Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Landasan-landasan Normatif dan Sejarah Timbulnya


Ilmu Kalam
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Tauhid yang
diberikan oleh Bapak Drs. H. Yaya, M.Ag

Disusun oleh:

Fitrah Yasinta 1214060054


Hafiza Khairani Alman 1214060055
Idham Said Yunardi 1214060058
Ihza Pasha Widiantara 1214060059
Kelas : Humas 1 B

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI


BANDUNG
Jl. A.H. Nasution No.105A, Cibiru, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Telp : (022) 7803936 Web: uinsgd.ac.id
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat
limpahan nikmat, karunia serta petunjuk-Nya lah, maka makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada
Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Makalah ini Penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ilmu Tauhid. Penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas
semua bantuan yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung
secara penyusunan tugas makalah ini yang berjudul Landasan-landasan Normatif
dan Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam hingga selesai. Secara khusus terima kasih
tersebut kami sampaikan kepada Bapak Drs. H. Yaya, M.Ag selaku Dosen
pengampu ilmu tauhid dan para pihak yang ikut andil.

Penulis menyadari bahwa tugas ini belum sempurna, baik dari segi materi
maupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dalam penyempurnaan tugas kali ini.

Terakhir penulis berharap, semoga tugas karya tulis ilmiah berupa


makalah ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi
pembaca dan khususnya bagi penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................4
BAB II ............................................................................................................................5
PEMBAHASAN .............................................................................................................5
2.1 Landasan-landasan normatif ilmu kalam ..........................................................5
2.2 Sejarah timbulnya ilmu kalam ..........................................................................7
BAB III ...........................................................................................................................9
PENUTUP ......................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sejarah islam, perjuangan mendakwahkan islam ke berbagai
penjuru dunia banyak melalui ujian dan tantangan. Memberi pemahaman
kepada para orang kafir terdahulu, dan membuktikan kebenaran islam
dilakukan dengan berbagai cara oleh Nabi Muhammad SAW. Tantangan
itupun tidak berhenti sampai saat Nabi berhasil menjadi Khalifah dan
islam menjadi agama utama pada saat itu. Sampai saat ini pun, perjuangan
mendakwahkan islam harus terus berjalan. Dengan berkembangnya
pengetahuan, maka penyampaian dan cara dalam mendakwahkannya pun
terus berkembang.
Disinilah filsafat hadir, filsafat islam bertujuan menyelaraskan
firman dengan akal, ilmu pengetahuan dengan keyakinan, dan agama
dengan filsafat; serta menunjukkan bahwa akal dan firman tidak
bertentangan satu sama lain, dan bahwa agama dapat diterima oleh kaum
pagan (penyembah berhala) ketika dicerahkan dengan kebijakasaan
filsafat.1 filsafat inilah yang akhirnya dijadikkan salah satu cara untuk
mendakwahkan, menentang, dan mendebat orang orang atheis, kafir, dan
Yahudi. Filsafat islam dan ilmu kalam merupakan dua hal yang memiliki
pengaruh yang sangat kuat antara satu sama lain. Bahkan, sejak zaman
Rasulullah SAW, persoalan terkait Ilmu Kalam sudah dapat dipelajari,
walaupun saat itu belum dinamai dengan Ilmu Kalam. Cara Rasulullah
yang mengajak umatnya untuk bertauhid, melarang perbuatan syirik,
meyakini kenabian dan hal hal yang berhubungan dengan itu,serta
menyinggung golongan-golongan agama yang menganut ajaran yang salah
sembari memaparkan argumen dengan kelembutan adalah ciri adanya
unsur Ilmu Kalam pada masa itu. Seperti dalam firman-Nya, “Serulah
mereka kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
1
M Muthahhari, Mengenal Ilmu Kalam (Jakarta-Pustaka Zahra, 2002), hlm.9.
dan bantahlah mereka itu dengan jalan yang lebi baik.” QS. An-Nahl
[16]:125.2
Ilmu kalam menurut ahli tata bahasa Arab, kalam adalah kata atau
lafadz dengan bentuk majemuk ( ketentuan atau perjanjian).3 Jika dilihat
dalam etimologi, Ilmu kalam artinya perkataan, ucapan, firman, atau
sabda. Adapun menurut Ibnu Khaldun, Ilmu kalam adalah disiplin ilmu
yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang
merupakan dalil-dalil rasional.
Ilmu kalam sebenarnya sudah lama berkembang dalam tradisi umat
Islam, hal itu dibuktikan dalam beberapa perkembangan penyebutan
nama-nama ilmu kalam, seperti Ilmu Aqaid (Ilmu akidah-Ilmu akidah),
ilmu usul al-Dhin (Ilmu pokok-pokok agama), dan Ilmu Tauhid (Ilmu
tentang kemahaesaan tuhan). Dinamai ilmu Ushul al-Dhin karena objek
kajiannya adalah masalah sendi-sendi atau dasar-dasar ajaran agama islam.
Disebut Ilmu Tauhid karena tujuan pokok dari ilmu ini ialah meng-Esakan
Allah SWT, baik dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Dan dinamai Ilmu
Kalam karena yang dibicarakan pada ilmu ini ialah Kalam Allah, atau
dalam rangka memperkuat pendapat para mutakallimin (ahli ilmu kalam)
yang mengandalkan kemahiran berbicara. 4
Tercatat dalam sejarah, terdapat empat ilmu islam yang
perkembangannya saling berpangaruh antar satu sama lain. Yaitu, Ilmu
fiqih,yang fokus terhadap pembahasan hukum dalam peribadatan dan
kemasyarakatan, Ilmu Kalam, yang isinya berisi membicarakan Tuhan
dengan derivasinya; Tasawuf yang fokus membahas penghayatan kepada
keberadaan Tuhan dan cara untuk memperolehnya secara maksimal; dan
Falsafah yang merupakan telaah spekulatif yang mendasar tentang segala
masalah, lebih tepatnya perihal hidup dan lingkungannya. 5

2
Dr.H.Nunu Burhanuddin, Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan, Hlm. 1
3
M. Maslani, R Suntiah, Ilmu Kalam (2018)- Digilib. Uinsgd.ac.id.
4
Ahmad Amin, Dhuha al-islm Jilid III (Kairo Maktabah al-nadhah al-misriyyah,1964), hlm. 9
5
Lih. Wahiduddin khan, Kritik Terhadap Ilmu Fiqih, Tasauf dan Ilmu Kalam (Jakarta-GIP,1994) ,
hlm. 61)

2
Adanya Ilmu Kalam dalam perdaban dan kemajuan Islam, Ilmu
Kalam dapat menjelaskan, membela akidah islam dari berbagai
penyimpangan yang tidak sesuai dalam ajaran islam. Dengan dasar Ilmu
Kalam yang merupakan represntasi dari ilmu filsafat islam, maka Ilmu
Kalam juga dapat memberikan penjelasan duduk perkara yang timbul atas
pertentangan sesat dengan memberikam suatu garis kritik sehat dengan
berdasarkan pada logika. Ilmu Kalam, bisa memulihkan kembali ajaran-
ajaran yang sesat kejalan yang murni, pembaharuan dan perbaikkan.
Dalam Ilmu Kalam, orang dapat belajar mengenal rasio sebagai upaya
mengenal Tuhan secara rasional. Dalam mempelajari ilmu ini, seseorang
dapat mengokohkan keimanannya dari kesesatan. Karena dasar
argumentasi dari ilmu ini ialah rasio yang didukung dengan Al Qur’an dan
hadis, yang dimana sekuat apapun kebeneran rasional akan kalah jika
berlawanan dengan Al Qur’an dan hadis.6
Aspek aspek yang meliputi dari Ilmu kalam ini ialah keesaan zat,
keesan sifat, kesaan perbuatan dan keesan beribadah kepada-Nya. Masalah
yang akan banyak dibahas dan menjadi pusat pembahasan masalah dalam
ilmu ini adalah mengenai kekafiran, kemusyrikan, kemurtadan, dan
kemunafikan.

1.2 Rumusan Masalah


Ilmu kalam dalam hal ini, memiliki andil yang besar dalam tiang
penopang islam. Ilmu kalam dapat menjadi tameng dan kekuatan
pembuktian argumen bagi para orang kafir, atheis, yahudi, maupun orang
orang yang menyembah dan termasuk aliran yang sesat.
Maka dapat ditarik suatu rumusan masalah dari penjelasan latar
belakang diatas, untuk menjadi batas agar penulisan makalah ini dapat
lebih terarah dan sitematis, pokok masalahnya adalah :
1. Bagiamana landasan-landasan normatif yang ada pada
Ilmu kalam?

6
Buku Guru Akidah Akhlak kelas XI kurikulum 2013 (Jakarta-2016), hlm. 4

3
2. Bagaimana sejarah timbulnya Ilmu Kalam?

1.3 Tujuan Penulisan


Secara umum tujuan penilitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana peran ilmu kalam dalam peradaban dan ilmu dasar islam.
Sedangkan secara khusus memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Menjelaskan bagaimana landasan-landasaan normatif ilmu
kalam.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah asal mula munculnya
Ilmu kalam dalam peradaban islam.
Adapun kegunaan penilitian ini, dapat ditinjau dalam dua
aspek, yaitu secara Teoritis dan secara praksis.
Secara teoritis, penilitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
pembelajaran, dan memperluas serta memperkaya khazanah
keilmuan bagi siapapun, khususnya bagi kami para akademis.
Secara praksis, penlitian ini diajukan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Ilmu Tauhid /Aqidah dan menjadi sarana pembelajaran
kami, dan diharapkan pula menjadi rujukan keilmuan untuk
penilitian sejenis.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan-landasan normatif ilmu kalam


Dalam ilmu kalam, pembahasan utama yang dibahas pada ilmu
ini, terfokus pada permasalahan spekulatif mendasar mengenai
kehidupan dan lingkungannya. Dalam ilmu ini pula, banyak membahas
tentang keesan dan kekuasaan Allah dengan dasar-dasar naqliyah,
maupun argumentasi rasional (’aqliyah).
Ilmu kalam menitik beratkan persoalan akidah. Pada
pembahasan akidah yang menjadi topik utama pada Ilmu Kalam ini,
akan banyak membahas perihal keimanan seseorang muslim terhadap
nilai yang menyangkut dengan keyakinan terhadap hal hal ghaib,
namun dapat diyakinkan dengan pemikiran yang rasional. Keimanan
itu terutama akan menyangkut Rubiyahnya Allah, beriman kepada
Uluhiyahnya Allah, dan kepada Asma’ wa SifatNya.7 Tidak hanya
perihal itu, akidah nantinya akan membahas tentang keimanan kepada
Malaikat, kepada Kitab, kepada Rasul, kepada Hari Akhir ( Hari
Kiamat), dan kepada Qada’ dan Qadar.
Dalam perkembangan islam pun, Rasulullah lebih
mengutamakan persoalan akidah dibandingkan dengan syariat. Hal
ini,terbukti pada misi pertama Nabi Muhammad SAW ketika berada di
Mekkah. Pada periode ini, tema sentral yang dibicarakan dari ayat-ayat
Al Qur’an yang turun menyerukan kepada masalah keimanan.8
Maka, dengan menitik beratkan kepada perihal keimanan,
akidah landasan pembahasan Ilmu Kalam harus sangat rasional dan
kuat. Sehingga, dari dasar ini Ilmu kalam dapat menguatkan dan

7
Manna Khalil Al-Qaththani, Studi Ilmu-Ilmu Al Qur’an , diterjemahkan dari “Mabahitd Fi Ulum
Al- Qur’an”, (Jakarta: litera AntarNusa,2004), hlm.86.
8
syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. 1996. Syarah Aqidah al-Washithiyah. Terj.
Izzudin Karimi, Lc. Riyadh : Dar ats-Tsurayya.. Hlm.86. Disebutkan juga didalam karya
tulis Ahmad Munawar Ismail, dkk. 2012. Islam dan Pembentukan Jati Diri Bangsa Melayu.
Fakulti Pengajian Islam, Universiti Kebangsaan Malaysia. Hlm. 147

5
menjadi jalan sebagai pembenaran dan perbaikkan hal sesat secara
rasional.
Adapun landasan normatif ilmu kalam sebagai berikut :
1. Al Qur’an
Al Qur’an merupakan dasar, pedoman dan sumber peraturan
landasan kehidupan bagi muslim. Kebenaran dan kekukuhannya
pun tidak bisa diubah. Kebenaran rasional Al-qur’an tidak bisa
dilawan sekuat apapun, karena Al Qur’an adalah murni kebesaran-
Nya dan firman-Nya. Surah yang menjadi landasan dari
pembahasam ilmu kalam itu sendiri adalah :
a. QS. Al-ikhlas [112]:1-4, karena keseluruhan isi dalam surah
ini adalah membahas tentang identitas dan ke-Esaan Allah.
b. QS. Al-Furqan [25]:59, dalam ayat ini membahasa tentang
tempat Allah setelah menciptakan alam raya.
c. QS. Al-Fath [48]:10, pada surah ini membahas tentang
kekuasaan Allah yang dinyatakan dengan “tangan” Allah.

2. Hadis
Adanya hadis Nabi yang membicarakan masalah masalah
yang dibahas dengan Ilmu kalam serta contoh adanya cara
pendakwah Rasulullah dengan cara Ilmu kalam.

3. Pemikiran Manusia
Para ulama, sejak pertumbuhan awal pemikiran Islam, telah
menggunakan rasionya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan
dengan ajaran silam jauh sebelum filsafat Yunani berpengaruh luas
dalam khasanah ilmu keisllaman. Terutama pada ayat-ayat
mitasyabihat,yakni ayat-ayat Al-Qur’an yang samar maksudnya,
sehingga membutuhkan pemikiran akal untuk memahaminya.
Di dalam Al Qur’an pun banyak redaksi yang
memerintahkan agar manusia menggunakan pemikiriannya, dengan

6
redaksi
tafakkur,taddabur,tadzakkur,tafaqqah,nazhar,fahima,aqala,ulul-
al-albab,ulul al-ilm, ulu al- abshar, dan ulu an-nuha.
4. Insting
Secara instingnitif, manusia selalu ingin bertuhan. Oleh
sebab itu, kepercayaan adanya Tuhan telah berkembang sejak
adanya manusia pertama.

2.2 Sejarah timbulnya ilmu kalam


Sejarah timbulnya ilmu kalam tidak lepas dari peristiwa
perpecahan politik, pemerintahan, hingga keagamaan pada masa
kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Peristiwa ini terjadi setelah Utsman bin
Affan wafat dibunuh, maka kekhalifahan digantikan oleh Sayyidina Ali
bin Abi Thalib. Sejak saat itu, mulai bermunculan berbagai persepsi dan
aliran di tengah penduduk Madinah. Pada masa Rasulullah SAW, tidak ada
perbedaan pendapat tentang keagamaan di tengah masyarakat, apapun
yang menjadi pernyataan dan pertanyaan diantara mereka, Rasulullah lah
orang yang senantiasa meluruskan dan menjawabnya. Namun, setelah
beliau wafat, dan kepemimpinannya digantikan oleh Khulafaur Rasyiddin,
penduduk Madinah mulai berkubu-kubu sesuai dengan pendapat yang
sealiran.
Setelah Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah pengganti Utsman bin
Affan, beliau membenahi berbagai tata aturan negara pada masa Utsman
bin Affan, mulai dari mengambil tanah yang dibagikan oleh Utsman
kepada saudaranya, hingga pemecatan gubernur dan melantik gubernur
baru, salah satunya memerintahkan gubernur Damsakus yaitu Mu’awiyah9.
Namun, Mu’awiyah menolak keputusan Ali bin Abi Thalib hingga
timbulah peperangan antara pihak Ali bin Abi Thalib dengan Mu’awiyah,
perang ini disebut dengan perang Shiffin pada tahun 657 M. Namun,

9
Ahmad Zaini, “Jurnal Akhlak, dan Tasawuf”, Eksoterik, vol 1 No.1, (Januari-Juni, 2015), hlm
171.

7
perang ini tidak menghasilkan keputusan yang baik, karena kekuatan
kedua pihak yang hampir setara, maka diusulkannyalah “tahkim” atau
arbitrasi untuk menengahi keduanya. Maka dari peristiwa inilah berbagai
golongan mulai bermunculan, seperti Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah,
Qadariyah, Jabariyah, dll.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa Ilmu kalam merupakan
ilmu filsafat islam yang membahas disiplin akidah ilmu dengan didukung
argumentasi dan dalil dalil rasional. Ilmu kalam menjadi senjata umat islam
dalam mendakwahkan, mendebat para atheis,yahudi maupun kafir mengenai
kebenaran islam. Pokok bahasan ilmu kalam itu sendiri ialah mengenai Keesaan
dan kekuasaan Allah SWT. Dan yang menjadi landasan normatif dalam Ilmu
kalam adalah Al Qur’an, Hadis, Pikiran Manusia, dan insting. Sebgaiamna al
Qur’an dan hadis merupakan dua dasar kuat yang kebenarannya tidak dapat
dikalahkan, dan pikiran manusia serta insting yang menjadi pendukung rasional
dalam Ilmu ini.
Dalam beberapa pendapat, dapat disimpulkan pula, bahwa sejarah amal
mula munculnya Ilmu Kalam dalam peradaban islam dimulai sejak pergantian
khalifah Utsman bin Affan kepada Ali bin Abi Thalib. Sebagaimana waktu itu,
banyak sekali golongan penentang Ali bin Thalib yang tidak menerima keputusan
Ali bin thalib yang akhirnya menyenbabkan banyak munculnya beberapa
golongan seperti Murji’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Qadariyah dan Jabariyah.

Anda mungkin juga menyukai