KELOMPOK 6
Disusun oleh :
Anggi Nabila Harni 2210536044
Aminatussuhriah 2210536048
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kerena
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Keuangan A1.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam makalah ini
masih jauh dari sempurna karena kekurangan dan keterbatasan kemampuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif guna menyempurnakan
kedepannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan dapat menambah wawasan kita dalam mempelajari dan menerapakan ilmu
manajemen serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah..................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Pengertian Pendanaan Jangka Panjang.........................................................6
2.2 Alasan Manajemen Keuangan Memerlukan Pendanaan Jangka Panjang..6
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Pembiayaan Jangka Panjang..........................7
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembiayaan Jangka
Panjang.........................................................................................................................8
2.5 Jenis-Jenis Sumber Pendanaan Jangka Panjang...........................................8
2.6 Jenis-Jenis Obligasi........................................................................................13
2.7 Penilaian Dan Karakteristik Obligasi...........................................................20
BAB III............................................................................................................................27
PENUTUP.......................................................................................................................27
3.1 Kesimpulan......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
Erni Masdupi dan Rahmiati (2014 : 25) mengatakan bahwa Pendanaan jangka
panjang adalah dana pinjaman yang memiliki tenor lebih dari satu tahun.
Sehingga perusahaan yang mengambil pendanaan jangka panjang memiliki
waktu lebih dari satu tahun untuk melunasinya. Umumnya pelunasan
pendanaan jangka panjang berkisar antara 5 hingga 20 tahun.
Sumber Dana Jangka Panjang. Sumber dana ini jika perusahaan melakukan
ekspansi secara massif dalam skala perusahaan maka dapat menggunakan
pendanaan jangka panjang. Adapun tempo pengembalian sumber dana jangka
panjang umumnya dilakukan lebih dari 5 tahun buku. Jenis pendanaan jangka
panjang antara lain adalah penerbitan oblogasi dan hipotik. Seperti : Sumber
dana perusahaan dari berbagai pihak, Supplier untuk pembiayan jangka
pendek, Laba ditahan sebagai sumber pendaanaan dari internal perusahaan,
Bank untuk pembiayaan jangka pendek, menengah dan panjang, Pasar modal
untuk pembiayaan jangka panjang dan sebagainya. Ada juga yang mengatakan
sumber dana jangka panjang seperti: long term debt, saham preferen dan
saham biasa.
2.2 Alasan Manajemen Keuangan Memerlukan Pendanaan Jangka Panjang
Ada beberapa alasan manajemen keuangan memerlukan pendanaan jangka
panjang antara lain:
1. Kebutuhan dana dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk investasi
perusahaan.
2. Laba ditahan peruahaan tidak mencukupi atau tidak ada untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan.
3. Lebih menguntungkan dan memberi manfaat bagi perusahaan
a. Penerbitan Saham
Saham adalah surat berharga atau sekuritas yang merupakan
penyertaan modal pada sebuah perusahaan. Perusahaan bisa menerbitkan
saham, kemudian saham tersebutdibeli oleh investor, pembeli tersebut
otomatis akan menjadi bagian dari pemilik perusahaan. Dana hasil
penjualan saham itulah yang nanti akan menjadi sumber keuangan
perusahaan.
Bertambahnya pemilik perusahaan berarti struktur modal
perusahaan jugaakan berubah. Struktur modal perusahaan akan berubah
sesuai dengan persentasekepemilikan saham baik pemilik baru atau
pemilik lama. Penerbitan saham berartimengajak orang lain "join"
berbisnis dengan perusahaan. Tidak utang. Jadi tidak ada kewajiban
perusahaan untuk melunasi dan membayar bunga seperti pendanaandari
utang.
Karena join usaha ini, maka laba yang dihasilkan akan dibagikan
kepada pemegang saham secara adil melalui pembagian dividen (jika
dibagikan). Pemegangsaham berhak mendapatkan bagian laba perusahaan.
Selain itu, pemegang saham bisamenjual saham tersebut kembali ke pasar
modal dan berharap bisa mendapatkan capitalgain atau selisih harga jual
yang lebih tinggi dari harga beli saham.
b. Laba Ditahan
Laba ditahan bisa menjadi opsi alternatif dalam mendapatkan sumber
dana jangka panjang perusahaan. Laba ditahan merupakan sumber dana
jangka panjang yang berasaldari internal perusahaan. Laba ditahan adalah
bagian atau seluruh laba yangdihasilkan perusahaan diperiode sebelumnya
yang digunakan kembali untuk membiayai kebutuhan perusahaan. Laba
ditahan bisa dipilih apabila manajemendan pemegang saham tidak
menginginkan perusahaan tersebut mengadakan utangataupun menambah
saham baru.
Laba ditahan dalam jumlah yang besar bisa digunakan untuk aktivitas
investasi perusahaan dalam jangka panjang. Atau paling tidak laba ditahan
bisa mengurangi danayang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan jangka
panjang perusahaan. Sehinggakebutuhan dana dari sumber pendanaan
yang lain tidak terlalu besar.
2. Sumber Dari Utang
a. Kredit Investasi
Kredit investasi adalah kredit investasi yang diberikan oleh bank, dan
masih banyak dimanfaatkan oleh kalangan pengusaha. Kredit investasi
merupakan salah satualternatif sumber dana jangka panjang yang
difasilitasi oleh lembaga perbankan.
Ada beberapa hal yang akan diperhatikan oleh perbankan sebagai
kreditur dalam memutuskan pengajuan kredit investasi diterima atau
tidak:
Kelayakan investasi yang akan dijalankan
Arus kas investasi yang akan dijalankan
Jangka waktu peminjaman
Nominal pembayaran pinjaman disetiap periodee
Tingkat bungaf
Biaya tambahan atau denda jika telat bayar atau bayar lebih
awal
Contoh:
Perusahaan Mandiri menandatangani perjanjian kredit investasi dengan
Bank Mapan senilai Rp. 1 milyar pada pertengahan tahun 2004 untuk
jangka waktu 5 tahun dengan tingkat suku bunga sebesar 16% per tahun
dengan persyaratan tambahan bahwa pelunasan sebelum jatuh tempo akan
dikenakan penalty sebesar 2% dalam bentuk bunga per tahun. Pada
pertengahan tahun 2007 ini, perusahaan mendapatkan tawaran kredit dari
Manhattan Bank dengan tingkat suku bunga sebesar 13,5% per tahun.
Apabila perusahaan tetap meneruskan kreditnya pada Bank Mapan, maka
bunga yang harus dibayar adalah :
Bunga = 2 x 16% x Rp. 1 milyar = Rp. 320 juta
Andaikan sekarang perusahaan punya niat menerima tawaran Manhattan
Bank, maka denda yang harus dibayar ke Bank Mapan dan bunga yang
harus dibayar ke Manhattan Bank oleh perusahaan Mandiri adalah :
Denda = Rp. 40 juta
Bunga = 2 x 13,5% x Rp. 1 milyar = Rp. 270 juta
Total = Rp. 310 juta
Dari ilustrasi diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa alternatif
menerima tawaran Manhattan Bank akan lebih menguntungkan bagi
perusahaan Mandiri.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah “ mengapa Bank Mapan
mengenakan penalty dalam pelunasan kredit sebelum jatuh tempo “ ?
Hal ini dikarenakan Bank Mapan harus berupaya untuk menjual kembali
dana dari perusahaan Mandiri tersebut agar dapat menghasilkan return.
b. Hipotek ( Mortgage )
Hipotek adalah merupakan alternatif pendanaan jangka panjang dalam
bentuk hutang yang biasanya harus disertai dengan agunan berupa
aktiva tidak bergerak ( tanah, bangunan ). Dalam hal terjadinya
likuidasi perusahaan yang mempunyai hutang, maka kewajiban
kreditur harus dipenuhi terlebih dahulu dari hasil penjualan aktiva
yang dijadikan sebagai agunan tersebut.
c. Obligasi
Obligasi merupakan surat tanda hutang, dan umumnya tidak dijamin
dengan aktiva tertentu. Oleh karenanya kalau perusahaan bangkrut,
pemegang obligasi akan diperlakukan sebagai kreditur umum.
Dalam Obligasi, akan mencantumkan :
a.Nilai pelunasan atau face value
b.Jangka waktu pelunasan
c.Bunga yang dibayarkan ( coupon rate )
d.Berapa kali dalam satu tahun bunga tersebut dibayarkan
b. Obligasi Retail
Untuk obligasi ritel adalah jenis surat utang yang mempunyai nilai
nominal kecil, yakni misalnya Rp1 juta. Obligasi ritel atau Retail
Bond umumnya diterbitkan oleh pemerintah, tetapi korporasi juga
bisa menerbitkannya.
4. Jenis- Jenis Obligasi Berdasarkan Pembayaran Bunga
Ada empat kelompok obligasi jika dilihat dari sistem pembayaran
bunganya. Obligasi-obligasi tersebut antara lain:
a) Obligasi Kupon
Obligasi Kupon atau Interest Bearing Bond adalah surat utang yang
memberikan bunga atau kupon secara berkala kepada investornya.
Biasanya setiap kupon ini mewakili nominal tertentu sesuai
kesepakatan antara penerbit obligasi dengan investor.
Obligasi dengan kupon memiliki nama lain Interest Bearing Bond.
Oleh karenanya, atas bunganya akan dikenakan Pajak Penghasilan
sebesar 20% dari jumlah bruto bunga sesuai dengan holding
period atau masa kepemilikan. Lalu, atas diskontonya akan
dikenakan Pajak Penghasilan pula sebesar 20% dari selisih lebih
harga jual ketika transaksi atau nilai nominalnya pada saat jatuh
tempo di atas harga perolehan (tidak termasuk accrued interest atau
bunga berjalan).
b) Obligasi Tanpa Bunga
Obligasi Tanpa Bunga atau Zero Coupon Bond adalah jenis surat
utang yang tidak ada bunga dan tidak memberikan kupon secara
berkala. Biasanya, investor akan mendapatkan keuntungan dari hasil
selisih harga jual diskonto dan nilai awal saat surat utang
diperdagangkan. Jatuh tempo jenis obligasi zero coupon bond ini
beragam, mulai dari di bawah satu tahun hingga diatas 10 tahun.
Untuk jenis obligasi ini, Pajak Penghasilan hanya akan dikenakan
pada diskontonya saja. Besarannya adalah 20% dari selisih harga
jual pada transaksi atau nilai nominal saat jatuh tempo obligasi di
atas harga perolehan obligasi itu sendiri.
Obligasi ini juga tidak memberikan pembayaran bunga dan
diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari par value
atau nilai pari. Sebagai catatan, pemengan obligasi jenis ini anak
menerima pokok hutang secara penuh pada saat jatuh tempo
obligasi.
c) Obligasi Suka Bunga atau Kupon Tetap
Obligasi Fixed Coupon adalah obligasi yang menawarkan tingkat
suku bunga yang nilainya tetap sampai jatuh tempo surat utang tiba.
Obligasi suku bunga tetap ditawarkan dengan besaran tetap yang
dibayar secara berkala selama masa berlaku obligasi.
d) Obligasi Suka Bunga atau Kupon Mengambang
Obligasi Suku Bunga Mengambang atau Floating Rate Note (FRN)
adalah jenis obligasi yang memiliki kupon dengan perhitungan
besaran bunga yang mengacu pada suatu indeks pasar uang, seperti
LIBOR atau Euribor.
Kupon yang ditawarkan oleh jenis obligasi ini bisa berubah nilainya
tergantung dengan pasar uang. Pada obligasi ini, terdapat kupon
batas minimal di dalamnya yang berarti kupon yang pertama
ditetapkan akan menjadi besaran kupon minimal yang berlaku
sampai waktu jatuh tempo.
b. Unsecured Bond
Unsecured Bond adalah jenis obligasi yang tidak dijaminkan
dengan menggunakan kekayaan milik penerbit. Unsecured Bond
terbagi lagi atas tiga contoh jenis, yaitu:
Debentures adalah jenis surat utang yang hanya diterbitkan
perusahaan yang sudah terpercaya
Subordinated Debentures adalah jenis surat utang obligasi
ini tidak akan dibayar jika obligasi yang lebih senior
dibayarkan
Income Bond adalah jenis surat utang obligasi diterbitkan
yang mana perusahaan membayar bunga ketika
memperoleh laba yang umumnya digunakan untuk
melakukan reorganisasi perusahaan yang dianggap kurang
berhasil.
Contoh:
Misalnya obligasi PT A memberikan kupon kepada
pemegangnya sebesar 15% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut
adalah 95% untuk nilai nominal Rp1.000.000.000, maka perhitungannya
adalah:
- Bunga tahunan = 15% x 1.000.000.000 = Rp150.000.000
- Harga obligasi = 95% x 1.000.000.000 = Rp950.000.000
Current Yield = Bunga Tahunan / Harga Obligasi
= 150.000.000 / 950.000.000
= 15,78%
P= harga obligasi
YTC= Yield to call
Ci= pendapatan kupon pertahun
C= periode sampai dengan saat obligasi dilunasi
Pc= call price obligasi
Kita juga bisa menggunakan rumus berikut untuk mencari tingkat
YTC yang paling mendekati:
Contoh:
Misalnya, membeli sebuah obligasi seharga Rp800 ribu untuk
obligasi Rp1 juta. Besaran suku bunga 12% dan jatuh tempoh dalam 8 tahun.
Pembayaran bunga obligasi setiap bulannyasebesar Rp120 ribu ( Rp1 juta x
12% = Rp120 ribu). Maka nilai YTM nya adalah:
- P = Rp800.000
- n = 8 tahun
- CI= Rp120.000
- Pp= Rp1.000.000
Karakteristik Obligasi
a) Periode
Produk ini memiliki jangka waktu jatuh tempo yang beragam.
Mulai dari 1 tahun hingga 10 tahun. Umumnya, investor cenderung
memilih aset yang memiliki periode jatuh tempo dalam jangka pendek
karena memiliki risiko yang cenderung lebih kecil.
Jika kamu ingin memulai investasi obligasi dengan risiko kecil dan
aman, maka kamu bisa coba investasi Surat Berharga Negara (SBN).
Pemerintah telah menjamin keamanan aset ini. Di
aplikasi tanamduit, kamu juga bisa investasi SBN dengan mudah dan
aman, lho.
b) Terdapat kontrak
Saat berinvestasi obligasi, terdapat sebuah kontrak yang berisi hak
dan kewajiban pihak penerbit dan pemegang aset. Kontrak tersebut
mencakup ketentuan dan batasan dalam bertransaksi.
Adapun ketentuan terkait pembelian atau penjualan aset tetap
perusahaan, penarikan pinjaman, pembayaran dividen, dan sebagainya.
Adanya kontrak ini juga memberikan perlindungan bagi pemegang
obligasi.
c) Nilai Utang Pokok
Saat jatuh tempo, penerbit akan membayarkan nilai utang pokok
sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
Dalam hal ini, pihak penerbit mengemukakan kebutuhan dana dan
besaran dana berdasarkan kebutuhan cashflow hingga kinerja perusahaan.
d) Adanya coupon rate
Setiap produk ini akan memberikan coupon rate atau bunga yang
akan investor peroleh dalam periode tertentu. Dalam hal ini, investor akan
memperoleh kupon setiap 1 bulan, 3 bulan, 5 bulan, atau 1 tahun sesuai
dengan kesepakatan dengan pihak penerbit produk obligasi.
Umumnya, kamu akan mendapatkan informasi waktu
penerimaan coupon rate saat masa penawaran. Kupon ini menjadi imbal
hasil investasimu hingga periode jatuh tempo.
e) Keuntungan berupa kupon atau bunga
Saat berinvestasi obligasi, kamu akan memperoleh keuntungan dari
bunga berupa kupon. Dalam hal ini, terdapat istilah current yield atau
imbal hasil dari tingkat suku bunga berupa kupon yang investor peroleh
selama satu tahun. Perhitungan keuntungan ini mengacu pada persentase
bunga dalam setahun terhadap harga obligasi.
f) Ada peringkat risiko atau rating
Dalam instrumen ini, terdapat rating atau peringkat yang
menunjukkan risiko sebuah obligasi. Bentuk rating ini berupa huruf serta
simbol atau angka. Umumnya, peringkat ini terdiri dari 2—3 huruf dengan
simbol tertentu, seperti AAA, BBB+, AA-, dan sebagainya.
Adanya rating ini juga mempengaruhi tingkat suku bunga dan
risikonya. Semakin tinggi rating sebuah obligasi, maka semakin kecil
risiko dan tingkat suku bunganya. Dengan begitu, kamu bisa memilih
produk sesuai dengan potensi risiko dan imbal hasilnya
berdasarkan rating.
Dalam hal ini, reputasi perusahaan yang merilis produk ini, tingkat
pendapatan perusahaan, profit perusahaan, dan sebagainya
mempengaruhi rating produk. Ada lembaga khusus yang dapat
memberikan peringkat ini.
g) Dapat klaim aset penerbit
Jika suatu penerbit obligasi itu bangkrut sehingga gagal bayar,
maka salah satu alternatifnya itu melakukan klaim aset penerbit. Penerbit
akan menjual aset, kemudian hasil penjualan tersebut akan dapat investor
klaim. Meskipun terdapat risiko gagal bayar, kamu tetap berhak untuk
memperoleh aset penerbit tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jenis pendanaan jangka panjang yang umum kita kenal antara lain: Kredit
Investasi, Hipotek (Mortgage), obligasi, saham. Kelebihan pendanaan jangka
panjang keuangan jangka panjang hadir dengan pilihan pembayaran yang
fleksibel, yang memungkinkan mereka membayarnya dengan cara yang
terkendali. Secara keseluruhan, keuangan jangka panjang dapat membantu
pertumbuhan dan perluasan bisnis.
Van Home James C., John M. Wachowicz, Jr, 2012, Prinsip-prinsip manajemen
keuuangan, Salemba Empat, Jakarta Selatan