Anda di halaman 1dari 6

SOAL PTS SEMESTER I

KULLIYYATU-L MU’ALLIMIN AL-ISLAMIYYAH


PONDOK MODERN MAMBAUSSALAM SIDOARJO

Materi : Ushuluddin Pembuat Soal


Kelas : 1 KMI Ust. Achmad Syarifuddin, S.H.I., M.Ag.

A. Jawablah pertanyaan berikut dibawah ini dengan benar!


1. Siapakah pengarang kitab Ushuluddin (Aqā’id) ala Madzhab Ahlussunnah Wal
Jamā’ah?
2. Apa faktor yang dapat mendorong jiwa dan raga seseorang untuk melaksanakan
kewajiban dan menjahui larangan Allah? Jelaskan!
3. Sebutkan pokok-pokok kepercayaan (rukun iman)!
4. Sebutkan pokok-pokok keislaman (rukun Islam)!
5. Dalil adalah keterangan yang dijadikan bukti sebuah kebenaran yang disusun sesuai
tingkatan fikiran manusia. Apakah ini berarti setiap orang harus mengetahui semua
alasan/argumen dalam semua tingkatan kepercayaan atau keimanan tersebut? Jelaskan!
6. Ilmu Ushuluddin mempunyai banyak nama lain, karena para ulama memberikan
tekanan pembahasan dalam hal-hal tertentu sesuai dengan tingkatan pikiran manusia
dalam kitab-kitab mereka. Sebutkan 5 (lima) nama lain dari ilmu Ushuluddin!
7. Dalam membahas berbagai macam persoalan dalam Ushuluddin, terutama dalam
kaitannya dengan persoalan ketuhanan (ilāhiyyāt) dan kenabian (nubuwāt), terdapat 2
(dua) macam dalil, yaitu dalil naqli dan dalil aqli. Jelaskan pengertian kedua macam
dalil tersebut dengan benar!
8. Bagaimana metode atau cara yang benar dalam mempergunakan dalil naqli dan dalil
aqli dalam ilmu Ushuluddin? Jelaskan!
9. Mustahil terjadi pertentangan antara dalil naqli dan dalil aqli. Bagaimana jika akal
seseorang merasakan adanya pertentangan atau kekurangan tepatan antara kedua dalil
tersebut, jelaskan!
10. Sikap fanatik (ta’assub) percaya atau tidak percaya sebelum menggunakan akal fikiran,
atau mengetahui alasan dan dalil atau bukti merupakan sikap yang tercela dalam Islam,
khususnya dalam persoalan keyakinan atau keimanan. Kenapa Islam mencela sikap
fanatik (ta’assub) tersebut? Jelaskan!
11. Dalam pembahasan ilmu Ushuluddin, selain hukum kebiasaan (ādi) atau hukum adat
(ādah) yang merupakan ketetapan berdasarkan kebiasaan yang berulang, dan hukum
syariat (syar’i) yang merupakan ketetapan berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah, terdapat
juga hukum akal (‘aqli) yang merupakan ketetapan berdasarkan akal sehat. Sebutkan 3
macam hukum akal (‘aqli) tersebut beserta contohnya masing-masing!
12. Jelaskan beserta contohnya maksud dari ungkapan hukum kebiasaan bukan hukum
akal!
13. Kenapa alam seisinya disebut dengan sesuatu yang mungkin, atau sesuatu yang baru
(hawādits) menurut akal ? Jelaskan !

B. Lengkapilah tulisan ayat berikut, dan tulislah artinya!

1. Al-Qur’an surat Adz-Dzariyāt ayat 20-21

)21-20 ‫ ُتْبِص ُرْو َن (الذاريات‬... ... ... ... ... ‫َويِف اَألْر ِض‬
Artinya: ……………………………………………………………………………

2. Al-Qur’an surat al-Hajj ayat 46

... ... ‫ َهِبا َفِإَّنَه ا اَل‬... ... ‫ َهِبا َأْو‬... ... ‫َأَفَلْم َيِس ُريوا يِف اَأْلْر ِض َفَتُك وَن ُهَلْم‬
‫ اَّليِت يِف الُّص ُد وِر‬... ... ‫َٰلِكْن‬
‫َو‬
Artinya: ……………………………………………………………………………
SOAL & JAWABAN PTS SEMESTER I
KULLIYYATU-L MU’ALLIMIN AL-ISLAMIYYAH
PONDOK MODERN MAMBAUSSALAM SIDOARJO

Materi : Ushuluddin Pembuat Soal


Kelas : 1 KMI Ust. Achmad Syarifuddin, S.H.I., M.Ag.

A. Jawablah pertanyaan berikut dibawah ini dengan benar!

1. Siapakah pengarang kitab Ushuluddin ala Madzhab Ahlussunnah Wal Jamā’ah?


 KH. Imam Zarkasyi (1)
2. Apa faktor yang dapat mendorong jiwa dan raga seseorang untuk melaksanakan
kewajiban dan menjahui larangan Allah? Jelaskan!
 Keyakinan yang kuat dan benar merupakan faktor yang dapat mendorong jiwa dan
raga seseorang untuk melaksanakan kewajiban dan menjahui larangan Allah (2)
3. Sebutkan pokok-pokok kepercayaan (rukun iman)!
 Rukun Iman: Iman kepada Allah, iman kepada para malaikat Allah, iman kepada
kitab-kitab Allah, iman kepada para rasul Allah, iman kepada hari akhir, dan iman
kepada takdir Allah. (1 x 6)
4. Sebutkan pokok-pokok keislaman (rukun Islam)!
 Rukun Islam: syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu (1 x 5)
5. Dalil adalah keterangan yang dijadikan bukti sebuah kebenaran yang disusun sesuai
tingkatan fikiran manusia. Apakah ini berarti setiap orang harus mengetahui semua
alasan/argumen (hujjah) dalam semua tingkatan kepercayaan atau keimanan tersebut?
Jelaskan!
 Tidak, karena banyak sekali alasan/argumen (hujjah) yang hanya dapat diterima
oleh orang yang tinggi tingkatan fikirannya, atau sebaliknya banyak juga
alasan/argumen (hujjah) yang sederhana dapat mencukupi untuk akal orang yang
mau percaya. (3)
6. Ilmu Ushuluddin mempunyai banyak nama lain, karena para ulama memberikan
tekanan pembahasan dalam hal-hal tertentu sesuai dengan tingkatan pikiran manusia
dalam kitab-kitab mereka. Sebutkan 5 (lima) nama lain dari ilmu Ushuluddin!
 Ilmu Tauhid, ilmu Aqaid/Aqaidul Iman, ilmu kalam, ilmu makrifat, dan ilmu
hakikat. (1 x 5)
7. Dalam membahas berbagai macam persoalan dalam Ushuluddin, terutama dalam
kaitannya dengan persoalan ketuhanan (ilāhiyyāt) dan kenabian (nubuwāt), terdapat 2
(dua) macam dalil, yaitu dalil Naqli dan dalil Aqli. Jelaskan pengertian kedua macam
dalil tersebut dengan benar!
 Dalil naqli adalah tanda bukti yang telah tertera dalam al-Qur’an dan Hadits yang
mutawatir. (2)
 Dalil aqli adalah tanda bukti dari pertimbangan akal yang sehat (objektif) yang
tidak dipengaruhi oleh keinginan atau kepentingan dan kebencian. (2)
8. Bagaimana metode atau cara yang benar dalam mempergunakan dalil naqli dan aqli
dalam ilmu Ushuluddin? Jelaskan !
 Dalil Naqli dijadikan pedoman, obor, atau pelita. Sedangkan dalil aqli digunakan
sebagai mata kepala yang hendak menimbang jalan yang telah ditunjukkan oleh
pedoman, obor, atau pelita. (2)
9. Mustahil terjadi pertentangan antara dalil naqli dan dalil aqli. Bagaimana jika akal
seseorang merasakan adanya pertentangan atau kekurangan tepatan antara kedua dalil
tersebut, jelaskan!
 Jika terasa ada pertentangan antara dalil naqli dan dalil aqli, maka hendaknya
meninjau kembali kepada 2 (dua) hal, yaitu sampai dimana kekuatan dan
kesempurnaan petunjuk akal itu? Dan sampai mana pemahaman kita terhadap dalil
Naqli tersebut, apakah sudah tidak ada kesalahan dalam memahaminya? (4)
10. Sikap fanatik (ta’assub) percaya atau tidak percaya sebelum menggunakan akal fikiran
atau mengetahui alasan dan dalil atau bukti merupakan sikap yang tercela, khususnya
dalam persoalan keyakinan atau keimanan. Kenapa ajaran Islam mencela sikap fanatik
(ta’assub) tersebut? Jelaskan!
 Karena fanatik (ta’assub) dapat mematikan akal, dan tidak membawa manusia
ke arah kemajuan dan kesempurnaan. (2)
11. Dalam pembahasan ilmu Ushuluddin, selain hukum kebiasaan (ādi) atau hukum adat
(ādah) yang merupakan ketetapan berdasarkan kebiasaan yang berulang, dan hukum
syariat (syar’i) yang merupakan ketetapan berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah, terdapat
juga hukum akal (‘aqli) yang merupakan ketetapan berdasarkan akal sehat. Sebutkan 3
macam hukum akal (‘aqli) tersebut beserta contohnya masing-masing!
 Wajib pada akal (wājib ‘aqli), contoh 2 x 2 = 4 (1 + 2)
 Mustahil pada akal (muhāl ‘aqli) adalah 2 x 2 = 5 (1 + 2)
 Mungkin pada akal (jāiz ‘aqli) adalah “besok pagi akan hujan” (1 + 2)
12. Jelaskan beserta contohnya maksud dari ungkapan “hukum kebiasaan bukan hukum
akal”!
 Hukum kebiasaan adalah ketetapan berdasarkan kebiasaan yang diketahui
secara berulang, sedangkan hukum akal adalah ketetapan berdasarkan akal
sehat (logika). Seperti, secara kebiasaan api pasti dapat membakar benda.
Namun secara akal, api tersebut belum pasti dapat membakar karena berkaitan
dengan sebab dan akibat, sehingga hal tersebut harus disebut “hal yang
mungkin”. (4)
13. Kenapa alam seisinya disebut dengan sesuatu yang mungkin, atau sesuatu yang baru
(hawādits) menurut akal ? Jelaskan !
 Alam seisinya disebut sesuatu yang “mungkin” atau yang baru (hawādits),
karena alam seisinya mengalami perubahan, dari diam menjadi bergerak, dari
tidak ada menjadi ada. (2)

B. Lengkapilah tulisan ayat berikut, dan tulislah artinya!

1. Al-Qur’an surat Adz-Dzariyāt ayat 20-21

)x 5 2( )21-20 ‫َويِف اَألْر ِض آَياٌت ِلْلُم وِقِنَني َويِف َأْنُفِس ُك ْم َأَفاَل ُتْبِص ُرْو َن (الذاريات‬
Artinya: “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak
memperhatikan?” (2)

2. Al-Qur’an surat al-Hajj ayat 46

‫َأَفَلْم َيِس ُريوا يِف اَأْلْر ِض َفَتُك وَن ُهَلْم ُقُل ْو ٌب َيْع ِق ُل وَن َهِبا َأْو آَذاٌن َيْس َم ُعوَن َهِبا َفِإَّنَه ا اَل‬
)x 8 2( ‫ْع ى اْلُق ُلو اَّليِت يِف الُّص ُد وِر‬ ‫َٰلِك‬
‫ُب‬ ‫َتْع َم ى اَأْلْبَص اُر َو ْن َت َم‬
Artinya: “maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai
hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan
itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta,
tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (3)

Skor Nilai Rentang Nilai


A 1 – 12 1
1. 1 11. (1 + 2) x 3 13 – 24 2
2. 2 12. 4 25 – 36 3
3. 1x6 13. 2 37 – 48 4
4. 1x5 Jumlah: 49 49 – 61 5
5. 3 B 62 - 74 6
6. 1x5 1. (2 x 5) + 2 75 - 87 7
7. 2+2 2. (2 x 8) + 4 88 - 100 8
8. 2 Jumlah: 32 101 - 113 9
9. 4 (96 + 32)
10. 2 Total 113

Anda mungkin juga menyukai