Oleh :
Disusun Oleh:
Kelompok
1) ENDAH SETIOWATI
2) RESI TIARA SARI
3) ERAWATI
STIE RIAU
T.P. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Lembaga
Penjamin Simpanan”.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan dan tantangan yang kami
hadapi di masa pandemi seperti saat ini, akan tetapi dengan bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak hambatan dan tantangan tersebut dapat teratasi. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah yang telah membimbing dan mengarahkan kami
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Untuk itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat berguna serta bermanfaat bagi
semua pihak untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai materi tentang
Lembaga Penjamin Simpanan.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
D. Manfaat Penulisan......................................................................................................... 2
1. Kepesertaan .............................................................................................................. 9
ii
BAB III CONTOH KASUS ............................................................................................... 24
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 26
B. Saran .......................................................................................................................... 27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
perekonomian nasional demi menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional. Stabilitas industri perbankan sangat mempengaruhi stabilitas
perekonomian secara keseluruhan.
Pada tahun 1998, krisis moneter dan perbankan yang menghantam Indonesia,
yang ditandai dengan dilikuidasinya 16 bank, mengakibatkan menurunnya tingkat
kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan. Untuk mengatasi krisis yang
terjadi, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya memberikan
jaminan atas seluruh kewajiban pembayaran bank, termasuk simpanan masyarakat
(blanket guarantee). Hal ini ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun
1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum dan
Keputusan Presiden Nomor 193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban
Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat.
Dalam pelaksanaannya, blanket guarantee memang dapat menumbuhkan
kembali kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan, namun ruang lingkup
penjaminan yang terlalu luas menyebabkan timbulnya moral hazard baik dari sisi
pengelola bank maupun masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut dan agar tetap menciptakan rasa aman bagi
nasabah penyimpan serta menjaga stabilitas sistem perbankan, program penjaminan
yang sangat luas lingkupnya tersebut perlu digantikan dengan sistem penjaminan
yang terbatas.
Dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
mengamanatkan pembentukan suatu Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai
pelaksana penjaminan dana masyarakat.
1
Pada tanggal 22 September 2004, Presiden Republik Indonesia mengesahkan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, LPS, suatu lembaga independen
yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam
memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya, dibentuk.
B. Rumusan Masalah
1. Apa bentuk dan status Lembaga Penjamin Simpanan?
2. Bagaimana fungsi, tugas dan wewenang Lembaga Penjamin Simpanan?
3. Siapa saja bank peserta Lembaga Penjamin Simpanan?
4. Bagaimana prosedur klaim penjaminan di Lembaga Penjamin Simpanan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa bentuk dan status Lembaga Penjamin Simpanan.
2. Untuk mengetahui bagaimana fungsi, tugas dan wewenang Lembaga Penjamin
Simpanan.
3. Untuk mengetahui siapa saja bank peserta Lembaga Penjamin Simpanan.
4. Untuk mengetahui bagaimana prosedur klaim penjaminan di Lembaga Penjamin
Simpanan.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca mengenai Lembaga Penjamin
Simpanan.
2. Manfaat Praktis
Makalah ini dapat digunakan sebagai sumber referensi dalam memahami
mengenai Lembaga Penjamin Simpanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Simpanan. Lembaga Penjamin Simpanan adalah lembaga yang
independen, transparan, dan akuntabel dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya. Lembaga Penjamin Simpanan memiliki fungsi yang amat
penting, yakni sebagaimana diatur dalam Pasal 4 UU Lembaga Penjamin
Simpanan, yakni:
1) Menjamin simpanan nasabah penyimpan;
2) Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
dengan kewenangannya. Dalam menjalankan fungsinya
4
pengaman sistem keuangan yang dapat menggambarkan secara jelas tugas-
tugas dan kewenangan setiap institusi yang terkait sekaligus mekanisme
koordinasi terhadap pencegahan dan penanganan krisis financial.
Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan diharapkan dapat lebih
menjamin dana simpanan masyarakat di bank-bank. Dengan adanya Lembaga
Penjamin Simpanan yang berperan sebagai penjamin terhadap simpanan
nasabah bank, maka apabila terdapat bank yang mengalami kesulitan usaha,
kemudian dicabut izin usahanya dan dilikuidasi, kedudukan nasabah tetap
terjamin. Dengan kata lain, Lembaga Penjamin Simpanan merupakan bentuk
nyata dari adanya penjaminan dan perlindungan terhadap dana simpanan
masyarakat. Dengan adanya Lembaga Penjamin Simpanan menunjukkan
terdapat jaminan secara eksplisit bagi nasabah penyimpan apabila bank
dilikuidasi.
2. Visi,Misi dan Nilai Lembaga Penjamin Simpanan
a. Visi
Menjadi lembaga yang terdepan, tepercaya, dan diakui di tingkat nasional dan
internasional dalam menjamin simpanan nasabah dan melaksanakan resolusi bank
untuk mendorong dan memelihara stabilitas sistem keuangan.
b. Misi
1) Menyelenggarakan penjaminan simpanan yang efektif dalam rangka
melindungi nasaba;
2) Melaksanakan resolusi bank yang efektif dan efisien; Melaksanakan
penanganan krisis melalui restrukturisasi bank yang efektif dan efisien; dan
3) Berperan aktif dalam mendorong dan memelihara stabilitas sistem
keuangan nasional melalui organisasi yang kompeten
c. Nilai
1) Integrity yaitu berkata jujur, bertindak independen sesuai dengan kode etik,
dan selalu mengedepankan kepentingan lembaga;
5
2) Collaboration yaitu mengedepankan kerjasama dan saling mendukung
dengan sikap terbuka dan prasangka baik, saling percaya dan menghargai
untuk mencapai tujuan lembaga;
3) Accountable yaitu berani bertanggung jawab atas segala tindakan atau
keputusan yang diambil, sesuai kebijakan/peraturan yang berlaku, dengan
mempertimbangkan risiko;
4) Respect yaitu menghargai, menghormati, dan memiliki kepedulian
terhadap orang lain dengan dilandasi sikap empati, sopan dan tulus tanpa
pamrih; dan
5) Excellence yaitu mengupayakan hasil terbaik dengan cara menetapkan
standar tinggi, melakukan pengembangan berkelanjutan dan inovasi
6
B. Fungsi, Tugas dan Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan
1. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan
Lembaga Penjamin Simpanan selanjutnya disebut LPS adalah sebuah lembaga
negara dengan status-badan hukum yang independen, transparan dan akuntabel dalam
menjalankan tugasnya serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Dalam
menjalankan peranannya, LPS memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjamin
simpanan nasabah (Mamuaja, 2015). Fungsi tersebut diamanatkan dalam Pasal 4 UU
LPS, sebagai berikut:
a. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
b. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannnya (lps.go.id)
2. Tugas Lembaga Penjamin Simpanan
Adapun fungsi dari LPS adalah menjamin simpanan nasabah dan turut aktif
dalam memelihara stabilitas keuangan perbankan. Dan ketika terjadi penutupan bank
gagal, menurut Ramadhani (2006, dalam Mamuaja, 2015) tugas penjamin simpanan
ini diaplikasikan dengan melakukan pembayaran klaim penjaminan atas simpanan
nasabah bank yang dicabut, dan menunjuk tim likuidasi untuk membereskan aset dan
kewajiban bank tersebut. Sehingga dalam pasal 5 UU LPS, Lembaga Penjamin
Simpanan bertugas untuk:
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
b. Melaksanakan penjaminan simpanan.
c. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara
stabilitas sistem perbankan.
d. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank
Gagal yang tidak berdampak sistemik.
e. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik (lps.go.id).
3. Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan
Terkait fungsi dari LPS yang menjamin simpanan nasabah dan memiliki tugas
salah satunya merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan simpanan, maka
7
LPS memiliki sejumlah kewenengan yang dapat membantu fungsi dan tugasnya.
Wewenang LPS yang mana dikutip dari (lps.go.id) ada sembilan wewenang, yakni:
a. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
b. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi
peserta.
c. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
d. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan
keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak
melanggar kerahasiaan bank.
e. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data tersebut
pada angka 4.
f. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim.
g. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak
bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS, guna melaksanakan sebagian
tugas tertentu.
h. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan
simpanan.
i. Menjatuhkan sanksi administratif.
Menurut (Mamuaja, 2015) sebagai lembaga yang berfungsi untuk menjamin
simpanan nasabah di bank, LPS harus memiliki akses yang luas terhadap segala
infomasi yang berkaitan dengan nasabah dan kondisi kesehatan bank, yang akan
digunakan untuk menghitung risiko atas program penjaminan yang dilakukan LPS.
Maka dari itu, LPS memiliki kewenangan lain yang mana kewenangannya dalam
rangka untuk menjalankan fungsinya sebagai pemelihara stabilitas sistem perbankan
khususnya dalam penanganan dan penyelesaian bank gagal sebagaimana diatur dalam
Pasal 6 UU LPS, yaitu :
a. Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang
saham, termasuk hak dan wewenang RUPS;
b. Menguasai dan mengelola aset dan kewajiban Bank Gagal yang
diselamatkan
8
c. Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau mengubah setiap
kontrak yang mengikat Bank Gagal yang diselamatkan dengan pihak ketiga
yang merugikan bank; dan
d. Menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur dan/atau
kewajiban bank tanpa persetujuan kreditur.
9
d. Menyampaikan perhitungan premi, dengan format:
1) Perhitungan Premi bank umum dan bank umum syariah;
2) Perhitungan Premi BPR & BPRS
e. Menyampaikan laporan secara berkala, yaitu:
1) Laporan Posisi Simpanan;
2) Laporan Keuangan Bulanan;
3) Laporan Tahunan yang telah diaudit, atau laporan keuangan tahunan yang
disampaikan kepada LPP bagi BPR yang tidak diwajibkan oleh LPP untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit; dan
4) Laporan Susunan Pemegang Saham, Pengendali bagi bank yang berbadan
hukum koperasi, direksi, dan komisaris bank setiap kali ada perubahan.
f. Menyampaikan laporan perubahan alamat.
g. Menempatkan bukti kepesertaan di dalam kantor bank atau tempat lainnya
sehingga dapat diketahui dengan mudah oleh masyarakat.
h. Menempatkan pengumuman pada seluruh kantor bank yang dapat diketahui
dengan mudah oleh nasabah mengenai:
1) maksimum tingkat bunga yang dianggap wajar yang ditetapkan LPS; dan
2) maksimum nilai simpanan yang dijamin LPS;
10
10500005 Deutsche Bank AG.
11
32400017 Perumda BPR Bank Lumajang
12
10400005 PT Bank CTBC Indonesia
13
10300027 PT Bank Mayora
14
10200011 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah
15
Suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya
dan tindakan untuk mengatasinya belum cukup untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapi bank. Termasuk dalam kriteria bahwa “suatu bank mengalami kesulitan
yang membahayakan kelangsungan usahanya” adalah apabila berdasarkan penilaian
dari Bank Indonesia, kondisi usaha bank semakin memburuk, antara lain ditandai
dengan menurunnya permodalan, kualitas aset, likuiditas dan rentabilitas, serta
pengelolaan bank yang tidak dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian (Prudential
banking) dan asas perbankan yang sehat (Penjelasan atas Pasal 37 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998).
Keadaan suatu bank membahayakan sistem perbankan, termasuk dalam kriteria
yang membahayakan sistem perbankan adalah apabila tingkat kesulitan yang dialami
dalam melakukan kegiatan usaha, suatu bank tidak mampu memenuhi kewajiban-
kewajibannya kepada bank lain, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan dampak
berantai kepada bank-bank lainnya (Penjelasan atas Pasal 37 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998).
Daftar Bank Yang Dilikuidasi LPS
No Nama Bank Wilayah Tanggal Posisi
Dalam CIU
Likuidasi
16
Andalas (DL) Barat 2020 Likuidasi
17
Yotefa (DL)
18
(DL)
19
(DL) 2016 Likuidasi
20
49 PT BPR LPN Sumatra Barat 02-Mar- Selesai
Kampung Baru 2015 Likuidasi
Muara Paiti
D. Klaim Penjaminan
Mekanisme pengajuan klaim penjaminan, sebenarnya telah diatur pada Peraturan
Lembaga Penjamin Simpanan no 2 tahun 2010 tentang Program Penjaminan Simpanan.
Secara rinci telah disebutkan pada BAB IX tentang Pengajuan Klaim. Kemudian terkait
pembayaran klaim penjaminan, ada yang layak dibayar dan ada juga yang tidak. Layak
bayar artinya nasabah sudah lulus verifikasi yang dilakukan tim likuidasi. Sedangkan
klaim yang tidak layak bayar biasanya disebabkan data simpanan dimaksud tidak
tercatat pada bank atau nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan
keadaan bank menjadi tidak sehat. Sebagaimana dijelaskan pada BAB X dan BAB XI
secara berurutan menjelaskan klaim penjaminan yang layak dibayar maupun yang tidak
layak dibayar.
Bahwasanya dalam hal penjaminan dibayarnya dana nasabah, Lembaga Penjamin
Simpanan senantiasa memberikan informasi yang gamblang terkait mekanisme tersebut.
Dalam hal ini akan disajikan gambar sebagai berikut:
21
Gambar 2. Mekanisme Pengajuan dan Pembayaran Klaim
Keterangan:
1) LPS akan mengumumkan daftar rekening simpanan yang layak dibayar.
Pengumuman di kantor bank yang dicabut izin usahanya berupa daftar simpanan
dan status (layar bayar atau tidak layak bayar), syarat dan tata cara serta lokasi bank
pembayar.
2) Bagi Nasabah yang layak dibayar dapat melakukan “Pengajuan Klaim Simpanan
Yang Memenuhi Syarat Program Pinjaman”. Persyaratan yang dibutuhkan sebagai
berikut:
a. Perorangan/Individu:
i. Asli dan Copy Bukti Identitas diri (KTP/SIM/Paspor)
ii. Asli bukti kepemilikan rekening (Buku tabungan, bilyet giro, atau
bilyet deposito).
b. Badan usaha/Badan hukum/Organisasi:
22
i. Asli dan Copy Anggaran Dasar, untuk Dana Pensiun wajib
membawa Peraturan Dana Pensiun dan Keputusan Pendiri tentang
Pengurus Dana Pensiun
ii. Asli surat kuasa (untuk non direksi)
iii. Asli dan Copy bukti identitas diri (KTP/SIM/Paspor)
iv. Asli bukti kepemilikan rekening
v. Informasi tertulis nomor rekening tujuan, surat
pernyataan/keterangan nasabah/Tim Likuidasi.
3) Nasabah (layak bayar) mendatangi Bank Pembayar yang telah ditetapkan. Dengan
membawa – copy, dan asli bukti diri, asli bukti simpanan, surat pernyataan
nasabah/keterangan tim likuidasi/instansi lain.
4) Bank pembayar melakukan beberapa kegiatan diantaranya (1) menerima pengajuan
klaim dan melakukan penelitian terhadap kelengkapan dokumen yang diserahkan
oleh Nasabah yang memenuhi syarat dan pencocokan dengan arsip nasabah dan
administrasi bank, (2) melakukan proses pembayaran kepada nasabah yang
simpanannya memenuhi syarat program penjaminan, (3) menyampaikan laporan
berkala ke LPS dilengkapi dokumen pembayar yang telah dilakukan.
23
BAB III
CONTOH KASUS
25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Lembaga penjamin simpanan adalah sebuah lembaga negara dengan status badan
hukum yang independen, transparan dan akuntabel dalam menjalankan tugasnya
serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden,Kemudian sebagaimana diatur
dalam Pasal 62 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin
Simpanan selanjutnya disingkat UU Lembaga Penjamin Simpanan, tata kelola
(governance).
2. Lembaga penjamin simpanan memiliki sejumlah fungsi, tugas, dan wewenang.
Fungsi tersebut adalah menjamin simpanan nasabah penyimpan. Serta turut aktif
dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannnya.
Selanjutnya tugas LPS adalah melaksanakan penjaminan penyimpanan dan
penanganan bank yang tidak sehat. Wewenang LPS adalah menetapkan ketentuan,
syarat tertentu maupun teknis pembayaran klaim dan dapat menjatuhkan sanksi
administratif.
3. Peserta penjaminan merupakan lembaga keuangan yang terdiri dari bank umum
milik negara maupun bank umum swasta. Sebagai peserta penjaminan di LPS bank
peserta membayarkan sejumlah premi.
4. Terkait klaim penjaminan, telah diatur pada Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan
no 2 tahun 2010 tentang Program Penjaminan Simpanan. Secara rinci telah
disebutkan pada BAB IX tentang Pengajuan Klaim. Kemudian terkait pembayaran
klaim penjaminan, ada yang layak dibayar dan ada juga yang tidak. Layak bayar
artinya nasabah sudah lulus verifikasi yang dilakukan tim likuidasi. Sedangkan
klaim yang tidak layak bayar biasanya disebabkan data simpanan dimaksud tidak
tercatat pada bank atau nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan
keadaan bank menjadi tidak sehat.
26
B. Saran
Dari hasil pembahasan, sebagai rekomendasi dalam ilmu pengetahuan khususnya
mengenai perlindungan hukum bagi nasabah penyimpan atas simpanannya yang dijamin oleh
Lembaga Penjamin Simpanan tetapi tidak dapat dicairkan. Terhadap makalah ini maka saran
yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Nasabah Penyimpan a. Diharapkan bagi nasabah penyimpan ataupun calon
penyimpan dana di bank, agar selalu memperhatikan kriteria penyimpanan yang
ditetapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan, yaitu dengan formula 3T (tercatat
dalam pembukuan bank; tingkat bunga simpanan tidak melebihi tingkat bunga
penjaminan; tidak melakukan tindakan yang merugikan bank).
2. Bagi Perbankan a. Pihak Perbankan diharapkan untuk selalu mengumumkan keadaan
atau kesehatan masing-masing bank, baik melalui media massa, melalui situs resmi,
ataupun pada papan pengumuman bank yang dapat dilihat oleh semua orang. Hal ini
dimaksudkan agar para nasabah bank mengetahui risiko terhadap dana simpanannya.
3. Bagi Lembaga Penjamin Simpanan a. Perlindungan terhadap nasabah penyimpan
merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan dan memelihara
kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, Lembaga Penjamin Simpanan diharapkan
dapat menjadi lembaga independen dalam menjalankan fungsi dan tugas
penjaminannya dengan baik.
27
DAFTAR PUSTAKA
Jayadi, Hendri & Huala Adolf. 2018. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Hukum
Perbankan Indonesia. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), Vol. 4 No 4
Mamuaja, J. 2015. Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan dalam Rangka Perlindungan
Hukum Bagi Nasabah Perbankan di Indonesia. Lex Privatum, III(1).
Mansur, Ahmad. 2009. Konsep Uang dalam Perspektif Ekonomi Islam dan Ekonomi
Konvensional. Al-Qanun, 12(1), 155 dan 157.
Sari, Septi Wulan. 2016. Perkembangan dan Pemikiran Uang. Jurnal An-Nisbah. Vol. 03,
No. 01.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin
Simpanan.
Peraturan Lembaga Penjaminan Simpanan Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Program
Penjaminan Simpanan.
Website LPS:
Lembaga Penjamin Simpanan – Visi, Misi dan Nilai. 2021. Lps.go.id.
https://www.lps.go.id/web/guest/visi- misi-nilai-nilai
Lembaga Penjamin Simpanan – Struktur Organisasi. 2021. Lps.go.id.
https://lps.go.id/web/guest/struktur-organisasi
Lembaga Penjamin Simpanan - Kepesertaan. 2021. Lps.go.id.
https://www.lps.go.id/web/guest/kepesertaan
Lembaga Penjamin Simpanan - Kewajiban Bank Peserta. 2018. Lps.go.id.
https://lps.go.id/web/guest/kewajiban-bank-peserta
Lembaga Penjamin Simpanan - Bank Peserta Penjaminan. 2021. Lps.go.id.
https://lps.go.id/web/guest/bank-peserta-penjaminan
Lembaga Penjamin Simpanan - Prosedur Pengajuan Klaim. 2021. Lps.go.id.
https://lps.go.id/web/guest/prosedur-pengajuan-klaim
28