Anda di halaman 1dari 3

SENI BUDAYA

KELOMPOK 1:

Alni Alvionita
Andira Nelawati
Dian Arpiani
Diba Resti Isroviani H
Melinda Luthfi Nur Amalia
Sinta Faulia

1. Masa Perintis
Masa dimana sang pelukis pertama mengenal suatu lukisan ke muka
umum. Berdasarkan ciri-ciri dan ke khasannya masing-masing.
2. Masa Indonesia Jelita
Seniman Indonesia jelita pertama Abdullah Suryo Subroto. Dia berasal
dari bangsawan Solo mencari ilmu ke Eropa dan dia pulang ke Indonesia dan
mengajar di Bandung. Ia menekankan keelokan negara Indonesia seperti
alamnya yang indah dan masyarakat.
3. Masa Cita Nasional
Periode kebangkitan nasional dipelopori oleh Budi Utomo pada tahun
1908 telah menyadarkan sejumlah seniman di Hindia Belanda. Dibentuk
Perkumpulan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) tujuan utamanya menggalang
solidaritas nasional antar seniman bercorak Indonesia asli.
Hasil karyanya mencerminkan:
1. Mementingkan nilai psikologis
2. Tema perjuangan rakyat
3. Tidak terikat pada objek alam
4. Didasari keberanian
Salah satu karya seni lukis masa PERSAGI yaitu Otto Djaya: penggoda dan
wanita impian.
4. Masa Pendudukan Jepang
Pada masa ini citra persagi masih melekat pada seniman-seniman lukis
Indonesia. Akan tetapi, kelompok ini kemudian dibubarkan oleh pemerintah
pendudukan Jepang. Sebagai gantinya, Jepang kemudian mendirikan Keimin
Bunka Shidoso (Lembaga Kesenian Indonesia Jepang) yang pada dasarnya
merupakan lembaga propaganda pemerintah Jepang. Pelukis-pelukis yang
dipaksa aktif mengajar di Keimin Bunka Shidoso di antaranya adalah S.
Sodjojono.
Tahun 1943 didirikan organisasi PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Bung
Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H Mansur. Tujuannya
memerhatikan dan memperkuat perkembangan seni dan budaya. Khusus
dalam seni lukis dikelola oleh S. Sudjojono dan Affandi, selanjutnya
bergabung pelukis Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi, dan sebagainya.
Hasil karya mereka mencerminkan kelanjutan dari masa Cita Nasional. Akan
tetapi, perkumpulan Putera ini dibubarkan oleh Jepang pada tahun 1944.
Pelukis ternama pada masa ini antara lain S. Sudjojono, Basuki Abdullah,
Emiria Surnarsa, Agus Djajasumita, Barli, Affandi, Hendra, dan lain-lain.
5. Masa Setelah Kemerdekaan
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, dunia seni lukis mendapatkan
angina segar. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai kelompok atau
perkumpulan seniman. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Pada tahun 1946 berdiri SIM (Seniman Indonesia Muda) yang sebelumnya
bernama Seniman Masyarakat. Dipimpin oleh S. Sudjojono, dengan
anggota Affandi, Sudarso, Gunawan, Abdus Salam, Trubus, dan
sebagainya.
b. Pada tahun 1947 berdiri perkumpulan Pelukis Rakyat yang dipimpin oleh
Affandi dan Hendra yang keluar dari perkumpulan SIM. Anggota dari
pelukis rakyat antara lain Hendra, Sasongko, dan Kusnandi.
c. Pada tahun 1948 berdiri perkumpulan yang memberikan kursus
menggambar, yaitu prabangkara. Selanjutnya para tokoh SIM dan Pelukis
Rakyat merumuskan pendirian lembaga pendidikan Akademi Seni Rupa.
Tokoh perintisan lembaga tersebut antara lain S. sudjojono, Hendra
Gunawan, Djayengasmoro, Kusnandi, dan Sindusisworo.
d. Pada tahun 1950, berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar di Bandung
yang dipelopori oleh Prof. Sjafei Sumardja dan dibantu oleh Muhtar apin,
Ahmad Sadali, Sudjoko, Edi Kanta Subraka, dan lain-lain.
e. Pada tahun 1959, Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar berubah menjadi
jurusan Seni Rupa pada institute Teknologi Bandung.
6. Masa Pendidikan Formal
Periode ini diberi nama masa Pendidikan Formal karena tumbuhnya
kesadaran atas pendidikan seni pada diri seniman Indonesia. Pada periode ini
pula lahir sejumlah lembaga pendidikan yang melahirkan banyak seniman
lukis di Indonesia. Masa pendidikan formal ditandai dengan beberapa hal,
yakni sebagai berikut.
a. Berdirinya ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia) tanggal 18 Januari 1948 di
Yogyakarta dengan direktur R. J. Katams.
b. Semakin kokohnya posisi Perguruan Tinggi Guru Gambar (sekarang
jurusan seni rupa ITB) yang dipelopori oleh Prof. Sjafei Sumardja di
Bandung.
c. Guru gambar pada tingkat sekolah-sekolah menengah menuntut
terbentuknya jurusan seni rupa pada perguruan tinggi keguruan. Hal ini
kemudian melahirkan jurusan Seni Rupa pada institute Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (IKIP) Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia).
7. Masa Indonesia Baru
Perkembangan seni rupa Indonesia disemarakkan oleh munculnya
seniman-seniman muda yang berlatar belakang berbeda. Seniman yang
mendapatkan pendidikan formal dan otodidak sama-sama mencetuskan
aliran yang berbeda. Karya-karyanya dapat dikelompokan pada aliran/corak
yang sudah ada. Seniman-seniman ini menciptakan aliran/corak baru dalam
kancah seni rupa Indonesia.
Kesenian yang diciptakan pada masa kini berlandaskan pada konsep sebagai
berikut.
a. Tidak membeda-bedakan disiplin seni dengan cara menghilangkan
batasan-batasan seni yang lama dipancangkan seniman tua.
b. Membongkar peristilahan seniman sebagai atribut kalangan akademis,
sementara masyarakat kecil yang aktif dalam seni tidak dianggap.
c. Mengutamakan ekspresi.
d. Menghilangkan sikap mengkhususkan cipta seni tertentu.
e. Mengedepankan kreativitas serta ide baru.
f. Bersifat eksperimental, artinya menciptakan sesuatu yang baru melalui
berbagai media.

Anda mungkin juga menyukai