Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ANJAK PIUTANG
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Dosen Pengampu : Agus Peni Jaelani, M.M

Oleh :
Kelompok 13

1. Ade Agustina ( 2102010147)


2. Devi Sepiati ( 2102010148)
3. M. Tegar Filahar Ruhimat ( 2102010146)
4. Myta Kamelia ( 2102010149)
5. Nisa Atiyah Ulfah ( 2102010145)

KELAS D
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
2021

1
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia, hidayah dan nikmatnya
sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Anjak
Piutang” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Agus Peni Jaelani, M.M pada mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Anjak Piutang bagi para pembaca dan juga penulis.

Tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Bank dan Lembaga Keuangan atas bimbingan dan arahan dalam penulisan
makalah ini. Dan juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung
sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis berharap dengan membaca
makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, semoga hal ini dapat
menambah wawasan kita mengenai Perusahaan Anjak Piutang yang dapat berguna
di masa mendatang.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Demikan
makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
sekalian pada umumnya.

Tasikmalaya, 2 Oktober 2021

Penulis

2
Daftar Isi

Anjak Piutang ......................................................................................i


MAKALAH............................................................................................................................. i
ANJAK PIUTANG................................................................................................................. i
Kata Pengantar...................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................ iii
BAB I...................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................... 1
BAB II.................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN..................................................................................................................... 3
A. Pengertian Anjak Piutang......................................................................................... 3
B. Pihak Yang Terlibat Dalam Perusahaan Anjak Piutang........................................4
C. Manfaat Anjak Piutang............................................................................................. 6
D. Kegiatan Anjak Piutang............................................................................................ 7
 Jasa Yang Ditawarkan...........................................................................................8
F. Syarat dan Mekanisme Anjak Piutang..................................................................10
G. Bentuk dan Isi Perjanjian Anjak Piutang..............................................................13
Contoh Perusahaan Anjak Piutang Yang Aktif Di Indonesia.............................................17
Kelebihan dan Kelemahan Perusahaan Anjak Piutang.......................................................17
BAB III................................................................................................................................. 19
PENUTUP............................................................................................................................ 19
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam pengelolaan suatu perusahaan terdapat berbagai
kegiatan usaha, mulai dari kegiatan pokok sampai dengan
kegiatan tambahan. Yang menjadi masalah adalah jika kegiatan
pokok mengalami hambatan, maka hal ini akan menyebabkan
kehidupan perusahaan terancam. Kegiatan pokok merupakan
tulang punggung kegiatan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan. Terancamnya kegiatan pokok tersebut akan
mengakibatkan terancam pula keuntungan yang akan diperoleh
dan pada akhirnya akan membahayakan kehidupan perusahaan
yang bersangkutan.
Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan
atau penjualan, hambatan utama yang dapat menjadi ancaman
adalah banyaknya penjualan kredit yang tidak dapat tertagih alias
macet. Banyaknya kredit yang macet akan mengakibatkan
terganggunya perputaran barang dan perputaran keuangan,
apalagi jika sampai kredit tersebut tidak mampu lagi dibayar oleh
pihak yang berutang.
Karena penjualan secara kredit tersebut maka perusahaan
memiliki tagihan (piutang) kepada pelanggan/customer. Piutang
bagi perusahaan akan memperlambat arus kas karena dana
tunai/kas baru akan masuk setelah piutang tersebut jatuh tempo
atau dilunasi. Padahal disisi lain perusahaan membutuhkan uang
tunai/kas untuk kegiatan operasionalnya. Jika perusahaan
kekurangan kas maka biasanya akan pinjam ke pihak lain
misalnya bank.
Apabila masalah piutang macet ini tidak dapat segera
ditanggulangi secara serius, bukan tidak mungkin kerugian yang
lebih besar tidak dapat dihindari lagi. Untuk melakukan

4
penagihan piutang yang macet diperlukan biaya maupun tenaga
yang harus dikorbankan.
Untuk menanggulangi masalah piutang macet dan
administrasi kredit yang semrawut dapat diserahkan kepada
perusahaan yang sanggup ntuk melakukannya. Adalah
perusahaan anjak piutang yang memang kegiatan utamanya
adalah bergerak dibidang penagihan piutang. Perusahaan anjak
piutang dapat mengambil alih pengelolaan piutang baik dengan
cara dikelola atau dengan cara dibeli serta dapat pula dilakukan
pengelolaan administrasi piutang suatu perusahaan. Jadi bagi
perusahaan yang sedang mengalami kesulitan seperti itu dapat
menyerahkan seluruh persoalannya kepada perusahaan anjak
piutang dengan imbalan fee dan biaya-biaya lainnya yang
disepakati bersama. Dengan kata lain perusahaan mempunyai
alternatif lain untuk memperoleh dana tunai yaitu dengan
menjual atau mengalihkan faktur-faktur piutang yang dimilikinya
ke Lembaga Keuangan Anjak Piutang (Factoring).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Anjak Piutang?


2. Siapa sajakah pihak yang terlibat dalam Anjak Piutang?
3. Apa saja manfaat Anjak Piutang?
4. Apa saja kegiatan Anjak Piutang?
5. Apa saja jenis-jenis Anjak Piutang?
6. Bagaimana mekanisme dan syarat Anjak Piutang?
7. Apa saja bentuk dan isi perjanjian Anjak Piutang?

C. Tujuan Pembahasan
1. Mendeskripsikan pengertian Anjak Piutang
2. Mendeskripsikan Siapa saja pihak yang terlibat dalam
perusahaan Anjak Piutang
3. Mendeskripsikan manfaat Anjak Piutang
4. Mendeskripsikan kegiatan Anjak Piutang

5
5. Mendeskripsikan mekanisme dan syarat Anjak Piutang
6. Mendeskripsikan mekanisme dan syarat Anjak Piutang
7. Mendeskripsikan bentuk dan isi perjanjian Anjak Piutang
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anjak Piutang

Anjak Piutang dalam bahasa Inggrisnya sering disebut


Factoring. Anjak piutang merupakan suatu istilah yang berasal dari
gabungan kata “anjak” yang artinya pindah atau alih, dan “piutang”
yang berarti tagihan sejumlah uang. Berdasarkan arti kata tersebut
secara sederhana anjak piutang berarti pengalihan piutang dari
pemiliknya kepada pihak lain.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988, Perusahaan
anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan
dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.

1. Pengertian menurut beberapa ahli


a. Dahlan Siamat
Anjak Piutang adalah sebagai transaksi pembelian dan
atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan
jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan factoring,
kemudian akan ditagih oleh perusahaan anjak piutang
(factoring) kepada pembeli karena adanya pembayaran
kepada klien oleh perusahaan factoring (factor).

b. Veitzal Rivai
Factoring didefinisikan sebagai suatu usaha yang
dilakukan oleh perusahaan baik dalam bentuk piutang
maupun promes atas dasar diskonto dari klien dengan syarat
recourse maupun without recourse sehingga hak penagihan
berpindah kepada perusahaan Anjak Piutang (Factoring).

c. Sudargo Gautama

6
Anjak Piutang atau Factoring pada intinya adalah
pelaksanaan usaha pembelian piutang atas dasar suatu
tingkat diskonto tertentu dari sisi penjual piutang.

d. Handowo Dipo
Anjak piutang adalah suatu suatu teknik pendanaan
jangka pendek dengan memanfaatkan piutang yang dimiliki
oleh suatu perusahaan.

e. Subagyo
Usaha Anjak Piutang (Factoring) adalah usaha
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan
serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan (debitur) dari transaksi perdagangan dalam dan
luar negeri.

Berdasarkan pengertian Anjak Piutang (Factoring) diatas, dapat


ditarik kesimpulan bahwa Anjak Piutang adalah suatu cara
pembiayaan atau pendanaan jangka pendek dengan memanfaatkan
piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan (client). Perusahaan
yang bersangkutan menjual atau menyerahkan hak atas piutangnya
kepada perusahaan Anjak Piutang (Factor). Kemudian perusahaan
anjak piutang (Factor) menyerahkan sejumlah uang kepada
perusahaan (Client) tersebut sebesar prosentase tertentu dari
jumlah nilai piutang. Sebagai imbalan, perusahaan Anjak Piutang
(Factor) membebankan biaya administrasi dan bunga pada
perusahaan (Client) tersebut. Dari penjualan piutang oleh
perusahaan (Client) kepada perusahaan Anjak Piutang (Factor)
tersebut, kemudian memberikan hak kepada perusahaan Anjak
Piutang (Factor) untuk menagih piutang dagang kepada Customer
(debitur).
B. Pihak Yang Terlibat Dalam Perusahaan Anjak Piutang

1. Perusahaan Anjak Piutang (Factor)


Perusahaan Anjak Piutang (Factor) adalah badan usaha
yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian
dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan
jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan
dalam atau luar negeri.

7
Pihak yang dapat menjadi perusahaan Anjak Piutang
(Factor) adalah perusahaan yang bergerak khusus dalam usaha
Anjak Piutang atau perusahaan yang disamping bergerak di
bidang Anjak Piutang, tetapi juga bergerak dibidang usaha
finansial lainnya, seperti bidang leasing, consumer finance,
credit card (perusahaan multifinance) dan Bank.
Bank juga diperkenankan melakukan usaha Anjak Piutang
berdasarkan ketentuan Pasal 6 huruf (e) Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Pada penjelasan
ketentuan Pasal 6 huruf (e) tersebut ditegaskan bahwa kegiatan
Anjak Piutang merupakan kegiatan pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau
luar negeri, yang dilakukan dengan cara pengambilalihan atau
pembelian piutang tersebut.
2. Penjual Piutang (Client)
Penjual Piutang (Client) adalah perusahaan yang menjual
piutang dagang jangka pendek kepada perusahaan Anjak
Piutang (Factor). Penjual piutang adalah pihak yang mempunyai
piutang. Dari pengertian tentang penjual piutang diatas, penjual
piutang disyaratkan harus merupakan suatu perusahaan. Dengan
demikian usaha perseorangan tidak dimungkinkan untuk
menjual piutangnya dengan cara Anjak Piutang (Factoring).
Meskipun penjual piutang (Client) itu suatu perusahaan,
namun tidak berarti hanya perusahaan yang berbadan hukum
saja, seperti PT (Perseroan Terbatas) atau Koperasi tetapi juga
meliputi perusahaan yang tidak berbadan hukum, seperti Firma,
CV, Persekutuan Perdata, dan sebagainya.
3. Nasabah (Customer)
Nasabah atau debitur (Customer) adalah pihak yang
berhutang kepada penjual piutang (Client). Dengan terjadinya
transaksi Anjak Piutang (Factoring), maka hutangnya
Customer kepada Client tersebut dialihkan kepada perusahaan
Anjak Piutang (Factor). Posisi customer disini cukup penting,
karena ia dapat menentukan macet tidaknya serta lunasnya
piutang client yang telah dialihkan kepada Perusahaan Anjak
Piutang (Factor).
Sebelum perusahaan Anjak Piutang mengambil keputusan
untuk membeli atau mengambilalih tagihan (piutang) Client,
maka yang dinilai adalah kemampuan/kemauan bayar
Customer. Apabila kemampuan dan bonafiditas Customer

8
meragukan, maka pihak Perusahaan Anjak Piutanng (Factor)
akan berpikir dua kali untuk membeli piutang dari Client.

C. Manfaat Anjak Piutang


1. Bagi Client
a. Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembaiayaan
memungkinkan klien melakukan penjualan dengan cara
kredit namun sulit untuk dilakukan apabila klien mengalami
kesulitan modal. Dengan adanya jasa anjak piutang, klien
mampu menjual secara kredit.
b. Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan
dengan skema without recourse memungkinkan adanya
pengalihan sebagian resiko tidak tertagihnya piutang kepada
factor. Pengalihan resiko ini sangat menguntungkan bagi
kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak klien.
c. Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa
investigasi kredit / piutang memungkinkan klien untuk
melakukan perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat
ditagih, sehingga memudahkan proyeksi arus kas usaha
secara keseluruhan.
d. Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang
yang diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak perlu
secara langsung melakukan penagihan piutang kepada
nasabah, sehingga waktu dan tenaga karyawan dapat
dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan lain yang lebih
produktif.
2. Bagi Factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan
dalam bentuk fee dari pihak klien. Fee tersebut terdiri dari:

9
a. Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena
factor memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas
piutang yang diberikan oleh factor.
b. Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor
memberikan jasa nonpembiayaan yang nilainya ditentukan
sebesar presentase tertentu dari piutang atas dasar beban
kerja yang akan dilakukan oleh factor.
3. Bagi Nasabah
Nasabah memperoleh manfaat berupa:
a. Kesempatan untuk melakukan pembelian secara kredit.
Kehadiran jasa pembiayaan memungkinkan klien untuk
melakukan penjualan secara kredit.
b. Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi
penjualan memungkinkan klien melakukan penjualan
dengan lebih cepat dan tepat.

D. Kegiatan Anjak Piutang

Berkaitan dengan definisi anjak piutang tersebut, dalam


kegiatan anjak piutang yang dilakukan di Indonesia terdapat
beberapa hal penting yang perlu digarisbawahi, yakni:
a. Transaksi anjak piutang dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis,
anjak piutang dengan pembiayaan (financing activity), yaitu
dalam bentuk pembelian dan pengalihan piutang dan, anjak
piutang non–pembiayaan (non–financing activity) yaitu dalam
bentuk pengurusan piutang atau tagihan.
b. Transaksi anjak piutang dapat dilakukan untuk transaksi
perdagangan domestik (anjak piutang domestik) dan transaksi
perdagangan antar negara atau ekspor/impor (anjak piutang
international).

10
c. Objek pembiayaan anjak piutang adalah piutang atau tagihan
jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan
dalam atau luar negeri.
d. Pembiayaan anjak piutang hanya dapat dilakukan kepada
perusahaan, bukan kepada individual atau orang – perorangan.

 Jasa Yang Ditawarkan


Dalam kegiatan sehari-harinya secara umum perusahaan
anjak piutang mempunyai dua macam jasa yang dapat ditawarkan
kepada masyarakat. Adapun jasa-jasa yang dlakukan oleh
perusahaan anjak piutang, sebagai berikut:
1. Jasa Pembiayaan (financing service)
Dalam hal jasa pembiayaan, perusahaan anjak piutang
melakukan pembayarn dimuka (prefinancing) kepada kreditur
yang besarnya tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak.
Kontrak dalam perjanjian dapat dibuat berdasarkan with
resource atau dengan without resource. Dalam hal ini besarnya
pembiayaan yang dilakukan sekitar 60%-80% dari total piutang
setelah dilakukan kontrak dan penyerahan bukti-bukti
penjualan.
2. Jasa Non Pembiayaan (non financing service)
Dalam jasa non pembiayaan kegiatan yang dilakukan
meliputi pemberian jasa pengelolaan administrasi kredit.
Biasanya kegiatan jasa ini meliputi: analisis kelayakan suatu
kredit, melakukan adminsitrasi kredit, pengawasan terhadap
kredit termasuk pengendaliannya dan perlindungan terhadap
suatu resiko kredit.
Kemudian berkaitan dengan jasa-jasa yan diberikan pihak
anjak piutang juga akan membebankan sejumlah biaya kepada
kreditur. Dalam praktiknya paling tidak ada dua jenis biaya
yang dibebankan kepada kliennya akibat dari pembiayaan yang
dilakukan perusahaan anjak piutang, yaitu fee dan biaya
administrasi erhadap pembiayaan tertentu.

E. Jenis Anjak Piutang

1. Berdasarkan Penanggungan Resiko


a. With Recourse Factoring

11
Berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu
memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak
piutang merupakan ancaman risiko. Dalam perjanjian with
recourse, klien akan menanggung risiko kredit terhadap
piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak piutang.
Oleh karena itu, perusahaan anjak piutang akan
mengembalikan tanggung jawab (recourse) pembayaran
piutang kepada klien atas piutang yang tidak tertagih dari
customer.
.
2. Berdasarkan Lingkup Wilayah
a. Domestic Factoring
Yaitu Factoring dimana semua para pihak berada dalam
satu negara.
b. International Factoring
Yaitu Factoring dimana pihak customernya berada di luar
negeri. Untuk international factoring ini sering disebut juga
dengan istilah Export/Import Factoring.

3. Berdasarkan pemberitahuan kepada pihak Customer


a. Disclosed Factoring
Pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang
dengan sepengetahuan pihak debitur (customer). Oleh
karena itu pada saat piutang terebut jatuh tempo perusahaan
anjak piutang memiliki hak tagih pada debitur yang
bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam
faktur dicantumkan pernyataan bahwa bahwa piutang yang
timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan
anjak piutang.
b. Undisclosed Factoring
Transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada
perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa pemberitahuan
kepada debitur kecuali bila ada pelanggaran atas
kesepakatan pada pihak klien, atau secara sepihak
perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi
risiko.
4. Berdasarkan Pelayanan
a. Full Service Factoring

12
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara
menyeluruh, baik jasa pembiayaan maupun non-
pembiayaan.
b. Bulk Factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan
pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa
memberikan jasa lain seperti resiko piutang, administrasi
penjualan, dan penagihan.
c. Maturity Factoring
Fasilitas jasa yang diberikan kepada kreditur adalah
perlindungan kredit yang meliputi pengurusan atau
penjualan, penagihan dari debitur dan perlindungan atas
piutang dan dalam jenis ini jasa yang diberikan adalah tanpa
pembiayaan.
d. Financial Factoring
Merupakan jenis Factoring yang memberikan jasa-jasa,
disamping jasa-jasa yang diberikan oleh manurity factoring,
ditambah lagi dengan jasa pemberian bantuan financial.
F. Syarat dan Mekanisme Anjak Piutang

Menurut Budi Rachmat, untuk mendapatkan fasilitas anjak


piutang, calon klien biasanya harus sudah mempunyai usaha yang
baik dan menguntungkan. Selanjutnya calon klien mengajukan
permohonan dengan melampirkan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Akta pendirian perusahaan klien beserta perubahan-
perubahannya
2. Surat pengesahan pendirian perusahaan dari Departemen
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dan Berita Negara
3. Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)
4. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
5. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
6. Laporan keuangan 3 tahun terakhir
7. Bank statement account untuk 3 bulan terakhir
8. Perjanjian jual beli dengan nasabah

13
9. Contoh invoice (faktur) dan credt note (nota kredit) perusahaan
10.Professional background dari direksi dan/atau komisaris
11.Struktur organisasi perusahaan klien
12.Data-data lain yang akan diminta kemudian bila diperlukan
Adapun mekanisme dalam transaksi anjak piutang pada
prinsipnya sama antara perusahaan anjak piutang yang satu dengan
lainnya, yaitu dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a. Tahap permohonan
Setiap permohonan pembiayaan anjak piutang, klien
harus mengisi formulir aplikasi yang telah disediakan oleh
perusahaan anjak piutang dengan lengkap dan
ditandatangani oleh klien.
b. Tahap pengecekan / desk research checking
Berdasarkan aplikasi pemohon, perusahaan anjak piutang
akan melakukan pengecekan atas kebenaran dari pengisian
formulir aplikasi tersebut.
c. Tahap audit checking / pemeriksaan lapangan
Apabila tahap pengecekan /desk research checking
hasilnya cukup baik, maka proses permohonan dilanjutkan
dengan pemeriksaan lapangan atau audit ke calon klien.
Adapun tujuan daripemeriksaan lapangan ini adalah:
Untuk memastikan bahwa transaksi penjualan yang
dilakukan antara klien dan nasabah termasuk dalam kriteria
tagihan yang dapat dianjakpiutangkan.
1) Untuk mempelajari prosedur administrasi penjualan yang
dilakukan oleh klien, termasuk syarat dan kondisi
penjualan.
2) Untuk mengenali secara langsung nasabah-nasabah mana
yang melakukan transaksi pembelian secara rutin,
langsung dan tingkat ketaatan pembayarannya.
3) Untuk menghitung secara pasti berapa besar tingkat
penjualan calon klien disbanding dengan laporan yang
disampaikan.

14
d. Tahap pembuatan customer profile
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan, perusahaan
anjak piutang akan membuat customer profile yang isinya
memuat tentang nama perusahaan customer, nama pemilik,
alamat dan nomor telepon, contact person, credit term,
lamanya hubungan dengan klien dan lain-lain.
e. Tahap pengajuan proposal kepada kredit komite
Selanjutnya marketing department pada perusahaan anjak
piutang akan mengajukan proposal atas permohonan yang
diajukan oleh klien kepada kredit komite.
f. Tahap pengajuan keputusan kredit komite
Keputusan kredit komite merupakan dasar bagi
perusahaan anjak piutang untuk melakukan pembiayaan atau
tidak. Apabila permohonan klien ditolak, harus
diberitahukan melalui surat penolakan, sedangkan apabila
disetujui maka marketing department akan mempersiapkan
surat peanwaran kepada calon klien.
g. Tahap pengiriman surat penawaran
Setelah proposal memperoleh persetujuan dari kredit
komite, maka marketing department mempersiapkan surat
penawaran kepada klien. Surat penawaran wajib
ditandatangani oleh klien dan dokumen ini biasanya akan
dijadikan surat penerimaan (letter of acceptance).
h. Tahap pengikatan
Berdasarkan surat penawaran yang telah ditandatangani
oleh klien, maka bagian legal akan mempersiapkan
pengikatan sebagai berikut :
1) Perjanjian anjak piutang beserta lampirannya
2) Jaminan pribadi (jika ada)
3) Jaminan perusahaan (jika ada)
4) Surat kuasa khusus, jika diperlukan
5) Notification letter
6) Pengikatan perjanjian anjak piutang dapat dilakukan
secara bawah tangan, dilegalisir oleh notaries, atau secara
notariil.

15
i. Tahap pencairan fasilitas
Setelah proses penandatangan perjanjian dilakukan oleh
kedua belah pihak, selanjutnya klien akan mencairkan
fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan anjak
piutang. Kemudian, setiap akhir bulan perusahaan anjak
piutang akan membuatkan laporan atas pemakaian fasilitas
anjak piutang yang telah diterima oleh klien beserta
lampirannya.
G. Bentuk dan Isi Perjanjian Anjak Piutang

Berdasarkan pada syarat dan mekanisme sebagaimana yang


telah dibahas pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
perjanjian anjak piutang tersebut dibuat secara tertulis. Peraturan
perundang-undangan tidak menentukan apakah perjanjian yang
tertulis harus dibuat dalam bentuk akte autentik, akta notaries atau
akta dibawah tangan. Secara yuridis, baik dalam bentuk akta
autentik / akta notaries maupun akta di bawah tangan sama-sama
mempunyai kekuatan hukum, yang membedakan hanyalah pada
segi hukum pembuktiannya.
Adapun tentang isi perjanjian anjak piutang baik dalam Keppres
No. 61 Tahun 1988 maupun peraturan pelaksanaannya belum
mengatur mengenai hal-hal apa saja yang harus dimuat di dalam
perjanjian anjak piutang.
1. Ketentuan Umum
a. Ketentuan mengenai penawaran penjualan piutang dari
perusahaan klien kepada perusahaan anjak piutang, termasuk
cara dan persyaratannya.
b. Ketentuan mengenai peanwaran yang memuat hak
perusahaan anjak piutang untuk menerima atau menolak
piutang-piutang yang ditawarkan berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang disepakati.
c. Ketentuan mengenai harga penjualan piutang, termasuk
kalkulasinya, waktu pembayaran, uang muka (advanced
payment).

16
d. Ketentuan mengenai jaminan yang diberikan oleh klien atas
piutang yang ditawarkan untuk dijual kepada perusahaan
anjak piutang, dan risiko akibat jaminan yang tidak benar.
e. Ketentuan mengenai ruang lingkup administrasi piutang
yang dilakukan oleh perusahaan anjak piutang, kewajiban
pelaporan kepada klien dan ketentuan biaya administrasi
yang diperhitungkan.
f. Ketentuan pembelian kembali piutang dalam hal terjadinya
keadaan-keadaan tertentu dan penetapan harga penjualan
kembali piutang tersebut.
2. Keabsahan Piutang
Perusahaan anjak piutang akan meminta klien untuk
memberikan jaminan bahwa piutang yang dijual benar-benar
ada dan barang telah diserahkan kepada nasabah. Apabila
piutang dalam bentuk pemberian jasa, maka klien harus
menjamin bawha pemberian jasa tersebut telah dilakukan. Klien
juga harus menjamin bahwa nilai jumlah piutang oleh klien
benar-benar telah dihitung dengan benar dan piutang tersebut
bebas dari perselisihan dan tidak dilakukan contratrading oleh
nasabah atau kemungkinan akan dituntut oleh pihak ketiga.
3. Pengalihan Resiko
Perusahaan anjak piutang perlu menetapkan apakah dalam
pengalihan risiko dilakukan dengan syarat :
a. Without recourse, yaitu risiko tidak terbayarnya faktur atau
piutang oleh nasabah berada pada perusahaan anjak piutang.
b. With recourse, yaitu risiko tidak terbayarnya piutang berada
pada klien.
4. Pengalihan Piutang
Dalam pelaksanaan pengalihan piutang (cessie) perlu diatur
ketentuan antara lain sebagai berikut:

17
a. Pengalihan piutang harus dibuat dalam suatu akta di bawah
tangan atau akta autentik dengan melampirkan dokumen
yang mendukung.
b. Setiap faktur yang dialihkan seyogyanya mencantumkan
keterangan di dalamnya yang menerangkan bahwa faktur
tersebut sudah dialihkan kepada perusahaan anjak piutang.
5. Pemberitahuan atau Notifikasi
Pemberitahuan (notification) atas pengalihan piutang
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Pengalihan piutang harus diberitahukan kepada nasabah dan
disetujui atau diakui oleh pejabat yang berwenang dari pihak
nasabah.
b. Pemberitahuan ini merupakan tanggungjawab dari klien.
c. Pemberitahuan oleh klien ini hanya diperlukan sekali untuk
setiap nasabah pada waktu pengalihan pertama.
d. Persetujuan atau pengakuan terhadap pemberitahuan ini oleh
nasabah dapat pula dilakukan dengan persetujuan terhadap
instruksi pembayaran.
e. Pemberitahuan ini tidak diharuskan untuk kegiatan anjak
piutang semacam invoice discounting factoring maupun
undisclosed factoring.
6. Syarat Pembayaran
Klien diminta untuk menjamin bahwa setiap piutang yang
dijual harus memiliki persyaratan pembayaran yang sama
dengan persyaratan penjualan yang disetujui oleh perusahaan
anjak piutang sebelumnya. Pembayaran oleh nasabah dilakukan
secara langsung kepada perusahaan anjak piutang dari waktu ke
waktu.
7. Perubahan Persyaratan
Klien diwajibkan memberitahukan perusahaan anjak
piutang secara tertulis setiap ada rencana perubahan atas

18
ketentuan-ketentuan dan persyaratan kredit yang diberikan
kepada nasabah sepanjang yang berkaitan dengan piutang atau
tagihan yang dijual tersebut.

8. Tanggungjawab klien atau nasabah


Klien harus membayar kepada perusahaan anjak piutang
nilai piutang yang dijual apabila terdapat hal-hal sebagai berikut
:
a. Nasabah tidak mengakui kebenaran piutang atau jumlah
piutang yang harus dibayar nasabah
b. Nasabah tidak membayar sebagian atau tidak sepenuhnya
melunasi tagihan yang telah jatuh tempo
c. Nasabah mengalami kebangkrutan
d. Klien melakukan wanprestasi atau melanggar ketentuan
kontrak dengan nasabah yang menimbulkan adanya tagihan
tersebut.
9. Jaminan Klien
a. Klien harus menjamin bahwa hak perusahaan anjak piutang
atas piutang yang dibelinya tersebut tidak menjadi hapus.
b. Klien tidak diperbolehkan membuat pernyataan lunas atas
suatu piutang yang telah dijual tanpa persetujuan tertulis dari
perusahaan anjak piutang.
c. Klien harus selalu memenuhi kesepakatan atau ketentuan
perjanjian dengan nasabah yang berkaitan dengan piutang
yang dijual kepada perusahaan anjak piutang.
d. Klien harus menyerahkan laporan keuangan tahunan atau
pertengahan tahun buku kepada perusahaan anjak piutang.
e. Perusahaan anjak piutang dapat melakukan pemeriksaan dan
mengkopi dokumen yang ada di kantor klien yang berkaitan
dengan tagihan dimaksud.

19
Contoh Perusahaan Anjak Piutang Yang Aktif Di Indonesia
1. Aditama Finance
2. SG Finance
3. PT. IFS Capital Indonesia
4. PT. Tifa Finance
5. Indomobil Group
6. CV. Angkasa Citra Mandiri

Kelebihan dan Kelemahan Perusahaan Anjak Piutang


1. Kelebihannya :
a. Cash flow lebih cepat, yang bisa dimanfaatkan, misalnya
untuk memperoleh persediaan yang lebih cepat laku.
b. Adanya “asuransi” terhadap piutang tidak tertagih.
c. Beban administrasi pengelolan piutang bisa dipindahkan ke
Factor.
d. Biaya anjak piutang bisa dikurangkan dari penghasilan kena
pajak, sebab berhubungan dengan proses menghasilkan
pendapatan.
e. Tidak mengharuskan posisi keuangan yang kuat.
f. Tidak ada implikasi jangka panjang yang negatif dalam
neraca.
g. Bisa dilaksanakan untuk sekali transaksi atau untuk jangka
panjang.
2. Kelemahannya:
a. Biaya relatif tinggi.

20
b. Ada Factor yang tidak bersedia menerima transaksi non-
recourse.
c. Akan menurunkan laba, jika cash flow yang diperoleh tidak
dimanfaatkan dengan efektif.
d. Cash flow yang diperoleh harus bisa dimanfaatkan dengan
cepat supaya tidak merugikan.
e. Bisa menimbulkan kesan yang buruk pada pembeli karena
penggantian pemilikan piutang.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan
serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
Pihak-pihak yang terlibat dalam Perusahaan Anjak Piutang yaitu
Perusahaan Anjak Piutang (Factor), Penjual Piutang (Client) dan
Nasabah (Customer).
Kelemahan dibidang manajemen/ pengelolaan piutang
menyebabkan semakin meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti
ini mengancam kontinuitas usaha yang pada gilirannya akan
menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan
dari lembaga keuangan. Salah satu manfaat yang dapat diberikan
lembaga anjak piutang dalam rangka mengatasi masalah dunia
usaha adalahc penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan
biaya produksi dan biaya penjualan, menghilangkan risiko
kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko kredit macet
ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang, dan lain-lain.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. http://dewiningrum2795.blogspot.co.id/2015/04/blk-anjak-
piutang.html
2. PT Ayu Esti W. 2004. Aspek Hukum Lembaga Pembiayaan
Anjak Piutang (Factoring). Bachelor thesis, Universitas
Udayana.
3. http://hikmahangelf.blogspot.co.id/2014/12/makalah-anjak-
piutang-factoringtugas.html
4. https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/badan-usaha/contoh-
perusahaan-anjak-piutang
5. Amanita Novi. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Universitas
Negeri Yogyakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai