Anda di halaman 1dari 26

PERAWATAN JENAZAH

Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam


Pertemuan VI, 16 Agustus 2021
Jurusan Keperawatan
ARS UNIVERSITY
POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. ASPEK MEDIS PENGURUSAN JENAZAH
3. ADAB TERHADAP JENAZAH
4. TATA CARA MENGKAFANI
PENDAHULUAN
# Proses Kematian Secara Ilmiah
• Secara hayati setiap makhluk hidup akan mengalami proses kematian.
Diawali dari tingkatan unit biologis terkecil sampai tingkatan paling kompleks
yakni manusia
• Menyertai proses kematian ini terdapat tanda-tanda hayati yang merupakan
ketetapan Allah SWT yaitu berupa perubahan pada jasad dan fungsi tubuh
menjelang ajal menjemput
• Ayat Al-Qur’an yang membahas proses kematian adalah

• “Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan Kami akan
menguji kamu dengan keburukan serta kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya
kepada Kamilah kamu akan dikembalikan” (Q.S Al-Anbiya: 35)
PENDAHULUAN
QS. As-Sajdah: 11

Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan


mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”.
QS. Al-Anfal: 50

Seandainya kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang
kafir, para malaikat memukuli mereka dari bagian depan dan belakang seraya berkata:
“Rasakanlah siksaan api neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri)”
# Ayat Al-Qur’an yang membahas tentang kematian antara lain : QS. Ar-Rahman:26-
27, Al-Mulk:2, Al-Anbiya:34-35, Qaf:19, Al-Qiyamah:26-30, Al-Imran:145, Al-Jumu’ah:8,
2:154, An-Nahl:32, Al-Munafiqun:11, Az-Zumar:42, Al-An’am:61, dan 4:78
ASPEK MEDIS PENGURUSAN JENAZAH
# Institusi kesehatan menetapkan kematian adalah kematian batang otak yang
ditandai dengan kegagalan sistem faal utama tubuh untuk mempertahankan
kehidupan
# Sistem faal utama tubuh terdiri dari sistem jantung dan sirkulasi darah serta
sistem pernapasan (paru-paru). Dimana kendali dari bekerjanya sistem faal
tersebut terdapat di kompartemen otak yang tergabung dalam satuan anatomis
batang otak (archipalium)
# Jika batang otak dan fungsi faal yang diaturnya menjadi acuan dalam kriyeria
penentuan kematian seseorang maka ilmu kedokteran forensik
mengembangkan pengetahuan tentang tanda tanda-tanda kematian dengan
perubahan jasadiyah yang terjadi setelah seseorang meninggal dunia
# Perubahan jasadiyah mayat antara lain lebam, kaku, penurunan suhu tubuh,
dan juga proses pembusukan
ASPEK MEDIS PENGURUSAN JENAZAH
# Di balik setiap tahapan dan fenomena tentang kematian tersimpan hikmah
yakni adanya kendali Allah SWT terhadap umur makhluk-Nya
# Allah SWT telah menetapkan umur sel-sel tubuh yang akan bertambah
pendek setiap kali sel tubuh manusia membelah diri (bereplikasi)
# Usia sel jika telah tiba pada masa akhirnya, ditandai dengan hilangnya
kemampuan untuk beregenerasi dan sel terakhir hanya bisa menua serta
menunggu waktu kematiannya
# Perhatian paling penting adalah bakteri anaerob, sejenis mikroba yang hidup
dan aktif bekerja jika manusia yang menjadi medianya meninggal untuk
melakukan proses pembusukan pada tubuh mayat
# Manusia telah dilengkapi Allah SWT mekanisme untuk mengurai kembali
jasadnya pada kondisi asal yakni saripati tanah
ADAB TERHADAP JENAZAH
1. Segera merawat dan memandikannya
# “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam” (QS. Al-Isra`: 70)
# Abu Hurairah. Ra. di dalam haditsnya menyebutkan bahwasanya Rasulullah
Saw telah bersabda : “Segeralah (di dalam mengurus) jenazah, sebab jika
amal-amalnya shalih, maka kebaikanlah yang kamu berikan kepadanya; dan
jika sebaliknya, maka keburukanlah yang kamu lepaskan dari pundak kamu”.
(Muttafaq alaih)
2. Tidak menangis, meratapi, dan merobek-robek baju
# Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Bukan golongan
kami orang yang memukul-mukul pipinya dan merobek-robek bajunya, dan
menyerukan kepada seruan jahiliyah”. (HR. Al-Bukhari)
ADAB TERHADAP JENAZAH
3. Disunatkan mengantar jenazah sampai ke kuburan
Rasulullah Saw bersada: “Barangsiapa yang menghadiri janazah hingga
menshalatkannya, maka baginya (pahala) sebesar qirath; dan barangsiapa
yang menghadirinya hingga dikuburkan maka baginya dua qirath”. Nabi ditanya:
“Apa yang disebut dua qirath itu?”. Nabi menjawab: “Seperti dua gunung yang
sangat besar”. (Muttafaq’alaih)
4. Memuji si mayit (janazah) dengan mengingat dan menyebut kebaikan-
kebaikannya serta tidak menjelek-jelekkannya
Rasulullah Saw bersabda:”Janganlah kamu mencaci-maki orang-orang yang
telah mati, karena mereka telah sampai kepada apa yang telah mereka
perbuat”. (HR. Al-Bukhari)
ADAB TERHADAP JENAZAH
5. Memohonkan ampun untuk janazah setelah dikuburkan
Ibnu Umar Ra. pernah berkata: “Adalah Rasulullah Saw apabila selesai
mengubur janazah, maka berdiri di atasnya dan bersabda: ”Mohonkan
ampunan untuk saudaramu ini, dan mintakan kepada Allah agar ia diberi
keteguhan, karena dia sekarang akan ditanya”.
(HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Albani)
6. Disunnatkan bertakziah
Disunnatkan bertakziyah kepada keluarga korban dan menyarankan mereka
untuk tetap sabar, dan mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya milik Allah
lah apa yang telah Dia ambil dan milik-Nya juga apa yang Dia berikan; dan
segala sesuatu di sisi-Nya sudah ditetapkan ajalnya. Maka hendaklah kamu
bersabar dan mengharap pahala.”
ADAB TERHADAP JENAZAH
7. Segera melunasi hutang-hutangnya
Yakni hutang yang berkaitan dengan hak Allah seperti: zakat, kafarah, nazar dan lain-
lainnya ataupun hutang yang berkaitan dengan hak anak turun bani Adam semisal
hutang dari proses pinjam meminjam, jual beli, upah pekerja dan lain-lainnya
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

“Jiwa seorang mukmin bergantung dengan utangnya sehingga ditunaikan”


8. Segera menunaikan wasiatnya
Syaikh al Utsaimin dalam Asy Syarh Al Mumti’ mengatakan, para ahli ilmu berkata:
“seyogyanya wasiat ditunaikan sebelum jenazah dikuburkan….”. Lalu beliau
mengatakan: “Wasiat dengan sesuatu yang wajib hukumnya wajib segera ditunaikan
dan sesuatu yang sunnah hukumnya sunnah tetapi mempercepat penunaiannya
sebelum dishalati dan dikubur adalah sesuatu yang dituntut baik yang wajib maupun
yang sunnah
ADAB TERHADAP JENAZAH
Adab dan tata krama selama takziah sebagai berikut:
1. Seorang muslim dianjurkan menyampaikan bela sungkawa dan berdoa
2. Menyampaikan dukungan agar keluarga yang ditinggal bersabar atas
cobaan tersebut
3. Mengingatkan hutang jenazah kepada keluarga berkabung
4. Menghindari pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang berkabung
5. Menghindari canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak untuk menghormati
keluarga berkabung dan mayit yang menjemput maut
6. Turut menshalatkan mayat dan mengantarkan ke pemakaman sampai
selesai penguburan
7. Jika dimungkinkan, dianjurkan membawa bantuan atau membuatkan
makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah
ADAB TERHADAP JENAZAH
Adab Mengiringi Jenazah:
1. Senantiasa khusyu’
2. Menundukkan pandangan
3. Tidak bercakap-cakap
4. Mengamati jenazah dengan mengambil pelajaran darinya
5. Memikirkan pertanyaan kubur yang harus dijawabnya
6. Bertekad segera tobat karena ingat segala amal perbuatan semasa hidup
pastilah dimintai pertanggung jawaban
7. Berharap agar tidak termasuk golongan yang akhir hidupnya buruk ketika
maut datang menjemput
ADAB TERHADAP JENAZAH
Imam Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub menyebutkan 6 etika saat
melihat jenazah dan bertakziyah ke keluarga orang yang meninggal:
1. Bertafakkur
Memikirkan segala amal perbuatan selama hidup di dunia. Saat melihat
jenazah, apa saja amal yang sudah kita lakukan untuk bekal di akhirat, karena
nantinya kita juga akan meninggal.
2. Sebagai peringatan untuk diri sendiri
Ketika melihat orang meninggal sebaiknya kita merasa bahwa dia adalah
gambaran kita, mau tidak mau kita pasti akan seperti itu juga.
3. Mempersiapkan diri dengan aml-amal yang terbaik kita karena hanyalah
itulah yang kita bawa, bukan harta atau kerabat.
ADAB TERHADAP JENAZAH
Imam Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub menyebutkan enam etika saat
melihat jenazah dan bertakziyah ke keluarga orang yang meninggal:
4. Berjalan di depan jenazah. Ketika hendak mengantarkan jenazah ke tempat
pemakaman sebaiknya berjalan di depan beranda jenazah, dengan catatan
yang tandu jenazah sudah lebih dari cukup
5. Berbaik sangka kepada jenazah. Kita tidak boleh berburuk sangka kepada
jenazah sekalipun di masa hidupnya dia selalu melakukan perbuatan buruk
karena kita tidak mengetahui rahasia Allah, siapa tahu dibalik perbuatan
jeleknya dia beristighfar lalu Allah mengampuni dosa-dosanya
6. Berburuk sangka terhadap diri sendiri. Artinya kita tidak boleh merasa lebih
baik terhadap orang lain termasuk terhadap jenazah, walaupun kenyataannya
sekarang kita lebih banyak melakukan kebaikan, namun nasib tidak ada yang
tahu. Boleh jadi kita nanti terjerumus kepada jurang kebatilan dan tidak sempat
bertaubat lalu kita meninggal maka artinya kita meninggal dalam keadaan su’ul
khatimah. Naudzu billahi min dzalik.
TATA CARA MENGKAFANI
1. Jumlah Kain Kafan
# 3 helai untuk laki-laki, semuanya dalam bentuk segi panjang yang kemudian
akan dibungkuskan pada jenazah satu persatu. Tidak satu pun dari kain kafan
bagi laki-laki dibentuk khusus seperti bagi jenazah perempuan
# 5 helai untuk perempuan, terdiri dari 2 helai berbentuk persegi panjang untuk
membungkus keseluruhan badan, 3 helai berikutnya terdiri dari kerudung, baju,
dan sarung (rok)

Bahwa Rasulullah ketika wafat dikafankan dengan 3 helai kain Yaman berwarna
putih dari daerah Sahul yang terbuat dari katun, dan tidak dikenakan padanya
baju dan imamah (sorban)
# Jumlah kain kafan ini tidak menjadi keharusan secara mutlak. Jika sulit
mendapatkannya maka bisa menggunakan kain yang tersedia meski terbatas
ukuran, jenis, dan warnanya
TATA CARA MENGKAFANI
2. Warna Kain Kafan
# Sudah umum diketahui bahwa kain kafan diutamakan berwarna putih. Selain warna
yang secara logika sewajarnya berwarna putih, dalam hadist digambarkan:
# Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Pakailah kain yang berwarna putih dari pakaian kalian karena pakaian putih adalah
sebaik-baik pakaian kalian. Kafanilah orang yang meninggal di kalangan kalian dalam
kain putih.”(HR. Tirmidzi)
Namun jika kain kafan warna putih sulit didapatkan maka boleh saja memakai kain
warna lain. Rasulullah pun menganjurkan agar kualitas kain kafan sedang-sedang saja.
Tidak mewah namun tidak pula terlalu irit
3. Penggunaan Kapas
Penggunaan kapas merupakan bagian teknis dalam mengkafani atas dasar
pertimbangan bagian luar tubuh jenazah tidak merusak bagian luarnya. Karena itu,
tidak sampai memaksakan persediaan kapas jika dirasa cukup merepotkan maka
cukup dengan kain kafan saja karena tidak ada keterangan yang pasti
TATA CARA MENGKAFANI
4. Jumlah Tali Pengikat Kain Kafan
# Dalam hadist Rasulullah SAW tidak menjelaskan sampai rinci tata cara
mengkafani jenazah sehingga teknis pengkafanan umumnya diserahkan
kepada kita sesuai dengan kebutuhan
# Tali pengikat kafan merupakan bagian teknis agar kafan yang dibungkuskan
tidak mudah terbuka dan tetap dalam keadaan rapi. Adapun jumlah talinya
diserahkan kepada kebutuhan, namun disarankan dalam jumlah ganjil sesuai
hadist yang menyatakan bahwa Allah menyukai yang ganjil
5. Anggapan perlunya menyimpan benda tertentu saat mengkafani
# Adanya anggapan sejumlah orang yang menyertakan benda tertentu dengan
keyakinan dapat membantu jenazah menghadapi alam baru adalah mesti
dihindari. Bilamana kita cermati banyak hadist, kita dibolehkan menyertakan
jenazah sebelum dikafani bila dipandang perlu berdasarkan tinjauan medis
ataupun kebutuhan lainnya
TATA CARA MENGKAFANI
6. Memberi Wangi Beralkohol
# Salah satu yang dianjurkandalam mengurus jenazah adalah memberi wangi-
wangian. Di zaman Rasulullah wangi-wangian yang diberikan masih sangat alamiah.
Namun seiring kemajuan zaman, wangi-wangian tersebut berkembang dan dicampur
dengan zat kimia bernama alkohol. Bila dipakai obat luar atau campuran tertentu untuk
keperluan bagian luar tubuh seperti wewangian maka hukumnya boleh
7. Membuka Kafan di Bagian Wajah
Tidak jarang ketika jenazah selesai dikafani, masih ada anggota keluarga atau teman
dekat yang belum sempat melihat wajah jenazah untuk terakhir kalinya. Demi
memenuhi keinginan tersebut maka hukumnya boleh membuka kafan yang telah
dibungkuskan sebatas memperlihatkan pada merela yang membutuhkan
Namun jangan sampai menyengaja dibiarkan terbuka apalagi diberi make up tertentu
agar tidak kelohatan pucat seperti mayat pada umumnya, karena hal ini menyerupai
kebiasaan agama di luar Islam
CARA MENGKAFANI JENAZAH
# Dalam mengkafani sebaiknya ada tambahan kapas
secukupnya yang telah diberi wewangian pada anggota
tubuh yang berlubang meliputi: Mata, Lubang hidung,
Telinga, Mulut, dan Dubur
# Demikian juga pada anggota sujud, meliputi: Jidat,
Hidung, Kedua siku, Telapak tangan, Jari-jari telapak kaki,
dan Mengikat pantat dengan kain sehelai
# Tambahkan pula kapur barus atau pewangi lain yang
ditaburkan diatas kain kafan tersebut
CARA MENGKAFANI JENAZAH PEREMPUAN
Dikutip dari buku Fiqih Islam, berikut ketentuan kain kafan jenazah
perempuan:
1. Kain panjang yang mencukupi untuk membungkus seluruh
tubuhnya
2. Baju kurung yaitu kain yang diberi lubang sebesar ukuran leher
dan dirobek bagian depan dengan cara dipotong sedikit
memanjang
3. Kerudung
4. Kain panjang untuk basahan
5. Kain penutup pinggang sampai kaki
6. Kain panjang untuk menutup pinggul dan paha
CARA MENGKAFANI JENAZAH PEREMPUAN
1. Siapkan 3, 5, atau 7 utas tali pada bagian atas kepala, badan, dan kaki
2. Hamparkan kain yang besar di atas tali yang tadi dipasang
3. Timpakan kain yang lebih pendek dari kain besar
4. Timpakan lagi kain yang lebih pendek dari kain yang lebih besar
5. Timpakan lagi kain dengan ukuran yang lebih panjang dari kain nesar dan
kain lebih pendek tadi pada bagian tengah kain
6. Letakkan kain basahan pada bagian badan
7. Siapkan kerudung
8. Hamparkan untuk baju yang tengahnya bolong untuk leher
9. Letakkan kain penutup untuk kemaluan
10.Sediakan kapas secukupnya yang diberi wewangian kayu cendana untuk
menutupi anggota badan seperti muka, kemaluan, kedua buah dada, kedua
telinga, kedua tumit, dan kedua siku-siku tangan
CARA MENGKAFANI JENAZAH PEREMPUAN
11. Angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan dengan hati-hati dengan kepala
pas pada kain yang telah diberi bolong supaya mudah untuk mengalungkan kain
pada kepala
12. Tutupi dengan kapas yang diberi wewangian untuk anggota badan yang telah
disebutkan tadi
13. Pakaikan baju pada mayat yang tadi ada bolongnya untuk leher
14. Pakaikan jilbabnya
15. Pakaikan kain penutup untuk kemaluan
16. Tutup dengan kain basahan
17. Balut dengan kain panjang
18. Balut dengan kain yang lebih pendek dari kain besar
19. Balut lagi dengan kain yang lebih pendek dari kain besar
20. Balut dengan kain besar
21. Ikat tali
CARA MENGKAFANI JENAZAH LAKI-LAKI
1. Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah
lebih lebar dan luas
2. Sebaiknya masing-masing helai diberi kapur barus
3. Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan di atas kain kafan memanjang lalu ditaburi dengan
wangi-wangian
4. Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan
kotoran dengan kapas
5. Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian
ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan selembar demi
selembar dengan cara yang lembut
CARA MENGKAFANI JENAZAH LAKI-LAKI
6) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya dibawah
kain kafan tiga atau lima ikatan. Lepaskan ikatan setelah
dibaringkan di liang lahat
7) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh badan jenazah,
tutupkanlah bagian auratnya. Bagian kaki yang terbuka boleh ditutup
dengan rerumputan atau daun kayu atau kertas dsb.
8) Jika tidak ada kain kafan kecuali sekadar untuk menutup auratnya
saja, tutuplah dengan apa saja yang ada.
9) Jika banyak jenazah dan kain kafannya sedikit, boleh dikafankan
dua atau tiga orang dalam satu kain kafan.
10) Kuburkan dalam satu liang lahat, seperti syuhada uhud
DO’A SELESAI MENGKAFANI JENAZAH

Berikut bacaan doanya:

“Ya Allah, sucikanlah simayat ini dari dosa sebagaimana


sucinya kain kafan ini, dan berilah ia pakaian dengan
pakaian taqwa, dan indahkan ia dengan pakaian yang aku
pakaikan kepadanya”
SEMOGA BERMANFAAT

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai