Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya yang diampu oleh
Diampu oleh :
Muzdalifah, S.E., M.A.
Peserta :
Kelompok 4 S5C
Brandon 202114579022
Muthiara Pratiwi 202114500288
Diky Darmanto 202114501167
Nur Febriyanti 202114500301
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat rahmat, karunia, hidayah dan kehendak-Nyalah makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penulis berharap, agar dengan adanya makalah ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan
bagi mahasiswa dan dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
A. Simpulan............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berawal dari adanya mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, kami
terinspirasi untuk menyusun makalah ini dengan sub tema “Pegadaian” sesuai dengan
pembagian dari dosen. Pegadaian yang terkenal dengan tag line nya „Mengatasi masalah
tanpa masalah‟ merupakan lembaga keuangan non bank yang sudah menjamur di
Indonesia. Lembaga ini juga berperan dalam mengatasi masalah keuangan yang ada di
masyarakat.
Namun, karena sifat kekurangtahuan kami dalam masalah pegadaian, lembaga ini
jarang kami gunakan sebagai referensi masalah keuangan. Mengingat, saat ini bank
sudah banyak berdiri dan perum pegadaian sedikit terlupakan. Oleh sebab itulah, kami
ingin mengulas lebih dalam mengenai pegadaian.
B. Rumusan Masalah
Sesuai Latar Belakang diatas, maka kami merumuskan beberapa rumusan
masalah yang relevan, diantaranya yaitu:
C. Tujuan Penelitian
Sesuai Rumusan Masalah, maka kami menemukan beberapan tujuan
penelitian yang relevan, diantaranya yaitu:
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pegadaian
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah hak
yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang
bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang
mempunyai utang atau oleh seorang lain atas nama orang yang mempunyai utang.
Seorang yang berutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang untuk
menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila
pihak yang berutang tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.1
Sedangkan menurut Kashmir dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
(2008 : 262), secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan
barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan
barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah
dengan lembaga gadai. Beliau juga menyimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
2
B. Sejarah Pegadaian
Inggris, dan Belanda. Pengenalan usaha pegadaian di Indonesia diawali pada masa awal
masuknya kolonial Belanda, yaitu sekitar akhir abad ke-19, oleh sebuah bank yang
Pada zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih usaha Dinas
Pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian
berubah menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan). Kemudian pada tanggal 10 April 1990
Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang
membutuhkan uang tidak jatuh ketangan para pelepas uang atau tukang ijon atau tukang rentenir
yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian menyediakan pinjaman uang dengan
jaminan barang-barang berharga. Meminjam uang keprum pegadaian bukan saja karena
prosedurnya yang cepat dan mudah, tetapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan jika
dibandingkan dengan para pelepas uang atau tukang ijon. Hal ini dilakukan sesuai dengan salah
satu tujuan dari perum pegadaian dalam memberi pinjaman kepada masyarakat dengan moto
“menyelesaikan masalah tanpa masalah”.
Jika seseorang membutuhkan dana sebenarnya dapat diajukan ke berbagai sumber dana,
seperti meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya. Akan tetapi, kendala utamanya
adalah prosedurnya yang rumit dan memakan waktu yang relatif lebih lama. Kemudian
disamping itu, persyaratan yang lebih sulit untuk dipenuhi adalah seperti dokumen yang harus
lengkap, membuat masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhinya. Begitu pula dengan
3
jaminan yang diberikan harus barang-barang tertentu, karena tidak semua barang dapat
dijadikan jaminan bank.
1. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga, hal ini
disebabkan oleh prosedurnya yang tidak berbelit-belit.
3. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi
sesuai dengan kehendak nasabahnya.
Prosedur Pinjaman
4
Secara garis besar proses atau prosedur peminjaman uang diperum pegadaian dapat
dijelaskan berikut ini:
2. Bagi nasabah yang sudah jelas dan mengetahui prosedurnya dapat langsung membawa
barang jaminan dibagian penaksir untuk menaksir nilai jaminan yang diberikan. Pemberian
barang jaminan disertai bukti diri seperti KTP atau surat kuasa bagi pemilik barang yang tidak
dapat datang.
3. Bagian penaksir akan menaksir nilai jaminan yang diberikan, baik kualitas barang
maupun nilai barang tersebut, kemudian barulah ditetapkan nilai taksir barang tersebut.
5. Jika calon peminjam setuju, maka barang jaminan ditahan untuk disimoan dan nasabah
memperoleh pinjaman, berikut surat bukti gadai.
Kemudian untuk proses pembayaran kembali pinjaman baik yang sudah jatuh tempo
maupun yang belum dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Pembayaran kembali pinjaman berikut sewa modal dapat langsung dilakukan dikasir
dengan menunjukan surat bukti gadai dan melakukan pembayaran sejumlah uang.
2. Pihak pegadai menyerahkan barang jaminan apabila pembayarannya sudah lunas dan
diserahkan langsung ke nasabah untuk diperiksa kebenarannya dan jika sudah benar dapat
langsung dibawa pulang.
3. Pada prinsipnya pembayaran kembali pinjaman dan sewa modal dapat dilakukan
sebelum jangka waktu pinjaman jatuh tempo. Jadi si nasabah jika sudah punya uang dapat
langsung menebus jaminannya.
4. Bagi nasabah yang tidak dapat membayar pinjamannya, maka barang jaminannya
akan dilelang secara resmi ke masyarakat laus.
5. Hasil penjualan lelang diberitahukan kepada nasabah dan seandainya uang hasil
lelang setelah dikurangi pinjaman dan biaya-biaya masih lebih akan dikembalikan ke nasabah.
5
D. Kegiatan Usaha Gadai
Kegiatan usaha Perum Pegadaian dapat diklasifikasikan menjadi tiga, antara lain :
1. Penghimpunan Dana
Dana yang diperlukan oleh Perum Pegadaian untuk melakukan kegiatan usahanya
berasal dari :
2. Penggunaan Dana
Dana yang telah berhasil dihimpun kemudian digunakan untuk mendanai kegiatan
usaha Perum Pegadaian, di antaranya adalah :
6
Berikut adalah beberapa produk dan jasa yang disediakan oleh Perum Pegadaian.
7
vi.
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak. Dengan menggadaikan barang-barang beergerak seperti kendaraan, mesin,
peralatan rumah tangga, dll dengan prosedur yang telah ditentukan kita bisa
mendapatkan pinjaman jangka pendek dari perum pegadaian dengan mudah.
a. Penggadaian barang
b. Penaksiran oleh petugas penaksiran
c. Pemberian pinjaman oleh perum pegadaian
d. Pelunasan oleh nasabah
e. Pelelangan barang yang digadaikan apabila nasabah tidak melakukan pelunasan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10