Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN II

LONG TERM FINANCING

KELOMPOK 6
Disusun oleh :
Anggi Nabila Harni 2210536044

Aminatussuhriah 2210536048

Faramitha Ramadhani 2210536051

Frisya Luthfi Utari 2210536015

Rizka Maghfira 2210536049

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kerena
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan A1.

Dalam penyusunan makalah ini,kami banyak mendapat bantuan dari


berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini, khususnya kepada ibu Raudhatul Hidayah selaku dosen
mata kuliah Manajemen Keuangan II A1. Juga kepada orang tua dan teman-
teman yang telah memberikan semangat dan motivasi selama menulis makalah
ini hingga selesai pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam makalah ini
masih jauh dari sempurna karena kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif guna menyempurnakan
kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari dan menerapakan ilmu
manajemen serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Padang, 6 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Pengertian Pendanaan Jangka Panjang.........................................................6
2.2 Alasan Manajemen Keuangan Memerlukan Pendanaan Jangka Panjang..6
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Pembiayaan Jangka Panjang..........................7
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembiayaan Jangka
Panjang.........................................................................................................................8
2.5 Jenis-Jenis Sumber Pendanaan Jangka Panjang...........................................8
2.6 Jenis-Jenis Obligasi........................................................................................13
2.7 Penilaian Dan Karakteristik Obligasi...........................................................20
BAB III............................................................................................................................27
PENUTUP.......................................................................................................................27
3.1 Kesimpulan......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan,
karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta
pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan juga
menentukan keberlangsungan operasional perusahaan. Dalam proses
pendanaan, perusahaan bisa menggunakan sumber dana internal maupun
eksternal. Sumber dana ekternal adalah dana yang didapatkan dari para
pemegang saham, kreditur, dan pemilik perusahaan. Sedangkan untuk
sumber dana internal berasal dari laba yang ditahan.
Dana yang berasal dari pemilik merupakan modal sendiri, sedangkan untuk
dana yang berasal dari para kreditur akan menjadi hutang bagi perusahaan.
Dan keputusan pendanaan menjadi faktor yang sangat penting dalam
menentukan proporsi hutang karena menyangkut kepentingan para
pemegang saham. Hal ini sesuai dengan teori keuangan modern yang
menyebutkan bahwa tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan
kemakmuran pemegang saham (Gitman, 2003:15).
Selain itu keputusan pendanaan juga akan berpengaruh terhadap
kemampuan perusahaan untuk melakukan aktivitas operasinya dan juga
menentukan besarnya risiko keuangan yang akan ditanggung oleh
perusahaan, yaitu kemungkian ketidakmampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban kewajibannya dan kemungkinan ketidakberhasilan perusahaan
untuk mencapai laba yang telah ditargetkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pendanaan Jangka Panjang?
2. Apa alasan manajemen keuangan memerlukan Pendanaan Jangka
Panjang?
3. Apa kelebihan dan kekurangan pembiayaan jangka panjang
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembiayaan
jangka panjang?
5. Apa saja jenis-jenis dan sumber pendanaan jangka panjang?
6. Apa yang termasuk ke dalam jenis-jenis obligasi?
7. Bagaimana penilaian dan karakteristik obligasi?
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Pendanaan Jangka


Panjang?
2. Untuk mengetahui apa alasan manajemen keuangan memerlukan
Pendanaan Jangka Panjang?
3. Untuk mengetahui apa kelebihan dan kekurangan pembiayaan jangka
panjang
4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembiayaan jangka panjang?
5. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dan sumber pendanaan jangka
panjang?
6. Untuk mengetahui apa yang termasuk ke dalam jenis-jenis obligasi
7. Bagaimana penilaian dan karakteristik obligasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendanaan Jangka Panjang
Pendanaan jangka panjang merupakan salah satu jenis pendanaan yang bisa
dimanfaatkan oleh perusahaan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama
dibandingkan dengan alternatif jenis pendanaan lainnya dalam memenuhi
kebutuhan pembelanjaan perusahaan. Jenis pendanaan jangka panjang yang
umum kita kenal antara lain: Kredit Investasi, Hipotek (Mortgage), obligasi,
saham.

Erni Masdupi dan Rahmiati (2014 : 25) mengatakan bahwa Pendanaan jangka
panjang adalah dana pinjaman yang memiliki tenor lebih dari satu tahun.
Sehingga perusahaan yang mengambil pendanaan jangka panjang memiliki
waktu lebih dari satu tahun untuk melunasinya. Umumnya pelunasan
pendanaan jangka panjang berkisar antara 5 hingga 20 tahun.

Sumber Dana Jangka Panjang. Sumber dana ini jika perusahaan melakukan
ekspansi secara massif dalam skala perusahaan maka dapat menggunakan
pendanaan jangka panjang. Adapun tempo pengembalian sumber dana jangka
panjang umumnya dilakukan lebih dari 5 tahun buku. Jenis pendanaan jangka
panjang antara lain adalah penerbitan oblogasi dan hipotik. Seperti : Sumber
dana perusahaan dari berbagai pihak, Supplier untuk pembiayan jangka
pendek, Laba ditahan sebagai sumber pendaanaan dari internal perusahaan,
Bank untuk pembiayaan jangka pendek, menengah dan panjang, Pasar modal
untuk pembiayaan jangka panjang dan sebagainya. Ada juga yang mengatakan
sumber dana jangka panjang seperti: long term debt, saham preferen dan
saham biasa.
2.2 Alasan Manajemen Keuangan Memerlukan Pendanaan Jangka Panjang
Ada beberapa alasan manajemen keuangan memerlukan pendanaan jangka
panjang antara lain:
1. Kebutuhan dana dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk investasi
perusahaan.
2. Laba ditahan peruahaan tidak mencukupi atau tidak ada untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan.
3. Lebih menguntungkan dan memberi manfaat bagi perusahaan

Misalnya sebuah perusahaan yang ingin melakukan pengembangan usaha


seperti inginmembeli aset tetap berupa tanah, mesin atau pembangunan pabrik
baru akan memerlukantambahan dana segar dalam jumlah yang besar.
Pendanaan jangka pendek tentu tidak akan sanggup mengatasinya karena
jumlahnya yang relatif kecil. Maka dibutuhkan sumber dana jangka panjang
untuk memenuhinya

2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Pembiayaan Jangka Panjang


Kelebihan Pembiayaan Jangka Panjang
Ada keuntungan tertentu dari keuangan jangka panjang untuk bisnis. Pertama-
tama, bisnis menggunakan keuangan jangka panjang untuk mendanai kegiatan
strategis, yang dapat membantu kesuksesan bisnis jangka panjang. Demikian
pula, keuangan jangka panjang dapat membantu bisnis dalam membangun
sinergi.
Selain itu, keuangan jangka panjang hadir dengan pilihan pembayaran yang
fleksibel, yang memungkinkan mereka membayarnya dengan cara yang
terkendali. Secara keseluruhan, keuangan jangka panjang dapat membantu
pertumbuhan dan perluasan bisnis.

Kekurangan pembiayaan jangka Panjang


Pembiayaan jangka panjang juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama,
keuangan jangka panjang mungkin disertai dengan persyaratan atau peraturan
tertentu, terutama pembiayaan utang jangka panjang.
Demikian pula, keuangan jangka panjang dapat mempengaruhi struktur modal
bisnis dan juga dapat mempengaruhi beberapa rasionya. Karena melibatkan
pembiayaan dan regulasi yang lebih tinggi, pembiayaan jangka panjang
mungkin juga memerlukan pemantauan dan kontrol tambahan untuk
memastikan operasi yang tepat.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembiayaan Jangka


Panjang
Keputusan pembiayaan jangka panjang sebuah perusahaan umumnya
dipengaruhi oleh suku bunga yang berbeda yang ada di antara mata uang.
Biaya aktual pembiayaan jangka panjang didasarkan pada kedua tingkat bunga
yang dikutip dan persentase perubahan nilai tukar mata uang yang dipinjam
selama masa pinjaman. Sama seperti suku bunga pinjaman bank jangka
pendek bervariasi antara mata uang begitu juga imbal hasilobligasi.
Untuk membuat keputusan pembiayaan jangka panjang, Perusahaan harus :
1. Menentukan jumlah dana yang dibutuhkan
2. Memperkirakan harga di mana ia dapatmengeluarkan obligasi dan
3. Memperkirakan nilai tukar periodik untuk denominasi matauang
ikatan.
Informasi ini dapat digunakan untuk menentukan biaya pembiayaan
obligasi yang dapat dibandingkan dengan pembiayaan biaya perusahaan
yang akan dikenakan menggunakan mata uang asalnya. Ketidakpastian
biaya keuangan aktual yang harus dikeluarkan dari pembiayaan asing
harus diperhitungkan juga.

2.5 Jenis-Jenis Sumber Pendanaan Jangka Panjang


Seperti halnya sumber pendanaan lainnya, sumber dana jangka panjang
dikelompokkanmenjadi dua: Modal dan Utang
1. Sumber Dari Modal
Pendanaan jangka panjang dari modal adalah alternatif selain pendanaan
yang dibiayai dari utang. Jadi tidak akan ada bunga dalam skema
pendanaan ini. Sumber dana dari modal bisa berpengaruh pada strutur
modal perusahaan. Contoh sumber dana dari modal adalah penerbitan
saham dan laba ditahan

a. Penerbitan Saham
Saham adalah surat berharga atau sekuritas yang merupakan
penyertaan modal pada sebuah perusahaan. Perusahaan bisa menerbitkan
saham, kemudian saham tersebutdibeli oleh investor, pembeli tersebut
otomatis akan menjadi bagian dari pemilik perusahaan. Dana hasil
penjualan saham itulah yang nanti akan menjadi sumber keuangan
perusahaan.
Bertambahnya pemilik perusahaan berarti struktur modal
perusahaan jugaakan berubah. Struktur modal perusahaan akan berubah
sesuai dengan persentasekepemilikan saham baik pemilik baru atau
pemilik lama. Penerbitan saham berartimengajak orang lain "join"
berbisnis dengan perusahaan. Tidak utang. Jadi tidak ada kewajiban
perusahaan untuk melunasi dan membayar bunga seperti pendanaandari
utang.
Karena join usaha ini, maka laba yang dihasilkan akan dibagikan
kepada pemegang saham secara adil melalui pembagian dividen (jika
dibagikan). Pemegangsaham berhak mendapatkan bagian laba perusahaan.
Selain itu, pemegang saham bisamenjual saham tersebut kembali ke pasar
modal dan berharap bisa mendapatkan capitalgain atau selisih harga jual
yang lebih tinggi dari harga beli saham.

b. Laba Ditahan
Laba ditahan bisa menjadi opsi alternatif dalam mendapatkan sumber
dana jangka panjang perusahaan. Laba ditahan merupakan sumber dana
jangka panjang yang berasaldari internal perusahaan. Laba ditahan adalah
bagian atau seluruh laba yangdihasilkan perusahaan diperiode sebelumnya
yang digunakan kembali untuk membiayai kebutuhan perusahaan. Laba
ditahan bisa dipilih apabila manajemendan pemegang saham tidak
menginginkan perusahaan tersebut mengadakan utangataupun menambah
saham baru.
Laba ditahan dalam jumlah yang besar bisa digunakan untuk aktivitas
investasi perusahaan dalam jangka panjang. Atau paling tidak laba ditahan
bisa mengurangi danayang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan jangka
panjang perusahaan. Sehinggakebutuhan dana dari sumber pendanaan
yang lain tidak terlalu besar.
2. Sumber Dari Utang
a. Kredit Investasi
Kredit investasi adalah kredit investasi yang diberikan oleh bank, dan
masih banyak dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha. Kredit investasi
merupakan salah satualternatif sumber dana jangka panjang yang
difasilitasi oleh lembaga perbankan.
Ada beberapa hal yang akan diperhatikan oleh perbankan sebagai
kreditur dalam memutuskan pengajuan kredit investasi diterima atau
tidak:
 Kelayakan investasi yang akan dijalankan
 Arus kas investasi yang akan dijalankan
 Jangka waktu peminjaman
 Nominal pembayaran pinjaman disetiap periodee
 Tingkat bungaf
 Biaya tambahan atau denda jika telat bayar atau bayar lebih
awal
Contoh:
Perusahaan Mandiri menandatangani perjanjian kredit investasi dengan
Bank Mapan senilai Rp. 1 milyar pada pertengahan tahun 2004 untuk
jangka waktu 5 tahun dengan tingkat suku bunga sebesar 16% per tahun
dengan persyaratan tambahan bahwa pelunasan sebelum jatuh tempo akan
dikenakan penalty sebesar 2% dalam bentuk bunga per tahun. Pada
pertengahan tahun 2007 ini, perusahaan mendapatkan tawaran kredit dari
Manhattan Bank dengan tingkat suku bunga sebesar 13,5% per tahun.
Apabila perusahaan tetap meneruskan kreditnya pada Bank Mapan, maka
bunga yang harus dibayar adalah :
Bunga = 2 x 16% x Rp. 1 milyar = Rp. 320 juta
Andaikan sekarang perusahaan punya niat menerima tawaran Manhattan
Bank, maka denda yang harus dibayar ke Bank Mapan dan bunga yang
harus dibayar ke Manhattan Bank oleh perusahaan Mandiri adalah :
Denda = Rp. 40 juta
Bunga = 2 x 13,5% x Rp. 1 milyar = Rp. 270 juta
Total = Rp. 310 juta
Dari ilustrasi diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa alternatif
menerima tawaran Manhattan Bank akan lebih menguntungkan bagi
perusahaan Mandiri.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah “ mengapa Bank Mapan
mengenakan penalty dalam pelunasan kredit sebelum jatuh tempo “ ?
Hal ini dikarenakan Bank Mapan harus berupaya untuk menjual kembali
dana dari perusahaan Mandiri tersebut agar dapat menghasilkan return.
b. Hipotek ( Mortgage )
Hipotek adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang dalam
bentuk hutang yang biasanya harus disertai dengan agunan berupa
aktiva tidak bergerak ( tanah, bangunan ). Dalam hal terjadinya
likuidasi perusahaan yang mempunyai hutang, maka kewajiban
kreditur harus dipenuhi terlebih dahulu dari hasil penjualan aktiva
yang dijadikan sebagai agunan tersebut.

c. Obligasi
Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan umumnya tidak dijamin
dengan aktiva tertentu. Oleh karenanya kalau perusahaan bangkrut,
pemegang obligasi akan diperlakukan sebagai kreditur umum.
Dalam Obligasi, akan mencantumkan :
a.Nilai pelunasan atau face value
b.Jangka waktu pelunasan
c.Bunga yang dibayarkan ( coupon rate )
d.Berapa kali dalam satu tahun bunga tersebut dibayarkan

Tipe obligasi konvensional mempunyai dampak resiko baik bagi


pemilik maupun penerbit obligasi. Resiko ini biasanya dikaitkan
dengan tingkat suku bunga. Artinya, apabila suku bunga naik maka
harga obligasi akan turun ( dalam kondisi ini pemilik obligasi akan
rugi ). Akan tetapi apabila tingkat suku bunga turun, maka harga
obligasi akan mengalami kenaikan ( dalam kondisi yang demikian ini
penerbit obligasi akan rugi ).

Dalam rangka untuk meminimalisir kerugian yang dialami oleh


perusahaan penerbit obligasi yang disebabkan karena menurunnya
tingkat suku bunga, penerbit obligasi kemudian menawarkan :

a. Obligasi dengan suku bunga mengambang ( floating rate ).


Misalnya, suku bunga obligasi ditentukan sebesar sama dengan suku
bunga rata-rata deposito jangka waktu 6 bulan pada bank pemerintah
ditambah dengan 1,00%.

b. Mencantumkan call price.


Call price menunjukkan harga yang akan dibayar oleh penerbit obligasi,
pada saat hak untuk membeli kembali obligasi tersebut dilaksanakan oleh
penerbit obligasi.

Misalkan : call price sebesar 110.


Artinya Penerbit obligasi dapat meminta obligasi yang dimiliki oleh
pemodal dengan membayarnya sebesar Rp. 1.100.000,- pada saat harga
obligasi di pasar sebesar Rp. 1.100.000,- bagi pemilik obligasi dengan nilai
nominal sebesar Rp. 1.000.000,-.
Pada saat obligasi dilunasi oleh penerbit, maka penerbit kemudian akan
mengganti dengan obligasi baru dengan coupon rate yang lebih rendah.
Misalkan : Perusahaan menerbitkan obligasi dengan coupon rate 17%
per tahun. Karena menurunnya suku bunga, obligasi yang ekuivalen dapat
dijual sesuai dengan nilai nominal dengan coupon rate hanya 14% per
tahun. Saat ini obligasi tersebut masih mempunyai usia 9 tahun lagi.
Kondisi ini menyebabkan perusahaan ingin memanggil obligasi lama.
Apabila call price sebesar 105 dan diperlukan waktu 3 bulan overlap
sebelum obligasi baru dipergunakan untuk melunasi obligasi lama.
Berapakah keuntungan daripada penggantian obligasi tersebut kalau nilai
nominalnya sebesar Rp. 1.000.000,- ?
Pelunasan obligasi lama = 105 x Rp. 1.000.000,- =Rp.1.050.000,-
Kas masuk obligasi baru =Rp.1.000.000,-
Selisih Rp.50.000,-
Bunga selama periode overlap
0,25 x 17% x Rp. 1 juta = Rp. 42.500,-
Kas keluar pada awal periode Rp92.500,-

Penghematan pembayaran bunga


( 17% - 14% ) x Rp. 1.000.000,- = Rp. 30.000,-
Dengan menggunakan tingkat bunga 14% ( lihat Tabel A-2 – Present
Value of Annuity ), maka Present Value ( PV ) penghematan selama 9
tahun sebesar = 4,946 x Rp. 30.000,- = Rp. 148.380,-
Dengan demikian keuntungan bagi penerbit obligasi sebesar = Rp.
148.380,- - Rp. 92.500,- = Rp. 55.880,-

Untuk melunasi obligasi, perusahaan sering menyisihkan dana khusus


yang sering disebut sebagai “ Sinking Fund “, dimana dana tersebut
biasanya ditempatkan pada bank setelah mencapai usia tertentu.
2.6 Jenis-Jenis Obligasi
1. Jenis Obligasi berdasarkan karakteristik hak penukaran
a. Obligasi Opsi Beli (Callable Bond)
Obligasi Opsi Beli atau Callable Bond adalah jenis obligasi yang
memberikan hak kepada penerbit obligasi untuk membelinya
kembali dari tangan investor sesuai harga yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik kembali sebelum jatuh tempo.Dalam hal ini,
investor dapat menawarkan harga lebih tinggi dari kupon yang
dijanjikan pada saat pembelian obligasi tersebut. Kemudian, Dengan
pembelian kembali ini, pihak penerbit dapat melaksanakan haknya
untuk melunasi utang lebih awal, seperti saat tingkat suku bunga
menurun.
b. Obligasi Conversi (Convertible Bond)
Obligasi konversi adalah jenis surat utang obligasi yang
memungkinkan atau dapat memberikan hak kepada pemiliknya
untuk mengubah menjadi saham. Dalam konversinya sebagai saham,
perusahaan penerbit obligasi akan melakukan pengonversian dengan
rasio penukaran yang sudah disepakati sebelumnya.
c. Obligasi Tukas (Exchangeable Bond)
Obligasi tukar atau Exchangeable Bond hampir mirip dengan
obligasi konversi. Namun, perbedaannya terletak pada obligasi tukar,
yang sebagai contoh bahwa pemegang surat utangnya bisa
mengubah obligasi menjadi saham afiliasi penerbit, seperti saham
milik anak ataupun induk perusahaan.
d. Obligasi Non Konversi (Non-Convertible Bond)
Obligasi non konversi atau Non Convertible Bond adalah obligasi
yang tidak bisa diubah menjadi saham.
e. Putable Bond
Putable Bond adalah jenis obligasi yang lebih “tegas” dalam hal
kewajiban untuk membeli kembali obligasi dari tangan investor.
Pada Putable Bond, investor memiliki hak untuk mewajibkan emiten
atau penerbit obligasi untuk membeli kembali surat utangnya.
2. Jenis-jenis obligasi berdasarkan sisi penerbit
a. Obligasi Pemerintah atau Treasury Bond (TB)
Sesuai namanya, obligasi pemerintah adalah jenis obligasi yang
diterbitkan oleh pemerintah. Di Indonesia obligasi jenis ini pertama
kali diterbitkan pada Agustus 2006. Obligasi pemerintah Indonesia
sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis di antaranya, Obligasi
Negara Ritel Indonesia (ORI), Sukuk Ritel (SukRi), Saving Bond
Ritel (SBR) dan Sukuk Negara Tabungan (ST).
 Obligasi Rekap adalah jenis obligasi pemerintah yang diterbitkan
untuk sebuah tujuan khusus yakni dalam rangka Program
Rekapitalisasi Perbankan
 Surat Utang Negara adalah jenis obligasi pemerintah yang biasa
disingkat sebagai SUN yang tujuan penerbitannya untuk
membiayai defisit APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara)
 Obligasi Ritel Indonesia (ORI) adalah contoh jenis obligasi
pemerintah yang serupa dengan SUN, yang tujuan diterbitkannya
adalah untuk membiayai defisit APBN, tetapi dengan nominal
yang kecil sehingga dapat dibeli secara ritel
 Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) adalah jenis obligasi
syariah atau obligasi sukuk yang juga sama dengan SUN
(penerbitannya untuk membiayai defisit APBN), tetapi dijalankan
berdasarkan prinsip syariah sesuai syariat agama Islam
Sebagai informasi, nama lain dari jenis obligasi pemerintah adalah
Treasury Bond. Obligasi pemerintah dinilai memiliki risiko kecil
karena dikeluarkan langsung oleh pemerintah atau negara.
Obligasi pemerintah dapat dibeli melalui bank, seperti untuk SUN dan
SBSN. Contohnya adalah pembelian obligasi melalui BCA. Untuk
pilihan lainnya, kamu juga bisa membeli SR hingga ORI melalui BRI.
Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Sukuk Negara Ritel (SR) yang
merupakan surat berharga ini memiliki jaminan pembayaran bunga,
bagi hasil, serta pokoknya oleh pemerintah. Namun, perlu dicatat
bahwa obligasi jenis ini adalah produk pasar modal dan bukan
merupakan produk dari bank itu sendiri. Sehingga, pihak bank tidak
bertanggung jawab atas segala tuntutan dan risiko yang timbul dari
investasi pada produk obligasi tersebut. Akan tetapi, obligasi
pemerintah tetap cocok dan dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif investasi bagi investor individu Warga Negara Indonesia.
b. Obligasi Korporasi (Corporate Bond)
Beda halnya dengan obligasi pemerintah, obligasi korporasi atau
Corporate Bond (CB) adalah jenis obligasi yang diterbitkan
perusahaan tertentu, baik Pemerintah (BUMN) maupun swasta dengan
masa jatuh tempo minimal 1 tahun. Contoh obligasi ini adalah PT
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menerbitkan obligasi senilai
Rp2 triliun pada tahun 2014 dengan tingkat bunga tetap (fixed
coupon) yang berjangka lima tahun.
c. Obligasi Daerah (Municipal Bond)
Obligasi daerah atau Municipal Bond adalah jenis obligasi yang
diterbitkan oleh Pemerintah Daerah. Jenis obligasi ini juga memiliki
tujuan yaitu untuk membiayai pembangunan yang berhubungan
kepentingan publik. Municipal Bond (MB) tetap memiliki risiko,
tetapi risikonya lebih rendah daripada risiko pemegang obligasi
perusahaan.
Obligasi daerah atau Municipal Bond ini diterbitkan oleh negara
bagian, teritorial, kota, pemerintahan setempat, atau lembaga-
lembaganya. Umumnya, bunga yang dibayarkan kepada pemegang
obligasi jenis ini tidak dikenakan pajak oleh negara bagian yang
menerbitkan. Namun, untuk jenis obligasi daerah dengan guna
penerbitan suatu tujuan tertentu, obligasinya tetap dikenakan pajak.
d. Foreign Bond
Foreign Bond (FB) adalah jenis obligasi yang diterbitkan oleh negara
asing dan salah satu risikonya adalah risiko dalam bentuk mata uang
asing atau foreign currency. Risiko lain dari Foreign Bond adalah
risiko yang mungkin terjadi pada negara yang mempunyai risiko gagal
bayar.

3. Jenis-Jenis Obligasi Berdasar Nominal


a. Obligasi Konvensional (Conventional Bond)
Obligasi konvensional atau Conventional Bond adalah salah satu
jenis surat utang yang memiliki nilai nominal besar, kurang lebih
sebesar Rp1 miliar per lot.
Obligasi jenis ini menunjukkan bahwa penerbit obligasi meminjam
sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk
membayar bunga secara berkala. Kewajiban lainnya juga terletak
pada pelunasan pokok utang pada waktu yang telah ditentukan
kepada pihak pembeli obligasi.

b. Obligasi Retail
Untuk obligasi ritel adalah jenis surat utang yang mempunyai nilai
nominal kecil, yakni misalnya Rp1 juta. Obligasi ritel atau Retail
Bond umumnya diterbitkan oleh pemerintah, tetapi korporasi juga
bisa menerbitkannya.
4. Jenis- Jenis Obligasi Berdasarkan Pembayaran Bunga
Ada empat kelompok obligasi jika dilihat dari sistem pembayaran
bunganya. Obligasi-obligasi tersebut antara lain:
a) Obligasi Kupon
Obligasi Kupon atau Interest Bearing Bond adalah surat utang yang
memberikan bunga atau kupon secara berkala kepada investornya.
Biasanya setiap kupon ini mewakili nominal tertentu sesuai
kesepakatan antara penerbit obligasi dengan investor.
Obligasi dengan kupon memiliki nama lain Interest Bearing Bond.
Oleh karenanya, atas bunganya akan dikenakan Pajak Penghasilan
sebesar 20% dari jumlah bruto bunga sesuai dengan holding
period atau masa kepemilikan. Lalu, atas diskontonya akan
dikenakan Pajak Penghasilan pula sebesar 20% dari selisih lebih
harga jual ketika transaksi atau nilai nominalnya pada saat jatuh
tempo di atas harga perolehan (tidak termasuk accrued interest atau
bunga berjalan).
b) Obligasi Tanpa Bunga
Obligasi Tanpa Bunga atau Zero Coupon Bond adalah jenis surat
utang yang tidak ada bunga dan tidak memberikan kupon secara
berkala. Biasanya, investor akan mendapatkan keuntungan dari hasil
selisih harga jual diskonto dan nilai awal saat surat utang
diperdagangkan. Jatuh tempo jenis obligasi zero coupon bond ini
beragam, mulai dari di bawah satu tahun hingga diatas 10 tahun.
Untuk jenis obligasi ini, Pajak Penghasilan hanya akan dikenakan
pada diskontonya saja. Besarannya adalah 20% dari selisih harga
jual pada transaksi atau nilai nominal saat jatuh tempo obligasi di
atas harga perolehan obligasi itu sendiri.
Obligasi ini juga tidak memberikan pembayaran bunga dan
diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari par value
atau nilai pari. Sebagai catatan, pemengan obligasi jenis ini anak
menerima pokok hutang secara penuh pada saat jatuh tempo
obligasi.
c) Obligasi Suka Bunga atau Kupon Tetap
Obligasi Fixed Coupon adalah obligasi yang menawarkan tingkat
suku bunga yang nilainya tetap sampai jatuh tempo surat utang tiba.
Obligasi suku bunga tetap ditawarkan dengan besaran tetap yang
dibayar secara berkala selama masa berlaku obligasi.
d) Obligasi Suka Bunga atau Kupon Mengambang
Obligasi Suku Bunga Mengambang atau Floating Rate Note (FRN)
adalah jenis obligasi yang memiliki kupon dengan perhitungan
besaran bunga yang mengacu pada suatu indeks pasar uang, seperti
LIBOR atau Euribor.
Kupon yang ditawarkan oleh jenis obligasi ini bisa berubah nilainya
tergantung dengan pasar uang. Pada obligasi ini, terdapat kupon
batas minimal di dalamnya yang berarti kupon yang pertama
ditetapkan akan menjadi besaran kupon minimal yang berlaku
sampai waktu jatuh tempo.

5. Jenis-Jenis Obligasi Berdasarkan Jaminan


a. Secured Bond
Secured Bond adalah jenis obligasi yang dijaminkan dengan
kekayaan milik penerbit atau dapat juga dijaminkan oleh pihak
ketiga. Secured Bond terbagi lagi atas tiga contoh jenis obligasi,
yaitu:
 Mortgage Bond adalah jenis surat utang dengan jaminan
berupa gedung atau bangunan
 Collateral Trust Bond adalah jenis surat utang yang
dijaminkan dengan saham atau obligasi milik penerbit
 Equipment Trust Certificate adalah jenis surat utang
obligasi yang digunakan untuk mendanai berbagai aset,
seperti pesawat, gerbong kereta, atau truk yang dana
penjualan obligasi kemudian akan digunakan untuk membeli
aset tersebut, lalu aset dipinjamkan ke perusahaan

b. Unsecured Bond
Unsecured Bond adalah jenis obligasi yang tidak dijaminkan
dengan menggunakan kekayaan milik penerbit. Unsecured Bond
terbagi lagi atas tiga contoh jenis, yaitu:
 Debentures adalah jenis surat utang yang hanya diterbitkan
perusahaan yang sudah terpercaya
 Subordinated Debentures adalah jenis surat utang obligasi
ini tidak akan dibayar jika obligasi yang lebih senior
dibayarkan
 Income Bond adalah jenis surat utang obligasi diterbitkan
yang mana perusahaan membayar bunga ketika
memperoleh laba yang umumnya digunakan untuk
melakukan reorganisasi perusahaan yang dianggap kurang
berhasil.

2.7 Penilaian Dan Karakteristik Obligasi


Penilaian Obligasi
a. Nominal Yield
Nominal yield ditunjukkan oleh besarnya kupon obligasi. Misalkan suatu
obligasi memberi kupon sebesar 15%, berarti nominal yield untuk
obligasi tersebut adalah 15%.
b. Current yield
Current yield ditunjukkan oleh rasio tingkat bunga obligasi terhadap
harga pasar obligasi. Current yield bisa dihitung dari rasio tingkat bunga
obligasi terhadap harga pasar obligasi:
Rumus:
CY= C i /Pm
CY= Current Yield Obligasi
Ci= pembayaran kupon pertahun untuk obligasi i
Pm= harga pasar obligasi

Contoh:
Misalnya obligasi PT A memberikan kupon kepada
pemegangnya sebesar 15% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut
adalah 95% untuk nilai nominal Rp1.000.000.000, maka perhitungannya
adalah:
- Bunga tahunan = 15% x 1.000.000.000 = Rp150.000.000
- Harga obligasi = 95% x 1.000.000.000 = Rp950.000.000
Current Yield = Bunga Tahunan / Harga Obligasi
= 150.000.000 / 950.000.000
= 15,78%

c. Yield to call (YTC)


Yield to call adalah ukuran tingkat return yang akan diterima investor
jika membeli obligasi (callable bond) pada harga pasar saat ini dan
menahan obligasi tersebut hingga waktu obligasi tersebut di-call. YTC
adalah yield yang diperoleh investor pada obligasi yang bisa dibeli
kembali (callable).
Rumus:

P= harga obligasi
YTC= Yield to call
Ci= pendapatan kupon pertahun
C= periode sampai dengan saat obligasi dilunasi
Pc= call price obligasi
Kita juga bisa menggunakan rumus berikut untuk mencari tingkat
YTC yang paling mendekati:

YTC*= nilai YTC yang mendekati


P= harga obligasi pada saat ini (t=0)
n= jumlah tahun sampai dengan yield to call terdekat
Ci= pendapatan kupon pertahun
Pc= call price obligasi

d. Yield to maturity (YTM)


Yield to maturity adalah ukuran tingkat return yang akan diterima
investor jika membeli obligasi pada harga pasar saat ini dan menahan
obligasi tersebut hingga jatuh tempo.
Rumus:

P = harga obligasi pada saat ini (t=0)


n = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya
YTM = yield to maturity
Pp = nilai par dari obligasi
Kita juga bisa menggunakan rumus berikut untuk mencari tingkat
YTM yang paling mendekati:

P = harga obligasi pada saat ini (t=0)


n = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = pembayaran kupon untuk obligasi i setiap tahunnya
YTM*= Nilai YTM yang mendekati
Pp = nilai par dari obligasi

Contoh:
Misalnya, membeli sebuah obligasi seharga Rp800 ribu untuk
obligasi Rp1 juta. Besaran suku bunga 12% dan jatuh tempoh dalam 8 tahun.
Pembayaran bunga obligasi setiap bulannyasebesar Rp120 ribu ( Rp1 juta x
12% = Rp120 ribu). Maka nilai YTM nya adalah:
- P = Rp800.000
- n = 8 tahun
- CI= Rp120.000
- Pp= Rp1.000.000

YTM = Rp145.000 / Rp900.000


YTM = 0,161
YTM = 16,1%
Maka YTM adalah sebesar 16,1%
.
e. Realized (horizon) yield
Realized (horizon) yield adalah tingkat return yang diharapkan
investor dari suatu obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali oleh
investor sebelum waktu jatuh temponya.
Rumus:

P = harga pasar obligasi pada saat ini (t=0)


Ci = pendapatan kupon pertahun
RY= yield yang terealisasi
h= periode investasi obligasi (dalam tahun)
Pf= harga jual obligasi di masa yang akan datang

Kita juga bisa menggunakan rumus berikut untuk mencari tingkat


YTM yang paling mendekati:

P = harga pasar obligasi pada saat ini (t=0)


Ci = pendapatan kupon pertahun
RY*= yield yang terealisasi yang mendekati
h= periode investasi obligasi (dalam tahun)
Pf= harga jual obligasi di masa yang akan dating

Karakteristik Obligasi
a) Periode 
Produk ini memiliki jangka waktu jatuh tempo yang beragam.
Mulai dari 1 tahun hingga 10 tahun. Umumnya, investor cenderung
memilih aset yang memiliki periode jatuh tempo dalam jangka pendek
karena memiliki risiko yang cenderung lebih kecil.
Jika kamu ingin memulai investasi obligasi dengan risiko kecil dan
aman, maka kamu bisa coba investasi Surat Berharga Negara (SBN).
Pemerintah telah menjamin keamanan aset ini. Di
aplikasi tanamduit, kamu juga bisa investasi SBN dengan mudah dan
aman, lho. 
b) Terdapat kontrak
Saat berinvestasi obligasi, terdapat sebuah kontrak yang berisi hak
dan kewajiban pihak penerbit dan pemegang aset. Kontrak tersebut
mencakup ketentuan dan batasan dalam bertransaksi.
Adapun ketentuan terkait pembelian atau penjualan aset tetap
perusahaan, penarikan pinjaman, pembayaran dividen, dan sebagainya.
Adanya kontrak ini juga memberikan perlindungan bagi pemegang
obligasi.
c) Nilai Utang Pokok
Saat jatuh tempo, penerbit akan membayarkan nilai utang pokok
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
Dalam hal ini, pihak penerbit mengemukakan kebutuhan dana dan
besaran dana berdasarkan kebutuhan cashflow hingga kinerja perusahaan.
d) Adanya coupon rate
Setiap produk ini akan memberikan coupon rate atau bunga yang
akan investor peroleh dalam periode tertentu. Dalam hal ini, investor akan
memperoleh kupon setiap 1 bulan, 3 bulan, 5 bulan, atau 1 tahun sesuai
dengan kesepakatan dengan pihak penerbit produk obligasi.
Umumnya, kamu akan mendapatkan informasi waktu
penerimaan coupon rate saat masa penawaran. Kupon ini menjadi imbal
hasil investasimu hingga periode jatuh tempo.
e) Keuntungan berupa kupon atau bunga
Saat berinvestasi obligasi, kamu akan memperoleh keuntungan dari
bunga berupa kupon. Dalam hal ini, terdapat istilah current yield atau
imbal hasil dari tingkat suku bunga berupa kupon yang investor peroleh
selama satu tahun. Perhitungan keuntungan ini mengacu pada persentase
bunga dalam setahun terhadap harga obligasi.
f) Ada peringkat risiko atau rating
Dalam instrumen ini, terdapat rating atau peringkat yang
menunjukkan risiko sebuah obligasi. Bentuk rating ini berupa huruf serta
simbol atau angka. Umumnya, peringkat ini terdiri dari 2—3 huruf dengan
simbol tertentu, seperti AAA, BBB+, AA-, dan sebagainya. 
Adanya rating ini juga mempengaruhi tingkat suku bunga dan
risikonya. Semakin tinggi rating sebuah obligasi, maka semakin kecil
risiko dan tingkat suku bunganya. Dengan begitu, kamu bisa memilih
produk sesuai dengan potensi risiko dan imbal hasilnya
berdasarkan rating.
Dalam hal ini, reputasi perusahaan yang merilis produk ini, tingkat
pendapatan perusahaan, profit perusahaan, dan sebagainya
mempengaruhi rating produk. Ada lembaga khusus yang dapat
memberikan peringkat ini. 
g) Dapat klaim aset penerbit
Jika suatu penerbit obligasi itu bangkrut sehingga gagal bayar,
maka salah satu alternatifnya itu melakukan klaim aset penerbit. Penerbit
akan menjual aset, kemudian hasil penjualan tersebut akan dapat investor
klaim. Meskipun terdapat risiko gagal bayar, kamu tetap berhak untuk
memperoleh aset penerbit tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan,


karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak
manajemen perusahaan itu sendiri. Pendanaan jangka panjang merupakan salah
satu jenis pendanaan yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dalam jangka
waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dengan alternatif jenis pendanaan
lainnya dalam memenuhi kebutuhan pembelanjaan perusahaan.

Jenis pendanaan jangka panjang yang umum kita kenal antara lain: Kredit
Investasi, Hipotek (Mortgage), obligasi, saham. Kelebihan pendanaan jangka
panjang keuangan jangka panjang hadir dengan pilihan pembayaran yang
fleksibel, yang memungkinkan mereka membayarnya dengan cara yang
terkendali. Secara keseluruhan, keuangan jangka panjang dapat membantu
pertumbuhan dan perluasan bisnis.

‌ Keputusan pembiayaan jangka panjang sebuah perusahaan umumnya


dipengaruhi oleh suku bunga yang berbeda yang ada di antara mata uang. Biaya
aktual pembiayaan jangka panjang didasarkan pada kedua tingkat bunga yang
dikutip dan persentase perubahan nilai tukar mata uang yang dipinjam selama
masa pinjaman. Sama seperti suku bunga pinjaman bank jangka pendek bervariasi
antara mata uang begitu juga imbal hasil obligasi.
DAFTAR PUSTAKA

Harjito.Agus,2011.Pustaka Pelajar,Yogyakarta: Manajemen Keuangan

Hanafi.Mamduh.M, 2014. Pustaka Pelajar, Yogyakarta: Manajemen Keuangan

Husnan Suad, Enny Pudjiastuti, 1998, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP


AMP YKPN, Yogyakarta

Kasmir,2010.kencana, Jakarta: Pengantar Manajemen Keuangan

Shjaria.Dermawan, 2012. Indeks, Jakarta: Pengantar Manajemen Keuangan

Van Home James C., John M. Wachowicz, Jr, 2012, Prinsip-prinsip manajemen
keuuangan, Salemba Empat, Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai