Anda di halaman 1dari 22

TUGAS LAPORAN

“DESIGN KUNCI PAS”


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah “Konsep Teknologi dan Etika Enginering”
Dosen Pengampu : Muhamad Cahyadi S.T., M.T

Disusun Oleh :
RAIHAN FIRDAUS : 211010300149
REZA IKHAWAN DAMAR PERSADA : 211010300330
DONI REVERDI HASUGIAN : 211010300012

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAMULANG TAHUN PELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini mengenai tugas perbankan.
Makalah ini disusun dan dipersiapkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Hukum
Bisnis.

Penulisan makalah ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Dengan demikian dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan
dan terimah kasih kepada:

1. Ibu Hj. Nur Sa’adah S.H., M.H. Selaku Dosen mata kuliah Hukum Bisnis.
2. Orang Tua yang mendukung baik secara materi maupun semangat sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
3. Teman-teman Kelas 03HUKE003, atas informasi dan support satu sama lain dalam
menyusun makalah ini.
4. Para Narasumber yang membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunannya. Ibarat “tak ada gading yang tak retak”, kami senantiasa memerlukan kritik
dan saran yang membangun guna meningkatkan daya cipta dan daya guna dari makalah ini.
Semoga laporan yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya.

Tangerang Selatan, 22 Mei 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................
I
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
II

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................


1

1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................


2

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan..............................................................................


3

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Perbankan.................................................................................................


4
2.2. Sumber-Sumber Hukum Perbankan......................................................................
5
2.3. Tujuan Perbankan..................................................................................................
6
2.4. Fungsi Perbankan..................................................................................................
6
2.5. Peran Perbankan....................................................................................................
7
2.6. Asas Asas Hukum Perbankan................................................................................
8
2.7. Jenis Jenis Perbankan............................................................................................
9

II
2.8. Perizinan Pendirian Perbankan..............................................................................
11
2.9. Sumber Dana Perbankan.......................................................................................
12
2.10. Contoh Kasus Kesehatan Perbankan...................................................................
13

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan............................................................................................................
17
3.2. Saran......................................................................................................................
17

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
18

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang


kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, deposito dan kredit. Di samping itu,
bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima
segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti listrik, telpon, air, pajak, uang kulian,
dan pembayaran lainnya. Di era kehidupan ekonomi modern, lembaga perbankan memiliki
peran yang sangat penting. Lembaga perbankan di Indonesia misalnya, memiliki peran yang
krusial dalam sistem keuangan nasional. Karena pentingnya peranan lembaga keuangan,
maka lembaga keuangan perlu untuk dipayungi oleh perangkat hukum seperti undang-
undang. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak dikenal dengan istilah bunga
dalam memberikan jasa kepada penyimpan maupun peminjam, di bank ini jasa bank yang
diberikan sesuai dengan prinsip syariah sesuai dengan hukum Islam.
Perbankan merupakan urat nadi perekonomian di seluruh negara, banyak roda-roda
perekonomian terutama di gerakkan oleh perbankan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Perbankan di Indonesia memegang peranan yang teramat penting, terlebih negara
Indonesia termasuk negara yang sedang membangun di segala sektor. Hal tersebut di jelaskan
dalam pasal 4 Undang-Undang no. 10 tahun 1998, yaitu perbankan Indonesia bertujuan
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan rakyat banyak.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup dalam sistem keuangan yang turbulen,
sebuah bank harus dapat berkompetisi dengan bank-bank kompetitor dan financial
intermediary unit lainnya yang juga memberikan layanan jasa keuangan. Suatu bank
dikatakan berhasil memenangkan kompetisi bisnisnya jika ia mampu memberikan jasa
layanan keuangan bank lebih baik daripada kompetitornya, sekaligus mampu
mengadaptasikan diri dengan setiap perubahan lingkungan. Dengan kemampuan manajerial
yang dimiliki, bagaimana para manajer bank dapat mengubah ancaman lingkungan yang
turbulen menjadi berbagai peluang usaha yang menguntungkan. Manajemen bank yang
kreatif-inovatif selalu berusaha menciptakan berbagai produk layanan bank yang prospektif

1
dan menguntungkan tanpa mengabaikan 2 prinsip asset liability management (ALMA), yaitu
menyelaraskan antara profitabilitas dan risiko.
Melihat sejarah perbankan Indonesia, bank konvensioanal jauh lebih dulu ada
dibandingkan dengan bank syariah yang baru ada di tahun 1992. Dengan waktu yang lebih
lama itulah bank konvensional sudah lama menguasai pasar perbankan nasional dengan
jumlah bank yang sudah banyak. Namun seiring dengan perkembangan dunia perbankan dan
adanya kebutuhan masyarakat muslim untuk mendapatkan layanan jasa keuangan yang
berdasarkan Syariat Islam yaitu prinsip bagi hasil, maka pemerintah membuat Undang-
Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang secara implisit telah membuka peluang
kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci
dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan
Prinsip Bagi Hasil.
Perlu diakui secara jujur bahwa perbankan konvensional yang berakar dari filosofi
ajaran kapitalisme patut diduga hanya dipandu oleh akal manusia dan didorong oleh
keinginan kuat untuk mengembangkan modal atau kekayaan secara individual. Dalam
kenyataan, titik ekstrim ajaran kapitalisme ini, jelas bertolak belakang dengan sistem
ekonomi sosialisme yang secara ekstrim pula lebih menekankan pada kepentingan bersama,
sehingga mengorbankan kepentingan personal yang sejatinya juga harus dihargai.
Tidak demikian dengan perbankan syariah sebagai pengejewantahan dari ajaran
ekonomi Islam yang titik berangkatnya (starting point) dari wahyu Tuhan yang terpatri dalam
al-Qur an dan Sunnah Rasul-Nya. Dalam hal ini 3 Tuhan beserta ajarannya merupakan
sebuah kausa prima yang secara teknis operasional harus dijadikan ketentuan dan tuntunan
dalam segala aktivitas berekonomi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Untuk
mengantisipasi munculnya kesulitan keuangan pada bank, perlu disusun suatu sistem yang
dapat memberikan peringatan dini (early warning) adanya problematik keuangan yang
mengancam operasional bank. Faktor modal dan risiko keuangan ditengarai mempunyai
peran penting dalam menjelaskan fenomena kepailitan bank tersebut. Dengan terdeteksinya
lebih awal kondisi perbankan maka sangat memungkinkan bagi bank tersebut melakukan
langkah-langkah antisipatif guna mencegah agar krisis keuangan segera tertangani.

1.2. Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini

1. Apa pengertian hukum perbankan?

2
2. Apa sumber-sumber hukum perbankan?
3. Apa sifat dan tujuan hukum perbankan?
4. Apa saja jenis-jenis kelembagaan bank?
5. Apa asas-asas hukum perjanjian?
6. Apa membatalkan suatu perjanjian?
7. Bagaimana pelaksanaan suatu perjanjian?
8. Apa yang dimaksud wanprestasi dan apa akibat-akibatnya?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Adapun tujuan dan manfaat dari pembahasan makalah ini adalah untuk:

1. Mengetahui dan memahami hukum perjanjian.


2. Mengetahui bagaimana hukum perjanjian tersebut dikatakan sah.
3. Mengetahui jenis-jenis perjanjian.
4. Mengetahui dan memahami asas-asas hukum perjanjian.
5. Mengetahui apa saja yang dapat membatalkan suatu perjanjian.
6. Mengetahui bagaimana pelaksanaan suatu perjanjian.
7. Mengetahui dan memahami apa itu wanprestasi dan akibatnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perbankan

Pengertian Perbankan menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998


Tentang Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Sedangkan pengertian Bank menurut Pasa 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Usaha perbankan dimulai dari zaman Babylonia kemudian dilanjutkan ke zaman
Yunani Kuno dan Romawi. Namun, pada saat itu tugas utama bank hanyalah sebagai tempat
tukar menukar. Bank pertama di dunia adalah Banca Monte Dei Paschi di Italia yang
didirikan pada tahun 1937. Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah
pada zaman kerajaan tempo dulu di Eropa. Kemudian usaha perbankan ini berkembang di
Asia, Afrika, dan Amerika yang dibawa oleh bangsa Eropa ke daerah jajahannya. Kemudian
dalam perkembangan selanjutnya kegiatan oprasional perbankan berkembang lagi menjadi
tempat kegiatan simpanan. Berikutnya kegiatan perbankan bertambah dengan kegiatan
peminjaman uang. Hingga sekarang jasa jasa bank lainnya terus berkembang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang terus berkembang di bidang keuangan.
Lembaga perbankan yang hadir di Indonesia pertama kali tentunya tidak terlepas dari
kolonial Hindia Belanda pada tahun 1746. VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)
mendirikan De Bank Van Leening untuk mempermudah aktivitas perdagangan VOC di
Indonesia. Seiring berjalannya waktu, De Bank Van Leening tidak beroperasi dengan baik,
akhirnya pada tanggal 1 September 1752 didirikan De Bank Courant en Bank Van Leening.
Namun De Bank Courant juga tidak berhasil beroperasi dengan baik yang berakhir dengan
kebangkrutan. Pada akhir abad ke-18, VOC di Indonesia diambil alih oleh pemerintahan
kerajaan Belanda. Hindia Timur jatuh ke tangan Inggris setelah masa pemerintahan Herman
William Daendals dan Janssen. Sejarah mencatat ada beberapa bank yang memiliki peran

4
penting di Hindia Belanda, bank tersebut adalah De Javasce NV, De Post Poar Bank, Hulp en
Spaar Bank, De Escompto Bank, Nationale Handles Bank, dan Neederland Handles Bank.

2.2 Sumber-Sumber Hukum Perbankan

Sumber hukum perbankan dapat dibedakan atas sumber hukum dalam arti formal dan
sumber hukum dalam material. Sumber hukum dalam arti material adalah sumber hukum
yang menentukan isi hukum itu sendiri, dan itu tergantung dari sudut mana dilakukan
peninjauannya, apakah dari sudut pandang ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dan lain
sebagainya.
Adapun hukum dalam arti formal adalah tempat diketemukannya ketentuan hukum
dan perundang-undangan (tertulis) yang mengatur mengenai perbankan. Dibawah ini
disebutkan berbagai peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur atau yang
berkaitan dengan masalah perbankan dan kebanksentralan, yang menjadi sumber hukum
perbankan yang berlaku dewasa ini, di antaranya yaitu :

1. Undang-Undangan Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah


diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 TahUN 1998 ( disebut Undang-Undang
Perbankan yang diubah )
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah
diubah pertama dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 dan terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 sebagaimana
telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 ( disebut UUBI )
3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang lalu lintas Devisa dan Sistem Nilai
Tukar
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan
sebgaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undangan
Nomor 3 Tahun 2008 sebagaimana telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor
Tahun 2009 ( disebut UULPS )
5. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
6. Burgerlijk Wetboek ( Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ), terutama ketentuan
dalam Buku II dan Buku III mengenai jaminan kebendaan dan perjanjian
7. Wetboek Van Koophandel ( Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ), terutama
ketentuan dalam Buku I mengenai surat-surat berharga.

5
8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas, yang kemudian
diperbarui dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

2.3 Tujuan Perbankan

Mengenai fungsi perbankan dapat dilihat dalam Pasal 3 UU Perbankan yang menyatakan
bahwa “Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana
masyarakat” dari ketentuan ini tercermin fungsi bank sebagai Financial
Intermediary perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dengan
pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana (lacks of funds). Perbankan di
Indonesia mempunyai tujuan yang strategis dan tidak semata-mata berorientasi ekomomis,
tetapi juga berorientasi kepada hal-hal yang nonekonomis seperti masalah menyangkut
stabilitas nasionalyang mencakup antara lain stabilitas sosial dan stabilitas politik. Secara
lengkap hal ini diatur dalam Pasal 4 UU Perbankan yang menyatakan bahwa “Perbankan
Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertenbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesehjateraan rakyat”.

2.4 Fungsi Perbankan

Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan. Misalnya adalah :

1. Agent of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan, baik dalam hal
penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan
dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya
bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan
baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut
dapat ditarik kembali dari bank.
2. Agent of development
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak

6
dapat dipisahkan. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan baik apabila sektor
moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan
penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian sektor riil.
Kegiatan bank tersebut dapat mendorong masyarakat melakukan kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa. Dan kelancaran kegiatan
investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan
perekonomian suatu masyarakat.
3. Agent of Service
Bank memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitanya dengan kegiatan perekonomian
masyarakat secara umum. Berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga,
pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

2.5 Peran Perbankan

Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang penting dalam
sistem keuangan, yaitu :

1. Pengalihan Aset (asset transmutation)


Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan memberikan pinjaman kepada
pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana yaitu unit surplus yang
jangka waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana. Dalam hal ini
Bank dan lembaga keuangan bukan bank telah berperan sebagai pengalih asset yang
likuid dari unit surplus (lenders) kepada unit defisit (borrowers).
2. Transaksi (transaction)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank memberikan berbagai kemudahan
kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi barang dan jasa. Dalam ekonomi
modern, transaksi barang dan jasa tidak terlepas dari transaksi keuangan. Transaksi
keuangan selalu diperlukan baik secara langsung dalam jual beli barang jadi, maupun
dalam transaksi jual beli bahan mentah dan setengah jadi dalam proses produksi.
3. Likuiditas (liquidity)
Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-
produk berupa giro, tabungan, deposito, dan sebagainya. Produk-produk tersebut
7
masing-masing memiliki tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingan
likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan
dan kepentingannya. Dengan kata lain, lembaga keuangan secara bersamaan
menyalurkan likuiditas kepada pihak yang memerlukan tambahan likuiditas, dengan
cara menyalurkan dana dari pihak yang mengalami kelebihan likuiditas.
4. Efisiensi (efficiency)
Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya transaksi
dengan jangkauan pelayanan. Peranan Bank dan lembaga keuangan bukan bank
sebagai broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modaltanpa mengubah
produknya.

2.6 Asas-Asas Hukum Perbankan

Adapun asas-asas dari Hukum Perbakan adalah sebagai berikut :

1. Asas Demokrasi Ekonomi


Yang mana dengan asas ini, tidak terjadi monopoli. Hal ini dikarenakan setiap
warganegara berhak untuk mendapat suatu hal yang sama.
2. Asas Kepercayaan
Asas ini merupakan tulang punggung dari suatu bank yang dapat mendukung
kemajuan bank. Dengan kokohnya kepercayaan yang diterima oleh bank dari
masyarakat, maka akan dapat memberikan eksistensi dan value yang baik terhadap
bank tersebut.
3. Asas Kerahasiaan
Asas ini merupakan asas yang digunakan untuk melindungi para nasabah yang
beritikad baik. Artinya para nasabah akan dijamin privasinya, misalnya berkenaan
dengan identitas ataupun hal – hal lainnya yang bersifat pribadi, maka oleh bank hal –
hal yang pribadi tersebut akan dijaga dengan baik.
4. Asas Kehati-hatian
Tentunya bahwa bank sebagai lembaga yang mengelola uang nasabah,
diharapkan oleh nasabah itu pula bahwa bank dapat mengelola uang yang disimpan
secara baik dan hati – hati. Ketika hal ini dapat dilakukan dengan baik oleh pihak
bank, maka bukan tidak mungkin akan dapat meningkatkan kepercayaan nasabah
terhadap bank yang digunakan untuk menyimpan uangnya tersebut.

8
2.7 Jenis-Jenis Perbankan

1. Bank menurut Fungsinya


a. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah jenis bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip-prinsip syariah,
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR ini lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank
umum, hal ini dikarenakan BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan
valas, dan perasuransian. Tugas Bank Perkreditan Rakyat adalah :
 Memberikan kredit
 Menghimpun dana dari masyakarat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan lain sebagainya.
 Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
b. Bank Sentral
Bank Sentral adalah salah satu institusi nasional yang bertanggung jawab
untuk menjaga stabilitas harga atau nilai mata uang yang berlaku di suatu
negara. Di Indonesia sendiri bank sentral dikenal dengan nama Bank
Indonesia (BI). Tugas Bank Sentral adalah :
 Melaksanakan dan menetapkan kebijakan moneter
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
 Mengatur dan mengawasi kinerja bank bank
c. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atas berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannnya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Tugas Bank Umum adalah
sebagai berikut :
 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
 Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pinjamanan
 Menawarkan jasa-jasa keuangan seperti kartu kredit, ATM, transfer
uang antar bank dan melayani penyimpanan barang berharga.

9
2. Bank Berdasarkan Kepemilikannya
a. Bank Campuran
Bank Campuran adalah jenis bank yang kepemilikan sahamnya
bercampur antara pihak asing dan pihak swasta nasional. Saham bank ini
sebagian besar dimiliki oleh warga negara Indonesia, namun sebagian juga
dimiliki oleh pihak asing. Contohnya : Bank ANZ Indonesia dan Bank Agris.
b. Bank Asing
Bank Asing adalah cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik
milik swasta asing atau pemerintah negara asing. Kepemilikannya dimiliki
oleh pihak luar negeri secara utuh. Contohnya Bank Citibank.
c. Bank Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya
dimiliki oleh pemerintah. Contoh bank pemerintah Indonesia adalah : Bank
Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Tabungan
Negara.
d. Bank Swasta
Bank swasta adalah bank dimana sebagian besar sahamnya dimiliki
oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta. Bank
swasta dibedakan menjadi dua, yakni bank swasta nasional devisa dan bank
swasta nasional nondevisa. Contohnya bank swasta non devisa yaitu Bank
Central Asia dan Bank Danamon. Dan contoh bank swasta devisa yaitu Bank
Artha Graha Internasional Tbk.
e. Bank Koperasi
Bank milik koperasi adalah jenis bank yang kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi, bank ini menerapkan
asas-asas dan prinsip koperasi pada umumnya. Contohnya Bank Umum
Koperasi Indonesia.

10
3. Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya
a. Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional. Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan
mengeluarkan produk-produk yang menyerap dana masyarakat, menyalurkan
dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit, pelayanan jasa
keuangan, dan jasa-jasa lainnya.
b. Bank Syariah
Bank syariah adalah jenis perbankan yang segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Perbankan sistem ini berdasarkan adanya larangan agama
islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan
suku bunga yang bersifat riba, serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-
usaha yang bersifat haram.
Prinsip-prinsip bank syariah sebagai berikut :
 Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
 Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)
 Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
 Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah)
 Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)

2.8 Perizinan Pendirian Bank

Sesuai dengan ketentuan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan


bahwa: Setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau
Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali apabila kegiatan
menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan Undang-undang tersendiri.
Untuk memperoleh izin usaha Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), wajib dipenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang:
a) Susunan organisasi dan kepengurusan

11
b) Permodalan
c) Kepemilikan
d) Keahlian di bidang Perbankan
e) Kelayakan rencana kerja.
f) Persyaratan dan tata cara perizinan bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Dari ketentuan di atas dapat dilihat, bahwa langkah pertama yang harus dilakukan dalam
pendirian bank adalah menentukan jenis bank yang akan didirikan, apakah Bank Umum atau
Bank Perkreditan Rakyat. Dari kedua jenis bank, terdapat beberapa perbedaan mengenai
syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendirikan sebuah bank.

2.9 Sumber Dana Perbankan

Sumber dana perbankan adalah adalah suatu usaha yang dilakukan oleh bank untuk
mencari atau menghimpun dana untuk digunakan sebagai biaya operasi dan pengelolaan
bank. Dana yang dihimpun dapat berasal dari dalam perusahaan maupun lembaga lain diluar
perusahaan dan juga dan dapat diperoleh dari masyarakat.
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri Sumber dana ini merupakan sumber dana
dari modal sendiri.
Modal sendiri Maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang
sahamnya. Apabila saham dalam portepel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan
dana masih perlu, maka pencahariannya dapat dilkukan dengan menjual saham
kepada pemegang sahm lama. Akan tetapi jika tujuan perusahaan untuk melakukan
ekspansi, maka perusahaan dapat mengeluarkan saham baru dan menjual saham baru
tersebut di pasar modal. Di samping itu pihak perbankan dapat pula menggunakan
cadangan-cadangan laba yang belum digunakan. Secara besar dapat disimpulkan
pencarian dana sendiri terdiri dari :
 Setoran modal dari pemegang saham
 Cadangan-cadangan bank, maksudnya adalah cadangan-cadangan laba pada
tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini
sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
 Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan
pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal

12
untuk sementara waktu Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak
perlu membayar bunga yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke
lembaga lain.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas


Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan opersai
bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya
dari sumber dana ini. Pencaharian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika
dibandingkan dengan sumber lainnya dan pencarian dana dari sumber dana ini paling
dominan, asalkan bank dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya. Akan
tetapi pencarian sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal jika dibandingkan
dari dana sendiri. Adapun sumber dana dari masyarakat luas dapat dilakukan dalam
bentuk simpanan giro,simpanan tabungan, dan simpanan deposito.Dimana simpanan
giro merupakan dana murah bagi bank karena bunga atau balas jasa yang dibayar
palingmurah jika dibandingkan simpanan tabungan dan simpanan deposito.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lainnya


Sumber dana yang ketiga inin merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua di atas. Pencarian dari
sumberd ana ini relaitif labih mahal dan sifatnya hanya semntara waktu saja.
Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau
membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain
dapat diperoleh dari :
 Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, merupakan kredit yang diberikan bank
Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit
likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sector-sektor tertentu.
 Pinjaman antar bank (call money) biasanya pinjaman ini diberikan kepada
bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring.Pinjaman
ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi.
 Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh
oleh perbankkan dari pihak luar negeri

13
 Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan
menerbitkan SBPU kemudian diperjualkan kepada pihak yang berminat,baik
perusahaan keuangan maupun nonkeuangan

2.10 Contoh Kasus Kesehatan Bank IFI

Bank IFI dilikuidasi lantaran tidak mampu menambah kecukupan modal. LPS akan
memproses penanganan dana nasabah sesuai dengan skim penjaminan. Awalnya
IFI merupakan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan lebih dikenal
dengan nama Indonesia Finance and Investment Company. Terbitnya Undang-undang
Perbankan No. 7Tahun 1992, yang memudahkan syarat pendirian bank membuat
lembaga itu mengubah namanya menjadi sebuah bank di tahun 1993, dengan nama PT
Bank IFI. Kekuatan finasial bank muda tersebut awalnya cukup kokoh. Bahkan, di saat dunia
perbankan nasional kacau balau di tahun 1997, dimana sejumlah bank terlilit kredit macet.
Bila sejumlah bank harus mampir ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) untuk
disembuhkan, bank milik pengusaha Mc Donal, Bambang Rachmadiini justru lepas dari
jeratan BPPN. Kendati demikian, agar tetap berdiri di tengah badai krisis, pada 1 Maret 1998,
bank ini memutuskan untuk merger dengan Bank Asta. Hasil merger itu melahirkan
sejumlah cabang Bank IFI. Dengan struktur permodalan yang cukup sehat, bank
ini kemudian merambah ke bisnis syariah. Pada 28 Juni 1999, bank tersebut
resmi membuka cabang syariah dan diberi nama Bank IFI Cabang Syariah. Inilah
bank yang pertama kali mengunakan system Dual System. Stuktur permodalan
bank ini kian kokoh dan menggembirakan.
Penyebab Bank IFI dilikuidasi : BI melikuidasi Bank IFI karena bank tersebut tidak
mampu memenuhi persyaratan permodalan yang telah ditetapkan. Bank IFI
dilikuidasi setelah selama tujuh tahun mendapatkan perawatan dari Bank Indonesia.
Bank yang dimiliki Grup Ramako tersebuttelah masuk dalam pengawasan intensif BI sejak
2002. Karena kinerja yang terus melorot dan menggerogoti permodalan bank, pada
September 2008, Bank IFI masuk pengawasan khusus.Setelah enam bulan dinilai tidak
ada tindakan untuk menyuntik dana guna memperkuat modal, akhirnya Bank
Indonesia mencabut izin usahanya. Menurut dataketerangan Bank Indonesia, posisi
kredit per Maret 2009 Rp261,9 miliar, dengan kreditbermasalah (NPL) 24 persen.
Dengan total aset Rp440 miliar. Lembaga Penjamin Simpanan(LPS) mencatat dana pihak
ketiga yang dimiliki bank ini mencapai Rp351,6 miliar.
14
Dengan komposisi simpanan nasabah yang tidak di jamin atau di atas Rp2 miliar
mencapai Rp191,2miliar. Dan simpanan nasabah yang dibawah Rp2 miliar sebesar Rp160,4
miliar.Memang, rasio kredit dana pihak ketiga dari bank tersebut masih bagus, namun
adayang berbahaya dari stuktur keuangan bank ini. Rasio NPL menjulang ke angka 23
persen.Hal ini disebabkan sejumlah debitur kakap yang menunggak utang ke bank IFI. Dari
situlah bank ini mulai terus sakit-sakitan. Berbagai upaya dilakukan, diantaranya mencari
investor baru. Namun, hingga BI menetapkan daedline pada 15 April, dana segar dari
investor takkunjung tiba. BI sendiri sempat mempertimbangkan dampak sistemik penutupan
Bank IFI terhadap bank-bank lain, pasar saham, pasar surat hutang, sistem pembayaran,
dampak psikologis, dandampak ke sektor riil. Setelah dikaji, BI berpendapat penutupan tidak
akan menimbulkan efeksistemik. Sebab, bank tersebut hanya mempunyai pinjaman ke
bank lain sebesar Rp 8,5miliar. Jumlah ini terbilang kecil dibanding bank lain. NPL bank
yang anjlok hingga 24 persen menyebabkan modal bank tergerus. LonjakanNPL ini terjadi
lantaran nasabah Bank IFI tidak memenuhi kewajiban untuk membayar bungadan angsuran.
Kondisi ini membuat menyebabkan return berkurang dan biaya operasionalotomatis menjadi
negatif.
Bank sentral sudah melakukan pengawasan intensif terhadap BankIFI sejak tahun
2002 karena bank tersebut memiliki NPL di atas 5 persen. Pada Septembertahun lalu, bank
ini masuk dalam pengawasan khusus. BI meminta agar pemilik menambahmodal bank
tersebut, tapi permintaan itu tak terpenuhi. Upaya BI tak berhenti sampai di situ.BI kembali
meminta Bank IFI untuk mencari investor baru. Sebenarnya yang tertarik banyak,tapi karena
proses due dilligence-nya lama, BI terpaksa memutuskan menutup bank tersebut.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 11/ 19 /KEP.GBI/2009tanggal
17 April 2009, BI memutuskan untuk mencabut izin usaha PT Bank IFI. Pencabutanizin
usaha dilakukan sesuai dengan mekanisme dan prosedur dalam Peraturan Bank
Indonesia(PBI) No.6/9/PBI/2004 Tanggal 26 Maret 2004 Tentang Tindak Lanjut
Pengawasan danPenetapan Status Bank sebagaimana telah diubah terakhir kali
dengan PBINo.10/27/PBI/2008 tanggal 30 Oktober 2008.
Dampak dari dilikuidasinya Bank IFI : Dampak yang ditimbulkan dari dilikuidasinya
Bank IFI tidak berdampak sistemik terhadap dunia perbankan, jelas ditutupnya Bank IFI
membuat nasabah bank tersebut ketar-ketir. Pengamat Ekonomi Tony A Parsetyantono
mengatakan likuidasi Bank IFI tak akan memberikan efek domino bagi perbankan maupun
ekonomi secara keseluruhan "Melihat skala bank ini yang kecil, asetnya cuma Rp 400 miliar,
15
maka saya yakin bahaya risiko sistemik (systemic risk) tidak terjadi. Artinya, tidak akan ada
domino effect yg bias menyebabkan bank-bank lain ikut mati," katanya Likuidasi Bank IFI
diyakini tidak berdampak sistemik pada industri perbankan nasional. Aset dan
pinjaman interbank bank ini terbilang kecil. Selain aset dan pinjamaninterbank, rasio
kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) bank ini juga kurangdari syarat
minimum, yaitu 8 persen. Bank ini juga terdaftar di pasar modal dan
tidakmemiliki dana di Surat Utang Negara (SUN) sehingga likuidasi Bank IFI
tidak akanmempengaruhi pasar SUN.
Kaitan antara kasus dilikuidasinya Bank IFI dengan materi Perbankan
tentang kesehatan bank yaitu : Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatanoperasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya denganbaik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang
berlaku. Kesehatan bankmemang mencakup kesehatan suatu bank untuk
melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya. Kegiatan tersebut meliputi:
 Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari
modalsendiri.
 Kemampuan mengelola dana.
 Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
 Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat , karyawan, pemilik
modal danpihak lain.
 Memenuhi peraturan perbankan yang berlaku.
Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 kepada
semuabank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal sistem
penilaiantingkat kesehatan bank umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
tanggal12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum, bank wajib
melakukan penilaian tingkat kesehatan bank. Bank yang sehat meliputi :
 Dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat
 Dapat menjalankan fungsi intermediasi
 Dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran
 Dapat digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan berbagai
kebijakannya,terutama kebijakan moneter.

16
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,
dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun
dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan
menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya
hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan
balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi
masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada
masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran
kegiatan utama tersebut.

3.2 Kritik dan Saran


Seiring berkembanganya teknologi dan informasi ke depan maka akan banyak sekali
tantangan yang harus dilalui dunia perbankan. Maka saran dari penulis adalah :
Pengawasan Bank yang Masih perlu Ditingkatkan

1. Perlu Ditingkatkannya Kapabilitas Perbankan yang Masih Lemah


Hal ini ditandai dengan kurangnya corporate governance dan core banking skills pada
sebagian besar perbankan sehingga diperlukan perbaikan yang cukup mendasar pada
dua hal tersebut.
2. Profitabilitas dan Efisiensi Operasional Bank yang Tidak Suistainbel yang harus
ditingkatkan
Faktor tidak suistainbel-nya profitabiltas dan efisiensi karena lemahnya struktur aset
produktif bank-bank dan sebagian pendapatan perbankan berasal dari aktivitas trading
yang fluktuasi serta rendahnya rasio aset per nasabah.
3. Perlindungan Nasabah yang Perlu Ditingkatkan
Perlindungan terhadap nasabah merupakan tantangan perbankan yang berpengaruh
terhadap sebagian masyarakat kita

17
DAFTAR ISI

Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuanganya Lainnya. Jakarta : Rajawali

Pers.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 pokok-pokok

Perbankan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Yoga. 2019. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jawa Timur : Qiara Media.

https://www.bni.co.id/creditcard/id-id/produk/produkkartukreditbni (diakses

pada tanggal 25 Mei 2023)

Ismail. 2018. Manajemen Perbankan : dari Teori menuju aplikasi. Jakarta :

Kencana

18

Anda mungkin juga menyukai