KELOMPOK 7
FAKULTAS EKONOMI
BAUBAU
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Puji syukur penulis panjatkan kepada-
Nya, serta salawat dan salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW. sehingga penulis
dapat menyusun makalah ini yang berjudul “PEGADAIAN ”.
Uraian setiap topik dalam tulisan ini penulis sajikan dengan materi-materi yang menerangkan tentang
segala hal yang menyangkut tentang Pegadaian. Sedang untuk penelusuran yang lebih jauh dan mendalam
pembaca dapat mengadakan kajian pada artikel maupun refensi lainnya yang menyangkut masalah
Pegadaian di Indonesia yang dianggap relevan dengan topik bahasan ini.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, mudah-mudahan makalah ini dapat sedikit menambah
wawasan dan berguna bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................... 1
Daftar Isi............................................................................................................................. 2
Bab I Pendahuluan............................................................................................................. 3
a. Latar Belakang............................................................................................................ 3
b. Rumusan Masalah....................................................................................................... 3
c. Tujuan Masalah................................................................................................. 3
Bab II Pembahasan............................................................................................................ 4
a. Kesimpulan................................................................................................................. 8
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegadaian terlalu sering dikaitkan dengan kemiskinan. Umumnya, kita menghubungkan kegiatan
pegadaian dengan pihak-pihak yang membutuhkan uang dalam jumlah kecil, terdesak, dan tentunya
mereka berasal dari kelompok miskin atau kelompok marjin. Pegadaian sebagai sumber alternatif pasokan
dana jangka pendek untuk memperkuat usaha maupun memenuhi kebutuhan biaya hidup.
Sebagai suatu lembaga perkreditan kecil yang memiliki fungsi membantu masyarakat, hal tersebut
sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : KEP.39/MK/6/1/1971
pasal 2 (dua) ditetapkan bahwa Pegadaian memiliki tugas membina perekonomian rakyat kecil dengan
menyalurkan kredit atas dasar gadai kepada para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil yang
bersifat produktif, kaum buruh/Pegawai Negeri yang ekonominya lemah yang bersifat konsumtif. Ikut
serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, Pegadaian gelap dan praktek riba
lainnya disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat terutama bagi
pemerintah dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal mula pegadaian berkembang di Indonesia?
2. Apa tujuan, tugas, dan fungsi lembaga Pegadaian di Indonesia?
3. Apa saja keuntungan meminjam di pegadaian dibandingkan bank?
4. Apa yang dilakukan pegadaian saat sudah jatu tempo tetapi nasabah belum dapat mengembalikan
pinjaman?
C. Tujuan Masalah
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diharapkan makalah ini dapat menambah khasanah
dinamika keilmuan apa itu Pegadaian.
2. Makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
informasi mengenai Pegadaian.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pegadaian awalnya adalah Perusahaan Negara (PN) berdasarkan Undang-undang No. 19 Prp. 1960.
Perkembangan selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1969 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.7 tahun
1969 PN Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Jawatan (perjan). Kemudian pada tanggal 10 April 1990
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 Perjan pegadaian berubah menjadi Perusahaan
Umum (Perum) Pegadaian. Sampai saat ini lembaga yang melakukan usaha berdasarkan atas hukum
gadai hanyalah Perum Pegadaian.
Tujuan Pegadaian menurut Peraturan Pemerintan (PP) Republik Indonesia No.103 Tahun 2000 Pasal 6
dan 7 yaitu menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum dan sekaligus memupuk keuntungan.
Berdasarkan Kepres No. 51 tahun 1981 pasal 2 (dua) Pegadai memiliki tugas melaksanakan penyaluran
uang pinjaman atas dasar hukum gadai dan fiducia berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan dalam Pasal 3 disebutkan bahwa untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 2 (dua) Pegadaian memiliki tugas membina penyaluran kredit atas dasar hukum
gadai dan fiducia. Mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, gadai gelap dan praktek
riba. Membina pola perkreditan atas dasar hukum gadai dan fiducia yang bersifat produktif. Membina dan
mengawasi pelaksanaan operasi perusahaan Pegadaian.
Pegadaian mempunyai peranan yang sangat signifikan bagi perekonomian Negara. Hal ini dapat dilihat
dari fungsinya, yaitu penyalur dana kepada pihak yang membutuhkan dengan mengumpulkan dana dari
pihak yang memilikinya. Motivasi PERUM Pegadaian adalah memperoleh laba, maka PERUM
Pegadaian merupakan lembaga keuangan yang dapat dikatagorikan sebagai lembaga pembiayaan.
4
Pegadaian : Bank :
1) memperoleh uang, yaitu pada hari itu juga, 1) Prosedurnya lebih sulit dan berbelit-belit
hal ini disebabkan prosedurnya yang tidak
2) Persyaratannya yang lebih rumit dan
berbelit-belit.
memerlukan jaminan. Sedangkan
2) Persyaratan yang sangat sederhana pegadaian hanya memerlukan barang gadai
sehingga memudahkan konsumen untuk yang nasabah punya
memenuhinya 3) Pihak bank biasanya akan menanyakan
3) Pihak pegadaian tidak mempersalahkan untuk apa dana tersebut dipinjam dan
digunakan
uang tersebut digunakan untuk apa, jadi
sesuai dengan kehendak nasabahnya.
Tindak pegadaian jika ada nasabah yang tidak dapat mengembalikan pinjaman saat jatuh tempo adalah
nasabah dapat memperpanjang waktu pengembalian pinjaman dengan syarat tetap membayar sewa
modal, biaya titipan dan biaya pemeliharaan barang gadai. Namun bila nasabah telah masuk ke dalam
kategori (M) atau macet, dan mengabaikan surat pemberitahuan macet maka barang pinjaman akan di
gadai ke masyarakat luas.
Jenis-jenis barang berharga yang dapat diterima dan dapat dijadikan jaminan oleh perum pegadaian
sebagai berikut:
a. Barang-barang atau benda-benda perhiasan antara lain:
Emas - Perak - Intan - Jam
Berlian - Mutiara -Platina
d. Mesin-mesin seperti:
Mesin jahit - Mesin Kapan Motor
PERUM Pegadaian mempunyai pelayanan yang dapat dikatagorikan sebagai Lembaga Keuangan
Mikro (LKM). PERUM Pegadaian merupakan LKM terbesar di Indonesia, kerena asetnya paling besar,
sedangkan jaringan pelayanannya paling luas. Perum Pegadaian pada tahun 2004 mempunyai aktiva tetap
Rp 3.167.910 juta. Sampai tahun 2006 jumlah cabang Perum Pegadaian yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia adalah 826 unit (Hasil wawancara pada survey awal tanggal 13 Maret 2007)
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pegadaian adalah kegiatan
menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang
yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antar nasabah dengan lembaga gadai.
Adapun kegiatan pelaksanaan gadai dalam perum pegadaian meliputi beberapa kegiatan, yaitu
diantaranya seperti yang penulis paparkan diatas: asal mula pegadaian berkembang di Indonesia. Tujuan,
tugas, dan fungsi lembaga Pegadaian di Indonesia. Keuntungan meminjam di pegadaian dibandingkan
bank. Tindakan yang dilakukan pegadaian saat sudah jatuh tempo tetapi nasabah belum dapat
mengembalikan pinjaman. Barang apa saja yang bisa dijadikan barang gadai di pegadaian. Kategori
lembaga Pegadaian dan seberapa pesat perkembangannya di Indonesia. Kegiatan apa saja yang dilakukan
lembaga pegadaian selain memberikan pinjaman atas barang gadai. Dan apa saja hak dan kewajiban yang
dimiliki oleh lembaga pegadaian.
8
DAFTAR PUSTAKA