Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Ekonomi Moneter Nur Habibah, M.E

“BANK”

Oleh : Kelompok 1

Salipudin 21.15.0283

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang
mana dimana kita bisa mengikuti kegiatan mata kuliah hari ini dengan sehat
wal’afiat semoga saja selalu semangat dan bisa menjalani kehidupan dengan ujian
yang diberikan oleh Allah SWT. Sholawat serta salam kita haturkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW. Yang mana semoga saja kita diberikan syafaat di
hari akhir nanti Aamiin Ya Allah.

Makalah dengan judul BANK Maka dengan ini bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ekonomi Moneter, dan pada kesempatan yang baik ini, izinkan
saya untuk menyampaikan rasa hormat dan terima kasih sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan
dorongan kepada saya dalam pembuatan makalah ini terutama kepada :

a. Ibu Nur Habibah, M.E selaku sebagai dosen pengampu pada mata kuliah
Ekonomi Moneter;
b. Kepada orang tua yang telah memberikan semangat kepada saya untuk
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin;
c. Dan kepada orang – orang yang saying kepada kami.

Semoga seluruh bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak kepada
saya mendapatkan berkat dan Karunia Tuhan yang Maha Esa. Dan akhirnya
penyusun bisa menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin dan penulis
mengharapkan kritik dan saran agar bisa diperbaiki dimasa berikutnya dalam
penulisan makalah ini

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
1.1 Pengertian Riba, Gharar, dan Maisir.............................................................3
1.1.1 Riba............................................................................................................3
1.1.2 Gharar.........................................................................................................9
1.1.3 Maisir.......................................................................................................10
1.2 Pengertian Bank.............................................................................................10
1.2.1 Pengertian bank........................................................................................10
1.3 Sejarah BANK................................................................................................11
1.3.1 Abad ke – 18 Masehi................................................................................12
1.3.2 Abad ke – 4 SM........................................................................................12
1.4 Sejarah Perbankan Di Indonesia...................................................................13
1.4.1 Sejarah Perbankan Di Indonesia...............................................................13
1.5 Sejarah Bank Pemerintah..............................................................................15
1.5.1 Sejarah Bank Pemerintah..........................................................................15
1.6 Jenis – jenis Bank...........................................................................................17
1.6.1 Jenis – jenis Bank.....................................................................................17
1.7 Tujuan Jasa Bank...........................................................................................22
1.7.1 Tujuan Jasa Bank......................................................................................22
1.8 Prinsip Hukum Perbankan............................................................................23
1.8.1 Prinsip Hukum Perbankan yang Berlaku Di Indonesia.............................23
1.8.2 Prinsip Perbankan Di Indonesia................................................................24
1.9 Manajemen Investasi......................................................................................26
1.9.1 Apa itu Investasi.......................................................................................26

ii
1.10 Mengenal apa itu Manajer Investasi.............................................................27
1.10.1 Belajar dan Mengenal Tugas Beserta Daftar Investasi Manajer Di Dunia 27
BAB III...........................................................................................................................29
PENUTUP.......................................................................................................................29
1.11 KESIMPULAN...............................................................................................29
1.12 SARAN............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................30

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan, deposito dan giro dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Dalam kehidupan
sehari-hari, bank juga dikenal oleh masyrakat sebagai tempat meminjam uang
dalam bentuk kredit, tempat penukaran uang, tempat menerima segala bentuk
pembayaran dan setoran seperto pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang
kuliah dan jasa pembayaran lainnya yang disediakan oleh bank.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November
1998 Tentang Perbankan yang masih berlaku hingga saat ini, yang dimaskud
dengan Bank adalah "Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak".
Melalui makalah yang berjudul BANK pada mata kuliah Ekonomi Moneter. Maka
dengan ini, kita akan mempelajari dan mengenal apa yang dimaksud dengan Riba,
Gharar, Maisir dan kita juga akan membahas tentang sejarah Bank
Konvesional dan Non Konvesional, Bank Pemerintah, Jenis – jenis Bank,
Tujuan Bank, Prinsip Hukum Bank, Manajemen Investasi, dan Mengenal apa
saja Tugas Manager Investasi. dengan mengkaji dan mempelajari makalah ini
dengan cermat dalam sillabus mata kuliah ini akan dapat menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan kita tentang apa itu Ekonomi Moneter.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu riba, gharar, maisir
2. Apa itu Bank
3. Sejarah dari bank
4. Sejarah perbankan di Indonesia

iv
5. Sejarah bank Pemerintah
6. Jenis – jenis dari bank
7. Apa tujuan dari jasa perbankan
8. Apa itu Prinsip-prinsip hukum perbankan
9. Apa itu menajemen Investasi
10. Dan apa itu pengelola menajemen investasi

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian dari Riba, Gharar, dan Maisir
2. Menjelaskan pengertian dari Bank
3. Menjelaskan sejarah dari Bank
4. Menjelaskan sejarah perbankan Di Indonesia
5. Mempelajari sejarah dari bank Pemerintah
6. Mengenal Jenis-jenis perbankan
7. Menjelaskan tujuan dari jasa perbankan
8. Menjelaskan Prinsip-prinsip hukum perbankan
9. Menjelaskan apa itu menajemen investasi
10. Mengenal dalam pengelolaan investasi global

v
BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Riba, Gharar, dan Maisir
1.1.1 Riba
A. Definisi Riba

Riba menurut pengertian bahasa berarti Az Ziadah (tambahan)


yang dimaksudkan di sini ialah tambahan modal, baik penambahan itu
sedikit ataupun banyak. (Muhammad Sauqi, 2022)1 Dalam pengertian
lain secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar.
Sedangkan menurut istilah teknis riba berarti pengambilan tambahan
dari harta pokok atau modal secara bathil. Para ulama telah sepakat
bahwa riba merupakan salah satu perbuatan dosa besar. Mengenai
konsep riba ini, para ulama berbeda pendapat mengenai illat riba.
Pertama para ulama Hanafiyah dan Hanabilah yang menetapkan bahwa
illat riba adalah barang. yang ditakar atau ditimbang. Sehingga
pengharaman riba mencakup semua bentuk barang yang dijual dengan
cara ditakar. Kedua ulama Malikiyah yang membatasi illat riba pada
semua jenis bahan pokok yang dapat disimpan selama setahun bahkan
lebih disesuaikan dengan waktu yang biasa digunakan dalam setiap
jenis makanan. Ketiga ulama Syafi'iyah yang menjadikan illat
pengharaman riba pada makanan sehingga mencakup semua jenis
barang yang dimakan manusia baik sebagai makanan pokok sebagai
buah atau sebagai obat. Kelompok kedua dan ketiga disepakat bahwa
illat riba pada nagdain (emas dan perak) dan barang lain yang
menggantikannya (yaitu uang kertas) adalah nilai, maksud bahwa
barang itu dijadikan sebagai satuan penilai barang.2

1
Muhammad Sauqi. Fiqih Muamalah. (Kalimantan Selatan: 2022). h. 63-64
2
Ibid 65-66

vi
Sumber riba menurut Islam secara lebih rinci diuraikan Ibn Rushd
(al-hafizd) seorang fakih dalam kitabnya Bidaya al- Mujtahid, Bab
Perdagangan. Ibn Rushd memaparkan beberapa sumber riba ke dalam
delapan jenis transaksi:

a. Transaksi yang dicirikan dengan suatu pernyataan. "Beri saya


kelonggaran (dalam pelunasan) dan saya akan
b. tambahkan (jumlah pengembaliannya)". b.Penjualan dengan
penambahan yang terlarang
c. Penjualan dengan penundaan pembayaran yang terlarang
d. Penjualan yang dicampuraduk dengan hutang
e. Penjualan emas dan barang dagangan untuk emas
f. Pengurangan jumlah sebagai imbalan atas penyelesaian yang
g. Penjualan produk pangan yang belum sepenuhnya diterima atau
penjualan yang dicampuraduk dengan pertukaran uang.3
B. Dasar Hukum Riba
1. Al-Qur’an firman Allah Q.S. al-Baqarah ayat 275 yang
berbunyi
َ‫اَلَّ ِذ ْينَ يَْأ ُكلُوْ نَ الر ِّٰبوا اَل يَقُوْ ُموْ نَ اِاَّل َك َما يَقُوْ ُم الَّ ِذيْ يَتَخَ بَّطُهُ ال َّشي ْٰطنُ ِمن‬
ۗ ‫م الر ِّٰب‬gَ ‫وا َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر‬
‫وا‬ ۗ ‫ْال َم‬
ۘ ‫سِّ ٰذلِكَ بِاَنَّهُ ْم قَالُ ْٓوا اِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ِم ْث ُل الرِّ ٰب‬

‫فَ َواَ ْمر ٗ ُٓه اِلَى هّٰللا ِ ۗ َو َم ْن عَا َد‬ ۗ َ‫ فَلَهٗ َما َسل‬g‫ظةٌ ِّم ْن َّرب ِّٖه فَا ْنتَ ٰهى‬ َ ‫فَ َم ْن َج ۤا َء ٗه َموْ ِع‬
ٰۤ ُ
َ‫ار ۚ هُ ْم فِ ْيهَا ٰخلِ ُدوْ ن‬ ِ َّ‫ك اَصْ ٰحبُ الن‬ gَ ‫ول ِٕى‬ ‫فَا‬
Artinya : “Orang-orang yang memakan riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata
bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa
mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka
apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi,

3
Ibid h. 65-66

vii
maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di
dalamnya”.4 (Merdeka.com, 2022)
2. Hadits
‫ع َْن َس ِعي ِد ب ِْن َز ْي ِد عَن النبي صلى هللا َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأنَّهُ قَا َل ِم ْن َأرْ نِي الربا‬
‫َّح َم ِشحْ نَةٌ ِم ْن الرَّحْ َم ِن‬
ِ ‫ض ُم ْسلِ ٍم ار َحق َوِإ َّن هَ ِذ ِه الر‬ ِ ْ‫اال ْستِطَالَة فِي ِعر‬
َ‫فَ َم ْن قَطَ َعهَا َح َّر َم هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ال َجنَّة‬
Artinya : “Dari Sa'id bin Zaid dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bahwa beliau bersabda: "Sesungguhnya riba yang
paling buruk adalah merusak kehormatan seorang muslim
tanpa hak, dan sesungguhnya rahim dijalinkan oleh Ar
Rahman, barangsiapa yang memutuskannya niscaya Allah
mengharamkan baginya syurga." (Ahmad, bab Musnad Said
bin Zaid, no 1564) Al-Bani mengatakan hadits tersebut
sahih”.5
C. Macam – macam Riba
Di dalam fiqih sunnah, ulama fiqih membagi riba menjadi dua
macam, yaitu:"6 (Sayyid Sabiq, 1993)
1. Riba Nasi "ah
Riba Nasi"ah yaitu pertambahan bersyarat yang diperoleh
orang yang menghutangkan dari orang yang berhutang lantaran
penangguhan. Dalam artian riba nasi'ah ialah pembayaran lebih
yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Dan riba jenis
ini diharamkan dengan berlandaskan pada Kitab, Sunnah dan
Ijma para Imam. Riba nasi'ah ialah riba Jahiliyah, (riba
bertempo) yaitu tambahan pembayaran kembali sebagai ganti
penundaan waktu membayarkannya,7 (Syabirin Harahap, 1993)

4
https://www.merdeka.com/quran/al-baqarah/ayat-275#:~:text=275.,jual%20beli%20dan
%20mengharamkan%20riba.
5
Muhammad Sauqi. Fiqih Muamalah Kalimantan Selatan: 2022 hal. 65-66
6
Sayyid Sabiq. Fiqih Sunnah 12. terj. Kamaluddin A. Marzuki dkk. (Bandung: Alma”arif. 1993) h.
122
7
Syabirin Harahap. Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam, Jakarta Pusat Pustaka Al Husna,
1993), h. 58.

viii
misalnya orang yang berhutang kepada orang lain dalam waktu
sebulan umpamanya harus sudah dikembalikan saat jatuh tempo
maka si pember piutang mendatangi orang yang berhutang, tetapi
ia belum bisa membayar hutangnya. Kemudian orang yang
berhutang meminta tempo lagi kepada si piutang dengan
tambahan hutang Tambahan inilah yang dimaksudkan riba, Riba
nosi'ah terjadi karena penundaan penyerahan salah satu komoditi
dalam suatu transaksi jual beli yang menyebabkan perbedaan
nilai tukar dan masing-masing komoditi tersebut.
2. Riba Fadhl
Riba Fadhl yaitu jenis jual beli uang dengan uang atau
barang pangan dengan barang pangan dengan tambahan, Riba
fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis
tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan
mensyaratkan demikian seperti penukaran emas dengan emas,
padi dengan padi, dan sebagainya. Jenis riba ini diharamkan
karena penyebab atau pembawa kepada riba nasi"ah,8 (Sayyid
Sabiq, 1993) Misalnya tambahan yang diperoleh oleh seseorang
sebagai hasil pertukaran hasil pertukaran dua barang yang
sejenis, umpamanya pertukaran antara 1 gram emas dengan 2
gram emas pula. Kelebihan I gram emas yang dipertukarkan
itulah yang disebut dengan riba fadhl. Menurut sebagian ulama,
riba itu terbagi menjadi empat macam, yaitu:
a. Riba Fadhl (menukarkan dua barang yang sejenis dengan
tidak sama), Riba fadhl terdapat dalam bentuk transaksi
yang dilakulan melalui serah terima secara langsung (dari
tagan ke tangan) di sini terjadi kelebihan atau tambahan
terhadap nilai tukar salah satu komoditi yang mestinya
termasuk dalam.

8
Sayyid Sabiq Fikih Sumah 12. ter), Kamaluddin A. Marzuki dkk (Bandung Alma'arif. 1993). h. 122.

ix
b. Riba Qardh (riba jahiliyah/riba nasi'ah) adalah riba yang
sama.9 (Abdullah Saeed, 2004) terjadi pada transaksi
hutang piutang yang tidak memenu kriteria untung
muncul bersama risiko dan hasil usaha muncul bersama
biaya. Transaksi ini mengandung pertukaran kewajiban
menanggung beban hanya karena berjalannya waktu.
Riba Qardh adalah suatu manfaat atau tingka kelebihan
tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang
(muqtaridh). Riba Jahiliah yaitu hutang dibayar lebih dari
pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar
hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
c. Riba Yadh, bercerai dari tempat akad sebelum timbang
terima, yaitu menjual dengan pembayaran barang yang
sejenis, tapi tidak kontan.
d. iba Nasa'i, penukaran yang disyaratkan terlambat salah
satu dua barang.10 (Syabirin Harahap, 1993)
D. Riba dalam Bunga Bank
Bunga dan riba sama-sama dapat timbul dari hutang piutang atau
pinjam meminjam, ini berarti keduanya sama-sama dapat timbul dari
hutang piutang. Persamaan lainnya ialah bahwa baik bunga atupun riba
sama-sama merupakan keuntungan bagi pemilik uang pokoknya (orang
yang punya modal) yang diperoleh tanpa jerih payah kecuali hanya
dengan meminjamkan uang itu saja.11 Selain itu persamaan antara bunga
dan riba 109 adalah bahwa pada umumnya bunga itu ditetapkan dengan
persentasi dari uang pokoknya, bukan dari keuntungan yang diperoleh.
Oleh karena itu pinjam meminjam uang atau hutang- piutang dapat
dipandang sebagai suatu pokok pangkal bagi timbulnya bunga dan riba.

9
Abdullah Saeed. Bank Islam dan Bunga (Studi Kritis Larangan Riba dan Interprestasi
Kontemporer), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 62.
10
Syabirin Harahap. Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam, (Jakarta Pusat: Pustaka Al Husna,
1993), h. 58.
11
Syabirin Harahap. Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam, (Jakarta Pusat: Pustaka Al Husna,
1993), h. 79.

x
Riba bank atau bunga bank termasuk dalam riba nasi'ah, baik sedikit
maupun banyak hal itu karena pekerjaan asli bank adalah meminjam
atau memberikan pinjaman.12 (Wahbah Az Zuhaili, 2011)

E. Hikmah Pengharaman Riba


Larangan riba dikarenakan akan memperlebar kesenjangan yang
kaya dan miskin. Pada hakikatnya riba dilarang adalah untuk mencegah
agar manusia jangan terjerumus kepada kesengsaraan dan kemelaratan,
karena riba itu wujudnya adalah dengan paksaan atau pemerasan dan
sesungguhnya mudharatnya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Riba
itu mempunyai dampak negatif bagi pribadi dan masyarakat. Di antara
dampak ekonomi riba adalah dampak inflatoir(dampak penyebab inflasi)
yang diakibatkan oleh bunga sebagai biaya uang. Hal tersebut
disebabkan karena salah satu elemen dari penentuan harga adalah suku
bunga semakin tinggi suku bunga semakin tinggi juga harga yang akan
ditetapkan pada suatu barang.
Dampak lainnya adalah bahwa hutang. dengan rendahnya tingkat
penerimaan peminjam dan tingginya biaya bunga akan menjadikan
peminjam tidak pernah keluar dari ketergantungan terlebih lagi bila
bunga atas hutang tersebut dibungakan. Contoh paling nyata adalah
hutang negara-negara berkembang kepada negara-negara maju,
meskipun disebut pinjaman lunak, artinya dengan suku bunga rendah,
pada akhirnya negara-negara penghutang harus berhutang lagi untuk
membayar bunga dan pokoknya. Sehingga terjadilah hutang yang terus-
menerus. Ini yang menjelaskan proses terjadinya kemiskinan struktural
yang menimpa lebih dari separuh masyarakat dunia.
Dampak pada sosial kemasyarakatan praktik riba merupaka
pendapatan yang didapat secara tidak adil. Para pengambil rib
menggunakan uangnya untuk memerintahkan orang lain berusaha dan
mengembalikan misalnya, dua puluh lima persen lebih tinggi dari

12
Wahbah Az Zuhaili. Fiqih Islam Wa Addilatuhu. (Jakarta: Gema Insani. 2011). h. 343.

xi
jumlah yang dipinjamkannya. Persoalanny siapa yang bisa menjamin
bahwa usaha yang dijalankan oleh orang itu nantinya mendapatkan
keuntungan lebih dari du puluh lima persen.
Semua orang apalagi yang beragama tahu bahwa siapapun tidak
bisa memastikan apa yang terjadi besok atau lusa dan siapa pun tahu
bahwa berusaha memiliki dua kemungkinan yaitu bisa berhasil atau
gagal. Dengan menetapkan riba berarti orang sudah memastikan bahwa
usaha yang dikelola pasti untung.

1.1.2 Gharar
A. Definisi Gharar
Jual Kata gharar berarti hayalan atau penipuan, tetapi juga berarti
risiko dalam keuangan biasanya diterjemahkan tidak menentu, spekulasi
atau risiko. Keuntungan yang terjadi disebabkan kesempatan dengan
penyebab tak dapat ditentukan adalah dilarang. Karena mengandung
risiko yang terlampau besar dan tidak pasti. Gharar dilarang dalam Islam
bukan untuk menjauhi risiko, tentu saja risiko yang sifatnya komersil
disetujui dan didukung dalam Islam. Setiap jenis kontrak yang bersifat
open-ended mengandung unsur gharar. Menurut Imam Ibnu Taimiyah,
gharar adalah konsekuensi yang tidak diketahui (the unknown
consequences), Sedangkan menurut al-Jurjani gharar diartikannya
sebagai :
‫ما يكون مجهول العاقبة ال يدرى أيكون أم ال‬
Artinya: Gharar adalah sesuatu yang tidak diketahui hasilnya, apakah
dapat terealisasi atau tidak? ".13
Dari efinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Gharar adalah segala
bentuk jual beli yang di dalamnya terkandung jahalah (unsur
ketidakjelasan).

13
Al-Jurjani. Kitab al-Ta’rifat, (Mesir: al-Halabi, tth), h. 144

xii
1.1.3 Maisir
Kata Maysir dalam bahasa Arab arti secara harfiah adalah
memperoleh sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja keras atau
mendapat keuntungan tanpa bekerja, biasanya juga disebut judi, istilah lain
yang digunakan dalam Al-Qur'an adalah kata 'azlam yang berarti praktek
perjudian. Secara istilah, Maysir adalah setiap Muamalah yang orang
masuk kedalamnya dan dia mungkin rugi dan mungkin beruntung, kalimat
"mungkin rugi dan mungkin untung" juga ada dalam Muamalat jual beli
sebab orang yang berdagang mungkin untung mungkin rugi.

Hikmah larangan maysir Allah menciptakan manusia untuk


beribadah dan menjadi khalifah fil ardh dengan bekerja dan beraktifitas
meraih kebaikan dunia dan akhirat. Orang yang berjudi baginya diantara
dua hal: menang dan mendapatkan harta, atau kalah dan rugi yang
mendorongnya terus berjudi agar hartanya kembali. Jika semua orang
berjudi, meninggalkan kerja tentu dunia ini dipenuhi bencana. Penjudi
menjadi musuh bagi lawannya. Jika penjudi adalah orang kaya. ketika
kalah ia menelan pil pahit: menjadi miskin, dirundung kegelisahan dan
dikuasai dendam. Penjudi kadangkala adalah seorang pekerja yang
memiliki keluarga. Ketika ia kalah berjudi hal ini bisa mengakibatkan
rumah tangganya hancur. Ketika seseorang gemar berjudi, maka ia
melakukan berbagai perbuatan tercela untuk mendapatkan harta. Seperti
mencuri, merampok, menipu, dan sejenisnya.

1.2 Pengertian Bank


1.2.1 Pengertian bank
Dalam pembicaraan sehari – hari, bank dikenal sebagai lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan
deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam
uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu,
bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan
uang atau menerima segala bentuk macam pembayaran dan setoran seperti

xiii
pembayaran listrik, telepon, air, internet, pajak, uang kuliah, dan
pembayaran lainnya.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang di maksud dengan Bank adalah
“Badan usaha yang mehimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan bentuk – bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak”.
Dari pengertian diatas bahwa dapat kita simpulkan aktivitas
perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan sehingga berbicara
mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Aktivitas perbankan
yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas dikenal
dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian
dari menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari
dana dengan cara membeli dari masyarakat luas. Pembelian dana dari
masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai
strategi agar masyrakat mau menanamkan dananya dalam bentuk
simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh masyrakat adalah seperti
giro, tabungan, sertifikat deposito, dan deposito berjangka. 14 (Dr. Katsmir,
2014)
1.3 Sejarah BANK
Bank adalah lembaga perantara keuangan antara pihak pemilik
dana dan pihak yang memerlukan dana. Kata bank berasal dari bahasa Italia,
banque atau banca yang berarti bangku. Bank pertama di dunia adalah
Banca Monte dei Paschi di Italia yang didirikan pada 1397. Pada masa
Renaissance, para bankir melakukan kegiatan transaksi mereka sembari
duduk di meja penukaran uang. Seiring dengan perubahan zaman, dunia
perbankan juga terus mengalami perkembangan.

14
Dr. Katsmir,bank dan lembaga keuangan lainnya, PT RajaGrafind 2014 (Jakarta) hal 24-25

xiv
1.3.1 Abad ke – 18 Masehi
Sebenarnya, bank sudah ada di dunia sejak abad ke-18
Sebelum Masehi (SM). Namun, pada masa ini, bank belum dalam
bentuk bangunan yang megah dan besar, melainkan berupa rumah
ibadah. Pada abad ke-18 SM, sudah dikenal banyak barang berharga,
salah satunya emas. Namun, menyimpan emas di rumah sangat
rawan dicuri atau dirampok.
Oleh karena itu, tempat yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan
barang berharga adalah rumah ibadah.
Selain itu, karena bangunannya kokoh, banyak orang yang
datang ke rumah ibadah dengan tujuan mulia, yakni beribadah. OIeh
sebab itu, sangat kecil kemungkinannya orang-orang akan mencuri
di rumah ibadah. Di Mesir, emas disimpan di dalam rumah ibadah
oleh lembaga penyimpan yang khusus ditugaskan untuk itu.
Kemudian, di Babylonia pada masa Hammurabi, sudah dibuat
sebuah catatan pinjaman oleh para pendeta di dalam rumah ibadah.
Catatan pinjaman ini menjadi konsep pertama perbankan sebagai
tempat menyimpan barang berharga dan melakukan pertukaran
barang.

1.3.2 Abad ke – 4 SM
Pada abad ke-4 SM, aktivitas perbankan, khususnya di
Yunani, sudah lebih maju dibandingkan dengan negara lain. Para
pengusaha sudah mulai melakukan kegiatan yang sama dengan
menyimpan barang berharga di rumah ibadah dan melakukan
transaksi keuangan. Mereka menerima simpanan, menyalurkan
pinjaman, penukaran uang (money changer), dan menguji keaslian
dan kemurnian koin sebagai alat tukar. Biasanya, para pemberi
pinjaman akan membuatkan catatan dan menyediakan jasa untuk
mengirim koin yang sudah lolos uji dalam jumlah besar. Kegiatan ini
kemudian diadopsi oleh Kerajaan Roma yang mengatur seluruh
kegiatan perbankan di Yunani dengan cara demikian. Namun, ketika

xv
Roma jatuh dan kalah perang, para pelaku perbankan mengalami
kerugian besar, karena para penguasa gereja Katolik melarang
melakukan penarikan bunga. Akibatnya, kegiatan perbankan saat itu
dihentikan.

1.4 Sejarah Perbankan Di Indonesia


1.4.1 Sejarah Perbankan Di Indonesia
Dalam sejarahnya kegiatan perbankan dikenal mulai dar zaman
Babylonia. Kegiatan perbankan ini kemudian berkembang ke zaman Yunani
kuno serta zaman Romawi. Pada saat itu kegiatan utama bank hanyalah
sebagai tempat tukar menukar uang oleh para pedagang antarkerajaan.

Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, maka


perkembangan perbankan pun semakin pesat. Hal ini disebabkan karena
perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan
perdagangan. Perkembangan perdagangan yang semula hanya berkembang
di daratan Eropa akhirnya menyebar ke Asia Barat. Bank-bank yang sudah
terkenal pada saat itu di benua Eropa adalah Bank Venesia tahun 1171,
kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1320.
Sebaliknya perkembangan perbankan di daratan Inggris baru dimulai pada
abad ke-16. Namun karena negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis,
Belanda, Spanyol atau Portugis begitu aktif mencari daerah perdagangan
yang kemudian menjadi daerah jajahannya, maka perkembangan perbankan
pun ikut dibawa ke negara jajahannya.

Perkembangan perbankan di Indonesia juga tidak terlepas dari era


zaman penjajahan Hindia Belanda tempo dulu. Pada saat itu terdapat
beberapa bank yang memegang peranan penting dalam pemerintahan
penjajahan Belanda. Bank yang sudah dikenal dan memegang peranan yang
cukup penting di Hindia Belanda adalah:

1. De Algemenevolks Crediet Bank


2. De Escompto Bank NV

xvi
3. De Javasche NV
4. De Post Paar Bank
5. Nederland Handles Maatscappij (NHM)
6. Nationale Handles Bank (NHB)
Di samping bank-bank di atas terdapat pula bank-bank milik
pribumi, China, Jepang dan Eropa lainnya. Bank-bank tersebut antara lain:
1. Bank Abuan Saudagar
2. Batavia Bank
3. Bank Nasional Indonesia.
4. NV Bank Boemi
5. The Charteredbank of India
6. The Yokohama Species Bank
7. The Matsui Bank
8. The Bank of China
Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945
telah pula mengubah peta perbankan di Indonesia. Jumlah perbankan di
Indonesia bertambah, baik dari segi kuantitas mau pun kualitas pelayanan.
Beberapa bank milik Belanda dinasiona lisir oleh Pemerintah Indonesia.
Bank-bank yang ada pada awal kemerdekaan antara lain:
1. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februar 1946.
Bank ini berasal dari DE ALGEMENE VOLKCREDIET bank
atau Syomin Ginko.
2. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 ke
mudian menjadi BNI 1946.
3. Bank Surakarta MAI (Maskapai Adil Makmur) Solo.
4. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946
5. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan
6. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta
kemudian menjadi Bank Amerta
7. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946
8. Bank Dagang Indonesia NV di Banjarmasin tahun 1949

xvii
9. Kalimantan Corporation Trading di Samarinda tahun 1950
kemudian merger dengan Bank Pasifik
10. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi i Gemari,
kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.15

1.5 Sejarah Bank Pemerintah


1.5.1 Sejarah Bank Pemerintah
Tidak dapat dipungkiri bahwa sejarah bangsa Indonesia me- ngenal
dunia perbankan dari bekas penjajahnya, yaitu Belanda. Oleh karena itu,
sejarah perkembangan perbankan pun tidak terlepas dari pengaruh negara
yang menjajahnya, baik untuk bank pemerintah maupun bank swasta
nasional. Meskipun pada awalnya perkembangan perbankan di Indonesia
dipengaruhi oleh bank-bank Belanda, dalam perkembangan selanjutnya
bank di Indonesia juga dipengaruhi oleh perbankan dari Amerika Serikat
(USA).

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat sejarah bank-bank milik


pemerintah, yaitu:

a. Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berda-
sarkan UU No. 13 Tahun 1968. Kemudian diganti dengan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 1999. Bank ini sebelumnya berasal dari
De Javasche Bank yang dinasionalisir pemerintah RI tahun 1951.
b. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Ekspor Impor
(Eksim) BRI berasal dari De Algemene volkcrediet Bank,
kemudian dilebur setelah menjadi Bank Tunggal dengan nama Bank
Nasional Indonesia (BNI) Unit II. Bank yang bergerak di bidang
rural dan eksim dipisahkan lagi menjadi:
 Yang membidangi rural menjadi Bank Rakyat Indonesia
(BRI) dengan UU No. 21 Tahun 1968.

15
Dr. Kasmir, Dasar-dasar perbankan, Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002, Hal. 14-16

xviii
 Yang membidangi eksim dengan UU No. 22 Tahun 1968
menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia (Eksim). Kemu- dian
pada 1999 Bank Ekspor Impor bergabung menjadi Bank
Mandiri.
c. Bank Negara Indonesia 1946 (BNI)
Bank ini menjalankan fungsi BNI unit III dengan UU Nomor 17
Tahun 1968 berubah menjadi Bank Negara Indonesia 1946.
d. Bank Dagang Negara (BDN)
BDN berasal dari Escompto Bank yang dinasionalisir dengan PP
Nomor 13 Tahun 1960, namun PP ini kemudian dicabut dan diganti
dengan UU No. 18 Tahun 1968 menjadi Bank Dagang Negara. BDN
satu-satunya bank pemerintah yang berada di luar Bank Negara
Indonesia Unit. Selanjutnya Bank Dagang Negara bergabung
menjadi Bank Mandiri tahun 1999.
e. Bank Bumi Daya (BBD)
BBD semula berasal dari Nederlandsch Indische Handles Bank.
Dalam perkembangannya selanjutnya berubah menjadi Nationale
Handlesbank. Kemudian berubah menjadi Bank Negara Indonesia
Unit IV. Berdasarkan UU No. 19 Tahun 1968 menjadi Bank Bumi
Daya. Tahun 1999 bank ini bergabung menjadi Bank Mandiri.
f. Bank Pembangunan Indonesia (BAPINDO)
BAPINDO didirikan dengan UU No. 21 Tahun 1960 yang
merupakan kelanjutan dari Bank Industri Negara (BIN) tahun 1951.
Selanjutnya Bank Pembangunan Indonesia bergabung menjadi Bank
Mandiri tahun 1999.
g. Bank Pembangunan Daerah (BPD)
Bank ini didirikan di daerah-daerah tingkat I. Dasar hukum
pendiriannya adalah UU No. 13 Tahun 1962.
h. Bank Tabungan Negara (BTN)
BTN berasal dari De Post Paar Bank yang kemudian menjadi Bank
Tabungan Pos tahun 1950. Selanjutnya menjadi Bank Negara

xix
Indonesia unit V. Terakhir menjadi Bank Tabungan Negara dengan
UU No. 20 Tahun 1968.
i. Bank Mandiri
Bank ini merupakan hasil merger antara Bank Bumi Daya (BBD),
Bank Dagang Negara (BDN), Bank Pembangunan Indonesia
(BAPINDO) dan Bank Ekspor Impor (Bank Eksim). Hasil merger
keempat bank ini dilaksanakan pada 1999.16

1.6 Jenis – jenis Bank


1.6.1 Jenis – jenis Bank
Dalam praktiknya perbankan di Indonesia saat ini terdapat
beberapa jenis perbankan seperti yang diatur dalam Undang- Undang
Perbankan. Jika kita melihat jenis perbankan sebelum keluar Undang-
Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 dengan sebelumnya, yaitu
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan.
Namun, kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda
satu sama lainnya.

Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi, serta


kepemilikannya. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada
luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan
wilayah operasinya. Sedangkan kepemilikan per- usahaan dilihat dari segi
kepemilikan sahamnya.

Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang


mereka layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi
tertentu (kecamatan). Jenis perbankan juga dibagi ke dalam bagaimana
caranya menentukan harga jual dan harga beli atau dengan kata lain caranya
mencari keuntungan.

16
Dr. Katsmir,bank dan lembaga keuangan lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafind 2014), h. 17-19

xx
Adapun jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dari berbagai segi
antara lain:

1. Dilihat dari Segi Fungsinya


Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967
jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari:
a. Bank Umum
b. Bank Pembangunan
c. Bank Tabungan
d. Bank Pasar
e. Bank Desa
f. Lumbung Desa
g. Bank Pegawai
h. dan bank lainnya
Namun, setelah keluar UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992
dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10
Tahun 1998 maka jenis perbankan berdasarkan fung sinya terdiri dari:
a. Bank Umum
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bentuk Bank Pembangunan dan Bank Tabungan yang semula
berdiri sendiri dengan keluarnya undang-undang di atas berubah
fungsinya menjadi Bank Umum. Sedangkan Bank Desa, Bank Pasar
Lumbung Desa dan Bank Pegawai menjadi Bank Perkreditan Rakya
(BPR).
Pengertian Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut:
A. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat
memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan

xxi
wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia,
bahkan keluar negeri (cabang). Bank umum sering disebut bank
komersil (commercial bank)

B. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksa-
nakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Artinya jasa-jasa perbankan yang
ditawarkan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan atau jasa bank umum.
2. Dilihat dari Segi Kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang
memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian
dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan.
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan adalah:
a. Bank milik pemerintah
Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank
ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga
seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
Contoh bank-bank milik pemerintah Indonesia dewasa ini antara
lain:
 Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
 Bank Rakyat Indonesia (BRI)
 Bank Tabungan Negara (BTN)
 Bank Mandiri
Kemudian Bank Pemerintah Daerah (BPD) terdapat di daerah
tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya
dimiliki oleh Pemda masing-masing tingkatan. Contoh BPD yang ada
dewasa ini adalah:
a. BPD DKI Jakarta

xxii
b. BPD Jawa Barat
c. BPD Jawa Tengah
d. BPD DI. Yogyakarta
e. BPD Riau
f. BPD Jawa Timur
g. BPD Sulawesi Selatan
h. BPD Nusa Tenggara Barat
i. BPD Papua
j. dan BPD lainnya

b. Bank milik swasta nasional

Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya


dimiliki oleh swasta nasional. Kemudian akte pendiriannya pun
didirikan oleh swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya
untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional
antara lain:

a. Bank Bumi Putra


b. Bank Central Asia
c. Bank Danamon
d. Bank Internasional Indonesia
e. Bank Lippo
f. Bank Mega
g. Bank Muamalat
h. Bank Niaga
i. Bank Universal
c. Bank milik koperasi
Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh
perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini
adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin)
d. Bank milik asing

xxiii
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun
jelas dimiliki oleh pihak asing (luar negeri).
Contoh bank asing antara lain:
- ABN AMRO bank
- American Express Bank
- Bank of America
- Bank of Tokyo
- Bangkok Bank
- City Bank
- Chase Manhattan Bank
- Deutsche Bank
- European Asian Bank
- Hongkong Bank
- Standard Chartered Bank
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas
dipegang oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara
lain:
- Bank Finconesia
- Bank Merincorp
- Bank PDFCI
- Bank Sakura Swadarma
- Inter Facifik Bank
- Mitsubishi Buana Bank
- Paribas BBD Indonesia
- Sumitomo Niaga Bank
- Sanwa Indonesia Bank.17

17
Ibid h. 19-26

xxiv
1.7 Tujuan Jasa Bank
1.7.1 Tujuan Jasa Bank
A. Jasa – jasa Bank Lainnya

Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan perbankan yang ketiga


Tujuan pemberian jasa-jasa bank ini adalah untuk mendukung dan
memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana
Semakin lengkap jasa bank yang diberikan, semakin baik, dalam arti jika
nasabah hendak melakukan suatu transaksi perbankan, cukup di satu
bank saja. Demikian pula sebaliknya jika jasa bank yang diberikan
kurang lengkap, maka nasabah terpaksa untuk mencari bank lain yang
menyediakan jasa yang mereka butuhkan.

Lengkap atau tidaknya jasa bank yang diberikan sangat tergantung


dari kemampuan bank tersebut, baik dari segi modal, perlengkapan
fasilitas sampai kepada personel yang mengoperasikannya. Semakin
lengkap tentunya semakin banyak modal yang dibutuhkan untuk
melengkapi peralatan dan personelnya. Di samping itu, kelengkapan jasa
bank ini juga tergantung dari jenis bank apakah bank umum atau Bank
Perkreditan Rakyat atau dapat pula dilihat dari segi status bank tersebut
apakah bank devisa, atau non devisa. Jika berstatus bank devisa maka
jenis jasa bank yang ditawarkan akan lebih lengkap dibandingkan dengan
non devisa. Kemudian kelengkapan jasa bank dapat pula dilihat dari
status cabangnya, apakah cabang penuh, cabang pembantu atau kantor
kas.

B. Keuntungan jasa – jasa Bank


Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa keuntungan pokok per-
bankan adalah dari selisih bunga simpanan dengan bunga kredit atau
pinjaman. Keuntungan ini dikenal dengan istilah spread based. Namun,
di samping keuntungan dari kegiatan pokok tersebut pihak perbankan
juga dapat memperoleh keuntungan dari transaksi yang diberikannya
dalam jasa-jasa bank lainnya.

xxv
Keuntungan dari transaksi dalam jasa-jasa bank ini disebut juga fee
based. Keuntungan dari jasa bank dewasa ini semakin dibutuhkan.
Bahkan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini disebabkan
keuntungan dari spread based semakin kecil mengingat persaingan yang
semakin ketat dalam bidang ini. Oleh sebab itu, di samping mencari
keuntungan utama tetap pada spread based, dewasa ini semakin banyak
bank yang mencari keuntungan lewat jasa-jasa bank.
Perolehan keuntungan dari jasa-jasa bank ini walaupun relatif
kecil, namun mengandung suatu kepastian, hal ini disebabkan risiko
terha- dap jasa-jasa bank ini lebih kecil jika dibandingkan dengan kredit.
Di samping faktor risiko, ragam penghasilan dari jasa ini pun cu-
kup banyak sehingga pihak perbankan dapat lebih meningkatkan jasa-
jasa banknya. Kemudian yang paling penting jasa-jasa bank ini sangat
berperan besar dalam memperlancar transaksi simpanan dan pinjaman
yang ada di dunia perbankan.
Adapun keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank ini antara
1. biaya administrasi
2. biaya kirim
3. biaya tagihan
4. biaya provisi dan komisi
5. biaya sewa
6. biaya iuran
7. biaya lainnya.18 (Dr. Kasmir, 2002)

1.8 Prinsip Hukum Perbankan


1.8.1 Prinsip Hukum Perbankan yang Berlaku Di Indonesia
Hukum perbankan (banking law) adalah sekumpulan peraturan
hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank yang meliputi

18
Dr. Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada) h. 128-
130

xxvi
segala aspek, dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya, serta hubungannya
dengan bidang kehidupan lain.

Menurut Munir Fuady hukum perbankan adalah seperangkat


kaidah hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan,
yurisprudensi, doktrin dan lain-lain yang mengatur masalah perbankan
sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-hari, rambu-rambu yang
harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak,
kewajiban, tugas dan tanggungjawabpara pihak yang bersangkutan dengan
bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, dan
lain-lain yang berkenan dengan dunia perbankan.

1.8.2 Prinsip Perbankan Di Indonesia


1. Prinsip Kepercayaan (fiduciary principle)
Prinsip ini diterapkan antara pihak perbankan dan
nasabahnya atas dasar kepercayaan. Di mana bank bekerja dengan
dana masyarakat yang disimpan pada bank atas dasar kepercayaan.
Seluruh usaha perbankan harus mampu menciptakan kepercayaan
kepada nasabah agar nasabah bersedia menggunakan jasanya.
Prinsip terlihat sepele, tapi sebenarnya menjadi pondasi
utama sebuah bank bisa menjadi bank yang sukses dan memiliki
value yang bagus. Dengan memiliki predikat bank yang terpercaya,
tentu akan banyak nasabah yang menggunakan jasa bank tersebut.
2. Prinsip Kerahasiaan (confidential principle)
Prinsip ini juga penting bagi eksistensi bisnis perbankan.
Bank perlu terus menjaga rahasia data yang dimiliki nasabahnya.
Di mana bank bekerja dengan kewajiban merahasiakan keterangan
mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya. Data ini berupa
data-data pribadi dan data transaksi. Yang bisa mengakses tentunya
hanya nasabah dan orang yang diberikan kepercayaan untuk
mengaksesnya oleh nasabah yang bersangkutan.

xxvii
Ada hukuman yang menanti jika mereka memanfaatkan
data itu untuk melakukan kegiatan usaha yang ilegal. Tentunya ini
juga berhubungan dengan kepercayaan yang diberikan oleh bank
untuk nasabahnya.
3. Prinsip Kehati-hatian (prudential principle)
Prinsip yang penting juga karena perbankan harus
melaksanakan kegiatannya dengan hati-hati. Contoh sederhananya
saja ketika ada nasabah yang ingin menggunakan jasa kredit
mereka, pihak bank tentu akan memberlakukan beberapa syarat
dan melakukan penilaian sebelum menyetujui bahwa nasabah itu
bisa menggunakan jasa kredit mereka.
Mereka berhati-hati dalam memilih nasabah yang bisa
menyelesaikan kewajibannya dengan baik. Dalam mengelola
keuangan nasabah juga bank diharuskan melakukan prinsip kehati-
hatian karena ada uang masyarakat yang disimpan dan
dipercayakan pada mereka.
4. Prinsip Mengenal Nasabah
Di sini pihak bank tidak hanya mengetahui data pribadi
nasabahnya, mulai dari nama, alamat, nomor telepon yang bisa
dihubungi. Tapi juga apa yang dibutuhkan dan diharapkan oleh
customer dari pelayanan pihak bank. Prinsip ini juga mencakup
kewaspadaan pihak bank terhadap praktik ilegal yang bisa saja
dilakukan oleh nasabah. Jangan sampai sistem bank yang sudah
berjalan dengan baik, malah dimanfaatkan yang tidak baik oleh
nasabah yang tidak bertanggung jawab. Untuk itulah di sini pihak
bank wajib mengenali perilaku nasabahnya.
Selain hukum-hukum dan prinsip perbankan yang sudah
disebutkan di atas, pihak perbankan juga diwajibkan untuk
memiliki aturan internal. Maka tidak perlu heran jika aturan-aturan
internal ini berbeda-beda antara bank yang ada di Indonesia.

xxviii
Aturan internal itu tentunya tidak asal buat karena disesuaikan
dengan kebutuhan perusahaan.
Menurut Pasal 3 UU Perbankan yang menyatakan bahwa
“Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun
dan penyalur dana masyarakat”. Dari sini kita memahami bahwa
fungsi bank adalah sebagai financial intermediary yaitu menjadi
perantara antara pihak yang kelebihan dana (surplus of funds)
dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana (lacks of funds).
Selain tujuan ekonomis, bank juga memiliki tujuan yang
berorientasi pada hal-hal yang non ekonomis seperti stabilitas
nasional yakni stabilitas sosial dan politik dan secara lengkap ini
sudah diatur dalam pasal 4 Undang-Undang perbankan yang
menyatakan bahwa “Perbankan Indonesia bertujuan untuk
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat”.19 (Tika, 2023)

1.9 Manajemen Investasi


1.9.1 Apa itu Investasi
Dikutip dari buku Seri Literasi Keuangan Pasar Modal yang dikeluarkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dijelaskan, manajer investasi atau
investment manager adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola
portofolio efek untuk kepentingan nasabah atau mengelola portofolio
investasi kolektif untuk kepentingan sekelompok nasabah, kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Penjelasan mengenai definisi manajer investasi tertuang dalam


Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/POJK.04/2018 Tentang

19
https://ajaib.co.id/prinsip-hukum-perbankan-yang-berlaku-di-indonesia/
#Prinsip_Perbankan_di_Indonesia

xxix
Penerapan Tata Kelola Manajer Investasi.

1.10 Mengenal apa itu Manajer Investasi


1.10.1 Belajar dan Mengenal Tugas Beserta Daftar Investasi Manajer Di Dunia
Beberapa tugas manajer investasi adalah sebagai berikut:

1. Mengelola aset nasabah. Saat investor menyetorkan sejumlah dana


untuk membeli produk investasi, misalnya reksa dana, maka dana
investor akan dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi
kemudian akan mengalokasikan dana tersebut sesuai dengan jenis
reksa dana yang sudah dipilih.
2. Memilih dan memutuskan instrumen investasi yang akan dibeli.
Manajer investasi memilii tugas untuk memilih dan membuat
keputusan mengenai saham, obligasi, deposito, atau surat berharga
yang nantinya akan dibeli.
3. Manajer investasi akan melakukan analisa data untuk melakukan
keputusan investasi tersebut.
4. Membuat keputusan jual atau lepas instrumen investasi. Manajer
investasi bertugas dalam memutuskan kapan waktu menjual atau
melepas saham atau instrumen investasi lain yang berkinerja kurang
baik.
5. Melaporkan hasil investasi. Setelah mengelola dana investor, manajer
investasi juga bertugas membuat laporan dan menyampaikan hasil
investasi yang sudah dikelola.

Berikut daftar manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar


pada semester I-2021:
1. Manulife Aset Manajemen Indonesia Rp 56,67 triliun
2. Bahana TCW Investment Rp 42,33 triliun
3. Mandiri Manajemen Investasi Rp 42,19 triliun
4. Batavia Prosperindo Aset Manajemen Rp 40,28 triliun
5. Schroder Investment Management Indonesia Rp 34,23 triliun

xxx
6. Danareksa Investment Management Rp 25,35 triliun
7. Ashmore Asset Management Rp 23,89 triliun
8. Trimegah Asset Management Rp 23,88 triliun
9. BNI Asset Management Rp 21,34 triliun
10. Syailendra Capital Rp 20,58 triliun20 (Kompas.com, 2021)

f.

20
https://money.kompas.com/read/2021/08/17/200000426/mengenal-apa-itu-manajer-
investasi-dan-tugasnya?page=all

xxxi
BAB III

PENUTUP
1.11 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya,
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :

a. Riba adalah suatu kemungkaran atau dosa besar yang tidak boleh
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, dan riba sebelas dua belas
mendekati dengan yang namanya kegiatan transaksi. Pelaku maupun
konsumen adalah sama-sama menanggung dosa besar dalam kegiatan riba.
b. Sejarah perbankan di Indonesia tidak bisa lepas dari dampak penjajahan
belanda terhadap Indonesia, dan Bank Syariah pertama Di Indonesia
adalah Bank Muamalah. Lahir pada tanggal 1 November 1991, dan baru
aktif pada tahun 1991-1992. Dan sekarang sudah banyak terlahir
perbankan yang berstatus syariah seperti: Bank Syariah Indonesia, Mandiri
Syariah, BRI Syariah, dan bank lainnya.
c. Peraturan perbankan tercantum dalam UU. No. 21 tahun 2008 yaitu
Tentang Perbankan Syariah

1.12 SARAN
Demikian Makalah yang saya buat dengan judul “BANK” saya sampaikan
sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh

xxxii
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Saeed. (2004). Bank Islam dan Bunga (Studi Kritis Larangan Riba dan
Interprestasi Kontemporer). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dr. Kasmir. ( 2002). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Dr. Katsmir. (2014). bank dan lembaga keuangan lainnya. Jakarta: PT


RajaGrafind.

Kompas.com. (2021, Agustus 17). Kompas.com. Retrieved from Mengenal Apa


itu Manajer Investasi dan Tugasnya:
https://money.kompas.com/read/2021/08/17/200000426/mengenal-apa-itu-
manajer-investasi-dan-tugasnya?page=all

Merdeka.com. (2022, Maret 08). Merdeka>Al-Qur'an Digital. Retrieved from


Merdeka.com: https://www.merdeka.com/quran/al-baqarah/ayat-
275#:~:text=275.,jual%20beli%20dan%20mengharamkan%20riba

Muhammad Sauqi. (2022). Fiqih Muamalah. Kalimantan Selatan: Muhammad


Sauqi.

Sayyid Sabiq. ( 1993). Fikih Sumah. Bandung: Alma'arif.

Sayyid Sabiq. (1993). Fiqih Sunnah. Bandung: Alma”arif.

Syabirin Harahap. ( 1993). Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam. Jakarta
Pusat: Pustaka Al Husna.

Syabirin Harahap. (1993). Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam. Jakarta :
Pusat Pustaka Al Husna.

Tika. (2023, Januari 03). ajaib. Retrieved from Prinsip Hukum Perbankan yang
Berlaku di Indonesia: https://ajaib.co.id/prinsip-hukum-perbankan-yang-
berlaku-di-indonesia/#Prinsip_Perbankan_di_Indonesia

xxxiii
Wahbah Az Zuhaili. (2011). Fiqih Islam Wa Addilatuhu. Jakarta: Gema Insani.

xxxiv

Anda mungkin juga menyukai