Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN


PENDANAAN JANGKA PENDEK
(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Perusahaan)

Dosen Pengampu:
Fitri, S.E., M.M.

Disusun Oleh:
1. Adelia Gustina (2202114079)
2. Ananta Pristianta (2202110720)
3. Aulia Affandi (2202112792)
4. Neri Yulanda (2202110215)
5. Nofitri Indriani (2202124903)
6. Melda Riani (2202110348)

PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU, 2023
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah
Manajemen Keuangan Perusahaan, Program Studi S1 Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau yang berjudul “Pendanaan Jangka
Pendek”.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Fitri,
S.E., M.M. selaku dosen pengampu di Mata Kuliah Manajemen Keuangan
Perusahaan. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
dapat memberi kan manfaat untuk kita semua.

Pekanabaru, 7 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................2

BAB 2......................................................................................................................3

PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Tipe Pendanaan Jangka Pendek................................................................3

2.2 Pendanaan Spontan....................................................................................3

2.3 Pendanaan Tidak Spontan.........................................................................8

2.4 Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek...........................................16

BAB III..................................................................................................................18

PENUTUP..............................................................................................................18

3.1 Kesimpulan..............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendanaan jangka pendek adalah konsep yang mengacu pada pengelolaan
dana atau investasi dengan tujuan untuk digunakan dalam waktu singkat,
biasanya kurang dari satu tahun. Tujuan utama dari pendanaan jangka pendek
adalah memastikan likuiditas dan ketersediaan dana yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan finansial sehari-hari, membayar tagihan, atau
menanggapi kebutuhan mendadak. Dana jangka pendek ini sering digunakan
untuk mengatasi fluktuasi arus kas yang dapat terjadi dalam bisnis atau
kehidupan pribadi.

Ada beberapa instrumen dan metode yang umum digunakan untuk


pendanaan jangka pendek. Salah satunya adalah simpanan tunai atau deposito
berjangka di bank, yang menawarkan tingkat likuiditas tinggi dan keamanan
modal. Selain itu, surat utang jangka pendek seperti obligasi korporasi,
komersial, dan surat berharga negara (SBN) juga sering digunakan sebagai
pilihan investasi jangka pendek dengan tingkat pengembalian yang relatif
lebih baik dibandingkan dengan simpanan tunai.

Penting untuk memilih strategi pendanaan jangka pendek yang sesuai


dengan kebutuhan dan toleransi risiko individu atau perusahaan. Faktor seperti
suku bunga, inflasi, dan kondisi ekonomi juga perlu dipertimbangkan dalam
merencanakan dan mengelola pendanaan jangka pendek, untuk memastikan
keamanan dan pertumbuhan optimal dari investasi tersebut. Dalam
keseluruhan, pendanaan jangka pendek merupakan elemen kunci dalam
manajemen keuangan yang efektif, memungkinkan untuk menjaga kestabilan
dan kelangsungan keuangan di masa depan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja tipe pendanaan jangka pendek?
2. Apa itu pendanaan spontan?
3. Apa itu pendanaan tidak spontan?
4. Bagaimana evaluasi sumber pendanaan jangka pendek?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tipe pendanaan jangka pendek
2. Untuk mengetahui pendanaan spontan
3. Untuk mengetahui pendanaan tidak spontan
4. Untuk mengetahui evaluasi sumber pendanaan jangka pendek

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Tipe Pendanaan Jangka Pendek


Pendanaan jangka pendek merupakan pendanaan yang jangka waktunya
kurang dari satu tahun. Terdapat dua tipe pendanaan jangka pendek
berdasarkan kategori spontanitas terhadap tingkat kegiatan perusahaan, yaitu
pendanaan spontan dan pendanaan tidak spontan.

1. Pendanaan Spontan (Spontaneous Financing)


Pendanaan spontan adalah jenis pendanaan yang berubah secara otomatis
dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan (misal dilihat dari
penjualan perusahaan). Contoh jenis pendanaan ini adalah utang dagang
dan utang akrual (seperti utang pajak dan utang gaji). Jika penjualan
meningkat, utang dagang dan akrual akan meningkat secara "otomatis".
2. Pendanaan Tidak Spontan (Nonspontaneous Financing)
Pendanaan tidak spontan adalah jenis pendanaan yang tidak berubah
secara otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Contoh
sumber pendanaan ini adalah utang yang diperoleh melalui bank. Jika
penjualan meningkat, utang bank tidak akan secara otomatis meningkat.
Perusahaan harus meminta kenaikan utang kemudian bank akan
mengevaluasi sebelum menentukan apakah menyetujui kenaikan utang
atau tidak.

2.2 Pendanaan Spontan


Pendanan spontan adalah sumber dana yang ikut berubah apabila aktivitas
perusahaan berubah, jumlahnya merupakan fungsi dari operasi perusahaan.
Misalnya produksi meningkat maka secara otomatis dana yang diperlukan

3
untuk mendanai operasi perusahaan tersebut akan meningkat. Pendanaan
spontan ini meliputi hutang dagang, biaya-biaya accrual.

1. Hutang Dagang
Hutang Dagang merupakan contoh dari pendanaan spontan yang
sering digunakan. Hutang dagang ini muncul sebagai akibat dari
pembelian kredit. Di saat perusahaan telah menerima barang dari
pemasok dan tidak membayarnya secara tunai maka secara spontan
timbul hutang dagang. Perusahaan biasanya cenderung membeli bahan
baku dalam jumlah yang besar dan perusahaan biasanya akan
membayar dalam jangka waktu tertentu, misalkan 50% dibayar dalam
bulan transaksi, sisanya 30% dibayar satu bulan setelah transaksi dan
20% dibayar dua bulan setelah transaksi. Dengan demikian, hutang
dagang lebih murah memperolehnya dibandingkan kredit dari lembaga
keuangan. Hutang dagang ini berhubungan liner dengan pembelian
bahan baku. Jika pembelain bahan baku meningkat 20% maka secara
spontan hutang dagang akan meningkat 20%.
Kemudahan memperoleh kredit dari supplier menjadi daya tarik
dari hutang dagang. Perusahaan tidak perlu melakukan negosiasi
terlebih dahulu. Kadang kala pelunasan hutang dagangpun cenderung
lebih flesibel. Dengan kata lain, ada kemungkinan perusahaan
menunda pembayaran hutang dagang kepada supplier. Berdasarkan
kondisi tersebut hutang dagang dapat dikelompokan atas open accont,
notes payable dan trade acceptance. Open account merupakan yang
paling banyak digunakan karena prosesnya yang mudah. Di saat
supplier mengirimkan barangnya beserta faktur dan keterangan harga
bahan baku, pembeli menerima dan menandatangani faktur, maka
secara otomatis muncul hutang dagang. Namun demikian, pembeli
sering tidak dapat melunasi kredit sesuai syarat yang telah disetujui,
karena kelemahan dari open account ini maka muncul notes payable.
Notes payable merupakan hutang wesel, yang mana pembeli membuat
surat pernyataan berhtang kepada supplier dan akan melunasinya

4
dalam jangka waktu tertentu. Misalkan, pembeli berjanji akan
melunasi hutang tersebut dalam jangka waktu dua bulan, maka surat
pernyatan ini dapat dijadikan sebagai dasar penagihan notes payable
tersebut oleh supplier. Untuk lebih amannya, penjual akan
mengeluarkan draft kepada pembeli yang berisikan kapan kredit
tersebut akan dibayarakan, dan draft tersebut dijamin oleh bank
pembayarannya, kemudian baru benang dikirimkan. Kredit jangka
pendek seperti ini diseb 23 dari 105 acceptance dan ini lebih disenangi
oleh pihak supplier.
Oleh karena open account merupakan jenis kredit yang paling
banyak digunakan, maka akan dibahas syarat penjualan kreditnya. Ada
dua syarat paniualan yang ditawarkan oleh pihak supplier yaitu
pertama, Cash on delivery (COD) yaitu pembayaran dilakukan pada
saat barang dikirimkan. COD ini berisiko bagi penjual jika pembeli
tidak menyukai barang yang dikirim maka penjual akan rugi sebesar
ongkos angkut. Untuk mengatasi hal tersebut penjual lebih suka
menggunakan cara kedua yaitu Cash before delivery (COB),
pembayaran sebelum barang dikirimkan.
a) Mengevaluasi Tawaran Potongan Kas
Hutang dagang juga terkait dengan term of credit atau
persyaratan kredit. Misalkan 2/10 – n/30. Artinya jika pembeli
membayar 10 hari pertama maka pembeli akan diberikan diskon
2% dan batas pelunasan adalah 30 hari. Hal ini dilakukan, agar
pembeli membayar hutangnya lebih awal. Diskon ini hanya akan
menarik bagi pembeli jika diskon tersebut lebih besar dari tingkat
bunga efektif yang harus ditanggung oleh pembeli. Dengan
demikian. tingkat bunga efektif yang ditawarkan penjual adalah:
kd
% potongan 360
¿ x
100−% potongan jangkawaktu kredit− jangka waktu potongan
2 360
= x =36 ,7 %
98 20

5
Perhitungan diatas menggunakan tingkat bunga sederhana
(tidak memasukkan efek penggandaan). Jika ingin menggunakan
efek penggandaan, maka hasilnya akan menjadi:
kd = (1+¿298)¿360 / (30-10) – 1 = 43,86%
Biaya bunga tawaran tersebut sekitar 37-44%. Misalkan tingkat
bunga pasar adalah 20%, tawaran tersebut sebaiknya diterima.
Perusahaan bisa meminjam dana di pasar keuangan dan membayar
bunga 20%, kemudian dana tersebu dipakai untuk melunasi utang
yang membayar bunga yang lebih mahal. sekitar 40%. Perusahaan
bisa memperoleh penghematan bunga sebesar sekitar 20%.
Jika tidak memanfaatkan potongan kas, perusahaan bisa
menurunkan biaya kesempatan yang hilang dengan cara
memperpanjang masa pembayaran (stretching), dengan cara
membayar sesudah jatuh tempo. Berikut ini biaya bunga jika
perusahaan memperpanjang masa pembayaran menjadi 35, 40, 45,
50, 55, dan 60 hari (menggunakan bunga sederhana, satu tahun 360
hari).

Tingkat bunga efektif semakin menurun dengan semakin


panjangnya masa jatuh tempo.

b) Menentukan Titik Pemesanan Kembali


Misalkan dibutuhkan waktu selama 5 hari dari pesanan dikirimkan
sampai pesanan datang (lead time), perusahaan bisa menentukan
saat kapan. perusahaan harus melakukan pemesanan kembali

6
(reorder point). Bagan berikut ini menggambarkan kaitan antara
lead time, reorder point, dan ting- kat persediaan optimal.
Karena lead time = 5 hari, maka perusahaan harus sudah memesan
kembali jika persediaan berada pada tingkat 1.390 (278 x 5 hari).
Jika segala sesuatu berjalan seperti yang digambarkan, maka
perusahaan bisa menen- tukan tingkat persediaan dan titik order
dengan kepastian 100%. Tetapi pada situasi yang lebih realistis,
faktor ketidakpastian akan selalu meliputi ke- putusan manajer
keuangan. Untuk mengantisipasi ketidakpastian tersebut,
perusahaan bisa menetapkan persediaan besi.

c) Konsep Persediaan Besi


Persediaan besi adalah persediaan minimal bahan baku yang harus
dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi.
Misalkan perusahaan menentukan persediaan besi sebesar 2.000
unit. Persediaan yang dipegang oleh perusahaan menjadi 12.000
unit (10.000 + 2.000). Persediaan rata-rata menjadi 12.000/2 =
6.000 unit. Pemesanan kembali dilakukan jika persediaan tinggal
3.390 unit.
Persediaan besi ditujukan untuk mengantisipasi perubahan-
perubahan yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Berikut ini
contoh perubahan yang mungkin terjadi.

7
Perubahan Lead Time. Misalkan karena sesuatu hal, lead time
bukannya lima hari, melainkan menjadi tujuh hari. Dengan
demikian pada hari ke-38, barang pesanan baru datang. Jika
perusahaan tidak mempunyai persediaan besi (safety stock),
perusahaan akan mengalami out of stock, tidak bisa melayani 556
unit produk (278 × 2). Perusahaan akan kehilangan kesempatan
memperoleh keuntungan karena tidak bisa melayani pelanggan.
Tetapi dengan persediaan besi, perusahaan masih bisa memenuhi
kebutuhan pelanggan, yang diambilkan dari persediaan besi
sebesar 556 unit. Persediaan besi turun menjadi sekitar 1.450 unit.
Ketika pesanan datang, barang dagangan bertambah menjadi
sekitar 11.450 unit.

2. Biaya Accrual
Biaya accrual merupakan biaya-biaya yang ditangguhkan
pembayarannya, seperti hutang gaji/upah dan hutang pajak. Hal ini
terjadi karena penyusunan laporan keuangan yang berbeda dengan
pembayaran. Misalkan upah seharusnya dibayarkan harian, tetapi
karena perusahaan membayarkannya secara bulanan maka upah yang
belum dibayarkan tersebut dapat dijadikan sebagai sumber dana bagi
perusahaan untuk mendanai aktiva lancar. Upah yang ditangguhkan
tersebut diibaratkan karyawan memberikan kredit kepada perusahaan.
Demikian juga dengan hutang pajak, sebelum pajak tersebut jatuh
tempo, perusahaan dapat menggunakan pajak terhutang tersebut
sebagai sumber dana untuk membelanjai aktiva lancar. Namun
demikian, biaya-biaya accrual ini tidak dapat ditunda pembayarannya
jika sudah jatuh tempo karena akan menimbulkan gejolak sosial dan
sanksi dari pemerintah. Dengan kata lain, biaya-biaya accrual ini tidak
seluwes hutang dagang yang pembayarannya bisa ditunda.

8
2.3 Pendanaan Tidak Spontan
Pendanaan tidak spontan adalah pendanaan yang tidak berubah secara
otomatis dengan berubahnya tingkat kegiatan perusahaan. Karakter yang
dimiliki untuk jenis sumber pendanaan ini adalah Ketika memperoleh,
menambahkan, dan mengurangi dana perusahaan membutuhkan negosiasi dan
perundingan secara formal.

1. Pinjaman Kredit
Pinjaman kredit bisa berasal dari lembaga bank dan lembaga keuangan
nonbank. Bagian ini memfokuskan pada pinjaman bank. Pinjaman bank
jangka pendek biasanya difokuskan pada pinjaman "self-liquidating" di
mana aset yang dibeli dengan menggunakan dana pinjaman diharapkan
menghasilkan aliran kas yang cukup untuk melunasi pinjaman tersebut.
Ada dua jenis pinjaman dari bank:
 Kredit Transaksi, yaitu kredit yang ditujukan untuk tujuan spesifik
tertentu. Untuk memperoleh kredit ini, surat utang ditandatangani.
Surat tersebut menyatakan jumlah yang dipinjam, tingkat bunga
pinjaman, jangka waktu dan skedul pembayaran, jaminan (jika ada),
dan kondisi atau ketentuan lain yang disepakati oleh kedua pihak.
 Kredit Lini (Line of Credit). Dengan pinjaman ini, peminjam bisa
meminjam sampai jumlah maksimum tertentu, yang menjadi plafon
(batas atas) pinjaman. Sebagai contoh, perusahaan meminjam line of
credit dengan plafon Rp1 miliar selama setahun. Perusahaan bisa
mengambil pinjaman sejumlah Rp1 miliar atau kurang selama tahun
tersebut. Pembayaran bisa dilakukan sesuai dengan kesepakatan, tetapi
pada akhir kontrak, semua pinjaman harus dilunasi. Perjanjian tersebut
bisa dibuat informal, bisa juga dibuat lebih formal.

Menghitung Tingkat Bunga Efektif Pinjaman Kredit


Misalkan perusahaan mengambil pinjaman sebesar Rp10 juta. Tingkat
bunga pinjaman adalah 20% per tahun. Perusahaan meminjam selama 3

9
bulan. Satu tahun diasumsikan ada 360 hari. Bunga dihitung sebelum
pajak. Berapa tingkat bunga efektif (TBE) yang dibayar perusahaan
tersebut?
Bunga = pokok pinjaman x (tingkat bunga/jumlah hari setahun) x jumlah
hari dalam jangka peminjaman

TBE = ⌊ 1+ ( Mr ) ⌋ 360/t
–1

TBE = tingkat bunga efektif


r = bunga yang dibayarkan
M = pokok pinjaman
t = jangka waktu kredit

Bunga = Rp 10.000.000 x (0,2/360) x 90 = Rp 500.000,00


TBE = (1 + (500.000/10.000.000)360/90 – 1 = 0,2155 atau 21,55%

2. Commercial Paper
Commercial paper merupakan surat utang dengan jangka waktu kurang
dari satu tahun (30-90 hari) dimana dalam melakukan pinjaman ini tidak
memerlukan jaminan.

3. Factoring (Anjak Piutang)


Factoring atau anjak piutang berarti menjual piutang dagang. Dari segi
perusahaan yang mempunyai piutang, factoring mempunyai manfaat
karena perusahaan tidak perlu menunggu sampai piutang jatuh tempo
untuk memperoleh kas. Pihak piutang juga memperoleh manfaat karena
factoring merupakan alternatif investasi. Dalam factoring, ada tiga pihak
yang terlibat, yaitu:
 Pihak yang menjual piutang dan membutuhkan dana tunai, pihak ini
disebut sebagai pihak 1.
 Pihak yang berutang kepada pihak 1, yaitu pihak 2.

10
 Pihak yang membeli piutang dan memberikan kas kepada pihak 1,
yaitu pihak 3. Pihak ini juga disebut sebagai factor.
Secara spesifik, factoring mempunyai manfaat dari segi pihak 1 sebagai
berikut.
1) Perusahaan terbebas dari pengurusan masalah administrasi piutang.
2) Perusahaan terbebas dari risiko piutang macet.
3) Perusahaan bisa memperoleh dana dengan jaminan piutang.
4) Prosedur relatif sederhana dan cepat.
5) Dengan menawarkan utang dagang pada pembeli/pelanggan,
perusahaan bisa menawarkan alternatif yang kompetitif sesuai dengan
persaingan dalam negeri pembeli.
6) Jika perusahaan dan factor telah berhubungan lama, penjualan piutang
bisa dilakukan secara kontinyu.

Situasi dilakukannya factoring


1) Perusahaan bisa menggunakan jasa factoring untuk memperoleh dana
dan memperkuat cash-flownya.
2) Kadang-kadang kondisi usaha perusahaan dapat memburuk sehingga
rasio keuangan juga akan kurang bagus.
3) Kadang-kadang ada perusahan yang tumbuh pesat tetapi tidak
mempunyai divisi kredit.
4) Perusahaan tumbuh pesat seperti pada poin (3) diatas, kebutuhan dana
melebihi dana yang ada. Perusahaan bisa menjual piutangnya.
5) Proses pinjaman dengan factoring bisa berlangsung relatif cepat.

Pembiayaan Factoring
Biaya factoring biasanya terdiri dari dua macam: biaya komisi penjualan
(factoring comission) dan biaya bunga. Biaya komisi dibebankan karena
fungsi pengawasan piutang beralih ke factor. Factor memelihara buku
besar piutang yang dijual, mengambil alih risiko piutang, dan juga
melakukan penagihan piutang. Komisi factoring mengkompensasi tugas-

11
tugas tambahan tersebut Besarnya komisi bisa mencapai sekitar 3/4-2%
dari nilai piutang yang dijual.
Contoh:
Misalkan piutang dagang dijual dengan diskonto 2,5% per bulan. Sebagai
tambahan, factor akan membebankan komisi sebesar 1,5% untuk
pendanaan nonrecourse. Jika eksportir menjual Rp1 juta piutang dagang
yang berjangka waktu 90 hari tanpa recourse, perusahaan akan
memperoleh:
Nilai nominal Rp 1.000.000
Biaya nonrecourse (1,5% x Rp1 juta) - Rp 15.000
Biaya factoring (2,5% x 3 x Rp1 juta) Rp 75.000
Nilai yang diterima eksportir Rp 910.000
Bunga tahunan dengan menjual piutang dagang adalah sekitar 4 x (7,5% +
1,5%)=36%. Meskipun biaya factoring cukup mahal, tetapi factoring
mempu nyai keuntungan seperti yang dijelaskan di atas.

4. Menjaminkan Piutang
Alternatif lain dari menjual piutang adalah menggunakan piutang sebagai
jaminan untuk memperoleh pinjaman (pledging receivables). Dengan
alternatif ini, kepemilikan piutang masih ada di tangan perusahaan. Jika
pinjaman tidak terbayar, piutang yang dijadikan jaminan bisa digunakan
untuk melunasi pinjaman. Penjaminan bisa dilakukan atas semua piutang.
Biaya yang berkaitan dengan penjaminan piutang ada dua: (1) biaya
pemrosesan, dan (2) biaya bunga.
Contoh:
Misal perusahaan menjaminkan piutang dengan nilai nominal Rp 5 juta
per hari, dengan rata-rata umur piutang 20 hari. Yang berarti total piutang
yang dijaminkan adalah Rp 100 juta. Kas yang diterima adalah 80% dari
nilai piutang yang dijaminkan. Biaya pemrosesan adalah 0,75% dari total
nilai piutang yang dijaminkan. Bunga yang dibebankan adalah 20% per
tahun. Total biaya bisa dihitung sebagai berikut ini.

12
Biaya pemrosesan : 0,0075 x Rp 100 juta = Rp 750.000
Biaya bunga : 0,2 x (20 / 365) x Rp 80 juta = Rp 888.889

Total biaya = Rp 1.638.889


Tingkat bunga efektif yang dibayar oleh perusahaan adalah:
TBE = (1+ (1.638.889/80.000.000))360/20 - 1 = 0,4405 atau 44,05%
Tingkat bunga efektif meningkat signifikan dibandingkan dengan tingkat
bunga nominal, karena biaya pemrosesan hampir sama dengan biaya
bunga.

5. Menjaminkan Barang Dagangan


Perusahaan bisa menjaminkan barang dagangan untuk memperoleh
pinjaman. Prosedur yang dipakai akan sama dengan penjaminan piutang.
Pemberi pinjaman akan mengevaluasi nilai persediaan, kemudian akan
memberikan pinjaman dalam persentase tertentu dari nilai persediaan yang
dijaminkan. Perusahaan bisa menjaminkan semua barang dagangannya.
Perusahaan juga bisa menjaminkan persediaan (barang dagangan) yang
tertentu. Pemberi pinjaman bisa mengundang pihak ketiga yang
independen, untuk memastikan penjualan barang dagangan akan
digunakan untuk melunasi pinjaman. Sama seperti sebelumnya, total biaya
mencakup dua hal: biaya pemrosesan/administrasi dan biaya bunga.

6. Akseptansi Bank
1) Proses Penciptaan Akseptansi Bank
Akseptansi bank dimulai dari perintah membayar terhadap suatu bank
atas sejumlah uang tertentu pada beberapa periode mendatang.
Kemudian, daripada menunggu beberapa periode mendatang,
perusahaan yang mempu- nyai surat perintah tersebut bisa menjual ke
pihak lain dengan diskonto. Perusahaan bisa memiliki uang lebih
cepat. Sedangkan pihak yang membeli memperoleh pendapatan bunga
(selisih dari nilai nominal dengan harga jual) dari akseptansi tersebut.

13
Akseptansi bank tersebut merupakan cara yang cukup populer untuk
mendanai transaksi ekspor-impor. Pada waktu eksportir atau importir
akan melakukan transaksi (menjual atau menbeli barang dari luar
negeri), perusahaan tersebut akan meminta pembukaan L/C (Letter of
Credit) kepada suatu bank. Bank dilibatkan dalam hal ini dengan
tujuan mengurangi risiko. Pada waktu kita menjual barang ke luar
negeri (eksportir), kita tidak tahu reputasi partner kita (pihak importir).
Untuk menghindari risiko partner kita ternyata menipu, kita bisa
meminta pihak importir membuka L/C yang dijamin oleh bank di
negara importir tersebut. Bank biasanya mempunyai reputasi yang
lebih baik dan biasanya relatif dikenal di dunia perdagangan
internasional.
2) Menjual atau Menahan Akseptansi
Misal draft meminta pembayaran sejumlah Rp 1 juta, bank importir
membebani biaya komisi sebesar 1,5%, jangka waktu draft adalah 60
hari. Jika eksportir memutuskan untuk menahan akseptansi sampai
jatuh tempo, eksportir akan menerima secara diskonto sebesar:
Nilai nominal Rp 1.000.000
Komisi Rp 1 juta-(0,015 x 60/360 x Rp 1 juta) -Rp 2.500
Nilai bersih komisi Rp 997.500
Satu tahun diasumsikan 360 hari. Komisi yang akan diterima oleh
bank adalah Rp2.500,00. Misalkan bunga untuk akseptansi bank
adalah 6%. Jika eksportir memutuskan menjual akseptansi tersebut,
maka ia akan menerima:
Nilai bersih komisi Rp 997.500
Bunga (Rp1 juta x (0,06 x 60/360) -Rp 10.000
Nilai akseptansi bersih Rp 987.500

Pada saat jatuh tempo bank importir akan menerima sejumlah Rp 1


juta dari importir. Biaya komisi tetap akan dibayar oleh eksportir,
apakah dia akan menahan atau menjual akseptansi. Untuk

14
membandingkan apakah dia akan menjual atau menahan akseptansi,
eksportir akan membandingkan tingkat bunga akseptansi dengan
tingkat bunga di pasar keuangan. Perbandingan yang dipakai adalah
((Rp997.500,00/Rp987.500,00)-1) x 360/60 = 0,061 atau 6,1%. Jika
tingkat bunga di pasar keuangan lebih dari 6,1%, maka eksportir lebih
baik mendiskontokan akseptansi, dan menginvestasikan di luar dengan
tingkat bunga yang lebih tinggi. Jika tingkat bunga lebih kecil dari
6,1% eksportir lebih baik menahan akseptansi dan memperoleh bunga
dari akseptansi tersebut.

7. Repo
Repo merupakan kependekan dari repurchase agreement. Repo bisa
digambarkan sebagai berikut. Misalkan dealer (penjual) sekuritas mem-
butuhkan dana, ia bisa menjual surat berharga kepada pihak investor di-
sertai dengan perjanjian bahwa ia akan membeli kembali surat berharga
tersebut pada waktu tertentu dengan nilai yang lebih tinggi dibanding- kan
dengan nilai pembelian. Nilai yang tinggi tersebut mencerminkan nilai
pokok disertai dengan bunga pinjaman. Dengan cara semacam itu, praktis
ierjadi perjanjian pinjaman dengan surat berharga sebagai jaminannya.
Surat berharga yang sering dijadikan jaminan adalah SBI (di Indonesia)
atau 'T-Bills' (di Amerika Serikat).
Repo terms (term repo) sama seperti repo biasa, hanya jangka waktunya
lebih panjang, yaitu lebih dari 30 hari. Pinjaman dengan cara repo
dipandang sebagai pinjaman yang berisiko kecil, karena pinjaman tersebut
dijamin oleh surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Reverse repo merupakan kebalikan dari repo. Di sini dealer mencari pihak
yang mempunyai surat berharga, kemudian membeli surat berharga
tersebut disertai dengan janji untuk menjual surat berharga tersebut pada
beberapa periode mendatang dengan harga yang lebih tinggi. Harga yang
lebih tinggi tersebut mencerminkan pokok pinjaman ditambah dengan
bunga pinjaman.

15
Apabila jangka waktu repo tersebut cukup pendek, surat berharga yang
dijadikan jaminan barangkali tidak perlu berpindah tangan secara fisik (ke
pihak investor), karena cara tersebut tidak praktis. Tetapi sayangnya cara
tersebut mengandung risiko, yaitu risiko dealer menggunakan surat
berharga jaminan tersebut untuk memasuki kontrak repo yang lain dengan
investor lainnya. Apabila terjadi sesuatu dengan dealer atau dealer tidak
mampu melunasi kewajibannya (tidak mampu membeli kembali surat
berharga jaminan), investor tidak bisa memperoleh kembali surat berharga
yang telah dibeli sebelumnya.

2.4 Evaluasi Sumber Pendanaan Jangka Pendek


Untuk menentukan sumber pendanaan jangka pendek mana yang
sebaiknya digunakan, manajer keuangan bisa mengevaluasi dengan
menggunakan kerangka sebagai berikut

1. Strategi Pendanaan
Manajer keuangan bisa memilih strategi pendanaan agresif, moderat, atau
konservatif. Masing-masing akan mempunyai konsekuensi yang berbeda.
Dengan strategi aktif, manajer keuangan akan menggunakan pendanaan
jangka pendek yang lebih besar dibandingkan dengan pendanaan jangka
panjang (karena tingkat bunga pinjaman jangka pendek lebih kecil
dibandingkan dengan tingkat bunga pinjaman jangka panjang).
2. Biaya
Seperti dijelaskan di bagian sebelumnya, manajer keuangan perlu
menghitung biaya-biaya pendanaan yang meliputi biaya bunga dan biaya
lainnya. Biaya efektif (yang benar-benar dibayar) yang seharusnya
diperhatikan oleh manajer keuangan. Di samping biaya eksplisit, manajer
keuangan juga harus melihat biaya implisit, yang sulit dihitung. Sebagai
contoh, menggunakan strategi stretching bisa menurunkan biaya ulang
dagang. Biaya eksplisit bisa dihitung. Tetapi strategi tersebut bisa
menurunkan reputasi perusahaan. Reputasi perusahaan yang turun

16
merupakan contoh biaya implisit, karena tidak bisa dihitung langsung
Meskipun demikian, biaya implisit juga harus diperhitungkan dalam
melakukan analisis.
3. Ketersediaan.
Suatu alternatif barangkali memberikan biaya yang murah dan selayaknya
dipilih. Tetapi kalau perusahaan tidak bisa mengakses alternatif tersebut,
maka perusahaan tidak bisa menggunakannya.
4. Fleksibilitas
Manajer keuangan secara umum menginginkan fleksibilitas, meskipun
melakukan pinjaman. Pendanaan spontan (utang dagang, utang gaji)
menyediakan sumber dana yang spontan, sehingga cenderung
meningkatkan fleksibilitas. Alternatif utang bank barangkali akan
mengurangi fleksibilitas jika bank menerapkan banyak ketentuan.
Pinjaman line of credit bisa meningkatkan fleksibilitas dibandingkan
dengan pinjaman transaksi.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sumber pendanaan jangka pendek bisa diklasifikasikan sebagai pendanaan
yang sifatnya spontan dan yang tidak spontan. Pendanaan spontan akan
berubah secara relatif otomatis mengikuti perubahan aktivitas perusahaan.
Contoh sumber dana tersebut adalah utang dagang. Pendanaan tidak spontan
tidak akan berubah secara otomatis. Contoh sumber pendanaan tersebut adalah
utang bank. Ada beberapa sumber pendanaan jangka pendek seperti
Commercial Paper (CP), pinjaman dari bank, factoring (menjual piutang
dagang), menjaminkan piutang dagang, menjaminkan persediaan, repurchase
agreement (repo). Dalam mengevaluasi sumber pendanaan jangka pendek,
tingkat bunga efektif penting diperhatikan. Tingkat bunga efektif adalah
tingkat bunga yang secara efektif dibayarkan oleh peminjam (ditawarkan oleh
pemberi pinjaman).

18
DAFTAR PUSTAKA

Aryawati, Ni Putu Ari, dkk. (2022). Manajemen Keuangan. Sukoharjo: Tahta


Media Group.

Hanafi, Mamduh M. (2013). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-


Yogyakarta.

19
PEMBAGIAN TUGAS ANGGOTA KELOMPOK

1. Adelia Gustina : Membuat makalah


2. Ananta Pristianta : Mencari materi
3. Aulia Affandi : Mencari materi
4. Melda Riani : Mencari materi
5. Neri Yulanda : Mencari materi
6. Nofitri Indriani : Membuat PowerPoint (PPT)

20

Anda mungkin juga menyukai