Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ADAB TERHADAP JENAZAH TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH”

MATA KULIAH

AGAMA

Dosen Pengampu : Syarifuddin, S.Sy., MH

Disusun oleh :

Gusti Randa

Yani Agustina

Yuhana Sopianti

Muhammad Heru Arrasyid

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR

LOMBOK TIMUR

TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT karena
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen Syarifuddin, S.Sy., MH
selaku dosen pengampu mata kuliah Agama yang telah memberikan saya tugas makalah ini,
dengan itu saya bisa lebih mempelajari tentang materi mata kuliah ini.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan yang belum
saya ketahui. Maka dari itu saya mohon saran dan kritik dari dosen dan para pembaca lainnya.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Mamben daya, 24 September 2023

2
DAFTAR ISI

HALAMAN...............................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang....................................................................................................4

B. Tujuan Penulisan................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mengkafani Jenazah…........................................................................6

B. Pengertian Perawatan Jenazah...............................................................................6

C. Ukuran Kain Kafan Yang Digunakan Untuk Jenazah………………………........

D. Tata Cara Mengkafani Jenazah Laki-laki…………………………………............

E. Tata Cara Mengkafani Jenazah Wanita…………………………………………...

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................18

B. Saran……………………………………………………………………………19

3
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hal yang menyebabkan Mengkafani Jenazah menjadi bidang kajian Agama


yangpenting tidak lain karena Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah
seorang muslim/muslimatdengancara memandikan, mengkafani, menyalatkan
dan menguburannya. Hukum melaksanakan pengurusan jenazah seorang
muslim/muslimat dengan cara-cara tersebut adalah fardu kifayah bagi orang-
orangi slam yang masih hidup. Artinya, berdosa jika tidak ada seorangpun yang
mengerjakannya. Karena itu setiap muslim/muslimat hendaknya mempelajari
serta memahami tata cara pengurusan jenazah dengan sebaik-baiknya.

B. Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui tata cara dalam perawatan jenazah


2. Dapat mengetahui tata cara mengafani jenazah
3. Dapat mengetahui perbedaan tata cara mengafani jenazah laki-laki dan
wanita

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Mengafani Jenazah

Mengkafani jenazah maksudnya membungkus jenazah dengan kain kafan.hukum mengkafani


jenazah ialah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang masih hidup. Kain kafan diperoleh
dengan cara yang halal, yakni diambilkan dari harta peninggalan jenazah, jika ia
meninggalkan harta.Kalau jenazah tidak meninggalkan harta, maka yang wajib menyediakan
kainkafan adalah keluarga terdekatnya (orang yang wajib memberi nafkah jenazah
dimasahidupnya). Kalau keluarga terdekatnya tidak ada/tidak mampu, maka untuk membeli
kain kafan itu diambilkan dari baitul mal. Jika baitul mal tidak ada, yang wajib menyediakan
kain kafan itu adalah orang Islam yang mampu. Kain kafan hendaknya kain yang bersih,
berwarna putih dan sederhana yakni tidak mahal harganya dan tidakpula terlalu murah. Dalam
hal ini Rasulullah SAW bersabda:

‫اْلَبُسوا ِم ْن ِثَياِبُك ُم اْلَبَياَض َفِإَّنَها َخْيُر ِثَياِبُك ْم َو َك ِّفُنوا ِفيَها َم ْو َتاُك ْم‬

Artinya: “Pakailah pakaian putih karena pakaian seperti itu adalah sebaik-baik pakaian kalian
dan kafanilah mayit dengan kain putih pula” (HR. Abu Daud no. 4061, Ibnu Majah no. 3566
dan An Nasai no. 5325. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Juga Rasulullah SAW bersabda,

“janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain yang mahal-mahal untuk kafan, karena

sesungguhnya kain kafan itu akan segera hancur,”

B.Pengertian Perawatan Jenazah

Perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang muslim/muslimatdengan cara


memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburannya.melaksanakan pengurusan
jenazah seorang muslim/muslimat dengan cara-cara Hukum tersebut adalah fardu kifayahbagi
orang-orang islam yang masih hidup.Artinya, berdosa jika tidak ada seorangpun yang
mengerjakannya. Karena itu setiapmuslim/muslimat hendaknya mempelajari serta memahami
tata cara pengurusan jenazah dengan sebaik-baiknya.

C. Ukuran Kain Kafan Yang Digunakan Untuk Jenazah.

a. Ukuran kafan yang di gunakan

5
Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafanyang
disediakan adalah 90 cm. 1 : 3.

b. Ukurlah tinggi tubuh jenazah


1. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.

2. Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm.

3. Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm.

4. Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm.

5. Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian


ataskepalanya dan bagian bawahnya.

D. Tata Cara Mengkafani Jenazah Laki-laki

Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar dengan
hadits.“Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam dikafani dengan 3 helai kain sahuliyah
yang putih bersih dari kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut dengan 3
kain tersebut.

a. Persiapan dan perlengkapan yang akan dilakukan untuk mengkafani jenazah adalah :
 Kain untuk mengkafani secukupnya dan diutamakan yang berwarna putih.
 Kain kafan untuk jenazah laki- laki terdiri dari tiga lembar, sedangkan kain
kafanuntuk jenazah perempuan terdiri dari lima lembar kain, yaitu : kain
basahan, bajukurung, kerudung dan dua lembar kain penutup.
 Sebaiknya disediakan perlengkapan sebagai berikut:
a) Tali sejumlah 3, 5, 7, atau 9 antara lain untuk ujung kepala, leher,
pinggang/ padalengan tangan, perut, lutut, pergelangan kaki dan
ujungkaki.
b) Kapas secukupnya.
c) Kapur barus atau pewangi secukupnya.
d) Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya di atas tali-tali yang telah
disediakan.
e) Untuk jenazah perempuan, aturlah kerudung/ mukena, baju dan kain
basahan sesuaidengan letaknya.

Setelah perlengkapan disediakan, maka dilakukan dengan mengkafani jenazahdengan


urutan sebagai berikut :

 Pada waktu hendak mengkafani dipasang lebih dahulu tirai (pendinding) supaya
jenazah itu tidak sampai dilihat orang lain/ selain orang yang mengkafani.
 Kain kafan telah dihamparkan dengan letak sebagai berikut:
 Kain kafan diletakkan pada urutan yang paling bawah yang telah ditaburi
denganwangi-wangian seperti kapur barus. Dibawah kain kafan diletakkan tiga/

6
lima buahtali yang di ambil dari pinggir kain kafan. Cara meletakkannya, satu
helai di ujungkepala, satu helai di pinggang dan satu helai lagi di ujung kaki.
Kedua tangannyadiletakkan di dadanya seperti ketika melaksanakan solat.
 Jenazah diletakkan membujur di atas kain kafan dalam keadaan tertutup
selubungkain.
 Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup.
 Jika diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang- lubang yang mengeluarkan cairan.
 Bagi jenazah laki-laki di tutup dengan tiga lapis kain secara rapi dan di ikatdengan
simpul disebelah kiri.
 Bagi jenazah yang berrambut panjang (permpuan) hendaklah rambutnya dikepang
jika memungkinkan.
 Bagi jenazah perempuan, kenakan(pakaian) lima lapis kain yaitu: kerudung,untuk
kepala, baju kurung , kain basahan penutup aurat dan dua lembar kainpenutup
secara rapi serta di ikat dengan simpul disebelah
 Setelah tutup kepala, baju( bagi wanita) kain dan kapas dipakaikan, maka kain
kapandigulung dengan cara mempertemukan ujung kain sebelah kanan dan kiri
satu persatu,sejak dari leher sampai ke kaki kemudian di ikat dengan tali yang
telah diletakkanterlebih dahulu di bawah kain kafan yaitu di ujung sebelah kaki
dan pinggang,sedangkan yang sebelah atas masih terbuka sambil menanti
kerabatnya ziarah terakhir.Setelah kerabat dan familinya selesai berziarah, maka
disempurnakan gulungannyadan
 Kemudian di ikat di ujung sebelah atas dan pertemuan ikatan itu sebaiknya dibuat
sebelah kiri jenazah

b. Cara Memakaikan Kain Penutup Auratnya


1) Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian
atausejenisnya. Bubuhi anggota-anggota sujud.
2) Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan tubuh
sepertiketiak dan yang lainnya.
3) Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain
penutupsebagaimana memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah
dengan baik.

c. Cara Membalut Kain Kafan


1) Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan, balutlah
darikepala sampai kaki .
2) Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang ketiga.

d. Cara mengikat tali-tali pengikat


1) Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain bagian
atasyang lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
2) Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian bawah
yanglebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
3) Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata. Perlu
diperhatikan, mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan

7
ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah
dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.

E. Tata Cara Mengkafani Jenazah Wanita

Jenazah wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helaikain, sebuah
baju kurung dan selembar sarung beserta kerudungnya. Jika ukuran lebartubuhnya 50 cm dan
tingginya 150 cm, maka lebar kain kafannya 150 cm danpanjangnya 150 ditambah 50 cm.

Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh utastali,
kemudian dipintal dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah. Kemudiandua kain kafan
tersebut diletakkan sama rata diatas tali tersebut dengan menyisakanlebih panjang dibagian
kepala.

a. Cara mempersiapkan baju kurungnya


1. Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan
dua,kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran tersebut.

2. Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah
dimasukikepalanya.

3. Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah terbentang,
danlipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada mayyit, dan
letakkanbaju kurung ini di atas kedua helai kain kafannya ).lebar baju kurung
tersebut 90 cm.

b. Cara mempersiapkan kain sarung


Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain
sarungtersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.
c. Cara mempersiapkan kerudung.
Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebutdibentangkan
diatas bagian atas baju kurung.

d. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.


1. Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.
2. Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok
3. Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat
duduknya,letakkan juga potongan kapas diatasnya.
4. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan
kainsarung serta baju kurungnya.
e. Cara melipat kain kafan
Sama seperti membungkus mayat laki-laki

f. Cara mengikat tali


Sama sepert membungkus jenazah laki-laki.

8
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Jadi , tata cara mengafani jenazah harus dilakukan dengan benar dan tepat sesuai anjuran agama
islam.dari penjelasan diatas berbeda dengan anak yang masihberusia dibawah tujuh tahun baik
untuk laki-laki maupun perempuan.

B.Saran

Makalah yang kami buat belum sempurna sesuai yang diharapkan. Masihterdapat banyak
kekurangan maupun kesalahan. Karena, kami hanya manusia biasayang tidak luput dari khilaf /
kesalahan, kelebihan itu hanya milik Allah SWT semata.Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak atau pembaca demiperbaikan di masa mendatang.

9
DAFTAR PUSTAKA

“http://www.lebaran.com/khazanah/item/474-ziarah-kubur-serta-hukumnya-bagi-yang-
melakukan.html”

Darmawan, F. (2023). PELATIHAN FARDHU KIFAYAH (MEMANDIKAN DAN


MENGKAFANI JENAZAH) PADA KELOMPOK PEMUDA CENDANA TELUK
LERONG KOTA SAMARINDA. PATIKALA: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(3), 704-709.

Abd. Halim al-Mahady, Hamzah.2010, Fenomena Kematian. Jakarta Timur: Bania Publishing.

Sukiyanto¹, R. N., Maulidah, T., & Mufidah⁴, E. (2020). Pendampingan Pelatihan Perawatan
Jenazah Sesuai dengan Syariat Islam.

Al-albani, M. N. (2020). Fiqih Lengkap Mengurus Jenazah. Gema Insani.

Nurlaela, S. (2021). Pembinaan Keagamaan Masyarakat Melalui Tata cara Mengkafani Jenazah
Di Majlis Ta’lim Al-Hidayah Malingping (Doctoral dissertation, UIN SMH BANTEN).

“http://yahdianiahmad.blogspot.com/2012/02/memahami-ketentuan-hukum-islam-
tentang.htmly” Syamsuri. 2006. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA JILID 2 Untuk
Kelas XI.Jakarta: Penerbit Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai