Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU KALAM

“DASAR-DASAR DAN SEJARAH TIMBULNYA ILMU KALAM”.

Dosen Pengampu : Dr. Saprudin Effendi, M.Pd.I

OLEH KKELOMPOK : 2

1. FARIDAH
2. SANTI YULIANTI
3. ERVINATULLAELI
4. HAERUMAN

PROGRAM STUDI :

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PALAPA NUSANTARA

TA : 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah
dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“Dasar-Dasar Dan Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam”. Adapun tujun dari penyusunan dalam
tugas makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Ilmu Kalam”.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa, makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari dosen
pengampu mata kuliah “ Ilmu Kalam ” Dr. Saprudin Effendi, M.Pd.I ”. penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki maka penyusun meminta
kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua didalam
dunia pendidikan.

Selebung, 27 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Kalam Dari Masa Ke Masa.......................................3
B. Faktor Penyebab Munculnya Ilmu Kalam.................................................................7
C. Pro Kontra Terhadap Ilmu Kalam............................................................................9
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................................12
B. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kalam atau teologi termasuk salah satu bidang studi islam yang amat dikenal baik
oleh kalangan akademis maupun oleh masyarakat pada umumnya. Hal ini antara lain terlihat
dari keterlibatan ilmu tersebut dalam menjelaskan berbagai masalah yang muncul di
masyarakat. Keberuntungan atau kegagalan seseorang dalam kehidupannya sering dilihat
dari sisi teologi. Dengan kata lain,berbagai masalah yang terjadi di msayarakat seringkali
dilihat dari sudut teologi.

Hal tersebut di atas merupakan fenomena yang cukup menarik untuk diteliti lebih
seksama. Itulah sebabnya telah banyak karya ilmiah yang ditulis para ahli dengan
mengambil tema kajian masalah teologi,dan itu pula yang selanjutnya teologi menjadi salah
satu bidang kajian Islam mulai dari tingkat pendidikan dasar,sampai dengan pendidikan
tinggi.

Pada bagian ini,pembaca akan diajak untuk mengkaji secara seksama model penelitian
Ilmu Kalam yang dilakukan oleh para ahli,baik penelitian pemula,maupun penelitian
lanjutan yang bersifat deskriptif analitis,dengan terlebih dahulu mengemukakan pengertian
Ilmu Kalam tersebut.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu kalam?

2. Faktor apasaja yang mempengaruhi munculnya ilmu kalam?

3. Pro kontra lahirnya ilmu kalam?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ilmu kalam dari masa ke masa

1
2. Untuk mengetahui faktor penyebab lahirnya ilmu kalam

3. Untuk mengetahui pro kontra ilmu kalam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Kalam dari Masa ke Masa

1. Perkembangan Ilmu Kalam Di Masa Rasulullah Saw

Masa Rasulullah saw merupakan periode pembinaan aqidah dan peraturan


peraturan dengan prinsip kesatuan umat dan kedaulatan Islam. Segala masalah yang
kabur dikembalikan langsung kepada Rasulullah saw sehingga beliau berhasil
menghilangkan perpecahan antara umatnya.[1] Masing-masing pihak tentu
mempertahankan kebenaran pendapatnya dengan dalil-dalil, sebagaimana telah terjadi
dalam agama-agama sebelum Islam. Rasulullah mengajak kaum muslimin untuk mentaati
Allah SWT dan Rasul-Nya serta menghindari dari perpecahan yang menyebabkan
timbulnya kelemahan dalam segala bidang sehingga menimbulkan kekacauan. Allah swt
berfirman dalam Al-Quran surat al-Anfal ayat 46,1

‫واطيعوا هللا ورسوله وال تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم واصبروا ان هللا مع الصابرين‬

Artinya: “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu
dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.

Dengan demikian Tauhid di zaman Rasulullah saw tidak sampai kepada


perdebatan dan polemik yang berkepanjangan, karena Rasul sendiri menjadi
penengahnya.

2. Perkembangan Ilmu Kalam Di Masa Khulafaur Rasyidin

Setelah Rasulullah saw wafat, dalam masa khalifah pertama dan kedua, umat
islam tidak sempat membahas dasar-dasar akidah karena mereka sibuk menghadapi
musuh dan berusaha memprtahankan kesatuan dan kesatuan umat. Tidak pernah terjadi
perbedan dalam bidang akidah. Mereka membaca dan memahamkan al Qur’an tanpa
mencari ta’wil dari ayat yang mereka baca. Mereka mengikuti perintah alqur’an dan
1
https://www.bagindata.com/2014/03/makalah-sejarah-perkembangan-aliran_986.html?m=1

3
mereka menjauhi larangannya. Mereka mensifatkan Allah swt dengan apa yang Allah swt
sifatkan sendiri. Dan mereka mensucikan Allah swt dari sifat-sifat yang tidak layak bagi
keagungan Allah swt. Apabila mereka menghadapi ayat-ayat yang mutasyabihah mereka
yang mengimaninya dengan menyerahkan penta’wilannya kepada allah swt sendiri.

Di masa khalifah ketiga akibat terjadi kekacauan politik yang diakhiri dengan
terbunuhnya khalifah Utsman. Umat Islam menjadi terpecah menjadi beberapa golongan
dan partai, barulah masing-masing partai dan golongan-golongan itu dengan perkataan
dan usaha dan terbukalah pintu ta’wil bagi nas al Qur’an dan Hadits. Karena itu,
pembahasan mengenai akidah mulai subur dan berkembang, selangkah demi selangkah
dan kian hari kian membesar dan meluas.

3. Perkembangan Ilmu Kalam Di Masa Daulah Umayyah.

Dalam masa ini kedaulatan Islam bertambah kuat sehingga kaum muslimin tidak
perlu lagi berusaha untuk mempertahankan Islam seperti masa sebelumnya. Kesempatan
ini digunakan kaum muslimin untuk mengembangkan pengetahuan dan pengertian
tentang ajaran Islam. Lebih lagi dengan berduyun-duyun pemeluk agama lain memeluk
Islam, yang jiwanya belum bisa sepenuhnya meninggalkan unsur agamanya, telah
menyusupkan beberapa ajarannya. Masa inilah mulai timbul keinginan bebas berfikir dan
berbicara yang selama ini didiamkan oleh golongan Salaf.

Muncullah sekelompok umat Islam membicarakan masalah Qadar (Qadariyah)


yang menetapkan bahwa manusia itu bebas berbuat, tidak ditentukan Tuhan. Sekelompok
lain berpendapat sebaliknya, manusia ditentukan Tuhan, tidak bebas berbuat (Jabariyah).
Kelompok Qadariyah ini tidak berkembang dan melebur dalam Mazhab mu’tazilah yang
menganggap bahwa manusia itu bebas berbuat (sehingga mereka menamakan dirinya
dengan “ahlu al-adli”), dan meniadakan semua sifat pada Tuhan karena zat Tuhan tidak
tersusun dari zat dan sifat, Ia Esa (inilah mereka juga menamakan dirinya dengan “Ahlu
At-Tauhid”).2

Penghujung abad pertama Hijriah muncul pula kaum Khawarij yang


mengkafirkan orang muslim yang mengerjakan dosa besar, walaupun pada mulanya
2
https://www.bagindata.com/2014/03/makalah-sejarah-perkembangan-aliran_986.html?m=1

4
mereka adalah pengikut Ali bin Abi Thalib, akhirnya memisahkan diri karena alasan
politik. Sedangkan kelompok yang tetap memihak kepada Ali membentuk golongan
Syi’ah.

4. Perkembangan Ilmu Kalam Di Masa Daulah Abbasyiah.

Masa ini merupakan zaman keemasan dan kecemerlangan Islam, ketika terjadi
hubungan pergaulan dengan suku-suku di luar arab yang mempercepat berkembangnya
ilmu pengetahuan. Usaha terkenal masa tersebut adalah penerjemahan besar-besaran
segala buku Filsafat.

Para khalifah menggunakan keahlian orang Yahudi, Persia dan Kristen sebagai
juru terjemah, walaupun masih ada diantara mereka kesempatan ini digunakan untuk
mengembangkan pikiran mereka sendiri yang diwarnai baju Islam tetapi dengan maksud
buruk. Inilah yang melatarbelakangi timbulnya aliran-aliran yang tidak dikehendaki
Islam.

Dalam masa ini muncul polemik-polemik menyerang paham yang dianggap


bertentangan. Misalnya dilakukan oleh ‘Amar bin Ubaid Al-Mu’tazili dengan bukunya
“Ar-Raddu ‘ala Al-Qadariyah” untuk menolak paham Qadariyah. Hisyam bin Al-Hakam
As-Syafi’i dengan bukunya “Al-Imamah, Al-Qadar, Al-Raddu ‘ala Az-Zanadiqah” untuk
menolak paham Mu’tazilah. Abu Hanifah dengan bukunya “Al-Amin wa Al-Muta’allim”
dan “Fiqhu Al-Akbar” untuk mempertahankan aqidah Ahlussunnah. Dengan mendasari
diri pada paham pendiri Mu’tazilah Washil bin Atha’, golongan Mu’tazilah
mengembangkan pemahamannya dengan kecerdasan berpikir dan memberi argumen.
Sehingga pada masa khalifah Al-Makmun, Al-Mu’tasim dan Al-Wasiq, paham mereka
menjadi mazhab negara, setelah bertahun-tahun tertindas di bawah Daulah Umayyah.
Semua golongan yang tidak menerima Mu’tazilah ditindas, sehingga masyarakat bersifat
apatis kepada mereka. Saat itulah muncul Abu Hasan Al-‘Asy’ary, salah seorang murid
tokoh Mu’tazilah Al-Jubba’i menentang pendapat gurunya dan membela aliran
Ahlussunnah wal Jama’ah. Dia berpandangan “jalan tengah” antara pendapat Salaf dan
penentangnya. Abu Hasan menggunakan dalil naqli dan aqli dalam menentang
Mu’tazilah. Usaha ini mendapat dukungan dari Abu al-Mansur al-Maturidy, al-Baqillani,

5
Isfaraini, Imam haramain al-Juaini, Imam al-Ghazali dan Ar-Razi yang datang
sesudahnya.

Usaha para mutakallimin khususnya Al-Asy’ary dikritik oleh Ibnu Rusydi melalui
bukunya “Fushush Al-Maqal fii ma baina Al-Hikmah wa Asy-Syarizati min Al-Ittishal”
dan “Al-Kasyfu an Manahiji Al-Adillah”. Beliau mengatakan bahwa para mutakallimin
mengambil dalil dan muqaddimah palsu yang diambil dari Mu’tazilah berdasarkan
filsafat, tidak mampu diserap oleh akal orang awam. Sudah barang tentu tidak mencapai
sasaran dan jauh bergeser dari garis al-Quran. Yang benar adalah mempertemukan antara
syariat dan filsafat.

Dalam mengambil dalil terhadap aqidah Islam jangan terlalu menggunakan


filsafat karena jalan yang diterangkan oleh al-Quran sudah cukup jelas dan sangat sesuai
dengan fitrah manusia. Disnilah letaknya agama Islam itu memperlihatkan kemudahan.
Dengan dimasukkan filsafat malah tambah sukar dan membingungkan.

5. Perkembangan Ilmu Kalam Di Masa Pasca Daulah Abbasyiah.

Sesudah masa Bani Abbasiyah datanglah pengikut Al Asy‘ari yang terlalu jauh
menceburkan dirinya ke dalam falsafah, mencampurkan mantiq dan lain-lain, kemudian
mencampurkan semuanya itu dengan ilmu kalam sebagaimana yang dilakukan oleh Al
Baidlawi dalam kitabnya Ath Thawawi dan Abuddin Al-Ijy dalam kitab Al-Mawaqif.
Madzhab Al-Asy‘ari berkembang pesat kesetara pelosok hingga tidak ada lagi madzhab
yang menyalahinya selain madzhab hambaliyah yang tetap bertahan dalam madzhab
salaf, yaitu beriman sebagaimana yang tersebut dalam alquran dan al hadits tanpa
mentakwilkan ayat-ayat atau hadits-hadits itu.3

Pada permulaan abad kedelapan hijriyah lahirlah di Damaskus seorang ulama’


besar yaitu Taqiyuddin Ibnu Taimayah menentang urusan yang berlebih-lebihan dari
pihak-pihak yang mencampur adukkan falsafah dengan kalam, atau menentang usaha
usaha yang memasukkan prinsip-prinsip falsafah ke dalam akidah islamiyah.

3
https://www.bagindata.com/2014/03/makalah-sejarah-perkembangan-aliran_986.html?m=1

6
Ibnu Tamiyah membela madzab salaf ( sahabat, tabi’in dan imam-imam
mujahidin) dan membantah pendirian-pendirian golongan al asy’ariyah dan lain-lain, baik
dari golongan rafidhah, maupun dari golongan sufiyah. Maka karenanya masyarakat
islam pada masa itu menjadi dua golongan, pro dan kontra, ada yang menerima pandapat
pendapat ibnu taimiyah dengan sejujur hati, karena itulah akidah ulama’ salaf dan ada
pula yang mengatakan bahwa ibnu taimiyah itu orang yang sesat.

Jalan yang ditempuh oleh Ibnu Taimiyah ini diteruskan oleh muridnya yang
terkemuka yaitu Ibnu Qayyimil Jauziyah. Maka sesudah berlalu masa ini, tumpullah
kemauan, lenyaplah daya kreatif untuk mempelajari ilmu kalam seksama dan tinggallah
penulis-penulis yang hanya memperkatakan makna-makna lafadz dan ibarat-ibarat dari
kitab-kitab peninggalan lama.

Kemudian diantara gerakan ilmiah yang mendapat keberkahan dari Allah, ialah
gerakan al iman Muhammad ‘Abduh dan gurunya jmaluddin Al-Afghani yang kemudian
dilanjutka oleh As-Said Rosyid Ridla. Usaha-usaha beliau inilah, yang telah membangun
kembali ilmu-ilmu agama dan timbullah jiwa baru yang cenderung untuk mempelajari
kitab-kitab Ibnu Taimiyah dan muridnya. Anggota-anggota gerakan ini dinamakan
salafiyyin.

B. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Ilmu Kalam

Ada dua faktor yang menybabkan munculnya aliran dalam ilmu kalam, yaitu:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah factor yang muncul dari dalam umat Islam sendiri yang
dikarenakan:

a. Adanya kepentingan kelompok atau golongan

Kepentingan kelompok pada umumnya mendominasi sebab timbulnya suatu


aliran, sangat jelas, di mana Syi’ah sangat berlebihan dalam mencintai dan memuji Ali
bin Abi Thalib, sedangkan Khawarij sebagai kelompok yang sebaliknya.

b. Adanya kepentingan politik

7
Kepentingan ini bermula ketika ada kekacauan politik pada zaman khalifah
Usman bin Affan yang menyebabkan wafatnya beliau, kepentingan ini bertujuan sebagai
sumber kekuasaan untuk menata kehidupan. Karna Faktor politik juga dapat
memunculkan madzhab-madzhab pemikiran di lingkungan Umat Islam, khususnya pada
awal perkembangannya. Maka persoalan imamah (khilafain), menjafi persolan tersendiri
dan khas yang menyebabkan perbedaan pendapat, bahkan perpecahan di lingkungan umat
Islam. Permasalahan ini dimulai ketika ketika Rasulullah meninggal dunia serta peristiwa
terbunuhnya usman dimana antara golongan yang satu dengan yang lain saling
mengkafirkan dan menganggap golongannya yang paling benar.

Berkenaan dengan itu, ulama, antara lain ‘Amir al-Najjar berkesimpulan bahwa
penyebab tumbuh dan berkembangnya aliran kalam adalah pertentangan dalam bidang
politik, yakni mengenai imamah dan khilafah4

c. Adanya pemahaman dalam Islam yang berbeda

Perbedaan ini terdapat dalam hal pemahaman ayat Al-Qur’an, sehingga berbeda
dalam menafsirkan pula. Mufasir satu menemukan penafsiranya berdasarkan hadist yang
shahih, sementara mufasir yang lain penafsiranya belum menemukan hadist yang shahih.
Bahkan ada yang mengeluarkan pendapatnya sendiri atau hanya mengandalkan rasional
belaka tanpa merujuk kepada hadist.

d. Mengedepankan akal

Dalam hal ini, akal digunakan setiap keterkaitan dengan kalam sehingga terkesan
berlebihan dalam penggunaan akal, seperti aliran Mu’tazilah.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah Faktor yang muncul dari luar umat islam, Disamping
faktor internal mendorong dan mempengaruhi kemnculan persoalan-persoalan kalam juga

4
https://darunnajah-com.cdn.ampproject.org/v/s/darunnajah.com/sebab-munculnya-ilmu-kalam/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16668348474088&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fdarunnajah.com%2Fsebab-munculnya-ilmu-kalam%2F

8
ada faktor eksternal berupa paham-paham keagamaan non muslim tertentu yang
mempengaruhi dan ikut mewarnai sebagian paham di lingkungan umat islam. Seperti:

a. Akibat adanya pengaruh keagamaan dari luar islam. Paham keagamaan non-islam yang
dimaksudkan adalah paham keagamaan yahudi dan nasrani, yang mengatakan bahwa
sejak islam tersebar luas, terjadi kontak dengan lingkungan lokalnya. Di Syiria misalnya,
pemikiran islam mulai dipengaruhi oleh pemikiran Kristen Hellenistik, dan di Irak
dipengaruhi oleh doktrin-doktrin Gnostik. Demikian pula pandangan Goldziher orang
jerman yang ahli ketimuran dan ahli islam, sebagaimana dikutip oleh Abu Bakar aceh,
yang mengatakan bahwa banyak ucapan dan cara berfikir kenasranian dimasukkan ke
dalam hadits-hadits yang dikataakan berasal dari Muhammad

b. Kelompok-kelompok Islam yang pertama, khususnya Muktazilah, perkara utama yang


mereka tekankan ialah mempertahankan Islam dan menolak hujah mereka yang
menentangnya. Negeri-negeri Islam terdedah dengan semua pemikiran-pemikiran ini dan
setiap kelompok berusaha untuk membenarkan pendapatnya dan menyalahkan pendapat
kelompok lain. Orang-orang Yahudi dan Nasrani telah melengkapkan diri mereka dengan
senjata ilmu Falsafah, lalu Muktazilah telah mempelajarinya agar mereka dapat
mempertahankan Islam dengan senjata yang telah digunakan oleh pihak yang menyerang.

c. Ahli-ahli Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik), hingga memaksa mereka
untuk mempelajarinya supaya dapat menolak kebatilan-kebatilan (keraguan-keraguan)
yang ada di dalam ilmu berkenaan.

C. Pro Kontra Terhadap Ilmu Kalam

Lahirnya ilmu kalam ada yang pro dan kontra,alasan mereka yang pro karena dengan
mempelajari ilmu kalam dapat mempertebal keimanan seseorang. Sedangkan alasan mereka
yang kontra karena ilmu kalam adalah ilmu yang dapat menyesatkan.5

Memahami Tuhan tidak perlu dengan menghadirkan wujudnya cukup dengan


ilmunya saja.Maka dari itu ilmu kalam mempelajari bagaimana hubungan Tuhan dengan
manusia.

5
http://iissuryanirahayuputri.blogspot.com/2014/12/ilmu-kalam.html?m=1

9
Ilmu kalam lahir akibat persoalan politik yaitu yang menyangkut dengan masalah
dosa besar.Permasalahan dosa besar pada saat itu adalah kematian atas Usman bin
Affan.Setelah kematian Usman bin Affan,umat islam di Madinah mengangkat Ali bin Abi
Thalib sebagai khalifah keempat.Pengangkatan tersebut ditentang oleh Muawiyah bin Abi
Sopyan dengan alasan Ali bin Abi Thalib ikut bertanggung jawab atas pembunuhan Usman
bin Affan.Akibat dari permasalahan tersebut terjadilah peperangan diantara Ali bin Abi
Thalib dengan Muawiyah bin Abi Sopyan yang disebut dengan perang shiffin.Dalam
perang ini pihak Ali bin Abi Thalib unggul,namun untuk mengelakan kekalahan maka dari
pihak muawiyah mengajukan tahkim,atas desakan maka Ali menerima,tetapi dalam hal ini
Ali bin Abi Thalib kalah,dan akhirnya Muawiyah menang dan diangkat menjadi
khalifah.Pengangkatan tersebut membuat sebagian pengikut Ali keluar dari barisannya
dengan alasan bahwa Ali bin Abi Thalib membuat kesalahan dalam menerima
tahkim.Golongan inilah yang kemudian disebut dengan golongan khawarij.

Aliran –aliran dalam ilmu kalam diantaranya :

1. Khawarij adalah kelompok politik yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib karena
merasa kecewa terhadap hasil arbitrase dan menganggap bahwa orang yang melakukan
arbitrase tersebut telah melakukan dosa besar dan kafir karena tidak melakukan hukum
Allah.Dalil yang mereka pegang yaitu lakukma illallah tidak ada hukum selain hukum
Allah.

2. Mu’tazilah adalah sekelompok orang yang beranggapan bahwa orang yang yang
melakukan dosa besar bukan lagi seorang mukmin secara mutlak dan bukan pula kafir
secara mutlak.Melainkan pelaku dosa besar tersebut berada diantara dua kedudukan
itu.Maka dari itu,mereka beranggapaan pelaku dosa tersebut serahkan kepada
Allah,biarkan Allah yang member siksa kepadanya.

3. Murji’ah adalah sekelompok teologi yang lebih memilih tidak ikut larut dalam politik
atau pertentangan muslim-kafir.Sekelompok ini bersifat fasiq.

4. Syi’ah adalah sekelompok teologi yang menndukungb Ali secara politik dan mengakuin
Ali sebagai iman dan mengangungkan ahlul bait.

10
5. Jabariyah adalah sekelompok orang yang berpendapat bahwa manusia tidak mempunyai
kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya.Perbuatan-perbuatan
manusia telah ditentukan oleh qodo dan qodarnya Allah.Semua Allah yang
mengehendaki.

6. Qodariyah adalah sekelompok orang yang beranggapan bahwa manusia mempenyai


kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya.Semua manusia
yang mengatur.

7. Asy’ariyah adalah sekelompok orang yang beranggapan bahwa semua perilaku Allah-lah
yang menciptakan dan manusia mengamalkan sesuai dengan kesanggupannya.

8. Maturidiyah adalah sekelompok orang yang membandingkan peran akal.Maturidiyah


terbagi menjadi 2 bagian yaitu samakand ( lebih dekat dengan mu’tazilah ) dan bukhoro
(lebih dekat dengan Asy’ariyah.

Pada hakikatnya seseorang mempunyai pemahaman dan cara pandang yang berbeda-
beda.Maka dari itu,jangan sekali-kali kita mengaku bahwa pemahaman yang kita anut
adalah yang paling benar dan mengklaim pemahaman orang lain salah.

11
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah penulis menyelesaikan pembahasan tentang “Sejarah Perkembangan Aliran-


aliran Tauhid”, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :

1. Ilmu Kalam mengalami perubahan dari masa ke masa yaitu, pada masa nabi belum terjadi
konflik karena setiap ada masalah selalu langsung disandarkan kepada nabi, pada masa
khulafa’urrasidin, awal terjadinya kekacauan pada masa khalifah ke-3, yaitu pada masa
pemerintahan Usman bin Affan, tauhid pada masa daulah Umayyah adanya ajaran non
Islam yang msuk ke ajaran Islam yang dibawa oleh muallaf yang belum kuat imannya.
Pada masa Abbasyyah, muncul polemik-polemik menyerang paham yang dianggap
bertentangan, sehingga muilai muncul aliran-aliran, dan yang terakhir masa paska
Abbasiyah, muncul golongan asy’ariyah yang sedikit mendapat tantangan.

Faktor-faktor penyebab munculnya ilmu kalam :

1. Faktpr internal

a. Adanya kepentingan kelompok atau golongan


b. Adanya kepentingan politik
c. Adanya pemahaman dalam Islam yang berbeda
d. Mengedepankan akal
2. Faktor eksternal.
B. Saran

Dari penulisan makalah yang sigkat ini mudah-mudahan dapat menjadi tambahan ilmu
bagi kita semua supaya kita mendapat tambahan referensi. Dan mudah-mudahan menjadi
ilmu yang bermanfaat. Dan dalam penulisan makalah ini tentunya memiliki kekurangan
maka dari itu sangat di butuhkan saran dan kritikan dari berbagai pihak agar makalah ini
lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bagindata.com/2014/03/makalah-sejarah-perkembangan-aliran_986.html?m=1

https://darunnajah-com.cdn.ampproject.org/v/s/darunnajah.com/sebab-munculnya-ilmu-kalam/
amp/?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16668348474088&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fdarunnajah.com%2Fsebab-munculnya-ilmu-kalam%2F

http://iissuryanirahayuputri.blogspot.com/2014/12/ilmu-kalam.html?m=1

Muhammad, Teungku Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam,
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. 2001.

http://memetkoplak.wordpress.com/2012/04/21/sejarah-pertumbuhan-dan perkembangan-ilmu-
tauhid/ diunduh pada tanggal 18 Maret 2014.

Noer Iskandar, Akidah Kaum Sarungan, Purwakerta: Tim Saluran Teologi, 2005.

13

Anda mungkin juga menyukai