Anda di halaman 1dari 10

TATA CARA MENGAFANI JENAZAH

Guru Pembimbing:
Indra Setyawan
S.pd Nama
Kelompok:
1. Aisha Angelia
2. Alfiansyah Candra P
3. Alya Zulfa Yasmin
4. Fatmawati
5. Indra Lesmana
6. Muhammad Daffa Nur R
7. Muhammad Ilham
8. Nabillah Puja Kusuma
9. Renanda Velda A
10. Revina Putri H
11. Samudra Bakhtiar T
i
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji & syukur atas rahmat & ridho Allah SWT, karena tanpa
Rahmat & Ridho-Nya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Yang kedua, kami ucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang telah memberikan doa
untuk kelancaran pembuatan makalah ini.
Yang ketiga, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh sumber yang terkait.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Indra Setyawan S.pd
selaku guru pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan kami dan para pembaca tentang Tata Cara Mengafani Jenazah
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka
dari itu kami menerima saran & kritik dari teman-teman maupun guru. Demi tercapainya
makalah yang sempurna.
Bogor, 14 September 2022
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI

BAB
I ......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................................
. 1 ............................................................................................................................................................
1.3 Tujuan Makalah...........................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
BAB III....................................................................................................................................................7
PENUTUP...............................................................................................................................................7

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................... 1
iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Hal yang menyebabkan mengafani jenazah menjadi bidang kajian agama yang penting
antara lain karena perawatan jenazah adalah pengurusan jenazah seorang
muslim/muslimah dengan cara memandikan, mengkafani, menyalatkan dan
menguburkannya. Hukummelaksanakan pengurusan jenazah seorang muslim/Muslimah
dengan cara-cara tersebut adalah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang masih hidup.
Artinya, berdosa jika tidak ada seorangpun yang mengerjakannya. Karena itu setiap
muslim/muslimat hendaknya mempelajari serta memahami tata cara pengurusan jenazah
dengan sebaik-baiknya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian mengafani jenazah?


2. Apa perlengkapan mengafani jenazah?
3. Berapa ukuran kain kafan untuk mengafani jenazah?
4. Bagaimana tata cara mengafani jenazah laki-laki?
5. Bagaimana tata cara mengafani jenazah perempuan?

1.3 Tujuan Makalah

1. Dapat mengetahui perlengkapan mengafani jenazah.


2. Dapat mengetahui perbedaan cara mengafani jenazah laki-laki dan perempuan.
3. Dapat mengetahui cara mengafani jenazah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mengafani Jenazah

Mengkafani jenazah maksudnya membungkus jenazah dengan kain kafan. Hukum


mengkafani jenazah ialah fardu kifayah bagi orang-orang islam yang masih hidup. Kain
kafan diperoleh dengan cara yang halal, yakni diambilkan dari harta peninggalan jenazah,
jika ia meninggalkan harta.

Kalau jenazah tidak meninggalkan harta, maka yang wajib menyediakan kain kafan
adalah keluarga terdekatnya (orang yang wajib memberi nafkah jenazah dimasa hidupnya).
Kalau keluarga terdekatnya tidak ada/tidak mampu, maka untuk membeli kain kafan itu
diambilkan dari baitul mal. Jika baitul mal tidak ada, yang wajib menyediakan kain kafan itu
adalah orang Islam yang mampu. Kain kafan hendaknya kain yang bersih, berwarna putih
dan sederhana yakni tidak mahal harganya dan tidak pula terlalu murah. Dalam hal ini
Rasulullah SAW bersabda:

ُْ ِِّ‫اض فَاِنَّهَا خَ ْي ُْر ثِيَاب ِك ُْْم َو َكف‬ ْ


(‫نوا فِ ْيهَا َموْ تاَك ُْْم )رواه الترمذي‬ ِ ْ َ‫ْالبِسُوْ ا ِم ْن ثِيَابِك ُُْم ْالبَي‬

Artinya: “Berpakaianlah kamu dengan pakaianmu yang berwarna putih, karena pakaian
putih itu merupakan pakaian terbaikmu, dan kafanilah mayat kamu dengan kain putih itu.”
(HR. Tirmizi)

Juga Rasulullah SAW bersabda,

“janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain yang mahal-mahal untuk kafan,


karena sesungguhnya kain kafan itu akan segera hancur,”

2.2 Perlengkapan Untuk Mengafani

1. Kain kafan 3 helai untuk laki-laki sesuai dengan ukuran panjang badannya. Kain
kafan 5 helai untuk perempuan sesuai ukuran Panjang badannya.
2. Kapas secukupnya.
3. Bubuk cendana
4. Minyak wangi
5. Kapur barus

2
2.3 Ukuran Kain Kafan Untuk Mengafani Jenazah

a. Ukuran kafan yang di gunakan

Ukurlah lebar tubuh jenazah. Jika lebar tubuhnya 30 cm, maka lebar kain kafan yang
disediakan adalah 90 cm. 1 : 3

b. Ukurlah tinggi tubuh jenazah

1. Jika tinggi tubuhnya 180 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 60 cm.

2. Jika tinggi tubuhnya 150 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 50 cm.

3. Jika tinggi tubuhnya 120 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 40 cm.

4. Jika tinggi tubuhnya 90 cm, maka panjang kain kafannya ditambah 30 cm.

5. Tambahan panjang kain kafan dimaksudkan agar mudah mengikat bagian atas
kepalanya dan bagian bawahnya.

2.4 Tata Cara Mengafani Jenazah Laki-laki

Jenazah laki-laki dibalut dengan tiga lapis kain kafan. Berdasar dengan hadits.
hollulusoR“ْuhollallohSْihialA‘ْmallasaWْinafakidْnagnedْ3ْialehْniakْhayiluhasْgnayْ putih
bersih dari kapas, tanpa ada baju dan serban padanya, beliau dibalut dengan 3 kain
tersebut.

a. Persiapan dan perlengkapan yang akan


dilakukan untuk mengkafani jenazah

1. Kain untuk mengkafani secukupnya dan diutamakan yang berwarna putih.


2. Kain kafan untuk jenazah laki- laki terdiri dari tiga lembar, sedangkan kain kafan
untuk jenazah perempuan terdiri dari lima lembar kain, yaitu : kain basahan, baju
kurung, kerudung dan dua lembar kain penutup.
3. Sebaiknya disediakan perlengkapan sebagai berikut:
a. Tali sejumlah 3, 5, 7, atau 9 antara lain untuk ujung kepala, leher, pinggang/
pada lengan tangan, perut, lutut, pergelangan kaki dan ujungkaki.
b. Kapas secukupnya.

Kapur barus atau pewangi secukupnya.

3
c. Meletakkan kain memanjang searah tubuhnya di atas tali-tali yang telah
disediakan.
d. Untuk jenazah perempuan, aturlah kerudung/ mukena, baju dan kain basahan
sesuai dengan letaknya.
e. Setelah perlengkapan disediakan, maka dilakukan dengan mengkafani jenazah
dengan urutan sebagai berikut :
1. Pada waktu hendak mengkafani dipasang lebih dahulu tirai (pendinding)
supaya jenazah itu tidak sampaidilihat orang lain/ selain orang yang
mengkafani.

2. Kain kafan telah dihamparkan dengan letak sebagai berikut:


a.) Kain kafan diletakkan pada urutan yang paling bawah yang telah ditaburi
dengan wangi-wangian seperti kapur barus. Dibawah kain kafan diletakkan
tiga/ lima buah tali yang di ambil dari pinggir kain kafan. Cara
meletakkannya, satu helai di ujung kepala, satu helai di pinggang dan satu
helai lagi di ujung kaki. Kedua tangannya diletakkan di dadanya seperti
ketika melaksanakan solat.
b.) Jenazah diletakkan membujur di atas kain kafan dalam keadaan tertutup
selubung kain.
c.) Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup.
d.) Jika diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang- lubang yang mengeluarkan
cairan.

3.Bagi jenazah laki-laki di tutup dengan tiga lapis kain secara rapi dan di ikat
dengan simpul disebelah kiri.
4. Bagi jenazah yang berrambut panjang (permpuan) hendaklah
rambutnya dikepang jika memungkinkan.
5. Bagi jenazah perempuan, kenakan(pakaian) lima lapis kain yaitu:
kerudung, untuk kepala, baju kurung, kain basahan penutup aurat dan dua
lembar kain penutup secara rapi serta di ikat dengan simpul disebelah kiri.
6. Setelah tutup kepala, baju( bagi wanita) kain dan kapas dipakaikan,
maka kain kapan digulung dengan cara mempertemukan ujung kain sebelah
kanan dan kiri satu persatu, sejak dari leher sampai ke kaki kemudian di ikat
dengan tali yang telah diletakkan terlebih dahulu di bawah kain kafan yaitu di

4
ujung sebelah kaki dan pinggang, sedangkan yang sebelah atas masih terbuka
sambil menanti kerabatnya ziarah terakhir. Setelah kerabat dan familinya
selesai berziarah, maka disempurnakan gulungannya dan
7. kemudian di ikat di ujung sebelah atas dan pertemuan ikatan itu
sebaiknya dibuat sebelah kiri jenazah

b. Cara memakaikan kain penutup


auratnya
1. Pindahkan jenazah kemudian bubuhi tubuh mayyit dengan wewangian
atau sejenisnya. Bubuhi anggota-anggota sujud.
2. Sediakan kapas yang diberi wewangian dan letakkan di lipatan-lipatan
tubuh seperti ketiak dan yang lainnya.
3. Letakkan kedua tangan sejajar dengan sisi tubuh, lalu ikatlah kain
penutup sebagaimana memopok bayi dimulai dari sebelah kanan dan ikatlah
dengan baik.
c. Cara membalut kain kafan
1. Mulailah dengan melipat lembaran pertama kain kafan sebelah kanan,
balutlah dari kepala sampai kaki .
2. Demikian lakukan denngan lembaran kain kafan yang kedua dan yang
ketiga.
c. Cara mengikat tali-tali pengikat
1. Mulailah dengan mengikat tali bagian atas kepala mayyit dan sisa kain
bagian atas yang lebih itu dilipat kewajahnya lalu diikat dengan sisa tali itu
sendiri.
2. Kemudian ikatlah tali bagian bawah kaki dan sisa kain kafan bagian
bawah yang lebih itu dilipat kekakinya lalu diikat dengan sisa tali itu sendiri.
3. Setelah itu ikatlah kelima tali yang lain dengan jarak yang sama rata.
Perlu diperhatikan, mengikat tali tersebut jangan terlalu kencang dan usahakan
ikatannya terletak disisi sebelah kiri tubuh, agar mudah dibuka ketika jenazah
dibaringkan kesisi sebelah kanan dalam kubur.

2.5 Tata Cara Mengkafani Jenazah Wanita

Jenazah wanita dibalut dengan lima helai kain kafan. Terdiri atas : Dua helai kain,
sebuah baju kurung dan selembar sarung beserta kerudungnya. Jika ukuran lebar tubuhnya 50

5
cm dan tingginya 150 cm, maka lebar kain kafannya 150 cm dan panjangnya 150 ditambah
50 cm.

Adapun panjang tali pengikatnya adalah 150 cm, disediakan sebanyak tujuh utas tali,
kemudian dipintal dan diletakkan sama rata di atas usungan jenazah. Kemudian dua kain
kafan tersebut diletakkan sama rata diatas tali tersebut dengan menyisakan lebih panjang
dibagian kepala

a. Cara mempersiapkan baju kurungnya

a. Ukurlah mulai dari pundak sampai kebetisnya, lalu ukuran tersebut dikalikan
dua, kemudian persiapkanlah kain baju kurungnya sesuai dengan ukuran
tersebut.
b. Lalu buatlah potongan kerah tepat ditengah-tengah kain itu agar mudah
dimasuki kepalanya.
c. Setelah dilipat dua, biarkanlah lembaran baju kurung bagian bawah
terbentang, dan lipatlah lebih dulu lembaran atasnya (sebelum dikenakan pada
mayyit, dan letakkan baju kurung ini di atas kedua helai kain kafannya ).lebar
baju kurung tersebut 90 cm.

b. Cara mempersiapkan kain sarung

Ukuran kain sarung adalah : lebar 90 cm dan panjang 150 cm. Kemudian kain sarung
tersebut dibentangkan diatas bagian atas baju kurungnya.

c. Cara mempersiapkan kerudung.

Ukuran kerudungnya adalah 90 cm x90 cm. Kemudian kerudung tersebut


dibentangkan diatas bagian atas baju kurung.

d. Cara mempersiapkan kain penutup aurat.

1. Sediakan kain dengan panjang 90 cm dan lebar 25 cm.


2. Potonglah dari atas dan dari bawah seperti popok.
3. Kemudian letakkanlah diatas kain sarungnya tepat dibawah tempat duduknya,
letakkan juga potongan kapas diatasnya.
4. Lalu bubuhilah wewangian dan kapur barus diatas kain penutup aurat dan kain
sarung serta baju kurungnya.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi , Tata cara mengafani jenazah harus dilakukan dengan benar dan
tepat sesuai anjuran agama islam.dari penjelasan diatas berbeda dengan
anak yang masih berusia dibawah tujuh tahun baik untuk laki – laki
maupun perempuan .
3.2 Saran
Saran Makalah yang kami buat belum sempurna sesuai yang diharapkan .
Masih terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan . Karena , kami
hanya manusia biasa yang0 tidak luput dari khilaf / kesalahan , kelebihan
itu hanya milik Allah SWT semata . Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran dari semua pihak atau pembaca demi perbaikan di masa
mendatang .

Anda mungkin juga menyukai