Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

PERAWATAN JENAZAH

Oleh:

ELOK EKA PUSPANINGRUM

201910330311069

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam menganjurkan ummatnya agar selalu ingat akan mati, Islam juga
menganjurkan ummatnya untuk mengunjungi orang yang sedang sakit menghibur dan
mendo’akannya. Apabila seseorang telah meninggal dunia, hendaklah seorang dari
mahramnya yang paling dekat dan sama jenis kelaminnya melakukan kewajiban yang
mesti dilakukan terhadap jenazah, yaitu memandikan, mengkafani, menyembahyangkan
dan menguburkannya.
Menyelenggarakan jenazah, yaitu sejak dari menyiapkannya, memandikannya,
mengkafaninya, menshalatkannya, membawanya ke kubur sampai kepada
menguburkannya adalah perintah agama yang ditujukan kepada kaum muslimin sebagai
kelompok. Apabila perintah itu telah dikerjakan oleh sebahagian mereka sebagaimana
mestinya, maka kewajiban melaksanakan perintah itu berarti sudah terbayar. Kewajiban
yang demikian sifatnya dalam istilah agama dinamakan fardhu kifayah.
Karena semua amal ibadah harus dikerjakan dengan ilmu, maka mempelajari ilmu
tentang peraturan-peraturan di sekitar penyelengaraan jenazah itupun merupakan fardhu
kifayah juga.
Akan berdosalah seluruh anggota sesuatu kelompok kaum muslimin apabila dalam
kelompok tersebut tidak terdapat orang yang berilmu cukup untuk melaksanakan fardhu
kifayah di sekitar penyelenggaraan jenazah itu.

1.2 Tujuan
1.2.1. Menjelaskan sikap atau etika seorang muslim dalam menghadapi kematian.
1.2.2. Mengetahui cara-cara pemandian jenazah.
1.2.3. Mengetahui alat-alat dan bahan dalam pengafanan jenazah dan cara mengafani
jenazah.
1.2.4. Mengetahui cara-cara menshalati jenazah.
1.2.5. Mengetahui cara menguburkan jenazah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etika Menghadapi Kematian


"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan." (Ali Imran ayat 185)
Ayat di atas secara tegas menjelaskan bahwa kematian adalah sebuah keniscayaan bagi
setiap yang berjiwa. Allah mentakdirkannya sebagai sarana perpindahan ke alam barzah, dan
untuk seterusnya ke alam akhirat.
Dari sisi ini, membicarakan tentang kematian, sebenarnya membicarakan tentang hal
lumrah yang pasti akan terjadi. Tapi, masalahnya tidak sesederhana itu. Karena kematian juga
memiliki akibat-akibat yang mengiringinya sebagai konsekwensi berpisahnya ruh dari jasad
manusia.
Akibat-akibat yang secara umum tidak diharapkan manusia, karena melahirkan sejumlah
ketakutan. Sehingga pembicaraan tentang kematian sering dihindari oleh manusia.
Menurut Syaikh Utsaimin, takut (khauf) adalah rasa gelisah yang muncul sebagai reaksi
kekhawatiran akan tertimpa sesuatu yang menghancurkan, membahayakan atau menyakitkan.
Bagi hamba yang beriman, kematian adalah hakim yang akan menguak rahasia amal
ibadahnya secara nyata di akhirat nanti.
Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 175, "Dan takutlah kepadaKu, jika kalian
benar-benar orang-orang yang beriman.

Dia takut kalau ternyata bekal yang dipersiapkan selama hidupnya tidak mencukupi
untuk menghadap Allah. Amalnya kurang, taubatnya tidak sempurna, sedang dosa-dosanya
membuih selautan. Namun, bagi manusia yang ingkar, kematian tentulah sangat menakutkan
karena ia merupakan puncak kehancuran hidup dengan segala mimpi-mimpi indah di dalamnya.
Dialah pemutus segala kenikmatan hidup yang telah susah payah dikejarnya.
Inilah yang membuatnya menolak datangnya kematian sekuat tenaga. Karenanya dia
ingin menghindar, sebab cintanya pada dunia yang sangat besar dan penolakannya terhadap
akhirat, membuatnya tidak mau berpisah dengan kelezatan yang telah dirasakannya.
Manusia berbeda dengan binatang atau makhluk lainnya. Manusia adalah khalifah di
muka bumi yang diberikan kemulian dan keistimewaan oleh Allah swt. Oleh karena itu, tidak
heran jika setelah meninggal Allah pun memerintahkan kepada yang masih hidup untuk
memperlakukan orang yang sudah meninggal dunia dengan perlakukan yang baik.
Syariat Islam menetapkan bahwa setiap orang Islam yang meninggal dunia, jenazahnya
harus dirawat oleh orang Islam yang hidup. Hukumnya adalah fardhu kifayah, artinya suatu
kewajiban apabila telah dilaksanakan oleh satu orang muslim maka gugurlah suatu kewajiban itu
terhadap yang lain.
Kewajiban seorang muslim di dalam merawat jenazah yaitu memandikan jenazah,
mengkafani jenazah, menshalatkan jenazah, dan menguburkan jenazah.
2.2 Memandikan jenazah
Memandikan jenazah adalah membersihkan jasmani jenazah dan najis serta kotoran
dengan cara menyiramkan air suci ke seluruh tubuh jenazah hingga merata. Memandikan
jenazah ini, harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
a. Jenazah beragama Islam.
b. Jenazah tidak mati syahid.
c. Jeazah ketika lahir masih ada tanda-tanda kehidupan.
Orang yang berhak memandikan jenazah adalah jika jenazah laki-laki maka yang
memandikan kaum laki-laki saja, tidak boleh kaum wanita, kecuali istri dan muhrimnya.
Sebaliknya, jenazah wanita yang memandikan adalah kaum wanita pula kecuali suami dan
muhrimnya.
Jika suami dan muhrimya ada semua, maka suami berhak memandikan istrinya, demikian
juga jika istri dan muhrim ada maka mereka yang berhak memandikan suaminya.
Jika jenazah masih anak-anak, baik laki-laki atau perempuan, boleh dimandikan oleh
laki-laki atau perempuan, tetapi diutamakan keluarga yang dekat dengan jenazah, dengan syarat
ia mengetahui cara memamndikan dan dapat dipercaya.
Tata cara memandikan jenazah :
a. Letakkan mayat di tempat mandi yang disediakan.
b. Tutup seluruh anggota mayat kecuali muka.
c. Semua Bilal hendaklah memakai sarong tangan sebelah kiri.
d. Sediakan air sabun.
e. Sediakan air kapur barus.
f. Angkat sedikit bagian kepalanya.
g. Mengeluarkan kotoran dalam perutnya dengan menekan perutnya secara perlahan-lahan
serta kotoran dalam mulutnya dengan menggunakan kain alas atar tidak tersentuh auratnya.
h. Siram dan basuh dengan air sabun.
i. Kemudian gosokkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah jari
tangan dan kakinya dan rambutnya.
j. Selepas itu siram atau basuh seluruh anggota mayat dengan air sabun juga.
k. Kemudian bilas dengan air yang bersih seluruh anggota mayat sambil berniat :
Lafaz niat memandikan jenazah lelaki :

“Saya berniat untuk memandikan jenazah ini karena Allah Ta’ala”


Lafaz niat memandikan jenazah perempuan :

“Saya berniat untuk memandikan jenazah (perempuan) ini karena Allah Ta’ala”

l. Telentangkan mayat, siram atau basuh dari kepala hingga hujung kaki 3 kali dengan air
bersih.
m. Selesai dimandikan, terakhir disiram dengan air berbau harum, seperti kapur
barus. Air yang digunakan untuk memandikan jenzah harus air suci.
n. Setelah selesai dimandikan dengan baik dan sempurna hendaklah dilapkan menggunakan
tuala pada seluruh badan mayat.
2.3 Mengafani Jenazah
Mengkafani jenzah adalah membungkus badan jenazah dengan kain kafan. Mengkafani
jenazah harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut :
a. Syarat sah mengkafani jenazah :
1) Kafan dapat membungkus seluruh tubuh jenazah sekurang-kurangnya satu lapis.
2) Jenazah sudah dimandikan.
b. Kain yang diperlukan untuk kafan.
Kain yang digunakan untuk kain kafan ialah kain putih yang terbuat dari kapas (katun) baik
dan bersih. Yang dimaksud baik disini bukan mahala harganya, tetapi kain yang masih utuh. Jika
jenazahnya lak-laki diharamkan memakai kafa sutera, jika perempuan diperbolehkan memakai
kain kafan sutera, tetapi hukumnya makhruh. Batas minimal kain kafan adalah satu lembar atau
menutup seluruh anggota badan jenazah.

Tata cara mengkafani jenazah :


a. Jenazah laki-laki dikafani dengan menggunakan tiga lapis kain dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Satu lapisan sebagai sarung yang menutup tubuh antara pusar sampai kedua lutut.
2) Satu lapis menutup tubuh antara leher sampai mata kaki
3) Satu lapis menutup seluruh anggota tubuh jenazah (sebagai pembungkus).
b. Jenazah perempuan dikafani dengan menggunakan lima lapis kain, dengan ketentuan
berikut :
1) Satu lapis sebagai sarung
2) Satu lapis sebagai penutup kepala
3) Satu lapis sebgai baju/baju kurung
4) Dua lapis sebagai pembungkus seluruh anggota tubuh jenazah.

2.4 Menshalatkan Jenazah


Shalat jenazah ialah shalat denan empat kali takbir tanpa disertai ruku dan sujud,
dilakukan jika ada orang Isla yang mennggal dunia, utnuk mendoakan agar sang jenazah
diampuni dosanya oleh Allah swt.
Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah sebagaimana memandikan jenazah dan mengkafani.
a. Syarat –syarat shalat jenazah, sebagai berikut :
1) Menutupi aurat, suci dari hadas besar dan hadas kecil, bersih badan, pakaian, dan tempat
dari najis serta menghadap kiblat.
2) Jenazah telah dimandikan dan dikafani.
3) Letakkan jenazah di sebelah kiblat orang yang menshalatan kecuali, shalat jenazah di atas
kubur atau shalat gaib.
b. Rukun shalat jenazah, sebagai berikut :
1) Niat
2) Berdiri bagi yang mampu
3) Takbir empat kali
4) Membaca surat Al-Fatihah
5) Membaca shlawat atas Nabi
6) Mendoakan jenazah
7) Mengucapkan salam

Tata Cara Menshalatkan jenazah :


a. Meletakkan jenazah di arah kiblat
b. Posisi imam (jika berjamaah) berdiri menghadap kiblat (di arah kepala jenazah jika
jenazah tersebut laki-laki dan arah pinggang jenazah jika jenazahnya perempuan).
c. Membaca ta’awuz
d. Membaca basmallah
e. Mengucapkan lafal niat :

Artinya : “saya berniat shalatkan mayit laki-laki ini dengan empat kali takbir fardhu kifayah
sebagai makmum karena Allah ta’ala.”

Artinya : “saya berniat shalatkan mayit perempuan ini dengan empat kali takbir fardhu
kifayah sebagai imam/makmum karena Allah ta’ala.”
Untuk shalat gaib (jenazah tidak ada), nama jenazah hendaknya disebutkan dan
ditambahkan dengan kata “Ghaibaan” jika menyatakan laki-laki dan kata “Ghaaibah” jika
menyatakan perempuan.

f. Membaca takbiratul ihram (takbir pertama) sambil mengangkat kedua tangan kemudian
bersedekap.
g. Membaca surat Al-Fatihah dengan didahului bacaan ta’awuz
h. Membaca takbir kedua dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap disertai bacaan
shalawat atas Nabi Muhammad saw.
i. Membaca takbir ketiga dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap disertai doa :

Artinya : “Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterahkanlah dia, dan maafkanlah dia.”
j. Membaca takbir keempat dengan mengangkat kedua tangan lalu bersedekap lagi membaca
doa untuk yang shalat dan jenazah.

Artinya : “Ya Allah janganlah engkau rugikan kami dari mendapat pahalanya dan janganlah
engkau memberi kami fitnah sepeninggalannya dan ampunilah kami dan dia.”
k. Memberi salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri

2.5 Menguburkan jenazah


Jenazah yang telah dimandikan, dikafani, dan dishalatkan segera dibawa ke kubur untuk
berpulang ke haribaan Allah swt.
Adab membawa jenazah ke kubur :
Ketika jenazah hendak dibawa ke liang lahat, sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut :
1) Hendaknya jenazah ditutup dengan kain
2) Jenazah dipikul dengan empat penjuru menuju ke kubur sebagai penghormatan terakhir.
3) Orang-orang yang mengantar jenazah hendaknya berjalan di depan
4) Dilarang membawa kemenyan
5) Orang yang bertemu atau melihat jenzah yang dibawa ke kubur hendaknya berhenti dan
berdoa :
Subhanal hayyilladzi laa yamuutu.
Artinya : “Maha Suci Zat yang Maha Hidup dan tidak akan mati.”

Tata cara menguburkan jenazah :


a. Setelah sampai ke tempat pemakaman, keranda jenazah diletakkan di arah liang lahat,
lubang kubur dipayungi kain.
b. Dua orang turun ke liang lahat untuk menerima jenazah
c. Jenazah dimasukkan ke dalam kubur sambil membaca doa :
Bismillahi ‘alaa millati rasuulillahi
d. Jenazah dimiringkan kea rah kiblat, diganjal dengan bola tanah pada hati, punggung dan
kepala agar jenazah tetap miring.
e. Melepaskan tali-tali kafan kafan yang menutupi telinga dibuka, dan telinga menempel
ketanah.
f. Jenazah diazani, sebagian ulama berpendapat tidak diazani.
g. Lubang kubur ditutup dengan papan, kemudian ditutup dengan tanah. Beri tanda batui atau
kayu, dan doakan jenazah agar diampuni dosanya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini agar ia bertanggung
jawab dan menyadari segala perbuatan yang telah dilakukannya. Sebab hanya Allah swt yang
dapat menciptakan makhluk hidup dan segala yang ada di bumi, kepada-Nya pula kita kembali.
Suatu proses dimana kehidupan dan kematian telah diatur oleh Sang Pencipta, Allah swt.
Orang mukmin memiliki empat kewajiban terhadap mayit mukmin, yaitu :
- Memandikan
- Mengkafani
- Menshalatkan
- Menguburkannya
 Empat kewajiban ini hukumnya fardhu kifayah.
Dengan demikian tugas sebagai orang muslim menjadi lengkap tatkala ia mampu peduli
kepada sesama muslim, sebab selain mengutamakan kewajiban kaum muslim juga bias belajar
dan mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang telah abadi.
DAFTAR PUSTAKA

Thoifuri. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Ganeca Exact


1. Jelaskan tata cara memandikan jenazah
Syarat orang yang memandikan jenazah:
a. muslim berakal sehat dan baligh
b. niat jarena alla
c. Amanah dapat menjaga rahasia
d. Mengetahui tata cara memandikan jenazah
e. Laki-laki di mandikan o/ laki2 dan sebaliknya
f. Suami boleh memnadikan dan sebaliknya, anak dibolehkan tp diutamakan
yg sejenis dgn sejazah

Syarat jenazah yg dimandikan: muslim, ada jasadnya, bukan mati syahid

Hal-hal yang perlu diasiapkan: ruang tertutup u/ memandikan, papan u/ memnadikan yg


didisain miring dan ada lubang pengairan, air suci, air daun bidara/kapur barus, air sabun,
shampoo/sabu

Alat pelindung diri: masker, handscoon, apron, tutup kepala, sepatu boots

Tata cara:

 niat karena allah


 petugas menggunakan APD yg lengkap
 jenazah di tempatkan di tempat memandian yang tertutup kepala membujur ke
utara dan kaki di selatan
 lepas pakaian jenazah dan tutupi aurat dgn kain basahan
 perut di tekan dari atas ke bawah agar tuntas keluar
 gigi, mulut dan hidung di bersihkan
 memulai menyiram anggota wudhu dimulai dari anggota kanan
 menyiram seluruh tubuh dgn rata dgn bilangan ganjil
 menggosok seluruh tubuh dgn air sabun dan mengkramasi jenazah dgn shampoo
 miringkan kek kiri u/ membersihkan bagian kanan belakang dan sebaliknya
 bersihkan kuku2
 menyiram seluruh tubuh degn air bersih
 menyiram dgn daun bidara/ kapur barus u/ terakhir kali
 dikringkan dgn handuk yg bersih
 kalau masih mengeluarkan cairan maka boleh ditutupi/ di perban dengan plastik
2. Jelaskan tata cara mengkafani jenazah
 Laki-laki: 3 kain, prp: 5 kain
 Laki-laki: kain kafan biasa seukuran jenazah ditambah 10 cm sebanyak 3, tali
 Prp: kain kafan biasa seukuran jenazah ditambah 10 cm sebanyak 3, jilbab, baju
jenazah, basahan, tali
 Menyiapkan tali di meja
 Membentangkan kain kafan di tengah, lalu serong sedikit ke kanan dan kiri
 9 lubang pada manusia di tutup dgn kapas
 Ditaburi dgn wewangian
 Lalu di bungkus dari kiri ke kanan dan selanjutnya kanan ke kiri
 Diikat di ujungnya
 Tengah di tali hidup di sebelah kiri jenazah
3. Praktikkan shalat jenazah yang sempurna
Jenazah di tempatkan di depan org yg menyalatkan
Dilakukan dgn berjamaah dan 3 shaf
Laki2 imam beriri ke arah kepala
Prp imam berdiri di arah perut/lambung
Niat karna allah
Dilakukan dgn 4x takbir terasuk takiratul ikhram
Suluruh bacaan dibaca dgn siir
Takbiratul ihkram 1: taawudz, al fatihah
Takbiratul ihram 2:
Takbiratul ihram 3:

Takbiratul 4:

salam

4. Jelaskan tata cara menguburkan jenazah

Anda mungkin juga menyukai