1
Analisis keadaan
1. Needs Forecasting
eksternal
Kebutuhan SDM
Ketersediaan SDM
yang dibutuhkan
dimasa depan
dimasa depan
Meramalkan Meramalkan
kebutuhan SDM kebutuhan SDM
Career
Performance
2. Program Planning manage-
management
ment
mana yang akan lebih menguntungkan. Analisis mengenai kebutuhan akan
mengarah pada program perencanaan untuk pelaksanaan.
Singkatnya, HRP mencerminkan tiga area dari pemikiran utama para
manajemen:
1. Need forecasting: menyempurnakan perancanaan dan mengontrol susunan
kepegawaian dan kebutuhan organisasi berdasarkan analisis kondisi.
2. Performance management: meningkatkan perfoma individu, tim, dan
organisasi secara keseluruhan.
3. Career management: aktif memilih, menempatkan, mengembangkan, atau
mengatur karir individu didalam organisasi.
Terdapat hubungan yang penting antara luasnya faktor organisasi dan
eksternal dengan program spesifik SDM disisi lain. Dengan cara ini, rekrutmen,
pengembangan, kompensasi, performance management, dan aktivitas lain
menjadi bagian integral pada proses dinamis. Walaupun HRP mempunyai
pengartian berbeda pada setiap orang, terdapat kesepakatan umum pada
keobjektivitasnya, yaitu kegunaan yang paling efektif dan bijak dari talent yang
langka ataupun melimpah ruah pada ketertertarikan individu dan organisasi. Jadi,
kita bisa mendefinisikan HRP sebagai sebuah usaha untuk mengantisipasi
permintaan lingkungan dan pasar dimasa depan pada organisasi untuk memenuhi
kebutuhan SDM pada kondisi tertentu. Pandangan umum tentang HRP
2
mengusulkan beberapa aktivitas yang spesifik dan saling berhubungan yang akan
membentuk sebuah sistem HRP.
1. Talent inventory
2. Human Resource Forecast
3. Action Plans
4. Control and Evaluation
Linking HR Planning to Strategic Planning (Menghubungkan Perencanaan
SDM dengan Perencanaan Strategis)
Perencanaan adalah inti dari sebuah managemen yang akan mengurangi
ketidakpastian masa depan dan dengan demikian bisa melakukan pekerjaan lebih
baik dalam menghadapi masa yang akan datang. Alasan kedua adalah
perencanaan memberi para manager dan organisasi sebuah perasaan berada
mempunyai kemampuan untuk mengontrol dirinya daripada sekedar menerima
takdir. Alasan ketiga adalah bahwa dibutuhkan manager untuk menetapkan
objektivitas perusahaan dan memberikan konteks, makna, serta arahan pada
pekerjaan pegawainya. Alasan terakhir adalah bahwa tanpa control yang efektif
sangatlah tidak mungkin organisasi bisa berkembang.
Perencanaan yang strategis bukan tentang bagaimana menempatkan
produk atau bisnis dalam industri. Tetapi tentang mengubah aturan industri atau
menciptakan industri masa depan. Hal ini meliputi beberapa proses:
Defining company philosophy
Formulating company and divisional statements of identity, purposes, and
objectives
Evaluating the company’s strengths and weakness
Determining the organization design
Developing appropriate strategies for achieving objectives
Devising programs to implement strategies.
Strategi HR merupakan seperangkat prioritas yang digunakan perusahaan
untuk menyelaraskan sumber daya, kebijakan dan program dengan rencana bisnis
yang strategis (Craft, 1988). Strategi HR membutuhkan fokus pada perubahan
besar yang direncanakan seperti: Implikasi bisnis apa yang diajukan? Apa saja
kendala dan kebutuhan eksternal yang mungkin? Apa yang bisa dilakukan dalam
3
jangka pendek untuk mempersiapkan kebutuhan jangka panjang? Dalam
pendekatan manajemen strategi HR, strategi bisnis perusahaan dan strategi HR
adalah saling bergantung (Lengnick-Hall and Lengnick-Hall, 1988; Schuler, 1992;
1993). Terdapat tiga jenis keterkaitan umum antara proses tersebut. Seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 10-2, proses tersebut adalah input-linkages, decision-
inclusion linkages, dan review-reaction linkages.
4
Secara praktis, strategi HRM berarti mengajak setiap orang dari organisasi
puncak samapai bawah, untuk menerapkan strategi bisnis secara efektif. Hal ini
berarti menilai seluruh sistem praktek SDM dalam hal kemampuan untuk
memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Menurut Lado dan
Wilson (1994), untuk memberikan keunggulan seperti itu, karyawan sebagai
kelompok harus melewati 3 kali tes yaitu:
Bukti menunjukkan dengan cukup jelas bahwa sistem SDM (yaitu, praktek
yang dirancang untuk menarik, mengembangkan, dan memelihara sumber daya
manusia) memiliki pengaruh yang sangat berbeda pada outcome seperti omset,
produktivitas, dan performansi perusahaan (Arthur, 1994; Huselid, 1995;
Sheridan, 1992).
Salah satu kebutuhan agar sistem HRP efektif adalah menilai skill yang
ada, kemampuan, ketertarikan pada karir, dan pengalaman tenaga kerja saat ini
serta keinginan akan kebutuhan di masa depan. Hal lain yang dibutuhkan untuk
masa depan tetapi tidak terlalu berarti kecuali dapat dianalisis yaitu kemampuan,
ketertarikan, dan rencana pengembangan tenaga kerja saat ini. Hal itu dapat
menghabiskan sejumlah besar uang untuk perekrutan yang rumit jika pembekalan
dapat memenuhi kebutuhan proyek. Sebelum pengumpulan data aktual, terdapat
pertanyaan mendasar harus diatasi:
5
6. Seberapa sering informasi ini harus diperbarui?
7. Bagaimana pengamanan informasi ini terlindungi?
Jawaban untuk pertanyaan semacam ini akan memberikan arah dan ruang
lingkup untuk usaha selanjutnya. Contohnya, jawaban untuk pertanyaan 1,
beberapa perusahaan telah memutuskan hanya memasukkan karyawan
manajemen, teknis, dan karyawan profesional. Mereka berfokus secara khusus
pada perencanaan kepegawaian, pelatihan, penugasan, dan urutan perencanaan
pada tingkat manajemen yang lebih rendah dimana jumlah terbesar dari karyawan
manajerial, teknis, dan profesional ada dan kebutuhan untuk mengidentifikasi
potensi yang terbesar. Organisasi lain (misalnya perusahaan teknologi tinggi)
telah memilih untuk memasukkan semua karyawan ke dalam persediaan
pembekalan, untuk perubahan tugas sering terjadi di beberapa divisi dan satuan
tugas sementara sering disusun untuk proyek jangka pendek.
6
informasi baru (misalnya kemampuan, aspirasi karir). Informasi yang jarang
berubah, seperti lisensi, sertifikasi, atau tingkat pendidikan, dapat dihasilkan dari
setiap karyawan untuk melengkapi formulir pembaruan standar pada interval
berkala (misalnya setiap tahunnya).
Reports (Laporan)
Laporan HR terbagi dalam tiga kategori besar: laporan operasional,
laporan peraturan, dan laporan analitis. Operational Reports digunakan dalam
pengelolaan hari ke hari dari fungsi HR. Contohnya, daftar senioritas, laporan
pelatihan (peserta), lowongan pekerjaan (nomor total, jumlah hari kosong, laporan
perputaran tenaga kerja, pencapaian total, pegawai baru, berhenti, pensiun, PHK,
transfer, dan promosi), dan laporan upah (dibagi dengan gaji, berdasarkan
kelas/jabatan). Regulatory Reports dibutuhkan oleh instansi pemerintah, seperti
Equal Employment Opportunity Commission dan Interstate Commerce.
Analytical Report juga digunakan di dalam perusahaan namun jarang
dihasilkan. Seperti laporan karyawan (terbagi lagi dari umur, gender, masa
jabatan, kelompok ras/ etnis), pengolahan tingkat pendidikan saat ini menurut
tingkat organisasi, studi validitas, proyeksi penurunan, dan berbagai jenis laporan
penelitian SDM.
Analisis hasil pembekalan dapat dilaporkan ke manajemen atas dengan
menggunakan sistem yang diusulkan, mempertimbangkan laporan terkini. Data
tambahan apa yang dibutuhkan? Item mana dalam laporan saat ini tidak berguna?
Umumnya, laporan harus disesuaikan dalam mencakup informasi “perlu diketahui
(need to know)” bukan “baik untuk mengetahui (nice to know)”.
Uses (Kegunaan)
Terdapat banyak kegunaan inventori kemampuan, misalnya untuk
mengidentifikasi kandidat untuk promosi, tugas ke proyek khusus, transfer,
pelatihan, analisis organisasi, dan tentunya perencanaan sumber daya manusia.
Inventori kemampuan merupakan alat yang cocok untuk mempromosikan
lebih bijak, penggunaan sumber daya manusia yang lebih adil dan HRP yang lebih
akurat, tetapi untuk mewujudkan tujuan tersebut pengguna harus tahu informasi
apa saja yang terkandung dalam inventaris (pembekalan), bagaimana cara
mengaksesnya, dan bagaimana menafsirkannya. Akhirnya, seperti yang telah kami
7
catat sebelumnya, sertakan pernyataan yang jelas tentang perlindungan privasi
karyawan dan potensi dampak pada privasi pemilik semua sistem di rumah
(perusahaan tersebut).
Forecasting Human Resource Supply And Demand (Meramalkan Penawaran
Dan Permintaan Sumber Daya Manusia)
Perkiraan SDM merupakan upaya untuk memperkirakan kebutuhan tenaga
kerjamasa mendatang. Terdapat dua proses komponen pada tugas ini:
mengantisipasi pasokan sumber daya manusia, baik di dalam maupun di luar
organisasi pada beberapa periode waktu mendatang; dan mengantisipasi
permintaan perusahaan dalam berbagai jenis karyawan. Pertimbangan perkiraan
persediaan SDM secara terpisah dari perkiraan permintaan karena masing- masing
bergantung pada seperangkat variabel dan asumsi yang berbeda (Walker, 1980).
Perkiraan pasokan internal cenderung berhubungan lebih erat dengan
kondisi di dalam organisasi, seperti tingkat rata- rata penjualan, pensiun, transfer,
dan karyawan baru dalam pekerjaan. Perkiraan permintaan bergantung terutama
pada perilaku beberapa faktor bisnis (misalnya penjualan, volume produk) yang
kebutuhan SDM dapat dikaitkan. Berbeda dengan prakiraan penawaran SDM,
perkiraan permintaan diliputi oleh beberapa ketidakpastian dalam perilaku
konsumen, teknologi, lingkungan ekonomi umum, dan sebagainya.
Pemasokan dan permintaan terdiri dari dua jenis, yaitu taksiran dan
proyeksi. Perkiraan adalah apa yang sudah dipelajari, berdasarkan bagaimana
karyawan telah menggunakannya di masa lalu dan merencanakan bagaimana
mereka akan menggunakannya di masa depan. Proyeksi adalah perpanjangan
secara matematis data SDM ke masa depan saat data tidak berjalan. Proyeksi dan
perkiraan dapat memiliki nilai, dan banyak prakiraan melibatkan kedua jenis
tersebut.
Pertimbangkan dua paradoks dalam ramalan HR: teknik dasarnya
sederhana dan mudah untuk dideskripsikan, namun menerapkannya dengan
sukses mungkin sangat kompleks dan sulit. Dan begitu proyeksi yang telah dibuat
mungkin terbukti sangat bermanfaat bila kurang akurat sebagai visi masa depan.
Inilah yang disebut situasi yang berarti. Asumsikan bahwa proyeksi tertentu
mengarah pada masalah SDM masa depan, misalnya surplus of middle manager
8
dengan keterampilan sebanding dengan yang dipekerjakan pada saat bersamaan
dengan ekspansi tiba- tiba. Proyeksi mungkin paling berguna untuk merangsang
tindakan (misalnya pelatihan yang tepat, transfer, promosi) sehingga surplus tidak
pernah benar- benar berkembang.
Tidak ada gunanya jika surplus berkembang sesuai jadwal seperti yang
diproyeksikan. Disinilah letak nilai perkiraan SDM: dari diri mereka sendiri,
latihan ini lebih sedikit daripada latihan akademis, namun bila diintegrasikan ke
dalam keseluruhan proses perencanaan, mereka mengambil nilai khusus karena
memungkinkan sebuah organisasi memperluas jangkauan fase HRP lainnya dan
perencanaan untuk fungsi lainnya.
Penting untuk mengukur suplai pekerja di masa yang akan datang dalam
bidang tertentu dan permintaan akan pekerja di masa yang akan datang. Jangan
hanya berfokus pada sisi penawaran, dan perlunya usaha rekrutmen yang lebih
luas dan canggih. Organisasi menemukan bahwa mereka memerlukan proyeksi
9
pasar tenaga kerja eksternal sebagai titik awal perencanaan untuk mereka sendiri,
karena mencegah timbulnya kekurangan karyawan yang potensial, dan untuk
menangani secara efektif hal-hal yang sampai batas tertentu tidak dapat dihindari.
Inilah satu aktivitas yang meresap, diterima dengan baik, dan terintegrasi
dengan perencanaan bisnis strategis antar perusahaan yang melakukan HRP
(Warner, 1991). Sebenarnya, succession planning dianggap oleh banyak
perusahaan sebagai jumlah dan substansi HRP. Berikut adalah ikhtisar tentang
bagaimana beberapa perusahaan melakukan succession planning.
IBM telah melakukan proses ini selama 30 tahun terakhir, dan banyak
perusahaan lain menjadikannya sebagai model. Tujuan program ini adalah "untuk
memastikan bakat yang berkualitas dan siap untuk semua posisi eksekutif di
perusahaan di seluruh dunia." Tanggung jawab untuk melaksanakan proses ini
terletak pada eksekutif lini, mulai dari presiden divisi sampai CEO (CEO). Staf
sumber daya eksekutif yang berada di bawah fungsi HR perusahaan memberikan
dukungan staf. Setiap eksekutif bertanggung jawab membuat presentasi formal ke
komite kebijakan perusahaan, yang terdiri dari ketua, wakil ketua, dan presiden.
Presentasi biasanya terdiri dari penilaian keseluruhan tentang kekuatan dan
kelemahan sumber unit eksekutif, kinerja saat ini dan potensi key eksekutif dan
pengganti yang potensial (dilengkapi dengan gambar individu yang terlibat). Dan
rangking semua posisi key eksekutif dalam hal menyajikan kinerja dan potensi
yang diharapkan.
10
Komite kebijakan mengkaji dan mengkritik informasi ini dan sering
memberikan wawasan tambahan untuk manajemen lini mengenai kekuatan dan
kelemahan pekerja lama dan pengganti mereka. Terkadang bahkan akan
mengarahkan tindakan pengembangan karir yang spesifik yang harus dilakukan
sebelum tinjauan berikutnya (Dyer dan Heyer, 1984).
11
kebutuhan staf aktual. Teknik dasarnya mungkin sangat rumit dan sulit. Sebagai
contoh, berikut prosedur analisis untuk meramalkan permintaan SDM (Wikstrom,
1971):
4. Tentukan tren-nya.
5. Lakukan penyesuaian yang diperlukan dalam tren, masa lalu dan masa
yang akan datang.
Predictor Selection
Memilih faktor bisnis yang tepat bisa sulit, karena di banyak organisasi
tingkat kepegawaian yang dipersyaratkan tidak sebanding dengan volume produk.
Mungkin dibutuhkan hampir sebanyak pekerja untuk menjalankan pabrik dengan
kapasitas setengah pada kapasitas penuh, walaupun volume produk bervariasi
12
secara nyata. Lebih jauh lagi, satu organisasi bisa menghasilkan banyak produk,
beberapa di antaranya memerlukan input tenaga kerja yang tinggi, sementara
yang lain tidak. Dalam keadaan seperti ini, proyeksi SDM untuk keseluruhan
organisasi mungkin tidak sesuai, dan perusahaan harus membuat proyeksi
terpisah untuk berbagai produk atau segmen angkatan kerja (misalnya teknis dan
nonteknis).
13
penting. Koefisien yang diproyeksikan untuk tahun target harus mencerminkan
produktivitas yang diantisipasi pada saat itu.
Setelah faktor bisnis yang tepat telah ditentukan dan rasio produktivitas
dihitung, maka proyeksi kebutuhan SDM untuk target tahunan sangat mudah.
14
Dalam gambar tersebut tingkat Proyeksi faktor bisnis (ton baja) dikalikan
dengan rasio produktivitas (pekerja per ton) untuk mencapai pegawai efektif yang
dibutuhkan. Pengaturan terhadap proyeksi untuk mempengaruhi faktor khusus
(seperti jumlah tenaga kerja kontrak) menghasilkan angka bersih permintaan
SDM pada saat itu.
15
Action Programs (Program Aksi)
16
Lingkungan bisnis yang dinamis tentu menuntut perubahan. Setelah
memeriksa kebutuhan akan karyawan masa depan, tentu masuk akal jika
organisasi membantu karyawan baru atau yang baru saja dipekerjakan
merencanakan karirnya. Organisasi perlu merencanakan secara aktif bagaimana
kehidupan pekerjaan karena akan menghasilkan individu yang lebih bijak dan
lebih banyak memanfaatkan potensi manusia. Selain itu juga dapat membantu
memaksimalkan penghargaan pribadi dan organisasi yang kemungkinan akan
memuat individu menggunakan bakatnya lebih baik lagi. Tabel dibawah ini
menampilkan contoh perencanaan karir organisasi, perencanaan karir sumber daya
manusia dan perencanaan karir individu.
17
seleksi
- Sosisaliasi
kepada pekerja
yang baru
-
Placement Mengidentifikasi dan Memilih satu area
menjealaskan jalur karir kontribusi
- Me - Mengemba - Renca
njalaskan ngkan dan na untuk
jalur karir mengimplementas mencapai
ikan inventori tujuan
- Tu bakat - Belaj
gas/ aturan - Keterlibata ar bagaimana
rencana n pekerja dalam cara agar
tugas/ rencana cocok untuk
tugas organisasi
- Inv
entori
- Memvalid
bakat
asi prosedur
promosi
- Pro
sedur - Manajeme
promosi n kemajuan karir
untuk rekam jejak
- Ra pekerja yang cepat
ngkaian
- Mengontro
rencana
l dan
manajeme
memanajemen
n
relokasi
- Rel
18
okasi
Pertumbuhan dan Penilaian performa dan Mengembangkan
perkembangan pertimbangan potensi penilaian realistik untuk
potensi diri sendiri,
pengelolaaan
keterampilan, dan
keteranpilan
interpersonal.
- Pel - Konseling - Meng
atihan karir untuk ekplorasi
analisis pekerjaan alternatif
kebutuhan untuk latihan
dan
-Memeperkirakan pengembanga
pendekatan n personal
alternatif untuk didalam dan
- Eva kebutuhan rapat diluar
luasi - Evaluasi biaya, organisasi
program keuntungan, dan
kualitas program
- Pen
elitian
jabatan
Laveling off and Mendesain pola alternatif penilaian
alternatives pekerjaan dan penghargaan Keterlambatan karir
individu dalam hal
ketertarikan, atau
kemampuan mengatasi
perubahan, kemampuan
persoanal, minat dam
pilihan
- Me - Mengemba
rencanakan ngkan kebijakan
19
tugas mengenai
kembali langkah-langkah
karir lateral
- Tra
nsfer - Mengemba
ngkan kebijakan
- Pen pengunduran diri
ghentian (terminasi) untuk
memastikan - Merel
kepastian hukum akan pergi
- Menyediak dan
an rencana mengundurka
pengunduran diri n diri
- Pen dan konseling
gunduran
diri
Ketika nilai dan tujuan karir individu berhubungan dengan kebutuhan dan
tujuan organisasi, integrasi yang efektif antara individu dan organisasi dapat
terjadi. Dengan kondisi ideal ini, individu dimotivasi untuk mengembangkan
kamampuan dan skill yang dibutuhkan untuk mengambil tanggung jawab baru di
perusahaan, dan organisasi mungkin dapat merespon dengan menyediakan jenis
peluang perkembangan yang dibutuhkan individu. Selain itu, ketika terdapat
konflik kebutuhan dan tujuan individu/organisasi, maka akan menghasilkan
ketidakpuasan pekerja dan performa pekerjaan yang buruk. Literatur tentang karir
dan perkembangan menunjukkan bahwa mereka sering melakukan perlawanan.
1. Sering terdapat lebih sedikit posisi yang tesedia dari pada jumlah orang
yang menginginkannya. Dalam masyrakat organisasi sering menganut model
hirarki, hasil yang tidak dapat dihindari adalah beberapa orang tidak mencapai
20
tujuan karir mereka. pada individu, hal ini dapat mengakibatkan gangguan
psikologi, sedangkan untuk perusahaan hal ini dapat mengaibatkan turnover
lebih tinggi dan rendahnya motivasi pekerja.
Agar karir dapat diatur dengan kompeten maka, terdapat tiga langkah yang
diperlukan:
21
karir, hal ini termasuk pendekatan sistematik untuk menilai
ketangkasan (misalnya prosedur assessment center).
3. Menentukan apakah individu ingin mempelajari perilaku baru yang
dibutuhkan dan apakah rencana karir organisasi mempertimbangkan
kesiapan rencana pribadi individu,
Salah satu kondisi tambahan penting untuk program manajeman karir yang
efektif. Untuk memperbaiki proses perencanaan karir, kita perlu mengumpulkan
data Dalam perjalanan organisasi benar-benar mengelola karir dan memahami
dampak dari berbagai jalur karir. Untuk melakukan hal tersebut kita perlu
mengerti bagaimana organisasi menjelaskan jalur karir mereka.
22
4. Mengidentifikasi pengalaman kerja yang mengarah ke “rung” dan
patokan waktu untuk menjangkaunya.
23
perubahan fungsi sepanjang waktu, dan juga mengidentifikasi penyebab
penyimpangan dari rencana.
Tujuan dan sasaran yang utama pada proses ini adalah sebagai tolok ukur
dalam mengukur kinerja. Standar kulitatif dan kuantitatif diperlukan dalam HRP,
walaupun standar kuantitatif lebih disukai karena evaluasi lebih subjektif dan
untuk mengukur penyimpangan dari kinerja yang diinginkan dengan tepat. Tujuan
HR tertentu adalah untuk mengurangani tingkat pengurangan pegawai pada tahun
pertama setelah memperkerjakan tiga puluh orang perbulan sampai 15 persen
dalam waktu tiga tahun. Di sisi lain, tujuan tertentu seperti kualitas program
pensiun dini atau kualitas dan minoritas dalam manajemen, tidak sulit untuk
diperhitungkan. Salah satu strateginya adalah menentukan subtujuan. Kesulitan
dalam menentukan kriteria yang memadai dan tidak akurat menghilangkan
tanggung jawab perencanaan SDM untuk mengevaluasi program.
24
mengidentiifikasi alasan untuk kinerja yang tidak memadai dan mereka dapat
membuat perbaikan. Hal ini juga dapat mengidentifkasi dan memuji kinerja yang
unggul, dan menasehati kinerja yang tidak efektif.
Jika kinerja yang diamati menyimpang secara signifikan dari kinerja yang
diinginkan, maka tindakan korektif diperlukan. Pertama, seseorang harus
mengidentifikasi penyebab penyimpangan tersebut. Masalahnya mungkin disatu
atau dua tempat. Bisa dari tujuan dan standar kinerja tidak realistis, atau perilaku
yang tidak sesuai dengan standar. Pada kasus sebelumnya perkiraan atau
kurangnya SDM. Misalnya perkiraan dua tahun yang menunjukan bahwa
persediaan tenaga karyawan saat ini cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan
masa depan dan oleh karena itu tidak memerlukan perekrutan untuk dua tahun
kedepan. Perubahan yang tidak terduga dilingkungan eksternal memerlukan
petunjuk dalam perubahan.
Time Horizone
25
Prinsip umum dalam kegiatan HRP adalah bahwa kekhususan rencana
akan bervariasi sesuai dengan lamanya periode perencanaan. Ada dua aturan
untuk menetapkan panjangnya perencanaan pertama, periode perencanaan harus
memberikan organisasi waktu yang cukup untuk melakukan penyesuaian yang
diperlukan terhadap masalah dan kebutuhan potensial yang ditunjukkan oleh
perkiraan SDM. Bagi perusahaan lima tahun memberikan waktu tunggu untuk
perekrutan dan pengembangan pengelolaan karyawan, profesional dan teknis
pegawai. Kerangka waktu ini memungkinkan penyesuaian bertahap terhadap
kondisi masa depan yang sebenarnya tidak terlalu jauh. Kedua panjang periode
perencanaan, harus dilanjutkan ke aktivitas perencanaan utama perusahaan.
Diperlukan untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan rencana masa depan
untuk memastikan perencanaan secara keseluruhan. Misalnya kesulitan dalam
mengevaluasi rencana pengembangan SDM kecuali kedua jenis rencana tersebut
berkaitan dengan periode waktu yang lama.
26
biasanya diperbarui setiap tahun, dengan ditambah satu tahun kedepan. Dengan
berlalunya setiap tahun maka rencana jarak jauh harus menjadi fokus utama.
27
DAFTAR PUSTAKA
Cascio, W. F. (1998). Applied Psychology In Human Resource Management 5th
Edition. America: Prentice-Hall Inc.
28