PENYELENGGARAAN JENAZAH
GURU PEMBINA:
RETNI HASIBUAN
NAMA PENULIS:
XI IIS 2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Penyelenggaraan Jenazah". Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas akhir Pendidikan Agama Islam. Saya berharap dapat
menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang Agama. Serta pembaca dapat
mengetahui tentang bagaimana penyelenggaraan jenazah yang baik dan benar
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, saya sangat
mengharapakan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan dari makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
A. latar
belakang................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
H. Analisis................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian yang tidak pernah
diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada
derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh
sebab itu. menjelang menghadapi kehariban Allah SWT orang yang telah meninggal dunia mendapatkan
perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup.
Tentu suatu saat kita pasti akan terjun didalam masyarakat, banyak hal hal yang harus kita pelajari
dalam bersosialisasi di masyarakat, salah satunya pasti suatu saat kita akan melakukan yang namanya
pengurusan jenazah. Apabila ada sanak saudara, tetangga, kerabat atau sesama muslim yang meninggal
dunia.
Tapi kenyataannya sekarang sangatlah miris. jika sering kita jumpai banyak orang yang bertakziah di
tempat orang yang tengah berduka cita tapi malah asyik mengobrol dan naudzubillahiminzalik mereka
malah membicarakan aib si jenazah. Padahal ketika ada kerabat yang meninggal dunia, seorang
mahramnya
yang paling dekat dan berjenis kelamin sama hendaklah mereka melakukan kewajiban terhadap
jenazah, yaitu memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkannya. Dalam ketentuan hukum
Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka hukumaya fardhu kifayah atas orang-orang muslim
yang masih hidup untuk menyelenggarakan 4 perkara yaitu memandikan. mengkafani. menshalatkan
dan menguburkan orang yang telah meninggal. Selain itu perlu mengetahui adab-adab dalam melayat
dan ziarah kubur.
Di zaman kemajuan seperti ini, masyarakat cenderung individualistis dan kurang pengetahuannya akan
agama. Khususaya tentang tata cara mengurus jenazah. Maka dari itu kami akan mencoba membuat
makalah untuk berbagi ilmu tentang bagaimana cara mengurus jenazah menurut syan'at islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap jenazah seorang muslim memiliki hak untuk disholatkan. Tidak hanya sholat, tetapi mengurus
segala keperluannya. Dalam Islam, hukum fardhu terbagi menjadi dua yaitu fardhu’ain dan fardhu
kifayah. Fardhu’ain diperuntukkan untuk ibadah yang wajib dikerjakan oleh semua orang tanpa
terkecuali. Adapun fardhu kifayah adalah hukum yang sifatnya apabila sudah ada yang mengerjakan
maka hukum tersebut gugur untuk yang lainnya. Untuk sholat jenazah hukumnya adalah fardhu kifayah.
Artinya, bila ada yang sudah melakukannya maka hukum ini gugur untuk orang lain di sekitarnya.
Namun, apabila tidak ada satupun orang yang mengurusi jenazahnya termasuk mensholatkannya maka
semua orang mendapatkan dosanya.
1. Memandikan jenazah
b. Jenazah 1)Laki-laki
sama laki-laki perempuan sama perempuan 2)Suami
atau istri yang meninggal 3) Bila muhrim
tidak ada maka pelaksanaannya diserahkan kepada orang yang mengerti dan dapat di percayalah
2. Mengkafani Jenazah
6) Pasang kan satu persatu kainnya, sebaiknya rambut yang panjang disisir rapi dan kepang tiga. 7)
Terakhir bungkus dengan kain kafan yang paling bawah digulung boleh satu arah atau
3. Menshalatkan Jenazah
Sholat jenazah ialah, sholat yang dikerjakan sebanyak 4 kali takbir, dan jenazah yang dishalatkan
adalah yang sudah dimandikan dan dikafani. Melaksanakan shalat jenazah hukumnya sama dengan
mengapani, yaitu fardu kifayah. Rasulullah bersabda yang artinya "sholatlah olehmu orang yang
meninggal dunia (HR. Ibnu Majah)
a.ketentuan umum
1) menshalatkan jenazah merupakan fardhu kifayah bagi kaum muslimin dan muslimat
3) shalat juga dapat dilakukan tanpa hadirnya jenazah yang disebut dengan salat gaib
4) jenazah yang tidak boleh dishalatkan adalah jenazah orang kafir ( non muslim)
5) jenazah yang tidak boleh dishalatkan adalah jenazah orang kafir (non muslim)
6) Adapun jenazah prang yang bunuh diri dan orang yang berhutang tanpa ada penjamin pelunasan
hutangnya, maka Rasulullah SAW tidak mensholatkannya, tetapi beliau membiarkan sahabat
mensholatkanya
7)Jenazh yang terpotong-potong, bila ditemukan bagian dada, dan di yakini sebagai orang Islam tetap di
rawat sebagai mana biasa. Bila ditemukan bagian tubuh yang lainnya, cukup disiram, dibungkus dan
dikuburkan
9) Bila jenazah lebih dari satu sebaiknya disholatkan sekaligus kecuali bila tidak a) Bila
bersamaan antara jenazah laki-laki dan perempuan, maka dapat di atur dengan memungkinkan. jenazah
yang terdekat dengan imam adalah jenazah laki-laki, kemudian kiblatnya jenazah perempuan dengan
digeser ke tengah supaya bagian pinggang nya sejajar dengan imam
b) Bila terdapat lebih dari satu jenazah, maka yang ditempatkan dekat dengan imam adalah laki laki yang
lebih sholeh
10) Imam sholat jenazah diutamakan seseorang yang ada hubungan dengan kerabat dengan jenazah
11) Makmum masbuk dalam sholat jenazah hendaklah menyempurnakan takbir kekurangannya.
12) Sholat jenazah dapat dilakukan di dalam mesjid, rumah jenazah,kuburan atau tempat lain yang
memungkinkan
b. Ketentuan Khusus
2) Tidak ada ketentuan syara' yang mengharuskan jenazah diletakan membujur ke utaraatau ke selatan
3) Berdiri menghadap kiblat dengan jenazah di sebelah arah kiblat, jenazah di depan imam.
6) Imam menampakkan diri pada arah kepala jenazah laki-laki, badan (pinggang) jenazah perempuan
1)Menutup aurat, suci dari hadas besar dan kecil, bersih badan, pakaian, dan tempat dari
1)Niat
3) Takbir 4 kali
6) Mendo'akan jenazah,
7) Salam
3) Membaca ta'awuz
5) Memperbanyak shaf
Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda yang artinya: "tidak seorang mukminpun yang meninggal,
kemudian dishalatkan oleh umat islam yang mencapai jumlah tiga syaf kecuali akan diampuni dosanya"
(HR. Lima ahli hadis, kecuali Nasa'i) Jika jumlah jema'ah yang mensholatka jenazah itu sedikit, lebih baik
mereka dibagi 3 syaf. Jika yang mensholatkan jenazah terdiri dari 4 orang, lebih baik dijadikan 2 syaf,
masing-masing dua orang. Sholat jenazah dapat dilakukan terhadab satu jenazah atau lebih.
2) Membaca takbir pertama (Allahu Akbar), seraya mengangkat kedua tangan lalu tangan kanan
memegang tangan kiri dan keduanya diletakkan di dada (bersedekap) dilanjutkan dengan membaca Al-
Fatihah dan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
3) Membaca takbir kedua (Allahu Akbar), dengan mengangkat kedua tangan kemudian kembali ke posisi
bersedekap, diteruskan dengan do'a
4) Membaca takbir ketiga (Allahu Akbar), dengan mengangkat kedua tangan kemudian kembali ke posisi
bersedekap, diteruskan dengan membaca do'a.
5) Bacalah takbir ke empat (Allahu Akbar), dengan mengangkat kedua tangan, kemudian kembali ke
posisi bersedekap, diteruskan dengan membaca do'a ringkas di akhiri dengan membaca slam pertama
seraya memalingkan muka ke kanan, lalu bacalah salam kedua seraya memalingkan muka kiri.
4) Takbir keempat, dilanjutkan dengan membaca do'a, dan diakhiri dengan salam.
1)Bacaan Al-Fatihah
Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang yang Menguasai hari pembalasan
(Qiyamat). Hanya Engkaulah yang kami sembah dan har4ya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lunis. (Yaitu) jalan orang-orang yang Engkau anugerahkan nikmat kepada
mereka: bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Artinya:" Ya Allah, berikannlah kemuliayaan kepada junjungan kami Muhammad dan atas keluara
junjungan kami Muhammad sebagai mana Engau telah berikannlah kemuliayaan kepada junjungan kami
Ibrahim dan atas keluarga junjungan kami Ibrahim. Dan berikannlah keberkahan kepada junjungan kami
Muhammad dan atas keluarga junjungan kami Muhammad, sebagai mana keberkahan telah Engkau
berikan kepada junjungan kami Ibrahim dan atas keluarga junjungan kami Ibrahim. Sesungguhnya
Engkau Yang Maha Terpuji dan Maha Mulia."
artinya : "Ya Allah, berikanlah ampunan, Rahmat dan Afiat kepadanya. Muliakan lah tempat turunnya,
luaskanlah dari sega tempat masuknya, mandikanlah ia dengan air dan salju, bersihkanlah dari segala
kesalahan, sebagaimana pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang
lebih dari pada rumahnya, keluarganya dan jodoh yang lebih baik dari pada jodohnya. Jauhkanlah dari
padanya fitnah kubur dan siksaan"
artinya : " ya Allah, jadikanlah ia pendahulu (penjemput) dan tabungan, serta upah (pahala) bagi kami
( HR Baihaqi)
4) Membaca Salam
4. Menyuburkan Jenazah
1. Masukkan jenazah ke liang lahat dengan posisi miring ke kanan dan menghadap kiblat. Lalu, membaca
bismillah
3. Bagi jenazah perempuan, maka sebaiknya yang memasukkan ke dalam kubur adalah muhrimnya. Jika
tidak ada, dapat diganti dengan orang tua yang shaleh dan mampu.Selain itu, perlu diperhatikan pula
seorang lelaki yang memasukkan jenazah perempuan ke liang lahat, malamnya tidak menggauli istrinya,
meski sudah bersih dari hadas.
4. Tali-tali pengikat kain kafan dilepas semua, pipi kanan dan ujung kaki ditempelkan ke tanah.
6. Kemudian timbun dengan tanah. Boleh diratakan atau ditinggikan seperlunya sebagai tanda, kira-kira
sejengkal
7. Di bagian tanah yang lurus dengan kepala jenazah, dapat diberi tanda, misalnya menggunakan batu.
9. Mendoakan jenazah dan memohonkan ampun agar diberi keteguhan dalam menjawab pertanyaan
Malaikat Munkar dan Nakir.
1. Meninggikan timbunan kuburan lebih dari satu jengkal dari atas permukaan tanah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN