KEMERDEKAAN
Nama Kelompok 5:
1. Aleandro Jose L
2. Anisah Zahra Ayu S
3. Fatmawati
4. Indra Lesmana
5. Nabillah Puja K
6. Ridho Surya
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
1
1.4 Manfaat Makalah
Kami membuat makalah tentang perkembangan seni setelah masa
kemerdekaan ini bermanfaat agar kita dapat mengenal seni dan kebudayaan
kita lebih dalam, dapat menambah pengetahuan kita serta melestarikan semua
kebudayaan yang ada di Negara kita.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perjalanan sejarah seni dan rupa pada masa setelah kemerdekaan
Pertumbuhan seni rupa berjalan terus hingga tahun 1950 pada masa setelah
kmerdekaan indonesia dengan munculnya lembaga pendidikan kesenian formal
seperti Akademi Seni Rupa (ASRI) Yogyakarta dan Balai Perguruan Tinggi
Guru Gambar bagian Seni Rupa ITB. Karya-karya seni rupa baru cenderung
bersifat eksperimental atau memberi pengalaman baru dari apa yang telah ada
dengan maksud memenuhi tuntutan zaman dan situasi yang berkembang.
Seniman dalam grup ini adalah Harsono, Nanik Mirna, Siti Adiyati Subangun,
Ris Purwono, S. Prinka, Bonyong Munni Ardhi, dan Jim Supangkat.
Periode Persagi, pada masa ini di Indonesia sedang terjadi pergolakan.
Pergolakan di segala bidang pun terjadi, seperti dalam bidang kesenian yang
berusaha mencari ciri khas Indonesia. Pelopor masa adalah S. Sdjojono, Sebagai
langkah perjuangannya maka S. Sudjojono dan Agus Jayasuminta bersama
kawan – kawannya mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar
Indonesia). Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni lukis di Indonesia
dengan mencari corak Indonesia asli. Konsep persagi itu sendiri adalah
semangat dan keberanian, bukan sekedar kecakapan melukis melainkan melukis
dengan tumpahan jiwa.
Peiode Pendudukan Jepang, kegiatan melukis pada masa ini dilakukan
dalam kelompok Keimin Bunka Shidoso. Tujuannya adalah untuk propaganda
pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya. Kelompok ini didirikan oleh tentara
Dai Nippon dan diawasi oleh seniman Indonesia, Agus Jayasuminta, Otto Jaya,
Subanto, Trubus, Henk Ngantung, dll. Untuk kelompok asli Indonesia berdiri
kelompok PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang mendirikan
kelompok ini adalah tokoh empat serangkai yaitu Ir. Sukarno, Moh. Hatta, KH.
Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Khusus yang menangani bidang seni lukis
adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut bergabung dalam Putra
diantaranya Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi, dll. Pada masa ini para
seniman memiliki kesempatan untuk berpameran, seperti pameran karya dari
3
Basuki Abdullah, Affandi, Nyoman Ngedon, Hedra Gunawan, Henk Ngantung,
Otto Jaya, dll.
Periode Akademi (1950), Pengembangan seni rupa melalui pendidikan
formal. Lembaga Pendidikan yang bernama ASRI yang berdiri tahun 1948
kemudiaan secara formal tahun 1950 Lembaga tersebut mulai membuat
rumusan-rumusan untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru gambar.
Pada tahun 1959 di Bandung dibuka jurusan Seni Rupa ITB, kemudian dibuka
jurusan seni rupa disemua IKIP diseluruh Indonesia.
4
Istri pelukis sendiri sering diminta sebagai model di sanggar.Gaya seni
lukis saat itu berkisar realime, impresionisme, dan exspresionisme dengan
warna-warna yang mengesankan dekoratif.
Beberapa Contoh Karya Pada Masa setelah kemerdekaan :
2.3 Perbedaan gaya lukisan masa sebelum dan masa setelah kemerdekaan
Berbeda dengan masa Belanda yang sangat elitis, pada masa pendudukan Jepang,
seni rupa menjadi sangat inklusif. Jepang memberikan banyak dukungan
material: kanvas, cat minyak, studio model dan guru. Bahkan memberikan
5
bantuan keuangan secara rutin kepada seniman Indonesia. Tak heran ada
banyak sekali pameran digelar seniman Indonesia dan Jepang. Skalanya mulai
di tingkat lokal, nasional maupun internasional.
Pada masa setelah kemerdekaan, seni lukis dijadikan media untuk
berjuang. Perkembangan seni lukis di Indonesia menunjukkan kemajuan yang
pesat karena seni lukis telah menyatu dengan semangat perjuangan
kemerdekaan bangsa. Jiwa kepahlawanan ini dibuktikan dalam bentuk
posterposter perjuangan dan lukisan sketsa di tengah-tengah pertempuran.
Seni rupa pada masa sebelum kemerdekaan yaitu masa penjajahan jepang
seni rupa cenderung lebih sedikit maju di bandingkan masa sebelumnya,
beberapa perupa di masa Jepang mendapat tambahan ilmu dari perupa Jepang
yang datang ke Indonesia. Sedangkan seni rupa masa sebelum kemerdekaan
yaitu masa perintisan merupakan awal perkembangan seni rupa modern
Indonesia, salah satu perupa yang ada di masa ini adalah raden Saleh yang
karyanya banyak di kenal orang.
Seni rupa masa setelah kemerdekaan sangat penuh warna warni, dimana
para perupa banyak bermunculan dan banyak karya yang mereka hasilkan.
para perupa cenderung membangun kelompok atau organisasi, perkumpulan
atau forum yang mempermudah para perupa menjalin koneksi satu sama lain.
6
2. Pada tahun 1947 berdiri perkumpulan pelukis rakyatyang dipimpin
oleh Affandi dan Hendra yang keluar dari perkumpulan SIM. Anggota
dari pelukis rakyat antara lain: Hendra, Sasongko, Kusnadi dan
sebagainya.
3. Pada tahun 1948 berdiri perkumpulan yang memberikan kursus
menggambar, yaitu Prabangkara. Selanjutnya para tokoh SIM, Pelukis
rakyat dkk. merumuskan pendirian lembaga pendidikan Akademi Seni
Rupa.Tokoh perintisan lembaga tersebut antara lain S. Sudjojono,
Hendra Gunawan, Djayengasmoro, Kusnadi, Sindusisworo dan
lainlain.
4. Pada tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru
Gambaryang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja dibantu oleh Muhtar
Apin, Ahmad Sadali, Sudjoko, Edi Kanta Subraka dan lainlain.
5. Pada tahun 1959 Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar berubah
menjadi jurusan Seni Rupa pada Institut Teknologi Bandung.
3.2 Saran
Makalah ini belum sempurna. Masih banyak yang harus diperbaiki dan
lebih dikembangkan lagi. Oleh karena itu saya meminta kritik dan saran dari
pembaca agar kedepannya saya dapat menulis makalah yang jauh lebih baik
dari sebelumnya. Berharap dengan adanya makalah ini kita lebih mengenal
lagi sejarah seni rupa yang ada di Indonesia.
7
DAFTAR PUSTAKA
Terrajana, Syam 2020 Seni Rupa Indonesia pada Era Pendudukan Jepang dan
Aspek Materialitas di Balik Aspirasi Ketimuran https://salihara.org/senirupa-
indonesia-pada-era-pendudukan-jepang-dan-aspek-materialitas-dibalik-aspirasi-
ketimuran/ diakses pada 17 September 2022, jam 19.00