Disusun Oleh :
RAIHAN FIRDAUS : 211010300149
REZA IKHAWAN DAMAR PERSADA : 211010300330
DONI REVERDI HASUGIAN : 211010300012
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini mengenai tugas perbankan.
Makalah ini disusun dan dipersiapkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Hukum
Bisnis.
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Dengan demikian dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan
dan terimah kasih kepada:
1. Ibu Hj. Nur Sa’adah S.H., M.H. Selaku Dosen mata kuliah Hukum Bisnis.
2. Orang Tua yang mendukung baik secara materi maupun semangat sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
3. Teman-teman Kelas 03HUKE003, atas informasi dan support satu sama lain dalam
menyusun makalah ini.
4. Para Narasumber yang membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunannya. Ibarat “tak ada gading yang tak retak”, kami senantiasa memerlukan kritik
dan saran yang membangun guna meningkatkan daya cipta dan daya guna dari makalah ini.
Semoga laporan yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
I
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
II
BAB I. PENDAHULUAN
II
2.8. Perizinan Pendirian Perbankan..............................................................................
11
2.9. Sumber Dana Perbankan.......................................................................................
12
2.10. Contoh Kasus Kesehatan Perbankan...................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
18
III
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan menguntungkan tanpa mengabaikan 2 prinsip asset liability management (ALMA), yaitu
menyelaraskan antara profitabilitas dan risiko.
Melihat sejarah perbankan Indonesia, bank konvensioanal jauh lebih dulu ada
dibandingkan dengan bank syariah yang baru ada di tahun 1992. Dengan waktu yang lebih
lama itulah bank konvensional sudah lama menguasai pasar perbankan nasional dengan
jumlah bank yang sudah banyak. Namun seiring dengan perkembangan dunia perbankan dan
adanya kebutuhan masyarakat muslim untuk mendapatkan layanan jasa keuangan yang
berdasarkan Syariat Islam yaitu prinsip bagi hasil, maka pemerintah membuat Undang-
Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang secara implisit telah membuka peluang
kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci
dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan
Prinsip Bagi Hasil.
Perlu diakui secara jujur bahwa perbankan konvensional yang berakar dari filosofi
ajaran kapitalisme patut diduga hanya dipandu oleh akal manusia dan didorong oleh
keinginan kuat untuk mengembangkan modal atau kekayaan secara individual. Dalam
kenyataan, titik ekstrim ajaran kapitalisme ini, jelas bertolak belakang dengan sistem
ekonomi sosialisme yang secara ekstrim pula lebih menekankan pada kepentingan bersama,
sehingga mengorbankan kepentingan personal yang sejatinya juga harus dihargai.
Tidak demikian dengan perbankan syariah sebagai pengejewantahan dari ajaran
ekonomi Islam yang titik berangkatnya (starting point) dari wahyu Tuhan yang terpatri dalam
al-Qur an dan Sunnah Rasul-Nya. Dalam hal ini 3 Tuhan beserta ajarannya merupakan
sebuah kausa prima yang secara teknis operasional harus dijadikan ketentuan dan tuntunan
dalam segala aktivitas berekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Untuk
mengantisipasi munculnya kesulitan keuangan pada bank, perlu disusun suatu sistem yang
dapat memberikan peringatan dini (early warning) adanya problematik keuangan yang
mengancam operasional bank. Faktor modal dan risiko keuangan ditengarai mempunyai
peran penting dalam menjelaskan fenomena kepailitan bank tersebut. Dengan terdeteksinya
lebih awal kondisi perbankan maka sangat memungkinkan bagi bank tersebut melakukan
langkah-langkah antisipatif guna mencegah agar krisis keuangan segera tertangani.
2
2. Apa sumber-sumber hukum perbankan?
3. Apa sifat dan tujuan hukum perbankan?
4. Apa saja jenis-jenis kelembagaan bank?
5. Apa asas-asas hukum perjanjian?
6. Apa membatalkan suatu perjanjian?
7. Bagaimana pelaksanaan suatu perjanjian?
8. Apa yang dimaksud wanprestasi dan apa akibat-akibatnya?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
penting di Hindia Belanda, bank tersebut adalah De Javasce NV, De Post Poar Bank, Hulp en
Spaar Bank, De Escompto Bank, Nationale Handles Bank, dan Neederland Handles Bank.
Sumber hukum perbankan dapat dibedakan atas sumber hukum dalam arti formal dan
sumber hukum dalam material. Sumber hukum dalam arti material adalah sumber hukum
yang menentukan isi hukum itu sendiri, dan itu tergantung dari sudut mana dilakukan
peninjauannya, apakah dari sudut pandang ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dan lain
sebagainya.
Adapun hukum dalam arti formal adalah tempat diketemukannya ketentuan hukum
dan perundang-undangan (tertulis) yang mengatur mengenai perbankan. Dibawah ini
disebutkan berbagai peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur atau yang
berkaitan dengan masalah perbankan dan kebanksentralan, yang menjadi sumber hukum
perbankan yang berlaku dewasa ini, di antaranya yaitu :
5
8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas, yang kemudian
diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Mengenai fungsi perbankan dapat dilihat dalam Pasal 3 UU Perbankan yang menyatakan
bahwa “Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat” dari ketentuan ini tercermin fungsi bank sebagai Financial
Intermediary perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan
pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana (lacks of funds). Perbankan di
Indonesia mempunyai tujuan yang strategis dan tidak semata-mata berorientasi ekomomis,
tetapi juga berorientasi kepada hal-hal yang nonekonomis seperti masalah menyangkut
stabilitas nasionalyang mencakup antara lain stabilitas sosial dan stabilitas politik. Secara
lengkap hal ini diatur dalam Pasal 4 UU Perbankan yang menyatakan bahwa “Perbankan
Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertenbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesehjateraan rakyat”.
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan. Misalnya adalah :
1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan
dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya
bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan
baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut
dapat ditarik kembali dari bank.
2. Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak
6
dapat dipisahkan. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila sektor
moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan
penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian sektor riil.
Kegiatan bank tersebut dapat mendorong masyarakat melakukan kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa. Dan kelancaran kegiatan
investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.
3. Agent of Service
Bank memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitanya dengan kegiatan perekonomian
masyarakat secara umum. Berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga,
pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang penting dalam
sistem keuangan, yaitu :
8
2.7 Jenis-Jenis Perbankan
9
2. Bank Berdasarkan Kepemilikannya
a. Bank Campuran
Bank Campuran adalah jenis bank yang kepemilikan sahamnya
bercampur antara pihak asing dan pihak swasta nasional. Saham bank ini
sebagian besar dimiliki oleh warga negara Indonesia, namun sebagian juga
dimiliki oleh pihak asing. Contohnya : Bank ANZ Indonesia dan Bank Agris.
b. Bank Asing
Bank Asing adalah cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing atau pemerintah negara asing. Kepemilikannya dimiliki
oleh pihak luar negeri secara utuh. Contohnya Bank Citibank.
c. Bank Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya
dimiliki oleh pemerintah. Contoh bank pemerintah Indonesia adalah : Bank
Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Tabungan
Negara.
d. Bank Swasta
Bank swasta adalah bank dimana sebagian besar sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta. Bank
swasta dibedakan menjadi dua, yakni bank swasta nasional devisa dan bank
swasta nasional nondevisa. Contohnya bank swasta non devisa yaitu Bank
Central Asia dan Bank Danamon. Dan contoh bank swasta devisa yaitu Bank
Artha Graha Internasional Tbk.
e. Bank Koperasi
Bank milik koperasi adalah jenis bank yang kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi, bank ini menerapkan
asas-asas dan prinsip koperasi pada umumnya. Contohnya Bank Umum
Koperasi Indonesia.
10
3. Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya
a. Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional. Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan
mengeluarkan produk-produk yang menyerap dana masyarakat, menyalurkan
dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit, pelayanan jasa
keuangan, dan jasa-jasa lainnya.
b. Bank Syariah
Bank syariah adalah jenis perbankan yang segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Perbankan sistem ini berdasarkan adanya larangan agama
islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan
suku bunga yang bersifat riba, serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-
usaha yang bersifat haram.
Prinsip-prinsip bank syariah sebagai berikut :
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah)
Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)
11
b) Permodalan
c) Kepemilikan
d) Keahlian di bidang Perbankan
e) Kelayakan rencana kerja.
f) Persyaratan dan tata cara perizinan bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Dari ketentuan di atas dapat dilihat, bahwa langkah pertama yang harus dilakukan dalam
pendirian bank adalah menentukan jenis bank yang akan didirikan, apakah Bank Umum atau
Bank Perkreditan Rakyat. Dari kedua jenis bank, terdapat beberapa perbedaan mengenai
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendirikan sebuah bank.
Sumber dana perbankan adalah adalah suatu usaha yang dilakukan oleh bank untuk
mencari atau menghimpun dana untuk digunakan sebagai biaya operasi dan pengelolaan
bank. Dana yang dihimpun dapat berasal dari dalam perusahaan maupun lembaga lain diluar
perusahaan dan juga dan dapat diperoleh dari masyarakat.
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri Sumber dana ini merupakan sumber dana
dari modal sendiri.
Modal sendiri Maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang
sahamnya. Apabila saham dalam portepel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan
dana masih perlu, maka pencahariannya dapat dilkukan dengan menjual saham
kepada pemegang sahm lama. Akan tetapi jika tujuan perusahaan untuk melakukan
ekspansi, maka perusahaan dapat mengeluarkan saham baru dan menjual saham baru
tersebut di pasar modal. Di samping itu pihak perbankan dapat pula menggunakan
cadangan-cadangan laba yang belum digunakan. Secara besar dapat disimpulkan
pencarian dana sendiri terdiri dari :
Setoran modal dari pemegang saham
Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada
tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini
sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan
pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal
12
untuk sementara waktu Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak
perlu membayar bunga yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke
lembaga lain.
13
Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan SBPU kemudian diperjualkan kepada pihak yang berminat,baik
perusahaan keuangan maupun nonkeuangan
Bank IFI dilikuidasi lantaran tidak mampu menambah kecukupan modal. LPS akan
memproses penanganan dana nasabah sesuai dengan skim penjaminan. Awalnya
IFI merupakan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan lebih dikenal
dengan nama Indonesia Finance and Investment Company. Terbitnya Undang-undang
Perbankan No. 7Tahun 1992, yang memudahkan syarat pendirian bank membuat
lembaga itu mengubah namanya menjadi sebuah bank di tahun 1993, dengan nama PT
Bank IFI. Kekuatan finasial bank muda tersebut awalnya cukup kokoh. Bahkan, di saat dunia
perbankan nasional kacau balau di tahun 1997, dimana sejumlah bank terlilit kredit macet.
Bila sejumlah bank harus mampir ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) untuk
disembuhkan, bank milik pengusaha Mc Donal, Bambang Rachmadiini justru lepas dari
jeratan BPPN. Kendati demikian, agar tetap berdiri di tengah badai krisis, pada 1 Maret 1998,
bank ini memutuskan untuk merger dengan Bank Asta. Hasil merger itu melahirkan
sejumlah cabang Bank IFI. Dengan struktur permodalan yang cukup sehat, bank
ini kemudian merambah ke bisnis syariah. Pada 28 Juni 1999, bank tersebut
resmi membuka cabang syariah dan diberi nama Bank IFI Cabang Syariah. Inilah
bank yang pertama kali mengunakan system Dual System. Stuktur permodalan
bank ini kian kokoh dan menggembirakan.
Penyebab Bank IFI dilikuidasi : BI melikuidasi Bank IFI karena bank tersebut tidak
mampu memenuhi persyaratan permodalan yang telah ditetapkan. Bank IFI
dilikuidasi setelah selama tujuh tahun mendapatkan perawatan dari Bank Indonesia.
Bank yang dimiliki Grup Ramako tersebuttelah masuk dalam pengawasan intensif BI sejak
2002. Karena kinerja yang terus melorot dan menggerogoti permodalan bank, pada
September 2008, Bank IFI masuk pengawasan khusus.Setelah enam bulan dinilai tidak
ada tindakan untuk menyuntik dana guna memperkuat modal, akhirnya Bank
Indonesia mencabut izin usahanya. Menurut dataketerangan Bank Indonesia, posisi
kredit per Maret 2009 Rp261,9 miliar, dengan kreditbermasalah (NPL) 24 persen.
Dengan total aset Rp440 miliar. Lembaga Penjamin Simpanan(LPS) mencatat dana pihak
ketiga yang dimiliki bank ini mencapai Rp351,6 miliar.
14
Dengan komposisi simpanan nasabah yang tidak di jamin atau di atas Rp2 miliar
mencapai Rp191,2miliar. Dan simpanan nasabah yang dibawah Rp2 miliar sebesar Rp160,4
miliar.Memang, rasio kredit dana pihak ketiga dari bank tersebut masih bagus, namun
adayang berbahaya dari stuktur keuangan bank ini. Rasio NPL menjulang ke angka 23
persen.Hal ini disebabkan sejumlah debitur kakap yang menunggak utang ke bank IFI. Dari
situlah bank ini mulai terus sakit-sakitan. Berbagai upaya dilakukan, diantaranya mencari
investor baru. Namun, hingga BI menetapkan daedline pada 15 April, dana segar dari
investor takkunjung tiba. BI sendiri sempat mempertimbangkan dampak sistemik penutupan
Bank IFI terhadap bank-bank lain, pasar saham, pasar surat hutang, sistem pembayaran,
dampak psikologis, dandampak ke sektor riil. Setelah dikaji, BI berpendapat penutupan tidak
akan menimbulkan efeksistemik. Sebab, bank tersebut hanya mempunyai pinjaman ke
bank lain sebesar Rp 8,5miliar. Jumlah ini terbilang kecil dibanding bank lain. NPL bank
yang anjlok hingga 24 persen menyebabkan modal bank tergerus. LonjakanNPL ini terjadi
lantaran nasabah Bank IFI tidak memenuhi kewajiban untuk membayar bungadan angsuran.
Kondisi ini membuat menyebabkan return berkurang dan biaya operasionalotomatis menjadi
negatif.
Bank sentral sudah melakukan pengawasan intensif terhadap BankIFI sejak tahun
2002 karena bank tersebut memiliki NPL di atas 5 persen. Pada Septembertahun lalu, bank
ini masuk dalam pengawasan khusus. BI meminta agar pemilik menambahmodal bank
tersebut, tapi permintaan itu tak terpenuhi. Upaya BI tak berhenti sampai di situ.BI kembali
meminta Bank IFI untuk mencari investor baru. Sebenarnya yang tertarik banyak,tapi karena
proses due dilligence-nya lama, BI terpaksa memutuskan menutup bank tersebut.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/ 19 /KEP.GBI/2009tanggal
17 April 2009, BI memutuskan untuk mencabut izin usaha PT Bank IFI. Pencabutanizin
usaha dilakukan sesuai dengan mekanisme dan prosedur dalam Peraturan Bank
Indonesia(PBI) No.6/9/PBI/2004 Tanggal 26 Maret 2004 Tentang Tindak Lanjut
Pengawasan danPenetapan Status Bank sebagaimana telah diubah terakhir kali
dengan PBINo.10/27/PBI/2008 tanggal 30 Oktober 2008.
Dampak dari dilikuidasinya Bank IFI : Dampak yang ditimbulkan dari dilikuidasinya
Bank IFI tidak berdampak sistemik terhadap dunia perbankan, jelas ditutupnya Bank IFI
membuat nasabah bank tersebut ketar-ketir. Pengamat Ekonomi Tony A Parsetyantono
mengatakan likuidasi Bank IFI tak akan memberikan efek domino bagi perbankan maupun
ekonomi secara keseluruhan "Melihat skala bank ini yang kecil, asetnya cuma Rp 400 miliar,
15
maka saya yakin bahaya risiko sistemik (systemic risk) tidak terjadi. Artinya, tidak akan ada
domino effect yg bias menyebabkan bank-bank lain ikut mati," katanya Likuidasi Bank IFI
diyakini tidak berdampak sistemik pada industri perbankan nasional. Aset dan
pinjaman interbank bank ini terbilang kecil. Selain aset dan pinjamaninterbank, rasio
kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank ini juga kurangdari syarat
minimum, yaitu 8 persen. Bank ini juga terdaftar di pasar modal dan
tidakmemiliki dana di Surat Utang Negara (SUN) sehingga likuidasi Bank IFI
tidak akanmempengaruhi pasar SUN.
Kaitan antara kasus dilikuidasinya Bank IFI dengan materi Perbankan
tentang kesehatan bank yaitu : Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatanoperasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya denganbaik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang
berlaku. Kesehatan bankmemang mencakup kesehatan suatu bank untuk
melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Kegiatan tersebut meliputi:
Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari
modalsendiri.
Kemampuan mengelola dana.
Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat , karyawan, pemilik
modal danpihak lain.
Memenuhi peraturan perbankan yang berlaku.
Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 kepada
semuabank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal sistem
penilaiantingkat kesehatan bank umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
tanggal12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank wajib
melakukan penilaian tingkat kesehatan bank. Bank yang sehat meliputi :
Dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat
Dapat menjalankan fungsi intermediasi
Dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran
Dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai
kebijakannya,terutama kebijakan moneter.
16
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya
hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan
balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi
masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada
masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran
kegiatan utama tersebut.
17
DAFTAR ISI
Pers.
Yoga. 2019. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jawa Timur : Qiara Media.
https://www.bni.co.id/creditcard/id-id/produk/produkkartukreditbni (diakses
Kencana
18