Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYELENGGARAAN JENAZAH

GURU PEMBINA:

RETNI HASIBUAN

NAMA PENULIS:

NAZWA FATMA JUFIRA

XI IIS 2

SMA NEGERI 3 PADANG

PADANG UTARA, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

TAHUN AJARAN 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Penyelenggaraan Jenazah". Penyusunan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas akhir Pendidikan Agama Islam. Saya berharap dapat
menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang Agama. Serta pembaca dapat
mengetahui tentang bagaimana penyelenggaraan jenazah yang baik dan benar

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu, saya sangat
mengharapakan kritikan dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan dari makalah ini.

Padang 29 November 2021

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii


BAB I PENDAHULUAN

A. latar
belakang................................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sholat Jenazah.................................................................................. 2

B. Hukum Sholat Jenazah........................................................................................ 3

C. Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah................................................................. 4

D. Syarat Shalat Jenazah......................................................................................... 5

E. Rukun Shalat Jenazah.......................................................................................... 6

F. Tata Cara Menshalatkan Jenazah....................................................................... 7

G. Bacaan Dalam Shalat Jenazah........................................................................... 8

H. Analisis................................................................................................................ 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti akan mengalami kematian yang tidak pernah
diketahui kapan waktunya. Sebagai makhluk sebaik baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada
derajat yang tinggi, maka Islam sangat menghormati orang muslim yang telah meninggal dunia. Oleh
sebab itu. menjelang menghadapi kehariban Allah SWT orang yang telah meninggal dunia mendapatkan
perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup.

Tentu suatu saat kita pasti akan terjun didalam masyarakat, banyak hal hal yang harus kita pelajari
dalam bersosialisasi di masyarakat, salah satunya pasti suatu saat kita akan melakukan yang namanya
pengurusan jenazah. Apabila ada sanak saudara, tetangga, kerabat atau sesama muslim yang meninggal
dunia.

Tapi kenyataannya sekarang sangatlah miris. jika sering kita jumpai banyak orang yang bertakziah di
tempat orang yang tengah berduka cita tapi malah asyik mengobrol dan naudzubillahiminzalik mereka
malah membicarakan aib si jenazah. Padahal ketika ada kerabat yang meninggal dunia, seorang
mahramnya

yang paling dekat dan berjenis kelamin sama hendaklah mereka melakukan kewajiban terhadap
jenazah, yaitu memandikan, mengafani, menyalatkan, dan menguburkannya. Dalam ketentuan hukum
Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka hukumaya fardhu kifayah atas orang-orang muslim
yang masih hidup untuk menyelenggarakan 4 perkara yaitu memandikan. mengkafani. menshalatkan
dan menguburkan orang yang telah meninggal. Selain itu perlu mengetahui adab-adab dalam melayat
dan ziarah kubur.

Di zaman kemajuan seperti ini, masyarakat cenderung individualistis dan kurang pengetahuannya akan
agama. Khususaya tentang tata cara mengurus jenazah. Maka dari itu kami akan mencoba membuat
makalah untuk berbagi ilmu tentang bagaimana cara mengurus jenazah menurut syan'at islam.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat Jenazah


Shalat jenazah adalah ibadah shat yang dilakukan umat muslim untuk mendo'akan seorang muslim
atau muslimah yang telah meninggal dunia; baik dia laki-laki maupun perempuan; orang dewasa
maupun anak-anak.

B. Hukum Shalat Jenazah

Setiap jenazah seorang muslim memiliki hak untuk disholatkan. Tidak hanya sholat, tetapi mengurus
segala keperluannya. Dalam Islam, hukum fardhu terbagi menjadi dua yaitu fardhu’ain dan fardhu
kifayah. Fardhu’ain diperuntukkan untuk ibadah yang wajib dikerjakan oleh semua orang tanpa
terkecuali. Adapun fardhu kifayah adalah hukum yang sifatnya apabila sudah ada yang mengerjakan
maka hukum tersebut gugur untuk yang lainnya. Untuk sholat jenazah hukumnya adalah fardhu kifayah.
Artinya, bila ada yang sudah melakukannya maka hukum ini gugur untuk orang lain di sekitarnya.
Namun, apabila tidak ada satupun orang yang mengurusi jenazahnya termasuk mensholatkannya maka
semua orang mendapatkan dosanya.

C. Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah

1. Memandikan jenazah

a. Syarat-syarat jenazah yang dimandikan 1)Mayatnya orang


muslim 2)Didapati tubuhnya walaupun
sedikit 3)Tidak mati syahid

b. Jenazah 1)Laki-laki
sama laki-laki perempuan sama perempuan 2)Suami
atau istri yang meninggal 3) Bila muhrim
tidak ada maka pelaksanaannya diserahkan kepada orang yang mengerti dan dapat di percayalah

C. Yang perlu dipersiapkan untuk memandikan jenazah 1)Mempersiapkan


terlebih dahulu segala keperluan untuk mandi 2)Mempersiapkan air mutlak, air suci dan
mensucikan Contohnya: Air ledeng, air mata air, air hujan, air sungai, air sumur, sabun dan wangian
3)Meletakkan jenazah pada tempat tertutup dan yang agak tinggi 4)
Jenazah hendaklah tertutup auratnya 5)
Menyediakan sarung tangan, handuk, kain basahan dll

d. Tata cara memandikan jenazah


1)Meratakan air di seluruh tubuhnya sekurang-kurangnya satu kali dengan memasang niat, memandikan
jenazah fardu kifayah karena Allah. 2)Menekan perutnya berlahan-
lahan agar keluar kotoran dari perutnya lalu di bersihkansebaiknya pakai sarung tangan sampai bersih.
3) Lalu bersihkan semua panca indranya dengan potongan kain yang sudah disediakansetelah itu baru di
sabun dan disiram sampai bersih. 4) Merengkan
badannya kesebelah kiri agar yang sebelah kanan di bersihkan terlebih dahulu, setelah bersih baru
miringkan ke sebelah kanan agar dapat dibersihkan sebelah kiri 5)Lalu telentangkan kembali si
mayat dan siram ke seluruh anggota badannya dengan bilangan ganjil kalau wanita kepang tiga
rambutnya. 6) Terakhir mayat diwudukan. Cara
mewudukan simayat sama seperti kita berwudu hanya niatnya "Sengaja aku mewudukan mayat fardhu
kifayah menghilangkan hadas karena Allah

2. Mengkafani Jenazah

a. Syarat mayat dikafani adalah setelah dimandikan

b. Perlengkapan yang di perlukan untuk mengafani jenazah 1)Kain kafan


secukupnya diutamakan yang putih 2)Kain kafan yang wajib
hanya satu lembar 3)Kain kafan yang sunat 3 lembar
untuk laki-laki. 4) Untuk perempuan lima lapis yaitu :
a) Untuk basahan b ) Untuk
baju c) Untuk kerudung.
d) 2 Lapis untuk membungkus seluruh tubuhnya 5)5 buah
tali pengikat di ambil dari tepi kain kafan yang sudah di potong, kapas dan wangi wangian

6) Pasang kan satu persatu kainnya, sebaiknya rambut yang panjang disisir rapi dan kepang tiga. 7)
Terakhir bungkus dengan kain kafan yang paling bawah digulung boleh satu arah atau

berlawanan arah 8)Ikat dengan


tali bagian ujung kaki, betis, pinggang, tangan dan ujung kepala

C. Tata Cara Mengafani Jenazah

1) Untuk mengafani mayat laki-laki; a) 3


lembar kain kafan di bentangkan-dengan cara di susun, kain yang dua lembar di bawah dilebarkan dan
yang satu lapis di tengah tengah, lembar dan lembar diberi wewangian b) Sediakan tali
pengikat jenazah secukupnya di sudah dibentangkan. c) Angkat jenazah
dengan hati-hati baringkan di atas kain kafan. d) Tutup dengan kapas
bagian bagian wajah, kemaluan, dada, mata, telinga, tangan dan kaki e) Lalu di bungkus di gulung
tetapi kafan tidak boleh berlawanan arah, lalu di ikat mulai dari ujung kaki,betis,pinggang,tangan,dan
ujung kepala

2) Untuk mengafani mayat perempuan : a.


Susun, bentangkan kain kafan 2 lembar b.
Bentangkan kerudung c.
Bentangkan baju yang sudah dilobangi tengahnya d.
Bentangkan untuk kain basahan e. Lalu
angkat jenazah dengan hati-hati ke atas kafan yang sudah di bentangkan f. Tutup
mukanya dengan kapas, mata, telinga, tangan, dada, siku dan kaki. Mensholatkan Jenazah

3. Menshalatkan Jenazah

Sholat jenazah ialah, sholat yang dikerjakan sebanyak 4 kali takbir, dan jenazah yang dishalatkan
adalah yang sudah dimandikan dan dikafani. Melaksanakan shalat jenazah hukumnya sama dengan
mengapani, yaitu fardu kifayah. Rasulullah bersabda yang artinya "sholatlah olehmu orang yang
meninggal dunia (HR. Ibnu Majah)

a.ketentuan umum

1) menshalatkan jenazah merupakan fardhu kifayah bagi kaum muslimin dan muslimat

2) menshalatkan jenaza dapat dilakukan secara sendiri-sendiri atau berjamaah, dilakukan


dengan posisi jenazah di depan orang yang menshalatkan.

3) shalat juga dapat dilakukan tanpa hadirnya jenazah yang disebut dengan salat gaib

4) jenazah yang tidak boleh dishalatkan adalah jenazah orang kafir ( non muslim)

5) jenazah yang tidak boleh dishalatkan adalah jenazah orang kafir (non muslim)

6) Adapun jenazah prang yang bunuh diri dan orang yang berhutang tanpa ada penjamin pelunasan
hutangnya, maka Rasulullah SAW tidak mensholatkannya, tetapi beliau membiarkan sahabat
mensholatkanya

7)Jenazh yang terpotong-potong, bila ditemukan bagian dada, dan di yakini sebagai orang Islam tetap di
rawat sebagai mana biasa. Bila ditemukan bagian tubuh yang lainnya, cukup disiram, dibungkus dan
dikuburkan

8) Jenazah yang sudah dikafani secara sempurna hendaklah segera, di sholatkan.

9) Bila jenazah lebih dari satu sebaiknya disholatkan sekaligus kecuali bila tidak a) Bila
bersamaan antara jenazah laki-laki dan perempuan, maka dapat di atur dengan memungkinkan. jenazah
yang terdekat dengan imam adalah jenazah laki-laki, kemudian kiblatnya jenazah perempuan dengan
digeser ke tengah supaya bagian pinggang nya sejajar dengan imam
b) Bila terdapat lebih dari satu jenazah, maka yang ditempatkan dekat dengan imam adalah laki laki yang
lebih sholeh

10) Imam sholat jenazah diutamakan seseorang yang ada hubungan dengan kerabat dengan jenazah

11) Makmum masbuk dalam sholat jenazah hendaklah menyempurnakan takbir kekurangannya.

12) Sholat jenazah dapat dilakukan di dalam mesjid, rumah jenazah,kuburan atau tempat lain yang
memungkinkan

13) Dilarang sholat jenazah dalam tiga waktu sebagai berikut:

a) Waktu terbit (mata hari hingga naik)

b) Waktu matahari di tengah-tengah

c) Waktu hampir terbenam hingga benar-benar terbenam.

b. Ketentuan Khusus

1) Orang yang mensholatkan jenazah harus memenuhi syarat-syahnya sholat

2) Tidak ada ketentuan syara' yang mengharuskan jenazah diletakan membujur ke utaraatau ke selatan

3) Berdiri menghadap kiblat dengan jenazah di sebelah arah kiblat, jenazah di depan imam.

4)Sholat jenazah sebaiknya dilakukan secara berjamaah.

5) Mengenai ketentuan sejumlah (3) bukanlah suatu kharusah

6) Imam menampakkan diri pada arah kepala jenazah laki-laki, badan (pinggang) jenazah perempuan

7) Shoflaki-lakidi muka dan shof perempuan di belakang.

Syarat-syarat shalat jenazah

1)Menutup aurat, suci dari hadas besar dan kecil, bersih badan, pakaian, dan tempat dari

najis, serta menghadap kiblat

2)jenazah telah dimandikan dan dikafani

3) Letak jenazah di depan orang yang menshalatkan, kecuali shalat ghaib


d. Rukun Sholat Jenazah

1)Niat

2) Berdiri bagi yang mampu

3) Takbir 4 kali

4) Membaca surah Al-fatihah

5) Membaca shalawat Nabi

6) Mendo'akan jenazah,

7) Salam

e. Sunnat shalat jenazah

1)Mengangkat tangan pada setiap takbir

2) Merendahkan suara bacaan

3) Membaca ta'awuz

4)Disunatkan banyak pengikut

5) Memperbanyak shaf

Dalam sebuah hadist, Rasulullah bersabda yang artinya: "tidak seorang mukminpun yang meninggal,
kemudian dishalatkan oleh umat islam yang mencapai jumlah tiga syaf kecuali akan diampuni dosanya"
(HR. Lima ahli hadis, kecuali Nasa'i) Jika jumlah jema'ah yang mensholatka jenazah itu sedikit, lebih baik
mereka dibagi 3 syaf. Jika yang mensholatkan jenazah terdiri dari 4 orang, lebih baik dijadikan 2 syaf,
masing-masing dua orang. Sholat jenazah dapat dilakukan terhadab satu jenazah atau lebih.

Tata Cara menshalatkan Jenazah :

1)Mengikhlaskan niat karena Allah

2) Membaca takbir pertama (Allahu Akbar), seraya mengangkat kedua tangan lalu tangan kanan
memegang tangan kiri dan keduanya diletakkan di dada (bersedekap) dilanjutkan dengan membaca Al-
Fatihah dan Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
3) Membaca takbir kedua (Allahu Akbar), dengan mengangkat kedua tangan kemudian kembali ke posisi
bersedekap, diteruskan dengan do'a

4) Membaca takbir ketiga (Allahu Akbar), dengan mengangkat kedua tangan kemudian kembali ke posisi
bersedekap, diteruskan dengan membaca do'a.

5) Bacalah takbir ke empat (Allahu Akbar), dengan mengangkat kedua tangan, kemudian kembali ke
posisi bersedekap, diteruskan dengan membaca do'a ringkas di akhiri dengan membaca slam pertama
seraya memalingkan muka ke kanan, lalu bacalah salam kedua seraya memalingkan muka kiri.

Sholat jenazah juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut;

1) Takbir pertama, dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah

2) Takbir kedua, dilanjutkan dengan membaca shalawat Nabi SAW

3) Takbir ketiga, dilanjutkan dengan membaca do'a.

4) Takbir keempat, dilanjutkan dengan membaca do'a, dan diakhiri dengan salam.

g. Bacaan-Bacaan Dalam Sholat Jenazah

1)Bacaan Al-Fatihah

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi
Allah, Tuhan semesta alam. Yang Maha Pemurah lagi Maha penyayang yang Menguasai hari pembalasan
(Qiyamat). Hanya Engkaulah yang kami sembah dan har4ya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lunis. (Yaitu) jalan orang-orang yang Engkau anugerahkan nikmat kepada
mereka: bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."

2) Bacaan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Artinya:" Ya Allah, berikannlah kemuliayaan kepada junjungan kami Muhammad dan atas keluara
junjungan kami Muhammad sebagai mana Engau telah berikannlah kemuliayaan kepada junjungan kami
Ibrahim dan atas keluarga junjungan kami Ibrahim. Dan berikannlah keberkahan kepada junjungan kami
Muhammad dan atas keluarga junjungan kami Muhammad, sebagai mana keberkahan telah Engkau
berikan kepada junjungan kami Ibrahim dan atas keluarga junjungan kami Ibrahim. Sesungguhnya
Engkau Yang Maha Terpuji dan Maha Mulia."

3) Bacaan Do'a dalam Shalat Jenazah

artinya : "Ya Allah, berikanlah ampunan, Rahmat dan Afiat kepadanya. Muliakan lah tempat turunnya,
luaskanlah dari sega tempat masuknya, mandikanlah ia dengan air dan salju, bersihkanlah dari segala
kesalahan, sebagaimana pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang
lebih dari pada rumahnya, keluarganya dan jodoh yang lebih baik dari pada jodohnya. Jauhkanlah dari
padanya fitnah kubur dan siksaan"

Do'a untuk Jenazah Anak-Anak

artinya : " ya Allah, jadikanlah ia pendahulu (penjemput) dan tabungan, serta upah (pahala) bagi kami
( HR Baihaqi)
4) Membaca Salam

4. Menyuburkan Jenazah

1. Masukkan jenazah ke liang lahat dengan posisi miring ke kanan dan menghadap kiblat. Lalu, membaca
bismillah

2. Bagi jenazah perempuan, sunnah untuk ditutup dengan tirai kain.

3. Bagi jenazah perempuan, maka sebaiknya yang memasukkan ke dalam kubur adalah muhrimnya. Jika
tidak ada, dapat diganti dengan orang tua yang shaleh dan mampu.Selain itu, perlu diperhatikan pula
seorang lelaki yang memasukkan jenazah perempuan ke liang lahat, malamnya tidak menggauli istrinya,
meski sudah bersih dari hadas.

4. Tali-tali pengikat kain kafan dilepas semua, pipi kanan dan ujung kaki ditempelkan ke tanah.

5. Tutup jenazah dengan papan, kayu atau bambu.

6. Kemudian timbun dengan tanah. Boleh diratakan atau ditinggikan seperlunya sebagai tanda, kira-kira
sejengkal

7. Di bagian tanah yang lurus dengan kepala jenazah, dapat diberi tanda, misalnya menggunakan batu.

8. Letakkan pelepah yang masih basah atau siramlah menggunakan air.

9. Mendoakan jenazah dan memohonkan ampun agar diberi keteguhan dalam menjawab pertanyaan
Malaikat Munkar dan Nakir.

d)Larangan Yang Berkaitan Dengan Kuburan

1. Meninggikan timbunan kuburan lebih dari satu jengkal dari atas permukaan tanah.

2. Menembok kuburan sehingga menjadi bangunan

3. Duduk di atas kuburan

4. Menjadikan kuburan sebagai bangunan mesjid

5. Berjalan melewati kuburan


6. Semua hal, kegiatan, yang menjurus ke arah syirik dan takhayul, seperti berwasilah kepada orang-
orang yang telah mati

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai