Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Oleh :

Disusun Oleh:
Kelompok

1) ENDAH SETIOWATI
2) RESI TIARA SARI
3) ERAWATI

STIE RIAU
T.P. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Lembaga
Penjamin Simpanan”.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan dan tantangan yang kami
hadapi di masa pandemi seperti saat ini, akan tetapi dengan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak hambatan dan tantangan tersebut dapat teratasi. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dan mengarahkan kami
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat berguna serta bermanfaat bagi
semua pihak untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai materi tentang
Lembaga Penjamin Simpanan.

Pekanbaru, April 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

A. Profile Lembaga Penjamin Simpanan........................................................................... 3

1. Bentuk dan Status ..................................................................................................... 3

2. Visi,Misi dan Nilai Lembaga Penjamin Simpanan ................................................... 5

3. Struktur Organisasi Lembaga Penjamin Simpanan................................................... 6

B. Fungsi, Tugas dan Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan ..................................... 7

1. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan ....................................................................... 7

2. Tugas Lembaga Penjamin Simpanan ........................................................................ 7

3. Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan................................................................ 7

C. Bank Peserta Lembaga Penjamin Simpanan ................................................................ 9

1. Kepesertaan .............................................................................................................. 9

2. Kewajiban Bank Peserta........................................................................................... 9

3. Bank Peserta LPS ................................................................................................... 10

4. Peserta Bank yang Dilikuidasi ............................................................................... 15

D. Klaim Penjaminan ..................................................................................................... 21

ii
BAB III CONTOH KASUS ............................................................................................... 24

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................. 26

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 26

B. Saran .......................................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
perekonomian nasional demi menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional. Stabilitas industri perbankan sangat mempengaruhi stabilitas
perekonomian secara keseluruhan.
Pada tahun 1998, krisis moneter dan perbankan yang menghantam Indonesia,
yang ditandai dengan dilikuidasinya 16 bank, mengakibatkan menurunnya tingkat
kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan. Untuk mengatasi krisis yang
terjadi, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya memberikan
jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat
(blanket guarantee). Hal ini ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun
1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum dan
Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban
Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat.
Dalam pelaksanaannya, blanket guarantee memang dapat menumbuhkan
kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, namun ruang lingkup
penjaminan yang terlalu luas menyebabkan timbulnya moral hazard baik dari sisi
pengelola bank maupun masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut dan agar tetap menciptakan rasa aman bagi
nasabah penyimpan serta menjaga stabilitas sistem perbankan, program penjaminan
yang sangat luas lingkupnya tersebut perlu digantikan dengan sistem penjaminan
yang terbatas.
Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
mengamanatkan pembentukan suatu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai
pelaksana penjaminan dana masyarakat.

1
Pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia mengesahkan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS, suatu lembaga independen
yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam
memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya, dibentuk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa bentuk dan status Lembaga Penjamin Simpanan?
2. Bagaimana fungsi, tugas dan wewenang Lembaga Penjamin Simpanan?
3. Siapa saja bank peserta Lembaga Penjamin Simpanan?
4. Bagaimana prosedur klaim penjaminan di Lembaga Penjamin Simpanan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa bentuk dan status Lembaga Penjamin Simpanan.
2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi, tugas dan wewenang Lembaga Penjamin
Simpanan.
3. Untuk mengetahui siapa saja bank peserta Lembaga Penjamin Simpanan.
4. Untuk mengetahui bagaimana prosedur klaim penjaminan di Lembaga Penjamin
Simpanan.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca mengenai Lembaga Penjamin
Simpanan.
2. Manfaat Praktis
Makalah ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam memahami
mengenai Lembaga Penjamin Simpanan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Profile Lembaga Penjamin Simpanan


1. Bentuk dan Status
Lembaga penjamin simpanan adalah sebuah lembaga negara dengan status
badan hukum yang independen, transparan dan akuntabel dalam menjalankan
tugasnya serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden,Kemudian sebagaimana
diatur dalam Pasal 62 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
Penjamin Simpanan selanjutnya disingkat UU Lembaga Penjamin Simpanan, tata
kelola (governance).
Lembaga Penjamin Simpanan adalah one board system, yaitu Dewan
Komisioner sebagai pimpinan Lembaga Penjamin Simpanan yang bertanggung jawab
untuk merumuskan dan memutuskan kebijakan, sekaligus melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang Lembaga Penjamin Simpanan. Dalam
Pasal 65 UU Lembaga Penjamin Simpanan, Dewan Komisioner ditetapkan oleh
Presiden dan memiliki kewenangan memutuskan hal-hal yang strategis. Dalam
melaksanakan tugasnya, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 UU Lembaga Penjamin
Simpanan, Dewan Komisioner wajib melakukan rapat berkala yang disebut sebagai
Rapat Dewan Komisioner untuk membahas hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan kebijakan penjaminan nasabah.
b. Menetapkan kebijakan Lembaga Penjamin Simpanan dalam
mendukung stabilitas sistem perbankan.
c. Mengevaluasi pelaksanaan penjaminan simpanan nasabah dan
pelaksanaan peran Lembaga Penjamin Simpanan dalam mendukung
stabilitas sistem perbankan.
d. Menerima dan mengevaluasi hal-hal yang dilaporkan kepada Kepala
Eksekutif; dan/atau
e. hal-hal lain yang berhubungan dengan tugas Lembaga Penjamin
Simpanan.

3
Simpanan. Lembaga Penjamin Simpanan adalah lembaga yang
independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya. Lembaga Penjamin Simpanan memiliki fungsi yang amat
penting, yakni sebagaimana diatur dalam Pasal 4 UU Lembaga Penjamin
Simpanan, yakni:
1) Menjamin simpanan nasabah penyimpan;
2) Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
dengan kewenangannya. Dalam menjalankan fungsinya

Sebagai penjamin simpanan nasabah penyimpan, Lembaga Penjamin


Simpanan bertugas menetapkan dan merumuskan kebijakan pelaksanaan
penjaminan simpanan serta melaksanakan penjaminan simpanan. dan ketika
terjadi penutupan bank gagal, tugas penjamin simpanan ini diaplikasikan
dengan melakukan pembayaran klaim penjaminan atas simpanan nasabah
bank yang dicabut, dan menunjuk tim likuidasi untuk membereskan aset dan
kewajiban bank tersebut.
Menurut Rudjito Lembaga Penjamin Simpanan dirancang dan dibentuk
sebagai bagian dari jaring pengaman sistem keuangan (financial safety net) di
Indonesia yang mencakup 4 (empat) elemen yaitu;
1) Pengaturan dan pengawasan terhadap institusi-institusi keuangan dan
pasar.
2) Bertindak sebagai lender of the last resort.
3) Skim penjaminan simpanan. dan
4) Manajemen krisis.

Yang termasuk ke dalam sistem jaring pengaman sistem keuangan


adalah Departemen Keuangan selaku pemegang kekuasaan finansial, Bank
Indonesia selaku pengawas dan lender of the last resort, dan Lembaga
Penjamin Simpanan selaku pemegang kewenangan mengenai penjaminan
simpanan nasabah. Departemen Keuangan, Bank Indonesia, serta Lembaga
Penjamin Simpanan bersamasama menentukan kerangka dan prosedur jaring

4
pengaman sistem keuangan yang dapat menggambarkan secara jelas tugas-
tugas dan kewenangan setiap institusi yang terkait sekaligus mekanisme
koordinasi terhadap pencegahan dan penanganan krisis financial.
Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan diharapkan dapat lebih
menjamin dana simpanan masyarakat di bank-bank. Dengan adanya Lembaga
Penjamin Simpanan yang berperan sebagai penjamin terhadap simpanan
nasabah bank, maka apabila terdapat bank yang mengalami kesulitan usaha,
kemudian dicabut izin usahanya dan dilikuidasi, kedudukan nasabah tetap
terjamin. Dengan kata lain, Lembaga Penjamin Simpanan merupakan bentuk
nyata dari adanya penjaminan dan perlindungan terhadap dana simpanan
masyarakat. Dengan adanya Lembaga Penjamin Simpanan menunjukkan
terdapat jaminan secara eksplisit bagi nasabah penyimpan apabila bank
dilikuidasi.
2. Visi,Misi dan Nilai Lembaga Penjamin Simpanan
a. Visi
Menjadi lembaga yang terdepan, tepercaya, dan diakui di tingkat nasional dan
internasional dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank
untuk mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan.
b. Misi
1) Menyelenggarakan penjaminan simpanan yang efektif dalam rangka
melindungi nasaba;
2) Melaksanakan resolusi bank yang efektif dan efisien; Melaksanakan
penanganan krisis melalui restrukturisasi bank yang efektif dan efisien; dan
3) Berperan aktif dalam mendorong dan memelihara stabilitas sistem
keuangan nasional melalui organisasi yang kompeten
c. Nilai
1) Integrity yaitu berkata jujur, bertindak independen sesuai dengan kode etik,
dan selalu mengedepankan kepentingan lembaga;

5
2) Collaboration yaitu mengedepankan kerjasama dan saling mendukung
dengan sikap terbuka dan prasangka baik, saling percaya dan menghargai
untuk mencapai tujuan lembaga;
3) Accountable yaitu berani bertanggung jawab atas segala tindakan atau
keputusan yang diambil, sesuai kebijakan/peraturan yang berlaku, dengan
mempertimbangkan risiko;
4) Respect yaitu menghargai, menghormati, dan memiliki kepedulian
terhadap orang lain dengan dilandasi sikap empati, sopan dan tulus tanpa
pamrih; dan
5) Excellence yaitu mengupayakan hasil terbaik dengan cara menetapkan
standar tinggi, melakukan pengembangan berkelanjutan dan inovasi

3. Struktur Organisasi Lembaga Penjamin Simpanan

Gambar 1. S truktur Organisasi LPS

6
B. Fungsi, Tugas dan Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan
1. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan
Lembaga Penjamin Simpanan selanjutnya disebut LPS adalah sebuah lembaga
negara dengan status-badan hukum yang independen, transparan dan akuntabel dalam
menjalankan tugasnya serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dalam
menjalankan peranannya, LPS memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjamin
simpanan nasabah (Mamuaja, 2015). Fungsi tersebut diamanatkan dalam Pasal 4 UU
LPS, sebagai berikut:
a. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
b. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannnya (lps.go.id)
2. Tugas Lembaga Penjamin Simpanan
Adapun fungsi dari LPS adalah menjamin simpanan nasabah dan turut aktif
dalam memelihara stabilitas keuangan perbankan. Dan ketika terjadi penutupan bank
gagal, menurut Ramadhani (2006, dalam Mamuaja, 2015) tugas penjamin simpanan
ini diaplikasikan dengan melakukan pembayaran klaim penjaminan atas simpanan
nasabah bank yang dicabut, dan menunjuk tim likuidasi untuk membereskan aset dan
kewajiban bank tersebut. Sehingga dalam pasal 5 UU LPS, Lembaga Penjamin
Simpanan bertugas untuk:
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
b. Melaksanakan penjaminan simpanan.
c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara
stabilitas sistem perbankan.
d. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank
Gagal yang tidak berdampak sistemik.
e. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik (lps.go.id).
3. Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan
Terkait fungsi dari LPS yang menjamin simpanan nasabah dan memiliki tugas
salah satunya merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan simpanan, maka

7
LPS memiliki sejumlah kewenengan yang dapat membantu fungsi dan tugasnya.
Wewenang LPS yang mana dikutip dari (lps.go.id) ada sembilan wewenang, yakni:
a. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
b. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi
peserta.
c. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
d. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan
keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak
melanggar kerahasiaan bank.
e. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut
pada angka 4.
f. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
g. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak
bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian
tugas tertentu.
h. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan
simpanan.
i. Menjatuhkan sanksi administratif.
Menurut (Mamuaja, 2015) sebagai lembaga yang berfungsi untuk menjamin
simpanan nasabah di bank, LPS harus memiliki akses yang luas terhadap segala
infomasi yang berkaitan dengan nasabah dan kondisi kesehatan bank, yang akan
digunakan untuk menghitung risiko atas program penjaminan yang dilakukan LPS.
Maka dari itu, LPS memiliki kewenangan lain yang mana kewenangannya dalam
rangka untuk menjalankan fungsinya sebagai pemelihara stabilitas sistem perbankan
khususnya dalam penanganan dan penyelesaian bank gagal sebagaimana diatur dalam
Pasal 6 UU LPS, yaitu :
a. Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang
saham, termasuk hak dan wewenang RUPS;
b. Menguasai dan mengelola aset dan kewajiban Bank Gagal yang
diselamatkan

8
c. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau mengubah setiap
kontrak yang mengikat Bank Gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga
yang merugikan bank; dan
d. Menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan/atau
kewajiban bank tanpa persetujuan kreditur.

C. Bank Peserta Lembaga Penjamin Simpanan


Menjadi peserta Lembaga Penjamin Simpanan adalah hal yang wajib yang harus
diikuti oleh Bank-bank yang berada di Indonesia. Hal ini sesuai dengan program
Penjaminan Simpanan tentang kepesertaan yaitu :
1. Kepesertaan
a. Setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di wilayah Negara Republik
Indonesia wajib menjadi peserta Penjaminan.
b. Bank peserta penjaminan meliputi seluruh Bank Umum (termasuk kantor cabang
dari bank yang berkedudukan di luar negeri yang melakukan kegiatan perbankan
dalam wilayah Republik Indonesia) dan Bank Perkreditan Rakyat, baik bank
konvensional maupun bank berdasarkan prinsip syariah.
c. Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di Indonesia yang melakukan
kegiatan perbankan di luar wilayah Republik Indonesia tidak termasuk dalam
Penjaminan.
2. Kewajiban Bank Peserta
Sebagai peserta Penjaminan, setiap bank yang melakukan kegiatan usaha di
Indonesia mempunyai kewajiban untuk:
a. Menyerahkan dokumen sebagai berikut:
1) salinan anggaran dasar dan/atau akta pendirian bank;
2) salinan dokumen perizinan bank;
3) surat keterangan tingkat kesehatan bank; dan
4) surat pernyataan dari Direksi, Komisaris, Pengendali, kantor pusat dari cabang
bank asing, dan Pemegang Saham bank
b. Membayar kontribusi kepesertaan.
c. Membayar premi penjaminan dan menyampaikan copy bukti pembayaran premi
(transfer advance).

9
d. Menyampaikan perhitungan premi, dengan format:
1) Perhitungan Premi bank umum dan bank umum syariah;
2) Perhitungan Premi BPR & BPRS
e. Menyampaikan laporan secara berkala, yaitu:
1) Laporan Posisi Simpanan;
2) Laporan Keuangan Bulanan;
3) Laporan Tahunan yang telah diaudit, atau laporan keuangan tahunan yang
disampaikan kepada LPP bagi BPR yang tidak diwajibkan oleh LPP untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit; dan
4) Laporan Susunan Pemegang Saham, Pengendali bagi bank yang berbadan
hukum koperasi, direksi, dan komisaris bank setiap kali ada perubahan.
f. Menyampaikan laporan perubahan alamat.
g. Menempatkan bukti kepesertaan di dalam kantor bank atau tempat lainnya
sehingga dapat diketahui dengan mudah oleh masyarakat.
h. Menempatkan pengumuman pada seluruh kantor bank yang dapat diketahui
dengan mudah oleh nasabah mengenai:
1) maksimum tingkat bunga yang dianggap wajar yang ditetapkan LPS; dan
2) maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS;

3. Bank Peserta LPS


Berikut lembaga keuangan baik bank maupun bank perkreditan yang menjadi peserta
LPS:
No Kepersertaan Nama Bank

10500001 Bangkok Bank Public Company Limited

20400001 Bank Net Indonesia Syariah

10500002 Bank Of America, N.A

10500003 Bank of China (Hong Kong) Limited

10500004 Citibank N.A.

10
10500005 Deutsche Bank AG.

10500006 JP. Morgan Chase Bank N.A.

32000053 Koperasi BPR Bank Pasar Patma

10500008 MUFG Bank, Ltd.

32100014 PD BPR Bank Bantul

32300020 PD BPR Bank Daerah Bojonegoro

32100028 PD BPR Bank Daerah Gunungkidul

32200019 PD BPR Bank Daerah Kabupaten Kediri

32200041 PD BPR Bank Daerah Kabupaten Madiun

32200020 PD BPR Bank Daerah Kota Madiun

32300062 PD BPR Bank Gresik

31900027 PD BPR Bank Pasar Kabupaten Kudus

31700007 PD BPR Bank Pasar Kota Tegal

31700005 PD BPR Bank Pemalang

31900033 PD BPR Bank Wonosobo

31900025 Perumda BPR Bank Blora Artha

31700029 Perumda BPR Bank Brebes

31600007 Perumda BPR Bank Cirebon

32300021 Perumda BPR Bank Daerah Lamongan

32100015 PERUMDA BPR Bank Jogja

31300110 Perumda BPR Bank Kota Bogor

32200044 Perumda BPR Bank Kota Kediri

32100016 Perumda BPR Bank Kulon Progo

11
32400017 Perumda BPR Bank Lumajang

31900031 Perumda BPR Bank Magelang

31900030 PERUMDA BPR BANK PASAR KABUPATEN


TEMANGGUNG

31900032 Perumda BPR Bank Pasar Kota Semarang

31900028 Perumda BPR Bank Purworejo

31900082 Perumda BPR Bank Salatiga

31400087 Perumda BPR Bank Sumedang

10200001 PT Bank Aceh Syariah

10300001 PT Bank Amar Indonesia Tbk

10400002 PT Bank ANZ Indonesia

10300004 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk.

20300003 PT Bank BCA Syariah

10300006 PT Bank Bisnis Internasional

10400003 PT Bank BNP Paribas Indonesia

10300044 PT Bank BTPN Syariah Tbk.

10300050 PT Bank BTPN Tbk

10300008 PT Bank Bumi Arta Tbk.

10400004 PT Bank Capital Indonesia, Tbk.

10300009 PT Bank Central Asia Tbk.

10400012 PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk.

10300010 PT Bank CIMB Niaga Tbk.

10400006 PT Bank Commonwealth

12
10400005 PT Bank CTBC Indonesia

10300011 PT Bank Danamon Indonesia Tbk.

10400007 PT Bank DBS Indonesia

10300043 PT Bank Digital BCA

10200009 PT Bank DKI

10300014 PT Bank Fama Internasional

10300015 PT Bank Ganesha

10300017 PT Bank Harda Internasional

10300013 PT Bank HSBC Indonesia

10300019 PT Bank ICBC Indonesia

10300020 PT Bank Ina Perdana Tbk

10300021 PT Bank Index Selindo

20300007 PT Bank Jabar Banten Syariah

10300005 PT Bank Jago Tbk

10300023 PT Bank Jasa Jakarta

10300033 PT Bank JTrust Indonesia Tbk

10300007 PT Bank KB Bukopin Tbk

10300016 PT Bank KEB Hana Indonesia

10100001 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

10300048 PT Bank Mandiri Taspen

10300025 PT Bank Maspion Indonesia Tbk

10300026 PT Bank Mayapada Internasional Tbk.

10300022 PT Bank Maybank Indonesia Tbk

13
10300027 PT Bank Mayora

20300001 PT Bank Mega Syariah

10300028 PT Bank Mega Tbk.

10300029 PT Bank Mestika Dharma, Tbk

10400009 PT Bank Mizuho Indonesia

10300018 PT Bank MNC Internasional, Tbk.

20300002 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk

10300032 PT Bank Multiarta Sentosa

10300034 PT Bank Nationalnobu Tbk

10100002 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

10300053 PT Bank Neo Commerce Tbk

10200015 PT Bank NTB Syariah

10300036 PT Bank OCBC NISP Tbk.

10300037 PT Bank Of India Indonesia Tbk.

20300009 PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk

33000011 PT Bank Pasar Ronggolawe

10200014 PT Bank Pembangunan Daerah Bali

10300040 PT Bank Pembangunan Daerah Banten, Tbk

10200007 PT Bank Pembangunan Daerah Bengkulu

10200012 PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa


Yogyakarta

10200005 PT Bank Pembangunan Daerah Jambi

10200010 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten


Tbk

14
10200011 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah

10200013 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk.

10200017 PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat

10200019 PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan

10200018 PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah

31300024 PT BPR Marensabank

31900109 PT BPR Rudo Indobank A

32300093 PT BPR Sili Corp Bank

10300038 PT Pan Indonesia Bank, Tbk.

10300055 PT Prima Master Bank

10400001 PT. Bank IBK Indonesia

10300012 PT. Bank Oke Indonesia

32000007 PUD BPR Bank Karanganyar

32000010 PUD BPR Bank Solo

10500007 Standard Chartered Bank

Sumber: Bank Peserta Penjaminan ( LPS, diakses pada 13 April 2021 ,


https://www.lps.go.id/web/guest/bank-peserta-penjaminan )

4. Peserta Bank yang Dilikuidasi


Likuidasi bank yang dilakukan Lps karena Keadaan Bank yang tidak sehat /
bermasalah. Sebuah bank dinyatakan bermasalah apabila bank tersebut menghadapi
permasalahan dalam kegiatan operasinya dalam aspek CAMEL (capital, asset
quality, management, earning power, liquidity) yang tergolong tidak sehat.

15
Suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya
dan tindakan untuk mengatasinya belum cukup untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapi bank. Termasuk dalam kriteria bahwa “suatu bank mengalami kesulitan
yang membahayakan kelangsungan usahanya” adalah apabila berdasarkan penilaian
dari Bank Indonesia, kondisi usaha bank semakin memburuk, antara lain ditandai
dengan menurunnya permodalan, kualitas aset, likuiditas dan rentabilitas, serta
pengelolaan bank yang tidak dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian (Prudential
banking) dan asas perbankan yang sehat (Penjelasan atas Pasal 37 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998).
Keadaan suatu bank membahayakan sistem perbankan, termasuk dalam kriteria
yang membahayakan sistem perbankan adalah apabila tingkat kesulitan yang dialami
dalam melakukan kegiatan usaha, suatu bank tidak mampu memenuhi kewajiban-
kewajibannya kepada bank lain, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan dampak
berantai kepada bank-bank lainnya (Penjelasan atas Pasal 37 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998).
Daftar Bank Yang Dilikuidasi LPS
No Nama Bank Wilayah Tanggal Posisi
Dalam CIU
Likuidasi

1 Koperasi BPR Sulawesi 11-Feb- Proses


Abang Pasar Selatan 2021 Likuidasi
(DL)

2 Koperasi BPR Jawa Timur 07-Jan- Proses


Tawang Alun 2021 Likuidasi
(DL)

3 PT BPR Nurul Sumatera 11-Des- Proses


Barokah (DL) Barat 2020 Likuidasi

4 PT BPR Stigma Sumatera 27-Nov- Proses

16
Andalas (DL) Barat 2020 Likuidasi

5 PT BPR Jawa Barat 15-Okt- Proses


Arthaprima 2020 Likuidasi
Danajasa (DL)

6 PT BPR Brata Jawa Barat 30-Sep- Proses


Nusantara (DL) 2020 Likuidasi

7 PT BPR Jawa Barat 13-Agu- Proses


Lugano (DL) 2020 Likuidasi

8 PT BPRS Jawa Barat 05-Jun- Proses


Gotong Royong 2020 Likuidasi
(DL)

9 PT BPR Sekar Jawa Barat 17-Mar- Proses


(DL) 2020 Likuidasi

10 PT BPR Tebas Kalimantan 27-Jan- Proses


Lokarizki (DL) Barat 2020 Likuidasi

11 PT BPR Fajar Jawa Barat 11-Nov- Proses


Artha Makmur 2019 Likuidasi
(DL)

12 PT BPRS Banda Aceh 11-Okt- Proses


Hareukat (DL) 2019 Likuidasi

13 PT BPR Bali 13-Agu- Proses


Calliste Bestari 2019 Likuidasi
(DL)

14 PT BPR Efita Jawa Barat 03-Jul- Selesai


Dana Sejahtera 2019 Likuidasi
(DL)

15 PT BPR Legian Bali 21-Jun- Proses


(DL) 2019 Likuidasi

16 PT BPRS Papua 15-Mei- Selesai


Muamalat 2019 Likuidasi

17
Yotefa (DL)

17 PT BPR Jawa Timur 06-Feb- Proses


Pancadana 2019 Likuidasi
(DL)

18 PT BPRS Safir Bengkulu 30-Jan- Proses


Bengkulu (DL) 2019 Likuidasi

19 PT BPRS Jabal Jawa Timur 21-Jan- Proses


Tsur (DL) 2019 Likuidasi

20 PT BPR Banten 22-Nov- Proses


Bintang 2018 Likuidasi
Ekonomi
Sejahtera (DL)

21 PT BPR Jawa Barat 08-Nov- Selesai


Sinarenam 2018 Likuidasi
Permai Jatiasih
(DL)

22 PT BPR Kalimantan 12-Jul- Proses


Sambas Arta Barat 2018 Likuidasi
(DL)

23 PT BPR Mega Jawa Barat 05-Jun- Selesai


Karsa Mandiri 2018 Likuidasi
(DL)

24 PT BPR Sumatera 25-Mei- Selesai


Budisetia (DL) Barat 2018 Likuidasi

25 PT BPR Sulawesi 25-Apr- Selesai


Akarumi (DL) Tengah 2018 Likuidas

26 PT BPR Bina Jawa Barat 04-Apr- Selesai


Dian Citra (DL) 2018 Likuidasi

27 PT BPR Sinar Jawa Tengah 06-Des- Selesai


Baru Perkasa 2017 Likuidasi

18
(DL)

28 PT BPR LPN Sumatera 29-Nov- Selesai


Kampung Barat 2017 Likuidasi
Manggis (DL)

29 PT BPR KS Bali 03-Nov- Selesai


Bali Agung 2017 Likuidasi
Sedana (DL)

30 PT BPR Banten 05-Sep- Selesai


Sisibahari Dana 2017 Likuidasi
(DL)

31 PT BPR Jawa Timur 15-Jun- Selesai


Triharta Indah 2017 Likuidasi
(DL)

32 PT BPR Riau 15-Jun- Selesai


Indomitra Mega 2017 Likuidasi
Kapital (DL)

33 PT BPR Nusa Sumatera 07-Mar- Selesai


Galang Utara 2017 Likuidasi
Makmur (DL)

34 PT BPR Jawa Timur 03-Feb- Selesai


Dhasatra Artha 2017 Likuidasi
Sempurna (DL)

35 PT BPR Nova Daerah 20-Jan- Selesai


Trijaya (DL) Khusus 2017 Likuidasi
Ibukota
Jakarta

36 PT BPR Multi Jawa barat 20-Des- Selesai


Artha Mas 2016 Likuidasi
Sejahtera

37 PT BPRS Jawa Barat 01-Sep- Selesai


Shadiq Amanah

19
(DL) 2016 Likuidasi

38 PT BPR Artha Magetan, 15-Agu- Selesai


Dharma Jawa Timur 2016 Likuidasi

39 PT BPR Mitra Sumatera 29-Jul- Selesai


Dana Barat 2016 Likuidasi

40 PT BPR Sulawesi 20-Jun- Selesai


Mustika Utama Tenggara 2016 Likuidasi
Kolaka (DL)

41 PT BPR Sidoarjo, 29-Apr- Selesai


Kudamas Jawa Timur 2016 Likuidasi
Sentosa

42 PT BPRS Al Pasuruan, 25-Apr- Selesai


Hidayah Jawa Timur 2016 Likuidasi

43 PT BPR Dana Sulawesi 13-Apr- Selesai


Niaga Mandiri Selatan 2016 Likuidasi

44 PT BPR Mitra Sumatera 22-Jan- Selesai


Bunda Mandiri Barat 2016 Likuidasi

45 PT BPR Agra Gunung 14-Jan- Selesai


Arthaka Mulya Kidul, 2016 Likuidasi
Yogyakarta

46 PT BPR Cita Banten 18-Des- Selesai


Makmur Lestari 2015 Likuidasi

47 PT BPR Carano Sumatera Barat 10-Jul- Selesai


Nagari, 2015 Likuidasi
Bukittinggi

48 PT BPRS Cengkareng, Jakarta 19-Jun- Selesai


Hidayah Jakarta Barat 2015 Likuidasi

20
49 PT BPR LPN Sumatra Barat 02-Mar- Selesai
Kampung Baru 2015 Likuidasi
Muara Paiti

50 PT BPR Jawa Barat 29-Des- Selesai


Koperasi Jawa 2014 Likuidasi
Barat, Bandung

Sumber: Bank yang dilikuidasi (lps.go.id/web/guest/bank -yang-dilikuidasi )

D. Klaim Penjaminan
Mekanisme pengajuan klaim penjaminan, sebenarnya telah diatur pada Peraturan
Lembaga Penjamin Simpanan no 2 tahun 2010 tentang Program Penjaminan Simpanan.
Secara rinci telah disebutkan pada BAB IX tentang Pengajuan Klaim. Kemudian terkait
pembayaran klaim penjaminan, ada yang layak dibayar dan ada juga yang tidak. Layak
bayar artinya nasabah sudah lulus verifikasi yang dilakukan tim likuidasi. Sedangkan
klaim yang tidak layak bayar biasanya disebabkan data simpanan dimaksud tidak
tercatat pada bank atau nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan
keadaan bank menjadi tidak sehat. Sebagaimana dijelaskan pada BAB X dan BAB XI
secara berurutan menjelaskan klaim penjaminan yang layak dibayar maupun yang tidak
layak dibayar.
Bahwasanya dalam hal penjaminan dibayarnya dana nasabah, Lembaga Penjamin
Simpanan senantiasa memberikan informasi yang gamblang terkait mekanisme tersebut.
Dalam hal ini akan disajikan gambar sebagai berikut:

21
Gambar 2. Mekanisme Pengajuan dan Pembayaran Klaim

Keterangan:
1) LPS akan mengumumkan daftar rekening simpanan yang layak dibayar.
Pengumuman di kantor bank yang dicabut izin usahanya berupa daftar simpanan
dan status (layar bayar atau tidak layak bayar), syarat dan tata cara serta lokasi bank
pembayar.
2) Bagi Nasabah yang layak dibayar dapat melakukan “Pengajuan Klaim Simpanan
Yang Memenuhi Syarat Program Pinjaman”. Persyaratan yang dibutuhkan sebagai
berikut:
a. Perorangan/Individu:
i. Asli dan Copy Bukti Identitas diri (KTP/SIM/Paspor)
ii. Asli bukti kepemilikan rekening (Buku tabungan, bilyet giro, atau
bilyet deposito).
b. Badan usaha/Badan hukum/Organisasi:

22
i. Asli dan Copy Anggaran Dasar, untuk Dana Pensiun wajib
membawa Peraturan Dana Pensiun dan Keputusan Pendiri tentang
Pengurus Dana Pensiun
ii. Asli surat kuasa (untuk non direksi)
iii. Asli dan Copy bukti identitas diri (KTP/SIM/Paspor)
iv. Asli bukti kepemilikan rekening
v. Informasi tertulis nomor rekening tujuan, surat
pernyataan/keterangan nasabah/Tim Likuidasi.

3) Nasabah (layak bayar) mendatangi Bank Pembayar yang telah ditetapkan. Dengan
membawa – copy, dan asli bukti diri, asli bukti simpanan, surat pernyataan
nasabah/keterangan tim likuidasi/instansi lain.
4) Bank pembayar melakukan beberapa kegiatan diantaranya (1) menerima pengajuan
klaim dan melakukan penelitian terhadap kelengkapan dokumen yang diserahkan
oleh Nasabah yang memenuhi syarat dan pencocokan dengan arsip nasabah dan
administrasi bank, (2) melakukan proses pembayaran kepada nasabah yang
simpanannya memenuhi syarat program penjaminan, (3) menyampaikan laporan
berkala ke LPS dilengkapi dokumen pembayar yang telah dilakukan.

23
BAB III

CONTOH KASUS

Kasus Nasabah Maybank, LPS: Hanya Tangani Bank yang Bangkrut


Kasus pembobolan dana nasabah sedang ditangani Kepolisian dan masih terus bergulir.
Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan, pihaknya


hanya memiliki kewenangan sesuai UU LPS terkait penjaminan simpanan nasabah apabila terdapat
bank yang dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini menyusul adanya
kasus raibnya dana nasabah PT Bank Maybank Indonesia Tbk senilai Rp 22 miliar oleh Winda D
Lunardi.
Sekretaris Lembaga LPS Muhamad Yusron mengatakan, pihaknya memiliki tiga syarat agar dana
bank simpanan nasabah bisa dijamin LPS.
"Agar simpanan bank dijamin LPS, nasabah perlu memenuhi syarat 3 T, yakni tercatat pada
pembukuan bank, tingkat bunga simpanan tidak melebihi bunga penjaminan LPS, dan tidak
melakukan tindakan yang merugikan bank, misalnya, memiliki kredit macet," ujarnya
kepada Republika.co.id, Senin (15/11).
Saat ini, kasus pembobolan dana nasabah sedang ditangani Kepolisian dan masih terus bergulir.
Kasus ini muncul ke publik saat Winda yang merupakan atlet e-sport mendatangi Bareskrim Polri
pada Kamis, 5 November 2020, untuk menanyakan perkembangan penyidikan. Sebelumnya,
Winda melaporkan kasus ini sejak 8 Mei 2020.
Sementara, ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah menambahkan, kasus ini tidak akan
memengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional. Apalagi, saat ini,
perbankan nasional telah banyak berubah mengikuti perkembangan teknologi dan zaman, termasuk
pada aspek keamanan dan regulasinya.
"Tidak akan memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap bank karena masyarakat cukup
paham bahwa ini kasus yang melibatkan oknum. Mereka yang pernah berbisnis dan berhubungan
dengan bank sangat paham bahwa bank lembaga keuangan sangat aman, dia diawasi ketat oleh
OJK,” ucapnya.
Menurutnya, kasus seperti ini mudah dihindari asalkan memahami bisnis dan Standard Operating
Procedure (SOP) perbankan. Hal dikarenakan kasus ini merupakan kesalahan dan kelalaian dari
24
nasabah, nasabah tidak melakukan pengecekan serta meninggalkan kartu ATM-nya ke pejabat
bank.
Piter menyebut, kasus serupa pernah dialami Citibank pegawainya, Malinda Dee, yang membobol
uang milik nasabah Citibank. Namun, hal tersebut tidak berdampak kepada kepercayaan
masyarakat terhadap Citibank.
"Kita pernah alami kasus seperti ini, seperti kejadian Malinda Dee, jangankan tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap bank secara keseluruhan, bahkan terhadap Citibank pun tidak terlalu banyak
terpengaruh," ucapnya.
Lebih jauh, kata Piter, kasus ini juga sudah masuk ranah pidana dan kepolisian yang menangani,
sehingga regulator seperti OJK tidak perlu turun tangan. Begitupun dengan LPS, menurutnya,
kasus ini bukan masuk ke dalam wewenang karena tugas LPS adalah likuidasi bank gagal yang
sudah dinyatakan OJK.

25
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Lembaga penjamin simpanan adalah sebuah lembaga negara dengan status badan
hukum yang independen, transparan dan akuntabel dalam menjalankan tugasnya
serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden,Kemudian sebagaimana diatur
dalam Pasal 62 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan selanjutnya disingkat UU Lembaga Penjamin Simpanan, tata kelola
(governance).
2. Lembaga penjamin simpanan memiliki sejumlah fungsi, tugas, dan wewenang.
Fungsi tersebut adalah menjamin simpanan nasabah penyimpan. Serta turut aktif
dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannnya.
Selanjutnya tugas LPS adalah melaksanakan penjaminan penyimpanan dan
penanganan bank yang tidak sehat. Wewenang LPS adalah menetapkan ketentuan,
syarat tertentu maupun teknis pembayaran klaim dan dapat menjatuhkan sanksi
administratif.
3. Peserta penjaminan merupakan lembaga keuangan yang terdiri dari bank umum
milik negara maupun bank umum swasta. Sebagai peserta penjaminan di LPS bank
peserta membayarkan sejumlah premi.
4. Terkait klaim penjaminan, telah diatur pada Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan
no 2 tahun 2010 tentang Program Penjaminan Simpanan. Secara rinci telah
disebutkan pada BAB IX tentang Pengajuan Klaim. Kemudian terkait pembayaran
klaim penjaminan, ada yang layak dibayar dan ada juga yang tidak. Layak bayar
artinya nasabah sudah lulus verifikasi yang dilakukan tim likuidasi. Sedangkan
klaim yang tidak layak bayar biasanya disebabkan data simpanan dimaksud tidak
tercatat pada bank atau nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan
keadaan bank menjadi tidak sehat.

26
B. Saran
Dari hasil pembahasan, sebagai rekomendasi dalam ilmu pengetahuan khususnya
mengenai perlindungan hukum bagi nasabah penyimpan atas simpanannya yang dijamin oleh
Lembaga Penjamin Simpanan tetapi tidak dapat dicairkan. Terhadap makalah ini maka saran
yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Nasabah Penyimpan a. Diharapkan bagi nasabah penyimpan ataupun calon
penyimpan dana di bank, agar selalu memperhatikan kriteria penyimpanan yang
ditetapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan, yaitu dengan formula 3T (tercatat
dalam pembukuan bank; tingkat bunga simpanan tidak melebihi tingkat bunga
penjaminan; tidak melakukan tindakan yang merugikan bank).
2. Bagi Perbankan a. Pihak Perbankan diharapkan untuk selalu mengumumkan keadaan
atau kesehatan masing-masing bank, baik melalui media massa, melalui situs resmi,
ataupun pada papan pengumuman bank yang dapat dilihat oleh semua orang. Hal ini
dimaksudkan agar para nasabah bank mengetahui risiko terhadap dana simpanannya.
3. Bagi Lembaga Penjamin Simpanan a. Perlindungan terhadap nasabah penyimpan
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan dan memelihara
kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, Lembaga Penjamin Simpanan diharapkan
dapat menjadi lembaga independen dalam menjalankan fungsi dan tugas
penjaminannya dengan baik.

27
DAFTAR PUSTAKA

Jayadi, Hendri & Huala Adolf. 2018. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Hukum
Perbankan Indonesia. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), Vol. 4 No 4
Mamuaja, J. 2015. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan dalam Rangka Perlindungan
Hukum Bagi Nasabah Perbankan di Indonesia. Lex Privatum, III(1).
Mansur, Ahmad. 2009. Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional. Al-Qanun, 12(1), 155 dan 157.
Sari, Septi Wulan. 2016. Perkembangan dan Pemikiran Uang. Jurnal An-Nisbah. Vol. 03,
No. 01.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin
Simpanan.
Peraturan Lembaga Penjaminan Simpanan Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Program
Penjaminan Simpanan.
Website LPS:
Lembaga Penjamin Simpanan – Visi, Misi dan Nilai. 2021. Lps.go.id.
https://www.lps.go.id/web/guest/visi- misi-nilai-nilai
Lembaga Penjamin Simpanan – Struktur Organisasi. 2021. Lps.go.id.
https://lps.go.id/web/guest/struktur-organisasi
Lembaga Penjamin Simpanan - Kepesertaan. 2021. Lps.go.id.
https://www.lps.go.id/web/guest/kepesertaan
Lembaga Penjamin Simpanan - Kewajiban Bank Peserta. 2018. Lps.go.id.
https://lps.go.id/web/guest/kewajiban-bank-peserta
Lembaga Penjamin Simpanan - Bank Peserta Penjaminan. 2021. Lps.go.id.
https://lps.go.id/web/guest/bank-peserta-penjaminan
Lembaga Penjamin Simpanan - Prosedur Pengajuan Klaim. 2021. Lps.go.id.
https://lps.go.id/web/guest/prosedur-pengajuan-klaim

28

Anda mungkin juga menyukai