Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MEMAHAMI ILMU KALAM

Guru Pembimbing : Dendi Irawan, S.Ag

Disusun oleh:

1. Ariqoh Yuvino Pratama

2. Zaky Kurniawan
3. Najia Ammara Shakila

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKANBARU

TP.2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur Alhamdulillah kita


panjatkan kehadirat Allah Swt kepada Rasulullah SAW atas berbagai
nikmat,rahmat, taufiqdan hidayahnya sehingga penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas Akidah Akhlak tentang
Ilmu Kalam.

Makal ah ini di su sun agar pemb aca dapa t mema hami apa itu ilmu kalam.
Dengan ini kami berharap agar materi kami dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemi ki ran . Ka mi sada r bahwa
makal ah ini masih ban ya k kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada Guru Pembimbing kami meminta masukan demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca. Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak.
Semoga hal yang telah kami sampaikan bisa bermanfaat bagi pembaca
serta memberikan inspirasi baru dan memperoleh ibrah yang banyak dari
peristiwa yang terjadi pada makalah yang kami susun,amin ya rabbal
alamin.
Demikian, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat. Terima Kasih.

Pekanbaru, Agustus 2022

Tim Penyusun
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara harfiah kata Kalam berarti pembicaraan. Dalam pengertian,
pembicaraan yang bernalar dan menggunakan logika. Maka ciri utama Ilmu
Kalam adalah rasionalitas dan logis. Sehingga ia erat dengan ilmu mantiq/logika.
Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan
kepercayaankepercayaan keagamaan (agama Islam) dengan bukti-bukti yang
yakin. Ilmu kalam disebut juga ilmu yang membahas soal-soal keimanan. Ada
beberapa alasan kenapa ilmu ini dinamai dengan Ilmu Kalam, diantaranya :
1. Sebagian para ulama ketika menjelaskan berbagai persoalan dalam hal-hal
Akidah Akhlak Kurikulum 2013 3 akidah Islam itu, yang biasa digunakan oleh para
ϐilosof. Para ulama menyebut metodenya itu dengan sebutan al kalam, sehingga
mereka disebut ahl-ul kalam, sedang para ϐilosof dapat disebut ahl-il mantiq.
b. Pada abad ke dua Hijriah ada persoalan yang menggoncangkan umat Islam
yaitu tentang persoalan kalamullah. Apakah kalamullah itu diciptakan atau bukan,
baru (hadis) atau terdahulu (qodim).

Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya guna diajarkan
kepada manusia. Islam dibawa secara kontinium dari satu generasi ke generasi
selanjutnya, yang merupakan rahmat, hidayah, dan petunjuk bagi manusia
sebagai perwujudan dari sifat rahman dan rahim Allah. Islam juga merupakan
agama yang telah sempurna (penyempurnaan) terhadap agama yang ada
sebelumnya.
Dalam makalah ini mencoba merefleksikan perspektif pandangan epistemologik
mengenai bagaimana Islam ditafsirkan oleh para ulama dan pemikir Islam, salah
satunya dalam bentuk pemikiran kalam. Secara sederhana, kalam berarti kata-
kata yang tersusun yang menunjukkan suatu maksud. Kemudian berkembang
menjadi suatu yang digunakan untuk menunjukkan salah satu sifat Tuhan, yaitu
sifat berbicara. Kalau yang dimaksud kalam adalah firman Tuhan, maka
penanaman ilmu kalam dikarenakan kalam Allah pernah menimbulkan ragam
penafsiran yang mengakibatkan pertentangan-pertentangan keras di kalangan
Islam pada abad ke-9 dan ke-10 masehi. Salah satu yang muncul pada saat itu
adalah persoalan apakah Al-Qur’an itu Qadim atau Hadist? Dari sinilah timbul
sebutan Ilmu Kalam.

Ilmu kalam dinamakan juga Ilmu Tauhid, Ushuluddin, Ilmu Aqaid, atau dalam
bentuk teologi Islam. Dinamai Ilmu Tauhid karena ilmu ini mengajak orang agar
meyakini dan mempercayai hanya pada satu Tuhan, yaitu Allah SWT. Dinamai
Ilmu Ushuluddin karena ilmu ini membahas pokok-pokok keagamaan yaitu
keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan. Dinamai pula Ilmu ‘Aqaid karena
dengan ilmu ini seseorang diharapkan untuk meyakini dalam hatinya secara
mendalam dan mengikatkan dirinya hanya pada Allah sebagai Tuhan. Ilmu kalam
atau Teologi merupakan salah satu bidang kajian studi Islam yang cukup populer
dikalangan akademis maupun masyarakat umum. Hal ini terlihat dari keterlibatan
ilmu tersebut dalam berbagai problem kehidupan masyarakat, yang terungkap
melalui keberuntungan atau kegagalan seseorang dalam kehidupannya.
Keterkaitan kehidupan masyarakat dengan teologi merupakan fenomena yang
cukup menarik untuk diteliti, itulah sebabnya para ahli banyak membuat karya
tulis dengan mengambil tema tentang kajian teologi.Hal tersebut pula yang
menjadikan teologi menjadi salah satu bidang kajian keilmuan Islam di dalam
lembaga pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan dan telah
diuraikan diatas, dapat diambil perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu kalam?
2. Sebutkan dalil yang membahas tentang adanya ilmu kalam?
3. Apa fungsi ilmu kalam?

1.3 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian yang dapat kami ambil dari rumusan masalah
diatas, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu kalam
2. Untuk mengetahui dalil - dalil yang berhubungan dengan ilmu kalam
3. Untuk mengetahui fungsi ilmu kalam

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Pengertian ilmu kalam
Menurut ahli tata bahasa Arab, kalam adalah kata atau lafaz dengan bentuk
majemuk (ketentuan atau perjanjian). Secara teknis, kalam adalah alasan atau
argumen rasional untuk memperkuat perkataan. Secara tata bahasa, kalam
merupakan kata umum tentang perkataan, sedikit atau banyak, yang dapat
digunakan untuk setiap bentuk pembicaraan (likulli ma yatakallamu bihi); atau
ekspresi suara yang berturut-turut hingga pesan-pesan suara itu jelas
maksudnya.
Ilmu kalam atau teologi menurut pengertian secara harfiyah berasal dari kata
“Teo” yang artinya Tuhan, dan “Logi” yang artinya ilmu. Sedangkan menurut
pengertian secara global adalah ilmu yang membahas tentang masalah
ketuhanan serta berbagai masalah yang berkaitan dengan tuhan berdasarkan
dalil-dalil yang meyakinkan.
Secara ontologis, teologi adalah pengetahuan yang membahas eksistensi
Tuhan, sifat-sifat Tuhan, kaitan dengan alam semesta, termasuk terjadinya alam,
perbuatan manusia, keadilan dan kekuasaan Tuhan, pengutusan Rasul, yang
meliputi penyampaian wahyu dan berita-berita gaib yang dibawanya, seperti hari
akhirat, surga, neraka, peran akal manusia menghadapi itu semua, dan lain-lain.
Ada beberapa ulama yang mendefinisikan teologi secara berbeda, yaitu:
1. Ibnu Khaldun
Sebagaimana yang dikutip oleh A. Hanafi, ilmu kalam ialah ilmu yang berisi
alasan-alasan untuk mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan
menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang
menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan aliran golongan salaf atau ahli
sunah.
2. Muhammad Abduh
Beliau berpendapat bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang
wujud tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada padaNya, sifat-sifat yang tidak
mesti ada padaNya, serta sifat yang mungkin ada padaNya. Dan membicarakan
pula tentang rasulnya, untuk menetapkan tentang kerasulannya dan mengetahui
sifat-sifat yang mesti ada padanya, yang tidak mesti ada padanya, dan yang
mungkin ada padanya.

3. Husain bin Muhammad Al-Jassar


Beliau mengatakan bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan
bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan dengan bukti-
bukti yang meyakinkan.

2.2 Dalil yang membahas ilmu kalam


Q.S Surah Al – Furqan Ayat 59:

‫ض َو َما بَ ْينَهُ َما فِ ْي ِستَّ ِة اَي ٍَّام ثُ َّم ا ْستَ ٰوى‬


َ ْ‫ت َوااْل َر‬ ِ ‫ق ال َّسمٰ ٰو‬َ َ‫اَلَّ ِذيْ َخل‬
ِ ۚ ْ‫َعلَى ْال َعر‬
‫ش اَلرَّحْ مٰ ُن فَ ْسـَٔلْ ِب ٖه َخبِ ْيرًا‬
Artinya: "Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy, (Dialah) Yang Maha
Pengasih, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada orang yang lebih mengetahui
(Muhammad)."

Adapun ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT bertahta di atas "Arsy". Tuhan
juga menciptakan langit, bumi, dan semua yang ada di antara keduanya di alam
semesta.

Q.S Taha Ayat 39:

ُ‫َّاح ِل يَْأ ُخ ْذه‬


ِ ‫ت فَا ْق ِذفِ ْي ِه فِى ْاليَ ِّم فَ ْلي ُْلقِ ِه ْاليَ ُّم بِالس‬
ِ ‫اَ ِن ا ْق ِذفِ ْي ِه فِى التَّاب ُْو‬
‫ك َم َحبَّةً ِّمنِّ ْي ەۚ َولِتُصْ نَ َع َع ٰلى‬ َ ‫ْت َعلَ ْي‬ ُ ‫َع ُد ٌّو لِّ ْي َو َع ُد ٌّو لَّ ٗه ۗ َواَ ْلقَي‬
‫َع ْينِ ْي‬
Artinya: " (yaitu), letakkanlah dia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia
ke sungai (Nil), maka biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi, dia akan
diambil oleh (Fir‘aun) musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu
kasih sayang yang datang dari-Ku; dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-
Ku."

Secara tersirat, Surat Thaha ayat 39 memberikan keyakinan kepada manusia bahwa


Allah SWT memiliki "mata" untuk mengawasi seluruh gerak-gerik manusia dan
makhluk lainnya di alam semesta.

2.3 Fungsi ilmu kalam

Berikut fungsi ilmu kalam:

1. Untuk memperkuat, membela dan menjelaskan akidah islam. Dengan adanya


ilmu kalam bisa menjelaskan, memperkuat dan membelanya dari berbagai
penyimpangan yang tidak sesuai dengan ajaran islam.

2. Untuk menolak akidah yang sesat denga berusaha menghindari


tantangantantangan dengan cara memberikan penjelasan duduk perkaranya
timbul pertentangan itu, selanjutnya membuat suatu garis kritik sehat berdasarkan
logika. Dengan ilmu kalam bisa memulihkan kembali ke jalan yang murni,
pembaharuan dan perbaikan terhadap ajaran-ajaran yang sesat.

3. Sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru untuk mengenal rasio sebagai
upaya mengenal Tuhan secara rasional.

4. Ilmu kalam berfungsi sebagai ilmu yang dapat mengokohkan dan


menyelamatkan keimanan pada diri seseorang dari ketersesatan. Karena dasar
argumentasi ilmu kalam adalah rasio yang didukung dengan Al Qur’an dan Hadis.
Sekuat apapun kebenaran rasional akan dibatalkan jika memang berlawanan
dengan Al Qur’an Hadis
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan


kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama islam) dengan bukti-bukti yang
yakin. Atau Ilmu yang membahas soal-soal keimanan yang bersumber pada
AlQur’an, hadis, pemikiran manusia, dan insting.

Dalil yang ada pada quran juga memperkuat bahwasannya ilmu ini mengajak
orang agar meyakini dan mempercayai hanya pada satu Tuhan, yaitu Allah SWT.
Karena ilmu ini membahas pokok-pokok keagamaan yaitu keyakinan dan
kepercayaan kepada Tuhan.

Ilmu kalam berfungsi sebagai ilmu yang dapat mengokohkan dan


menyelamatkan keimanan pada diri seseorang dari ketersesatan. Karena dasar
argumentasi ilmu kalam adalah rasio yang didukung dengan Al Qur’an dan Hadis.
Sekuat apapun kebenaran rasional akan dibatalkan jika memang berlawanan
dengan Al Qur’an Hadis.

3.2 Kritik dan Saran

Perlu adanya metode penelitian yang lebih lanjut akan usaha peningkatan
pemahaman ilmu kalam sebagai salah satu cara memaksimalkan potensi
generasi dalam memahami ilmu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Usman. Abdurrahman. Noek Aenul Latifah. 2015. Akidah Ahklak. Kementerian Agama.
Jakarta : Kementerian Agama 2015. xvi, 156 hlm

Anonym. 2022. ILMU KALAM. http://digilib.uinsgd.ac.id/26584/3/BAB%201-13.pdf.


[Diakses 31 Juli 2022]

Febrianti Mia. 2015. MODEL PENELITIAN ILMU KALAM.


http://armia9293.blogspot.com/2015/12/model-penelitian-ilmu-kalam.html.
[ Diakses 31 Juli 2022]

Al - Hakim Inayah Bastin. 2021. Pengertian Ilmu Kalam Menurut Para Ahli Muslim Beserta
Dasar-dasarnya dari Ayat Al-Quran. https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/citizen/pr-
702630406/pengertian-ilmu-kalam-menurut-para-ahli-muslim-beserta-dasar-
dasarnya-dari-ayat-al-quran. [Diakses 31 Juli 2022].

Anda mungkin juga menyukai