Anda di halaman 1dari 13

FATHUL MUJIB

Penyelenggaraan Jenazah

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Ini pernyataan al-Qur’an


bahwa hidup manusia di dunia ini hanyalah sementara dan tidak abadi. Ayat al-
Qur’an menyatakan ini pada surat al-Ankabut (29): 57:

        

Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kemudian hanyalah


kepada Kami kamu dikembalikan.”

Kematian adalah sesuatu yang pasti akan datang. Meskipun seorang


berupaya untuk lari darinya, namun niscaya kematian akan datang
menghampirinya. Sebagaimana Allah berfirman:

           
       

Artinya : “Katakanlah: ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya,


Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu
Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan".

Rasulullah juga sangat menganjurkan kita untuk memperbanyak


mengingat kematin:

‫ﺕ ﻳَ ْﻌﻨِﻰ ْﺍﻟ َﻤﻮْ ﺕ‬


ِ ‫ﺃَ ْﻛﺜِﺮُﻭﺍ ِﺫ ْﻛ َﺮ ﻫَﺎ ِﺫ ِﻡ ﺍﻟﻠَّ َّﺬﺍ‬

“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian”

Banyak mengingat kematian menumbuhkan rasa hati-hati terhadap


kehidupan dunia dan membuat manusia memperhatikan kehidupan akhiratnya
yang abadi. Apabila manusia berada dalam kesulitan dan kesempitan sebagai ujian
dalam hidupnya, maka dengan mengingat kematian hal tersebut tidak akan
membuatnya risau, karena hal yang terjadi di dunia hanyalah sementara dan

KKN UIN SUSKA 2022 | 1


FATHUL MUJIB
kesulitan yang dirasakan ketika di dunia tidak sesulit kematian yang pasti
dirasakan. Begitupun ketika berada dalam kesenangan, apabila manusia banyak
mengingat kematian, hal tersebut tidak akan membuatnya lupa diri dan terpedaya.1

Perawatan jenazah meliputi empat perkara yakni dimulai dari


memandikan, mengkafani, menshalatkan, hingga yang terakhir adalah
menguburkan jenazah. Dalam Islam sendiri merawat jenazah hukumnya adalah
fardlu kifayah, artinya kewajiban yang jika dikerjakan oleh sebagian umat Islam
lainnya, maka gugurlah kewajiban umat Islam lainnya dalam suatu tempat.2 Pada
bagian ini penulis tidak memulai bahasan dari memandikan jenazah, tetapi
dimulai sejak calon mayit menghadapi sakaratul maut.

A. Menghadapi Sakaratul Maut


Sebelum merasakan kematian, setiap manusia akan mengalami yang
namanya sakratul maut. Suatu keadaan dimana ruh perlahan berpisah dari
jasad atau bisa kita sebut dengan proses kematian. Hal-hal yang dirasakan
selama proses tersebut tidak hanya dirasakan atau terdeteksi oleh jiwa saja,
melainkan oleh jasad atau kondisi biologis manusia itu sendiri. Berikut ayat
tentang dahsyatnya sakaratul maut yang disampaikan Allah swt dalam Al-
Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 26-30:
          
        
 
Artinya: “Sekali-kali jangan. apabila nafas (seseorang) telah (mendesak)
sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang dapat
menyembuhkan?", dan Dia yakin bahwa Sesungguhnya Itulah waktu
perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dan betis (kanan), kepada
Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.
1
Abu Khalid Abdurrahman, Membaca Tanda-tanda Kematian, (Kartasura: PQS Publishing,
2015), h. 11-12.
2
Abdul Karim, Petunjuk Perawatan Jenazah dan Shalat Jenazah, cet. IV (Jakarta:
Azmah, 2006), hlm. 16-18.

KKN UIN SUSKA 2022 | 2


FATHUL MUJIB
Beratnya kematian juga tergambar dari perbincangan singkat antara
Sayidina ‘Umar ibn Al-Khathab dengan Ka‘b. Pria yang tengah menjabat
sebagai khalifah kedua itu bertanya, “Wahai Ka‘b, sampaikanlah kepadaku
tentang maut.” Ia menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, maut itu bagaikan
sebuah pohon yang banyak durinya dimasukkan ke dalam perut ibnu Adam.
Setiap duri memegang satu urat darinya. Kemudian ditarik sekaligus oleh
seorang laki-laki yang sangat kuat. Maka terputuslah semua urat yang
menyangkut pada duri. Tertinggallah urat-urat yang tersisa.”3

Apabila seseorang sedang menghadapi sakaratl maut, hendaknya orang


yang berada disekitarnya dapat melakukan hal berikut ini:
1. Kalau memungkinkan, luruskan kedua kakinya membujur ke arah kiblat
dan kepala diangkat sedikit supaya mukanya menghadap kiblat.
2. Dijaga kesucian dan kebersihan pakaian dan tempatnya.
3. Agar keluarga selalu berdekatan dengannya.
4. Dengan hati-hati memberikan nasihat supaya bertobat dan berbaik sangka
kepada Allah serta mengharapkan ampunan dan rahmat-Nya.
ِ ‫اَل يَ ُموت ََّن َأ َح ُد ُك ْم ِإاَّل َوه َُو يُحْ ِسنُ الظَّ َّن بِاهَّلل‬ 
“Janganlah seorang diantara kalian meninggal kecuali dia telah berbaik
sangka kepada Allah.”

5. Dianjurkan agar berwasiat apabila meninggalkan harta benda di hadapan


dua orang saksi adil.
6. Diingatkan dengan santun agar mengucapkan Laa ilaaha illallaah; kalau
sudah mengucapkan, biarkan. Kalau lupa atau berhenti diingatkan lagi
dengan pelan dan hati-hati. Kalau sudah lupa-lupa, agar dituntun terus
dengan suara yang jelas dan pelan-pelan.
Hal ini sebagaimana pada sabda Rasulullah saw.
‫لَقِّنُوا َموْ تَا ُك ْم الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا‬

3
: https://islam.nu.or.id/jenazah/gambaran-beratnya-sakaratul-maut-PjdCo diakses pada 06
Januari 2022 Pukul 22.00
KKN UIN SUSKA 2022 | 3
FATHUL MUJIB
Artinya: Lakukanlah talqin untuk orang yag mau meninggal di tengah
kalian, agar mengucapkan “laa ilaaha illallaah.”
7. Berilah pengertian kepada keluarganya agar bisa memahami dengan ikhlas
bahwa kematian adalah kehendak dan pilihan Allah, dan pilihan Allah
adalah yang terbaik untuk semuanya.4
8. Hendaklah mendoakannya dann tidak mengucapkan di hadapannya kecuali
kata-kata yang baik.5
Sebagaimana Rasulullah bersabda:
“Apabila kalian mendatangi orang yang sedang sakit atau orang yang
sedang menghadapi sakaratul maut, hendaklah kalian mengucapkan
perkataan yang baik-baik karena para malaikat meng-aamiin-kan apa yang
kalian ucapkan.” (HR. Muslim dan Baihaqi).

B. Menghadapi Orang yang Baru Saja Meninggal


Begitu mengetahui bahwa seseorang telah meninggal, lakukanlah hal-hal
sebagai berikut:
1. Pejamkan matanya
2. Katupkan mulutnya, kalau perlu dibantu dengan tali dari kain,
diikatkan melingkar dari dagu, pipi, pelipis dan ubun-ubun
3. Lemaskan tangan dan kakinya
4. Letakkan kedua tangannya dengan sedekap di atas dadanya dan diikat
kedua telapak tangannya
5. Luruskan kedua kakinya, dengan diikat pergelangan kaki dan kedua
ibu jarinya
6. Dibujurkan tubuhnya menghadap kiblatp
7. Tutup seluruh tubuhnya, dari kepala, wajah sampai ujung kakinya
8. Ucapkan kalimat tarji’ yaitu:

4
Mochammad Nur Qomarudin, Tuntunan Perawatan Jenazah Muslim, Surabaya: Masjidillah
Press, h. 1
5
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Tata Cara Mengurus Jenazah:Praktis dan Lengkap
Sesuai Sunnah Nabi Muhammad, Terj. Ahmad Dzulfikar, Jakarta: Qisthi Press, 2015, h .14
KKN UIN SUSKA 2022 | 4
FATHUL MUJIB

Artinya: Sesungguhnya kita sekalian adalah milik Allah dan akan


kembali kepadanya. Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku
dan gantilah musibah ini dengan yang lebih baik bagiku. [al-Baqarah
156, Shahih Muslim, Musnad Ahmad]
9. Kemudian membaca do’a

Artinya: Ya Allah! Berilah ampunan kepada .... (sebut namanya). Dan


angkatlah derajatnya dalam golongan orang yang mendapat petunjuk,
dan gantilah ia bagi keluarga yang ditinggalkannya. Ampunilah kami
dan ampunilah dia, wahai Tuhan semesta alam, lapangkanlah ia dalam
kuburnya. [Shahih Bukhari, Sunan Abu Dawud]
10. Menyebarluaskan berita kematiannya
‫ى فِى ْاليَوْ ِم‬ ِ ‫ع َْن َأبِى هُ َر ْي َرةَ رضى هللا عنه َأ َّن َرسُو َل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم نَ َعى النَّ َج‬
َّ ‫اش‬
‫ف بِ ِه ْم َو َكبَّ َر َأرْ بَعًا‬ َ ‫ خَ َر َج ِإلَى ْال ُم‬، ‫الَّ ِذى َماتَ فِي ِه‬
َ َ‫ ف‬، ‫صلَّى‬
َّ ‫ص‬

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumumkan berita
kematian An Najasyi pada hari kematiannya. Lalu beliau keluar
menuju tempat shalat dan membentuk shaf para jama’ah, lantas
melaksanakan shalat jenazah dengan empat kali takbir.” (HR. Bukhari
no. 1245).

11. Mempersiapkan keperluan perawatan jenazah


12. Keluarga (ahli waris) segera menyelesaikan hak utang-piutangnya.6

C. Memandikan Jenazah

6
Op.Cit. Mochammad Nur Qomarudin, h. 1-2
KKN UIN SUSKA 2022 | 5
FATHUL MUJIB
Yang dimaksud memandikan ialah membersihkan dan mensucikan
dari kotoran dan najis yang melekat ditubuh jenazah selama masa hidupnya,
agar jenazah pergi menghadap tuhanNya dalam keadaan bersih dan suci.
Hukumnya adalah Fardlu kifayah.7 Adapun syarat jenazah yang wajid
dimandikan adalah:
1. Jenazah merupakan beragama Islam
2. Jenazah bayi yang memiliki tanda-tanda kehidupan
3. Terdapat bagian tubuh jenazah yang dapat dimandikan walaupun sedikit.
4. Bukan jenazah yang mati syahid di medan perang untuk menegakkan
kalimat Allah. Wafat sedang ihram haji maupun umrah juga termasuk mati
syahid, tetapi jenazahnya tetap harus dimandikan dan dikafani tanpa diberi
wewangian pada kafannya.8

Selanjutnya yang berhak memandikan jenazah adalah seorang muslim.


Orang yang memandikan jenazah hendaknya terpercayam amanah dan
mengetahui hukum-hukum memandikan jenazah. 9 Para fukaha sepakat yang
paling utama untuk memandikan jenazah adalah orang yang berjenis kelamin
sama. Bahkan jika dalam situasi ada jenazah laki-laki dan disekitarnya hanya
ada laki-lakimkafir dan wanita yang bukan mahrom dari jenazah, maka
jumhur ulama lebih memilih laki-laki kafir daripada wanita muslim yang
bukan mahrom dari jenazah.10

Sebelum memandikan jenazah ada beberapa hal yang harus


dipersiapkan, yaitu:

1. Persiapan orang yang memandikan jenazah


Memakai penutup hidung, sarung tangan, pelindung tubuh, hal ini
dimaksudkan agar bau, sisa air bidara, sisa air kapur barus dan kotoran

7
Said Abdullah Alhamdani, Risalah Djanaiz, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1960), hlm. 47.
8
Athoillah dan Euis Khoeiriyah, Bimbingan Orang Sakit dan Pengurusan Jenazah. 2018,
Bandung: Yrama Widya, h. 30-31
9
Abdullah, Tata Cara Mengurus Jenazah, Terj. Abdullah haidar,
10
Op. Cit. Athoillh dan Euis Khoeriyah, h. 33
KKN UIN SUSKA 2022 | 6
FATHUL MUJIB
yang dikeluarkan dari tubuh jenazah tidak mengenai orang yang
memandikan.11
2. Mempersiapkan air perasan daun bidara dalam ember
Setiap empat liter air di dalam ember dicampur dengan satu gelas
ukuran besar air perasan daun bidara, jika daun bidara sulit ditemukan
maka dapat diganti dengan air perasan daun kelor.12
3. Menyediakan air dan kapur barus
Dalam penyediaan air kapur barus sama dengan cara
mempersiapkan air perasan daun bidara, yakni setiap empat liter air
dicampur dengan dua batang kapur barus, begitu seterusnya.13

Setelah semuanya dipersiapkan maka selanjutntya dilakukan proses


memandikan jenazah dengan cara berikut:
1. Bersihkan kotoran yang ada dalam perut jenazah.
2. Mewudhlukan jenazah.
3. Menyiramkan air perasan daun bidara dimulai dari membasuh wajahnya
kemudian anggota tubuh yang kanan dari pundak sampai ujung kaki,
kemudian disiram air dan dilanjutkan tubuh bagian kiri.
4. Menyiram air kapur barus, cara melakukannya sama dengan cara
menyiramkan air perasan daun bidara.
5. Kemudian tubuh jenazah dikeringkan dengan handuk mulai dari wajah
hingga kaki, lalu handuk tersebut diletakkan di atas handuk penutup aurat
jenazah dengan tujuan untuk mengganti dengan yang kering.14

D. Mengafani Jenazah

11
Abdur Rahman Bin Abdullah Al-Ghaits, Bimbingan Praktis Penyelenggaraan Jenazah,(Solo
: At-Tibyan, 2015), hlm. 64.
12
Abdur Rahman Bin Abdullah Al-Ghaits, Bimbingan Praktis Penyelenggaraan Jenazah,
(Solo : At-Tibyan, 2015), hlm. 66
13
Usamah Bin Gharam al-Ghamidy, Tuntunan Lengkap Perawatan Jenazah, (Yogyakarta:
Samodra Ilmu, 2007), hlm. 111-113.
14
Abdur Rahman Bin Abdullah Al-Ghaits, Bimbingan Praktis Penyelenggaraan Jenazah, hlm.
66-68.
KKN UIN SUSKA 2022 | 7
FATHUL MUJIB
Mengkafankan jenazah adalah menutup badan dan auratnya sebagai
penghormatan bagi manusia. Hukumnya Fardlu kifayah dan boleh dikerjakan
dengan pakaian manapun juga yang biasa dipakai oleh kaum muslimin, dan
warna apapun juga. Begitu juga ketika dalam keadaan terpaksa dan tidak ada
kain untuk mengkafankan jenazah selain bahan pakaian, seperti goni, tikar,
kertas, daun kaju. Karena yang dimaksud ialah menutup tubuh dan aurat
jenazah. Hanya sunnah yang dilakukan Rasulullah dan para sahabat serta
kaum muslimin sampai saat ini ialah menggunakan kain putih mulus tidak
berwarna dan bermotif. Perintah memakai kain kafan berwarna putih itu
adalah sunnah bukan wajib.15
Perlengkapan yang perlu disiapkan dapam proses mengafani jenazah
adalah sebagai berikut:
1. Tiga lembar kain kafan untuk laki-laki
2. Lima lembar kain kafan untuk perempuan,
3. Gunting
4. Kapas
5. Kapur barus yang dihaluskan atau bubuk cendana
6. Tikar

Dalam proses mengkafani jenazah ada beberapa hal yang perlu


dipersiapkan, yaitu mengukur tubuh jenazah. Jika lebarnya 30 cm maka lebar
kain yang dipergunakan adalah 90 cm. Rasionya adalah satu banding tiga.
Setelah itu ukurlah panjang mayat. Jika mayat panjangnya 150 cm maka
panjang kain kafan yang diperlukan kira-kira ditambah 50 cm. Jadi, panjang
kain kafannya 200 cm. Jadi, tambahan panjangnya kira-kira sepertiga daripada
tinggi mayat. Tambahan panjang kain daripada panjang mayat adalah agar
nanti bagian bawah kaki dan atas kepala dapat diikat dengan mudah. 16 Setelah

15
Said Abdullah Alhamdani, Risalah Djanaiz, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1960), hlm. 61-62.
16
Abdul Karim, Petunjuk Perawatan Jenazah dan Shalat Jenazah, cet. IV (Jakarta:
Azmah, 2006), hlm. 76-77

KKN UIN SUSKA 2022 | 8


FATHUL MUJIB
diukur kemudian membuat baju kurung, dan popok, digunting sesuai dengan
kebutuhan.
Setelah semua sudah dipersiapkan, maka tahapanmelakukan mengafani
jenazah adalah sebagai berikut:

1. Bentangkan tikar untuk meletakkan susunan kain kafan

2. Diawali dari yang paling bawah yakni tali sebanyak lima tali diletakkan
di bagian atas kepala satu leher satu tangan satu lutut satu dan bawah kaki
satu

3. Kemudian untuk jenazah perempuan diatasnya kain kafan sesuai dengan


ukuran tubuh jenazah, kemudian diatasnya lagi ada mukenah lebih utama
yang biasanya digunakan untuk sholat, kemudian di atasnya lagi ada baju
kurung, dan diatasnya lagi ada kain sarung berbentuk seperti rok,
kemudian diatasnya ada jilbab dan diletakkan kapas pada kain kafan
serta gerusan kapur barus.

4. Untuk laki-laki hanya tali, kain, baju kurung, dan sarung.

5. Setiap lapisan kain kafan diberi wewangian

6. Jenazah yang sudah berada ditempat pengkafanan dan tubuhnya sudah


kering maka kain handuk atau kain ihram di buka secara perlahan-lahan
namun tetap menutupi aurat jenazah

7. Lipatkan kedua tangan jenazah di atas perut dan juga kakinya

8. Setelah itu dimulai dengan menutup semua lobang rongga tubuh dengan
kapas

9. Kemudian dipakaikan kain kafan dari setiap helaian perempuan dimulai


dari jilbab kemudian baju kurung dan dilipat serapi mungkin, kemudian
kain sarungnya ditalikan sekencang mungkin tetapi jangan sampai
melukai bagian tubuh jenazah dan dirapikan, kemudian mukenah dilipat
serapi-rapinya

10. Kemudian kain kafan yang digunakan untuk membungkus dari bagian

KKN UIN SUSKA 2022 | 9


FATHUL MUJIB
kepala sampai kaki dengan cara satukan kedua bagian kemudian
gulungkan secara bersamaan sampai dengan tubuh jenazah dan talikan
dengan tepat dan serapi mungkin

11. Apabila jenazah laki-laki tahap-tahap yang dilakukan sama yang


membedakan hanya lapisannya saja.17

E. Menyholatkan Jenazah
Shalat jenazah ialah shalat yang khusus yang ditujukan untuk jenazah
orang Islam yang telah meninggal dunia, baik laki-laki, maupun perempuan.
Shalat ini dilakukan empat kali takbir tanpa rukuk dan sujud. Para imam
mujtahidin telah sepakat mengatakan bahwa, hukum melaksanakan shalat
jenazah ini adalah Fardlu kifayah.18 Dikecualikan dalam hal ini dua golongan,
maka tidak wajib dishalatkan, yakni, pertama, anak-anak yang belum baligh,
karena Nabi Muhammad tidak menshalatkan putranya, yaitu Ibrahim. Kedua,
Orang yang mati syahid dan ada juga yang diharamkan untuk dimandikan
yakni orang yang mati dalam keadaan kafir.19
Tata cara untuk menyolatkan jenazah adalah:

1. Posisi jenazah dan imam dalam melaksanakan sholat jenazah:


a. Letakkan kepala jenazah berada disebelah kanan imam sholat jenazah
dengan menghadap ke kiblat.
b. Jika jenazah laki-laki maka imam berdiri sejajar dengan kepala
jenazah itu
c. Jika jenazah perempuan maka imam berada sejajar dengan bagian
tubuh tengahnya.
d. Jika jenazah lebih dari satu dan berlainan jenis kelamin, seperti ada
jenazah laki-laki, perempuan, anak laki-laki, anak perempuan, maka
17
Abdur Rahman Bin Abdullah Al-Ghaits, Bimbingan Praktis Penyelenggaraan Jenazah, (Solo :
At-Tibyan, 2015), hlm. 93-96.
18
Akmal Haji Md Zaid, Bimbingan Pengurusan Mayat, (Kuala Lumpur: Al-Hidayah, 2000),
hlm. 48-49.
19
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Ahkamul Janaiz : Tuntunan Pengurusan Jenazah dan
Ziarah Kubur, (Tegal: Ash-Shaf, 2014), hlm. 160-161.
KKN UIN SUSKA 2022 | 10
FATHUL MUJIB
posisi jenazahnya adalah baris pertama dari imam adalah jenazah
laki- laki, kemudian jenazah anak laki-laki sejajar dengan jenazah
laki-laki, kemudian bagian tengah jenazah perempuan sejajar dengan
kepala jenazah laki-laki, dan barisan terakhir adalah jenazah anak
perempuan sejajar dengan jenazah perempuan.20
2. Berniat untuk menyolatkan jenazah
a. Jenazah laki-laki

‫ض ِكفَايَ ِة اِ َما ًما| َمْأ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعالَى‬ ٍ ‫ت اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا‬
َ ْ‫ت فَر‬ ْ ‫صلِّى َعلَى هَ َذ‬
ِ ِّ‫اال َمي‬ َ ُ‫ا‬

b. Jenazah Perempuan

‫ض ِكفَايَ ِة اِ َما ًما| َمْأ ُموْ ًما ِهللِ تَ َعا َل‬ ٍ ‫صلِّى َعلَى هَ ِذ ِه ْال َميِّتَ ِة اَرْ بَ َع تَ ْكبِ َرا‬
َ ْ‫ت فَر‬ َ ُ‫ا‬

3. Takbir pertama (‫ ) هللا أكبر‬lalu membaca Al-Fatihah


         
        
       
       

4. Takbir kedua (‫ ) هللا أكبر‬lalu membaca shalawat
‫صلَّيْتَ ع َٰلى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َوع َٰلى آ ِل َسيِّ ِدنَا‬
َ ‫ َك َما‬،‫ص ِّل ع َٰلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوع َٰلى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬
َ ‫اللّ ٰـهُ َّم‬
ِ ‫ار ْك ع َٰلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َوع َٰلى آ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ ع َٰلى َسيِّ ِدنَا ِإب َْرا ِه ْي َم َوع َٰلى‬
‫آل‬ ِ َ‫ َوب‬،‫ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬
َ َّ‫ فِي ْال َعالَ ِم ْينَ ِإن‬،‫ َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬.
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

5. Takbir ketiga (‫ ) هللا أكبر‬lalu membaca doa

ُ‫ َو َو ِّس ْع َمدْخَ لَه‬،)‫ َوَأ ْك ِر ْم نُ ُزلَهُ (هَا‬،)‫اَ ٰللّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ (لَهَا) َوارْ َح ْمهُ (هَا) َوعَافِ ِه (هَا) َواعْفُ َع ْنهُ (هَا‬
ُ‫وال َخطَايَا َك َما يُنَقَّى الثَّوْ بُ اَأْل ْبيَض‬ْ ‫ب‬ ِ ‫ َونَقِّ ِه (هَا) ِمنَ ال ُّذنُو‬،‫ج َو ْالبَ َر ِد‬
ِ ‫ َوا ْغ ِس ْلهُ (هَا) بِ ْال َما ِء َوالثَّ ْل‬،)‫(هَا‬

20
Abdur Rahman Bin Abdullah Al-Ghaits, Bimbingan Praktis Penyelenggaraan Jenazah, hlm.
102.

KKN UIN SUSKA 2022 | 11


FATHUL MUJIB

ِ ‫ َوَأ ْب ِد ْلهُ (هَا) دَارًا خَ ْيرًا ِم ْن د‬،‫َس‬


‫ َو َزوْ جًا خَ ْيرًا ِم ْن‬،)‫ َواَ ْهاًل خَ ْيرًا ِم ْن اَ ْهلِ ِه (هَا‬،)‫َار ِه (هَا‬ ِ ‫ِمنَ ال َّدن‬
ِ ‫ َوقِ ِه (هَا) فِ ْتنَةَ ْالقَب ِْر َو َع َذا‬،)‫َزوْ ِج ِه (هَا‬
‫ب النَّار‬

6. Takbir keempat (‫ ) هللا أكبر‬lalu membaca doa

‫اَ ٰللّهُ َّم اَل تَحْ ِر ْمنَا اَجْ َرهُ (هَا) َواَل تَ ْفتِنَّا بَ ْع َدهُ(هَا) َوا ْغفِرْ لَنَا َولَهُ (هَا) َواَل ِ ْخ َوا نِنَا الَّ ِذ ْينَ َسبَقُوْ نَا‬
ٌ ‫ك َر‬
‫ُؤف َّر ِح ْي ٌم‬ َ َّ‫بِااْل ِ ْي َما ِن َواَل تَجْ َعلْ فِ ْي قُلُوْ بِنَا ِغاًّل لِّلَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َربَّنَااِن‬

7. Mungucapkan salam dibarengi dengan memalingkan muka ke kanan dan


kiri.21

F. Menguburkan Jenazah
Menguburkan jenazah adalah memasukkan jenazah orang Islam yang
sudah dimandikan, dikafani, dishalati, ke dalam tanah yang sudah digali
(kuburan) mengikuti kedalaman dan ukuran yang sesuai dengan syari‟at
dengan cara-cara tertentu. Maksudnya jenazah itu tidak boleh diletakkan
begitu saja di dalam kubur kemudian ditimbun dengan tanah galian.
Hukum menguburkan jenazah adalah Fardlu kifayah, apabila jenazah
itu memungkinkan untuk dikuburkan. Apabila tidak memungkinkan untuk
menguburkannya di darat, seperti ia meninggal dunia di atas kapal yang
sedang berlayar di lautan, sedangkan darat masih jauh, manakala jenazah itu
dikhawatirkan berubah atau membusuk sebelum sampai ke darat. Maka
hendaklah jenazah itu diikat dengan papan atau benda berat, kemudian
dijatuhkan ke laut tersebut.22
Adapun proses menguburkan jenazah adalah sebagai berikut;
1. Angkat jenazah dengan membaca ‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫س ِم هللاِ َو َعلَى ِملَّ ِة َر‬
َ ِ‫س ْو ِل هللا‬ ْ ‫ ِب‬23
2. Letakkan jenazah ke dalam kubur secara perlahan.
3. Bukalah tali yang mengikat kain kafan.

21
Muhammad Syafii Masykur, Tata Cata Mengurusi Jenazah dari A sampai Z,
(Yogyakarta: Sinar Ilmu, 2012), hlm. 79-106.
22
Akmal Haji Md Zaid, Bimbingan Pengurusan Mayat, hlm. 132-134.
23
Muhammad Hanif Muslih, Hukum Merawat Jenazah, (Semarang: Al-Ridho, tt), hlm. 176-
179.
KKN UIN SUSKA 2022 | 12
FATHUL MUJIB
4. Dekatkanlah jenazah kepada dinding lahat agar wajahnya menempel, lalu
diganjal dengan tanah, dari depan dan bagian punggungnya agar tidak
jatuh.
5. Tutup mayat dengan menggunakan papan
6. Timbun kuburan menggunakan tanah. Tinggikan kuburnya kira-kira
sejengkal.
7. Percikkan kubur dengan air secukupnya lalu letakkan krikil kecil di
atasnya.
8. Tandai makam itu dengan batu atau batu bata yang diletakkan dibagian
kepala.24

24
Usamah Bin Gharam al-Ghamidy, Tuntunan Lengkap Perawatan Jenazah, (Yogyakarta:
Samodra Ilmu, 2007), hlm. 248-254.
KKN UIN SUSKA 2022 | 13

Anda mungkin juga menyukai