, biaya akan sama dengan manfaatnya.
Modal kerja akan berputar pada suatu system operasi korporasi, secara sederhana
dapat dijelaskan sebagai berikut: korporasi memilih alat likuid berupa kas dan
surat-surat berharga. Dengan alat likuid ini korporasi membeli tahan mentah,
bahan metah kemudian diproses melalui proses produksi menjadi barang jadi.
Barang jadi kemudian dijual, baik secara tunai maupun dengan kredit. Penjualan
secara kredit akan menimbulkan piutang yang akan dibayarkan kemudian.
Pembayaran piutang ini menimbulkan perputaran modal kerja menjadi lengkap.
Perputaran modal kerja pada tiap korporasi akan berbeda dengan korporasi
lainnya. Secara umum dapat dijelaskan, jika alat likuid sudah berubah menjadi
barang, maka alat likuid tidak dapat digunakan, kecuali perputaran modal kerja
selesai. Dengan demikian, dalam manajemen modal kerja yang terpenting adalah
untuk membuat perecanaan dengan menghitung perputaran ini. Karena kesalahan
dalam perencanaan ini mungkin akan menimbulkan kesulitan likuiditas.
1. Biaya (cost)
2. Efek dan credit rating, beberapa sumber mungkin efeknya negative bila
dilihat dari credit rating korporasi.
3. Risiko (risk), korporasi harus mampu memberikan jaminan bahwa
pendanaan itu dapat menghasilkan.
4. Keterbatasan (restructions), harus dibatasi sesuai dengan kebutuhan
minimum dari modal kerja neto.
5. Fleksibilitas (fleksibility), kebutuhan pendanaan jangka pendek harus
disesuaikan secara periodic, menjaga kesinambungan modal kerja.
6. Sangat tergantung kondisi pasar uang (expected money market)
7. Sangat tergantung pada tingkat inflasi.
8. Kemampuan korporasi untuk menghasilkan laba dan posisi tingkat
likuiditas korporasi.
9. Stabilitas opersional korporasi.
f. Utang Dagang (trade credits)
Utang dagang merupakan suatu bentuk sumber dana jangka pendek yang umum
dimiliki hampir semua korporasi. Utang dagang timbul karena transaksi
pembelian suatu barang disetujui dan korporasi penjula setuju bahwa untuk
pembeliaan tersebut dibayar kemudian, maka dikatakan pembeli memperoleh
kredit atau sumber dari utang dagan.
Contoh 1 :
Commercial paper merupakan surat berharga pasar urang yang berjangka pendek
dan merupakan suatu janji dari korporasi yang mengeluarkannya untuk membayar
pada tanggal jatuh tempo. Commercial paper pada umumnya dikeluarkan oleh
korporasi besar yang telah memiliki kepercayaan dan reputasi yang cukup dikenal
luas di kalangan dunia bisnis.
Bank komersil pada umumnya dapat memberikan kredit jangka pendek tanpa
jaminan kebendaan. Kredit yang diberikan kepada korporasi semata-mata karena
kepercayaan yang diberikan oleh bank kepada penerima kredit. Salah satu cara
pemberian kredit oleh bank kepada penerima kredit adalah melalui credit line.
Dengan credit line, bank berjanji akan memberikan credit dalam batas maksimum
tertentu pada saat peminjam memerlukannya. Apabila credit line akan
diperpanjang untuk suatu periode berikutnya setelah suatu periode selesai, maka
bentuk credit line ini disebut credit revolving.
Ada dua macam bentuk pinjaman dengan jaminan piutang, yaitu pledging
receivable dan factoring receivable. Pledging receivable, pinjaman menggadaikan
piutangnya sebagai jaminan kredit yang diperoleh. Karena dalam piutang terdapat
risiko tak tertagih dan jatuh tempo pembayaran (maturity), jumlah pinjaman yang
diberikan lebih rendah dari nilai nominal piutang.
Masalah yang kemudia timbul adalah menentukan tingkat bunga efektif. Apabila
jumlah pembayaran bunga dalam dolar atau rupiah, termasuk biaya-biaya lainnya
diketahui.