Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah yang berjudul "Hikmah Kematian
Dan Alam Kubur"

Atas terselesaikannya makalah ini, tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dari
pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu
sekali lagi penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang
tua, dosen, serta teman-teman penulis yang selalu memberi motivasi.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan
menyumbangkan saran untuk menyusun makalah ini.

Apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan, penulis mengharapkan kritik dan saran
kepada pembaca yang sifatnya membangun. Sekian ucapan syukur penulis. Terima kasih.

KERUAK, Oktober 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada dasarnya kematian adalah takdir seluruh makhluk, manusia ataupun jin, hewan
ataupun makhluk-makhluk lain, baik lelaki atau perempuan, tua ataupun muda, baik orang sehat
ataupun sakit. Seperti dalam firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sejalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali
Imran : 185).

Semua yang bernyawa pasti akan mati sesuai ajalnya atas izin, takdir dan ketetapan-Nya.
Siapapun yang ditakdirkan mati pasti akan mati meski tanpa sebab, dan siapapun yang
dikehendaki tetap hidup pasti akan hidup.Dan sebab apapun yang datang menghampiri tidak
membahayakan yang bersangkutan sebelum ajalnya tiba karena Allah Ta’ala telah menetapkan
dan menakdirkannya hingga batas waktu yang telah ditentukan. Tidak ada satupun umat yang
melampaui batas waktu yang telah ditentukan.

Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu


akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui,
terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati),
terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi (karena mati),
terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke
tempat pemandian mayatnya (karena mati). Hal ini merupakan sebuah perkara yang mewajibkan
kita untuk menggunakan sebaiknya kesempatan umur, dengan taubat kepada Allah Azza wa
Jalla. Dan sudah sepantasnya manusia selalu merasa dirinya bertaubat, kembali, menghadap
kepada Allah, sehingga datang ajalnya dan dia dalam sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.”
(Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin, 8/474).

Berdasarkan hadits riwayat Ahmad, Rasulullah SAW bersabda, "Mati mendadak suatu
kesenangan bagi seorang mukmin dan penyesalan bagi orang durhaka." Hadist tentang kematian
bisa datang kapan saja tanpa diduga ini mengartikan seorang mukmin sudah mempunyai bekal
dan persiapan dalam menghadapi maut setiap saat, sedangkan orang durhaka tidak.

Berbekallah dan sungguh sebaik-baik bekal taqwa, semoga kita semua menjadi orang-orang
pilihan Allah SWT untuk menginjakan kaki di surga-NYA. Perbaiki diri dan perbanyak amalan-
amalan maka kelak kita akan selaLu dijalan Allah SWT. Sebaik-baik bekal untuk perjalanan ke
akhirat adalah takwa, yang berarti “menjadikan pelindung antara diri seorang hamba dengan
siksaan dan kemurkaan Allah yang dikhawatirkan akan menimpanya, yaitu (dengan) melakukan
ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-Nya.” (Ucapan Imam Ibnu Rajab dalam kitab
Jaami’ul ‘Uluumi Wal Hikam (hal. 196))
Maka balasan akhir yang baik hanyalah Allah peruntukkan bagi orang-orang yang bertakwa dan
membekali dirinya dengan ketaatan kepada-Nya, serta menjauhi perbuatan yang menyimpang
dari agama-Nya. Balasan akhir yang baik (yaitu Surga) bagi orang-orang yang bertakwa.Setelah
hari kiamat tiba, manusia yang meninggal dunia akan melalui tahapan kehidupan di alam akhirat.
Namun, sebelum memasuki kehidupan alam akhirat tersebut, manusia harus memasuki alam
kubur atau yang disebut juga dengan alam barzah.

Alam kubur ini pula yang disebut-sebut sebagai pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara
alam dunia dan alam akhirat. Mengingat secara bahasa, kata barzah mengandung arti
sekat.Selain itu menjadi tempat tinggal bagi mereka yang telah meninggal dunia lebih dahulu
hingga datangnya hari kiamat kelak. Bahkan manusia-manusia yang singgah di sana sudah ada
sejak zaman Nabi Adam AS.setiap makhluk bernyawa dari kehidupan dunia fana sejatinya
adalah bagian dari rukun iman. Beriman pada hari kiamat merupakan rukun iman kelima.

Kejadian ini kerap disebut kiamat sugra atau kiamat kecil. Dikutip dari buku Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Kemenag, kiamat Sugra merupakan peristiwa berakhirnya kehidupan
sebagian makhluk di dunia ini.setiap makhluk bernyawa dari kehidupan dunia fana sejatinya
adalah bagian dari rukun iman. Beriman pada hari kiamat merupakan rukun iman
kelima.Kejadian ini kerap disebut kiamat sugra atau kiamat kecil. Dikutip dari buku Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Kemenag, kiamat Sugra merupakan peristiwa berakhirnya
kehidupan sebagian makhluk di dunia ini.semua makhluk hidup yang bernyawa di dunia ini akan
mengalami kematian.

Pernahkah kita berpikir, kemanakah kita setelah meninggal dari alam dunia? Ternyata, Setelah
manusia meninggal dari alam dunia, manusia akan berada di alam barzah atau yang biasa dikenal
dengan alam kubur, sebelum nantinya ke alam Akhirat.Barzah sendiri artinya sekat, antara alam
dunia dan alam akhirat. manusia yang singgah disana sudah ada sejak Nabi Adam hingga detik
ini. Meski hanya menjadi tempat persinggahan, tetapi waktunya cukup Panjang bahkan
kabarnya, lebih lama dibandingkan di alam dunia.Anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama
Indonesia, KH Nurul Irfan, menjelaskan bagaimana kondisi manusia di alam Barzah.
Menurutnya, sebagai sekat antara dunia dan akhirat, manusia yang sudah berada di alam Barzah,
mereka dapat melihat alam dunia dan akhirat.MUIDia (alam barzah) sebagai sekat, mereka ahli
kubur atau ahli barzah bisa melihat dunia dan bisa melihat akhirat. Mereka berada di satu tempat
yang namanya Barzah bisa melihat dunia dan akhirat,’’ujarnya kepada MUI.OR.ID di Jakarta,
Senin (12/7).Selama di dunia, kata dia, manusia yang telah meninggal tidak dapat membawa
gelar, jabatan, bahkan harta yang selama hidupnya dikejar. Tetapi yang dapat dibawa sebagai
bekal yang dapat menyelamatkan kita hanyalah amalan ibadah dan perbuatan baik selama hidup
di dunia.
hukum di alam dunia dan alam kubur berbeda. Begitu pula di akhirat nanti, hukumnya juga
akan berbeda dengan hukum di alam kubur.Karena hukumnya berbeda, maka keseharian orang
yang sudah meninggal di alam kubur dan di alam lainnya pun juga tak sama."Apa yang kamu
ketahui tentang benda ini?" tanya dua malaikat. "Aku membaca Kitab Allah, maka aku beriman
kepadanya dan aku membenarkan," jawabnya.Dari arah langit, terdengarlah suara penyeru,
"Hamba-Ku benar. Maka hamparkan surga baginya dan bukakan bagina salah satu pintu surga. "
Hamba itu pun didatangkan dengan aroma roh yang harum semerbak. Kuburnya dilapangkan
baginya sejauh mata memandang. Dia didatangi seorang lelaki berwajah menawan. Pakaiannya
indah dan baunya harum. Orang itu berkata, "Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu"

Hamba itu bertanya, "Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang sambil membawa
kebaikan," "Aku adalah amalmu yang saleh." Hamba itu berkata, "Ya Rabbi, datangkanlah hari
kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku."Ibnu Qayyim menjelaskan, jika
orang mukmin diletakkan dalam kuburnya, sebuah pintu menuju surga akan dibukakan di dekat
kakinya. Dikatakan kepadanya, "Lihatlah balasan yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu
di dekat kepalanya dibukakan satu pintu menuju neraka. Dikata kan kepadanya, "Lihatlah siksa
yang dijauhkan Allah darimu." Setelah itu dikata kan kepadanya lagi, "Sekarang tidurlah dengan
tenang." Tidak ada sesuatu yang lebih dia sukai selain tibanya hari kiamat. Menurut Ibnu
Qayyim, Rasulullah SAW pernah bersabda, jika orang mukmin diletakkan di dalam liang
kuburnya, tanah berkata kepadanya. "Engkau benar-benar yang kucintai. Sebelum engkau berada
di atas punggungku maka bagaimana jika sekarang engkau berada di dalam perutku agar aku
dapat memperlihatkan apa yang akan ku perbuat terhadap dirimu? Kuburnya dilapangkan sejauh
mata memandang."

Allah SWT bahkan menjelaskan di dalam surah Ali Imran ayat 169 jika para mujahid yang mati
syahid hidup di sisi-Nya. "Janganlah kalian mengira bahwa orangorang yang gugur di jalan
Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki."Sebuah hadis
yang diriwayatkan Imam Muslim pernah mengisahkan perihal ayat ini. Rasulullah SAW
bersabda:

Arwah mereka (para syuhada) berada di dalam tembo lok burung hijau, baginya terdapat pelita-
pelita yang bergantungan di bawah arasy. Dia terbang di bagian surga dengan bebas menurut
kehendaknya, kemudian hinggap pada pelita-pelita tersebut. Maka Tuhan mereka menjenguk
keadaan mereka sekali kunjungan, lalu berfirman, "Apakah kalian menginginkan sesuatu?"
Mereka menjawab, "Apakah yang kami inginkan lagi, bukankah kami terbang dengan bebas di
dalam surga ini menurut kehendak kami?" Allah melakukan hal tersebut kepada mereka
sebanyak tiga kali.Se telah mereka merasakan bahwa diri mereka tidak dibiarkan oleh Allah
melainkan harus meminta, maka berkatalah mereka, "Wahai Tuhan kami, kami menginginkan
agar Engkau mengembalikan arwah kami ke jasad kami, hingga kami dapat terbunuh lagi demi
membela jalan-Mu sekali lagi." Setelah Allah melihat bahwa mereka tidak mempunyai keperluan
lagi, maka barulah mereka ditinggalkan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapat, siksaan dan kenikmatan ditimpakan ke pada jiwa
dan badan. Jiwa dapat merasa kan kenikmatan dan siksaan terpisah dari badan. Jiwa bisa
merasakan kenikmatan dan siksaan dalam hubungannya dengan badan dan badan berhubungan
dengannya. Kenikmatan dan siksaan ditimpakan kepada keduanya dalam keadaan seperti ini
bersama-sama. Sebagaimana jiwa yang bisa merasakannya sendirian.Menurut Ibnu Qayyim,
pendapat para ulama salaf mengatakan bahwa jika seorang yang sudah meninggal dan menjadi
mayat, dia akan berada da lam kenikmatan atau siksaan. Hal ini akan dialami roh dan badannya.
Roh tetap kekal setelah berpisah dari badan lalu mendapat kenikmatan atau siksaan. Ia terkadang
berhubungan dengan badan sementara badan bersama roh mendapatkan kenikmatan atau siksaan.
Pada hari kiamat kubra, semua roh dikembalikan ke badan dan mereka bangkit dari kubur untuk
menghadap Rabbul alamin.

Hanya, bagaimana kunci untuk menempati alam kubur yang nyaman dan bebas dari siksaan?
Al-Baihaqi mengungkapkan, amal shaleh akan mem buat nyaman tempat tinggal di alam kubur.
"Dan, barang siapa yang beramal saleh, maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan
(tempat yang menyenangkan)." (QS ar-Ruum [30]: 44). Merujuk pada pendapat mujahid, tempat
menyenangkan yang dimaksud ialah 'kediaman' yang nyaman selama di alam barzakh.Fakta ini
juga dipertegas dalam hadis riwayat Abu Hurairah. Disebutkan bahwa ketika mayat telah
diletakkan di kuburannya, ia mendengar ge sek an sandal handai tolan yang meninggalkannya
sendirian. Bila ia orang beriman maka amalan sha lat akan berada di atas kepalanya, puasa di
sebelah ka nannya, dan zakat ada di samping kirinya.Sebagai seorang Muslim dianjurkan untuk
percaya dan yakin bahwa perkara jodoh, rezeki dan maut merupakan ketentuan Allah Ta’ala.
Semuanya telah diatur oleh sang pencipta dengan sebaik mungkin. Terutama, mengenai kapan
seseorang mengalami kematian.

Masih berkaitan dengan kematian, Sahabat Muslimah pasti sudah pernah mendengar kata ‘Mati
Suri’? atau keadaan di mana seseorang pernah merasakan kematian dan mendapat kesempatan
untuk hidup kembali. Dalam Islam, perkara mati suri tidak terlalu dibahas secara detail.Namun,
Islam menafsirkan bahwa kematian ini bukanlah benar-benar mati, tapi hakikatnya hanyalah
perpindahan alam kehidupan sehingga dengan sangat mudah Allah mengambil rohnya atau
mengembalikannya.Dalam kitab suci Al Quran dijelaskan bahwa mati suri berarti salah satu
ujung tali roh terlepas tetapi dia masih hidup karena ujung lainnya masih terikat. Itulah yang
membuatnya bisa kembali hidup layaknya seseorang yang terbangun dari tidurnya.

Dibalik misteriusnya pengalaman seseorang yang pernah merasakan kematian, ternyata ada
beberapa pelajaran atau hikmah yang bisa kita dapatkan.Melansir laman NU Online, dikisahkan
pada zaman dahulu ada sekelompok orang dari kaum Bani Israil yang ingin sekali mengetahui
perihal kematian dan rasanya sakaratul maut. Karenanya, mereka memohon agar Allah
menghidupkan kembali satu mayat yang ada di komplek pemakaman mereka.Allah pun
mengabulkannya. Mayat di salah satu kuburan dihidupkan kemudian bercerita kepada mereka
tentang panasnya kematian yang belum juga hilang rasanya hingga hari itu. Padahal, kematian
yang dialaminya sudah berlangsung seratus tahun.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Hikmah Kematian Dan Alam Kubur?

2. Bagaimana tujuan dan manfaat Hikmah Kematian Dan Alam kubur?

3. Apa saja sumber-sumber Moral Hikmah Kematian Dan Alam kubur?

C. Manfaat

1. Untuk memahami Hikmah Kematian Dan Alam Kubur

2. Untuk mengetahui Hikmah Kematian Dan Alam Kubur

3. Untuk mengetahui sumber dari Hikmah Kematian Dan Alam Kubur

D. TUJUAN

1. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai pertimbangan bagi dosen pembimbing
dalam penilaian mata kuliah tentang Hikmah Kematian Dan Alam Kubur

2. Dan bahan pembelajaran bagi mahasiswa dan mahasiswi maupun semua instansi untuk

memperluas wawasan mengenai Hikmah Kematian Dan Alam Kubur

3. Menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua.

4. Mengatasi suatu masalah mengenai Hikmah Kematian Dan Alam Kubur

5. Mengambil suatu keputusan yang lebih efektif

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hikmah Kematian Dan Alam Kubur

Hikmat atau hikmah adalah suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang,
barang, kejadian atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi,
penilaian dan perbuatan sesuai pengertian tersebut.Hikmah bisa dipahami bukan hanya dari ilmu
yang kita pelajari dari buku-buku dan bukan pula peristiwa peristiwa yang kita alami dalam
kehidupan sehari hari. Hikmah adalah salah satu renungan dan kesungguhan memanfaatkan ilmu
suatu renungan dan kesungguhan memanfaatkan ilmu suatu ruangan dan kesungguhan
memanfaatkan ilmu ilmu dan peristiwa peristiwa yang kita dalami dalam kehidupan sehari hari.

Terdapat pula pendapat lain hikmah adalah suatu renungan dan kesungguhan yang
memanfaatkan ilmu-ilmu dan peristiwa-peristiwa. Serta melihat hubungan atau kaitan kaitan
yang ada di dalamnya serta membahas tentang sumber dan tujuannya.Oleh karena itu menjadi
tugas dan kewajiban kita untuk menumbuhkan rasa cinta kepada Al hikmah itu dalam kehidupan
anak didik pada tiap tingkatan pelajaran dan tingkat usia kehidupannya.Pada sisi lain, jika
berbicara mengenai hikmah, maka kita akan bisa melihat mengenai pemikiran mengenai
keadilan, kearifan, serta tentang kebaikan dalam ajaran agama, ajaran moral serta akal yang
justru bersumber dari Al Qur’an.Hikmah adalah suatu kata yang berasal dari kata “hakama” atau
kata yang menggunakan huruf ha, kaf serta mim. Yang oleh Ibnu Faris diartikan sebagai “al-
mani” yang menghalangi, seperti hakam yang menghalangi terjadinya penganiayaan, kendali
bagi hewan disebut dengan hakama yang berarti menghalangi hewan tersebut untuk mengarah
kepada yang tidak diinginkan atau liar.Menurut Muhammad Quraish Shihab, hikmah juga
diambil dari kata hakama yang pada awalnya berarti menghalangi. Dari awal mula kata yang
sama maka dibentuklah kata yang memiliki makna kendali yaitu sesuatu yang fungsinya
mengantarkan kepada yang baik serta menghindarkan yang buruk.Untuk mencapai maksud
tersebut maka diperlukan pengetahuan serta kemampuan untuk menerapkannya. Pada hakikatnya
hubungan manusia dengan manusia adalah hubungan kemitraan.

Dari sini dapat dimengerti mengapa ayat-ayat Al Qur’an menggambarkan hikmah yang
berhubungan dengan kehidupan akal, keadilan, keilmuan, pemikiran dan kebaikan sebagai
hubungan saling menyempurnakan yang tidak dapat terpenuhi kecuali atas dasar
kebijaksanaan.Di dalam kitab kitab tafsir, kata kata hikmah terkadang didefinisikan dengan
makna Al Qur’an, terkadang dengan makna As -Sunnah atau kenabian.Karena hal itulah
diriwayatkan dalam beberapa hadis tentang do’a rasulullah kepada Abdullah bin Anas yang
berbunyi, “Semoga Allah mengajarkan hikmah kepadanya dan paham dalam Agama“.

Maksudnya adalah paham terhadap Al Qur’an dan As Sunnah serta mengamalkan keduanya,
seperti yang ditegaskan oleh mayoritas Tabi’in dan dikuatkan oleh Syaikhul Islam, Ibnu
Taimiyah dengan ucapannya. Adapun hikmah dalam Al Qur’an, maka maksudnya adalah
mengenai kebenaran dan mengamalkannya.Pengertian Ilmu Hikmah
Pengertian ilmu hikmah Kewajiban untuk menuntut ilmu diperuntukkan bagi setiap Muslim.
Sebab, ilmu akan memudahkan segala urusan dalam kehidupan sehari hari. Baik ilmu akademis
maupun agama, keduanya sama penting.Bahkan Rasulullah mewajibkan umatnya untuk
menuntut ilmu. Namun hendaknya dalam menuntut ilmu juga dibarengi dengan ilmu hikmah.
Dengan memahami ilmu hikmah, seorang muslim akan menjadi pribadi yang
tawadhu.Hendaknya setiap Muslim mempelajari ilmu hikmah. Sebab banyak hal dalam hidup ini
menjadi berantakan dan salah kaprah karena manusia kehilangan hikmah.Hanya ada satu cara
untuk mempelajari ilmu hikmah yaitu melalui transfer ilmu. Transfer ilmu yang dimaksud adalah
mempelajari ilmu hikmah dari ahlinya dengan mengandalkan semua indera yang manusia punya.

Cara ini yang dilakukan para sahabat terhadap Rasulullah. Ketika Rasulullah SAW
menyampaikan ilmu kepada para sahabat, beliau sampaikan melalui lisan dalam bentuk sabda
atau praktik yang bisa dilihat langsung oleh para sahabat.Rasulullah SAW bersabda, terdapat tiga
perkara yang menyelamatkan (dari azab), tiga perkara yang merusakkan (membawa orang
kepada kerusakannya), tiga perkara meningkatkan derajat (beberapa tingkatan di akhirat), tiga
perkara menghapuskan dosa.

Ketiga alam barzakh atau alam kubur, yaitu alam di mana manusia sudah meninggal sebelum
dibangkitkan kembali setelah hari kiamat, dan di alam sana juga terdapat azab dan nikmat
kubur.Barzakh (bahasa Arab ‫ )برزخ‬adalah alam kubur yang membatasi antara dunia dan akhirat.
Barzakh menjadi tempat persinggahan sementara jasad makhluk sampai dibangkitkannya pada
hari kiamat. Penghuni barzakh berada di tepi dunia (masa lalu) dan akhirat (masa depan).
Menurut syariat Islam di alam Barzakh ini, sang mayat akan bertemu dengan para Malaikat
Munkar dan Nakir, sedangkan ada pendapat lain ada yang mengatakan jika yang mereka datangi
adalah orang mukmin yang diberi taufik, maka yang akan datang adalah para malaikat

yang bernama Mubassyar dan Basyir.

Pengertian Alam Basrzah. Alam barzah merupakan sebuah fase atau alam yang diidentik dengan
kehidupan setelah kematian dalam agama Islam. Secara umum alam barzah ini dikenal sebagai
alam diantara kehidupan dunia dan kehidupan di akhirat. Beberapa pendapat juga menyebut
bahwa alam kubur merupakan bentuk dari alam barzah.Jika kita tengok keterangan dalam buku
pelajaran Pendidikan Agama Islam karya Endang Suherman, dkk. (2006: 26), maka alam barzah
memanglah sebuah tempat atau alam penantian yang menjadi batas antara alam dunia dan alam
akhirat. Pada alam ini pulalah seorang manusia yang telah meninggal dunia akan menunggu
datangnya hari kebangkitan.

Alam Barzah Sebagai Alam Pembeda Kehidupan Dunia dan Akhirat.Pernyataan tentang bukti
alam barzah sebagai tempat menunggu hari kebangkitan bagi seseorang yang telah meninggal
dunia itu sendiri pada dasarnya dapat kita temukan dalam isi surat Ar Rum ayat 55-65. Berikut
terjemahan dari ayat tersebut:

Dan pada hari (ketika) terjadinya kiamat, orang-orang yang berdosa bersumpah bahwa mereka
berdiam (dalam kubur) hanya sesaat (saja). Begitulah dahulu mereka dipalingkan (dari
kebenaran). Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata (kepada orang-orang kafif),
“Sungguh, kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari
kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi (dahulu) kamu tidak meyakini(nya).” (QS.
Ar Rum: 55-56)Mengutip keterangan dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karya
Muhammad Ahsan dan Sumiyati (2018: 10), alam barzah disebut juga sebagai yaumul barzah
atau pintu gerbang menuju kehidupan akhirat. Pada alam inilah seseorang yang meninggal dunia
akan bertemu dengan malaikat Munkar dan Nakir untuk ditanyai segala amal perbuatannya
selama menjalani kehidupan di dunia.

Kemudian ketika hari kebangkitan tiba, maka semua makhluk yang ada di alam barzah akan
kembali dibangkitkan oleh Allah menuju alam selanjutnya yakni Yaumul Ba’as (alam
kebangkitan). Sebelum masuk ke kehidupan akhirat (surga atau neraka), maka setiap manusia
akan memasuki beberapa alam lain lebih dahulu, yakni Yaumul Mahsyar (hari dikumpulkannya
manusia di padang Mahsyar setelah kebangkitannya), Yaumul Hisab (hari perhitungan amal),
barulah setelahnya ditetapkan kehidupan akhirat berupa surga dan neraka.

Umat Islam wajib meyakini bahwa dunia bukanlah satu-satunya alam yang menjadi tempat
tinggal bagi manusia. Sebab masih terdapat alam-alam lain yang akan disinggahi pula oleh
manusia.Menurut Kiai Ali, ketiga jenis alam ini memiliki aturannya tersendiri yang bahkan
berseberangan. Pertama, alam dunia. Alam dunia adalah refleksi dari jasad sedangkan ruh
sebagai bagiannya. Namun sebaliknya, di alam kedua, alam barzah, adalah refleksi dari ruh
sedangkan jasad sebagai bagiannya.Barzah secara bahasa berarti pembatas antara dua hal, dan
hal ini maksudnya pembatas antara alam dunia dengan alam akhirat. Dengan demikian ketika
seseorang meninggal, maka dia tidak akan kembali ke alam dunia.

Dan ketika ruh akan dibangkitkan dari alam barzah(alam kubur) ke alam akhirat, ruh itu
dikembalikan ke jasad yang baru yang diciptakan untuk alam akhirat.Sedangkan ketiga, alam
akhirat atau darul qarar adalah alam setelah kebangkitan manusia dari kuburnya untuk
mendapatkan balasan. Di mana jasad dan ruh digabungkan kembali. Di alam inilah keabadian
menyertai, yakni surga dan neraka. Sementara keterkaitan antara ketiga dimensi alam tersebut
adalah sebagai alam yang akan disinggahi setiap umat manusia. Baik Muslim atau pun non-
Muslim.
B. TUJUAN DAN MANFAAT HIKMAH KEMATIAN DAN ALAM KUBUR

Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Ada dua cara orang meninggal dunia yaitu khusnul
khotimah dan su’ul khotimah. Barzah secara bahasa berarti penghalang atau pemisah antara dua
hal. Secara istilah barzah adalah jarak pemisah antara akhir kehidupan duniawi (kematian) dan
memulai kehidupan ukhrawi (akhirat) .Penghuni alam kubur akan mendapat kenikmatan dan
juga siksa kubur sesuai dengan amal perbuatannya di dunia. Di antara perbuatan manusia yang
menyebabkannya mendapat siksa kubur adalah tidak bersuci setelah buang air kecil, mengadu
domba dengan kebohongan, berbuat ghulul (mengambil harta yang bukan haknya), membaca al-
Qur’an tetapi tidak mengamalkan isinya, berbuat zina, memakan harta hasil riba, suka berhutang
tetapi tidak menyelesaikan kewajibannya. 6. Empat amalan yang dapat menerangi alam kubur
kita dan terhindar dari siksakubur yaitu menjaga shalat lima waktu, memperbanyak sedekah,
banyak membaca al-Qur’an, dan memperbanyak bertasbih. Hikmah mengenal alam barzah
adalah kubur tempat yang sempit perluaslah dengan silaturrahim, kubur tempat yang gelap,
terangilah dengan shalat tahajud, kubur tempat yang sepi, ramaikanlah dengan membaca ayat-
ayat al-Qur’an, kubur tempat binatang menjijikkan, racunilah dengan amal shaleh, kubur tempat
malaikat Munkar dan Nakir bertanya, persiapkanlah jawaban dengan dengan mengucap, ‘La
ilaha illallah.”, dunia masa menanam, akhirat masa memanen, kehidupan dunia sementara,
kehidupan sebenarnya di akhirat kelak.Apabila kita masih diberi anugerah oleh Allah Swt berupa
umur hingga detik ini, kesehatan dan kesempatan untuk berbuat kebaikan. Maka kita harus dapat
merenungkan dan mencoba mempersiapkan apa yang dapat menyelamatkan dari siksa kubur,
serta menghindari perbuatan yang mendatangkan azab kubur.

C. SUMBER-SUMBER MORAL HIKMAH KEMATIAN DAN ALAM KUBUR

Kematian menyimpan begitu banyak misteri, termasuk misteri alam kubur yang akan dilalui oleh
setiap orang yang meninggal dunia. Sayangnya, orang yang telah masuk ke alam tersebut tak
dapat kembali lagi ke dunia untuk kemudian menceritakan misteri alam kubur. Namun, dengan
segala kuasa dan kehendak-Nya, Allah Swt. memilih orang-orang tertentu untuk merasakan
pengalaman di alam kubur melalui mati suri.Ada orang yang merasakan indahnya kehidupan
setelah kematian. Ada pula yang justru dihajar habis-habisan oleh malaikat lantaran perbuatan
buruk mereka selama di dunia. Semua dikisahkan secara mendetail agar Anda bisa memetik
hikmah dan pelajaran dari pengalaman mereka.

Apabila seorang mukmin dimakamkan, maka kubur akan berkata, "Selamat datang. Di antara
manusia yang ada di muka bumi, engkaulah yang paling aku sukai. sekarang engkau telah
datang. Lihatlah, saya akan melayanimu dengan sebaik-baiknya." Kemudian kubur meluas
sejauh mata memandang. Dan untuknya akan dibukakan pintu surga.Sebaliknya, apabila seorang
jahat dimakamkan, kubur berkata, "Tidak ada ucapan selamat tinggal untukmmu. Sungguh
nasibmu ini. Di antara manusia yang hidup di muka bumi, engkaulah yang paling kubenci.
Sekarang lihatlah perlakuanku terhadapmu.Kemudian kubur itu menghimpitnya sehingga tulang
rusuknya hancur saling tikam menikam. Kemudian datang tujuh puluh ekor ular yang akan
menyiksanya sampai hari kiamat. Ular-ular itu sangat berbisa sehingga kalau seekor saja
menyemburkan bisanya di permukaan bumi, maka sehelai rambut pun tidak akan tumbuh. Ular
itu akan mematuknya sampai hari kiamat.Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Kubur merupakan salah satu taman dari taman surga atau satu lembah dari lembah-lembah
neraka.

Menjadikan kita lebih mengingat kematian yang datangnya sudah pasti. Menjadikan kita tidak
terlena oleh persoalan dunia dan banyak-banyak mempersiapkan bekal di akhirat. Semakin
mendekatkan kita kepada Allah SWT dengan meyakini ketentuannya mengenai alam barzah.

BAB lll

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Alam barzakh biasa juga disebut dengan alam kubur. Secara harfiah berarti perbatasan. Alam
barzakh selalu dikaitkan dengan fase kehidupan setelah meninggal dunia hingga hari kiamat.
Memang, setiap orang pasti akan mengalami fase ini, baik mereka yang meninggal dunia akibat
dimakan binatang buas atau terbakar

1. Perbaiki diri dan perbanyak amalan-amalan maka kelak kita akan selaLu dijalan Allah SWT.
Sebaik-baik bekal untuk perjalanan ke akhirat adalah takwa, yang berarti “menjadikan pelindung
antara diri seorang hamba dengan siksaan dan kemurkaan Allah yang dikhawatirkan akan
menimpanya, yaitu (dengan) melakukan ketaatan dan menjauhi perbuatan maksiat kepada-Nya.”

2. Alam Barzah Sebagai Alam Pembeda Kehidupan Dunia dan Akhirat .Umat Islam wajib
meyakini bahwa dunia bukanlah satu-satunya alam yang menjadi tempat tinggal bagi manusia.
Sebab masih terdapat alam-alam lain yang akan disinggahi pula oleh manusia.Menurut Kiai Ali,
ketiga jenis alam ini memiliki aturannya tersendiri yang bahkan berseberangan. Pertama, alam
dunia, alam kubur dan alam Akhirat.

3. Menjadikan kita tidak terlena oleh persoalan dunia dan banyak-banyak mempersiapkan bekal
di akhirat.Semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT dengan meyakini ketentuannya
mengenai alam barzah.Menjadikan kita lebih mengingat kematian yang datangnya sudah pasti.

DAFTAR ISI

(QS. Ali Imran : 185)


(Lihat Majmu’ fatawa wa Rasa-il Ibnu Utsaimin, 8/474)

Ucapan Imam Ibnu Rajab dalam kitab Jaami’ul ‘Uluumi Wal Hikam (hal. 196))

Ali Imran ayat 169 jika para mujahid yang mati syahid hidup di sisi-Nya.

(Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapa)

(Menurut Ibnu Qayyim)

(QS ar-Ruum [30]: 44)

(QS. Ar Rum: 55-56)Mengutip keterangan dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
karya Muhammad Ahsan dan Sumiyati (2018: 10)

Anda mungkin juga menyukai