Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KONSEP

ILMU KALAM

OLEH : MUHAMMAD

SAUQI,S.H.I,M.H

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH DAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAI DARUSSALAM MARTAPURA
2021/1443

1
DAFTAR ISI

A. Pendahuluan ................................................................................................... 3

B. Definisi Ilmu Kalam....................................................................................... 4

C. Ruang Lingkup Ilmu kalam.......................................................................... 6

D. Hubungan Ilmu Kalam Dengan Filsafat Dan Tasawuf.............................. 12

E. Simpulan ......................................................................................................... 14

F. Daftar Pustaka ............................................................................................... 14


A. Pendahuluan

Dalam perkembangan agama islam banyak dipelajari berbagai ilmu-ilmu

keagamaan, misalnya ilmu fiqih, ilmu aqidah, dan ilmu tauhid. Ilmu-ilmu tersebut

mempunyai peranan tersendiri dalam mempelajari ilmu-ilmu tentang agama islam. Ilmu

fiqih mempelajari tentang hukum-hukum dalam agama islam. Ilmu aqidah mempelajari

tentang tingkah laku baik buruk manusia menurut agama islam. Dan ilmu tauhid

mempelajari tentang keesaan Tuhan. Ilmu tauhid juga disebut ilmu kalam, ilmu kalam

adalah ilmu yang membicarakan tentang wujudnya Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti

ada padanya, sifat-sifat yang tidak ada padanya, dan sifat-sifat yang mungkin ada

padanya. Dan membicarakan tentang rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya

dan sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang mungkin ada padanya dan sifat-

sifat yang tidak mungkin terdapat pada dirinya. Oleh sebab itu dalam makalah ini penulis

membahas tenteng konsep ilmu kalam.


B. Definisi Ilmu kalam

Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang membicarakan/membahas tentang

masalah ketuhanan/ketauhidan (mengesakan tuhan). Menurut pengertian secara global

yaitu Ilmu yang membahas tentang masalah ketuhanan serta berbagai masalah yang

berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Namun ulama juga

beragam mendefenisikan tentang ilmu kalam diantaranya yaitu:

1. Menurut Ibnu Khaldun ialah ilmu yang berisi alasan-alasan yang mempertahankan

kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi

bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan

golongan salaf dan ahli sunah.

2. Menurut Muhammad abduh ialah Ilmu yang membicarakan tentang wujud tuhan,

sifat-sifat yang wajib baginya, sifat mustahil baginya, Serta sifat yang jaiz baginya,

Dan membicarakan pula tentang rasulnya, untuk menetapkan kerasulannya dan

mengetahui sifat-sifat yang wajib, mustahil dan jaiz baginya.

3. Menurut Husain Bin Muhamad Al-Jassar ialah ilmu yang membicarakan

bagaimana menetapkan kepercayaan-keperayaan keagamaan bukti-bukti yang

meyakinkan.

4. Menurut Mushthafa Abdul Raziq :


ُ ‫علاىف‬7‫ح دِ ئا َق‬
‫ث‬ ْ ‫ُق ِِب دِ ئ اَقعلا‬ ‫هِ ابرَ لا َىلع دمتْع ي‬7َْْ‫َّن ا ُم لعلااَذ ه ي‬
‫ب لي‬ ّ
‫ا ّةيناَيمِال ا‬7ِّّ ‫َلعَتي اَم يف‬
‫ّة‬
‫لا‬7‫َيِلق َع‬
‫ِ‬
‫ل قْ‪َ 7‬ع‪7‬لا ىلع اًد امتعا‪.‬‬
‫ةِ ّ‪7‬‬
‫َيَمالسلاا‬
“Ilmu ini (Ilmu Kalam) yang berkaitan dengan akidah imani ini sesungguhnya

dibangun di atas argumen-argumen rasional atau ilmu yang berkaitan dengan akidah

isami ini bertolak atas bantuan nalar”.

5. Menurut Al-Farabi :

ِ‫تافصِ و ىلع داعمااو ءادبلما ن م ت‬7ِ‫اوحاو ه‬7ِ‫لىاعت اللِ انكمُلما ل‬ ‫ح ُبي ٌم لع َُمالكلا تِ اذ نع هيف‬
َ ْ 7َ َ َ َ
‫ث‬
ُ
ِ ‫لا‬7ِ‫لع‬7ِ‫سالفلِل ّيِ لهِإل ا م‬7‫ة َف‬
‫لاو مِلآسلا نُوناَق‬7‫ج ارْخ إل يرِ خلاا دِ ي َق‬

“Ilmu Kalam adalah disiplin ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta

eksistensi semua yang memungkinkan, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia

sampai masalah sesudah mati yang berlandasan doktrin islam. Stressing akhirnya

artinya memproduksi ilmu ketuhanan secara Filosofis…”

6. Menurut Husain Tripoli ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan

kepercayaan-kepercayaan keagamaan agama Islam dengan bukti- bukti yang

yakin.‖

7. Menurut Sayyid Husein Afandi al-Jisr at-Tarabulisi ialah ilmu yang membahas

padanya tentang menetapkan (meyakinkan) kepercayaan agama dengan

mempergunakan dalil-dalil yang meyakinkan (nyata). Buah faedahnya ialah

mengetahui sifat-sifat Allah ta‘ala dan Rasul-rasul-Nya dengan bukti-bukti yang

pasti, akhirnya mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan yang abadi. Ilmu tauhid

adalah pokok paling utama dari semua agama, karena bertalian erat dengan Dzat

Allah ta‘ala serta Rasul-rasul-nya ‗Alaihimusshalatu wassalam.

Adapun asal usul sebutan ilmu kalam ilmu ini karena persoalan terpenting yang

menjadi pembicaraan abad-abad permulaan hijrah ialah firman tuhan (Kalam Allah) dan
non-azalinya Qur‘an (Khalq Al-Qur’an). Dasar Ilmu Kalam ialah dalil-dalil pikiran dan

pengaruh dalil-dalil ini nampak jelas dalam pembicaraan-pembicaraan mutakallimin.

Mereka jarang-jarang kembali kepada dalil naql (Quran dan Hadits), kecuali sesudah

menetapkan benarnya pokok persoalan lebih dahulu Karena cara pembuktian

kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dalam fisafat, maka pembuktian

dalam soal-soal agama ini di namai ilmu kalam untuk membedakan dengan logika dalam

fisafat. Ilmu Kalam juga dinamakan Ilmu Tauhid, tauhid ialah percaya kepada tuhan

tidak ada sekutu baginya. Ilmu kalam dinamakan ilmu tauhid, karena tujuannya ialah

menetapkan keesaan allah dalam zat dan perbuatannya dalam menjadikan alam semesta

dan hanya allah yang menjadi tempat tujuan terakhir alam ini. Ilmu Kalam juga

dinamakan ilmu aqaid atau ilmu ushuludin, karena persoalan kepercayaan yang menjadi

pokok ajaran agama itulah yang menjadi pokok pembicaraannya. Ilmu kalam

menyerupai Ilmu Theologi, terdiri dari dua kata yaitu ―Theo‖ artinya ―Tuhan‖ dan

―Logos‖ artinya

―Ilmu‖ jadi theologi bermakna ilmu tentang ketuhanan.

C. Ruang Lingkup Ilmu kalam

Adapun Ruang lingkup ilmu kalam adalah:

1. Ilahiah yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan Ilah

(Tuhan,Allah) seperti wujud Allah, nama-nama Allah dan sifat-sifat Allah,

af‘al dan lain sebagainya.

2. Nubuwat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi

dan Rasulullah, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah,mu‘jizat. Karamat

dan lain sebagainya.


3. Ruhaniyah yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan alam

metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh, dan lain sebagainya

4. Sam’iyyat yaitu segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam‘i (dalil naqli

berupa Al-Qur‘an dan sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-

tanda kiamat, surga, neraka, dan lain sebagainya.

Disamping sistematika di atas, pembahasan ilmu kalam juga bisa mengikuti

sistematika arkamul iman yaitu: Iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat, iaman

kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Nabi dan Rasullah, iman kepada hari kiamat dan

juga tentang aliran-aliran dan tokohnya yaitu :

1. Aliran Syi‘ah memiliki lima prinsip utama yang wajib di percayai oleh

penganutnya. Kelima prinsip itu adalah

a. al Tauhid (semua tentang Allah)

b. al ‗adl (Allah maha adil)

c. Nubuwwah (Allah mengutus Nabi dan Rasul untuk membimbing umat)

d. al imamah (kepemimpinan dalam urusan agama dan dunia sekaligus)

e. al ma‘ad (mereka percaya akan datangnya hari kiamat)

Tokoh-tokoh aliran Syi‘ah:

a. Abu Dzar al Ghiffari, Miqad bin Al aswad

b. Ammar bin Yasir

c. Ali bin Abi Thalib (600–661), juga dikenal dengan Amirul Mukminin

d. Hasan bin Ali (625–669), juga dikenal dengan Hasan al-Mujtaba

e. Husain bin Ali (626–680), juga dikenal dengan Husain asy-

Syahid f. Ali bin Husain (658–713), juga dikenal dengan Ali Zainal

Abidin
g. Zaid bin Ali (658–740), juga dikenal dengan Zaid bin Ali asy-Syahid, adalah

anak Ali bin Husain dan saudara tiri Muhammad al-Baqir.

2. Aliran Murji‘ah memiliki beberapa ajaran inti untuk pengikutnya. Ajaran-ajaran

inti Murji‘ah dapat disimpulan sebagai berikut: .

a. Iman hanya membenarkan (pengakuan) di dalam hati

b. Orang islam yang melakukan dosa besar tidak dihukumkan kafir.

c. Muslim tersebut tetap mukmin selama ia mengakui dua kalimat syahadt.

d. Hukum terhadap perbuatan manusia di tangguhkan hingga hari kiamat

Tokoh-tokoh aliran Murji‘ah:

1. Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib

2. Abu Hanifah

3. Abu Yusuf

4. dan beberapa ahli hadits lainnya.

Aliran Khawarij ajaran-ajaran pokok Khawarij adalah:

1. Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir; dan harus di bunuh.

2. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah,

dan zubair, dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim—termasuk yang

menerima dan mambenarkannya – di hukum kafir;

3. Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.

4. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim

berhak menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.

5. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan

menjalankan syari‘at islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.


6. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa

kekhalifahannya Usman r.a dianggap telah menyeleweng,

7. Khalifah Ali dianggap menyelewang setelah terjadi Tahkim

(Arbitrase) Diantar beberapaa tokoh-tokoh aliran Khawarij yang

terpenting adalah :

1. Abdullah bin Wahab al-Rasyidi (pimpinan rombongan sewaktu mereka

berkumpul di Harura, pimpinan Khawarij pertama)

2. Urwah bin Hudair

3. Mustarid bin sa‘ad

4. Hausarah al-Asadi

5. Quraib bin Maruah

6. Nafi‘ bin al-azraq (pimpinan al-Azariqah)

7. Abdullah bin Basyir

8. Zubair bin Ali

9. Qathari bin Fujaah

10. Abd al-Rabih

11. Abd al Karim bin ajrad

12. Zaid bin Asfar

13. Abdullah bin ibad

4. Aliran Qadariyah memiliki ajaran pokok sebagai berikut:

1. Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanlahmukmin, tapi fasik dan

orang fasikk itu masuk neraka secara kekal.


2. Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah

yang menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima

pembalasan
baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa

Neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula,

maka Allah berhak disebut adil.

3. Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu maha esa atau satu dalam ati

bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, Kudrat, hayat,

mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka

Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat

dengan zatnya sendiri.

4. Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana

yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama.

Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan

baik atau buruk

Tokoh-tokohnya yaitu :

1. Ma‘bad Al-Jauhani (Ma;bad adalah seorang taba‘i yang dapat dipercaya dan

pernah berguru pada Hasan Al-Basri)

2. Ghailan Ad-Dimasyqy (Ghalian adalah seorang orator berasal dari Damaskus

dan ayahnya menjadi maula Usman bin Affan)

5. Aliran Jabariyah dengan ajaran yaitu :

1. Bahwa manusia tidak mempunyai kebebasan dan ikhtiar apapun, setiap

perbuatannya baik yang jahat, buruk atau baik semata Allah semata yang

menentukannya.

2. Bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu apapun sebelum terjadi.

3. Ilmu Allah bersifat Huduts (baru)


4. Iman cukup dalam hati saja tanpa harus dilafadhkan.

5. Bahwa Allah tidak mempunyai sifat yang sama dengan makhluk ciptaanNya.

6. Bahwa surga dan neraka tidak kekal, dan akan hancur dan musnah

bersama penghuninya, karena yang kekal dan abadi hanyalah Allah semata.

7. Bahwa Allah tidak dapat dilihat di surga oleh penduduk surga.

8. Bahwa Alqur‘an adalah makhluk dan bukan kalamullah

Tokoh-tokoh aliran Jabariah, antara lain: Ja‘d Bin Dirham dan Jahm bin Shafwan .

6. Aliran Mu‘tazilah lima prinsip pokok ajaran Mu‘tazilah yang mengharuskan bagi

pemeluk ajaran ini untuk memegangnya, yan dirumuskan sebagai beerikut :

1. Al ‗Adl (keadlilan tuhan)

2. Al Wa‘d wa al wa‘id (janji dan ancaman)

3. Al Manzilah bain al Manzilatain (posisi diantara posisi)

4. Amar mauruf dan Nahi mungkar

Diantara para tokoh-tokoh yang berpengaruh pada aliran Mu‘tazilah yaitu:

1. Washil bin Atha‘

2. Abu Huzail al-Allaf

3. Al Nazzam

4. Al-Jubba‘I

7. Aliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah memiliki pokok ajaran yaitu :

1. Sifat Tuhan. Pendapatnya sejalan dengan al Asy‘ari

2. Perbuatan Manusia. Menurtnya, Perbuatan manusia sebenarnya di wujudkan oleh

manusia itu sendiri, dan bukan merupakan perbuatan tuhan.

3. Al Quran. Pendapatnya sejalan dengan al Asy‘ari


4. Kewajiban tuhan. Menurutnya, tuhan memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.

5. Muslim yang berbuat dosa. Pendapatnya sejalan dengan al Asy‘ari

6. Janji tuhan. Menurutnya, janji pahala dan siksa mesti terjadi, dan itu

merupakan janji tuhan yang tidak mungkin di pungkirinya.

7. Antrophomorphisme

Tokoh pendiri mahzab dalam aliran Ahlus Sunnah Wal Jamaah,

1. Abu al hasan al Asy‘ari

2. Abu Mansur al Maturidi.

D. Hubungan Ilmu Kalam Dengan Filsafat Dan Tasawuf

Ilmu Kalam, filsafat dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek

kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu dengannya. Objek kajian filsafat

adalah masalah ketuhanan disamping masalah alam, manusia dan segala sesuatu yang

ada. Sementara itu objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan

terhadapnya. Jadi dilihat dari aspek objeknya, ketiga ilmu itu membahas tentang masalah

yang berkaitan dengan ketuhanan. Ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berurusan

dengan hal yang sama, yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha

mencari kebenaran tentang Tuhan dan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan

wataknya sendiri pula, berusaha menghampiri kebenaran, baik tentang alam maupun

manusia atau tentang Tuhan. Sementara itu Tasawuf dengan metodenya yang tipikal

berusah menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan kebenaran spiritual menuju

Tuhan.

Perbedaan diantara ketiga Ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya. Ilmu

kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika disamping argumentasi-

argumentasi
naqliyah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama, yang sangat tampak

nilai apologinya. Ilmu Kalam berisi keyakinan-keyakinan kebenaran agama yang

dipertahankan melalui argumen-argumen rasional, sebagian ilmuan berpendapat bahwa

ilmu ini keyakinan-keyakinan kebenaran agama, praktek dan pelaksanaan ajaran agama,

serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional. Sementara itu

filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional,

metode yang digunakanpun adalah metode rasional. Filsafat menghampiri kebenaran

dengan cara menuangkan akal budi secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh)

serta universal (mengalam); tidak merasa terikat oleh iketan apapun, kecuali oleh ikatan

tanganya sendiri bernama logika. Adapun ilmu tasawuf aedalah ilmu yang lebih

menekankan rasa daripada rasio. Oleh sebab itu, filsafat dan tasawuf sangat distingtif.

Sebagai sebuah ilmu yang prosesnya diperoleh oleh rasa, ilmu tasawuf bersifat sanagt

subyektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Itulah sebabnya bahasa

tasawuf tampak aneh bila dilihat dari aspek rasio, hal ini karena pengalaman rasa sangat

sulit dibahasakan.
E. Simpulan.

Ilmu kalam adalah Ilmu yang membahas tentang masalah ketuhanan serta berbagai

masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Ilmu

Kalam juga dinamakan ilmu aqaid atau ilmu ushuludin, karena persoalan

kepercayaan yang menjadi pokok ajaran agama itulah yang menjadi pokok

pembicaraannya. Pokok permasalahan Ilmu Kalam terletak pada tiga persoalan, yaitu

Esensi Tuhan itu sendiri dengan segenap sifat-sifat-Nya, Qismul Nububiyah, hubungan

yang memperhatikan antara Kholik dengan makhluk, Persoalan yang berkenaan dengan

kehidupan sesudah mati nantinya yang disebut dengan Qismul Al-Sam‘iyat.

an ruang lingkupnya adalah tentang meng-Esakan Tuhan yang diperkuat dengan dalil-

dalil irasional agar terhindar dari aqidah-aqidah yang menyimpang.

F. Daftar Pustaka

Abdul Rozak, Anwar Rosihon. Ilmu Kalam. (Bandung: CV Pustaka Setia. 2012)

Abdul Rozak,Ilmu kalam edisi revisi,(Bandung : Pustaka setia,2014)

Afandi Sayyid Husen. Hushun al-hamidiyah. (Surabaya: Maktabah Tsaqafiyah.

2003).

Murthada Muthahhari. Mengenali ilmu kalam. Jakarta. Pustaka zahra 2002

Nasir A. Sahilun. Pemikiran Kalam. (Jakarta: Rajawali Pers. 2010)

Taufik Rahman, Tauhid Ilmu Kalam,(Bandung: Pustaka Setia, 2013)

Anda mungkin juga menyukai