“BANK”
Oleh : Kelompok 1
Salipudin 21.15.0283
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang
mana dimana kita bisa mengikuti kegiatan mata kuliah hari ini dengan sehat
wal’afiat semoga saja selalu semangat dan bisa menjalani kehidupan dengan ujian
yang diberikan oleh Allah SWT. Sholawat serta salam kita haturkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW. Yang mana semoga saja kita diberikan syafaat di
hari akhir nanti Aamiin Ya Allah.
Makalah dengan judul BANK Maka dengan ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ekonomi Moneter, dan pada kesempatan yang baik ini, izinkan
saya untuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan
dorongan kepada saya dalam pembuatan makalah ini terutama kepada :
a. Ibu Nur Habibah, M.E selaku sebagai dosen pengampu pada mata kuliah
Ekonomi Moneter;
b. Kepada orang tua yang telah memberikan semangat kepada saya untuk
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin;
c. Dan kepada orang – orang yang saying kepada kami.
Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada
saya mendapatkan berkat dan Karunia Tuhan yang Maha Esa. Dan akhirnya
penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin dan penulis
mengharapkan kritik dan saran agar bisa diperbaiki dimasa berikutnya dalam
penulisan makalah ini
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
1.1 Pengertian Riba, Gharar, dan Maisir.............................................................3
1.1.1 Riba............................................................................................................3
1.1.2 Gharar.........................................................................................................9
1.1.3 Maisir.......................................................................................................10
1.2 Pengertian Bank.............................................................................................10
1.2.1 Pengertian bank........................................................................................10
1.3 Sejarah BANK................................................................................................11
1.3.1 Abad ke – 18 Masehi................................................................................12
1.3.2 Abad ke – 4 SM........................................................................................12
1.4 Sejarah Perbankan Di Indonesia...................................................................13
1.4.1 Sejarah Perbankan Di Indonesia...............................................................13
1.5 Sejarah Bank Pemerintah..............................................................................15
1.5.1 Sejarah Bank Pemerintah..........................................................................15
1.6 Jenis – jenis Bank...........................................................................................17
1.6.1 Jenis – jenis Bank.....................................................................................17
1.7 Tujuan Jasa Bank...........................................................................................22
1.7.1 Tujuan Jasa Bank......................................................................................22
1.8 Prinsip Hukum Perbankan............................................................................23
1.8.1 Prinsip Hukum Perbankan yang Berlaku Di Indonesia.............................23
1.8.2 Prinsip Perbankan Di Indonesia................................................................24
1.9 Manajemen Investasi......................................................................................26
1.9.1 Apa itu Investasi.......................................................................................26
ii
1.10 Mengenal apa itu Manajer Investasi.............................................................27
1.10.1 Belajar dan Mengenal Tugas Beserta Daftar Investasi Manajer Di Dunia 27
BAB III...........................................................................................................................29
PENUTUP.......................................................................................................................29
1.11 KESIMPULAN...............................................................................................29
1.12 SARAN............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan, deposito dan giro dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam kehidupan
sehari-hari, bank juga dikenal oleh masyrakat sebagai tempat meminjam uang
dalam bentuk kredit, tempat penukaran uang, tempat menerima segala bentuk
pembayaran dan setoran seperto pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang
kuliah dan jasa pembayaran lainnya yang disediakan oleh bank.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998 Tentang Perbankan yang masih berlaku hingga saat ini, yang dimaskud
dengan Bank adalah "Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak".
Melalui makalah yang berjudul BANK pada mata kuliah Ekonomi Moneter. Maka
dengan ini, kita akan mempelajari dan mengenal apa yang dimaksud dengan Riba,
Gharar, Maisir dan kita juga akan membahas tentang sejarah Bank
Konvesional dan Non Konvesional, Bank Pemerintah, Jenis – jenis Bank,
Tujuan Bank, Prinsip Hukum Bank, Manajemen Investasi, dan Mengenal apa
saja Tugas Manager Investasi. dengan mengkaji dan mempelajari makalah ini
dengan cermat dalam sillabus mata kuliah ini akan dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan kita tentang apa itu Ekonomi Moneter.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu riba, gharar, maisir
2. Apa itu Bank
3. Sejarah dari bank
4. Sejarah perbankan di Indonesia
iv
5. Sejarah bank Pemerintah
6. Jenis – jenis dari bank
7. Apa tujuan dari jasa perbankan
8. Apa itu Prinsip-prinsip hukum perbankan
9. Apa itu menajemen Investasi
10. Dan apa itu pengelola menajemen investasi
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari Riba, Gharar, dan Maisir
2. Menjelaskan pengertian dari Bank
3. Menjelaskan sejarah dari Bank
4. Menjelaskan sejarah perbankan Di Indonesia
5. Mempelajari sejarah dari bank Pemerintah
6. Mengenal Jenis-jenis perbankan
7. Menjelaskan tujuan dari jasa perbankan
8. Menjelaskan Prinsip-prinsip hukum perbankan
9. Menjelaskan apa itu menajemen investasi
10. Mengenal dalam pengelolaan investasi global
v
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Riba, Gharar, dan Maisir
1.1.1 Riba
A. Definisi Riba
1
Muhammad Sauqi. Fiqih Muamalah. (Kalimantan Selatan: 2022). h. 63-64
2
Ibid 65-66
vi
Sumber riba menurut Islam secara lebih rinci diuraikan Ibn Rushd
(al-hafizd) seorang fakih dalam kitabnya Bidaya al- Mujtahid, Bab
Perdagangan. Ibn Rushd memaparkan beberapa sumber riba ke dalam
delapan jenis transaksi:
فَ َواَ ْمر ٗ ُٓه اِلَى هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن عَا َد ۗ َ فَلَهٗ َما َسلgظةٌ ِّم ْن َّرب ِّٖه فَا ْنتَ ٰهى َ فَ َم ْن َج ۤا َء ٗه َموْ ِع
ٰۤ ُ
َار ۚ هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن ِ َّك اَصْ ٰحبُ الن gَ ول ِٕى فَا
Artinya : “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata
bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa
mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka
apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi,
3
Ibid h. 65-66
vii
maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya”.4 (Merdeka.com, 2022)
2. Hadits
ع َْن َس ِعي ِد ب ِْن َز ْي ِد عَن النبي صلى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأنَّهُ قَا َل ِم ْن َأرْ نِي الربا
َّح َم ِشحْ نَةٌ ِم ْن الرَّحْ َم ِن
ِ ض ُم ْسلِ ٍم ار َحق َوِإ َّن هَ ِذ ِه الر ِ ْاال ْستِطَالَة فِي ِعر
َفَ َم ْن قَطَ َعهَا َح َّر َم هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ال َجنَّة
Artinya : “Dari Sa'id bin Zaid dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bahwa beliau bersabda: "Sesungguhnya riba yang
paling buruk adalah merusak kehormatan seorang muslim
tanpa hak, dan sesungguhnya rahim dijalinkan oleh Ar
Rahman, barangsiapa yang memutuskannya niscaya Allah
mengharamkan baginya syurga." (Ahmad, bab Musnad Said
bin Zaid, no 1564) Al-Bani mengatakan hadits tersebut
sahih”.5
C. Macam – macam Riba
Di dalam fiqih sunnah, ulama fiqih membagi riba menjadi dua
macam, yaitu:"6 (Sayyid Sabiq, 1993)
1. Riba Nasi "ah
Riba Nasi"ah yaitu pertambahan bersyarat yang diperoleh
orang yang menghutangkan dari orang yang berhutang lantaran
penangguhan. Dalam artian riba nasi'ah ialah pembayaran lebih
yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Dan riba jenis
ini diharamkan dengan berlandaskan pada Kitab, Sunnah dan
Ijma para Imam. Riba nasi'ah ialah riba Jahiliyah, (riba
bertempo) yaitu tambahan pembayaran kembali sebagai ganti
penundaan waktu membayarkannya,7 (Syabirin Harahap, 1993)
4
https://www.merdeka.com/quran/al-baqarah/ayat-275#:~:text=275.,jual%20beli%20dan
%20mengharamkan%20riba.
5
Muhammad Sauqi. Fiqih Muamalah Kalimantan Selatan: 2022 hal. 65-66
6
Sayyid Sabiq. Fiqih Sunnah 12. terj. Kamaluddin A. Marzuki dkk. (Bandung: Alma”arif. 1993) h.
122
7
Syabirin Harahap. Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam, Jakarta Pusat Pustaka Al Husna,
1993), h. 58.
viii
misalnya orang yang berhutang kepada orang lain dalam waktu
sebulan umpamanya harus sudah dikembalikan saat jatuh tempo
maka si pember piutang mendatangi orang yang berhutang, tetapi
ia belum bisa membayar hutangnya. Kemudian orang yang
berhutang meminta tempo lagi kepada si piutang dengan
tambahan hutang Tambahan inilah yang dimaksudkan riba, Riba
nosi'ah terjadi karena penundaan penyerahan salah satu komoditi
dalam suatu transaksi jual beli yang menyebabkan perbedaan
nilai tukar dan masing-masing komoditi tersebut.
2. Riba Fadhl
Riba Fadhl yaitu jenis jual beli uang dengan uang atau
barang pangan dengan barang pangan dengan tambahan, Riba
fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis
tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan
mensyaratkan demikian seperti penukaran emas dengan emas,
padi dengan padi, dan sebagainya. Jenis riba ini diharamkan
karena penyebab atau pembawa kepada riba nasi"ah,8 (Sayyid
Sabiq, 1993) Misalnya tambahan yang diperoleh oleh seseorang
sebagai hasil pertukaran hasil pertukaran dua barang yang
sejenis, umpamanya pertukaran antara 1 gram emas dengan 2
gram emas pula. Kelebihan I gram emas yang dipertukarkan
itulah yang disebut dengan riba fadhl. Menurut sebagian ulama,
riba itu terbagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Riba Fadhl (menukarkan dua barang yang sejenis dengan
tidak sama), Riba fadhl terdapat dalam bentuk transaksi
yang dilakulan melalui serah terima secara langsung (dari
tagan ke tangan) di sini terjadi kelebihan atau tambahan
terhadap nilai tukar salah satu komoditi yang mestinya
termasuk dalam.
8
Sayyid Sabiq Fikih Sumah 12. ter), Kamaluddin A. Marzuki dkk (Bandung Alma'arif. 1993). h. 122.
ix
b. Riba Qardh (riba jahiliyah/riba nasi'ah) adalah riba yang
sama.9 (Abdullah Saeed, 2004) terjadi pada transaksi
hutang piutang yang tidak memenu kriteria untung
muncul bersama risiko dan hasil usaha muncul bersama
biaya. Transaksi ini mengandung pertukaran kewajiban
menanggung beban hanya karena berjalannya waktu.
Riba Qardh adalah suatu manfaat atau tingka kelebihan
tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang
(muqtaridh). Riba Jahiliah yaitu hutang dibayar lebih dari
pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar
hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
c. Riba Yadh, bercerai dari tempat akad sebelum timbang
terima, yaitu menjual dengan pembayaran barang yang
sejenis, tapi tidak kontan.
d. iba Nasa'i, penukaran yang disyaratkan terlambat salah
satu dua barang.10 (Syabirin Harahap, 1993)
D. Riba dalam Bunga Bank
Bunga dan riba sama-sama dapat timbul dari hutang piutang atau
pinjam meminjam, ini berarti keduanya sama-sama dapat timbul dari
hutang piutang. Persamaan lainnya ialah bahwa baik bunga atupun riba
sama-sama merupakan keuntungan bagi pemilik uang pokoknya (orang
yang punya modal) yang diperoleh tanpa jerih payah kecuali hanya
dengan meminjamkan uang itu saja.11 Selain itu persamaan antara bunga
dan riba 109 adalah bahwa pada umumnya bunga itu ditetapkan dengan
persentasi dari uang pokoknya, bukan dari keuntungan yang diperoleh.
Oleh karena itu pinjam meminjam uang atau hutang- piutang dapat
dipandang sebagai suatu pokok pangkal bagi timbulnya bunga dan riba.
9
Abdullah Saeed. Bank Islam dan Bunga (Studi Kritis Larangan Riba dan Interprestasi
Kontemporer), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 62.
10
Syabirin Harahap. Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam, (Jakarta Pusat: Pustaka Al Husna,
1993), h. 58.
11
Syabirin Harahap. Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam, (Jakarta Pusat: Pustaka Al Husna,
1993), h. 79.
x
Riba bank atau bunga bank termasuk dalam riba nasi'ah, baik sedikit
maupun banyak hal itu karena pekerjaan asli bank adalah meminjam
atau memberikan pinjaman.12 (Wahbah Az Zuhaili, 2011)
12
Wahbah Az Zuhaili. Fiqih Islam Wa Addilatuhu. (Jakarta: Gema Insani. 2011). h. 343.
xi
jumlah yang dipinjamkannya. Persoalanny siapa yang bisa menjamin
bahwa usaha yang dijalankan oleh orang itu nantinya mendapatkan
keuntungan lebih dari du puluh lima persen.
Semua orang apalagi yang beragama tahu bahwa siapapun tidak
bisa memastikan apa yang terjadi besok atau lusa dan siapa pun tahu
bahwa berusaha memiliki dua kemungkinan yaitu bisa berhasil atau
gagal. Dengan menetapkan riba berarti orang sudah memastikan bahwa
usaha yang dikelola pasti untung.
1.1.2 Gharar
A. Definisi Gharar
Jual Kata gharar berarti hayalan atau penipuan, tetapi juga berarti
risiko dalam keuangan biasanya diterjemahkan tidak menentu, spekulasi
atau risiko. Keuntungan yang terjadi disebabkan kesempatan dengan
penyebab tak dapat ditentukan adalah dilarang. Karena mengandung
risiko yang terlampau besar dan tidak pasti. Gharar dilarang dalam Islam
bukan untuk menjauhi risiko, tentu saja risiko yang sifatnya komersil
disetujui dan didukung dalam Islam. Setiap jenis kontrak yang bersifat
open-ended mengandung unsur gharar. Menurut Imam Ibnu Taimiyah,
gharar adalah konsekuensi yang tidak diketahui (the unknown
consequences), Sedangkan menurut al-Jurjani gharar diartikannya
sebagai :
ما يكون مجهول العاقبة ال يدرى أيكون أم ال
Artinya: Gharar adalah sesuatu yang tidak diketahui hasilnya, apakah
dapat terealisasi atau tidak? ".13
Dari efinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Gharar adalah segala
bentuk jual beli yang di dalamnya terkandung jahalah (unsur
ketidakjelasan).
13
Al-Jurjani. Kitab al-Ta’rifat, (Mesir: al-Halabi, tth), h. 144
xii
1.1.3 Maisir
Kata Maysir dalam bahasa Arab arti secara harfiah adalah
memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras atau
mendapat keuntungan tanpa bekerja, biasanya juga disebut judi, istilah lain
yang digunakan dalam Al-Qur'an adalah kata 'azlam yang berarti praktek
perjudian. Secara istilah, Maysir adalah setiap Muamalah yang orang
masuk kedalamnya dan dia mungkin rugi dan mungkin beruntung, kalimat
"mungkin rugi dan mungkin untung" juga ada dalam Muamalat jual beli
sebab orang yang berdagang mungkin untung mungkin rugi.
xiii
pembayaran listrik, telepon, air, internet, pajak, uang kuliah, dan
pembayaran lainnya.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang di maksud dengan Bank adalah
“Badan usaha yang mehimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak”.
Dari pengertian diatas bahwa dapat kita simpulkan aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan sehingga berbicara
mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Aktivitas perbankan
yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dikenal
dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian
dari menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari
dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari
masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai
strategi agar masyrakat mau menanamkan dananya dalam bentuk
simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyrakat adalah seperti
giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito berjangka. 14 (Dr. Katsmir,
2014)
1.3 Sejarah BANK
Bank adalah lembaga perantara keuangan antara pihak pemilik
dana dan pihak yang memerlukan dana. Kata bank berasal dari bahasa Italia,
banque atau banca yang berarti bangku. Bank pertama di dunia adalah
Banca Monte dei Paschi di Italia yang didirikan pada 1397. Pada masa
Renaissance, para bankir melakukan kegiatan transaksi mereka sembari
duduk di meja penukaran uang. Seiring dengan perubahan zaman, dunia
perbankan juga terus mengalami perkembangan.
14
Dr. Katsmir,bank dan lembaga keuangan lainnya, PT RajaGrafind 2014 (Jakarta) hal 24-25
xiv
1.3.1 Abad ke – 18 Masehi
Sebenarnya, bank sudah ada di dunia sejak abad ke-18
Sebelum Masehi (SM). Namun, pada masa ini, bank belum dalam
bentuk bangunan yang megah dan besar, melainkan berupa rumah
ibadah. Pada abad ke-18 SM, sudah dikenal banyak barang berharga,
salah satunya emas. Namun, menyimpan emas di rumah sangat
rawan dicuri atau dirampok.
Oleh karena itu, tempat yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan
barang berharga adalah rumah ibadah.
Selain itu, karena bangunannya kokoh, banyak orang yang
datang ke rumah ibadah dengan tujuan mulia, yakni beribadah. OIeh
sebab itu, sangat kecil kemungkinannya orang-orang akan mencuri
di rumah ibadah. Di Mesir, emas disimpan di dalam rumah ibadah
oleh lembaga penyimpan yang khusus ditugaskan untuk itu.
Kemudian, di Babylonia pada masa Hammurabi, sudah dibuat
sebuah catatan pinjaman oleh para pendeta di dalam rumah ibadah.
Catatan pinjaman ini menjadi konsep pertama perbankan sebagai
tempat menyimpan barang berharga dan melakukan pertukaran
barang.
1.3.2 Abad ke – 4 SM
Pada abad ke-4 SM, aktivitas perbankan, khususnya di
Yunani, sudah lebih maju dibandingkan dengan negara lain. Para
pengusaha sudah mulai melakukan kegiatan yang sama dengan
menyimpan barang berharga di rumah ibadah dan melakukan
transaksi keuangan. Mereka menerima simpanan, menyalurkan
pinjaman, penukaran uang (money changer), dan menguji keaslian
dan kemurnian koin sebagai alat tukar. Biasanya, para pemberi
pinjaman akan membuatkan catatan dan menyediakan jasa untuk
mengirim koin yang sudah lolos uji dalam jumlah besar. Kegiatan ini
kemudian diadopsi oleh Kerajaan Roma yang mengatur seluruh
kegiatan perbankan di Yunani dengan cara demikian. Namun, ketika
xv
Roma jatuh dan kalah perang, para pelaku perbankan mengalami
kerugian besar, karena para penguasa gereja Katolik melarang
melakukan penarikan bunga. Akibatnya, kegiatan perbankan saat itu
dihentikan.
xvi
3. De Javasche NV
4. De Post Paar Bank
5. Nederland Handles Maatscappij (NHM)
6. Nationale Handles Bank (NHB)
Di samping bank-bank di atas terdapat pula bank-bank milik
pribumi, China, Jepang dan Eropa lainnya. Bank-bank tersebut antara lain:
1. Bank Abuan Saudagar
2. Batavia Bank
3. Bank Nasional Indonesia.
4. NV Bank Boemi
5. The Charteredbank of India
6. The Yokohama Species Bank
7. The Matsui Bank
8. The Bank of China
Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
telah pula mengubah peta perbankan di Indonesia. Jumlah perbankan di
Indonesia bertambah, baik dari segi kuantitas mau pun kualitas pelayanan.
Beberapa bank milik Belanda dinasiona lisir oleh Pemerintah Indonesia.
Bank-bank yang ada pada awal kemerdekaan antara lain:
1. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februar 1946.
Bank ini berasal dari DE ALGEMENE VOLKCREDIET bank
atau Syomin Ginko.
2. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 ke
mudian menjadi BNI 1946.
3. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) Solo.
4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946
5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan
6. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta
kemudian menjadi Bank Amerta
7. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946
8. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun 1949
xvii
9. Kalimantan Corporation Trading di Samarinda tahun 1950
kemudian merger dengan Bank Pasifik
10. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi i Gemari,
kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.15
a. Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berda-
sarkan UU No. 13 Tahun 1968. Kemudian diganti dengan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1999. Bank ini sebelumnya berasal dari
De Javasche Bank yang dinasionalisir pemerintah RI tahun 1951.
b. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Ekspor Impor
(Eksim) BRI berasal dari De Algemene volkcrediet Bank,
kemudian dilebur setelah menjadi Bank Tunggal dengan nama Bank
Nasional Indonesia (BNI) Unit II. Bank yang bergerak di bidang
rural dan eksim dipisahkan lagi menjadi:
Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia
(BRI) dengan UU No. 21 Tahun 1968.
15
Dr. Kasmir, Dasar-dasar perbankan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002, Hal. 14-16
xviii
Yang membidangi eksim dengan UU No. 22 Tahun 1968
menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (Eksim). Kemu- dian
pada 1999 Bank Ekspor Impor bergabung menjadi Bank
Mandiri.
c. Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)
Bank ini menjalankan fungsi BNI unit III dengan UU Nomor 17
Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia 1946.
d. Bank Dagang Negara (BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang dinasionalisir dengan PP
Nomor 13 Tahun 1960, namun PP ini kemudian dicabut dan diganti
dengan UU No. 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN
satu-satunya bank pemerintah yang berada di luar Bank Negara
Indonesia Unit. Selanjutnya Bank Dagang Negara bergabung
menjadi Bank Mandiri tahun 1999.
e. Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Handles Bank.
Dalam perkembangannya selanjutnya berubah menjadi Nationale
Handlesbank. Kemudian berubah menjadi Bank Negara Indonesia
Unit IV. Berdasarkan UU No. 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi
Daya. Tahun 1999 bank ini bergabung menjadi Bank Mandiri.
f. Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO)
BAPINDO didirikan dengan UU No. 21 Tahun 1960 yang
merupakan kelanjutan dari Bank Industri Negara (BIN) tahun 1951.
Selanjutnya Bank Pembangunan Indonesia bergabung menjadi Bank
Mandiri tahun 1999.
g. Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukum
pendiriannya adalah UU No. 13 Tahun 1962.
h. Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara
xix
Indonesia unit V. Terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan
UU No. 20 Tahun 1968.
i. Bank Mandiri
Bank ini merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD),
Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia
(BAPINDO) dan Bank Ekspor Impor (Bank Eksim). Hasil merger
keempat bank ini dilaksanakan pada 1999.16
16
Dr. Katsmir,bank dan lembaga keuangan lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafind 2014), h. 17-19
xx
Adapun jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dari berbagai segi
antara lain:
xxi
wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia,
bahkan keluar negeri (cabang). Bank umum sering disebut bank
komersil (commercial bank)
xxii
b. BPD Jawa Barat
c. BPD Jawa Tengah
d. BPD DI. Yogyakarta
e. BPD Riau
f. BPD Jawa Timur
g. BPD Sulawesi Selatan
h. BPD Nusa Tenggara Barat
i. BPD Papua
j. dan BPD lainnya
xxiii
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun
jelas dimiliki oleh pihak asing (luar negeri).
Contoh bank asing antara lain:
- ABN AMRO bank
- American Express Bank
- Bank of America
- Bank of Tokyo
- Bangkok Bank
- City Bank
- Chase Manhattan Bank
- Deutsche Bank
- European Asian Bank
- Hongkong Bank
- Standard Chartered Bank
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas
dipegang oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara
lain:
- Bank Finconesia
- Bank Merincorp
- Bank PDFCI
- Bank Sakura Swadarma
- Inter Facifik Bank
- Mitsubishi Buana Bank
- Paribas BBD Indonesia
- Sumitomo Niaga Bank
- Sanwa Indonesia Bank.17
17
Ibid h. 19-26
xxiv
1.7 Tujuan Jasa Bank
1.7.1 Tujuan Jasa Bank
A. Jasa – jasa Bank Lainnya
xxv
Keuntungan dari transaksi dalam jasa-jasa bank ini disebut juga fee
based. Keuntungan dari jasa bank dewasa ini semakin dibutuhkan.
Bahkan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini disebabkan
keuntungan dari spread based semakin kecil mengingat persaingan yang
semakin ketat dalam bidang ini. Oleh sebab itu, di samping mencari
keuntungan utama tetap pada spread based, dewasa ini semakin banyak
bank yang mencari keuntungan lewat jasa-jasa bank.
Perolehan keuntungan dari jasa-jasa bank ini walaupun relatif
kecil, namun mengandung suatu kepastian, hal ini disebabkan risiko
terha- dap jasa-jasa bank ini lebih kecil jika dibandingkan dengan kredit.
Di samping faktor risiko, ragam penghasilan dari jasa ini pun cu-
kup banyak sehingga pihak perbankan dapat lebih meningkatkan jasa-
jasa banknya. Kemudian yang paling penting jasa-jasa bank ini sangat
berperan besar dalam memperlancar transaksi simpanan dan pinjaman
yang ada di dunia perbankan.
Adapun keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank ini antara
1. biaya administrasi
2. biaya kirim
3. biaya tagihan
4. biaya provisi dan komisi
5. biaya sewa
6. biaya iuran
7. biaya lainnya.18 (Dr. Kasmir, 2002)
18
Dr. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada) h. 128-
130
xxvi
segala aspek, dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya
dengan bidang kehidupan lain.
xxvii
Ada hukuman yang menanti jika mereka memanfaatkan
data itu untuk melakukan kegiatan usaha yang ilegal. Tentunya ini
juga berhubungan dengan kepercayaan yang diberikan oleh bank
untuk nasabahnya.
3. Prinsip Kehati-hatian (prudential principle)
Prinsip yang penting juga karena perbankan harus
melaksanakan kegiatannya dengan hati-hati. Contoh sederhananya
saja ketika ada nasabah yang ingin menggunakan jasa kredit
mereka, pihak bank tentu akan memberlakukan beberapa syarat
dan melakukan penilaian sebelum menyetujui bahwa nasabah itu
bisa menggunakan jasa kredit mereka.
Mereka berhati-hati dalam memilih nasabah yang bisa
menyelesaikan kewajibannya dengan baik. Dalam mengelola
keuangan nasabah juga bank diharuskan melakukan prinsip kehati-
hatian karena ada uang masyarakat yang disimpan dan
dipercayakan pada mereka.
4. Prinsip Mengenal Nasabah
Di sini pihak bank tidak hanya mengetahui data pribadi
nasabahnya, mulai dari nama, alamat, nomor telepon yang bisa
dihubungi. Tapi juga apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh
customer dari pelayanan pihak bank. Prinsip ini juga mencakup
kewaspadaan pihak bank terhadap praktik ilegal yang bisa saja
dilakukan oleh nasabah. Jangan sampai sistem bank yang sudah
berjalan dengan baik, malah dimanfaatkan yang tidak baik oleh
nasabah yang tidak bertanggung jawab. Untuk itulah di sini pihak
bank wajib mengenali perilaku nasabahnya.
Selain hukum-hukum dan prinsip perbankan yang sudah
disebutkan di atas, pihak perbankan juga diwajibkan untuk
memiliki aturan internal. Maka tidak perlu heran jika aturan-aturan
internal ini berbeda-beda antara bank yang ada di Indonesia.
xxviii
Aturan internal itu tentunya tidak asal buat karena disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan.
Menurut Pasal 3 UU Perbankan yang menyatakan bahwa
“Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun
dan penyalur dana masyarakat”. Dari sini kita memahami bahwa
fungsi bank adalah sebagai financial intermediary yaitu menjadi
perantara antara pihak yang kelebihan dana (surplus of funds)
dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana (lacks of funds).
Selain tujuan ekonomis, bank juga memiliki tujuan yang
berorientasi pada hal-hal yang non ekonomis seperti stabilitas
nasional yakni stabilitas sosial dan politik dan secara lengkap ini
sudah diatur dalam pasal 4 Undang-Undang perbankan yang
menyatakan bahwa “Perbankan Indonesia bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat”.19 (Tika, 2023)
19
https://ajaib.co.id/prinsip-hukum-perbankan-yang-berlaku-di-indonesia/
#Prinsip_Perbankan_di_Indonesia
xxix
Penerapan Tata Kelola Manajer Investasi.
xxx
6. Danareksa Investment Management Rp 25,35 triliun
7. Ashmore Asset Management Rp 23,89 triliun
8. Trimegah Asset Management Rp 23,88 triliun
9. BNI Asset Management Rp 21,34 triliun
10. Syailendra Capital Rp 20,58 triliun20 (Kompas.com, 2021)
f.
20
https://money.kompas.com/read/2021/08/17/200000426/mengenal-apa-itu-manajer-
investasi-dan-tugasnya?page=all
xxxi
BAB III
PENUTUP
1.11 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya,
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :
a. Riba adalah suatu kemungkaran atau dosa besar yang tidak boleh
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, dan riba sebelas dua belas
mendekati dengan yang namanya kegiatan transaksi. Pelaku maupun
konsumen adalah sama-sama menanggung dosa besar dalam kegiatan riba.
b. Sejarah perbankan di Indonesia tidak bisa lepas dari dampak penjajahan
belanda terhadap Indonesia, dan Bank Syariah pertama Di Indonesia
adalah Bank Muamalah. Lahir pada tanggal 1 November 1991, dan baru
aktif pada tahun 1991-1992. Dan sekarang sudah banyak terlahir
perbankan yang berstatus syariah seperti: Bank Syariah Indonesia, Mandiri
Syariah, BRI Syariah, dan bank lainnya.
c. Peraturan perbankan tercantum dalam UU. No. 21 tahun 2008 yaitu
Tentang Perbankan Syariah
1.12 SARAN
Demikian Makalah yang saya buat dengan judul “BANK” saya sampaikan
sekian dan terima kasih.
xxxii
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Saeed. (2004). Bank Islam dan Bunga (Studi Kritis Larangan Riba dan
Interprestasi Kontemporer). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syabirin Harahap. ( 1993). Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam. Jakarta
Pusat: Pustaka Al Husna.
Syabirin Harahap. (1993). Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam. Jakarta :
Pusat Pustaka Al Husna.
Tika. (2023, Januari 03). ajaib. Retrieved from Prinsip Hukum Perbankan yang
Berlaku di Indonesia: https://ajaib.co.id/prinsip-hukum-perbankan-yang-
berlaku-di-indonesia/#Prinsip_Perbankan_di_Indonesia
xxxiii
Wahbah Az Zuhaili. (2011). Fiqih Islam Wa Addilatuhu. Jakarta: Gema Insani.
xxxiv