Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASPEK – ASPEK KEUANGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu: Feny Fidyah, SE., MMSi

Kelompok 7

1. Andre dwivani alfionito (10221239)


2. Arkan Ezra Faris (10221318)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TANGERANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aspek – Aspek
Keuangan” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis
Untuk Manajemen Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
mengenai Aspek – Aspek Keuangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Feny Fidyah, SE., MMSi
selaku dosen Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis Untuk Manajemen. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 22 Maret 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Subyek Pajak Penghasilan dan Wajib Pajak Penghasilan.........................3
2.1.1 Subyek Pajak Penghasilan.................................................................3
2.1.2 Wajib Pajak Penghasilan....................................................................5
2.2 Objek Pajak Penghasilan dan Pengecualian Objek Pajak Penghasilan.....6
2.2.1 Pengertian Objek Penghasilan...........................................................6
2.2.2 Yang Termasuk Objek Penghasilan....................................................9
2.2.3 Yang Tidak Termasuk Objek Penghasilan.........................................9
2.3 Pengurangan Yang Dibolehkan dan Yang Tidak Diperbolehkan.............11
2.3.1 Pengurangan Yang Diperbolehkan Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri
dan Usaha Tetap..............................................................................................11
2.3.2 Pengeluaran Yang Tidak Boleh Dikurangkan atau Dibebankan
Sebagai Biaya.................................................................................................13
2.4 Perhitungan PPh Dengan Tarif Umum dan Perhitungan PPh Dengan
Norma Perhitungan PPh.....................................................................................15
2.4.1 Perhitungan PPh Dengan Tarif Umum.............................................15
2.4.2 Perhitungan PPh Dengan Norma Perhitungan PPh..........................18
BAB III..................................................................................................................32
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................32
3.1 Kesimpulan..............................................................................................32
3.2 Saran........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keuangan merupakan aktivitas yang terkait dengan pemilihan proyek investasi
jangka panjang perusahaan, pengadaan dana untuk keperluan pembayaran, serta
pengelolaan operasi finansial sehari-hari. Investasi yang dilakukan di berbagai
sektor usaha membutuhkan modal, selain keahlian tertentu. Modal tersebut
digunakan untuk membiayai bisnis, termasuk biaya sebelum investasi, biaya
untuk aset tetap, dan modal kerja.

Dari perspektif ini, aspek keuangan adalah elemen penting yang digunakan
untuk mengevaluasi kondisi finansial perusahaan secara menyeluruh. Aspek ini
dianggap sama kritikalnya dengan aspek lain dalam bisnis, dan beberapa
perusahaan bahkan menganggapnya sebagai elemen terpenting untuk analisis
karena melalui aspek ini, gambaran mengenai profitabilitas perusahaan menjadi
jelas, menjadikannya salah satu elemen vital yang perlu dievaluasi.

Keuangan tidak hanya melibatkan pemilihan proyek investasi dan pengelolaan


dana sehari-hari, tetapi juga analisis biaya modal yang merupakan penilaian
terhadap biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh berbagai jenis
modal. Biaya modal ini mencakup bunga atas utang, dividen atas saham preferen,
dan ekspektasi dividen atas saham biasa yang harus dibayar oleh perusahaan.
Analisis ini penting karena membantu menentukan kombinasi sumber dana yang
paling efisien dan efektif untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

Selain itu, keterbatasan dana juga menjadi pertimbangan penting dalam


keuangan. Keterbatasan ini dapat mempengaruhi keputusan investasi dan
operasional perusahaan. Perusahaan harus mampu mengidentifikasi sumber dana
yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangannya, serta memahami

1
bagaimana cara mengalokasikan dana yang terbatas tersebut untuk mendapatkan
hasil yang optimal.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kebutuhan Dana Suatu Proyek ?


2. Apa yang dimaksud aliran kas?
3. Bagaimana analisis biaya modal?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat tujuan yang ingin
dicapai, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kebutuhan dana suatu proyek


2. Untuk mengetahui aliran kas
3. Untuk mengetahui analis biaya modal

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Dana


Komponen biaya kebutuhan Dana adalah Biaya aktiva tetap seperti:

1. Aktiva tetap berwujud antara lain:

a) Tanah

b) Mesin-mesin

c) Bangunan

d) Peralatan

e) Inventaris kantor

f) Aktiva berwujud lainnya

2. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain:

a) Good will

b) Hak cipta

c) Lisensi

d) Merk pedagang

Untuk mendanai suatu kegiatan investasi maka biasanya diperlukan dana yang
relative cukup besar. Perolehan dana dapat dicari dari berbagai sumber dana yan ada
seperti dari modal sendiri atau dari modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau gabungan dari keduanya
tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dari kebijakan pemilik usaha.
Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah satu modal
atau dengan modal gabungan. Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi 2 (dua)
macam, yaitu modal asing ( modal pinjaman) dan modal sendiri.

2.1.1 Modal Asing (Modal Pinjaman)


Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari
pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara pinjaman. Sumber dana dari
modal asing dapat siperoleh antara lain:

1. Pinjaman dari dunia perbankan

3
2. Pinjaman darilembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura,
asuransi, leasing, dana pension, atau lembaga keuangan lainnya.
3. Pinjaman dari perusahaan nonbank.

2.1.2 Modal Sendiri


Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan
cara mengeluarkan saham baik tertutup atau terbuka. Perolehan dana dari modal
sendiri biasanya berasal dari:
a. Setoran dari pemegang saham.
b. Dari cadangan laba.
c. Atau dari laba yang belum dibagi.

Selain itu dengan adanya keputusan untuk mengadakan investasi maka


diperlukan dana yang dapat membelanjai investasi. Timbullah masalah bagaimana
perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan untuk membiayai investasi
yang direncanakan dengan syarat-syarat yang paling menguntungkan dengan
mengingat, bahwa para pemilik dana mengharapkan balas jasa atas penggunaan
dananya dan merupakan biaya investasi yang direncanakan tersebut.

Menurut Bambang Riyanto Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (2004 :


25), bahwa sumber dana yang dapat diperoleh untuk membelanjai suatu
perusahaan adalah:

1. Sumber dana dari dalam perusahaan (internal source) dapat diartikan


sebagai bentuk dana dimana pemenuhan kebutuhan dananya berasal dari
dalam perusahaan itu sendiri, dengan kata lain dana dengan kekuatan atau
kemampuan sendiri. Dana dari dalam perusahaan dapat diadakan dengan atau
menggunakan laba cadangan dari sebagian sisa hasil usaha yang merupakan
unsur dana sendiri, sebagai sumber dana intern. Akumulasi penyusutan aktiva
tetap karena jangka waktu penggunaan dari aktiva tersebut biasanya lama,

4
misalnya lima tahun, maka cadangan penyusutan yang masih menganggur
dapat digunakan dan disebut sebagai sumber dana insentif. Dana dari dalam
perusahaan terdiri dari:
a. Dana yang berasal dari pemilik perusahaan
b. Saldo keuntungan yang ditanam kembali dalam perusahaan.
c. Surplus dana dan akumulasi penyusutan atau yang disebut sebagai
cadangan dana. Terdiri atas nilai buku dan nilai pasar dari harta yang
dimiliki perusahaan.

2. Sumber dana dari luar perusahaan (external source) yaitu pemenuhan


kebutuhan dana diambil atau berasal dari sumber-sumber dana yang ada di
luar perusahaan. Dana yang berasal dari luar perusahaan adalah dana yang
berasal dari pihak bank, asuransi, dan kreditur lainnya. Dana yang berasal dari
para kreditur adalah hutang bagi perusahaan yang disebut sebagai dana
pinjaman. Dana pinjaman yang dimaksud adalah dana yang didapat dari pihak
ketiga (kreditur).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa sumber dana


terdiri dari:
1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas
2. Berkurangnya aktiva tetap
3. Bertambahnya setiap jenis hutang
4. Bertambahnya modal
5. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Secara umum dalam menentukan kebutuhan dana untuk proyek


dipengaruhi oleh jenis proyek. Proyek berskala besar memerlukan dana yang
besar dan begitu juga sebaliknya. Pengalokasian dana untuk proyek investasi
secara umum dialokasikan ke dalam dua kelompok, yaitu untuk aktiva tetap
dan untuk modal kerja. Aktiva tetap adalah aktiva yang memiliki umur
ekonomis lebih dari satu periode, dibeli tidak untuk dijual kembali tetapi

5
digunakan untuk operasi dan setiap periodenya mengalami penyusutan.
Sedangkan modal kerja adalah aktiva yang digunakan dalam operasi
perusahaan (satu tahun) dapat berubah menjadi kas. Pengeluaran yang
berkaitan dengan modal kerja biasanya disebut dengan pengeluaran
pendapatan.

Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, tahap berikutnya adalah


menentukan dalam bentuk apa dana tersebut didapat. Beberapa sumber dana
yang penting adalah :
A) Modal sendiri yang disediakan oleh pemilik perusahaan.
B) Saham yang diperoleh dari emisi (penerbitan) saham di pasar modal.
C) Obligasi, yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal.
D) Kredit bank.
E) Leasing (sewa guna) dari lembaga non-bank..

2.2 Aliran Kas


2.2.1 Pentingnya Aliran Kas

Aliran kas diperlukan karena masalah likuiditas (ketersediaan dana tunai)


memegang peranan penting abgi kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Aliran
kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai dari
investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Dalam hal ini
investor yang terpenting adalah berapa kas bersih yang diterima dari uang yang
diinvestasikan disuatu usaha. Menggambarkan jumlah uang yang masuk dan yang
keluar baik jenis maupun jumlahnya, diestimasi sedemikian rupa sehingga dapat
menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran dimasa yang akan datang.
Pentingnya kas akhir bagi investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima
perusahaan dikarenakan:
1. Kas diperlukan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai sehari-hari.
2. Kas digunakan untuk membayar semua kewajiban yang jatuh tempo.
3. Kas juga digunakan untuk melakukan investasi kembali.
Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari:

6
a) Intial cash flow
b) Operasional cash flow
c) Terminal cash flow.
Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar
kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas
diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus
kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama
periode tertentu (biasanya satu tahun buku).

Laporan aliran kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu :
1. Cash inflow
Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow)
terdiri dari:
a) Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.
b) Penagihan piutang dari penjualan kredit.
c) Penjualan aktiva tetap yang ada.
d) Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.
e) Pinjaman/hutang dari pihak lain.
f) Penerimaan sewa dan pendapatan lain.

2. Cash out flow


Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang
mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-
lain.
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
c. Pembelian aktiva tetap.
d. Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
e. Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
f. Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.

7
Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu,
dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi
dan pendanaan. Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus
melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
a. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi
utama suatu perusahaan. Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan
laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar akrual. Sedangkan laporan arus kas
melaporkan dampaknya terhadap kas. Arus masuk kas terbesar dari opersi
berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas yang kurang
penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi
saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan
karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.
b. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang
yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau
penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan
kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi
dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.
Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar
pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraea.
Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman
menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga
dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.
c. Aktivitas Pendanaan
Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari
investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan
kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham,
peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi,

8
penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham
seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap
kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.

2.2.2 Komponen Aliran Kas


Komponen Utama Aliran kas adalah
a. Investasi Awal (Initial Investment)
b. Aliran Kas Masuk Operasi: aliran kas masuk operasi setelah pajak (EAT +
Depr.)
c. Aliran Kas terminal: aliran kas masuk saat proyek investasi selesai (dapat
berupa Nilai Buku atau Nilai Jual Aset).

2.2.3 Proyeksi Aliran Kas


Masalah arus kas seringkali mengejutkan pemilik usaha kecil. Proyeksi arus
kas yang akurat dapat melindungi wirausahawan dari situasi ini. Proyeksi arus kas
memetakan jumlah uang yang diharapkan diterima oleh bisnis Anda dan
pembayaran untuk setiap bulan dalam siklus 6- atau 12-bulanan. Prakiraan ini
mempertimbangkan selisih waktu antara tagihan klien Anda dan penerimaan
uang; munculnya pengeluaran dan pembayaran atasnya; dan tagihan pajak yang
belum dibayar kepada pemerintah hingga nantinya. Proyeksi arus kas yang
disiapkan dengan baik memungkinkan kita memplotkan posisi arus kas yang
diantisipasi dari waktu ke waktu. Proyeksi arus kas juga membantu Anda
mengantisipasi kekurangan dana dengan segera, sehingga bisa cepat diatasi, yang
akan mencegah Anda dari krisis arus kas. Juga, proyeksi arus kas dapat membantu
Anda melihat tren penjualan, memberitahu Anda apakah pelanggan Anda
membayar terlalu lama, dan membantu perencanaan pembelian aset utama. Lagi
pula, seandainya Anda memutuskan untuk mencari pinjaman, bank akan meminta
proyeksi arus kas dalam setahun yang dibuat per bulan, dan proyeksi tiga hingga
lima tahun yang dibuat per kuartal. Proses selangkah demi selangkah berikut ini
akan memandu Anda dalam menyiapkan proyeksi arus kas:

9
Langkah 1: Uang tunai di tangan
Hitung uang tunai Anda di awal dari bulan pertama dari proyeksi Anda.
Jumlahnya disebut “uang tunai di tangan”. Dalam bulan-bulan berikutnya, saldo
tunai akhir dari satu bulan akan dibawa ke saldo tunai awal dari bulan berikutnya.
Langkah 2: Penerimaan uang tunai
Catatlah penjualan tunai, penjualan kartu kredit, penagihan dari rekening
kredit, dan pendapatan bunga lainnya. Kunci untuk melakukan ini dengan berhasil
adalah dengan mencatat penerimaan di bulan-bulan yang sesungguhnya Anda
harapkan akan menerima uang, bukan penjualan yang dibuat di bulan tersebut.
Langkah 3: Piutang dagang
Catatlah piutang yang diantisipasi dalam bulan di mana Anda berharap
dibayar. Apabila Anda tidak menyimpan catatan yang menunjukkan berapa lama
pelanggan individual akan membayar tagihan, hitung “periode tagihan rata-rata”
dengan membagi jumlah penjualan untuk tahun sebelumnya dengan 365. Hasilnya
adalah rata-rata penjualan harian Anda. kemudian, bagi nilai Rupiahs dari piutang
dagang Anda dengan rata-rata penjualan harian. Hasilnya adalah rata-rata angka
hari yang diperlukan untuk mengumpulkan tagihan. Dengan menggunakan angka
ini sebagai panduan, catatlah pembayaran ketika tiba di tahun depan.
Langkah 4: Uang tunai lain-lain
Rekening untuk pemasukan tunai lain-lain yang diantisipasi, termasuk pinjaman
baru dari bank atau anggota keluar, atau tawaran saham.
Langkah 5: Jumlah tunai yang tersedia
Untuk setiap bulan di dalam proyeksi Anda, tambahkan jumlah dari langkah
1 hingga 4. Angka yang dihasilkan adalah jumlah uang tunai yang tersedia bagi
Anda di setiap bulan.
Langkah 6: Uang tunai yang dibayarkan
Sekarang tiba waktunya menghitung pengeluaran yang diantisipasi dalam
sebulan di dalam proyeksi Anda
Pertama, periksalah biaya operasional. Sekali lagi, rahasianya adalah mencatat
setiap pengeluaran yang akan dibayarkan dalam satu bulan, bukan pada bulan

10
munculnya biaya tersebut. Pastikan untuk memasukkan hal-hal berikut ini di
dalam daftar biaya operasional:
a. Upah kotor, termasuk lembur yang diantisipasi
b. Gaji bulanan bagi pemilik
c. Pajak upah dan tunjangan, termasuk liburan dibayar, cuti sakit dibayar,
asuransi kesehatan, dan asuransi pengangguran
d. Subkontrak dan layanan luar, termasuk biaya tenaga dan bahan
e. Pembelian bahan untuk digunakan dalam pembuatan produk atau jasa, atau
untuk dijual kembali
f. Persediaan yang digunakan di dalam bisnis
g. Reparasi dan pemeliharaan (pastikan sudah memasukkan biaya tak terduga
yang besar untuk pemodelan ulang, renovasi, dll.)
h. Biaya pengemasan, pengangkutan, dan pengiriman
i. Biaya perjalanan, mobil, dan parkir
j. Iklan dan promosi, termasuk selebaran, surat langsung, media cetak atau iklan
TV, daftar halaman kuning, pemeliharaan dan desain situs web
k. Jasa profesional seperti ongkos dibayarkan ke pengacara, pemegang buku,
akuntan, konsultan, dll.
l. Sewa
m. Telekomunikasi seperti telepon, faks, ISP
n. Utilitas seperti air, pemanas, listrik, gas
o. Asuransi termasuk kebakaran, kewajiba, kompensasi karyawan, dll.
p. Pajak
q. Bunga jatuh tempo untuk pinjaman
r. Biaya lain-lain yang memfokus ke biaya khusus di dalam bisnis
s. Lain-lain (termasuk dasar bagi pengeluaran lain-lain) Apabila Anda sudah
selesai mencatat ini, jumlahkan biaya operasional.

Langkah 7: Biaya lain-lain


Hitunglah biaya lain yang masih dikeluarkan untuk operasional bisnis.
Pastikan sudah mencakup hal-hal berikut ini:

11
a. Pembayaran pokok pinjaman – kendaraan, pembelian perlengkapan, dll.
b. Pengeluaran modal – pengeluaran yang dapat didepresiasi seperti
perlengkapan, kendaraan, konstruksi baru atau rekovasi bangunan yang ada,
dan perbaikan fasilitas dan kantor yang disewa
c. Biaya awal – pengeluaran yang muncul sebelum bulan pertama operasional
dan dibayarkan selama satu tahun berjalan
d. Cadangan atau escrow – uang yang disisihkan setiap bulan untuk pembayaran
pajak di akhir tahun, ditambah uang yang disimpan untuk membuat
pembayaran terhadap asuransi atau tagihan mesin yang berjumlah besar,
misalnya
e. Penarikan oleh pemilik – pembayaran terhadap pajak penghasilan pemilik,
asuransi kesehatan dan kehidupan eksekutif, dll.

Langkah 8: Jumlah uang tunai telah dibayarkan


Apabila Anda mendaftar semua biaya lain-lain dalam melakukan bisnis,
tambahkan ke subtotal dari biaya operasional. Angka ini adalah “jumlah uang
tunai yang telah dibayarkan”, dan mencerminkan perkiraan Anda terhadap jumlah
tunai yang telah Anda habiskan di setiap bulan.

Langkah 9: Tentukan arus kas bulanan


Kurangkan jumlah uang tunai yang telah dibayarkan out (Langkah 8) dari
jumlah uang tunai yang tersedia (Langkah 5). Perbedaannya adalah posisi uang
tunai bulanan Anda atau arus kas Anda. Ketika Anda memplot proyeksi arus kas,
yakinkan bahwa posisi arus kas Anda di akhir bulan bernilai positif. Jika bernilai
negatif, ambil langkah awal untuk mengatasi kekurangan tunai yang dapat
diantisipasi.
Perbarui proyeksi arus kas setiap bulan, dengan melakukan penyesuaian kapan
pun Anda menjumpai biaya atau pemasukan yang tidak terduga. Ketika penjualan
dan pengeluaran benar-benar terjadi, buatlah daftar jumlah sesungguhnya di
sebelah perkiraan proyeksi arus kas. Periksalah akurasi dari ramalan Anda, dan

12
buat penyesuaian untuk bulan-bulan mendatang, jika perlu. Di akhir bulan,
tambahkan bulan berikutnya ke akhir dari proyeksi Anda.

2.3 Biaya Modal


2.3.1 Pengertian Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa,
maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana
yang diperlukan.Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan
alasan:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya
modal) diminimalkan.
2. Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu
estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan
estimasi biaya modal.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena
dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari
investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi
sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu
dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang
akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa
biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko
tertentu.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber
dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap
jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal
maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang
(Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan
yang disyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan
perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan
tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva
yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal),

13
besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya
digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu
usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan tingkat
keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.

2.3.2 Faktor-Faktor Yang Menentukan Biaya Modal


Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1. Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat
bebasrisiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2. Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat
hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan
rendah.
3. Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika
manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan
utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah.
Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi
sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4. Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar
akan meningkatkan biaya modal perusahaan.

2.3.3 Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal


Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1. Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat
perubahan return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu
perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen investasi.
2. Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu
investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah
ada.
3. Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai
peningkatan variasi return atas saham umum karena bertambahnya
pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa. Biaya modal
dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
4. Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir
biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini
menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga
konstan.

14
2.3.4 Biaya Hutang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari
suatu investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika
perusahaan menggunakan obligasi sebagai sarana untuk memperoleh dana dari
hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To
Maturity (YTM)yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau
pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:

Biaya Modal dari Hutang Jangka Pendek


Hutang jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit bank.
Contoh :
Misalkan cash discount yang hilang selama 1 tahun sebesar Rp.5.000.000,- dan
hutang perniagaan rata-rata Rp.50 juta.
Maka,
Biaya modal sebelum pajak = 5 juta / 50 juta x 100% = 10%
Misal pajak 40% ;
Biaya modal sesudah pajak = 10% x (100%-40%) = 6%

Contoh 2
Bank memberikan kredit jangka pendek sebesar Rp.100 juta dengan bunga 2% per
bulan selama 8 bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan harus diasuransikan
selama umur kreditnya dg premi asuransi Rp.5 juta.
Maka :
Uang yg diterima dari bank = Rp. Pinjaman – (bunga 8 bln + premi asuransi)
= Rp. 100 juta – (Rp.16 juta + Rp. 5 juta)
= Rp. 79 juta.
Beban yg sebenarnya di tanggung peminjam = Rp.21 juta

Jadi biaya kredit sebelum pajak = Rp.21 juta / Rp.79 juta x 100% = 26%.
Biaya kredit per bulan = 26% / 8 = 3,25%

15
Misal tingkat pajak 25 % =
Biaya modal sesudah pajak = 3,25% x(100%-25%)= 2,43 % per bulan.

Biaya Modal Jangka Panjang


Biaya modalnya dgn memperhitungkan jumlah neto yg diterima dg pengeluaran
kas yg terjadi karena penggunaan dana tersebut.
Contoh :
Obligasi dikeluarkan dengan nominal per lembar Rp.100 juta dan umurnya 10
tahun. Hasil penjualan neto yg diterima adalah Rp.97.000.000,- Bunga obligasi
4% per tahun.
Berapa cost of bond ?
Jawab :
1. Dana rata-rata selama 10 tahun = (100 jt + 97 jt) /2 = 98,5 jt
2. Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt /10 thn = 300.000 (+bunga) Bunga
= 4% x 100 jt = 4 jt Beban per tahun (average annual cost ) = 4 jt + 300.000 =
Rp4,3 jt
3. Menghitung biaya rata-rata per tahun = (4,3 jt /98,5 jt) x 100% = 4,4%
4. Misal tingkat pajak 25% , Maka biaya modal = 4,4% x (100% - 25%) = 3,3%.

2.3.5 Biaya Modal Saham Preferen (Cost of Preferred Stock)


Biaya saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang dinikmati
pembeli saham preferen.
Kp = Dp/Pn
Kp = biaya saham preferen
Dp = deviden saham preferen
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation
cost)
Biaya penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred
stock)dihitung dgn membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp) dgn
harga neto (net Price) yg diperoleh dari penjualan saham preferen per lembarnya.
Contoh :

16
Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen yg baru dengan nilai nominal
Rp.10.000,- per lembar dan deviden sebesar Rp.600,- Penjualan neto saham
tersebut sebesar Rp.9.000,- per lembarnya.
Berapa biaya modal saham preferen (cost of preferred stock) ?
Jawaban:
Biaya modal saham preferen = Dp / Pn
Biaya modal saham preferen = 600 / 9000 = 6,67%.

17
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Secara umum dalam menentukan kebutuhan dana untuk proyek
dipengaruhi oleh jenis proyek. Beberapa sumber dana yang penting adalah :1)
Modal sendiri yang disediakan oleh pemilik perusahaan, 2) Saham yang diperoleh
dari emisi (penerbitan) saham di pasar modal, 3) Obligasi, yang diterbitkan oleh
perusahaan dan dijual di pasar modal 4) Kredit bank dan 5) Leasing (sewa guna)
dari lembaga non-bank.

Aliran kas diperlukan karena masalah likuiditas (ketersediaan dana tunai)


memegang peranan penting abgi kelangsungan hidup sebuah perusahaan.
Komponen Utama Aliran kas adalah 1) Investasi Awal (Initial Investment), 2)
Aliran Kas Masuk Operasi: aliran kas masuk operasi setelah pajak (EAT + Depr.)
dan 3) Aliran Kas terminal: aliran kas masuk saat proyek investasi selesai (dapat
berupa Nilai Buku atau Nilai Jual Aset).

Biaya Modal (Cost Of Capital) Biaya Modal adalah biaya riil yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari
hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu
investasi atau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini
dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.P

3.2 Saran

18
DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai