Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN OPERASI DALAM PROFITABILITAS

DAN DAYA SAING PERUSAHAAN

DOSEN PEMBIMBING :

Rd. Farih Matriani, S. Kom., M. Kom

PENYUSUN :

SYAIBANI DITA ARDELLA


6164142

PROGRAM DIPLOMA IV LOGISTIK BISNIS


POLITEKNIK POS INDONESIA
BANDUNG
2017
PEMBAHASAN

A. Pendahuluan

Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk


mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh
perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-
hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya (modal kerja). Modal kerja
dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya sehari-hari, di
mana modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk
dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Dana
yang kembali masuk biasa disebut dengan profit (pendapatan). Kemampuan perusahaan
untuk mencapai laba ini sering disebut dengan istilah Profitabilitas. Kemampuan perusahaan
untuk mencapai laba ini merupakan bagian dari kinerja perusahaan. Dengan adanya profitabilitas
perusahaan/ pihak manajemen operasi melakukan beberapa kegiatan yang mampu
meningkatkan daya saing terhadap perusahaan.

B. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu


dengan menggunakan aktiva yang produktif atau modal, baik modal secara keseluruhan
maupun modal sendiri (Van Horn dan Wachowiez, 1997:148-149). Pendapat lain
menyebutkan bahwa profitabilitas perusahaan merupakan salah satu indikator yang
tercakup dalam informasi mengenai kinerja perusahaan jangka panjang. Kinerja
keuangan tersebut dapat dilihat melalui analisis laporan keuangan. Menurut Brigham
dalam bukunya “Managerial Finance” mengemukakan profitabilitas sebagai berikut :
“Profitability is the result of a large number of policies and decision”. Sartono (2001:119)
mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam
hubungan dengan penjualan, total aktiva produktif maupun modal sendiri. Rasio
profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan
perusahaan. Semakin besar profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran
pemilik perusahaan meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas. Rasio
profitabilitas terdiri atas Profit Margin, Basic Earning Power, Return On Assets, dan
Return On Equity.

Umumnya profitabilitas perusahaan dapat dilihat dari penyajian laporan


keuangan. Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu
tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang menunjukkan
kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan
kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
buku yang bersangkutan. Laporan keuangan yang telah dianalisis akan menjadi lebih
berarti dan dapat dipahami atau dimengerti oleh berbagai pihak. Salah satu analisis yang
dapat digunakan adalah dengan analisis rasio profitabilitas Bagi pihak pemilik dan
manajemen, tujuan utama analisis ini adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan
perusahaan saat ini sekaligus melihat apakah perusahaan dapat mencapai target laba
yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.

Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen, dengan mengetahui


profitabilitas perusahaan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat
tentang apa yang harus ke depan. Perencanaan ke depan dengan cara menutupi
kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah dicapai dan berupaya untuk
meningkatkan lagi kekuatan yang sudah diperolehnya selama ini.

C. Peran Manajemen Operasi Dalam Meningkatkan Daya Saing

Dalam menghasilkan barang dan jasa, semua jenis organisasi menjalankan tiga
fungsi yaitu pemasaran, produksi/operasi dan keuangan/ akuntansi. Fungsi-fungsi ini
merupakan hal yang penting, bukan hanya untuk proses produksi, tetapi juga demi
kelangsungan hidup sebuah organisasi.

Manajemen operasi yang merupkan salah satu fungsi organisasi, secara utuh
berhubungan dengan fungsi bisnis lainnya. Aktivitas manajemen operasi berkaitan
dengan bagaimana pengorganisasian untuk mendapatkan perusahaan yang produktif,
bagaimana barang dan jasa dapat diproduksi dan apa yang harus dikerjakan manajer
operasi.
Persaingan yang ketat dalam duni usaha mendoron dikembangkan pemilihan dan
pengkajian strategi Manajemen Operasi yang sesuai. Untuk memaksimalkan potensi
keberhasilan, perusahaan unggulan memfokuskan diri pada beberapa produk dan
berkonsentrasi pada produk-produk tersebut. Meskipun demikian karena hamper semua
produk mempunyai siklus hidup yang terbatas dan bahkan dapat diprediksi, perusahaan
harus secara terus menerus melakukan penelitian, pengembangan dan menemukan
produk baru untuk didesain dan dipasarkan.
Peran manajemen operasi dalam meningkatkan daya saing bukan hanya
memfokuskan kepada produknya saja, tetapi antara lain:
 Melakukan efisiensi sumber daya yang dimiliki perushaan, sehingga harga produk
bisa lebih rendah dan mudah bersaing di masyarakat.
 Memastikan semua kegiatan operasional perusahan dapat diselesaikan tepat
waktu.
 Memastikan semua produk dapat didistribusikan kepada konsumen dengan tepat.
 Mencegah keasalahan-kesalahan yang mungkjn terjadi dalam proses operasional.

Strategi dalam manajemen operasi digunakan untuk pengembangan keunggulan


bersaing pada pembedaan, pada biaya, dan bersaing pada respon. Melalui keputusan
strategi dan peran manajemen operasi, perusahaan dapat meningkatkan
produktivitasnya dan menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

D. Proses Produksi

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-
sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil.
Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa
(Assauri, 1995).

Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu
dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan
(Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara,
metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan
menggunakan faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau
jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan
baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Di dalam proses produksi modern terjadi suatu proses transpormasi tambah yang
merubah input menjadi output yang dapat di jual dengan harga kompetitif di
pasar. Proses transformasi nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi
modern selalu melibatkan komponen struktural dan fungsional. Proses produksi memiliki
beberapa karakteristik berikut:
1. Mempuyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu
sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan
komponen structural yang membangun system produksi itu.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, berupa menghasilkan
produk ( barang atau jasa ) berkualitas yang dapat dijual dengan harga komptetif di
pasar.
3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah untuk menjadi
output secara efektif dan efesien.
4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoprasiannya berupa optimasi
pengalokasian sumber daya.
Proses produksi memiliki komponen atau elemen struktural dan fungsional yang
berperan penting menunjang kontinuitas operasional system produksi
itu. Komponen atau elemen structural yang membentuk sistem produksi terdiri dari:
bahan ( material ), mesin dan peralatan tenaga kerja, modal, energi, informasi, tanah
dan lain-lain. Sedangkan komponen atau elemen fungsional terdiri dari: supervise,
perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan yang semuanya
berkaitan dengan manajemen dan organisasi. Secara skematis sederhana sistem
produksi dapat digambarkan seperti dalam gambar.
Dari gambar tampak bahwa elemen-elemen utama dalam system produksi adalah: input,
proses dan output, serta adanya suatu mekanisme umpan balik untuk pengendalian
system produksi itu agar mampu meningkatkan perbaikan terus menerus ( continuous
improvement ).

1. Input and Output


 Input pada sistem produksi adalah sumber-sumber utama dan sumber-sumber
lain yang diperlukan untuk mendukung keseluruhan proses produksi, yang
ditransformasi menjadi produk yang diinginkan. Diambil contoh misalnya,
bahan baku dan bahan penolong, mesin, tenaga kerja, energi, informasi
mengenai permintaan, kondisi ekonomi, dan strategi bersaing, dll. Semua
input tersebut masuk dalam proses transormasi atau kreasi menjadi produk.
Produk di sini bisa berupa barang, bisa juga berupa jasa. Sedangkan,
 Output dalam Manajemen Operasi : Produk (Barang dan Jasa)Produk sebagai
output dari sistim produksi/ operasi dapat berupa barang atau jasa, yang
masing-masing memiliki karakteristik yang khas. Kekhasan tersebut
menciptakan perbedan pokok dalam hal transformasi/penciptanya.

2. Proses konversi atau kreasi atau transformasi


Proses konversi merupakan istilah yang dipakai untuk proses manufaktur yang
mengubah bahan baku menjadi barang. Proses perubahan tersebut ada beberapa
jenis, antara lain: (i) perubahan ketajaman bahan baku, misalnya proses membuat
pisau. (ii) Perubahan komposisi atau bentuk input misalnya obat-obatan. (iii)
Assembly, merupakan proses merangkai beberapa komponen menjadi suatu produk.
Proses konversi dapat saja meliputi bentuk-bentuk seperti:Fisik, misalnya
manufaktur. Lokasi, misalnya transportasi. Pertukaran, misalnya pengecer. Storage,
misalnya penggudangan. Fisiologikal, misalnya perawatan kesehatan. Informasional,
misalnya telekomunikasi
Fungsi transformasi di atas tidak bersifat mutually exclusive. misalnya department
store. Fungsi tranformasi di department store melibatkan tiga bentuk yakni
informasional, penggudangan, dan pertukaran. Contoh hubungan Input-
Transformasi-Output tersaji dalam tabel di bawah ini.
3. Manager
Manajer merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem produksi. Agar
sistem produksi dapat berjalan efektif, diperlukan manajer yang trampil merencanakan
dan mengambil keputusan. Manajer harus menyediakan input, mengendalikan proses
konversi dan kreasi, dan menjamin tersedianya output pada waktu dan tempat yang
tepat untuk memenuhi permintaan. Untuk itu manajer dalam sistem produksi harus
memiliki kemampuan teknis dan perilaku.
4. Feedback
Merupakan proses monitoring output sistem produksi dan penggunakan informasi
untuk mengendalikan proses produksi. Feedback yang efektif memerlukan ukuran-
ukuran kinerja dan kemampuan organisasi untuk memperbaiki produk yang
ditawarkan agar dapat lebih memuaskan permintaan pasar. Sebagai catatan, bila
perencanaan dan keputusan mengalir dari atas ke bawah, maka lain halnya dengan
feedback. Feedback mengalir dari bawah ke atas sehingga memberikan keterkaitan
antar tingkatan hirarkhis.

Contoh proses produksi perusahaa jasa dan manufaktur

No. System Input Output


1 Bank Karyawan, fasilitas gedung dan Pelayanan finansial bagi nasabah
peralatan kantor, modal, energy, (deposito, pinjaman, dll)
informasi, manajerial dll.
2 Universitas Dosen, asisten, mahasiswa, Pelayanan akademik bagi
karyawan, fasilitas gedung dan mahasiswa untuk menghasilkan
perlatan kuliah, laboratorium, Sarjana (S1), Magister (S2),
modal, energy, informasi, Doktor (S3)
manajerial, dll.
3 Toko Sepatu Karyawan, fasilitas gedung dan Barang jadi berupa sepatu
(Manufaktur) peralatan pabrik, material, modal,
energy, informasi, manajerial, dll.

Perbedaan Manufacture dan Jasa

Dalam perkembangannya manajemen operasi membahas operasi baik sector


manufaktur maupun jasa. Secara spesifik terdapat perbedaan antara manufaktur
dan jasa antara lain :

1. Produk manufaktur bersifat tahan lama, bersifat fisik, artinya dapat dilihat
dengan jelas wujud barang tersebut. Jasa tidak berwujud, misalnya berbentuk
ide, informasi dan sebagainya.

2. Output dari manufaktur dapat disimpan sedangkan jasa tidak dapat disimpan.

3. Pada perusahaan manufaktur kontak langsung dengan konsumen relatif kecil


sedangkan pada jasa dalam proses produksi juga melibatkan konsumen,
sehingga terdapat kontak yang tinggi.

4. Waktu respon atas output pada manufaktur relative lama disbanding dengan jasa.

Secara ringkas perbedaan antara manufaktur dengan jasa dapat dilihat pada tabel
di bawah ini

Manufaktur Jasa
Bentuk fisik tahan lama Tidak berwujud, dan tidak tahan lama
Output dapat disimpan Output tidak dapat disimpan
Kontak dengan pelanggan kecil Kontak dengan pelanggan besar
Waktu respon lama Waktu respon singkat
Fasilitas banyak Fasilitas kecil
Intesitas modal Intensif tenaga kerja
Kualitas muda diukur Kualitas tidak mudah diukur.

Persamaan Manufacture dan service

Disamping terdapat perbedaan terdapat pula persamaan antara manufaktur


dengan jasa, yaitu :

1. Kedua tipe sama-sama menawarkan produk

2. Input manufaktur maupun jasa dapat disimpan.

3. Memfokuskan kepada kepuasan pelanggan

E. Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar menarik
perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan
atau kebutuhan. Jasa adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat, atau
kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak
menghasilkan kepemilikan akan sesuatu.
Produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar. Penawaran ini
menjadi basic bagi perusahaan dalam membangun hubungan yang menguntungkan
dengan pelanggan. Pada satu sisi penawaran bisa terdiri dari barang yang sepenuhnya
berwujud dan di sisi lain terdapat jasa sepenuhnya. Untuk mendiferensiasikan
penawaran, di samping hanya membuat produk dan mengantarkan jasa, mereka
menciptakan dan mengelola pengalaman pelanggan dengan produk atau perusahaan
mereka. Perusahaan yang memasarkan pengalaman menyadari bahwa pelanggan
benar-benar membeli lebih dari sekadar produk dan jasa. Para pelanggan membeli apa
yang akan dilakukan penawaran itu bagi mereka.

1. Klasifikasi Produk dan Jasa.


Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe konsumen
yang menggunakannya – produk konsumen dan produk industry.
Produk Konsumen adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen akhir untuk
konsumsi pribadi. Berdasarkan bagaimana cara konsumen membelinya digolongkan
menjadi:
 Produk kebutuhan (convenience product) sehari-hari adalah produk dan jasa
konsumen yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, dengan usaha
pembandingan dan pembelian yang minimum. Contoh: Pasta gigi, majalah.
 Produk belanja (Shopping product) adalah produk yang lebih jarang dibeli dan
pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya produk
secara cermat. Contoh: Televisi, pakaian
 Produk khusus adalah produk dengan karakteristik unik atau identifikasi merek
di mana sekelompok pembeli signifikan bersedia melakukan usaha pembelian
khusus. Contoh: Barang mewah, seperti jam Rolex.
 Produk yang tak dicari (unsought product) adalah produk yang mungkin tidak
dikenali konsumen atau produk yang mungkin dikenali konsumen tetapi
biasanya konsumen tidak berpikir untuk membelinya. Contoh: Asuransi jiwa,
donor darah Palang Merah.

Produk Industri adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau
digunakan untuk menjalankan suatu bisnis. Tiga kelompok produk dan jasa industri:
 Bahan dan suku cadang – mencakup bahan mentah yang terdiri dari produk
pertanian dan suku cadang manufaktur yang terdiri dari bahan komponen dan
suku cadang komponen. Harga dan jasa adalah faktor pemasaran utama.
 Barang-barang modal – produk industri yang membantu produksi atau operasi
pembeli, termasuk peralatan instalasi dan aksesoris.
 Persediaan dan jasa – persediaan mencakup persediaan operasi serta barang
perbaikan dan pemeliharaan, sedangkan jasa bisnis meliputi jasa pemeliharaan
dan perbaikan serta jasa konsultasi bisnis.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa suatu produk (barang jadi)
merupakan bagian produk jasa yang dimana jasanya itu berupa tindakan dari seorang
konsumen maupun si pembuat produk tersebut. Begitupun sebaliknya, produk jasa pun
merupakan bagian dari suatu produk karena jika suatu perusahaan tidak memiliki produk
jasa (karyawan/pelanggan) maka tidak akan ada pemakai dari produk tersebut.
Sebelumnya, kita telah mengetahui bahwa adanya suatu produk adalah untuk memenuhi
keinginan para pelanggan dan mendapatkan keuntungan bagi perusahaan, jadi tentu
saja dua komponen tersebut saling berkesinambungan.
F. Fungsi Manajemen Operasi dan Daya Saing
Secara singkat fungsi dari manajemen operasi yaitu untuk mengatur dan
mengkoordinasikan fungsi penggerakan, pengendalian. Dalam fungsi penggerakan yang
dimaksud adalah manajemen berfungsi dalam memimpin, mengawasi dan memotivasi
karyawan dalam menjalankan tugasnya juga dalam pengorganisasian teknik dan metode
agar proses dapat dilaksanakan secara efektif. Sedangkan dalam fungsi pengendalian,
manajemen berfungsi untuk mengembangkan jaringan komunikasi yang dibutuhkan.
Dalam perkembangannya, perusahaan bergeser dari sifatnya yang statis menjadi
dinamis. Sifat ini ditandai dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan modern,
hasil produksi yang semakin meningkat dan berkualitas, pengembangan riset desain
produk, dan selalu berupaya menyejajarkan dengan kedinamisan masyarakat, sehingga
dikembangkan suatu sistem yang dinamis.

Dengan adanya berbagai perubahan di dalam system suatu perusahaan tentu akan
meningkatkan daya saing di luar sana. Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing
akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki
keunggulan, dan tidak unggul berarti tidak ada alasan bagi suatu perusahaan untuk tetap
survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya saing berhubungan
dengan bagaimana efektivitas suatu organisasi di pasar persaingan, dibandingkan
dengan organisasi lainnya yang menawarkan produk atau jasa-jasa yang sama atau
sejenis. Perusahaan-perusahaan yang mampu menghasilkan produk atau jasa yang
berkualitas baik adalah perusahaan yang efektif dalam arti akan mampu bersaing.

Persaingan adalah inti dari kesuksesan atau kegagalan perusahaan. Terdapat dua
sisi yang ditimbulkan oleh persaingan, yaitu sisi kesuksesan karena mendorong
perusahaan-perusahaan untuk lebih dinamis dan bersaing dalam menghasilkan produk
serta memberikan layanan terbaik bagi pasarnya, sehingga persaingan dianggapnya
sebagai peluang yang memotivasi. Sedangkan sisi lainnya adalah kegagalan karena
akan memperlemah perusahaan-perusahaan yang bersifat statis, takut akan persaingan
dan tidak mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas, sehingga persaingan
merupakan ancaman bagi perusahaannya.
Jadi fungsi sesungguhnya dari manajemen operasi dan daya saing yaitu untuk dapat
menghadapi tingkat persaingan yang memuncak dengan cara yang optimal dan
berkesinambungan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi di masa yang akan
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai