MAKALAH
Dosen Pengampu:
Dr. H. Reza Ahmad Zaini, L.c, MA.
Dr. Binti Mualamah, S.AG, M.Pd.
Oleh:
Eva Rizkiyanti
NIM: 12851221009
PROGRAM STUDI
TADRIS MATEMATIKA
PASCASARJANA UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2021
PRAKATA
Segala puji syukur bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan taufik-Nya kepada seluruh umat manusia, sehingga kita tetap iman dan Islam, serta
komitmen sebagai insan yang haus akan ilmu pengetahuan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pemikiran
dan Peradaban Islam yang diampu oleh Dr. H. Reza Ahmad Zaini, L.c, MA. dan Dr.
Binti Mualamah, M.Pd. dan juga merupakan sebagian dari syarat yang harus dipenuhi
oleh penulis guna lulus mata kuliah Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam.
Selesainya penyusunan makalah ini berkat bimbingan dari dosen pengampu, dan juga
berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengumpulkan
data sebagai bahan penulisan makalah ini.
2. Prof. Dr. H. Akhyak, M.Ag. selaku Direktur Pascasarjana yang selalu memberikan
dorongan semangat dalam mengemban ilmu pengetahuan selama perkuliahan.
3. Dr. H. Reza Ahmad Zaini, L.c, MA. dan Dr. Binti Mualamah, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Perdaban dan Pemikiran Islam yang selalu
memberikan dorongan semangat dalam mengemban ilmu pengetahuan selama
perkuliahan.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung yang telah berjasa mengantarkan penulis untuk mengetahui arti
pentingnya ilmu pengetahuan.
5. Kedua orang tua yang tercinta yang telah memberikan bimbingan, dukungan moral
dan spiritual selama studi, serta senantiasa memberikan kasih sayangnya yang
tidak ternilai harganya.
ii
6. Teman-teman angkatan 2021 program studi Tadris Matematika yang selalu ada
memberikan dukungan dan bantuannya, baik suka maupun duka selama ini, serta
memberikan motivasi.
Dengan penuh harapan, semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah swt. dan
tercatat sebagai amal shalih. Jazakumullah khoirul jaza’. Akhirnya, makalah ini penulis
suguhkan kepada segenap pembaca dengan harapan adanya saran dan kritik yang
bersifat konstruktif demi pengembangan dan perbaikan, serta pengembangan lebih
sempurna dalam kajian-kajian pendidikan Islam. Semoga karya ini bermanfaat dan
mendapat Ridha Allah SWT. Amin
Penulis
iii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................11
B. Saran ................................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Kindi Theologi merupakan cabang filsafat yang lebih menitik beratkan pada
Tuhan. Sebagaimana psikologi merupakan cabang filsafat yang lebih mengkaji
jiwa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi singkat Al Kindi?
2. Bagaimana Pemikiran Al Kindi ?
3. Bagaimana Filsafat dan Agama ala Al Kindi?
4. Bagaimana Filsafat ketuhanan ala Al Kindi?
5. Bagaimana Filsafat Jiwa ala Al Kindi?
6. Bagaimana Filsafat Alam ala Al Kindi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan biografi singkat Al Kindi
2. Untuk mendeskripsikan Pemikiran Al Kindi
3. Untuk mendeskripsikan Filsafat dan Agama ala Al Kindi
4. Untuk mendeskripsikan Filsafat ketuhanan ala Al Kindi
5. Untuk mendeskripsikan Filsafat Jiwa ala Al Kindi
6. Untuk mendeskripsikan Filsafat Alam ala Al Kindi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Al Kindi
Al-Kindi, alkindus, nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’kub Ibn Ishaq Ibn
Shabbah Ibn Imran Ibn Ismail Al-Ash’ats Ibn Qais Al-Kindi, lahir di Kufah,
Iraq sekarang, tahun 801 M, pada masa khalifah harun Al-Rasyid (786-809 M)
dari Dinasti Bani Abbas (750-1258 M).1 Al kindi berasal dari keturunan suku
kindah, salah satu suku besar arab selatan pra-islam. Kakeknya al-Asy’ats Ibn
Qais dianggap sebagai salah seorang sahabat nabi. Kemudian kakeknya pindah
ke kufah dan bermukim disana secara turun-temurun. Kufah lebih semarak
dengan studi-studi ‘aqliah dan didalam lingkungan intelektual inilah al kindi
lahir dan melewati masa kanak-kanak dikufah.
1
Abubakar Madani, “Pemikiran Filsafat Al-Kindi”, dalam Lentera 29, no. 2 (2015): 106-117
2
Ria’an Rusli, Filsafat Islam Telaah Tokoh dan Pemikirannya, (Jakarta: KENCANA, 2021),
hal.6
3
Ibid.
3
4
4
Ibid., hal.7
5
Havis Aravik dan Hoirul Amri, “Menguak Hal-Hal Penting Dalam Pemikiran Filsafat al-
Kindi (Revealing Important Things in Philosophical Thought al-Kindi)”, dalam Jurnal Sosial &
Budaya Syar-i l. 6, no. 2 (2019):191-206
6
Ibid., hal. 193-194
7
Umar Hamdan, Paradigma Penyatuan Filsafat Dan Agama Perspektif Al-Kindi, dalam jurnal
pendidikan 1, no. 1, (2019): 37-46
5
1. fi al-falsafah al-ula
2. kitab al-hassi ‘ala ta’allum al-falsafah
3. risalat ila al-ma’mun fi al-‘illat wa ma’lul
4. risalat fi ta’lif al-A’dad
5. kitab al-falsafat al-dakhilat wa al-masa’il al-mantiqiyyat wa al-mu’tashah
wa ma fauqa al-thabiyyat
6. kammiyat kutub Aristoteles;fi al-nafs.
B. Pemikiran Al-Kindi
1. Filsafat dan Agama
Al-Kindi berusaha memadukan antara filsafat dan agama dengan
jalan memperkenalkan filsafat ini apa adanya dengan mengambil sumber
aslinya, kemudian memberikan ulasan dan menyempurnakannya.
Sedangkan filasafat metafisika lebih dalam lagi katanya ialah sebagai
pengetahuan tentang realitas pertama yang menjadi sebab semua realitas.8
Menurut Al-Kindi filsafat dan agama itu adalah dua buah ilmu pengetahuan
yang sejalan dan tidak bertentangan didalamnya. Bahkan filsafat dapat
menjadi alat yang kuat untuk menunjang pembinaan dan perkembangan
kemajuan agama, terutama dalam memberikan argumentasi-argumentasi
yang bisa diterima oleh akal.
Filsafat adalah satu ilmu, yang berusaha menyelidiki hakikat segala
sesuatu untuk memperoleh kebenaran.9 Filsafat dalam bahasa arab
dikatakah falsafah dan al hikam. Definisi falsafah sebagaimana
diungkapkan oleh al-Kindi adalah pengetahuan tentang realitas wujud
dengan segala kemungkinannya, sebab tujuan akhir dari seorang filsuf
8
Reni Marlena, “Filsafat Dan Agama (Ketuhanan, Al-Nafs, Dan Alam) Dalam Perspektif Al-
Kindi”, dalam Jurnal IAI Al Azar, (tt): 57-65
9
Syarif Hidayatullah, “RELASI FILSAFAT DAN AGAMA (Perspektif Islam)”, dalam
Jurnal Filsafat 40, no. 2, (2006): 128-148
6
10
Azis Masang, “Kedudukan Filsafat Dalam Islam”, dalam Jurnal Kajian Islam Kontemporer
11 , no. 1, (2020): 30-55
11
Abubakar Madani, Pemikiran Filsafat Al-Kindi..., hal. 111
7
2. Filsafat ketuhanan
Tulisan Al-Kindi yang membicarakan ketuhanan antara lain: Fi al-
Falsafat al-Ula dan Fi Wahdaniyah Allah wa Tarahi Jirm al-‘Alam. Allah
adalah wujud yang sebenarnya, bukan berasal dari tiada kemudian ada,
Allah adalah wujud yang sempurna, dan tidak didahului oleh wujud lain.12
Wujud Tuhan itu adalah eksklusif, yang berbeda dengan yang lain.
Sifat, Wujud, eksistensi dan keberadaan sama sekali tidak bisa dipahami
secara penuh oleh akal manusia.13 Maka, baginya, untuk memahami itu
semua, maka diturunkanlah Nabi, sebagai utusan Allah, yang akan
menjelaskan hal-hal yang tidak mampu disingkap oleh akal manusia.
Penjelasan Allah yang dibawa oleh Nabi melalui media yang dinamakan
wahyu. Al-Kindi, secara jelas meyakini bahwa rasio manusi memiliki sisi
kelemahan. Karena kelemahan itulah, tidak semua pengetahuan tidak bisa
ditangkap oleh akal. Maka untuk membantu pemahaman yang tidak bisa
dijelaskan akal maka, manusia perlu dibimbing oleh wahyu. Hanya saja,
dalam aspek penjelasan sifat-sifat Tuhan, al-Kindi masih terpengaruh oleh
Mu’tazilah dan Aristoteles. Hal itu misalnya, dilihat dari penjelasannya
bahwa sifat-sifat Tuhan diungkapkan dengan bentuk kalimat negatif, yaitu
dengan ungkapan “tidak” atau “bukan”. Bawa Tuhan itu tidak seperti
manusia.
12
Reni Marlena, Filsafat Dan Agama Ketuhanan, Al-Nafs..., hal. 62
Kholili Hasib, “Al-Kindi Thougt on Philosophy and the Concept of God”, dalam
13
14
Reni Marlena, Filsafat Dan Agama Ketuhanan, Al-Nafs..., hal 64
9
Al-Kindi juga membagi akal menjadi empat macam. Ke empat macam akal
itu adalah, sebagai berikut: 15
a. Akal yang selamanya dalam aktualitas atau akal yang selalu bertindak
(al-‘Aql allazi bi al-fi’a abada). Sifat-sifat akal ini adalah sebagai
berikut:
1. Ia adalah Akal Pertama
2. Ia selamanya dalam aktualitas
3. Ia merupakan species dan genus
4. Ia membuat akal potensial menjadi aktual berpikir
5. Ia tidak sama dengan akal potensial, tetapi lain daripadanya.
b. Akal yang bersifat potensial (al-‘Aql bi al-Quwwat) yang berada di
dalam ruh, yakni akal yang murni yang ada dalam diri manusia masih
merupakan potensi dan belum menerima bentuk-bentuk indrawi dan
akal yang asli.
c. Akal yang bersifat perolehan (acquire intellect). Ini adalah akal yang
telah keluar dari potensialitas ke dalam aktualitas, dan mulai
memperlihatkan pemikiran abstrasinya.
d. Akal yang berada dalam keadaan aktual nyata, ketika ia aktual maka ia
disebut akal. Akal dalam bentuk ini merupakan akal yang telah
mencapai tingkat kedua dari kualitas.
4. Filsafat Alam
Di dalam risalahnya yang berjudul al-Ibanat’an al-Illat al-Fa’ilat al-
Qaribat fi Kawn wa al-Fasad, pendapat al-Kindi sejalan dengan Aristoteles
15
Ibid.
10
bahwa benda di alam ini dapat dikatakan wujud yang aktual apabila
terhimpun empat illat, yakni:16
a. Al- Unshurriyyat (materi benda)
b. Al-Shuriyyat (bentuk benda)
c. Al-Fa’ilat (Pembuat benda, agent)
d. Al-Tamamiyat (manfaat benda) Tentang baharunya alam,
16
Ibid., hal. 64
17
Ibid.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Kindi adalah orang pertama yang memberi peluang filsafat di
kalangan kaum muslimin sehingga ia disebut dengan filosof al-Arab yaitu
filosof yang berkebangsaan Arab. Ia menyelaraskan antara filsafat dengan
agama, kerena menurutnya filsafat bagian dari agama, serta al-Qur’an juga
menganjurkan manusia untuk berpikir untuk memancing peran akal terhadap
al-Qur’an yang mustasyabihat.
Filsafat merupakan pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu, maka
dalam hal ini termasuk didalamnya masalah ketuhanan, etika dan seluruh ilmu
pengetahuan yang bermanfaat. Begitu juga agama memerintahkan umatnya
untuk menuntut ilmu, kapan dan dimana pun. Tuhan adalah sebab-Pertama
dimana wujud-Nya bukan karena sebab yang lain.
Sesuai dengan paham yang ada dalam Islam, Allah bagi Al-Kindi adalah
pencipta alam semesta dan mengaturnya, yang disebut dengan ibda’. Al-Kindi
menegaskan bahwa ala empiris ini tidak mungkin teratur dan terkendali begitu
saja tanpa ada yang mengatur dan mengendalikannya.
B. Saran
Apabila ada saran dan kritik dari pembaca akan kami terima sebagai
bahan masukkan dalam pembuatan makalah lebih baik lagi. Semoga makalah
ini dapat membantu pembaca dalam memahami mengenai tentang pengertian
masalah kualitatif, fokus penelitian, validitas dan reliabilitas penelitian, definisi
variabel, landasan instrument, akurasi simpulan.
11
DAFTAR RUJUKAN
Aravik, Havis dan Hoirul Amri, “Menguak Hal-Hal Penting Dalam Pemikiran Filsafat
al-Kindi (Revealing Important Things in Philosophical Thought al-Kindi)”.
dalam Jurnal Sosial & Budaya Syar-i l. 6. no. 2 (2019):191-206
Hamdan, Umar “Paradigma Penyatuan Filsafat Dan Agama Perspektif Al-Kindi”,
dalam jurnal pendidikan 1, no. 1, (2019): 37-46
Hasib, Kholili. “Al-Kindi Thougt on Philosophy and the Concept of God”, dalam
AKADEMIA, (tt): 1-14
Hidayatullah, Syarif “Relasi Filsafat Dan Agama (Perspektif Islam)”, dalam Jurnal
Filsafat 40. no. 2, (2006): 128-148
Madani, Abubakar. “Pemikiran Filsafat Al-Kindi”. dalam Lentera 29. no. 2 (2015):
106-117
Marlena, Reni. “Filsafat Dan Agama (Ketuhanan, Al-Nafs, Dan Alam) Dalam
Perspektif Al-Kindi”, dalam Jurnal IAI Al Azar, (tt): 57-65
Masang, Azis. “Kedudukan Filsafat Dalam Islam”, dalam Jurnal Kajian Islam
Kontemporer 11. no. 1, (2020): 30-55
Rusli, Ria’an. 2021. Filsafat Islam Telaah Tokoh dan Pemikirannya. Jakarta:
KENCANA.
12