Anda di halaman 1dari 23

KELAS XII

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) FARMASI TUNAS BANGSA


2015/2016
BAB 1
SENI RUPA
Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi Karya seni rupa
Kompetensi Dasar : Menjelaskan keunikan gagasan dan teknik dalam
karya seni rupa
modern/kontemporer
Materi :
A. Pengertian Melukis
Seni rupa kontemporer adalah salah satu cabang seni rupa yang
terpengaruh dampak
modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern, atau lebih
tepatnya adalah sesuatu
yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni
kontemporer adalah seni
yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang
sesuai zaman sekarang.
Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan
situasi waktu yang sedang dilalui.

B. Seni Rupa Indonesia Modern


1. Masa Perintis
Raden Saleh Syarif Bustaman ( Terbaya, 1814 -1880 ), putra keluarga
bangsawan pribumi
mampu melukis gaya/cara barat(alat, media dan teknik) yang natural dan
romantis.
Mendapat bimbingan dari pelukis Belgia Antonio Payen, pelukis Belanda A.
Schelfhouf
dan C. Kruseman di Den Haag. Berkeliling dan pernah tinggal di NegaraNegara Eropa.
Ciri-ciri karya lukisan Raden Saleh :
Bergaya natural dan romantisme
Kuat dalam melukis potret dan binatang
Pengaruh romantisme Eropa terutama dari Delacroix.
Pengamatan yang sangat baik pada alam maupun binatang.
Karya Raden Saleh:
Hutan terbkar Perkelahian antara hidup dan mati Pangeran
Diponegoro
Berburu Banteng di Jawa Potret para Bangsawan

2. Masa seni lukis Indonesia jelita/moLek(1920-1938)


Selanjutnya muncul pelukis-pelukis muda yang memiliki konsep berbeda
dengan masa
perintisan, yaitu melukis keindahan dan keelokan alam Indonesia.
Keadaan ini ditandai
pula dengan datangnya para pelukis luar/barat dan sebagian ada yang
menetap dan
melukis keindahan alam Indonesia.
Pelukis Indonesia Molek :
Abdullah Suriosubroto (1878-1941)
Mas Pirngadi (1875-1936)
Wakidi
Basuki Abdullah
Henk Ngantung, Lee Man Fong (dll)
Rudolf Bonnet (Bld), Walter Spies (Bel), Romuldo Locatelli (Itali), Lee
Mayeur (Jerman)
dan W.G. Hofker (Bld), Strasser (Swiss) dll.
Ciri-ciri lukisan :
Pengambilan obyek alam yang indah
Tidak mencerminkan nilai-nilai jiwa merdeka
Kemahiran teknik melukis tidak dibarengi dengan penonjolan nilai
spiritual
Menonjolkan nada erotis dalam melukiskan manusia.
3. Masa PERSAGI(1938-1942)
Bangkitanya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo pada
Th.1908.
Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita medirikan
PERSAGI
(Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan seniman pertama di
Jakarta ini,
berupaya mengimbangi lembaga kesenian asing Kunstring yang mampu
menghimpun
lukisan-lukisan bercorak modern. PERSAGI berupaya mencari dan
menggali nilai-nilai
yang mencerminkan kepribadian Indonesia yang sebenarnya.
Hasil karya mereka mencerminkan :
Mementingkan nilai-nilai psikologis;
Tema perjuangan rakyat ;
Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata;
Memiliki kepribadian Indonesia ;
Didasari oleh semangat dan keberanian;
Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :
Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam
Taman Nirwana

S. Sudjojono: Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan, Cap Go


meh.
Otto Djaya: Penggodaan, Wanita Impian
4. Masa Pendudukan Jepang(1942-1945)
Hal-hal yang mewarnai perkembangan seni rupa di Indonesia pada
masa pendudukan
Jepang antara lain:
o Cita PERSAGI masih melekat pada para pelukis, serta menyadari
pentingnya seni
lukis untuk kepentingan revolusi.
o
Pemerintah Jepang mendirikan KEIMIN BUNKA SHIDOSO,Lembaga
Kesenian
Indonesia Jepang ini pada dasarnya lebih mengarah pada kegiatan
propaganda
Jepang.
o Tahun 1943 berdiri PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) oleh Bung Karno,
Bung Hatta, Ki
Hajar Dewantara dan KH Mansur. Tujuannya memperhatikan dan
memperkuat
perkembangan seni dan budaya. Khusus dalam seni lukis dikelola oleh S.
Sudjojono
dan Afandi, selanjutnya bergabung pelukis Hendara, Sudarso, Barli, Wahdi
dan
sebagainya.
Pada masa pendudukan Jepang ini terkesan ada dua kubu seniman, yakni
senimanseniman yang pro terhadap Jepang mereka bergabung dan berkarya
dalam wadah
Keimin Bunka Shidhoso. Sedangkan yang kontra Jepang memilih masuk ke
dalam
kelompok PUTERA.
Hasil karya mereka mencerminkan :
Melanjutkan cerminan dari masa cita Nasional.
Tokoh utama pada masa ini antara lain:
S. Sudjojono
Basuki Abdullah, Emiria Surnasa
Agus Djajasumita, Barli
Affandi, Hendra dan lain-lain
5. Masa Sesudah Kemerdekaan (1945-1950)
Setelah Jepang keluar dari bumi Indonesia, dunia seni lukis mendapatkan
angin segar.
Masa kemerdekaan benar-benar mendapatkan kebebasan yang
sesungguhnya. Hal ini

ditandai dengan munculnya berbagai kelompok atau perkumpulan


seniman,yaitu antara
lain :
a.
Pada tahun 1946 berdiri SIM (Seniman Indonesia Muda) yang
sebelumnya bernama
Seniman masyarakat. Dipimpin oleh S. Sudjojono, anggotanya : Affandi,
Sudarso,
Gunawan, Abdus Salam, Trubus dan sebagainya.
b. Pada tahun 1947 berdiri perkumpulan pelukis rakyatyang dipimpin oleh
Affandi dan
Hendra yang keluar dari perkumpulan SIM. Anggota dari pelukis rakyat
antara lain :
Hendra, Sasongko, Kusnadi dan sebagainya.
c.
Pada tahun 1948 berdiri perkumpulan yang memberikan kursus
menggambar, yaitu
Prabangkara. Selanjutnya para tokoh SIM, Pelukis rakyat dkk. merumuskan
pendirian
lembaga pendidikan Akademi Seni Rupa.Tokoh perintisan lembaga
tersebut antara
lain S. Sudjojono, Hendra Gunawan, Djayengasmoro, Kusnadi,
Sindusisworo dan lainlain.
6. Masa Pendidikan Seni Rupa Melalui Pendidikan Formal
Pada masa ini ditandai dengan berdirinya pendidikan pendidikan
formal seperti:
ASRI( Akademi Seni Rupa Indonesia ) berdiri tanggal 18 Januari 1948 di
Yogyakarta yang
diprakarsai oleh R.J. Katamsi. Pada tahun 1950 di Bandung berdiri Balai
Perguruan Tinggi
Guru Gambar yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja dibantu oleh
Muhtar Apin,
Ahmad Sadali, Sudjoko, Edi Kanta Subraka dan lain-lain.Pada tahun 1959
Balai Perguruan
Tinggi Guru Gambar berubah menjadi jurusan Seni Rupa pada
Institut Teknologi
Bandung.
Guru gambar pada tingkat sekolah-sekolah menengah menuntut
terbentuknya jurusan
seni rupa pada perguruan tinggi Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (sekarang
Universitas Negeri) yang tersebar di Indonesia.Pada perkembangan
selanjutnya
pendidikan keseniaa mulai masuk ke dalam kkurikulum Sekolah
Dasar dan Sekolah
Menengah. Dari Masa Pendidikan Formal lahir pelukis-pelukis
akademis seperti:

Widayat, Bagong Kusudiharjo,


Alibasyah, Hardi,
Sunarto, Siti Rulyati, Mulyadi,
Aming Prayitno,
dan lainnya (Yogyakarta).
Muchtar, Srihadi, A.D.
Pirous, Hariadi, Kabul Suadi,
T. Sutanto.
(Bandung)

Edhi Sunarso, Saptoto, G. Sidharta, Abas


Irsam, Arief Sudarsono, Agus Dermawan,
Popo

Iskandar,

Achmad

Sadali,

But

Sunaryo, Jim Supangat, Pandu Sadewa,

7. Masa Seni Rupa Baru Indonesia


Pada sekitar tahun 1974, perkembangan seni rupa Indonesia
disemarakkan oleh
munculnya seniman-seniman muda yang berlatar belakang berbeda, yaitu
seniman yang
mendapatkan pendidikan formal dan otodidak sama-sama mencetuskan
aliran yang
tidak dapat dikelompokkan pada aliran/corak yang sudah ada dan
merupakan corak
baru dalam kancah seni rupa Indonesia.
Kesenian yang diciptakan berlandaskan pada konsep :
Tidak membeda-bedakan disiplin seni
Mengutamakan ekspresi
Menghilangkan sikap mengkhususkan cipta seni tertentu
Mengedepankan kreatifitas dan serta ide baru
Besifat eksprimental
Pelopor Masa Indonesia Baru :
Jim Supangkat,
Nyoman Nuarta,
S. Primka,
Dede Eri Supria,
Redha Sorana dan sebagainya
C. Teknik-Teknik Dalam Melukis
1. Anamorphisme
Anamorfisme bererti penghasilan lukisan secara perspektif. Secara
khususnya istilah
tersebut adalah titik padang terhadap imej yang dilihat dari sudut
tertentu.
Leonardo's Eye (Leonardo da Vinci, sekitar 1485) adalah salah satu
contoh karya
Anamorfosis tertua yang pernah ditemui.
Selama abad 17th, Mural trompe l'oeil ketika Barok sering menggunakan
teknik ini untuk
mendapatkan kombinasi arsitektural yang sempurna dengan seni
visual. Saat
pengunjung melihat bangunan dari sudut yang tepat, maka
bangunan tersebut akan

bersatumenjadi satu lukisan yang mempunyai dekorasi yang ada.


Hans Holbein the
Younger adalah salah satu contoh pengguna teknik anamorfisme
dalam karyanya.
Kubah dan rangka langit-langit dari Gereja St. Ignazio di Roma
Rome, yang dilukis oleh
Andrea Pozzo, merupakan elemen yang dilukis dalam lukisannya.
2. Sotto in su
Sotto in su, berarti terlihat dari bawah (atau populer pula dengan sebutan
di sotto in su),
adalah teknik lukisan ilusionistis yang biasanya digunakan untuk
lukisan langit-langit
untuk memberikan persepsi perspektif. Setiap elemen yang dilihat oleh
pemirsa disusun
agar memberikan ilusi yang tepat.
3. Hatching
(Hachure dalam Bahasa Perancis) dan juga cross-hatching adalah
teknik dalam lukisan
dan karya menarik yang digunakan untuk memberikan kesan warna
atau bayangan
dengan membuat garis-garis hatcing. Jika garis-garis hatcing tersebut
diulang -ulang dan
bersilang, maka teknik ini menjadi cross hatching.
Teknik dasar
Konsep utama dari hatching adalah kepadatan, jumlah, dan
ketebalan garis sangat
mempengaruhi
kesan
bayangan
yang
dihasilkan.
Dengan
meningkatkan kepadatan,
jumlah, dan jarak antara garis, maka bayangan yang dihasilkan
semakin gelap.
Kontras bayangan boleh juga dihasilkan dengan mendekatkan dua
jenis hatching yang
berbeza sudut garisnya. Hasilnya, variasi garis ini akan memberikan
ilusi warna, yang
boleh digunakan dengan stabil akan mengasilkan imej yang realistik.
4. Impasto
Teknik lukisancatan yang berlapis yang tebal di atas kanvas dapat
menunjukkan catan
yang sangat kasar dan palitan - palitan tebal tersebut dapat dilihat
dengan jelas. Cat
yang di palitkan tercampur di atas kanvas. Teknik impasto akan
menghasilkan tekstur
yang jelas, sehingga kesan kehadiran objek lebih terasa.

5. Trompe Ioell
Trompe-l'il berasal dari frasa Perancis yang berarti "menipu mata",
dengan asal kata
tromper - menipu dan l'il - mata. Secara istilah Trompe-l'il berarti
teknik lukisan yang
melibatkan teknik dan perhitungan tinggi untuk menyajikan objek-objek di
dalam lukisan
yang mampu menghasilkan ilusi optis untuk menipu persepsi otak
terhadap imaji.
6. Sfumato
Sfumato adalah istilah yang digunakan dan dipopulerkan Leonardo
da Vinci
untuk merujuk pada lukisannya yang melapiskan warna-warna yang
berdekatan
untuk menciptkan ilusi kedalaman, volume, dan bentuk. Sebagai
hasil akhir,
perpindahan warna tersebut tidak lagi terlihat jelas.
Dalam bahasa Italia, sfumato berarti berasap, tetapi dibedakan dengan
istilah fumo
yang berarti asap. Leonardo sendiri mendeskripsikan sfumato sebagai
"tanpa
outline", dalam pengertian berkabut atau detail yang tidak dihasilkan
oleh
penggunaan garis secara disengaja.
7. Cydorama
Cyclorama adalah lukisan yang didesain dalam media silinder
dengan maksud pemirsa
akan berada di tengah silinder tersebut, dan bisa menikmati
pemandangan selebar 360.
Biasanya teknik ini dipakai untuk menampilkan pemandangan alam yang
mengagumkan.
8. Chiaroscuro
Chiaroscuro berasal dari kata Italia yang berarti gelap-terang yang
bisa juga diartikan
menjadi kontras yang sangat kuat antara cahaya dan bayangan di
dalam suatu karya
seni. Hal yang menjadi ciri khas chiaroscuro adalah pengaplikasian
cahaya pada objek
lukisan yang memberikan kesan trimatra sangat jelas akibat
pengaplikasian highlight dan

bayangan. Teknik ini membutuhkan pemahaman mendalam tentang


perspektif, reaksi
permukaan benda terhadap pantulan cahaya, dan proses pembentukan
bayangan.
Kompetensi Dasar : Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan
gagasan dan teknik dalam karya seni rupa modern/kontemporer
A. Aliran Seni Lukis
1. Naturalisme
Aliran ini merupakan suatu aliran seni rupa yang mengutamakan
kesesuaian dengan
keadaan mahluk hidup, alam, dan benda mati sebenarnya. Contoh
yang paling terlihat
adalah pada lukisan potret diri, pemandangan alam, atau landscape.
2. Realisme
Aliran ini menunjukkan suatu keadaan sosial yang sesungguhnya dan
biasanya
memprihatinkan dan sedang bergejolak di dunia atau suatu tempat
tertentu. Contoh
aliran seni rupa ini antara lain melukiskan kemiskinan, kesedihan,
atau peristiwa yang
memilukan.
3. Romantisme
Aliran ini umumnya ditandai oleh tema-tema yang fantastis, penuh
khayal, atau
petualangan para pahlawan purba. Juga banyak menampilkan
berbagai perilaku dan
karakter manusia yang dilebih lebihkan.
Para
pelukis
ini
antara
lain
Eugene
delacroik
(1798-1963),
JeanBaptiste Camille Corot
(1796-1875) dan Rousseau (1812-1876). Gaya inijuga berkembang di
Jerman, Belanda,
dan Perancis.
4. Impresionisme
Aliran ini dalam dunia seni rupa berawal dari ungkapan yang
mengejek pada karya
Claude Monet (1840-1926) pada saat pameran di Paris tahun1874.
Karya ini
menggambarkan bunga teratai dipagi hari yang ditampilkan dalam
bentuk yang samar
dan warna kabur dan olehsebagian kritikus seni disebut sebagai
impresionistik , suatu
lukisanyang menampilakan bentuk yang sederhana dan terlampau biasa.
5. Ekspresionisme
Adalah
suatu
aliran
dalam
seni
rupa
yang
melukiskan
suasanakesedihan, kekerasan,
kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan
ekspresif.Salah

seorang pelukis yang beraliran Ekspresionisme adalah Vincentvan


Gogh (1853-1890).
Lukisan lukisannya penuh dengan ekpresi gejolak jiwa yang
diakibatkan oleh
penderitaan dan kegagalan dalam hidup.salah satu lukisannya yang
terkenal adalah
Malam Penuh Bintang(1889), yang mengekpresikan gairah yuang
tinggi sekaligus
perasaan kesepian.
6. Kubisme
Kubisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang bertitik tolak dari
penyederhanaan
bentuk-bentuk alam secara geometris (berkotak-kotak).Pada tahun
1909 berkembang
aliran kubisme Analistis yang mengembangkan konsep dimensi empat
dalam seni lukis.
Dan dimengerti sebagai konsep dimensi ruang dan waktu dalam
lukisan. Pada setiap
sudut lukisan terlihat objek yang dipecah-pecah dengan posisi waktu
yang berbeda.
Sedangkan Kubisme Sintetis, pelukisannya disusun dengan bidang
yang berlainan yang
saling tumpang dan tembus.
7. Konstruksifisme
Aliran seni ini awalnya berkembang di Rusia penggagasnya antara
lainVladimir Tattin,
Antoine Pevsner, dan Naum Gabo. Gaya ini mengetengahkan
berbagai karya seni
berbentuk tiga dimensional namunwujudnya abstrak. Bahan-bahan
yang dipergunakan
adalah bahan modern seperti besi beton, kawat, bahkan plastik.
8. Abstrakisme
Seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa yang disusun tidak
terbataspada bentukbentuk yang ada di alam. Garis, bentuk, dan warna ditampilkan
tanpa mengindahkan
bentuk asli di alam. Kadinsky dan PietMondrian marupakan sebagian
perupa beraliran
abstrak ini. Seni Abstrak ini pada dasarnya berusaha memurnikan
karya seni, tanpa
terikat dengan wujud di alam.
9. Dadaisme
Adalah gerakan seni rupa modern yang memiliki kecendrungan
menihilkan hukum
hukum keindahan yang ada.Ciri utama gaya ini adalah paduan dari
berbagai karya
lukisan, patung atau barang tertentu dengan menambahkan unsur rupa
yang tak lazim

sebagai protes pada keadaan sekitarnya, seperti lukisan reproduksi


lukisan Monalisa
karyaLeonardo da Vinci tetapi diberi kumis, atau petusan laki-laki
diberi dudukan dan
tandatangan, kemudian dipamerkan di suatu galeri.
10. Surealisme
Adalah penggambaran dunia fantasi psikologis yang diekspresikan secara
verbal, tertulis
maupun visual. Bentuk-bentuk alam dideformasi, sehingga penuh
fantasi dan di luar
kewajaran.
11. Elektisisme
Yaitu gerakan seni awal abad ke- 20 yang mengkombinasikan
berbagaisumbergaya yang
ada di dunia menjadi wujud seni modern. Banyak yang menjadi
sumber inspirasi dari
gaya seni ini. Antara lain, gaya seni primitive sejumlah suku bangsa di
Afrika, karya seni
pra-sejarah, seni Amerika Latin, gaya esetik Mesir Purba, dan Yunani
Kuno.Tokoh-tokoh
seni yang menerapkan gaya ini antasra lain Picasso (disamping sebagai
tokoh Kubisme),
Paul Gaugguin, Georges Braque, Jean Arp, Henry Moore, dan Gabo.
12. Posmodernisme
Istilah
seni
ini
umumnya
disebut
seni
kontemporer
yaitu
mengelompokangaya-gaya seni
rupa
yang
sezaman
dengan
pengamat
atau
yang
menjadi
kecenderungan popular dan
dipilih oleh para seniman dalam rentang lima puluh tahun terakhir hingga
sekarang.
Gaya ini sering diartikan sebagai aliran yang berkembang setelah
seni modern. Jika
dalam seni modern lebih memusatkan kepada ekspresi pribadi dan
penggalian gaya
baru, dalam seni Posmodern ungkapan senilebih ditekankan kepada
semantika (makna
rupa) dan semiotika (permainan tanda rupa).
B. Seni Kontemporer (Seni Masa Kini)
Ciri-ciri Karya Seni Rupa Kontemporer
Minimalis
Rasionalitas/Rationality
Dominant bentuk-bentuk geometris
Tidak ada unsur ornament
Universal
Fungsionalitas diprioritaskan
Orisinalitas/kemurnian/purity
Penguatan dalam konsep
Kreativitas

Memutus hubungan dengan sejarah


Unsur-unsur Karya Seni Rupa Kontemporer
Eksperimen
Pembaruan (Inovation)
Kebaruan (Novelty)
Orisinalitas
Fungsi dan Tujuan Karya Seni Rupa Kontemporer
a. Memberi warna baru terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik
maupun psikis
b. Meningkatkan popularitas para seniman, karena seni modern
selalu menyertakan
nama senimannya pada setiap karya yang diciptakan.
c. Memberikan kemudahan masyarakat, karena banyak penemuanpenemuan baru dari
hasil eksperimen para seniman modern.
BAB 2
MAKNA DAN PERANAN MUSIK NUSANTARA
Standar Kompetensi : Mengapresiasi Karya Seni Musik
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi makna dan peranan Musik Nusantara
Materi
A. Makna dan Peranan Musik Nusantara
Musik nusantara yang didukung oleh keberadaan musik tradisional
dan musik
nontradisional, pada dasarnya memiliki fungsi sebagai identitas
kebinekaan Indonesia.
Mengingat setiap unsur musik di daerah Nusantara ini memiliki
keragaman. Misalnya saja dari segi tangga nada yang dimiliki.
Pemilik musik gamelan Jawa, Bali, dan Sunda, yaitu tangga nada
pentatonis.
1. Makna Musik Nontradisional Nusantara
o Mampu memasuki wilayah bawah sadar manusia
o Meningkatkan daya intelektual
o Sebagai sarana pelepasan ketegangan dan dahaga dalam jiwa
2. Peran Musik Nontradisional Nusantara
o Untuk kepentingan sosial, pendidikan, politik dan hiburan
o Mengungkap kembali peristiwa pada masa lalu
B.
Nilai-Nilai yang Terkandung Pada Musik Nontradisional
Nusantara
1. Sebagai batasan lokalitas dan komunitas
2. Adanya muatan nilai sosia
3. Adanya muatan nilai yang indah, menarik dan mendidik
4. Mengangkat harkat manusia
5. Perlambang nilai jiwa dan ucapan

C. Musik Ansambel
Tiap-tiap instrumen berfungsi sendiri-sendiri dan membentuk suatu
harmoni yang
indah jika dimainkan secara bersama-sama. Misalnya dalam konsep
gamelan, apabila secara
tiba-tiba seluruh gamelan berhenti dan hanya instrumen gong saja
yang berbunyi, maka
tidak akan terdengar harmoni yang indah. Gamelan termasuk sajian musik
secara ansambel.
Ansambel berasal dari kata ensemble(prancis) yang bermakna
bersama-sama.
Sehingga ansambel dapat dimaknai sebagai penyajian musik yang
dilakukan secara bersamasama dengan menggunakan satu jenis alat musik atau beragam alat
musik. Selain ansambel
terdapat penyjian musik secara bersama-sama, namun menggunakan
media suara manusia
dinamakan paduan suara atau acappella.
D. Jenis Alat Musik
Kita mengenal berbagai macam alat musik, baik alat musik
tradisional yang berasal
dari daerah-daerah di Indonesia maupun alat musik modern dari
negara barat. Alat musik
tradisional diantaranya cengceng, rebab, kecapi, siter, kendang,
kenong, kempul, gong,
saron, bonang (Jawa dan Bali), kolintang (Sulawesi), dan totobuang
(Maluku). Alat musik
modern diantaranya terompet, clarinet, oboe, horn, tuba, cello,
xylophone, biola, gitar, dan
piano.
1. Berdasarkan Sumber Bunyinya
a. Alat musik berdawai
Alat musik berdawai memiliki sumber bunyi yang berasal dari dawaidawai yang
dipetik atau digesek. Alat musik berdawai yang dipetik misalnya
kecapi, siter, harpa,
ukulele, benjo, gitar, mandolin, dan sasando.
Sedangkan alat musik berdawai yang digesek diantaranya rebab,
biola, violin double
bass dan cello.
b. Alat musik tiup
1. Alat musik tiup kayu dapat menghasilkan nada karena getaran
kayu yang dijepit
dibibir dan ditiup atau dapat pula karena udara di dalamnya. Alat
musik dalam
kelompok ini adalah recorder, suling, piccolo, flute, ocoe, saxophone, dan
clarinet.

2. Alat musik tiup logam menggunakan getaran dari bibir yang


meniup. Yang
termasuk dalam alat musik ini adalah trombone, tuba, terompet, dan
french horn.
c. Alat musik bertuts
Alat musik bertuts memiliki bilahan-bilahan nada dengan getaran
sumber bunyi yang
bermacam-macam. Misalnya pianika, melodion, akordeon dengan
lidah-lidah, piano
dengan dawai danorgan dengan pipa-pipa.
d. Alat musik pekusi
Alat musik perkusi menggunakan getaran yang ditimbulkan karena
alat tersebut
dipukul atau dikocok sehingga alat musik perkusi disebut alat musik pukul.
Alat musik
perkusi terbagi menjadi dua kelompok
1. Alat musik perkusi bernada. Misalnya timpani, xylophone, glocken
spiel, gambang,
angklung, kolintang, tifa.
2. Alat musik perkusi tidak bernada. Misalnya tamborin, kendang, rebana,
bedug
2. Berdasarkan Fungsinya dalam Pergelaran
a. Alat musik melodis
Alat musik melodis merupakan alat musik yang digunakan untuk
memainkan
rangkaian nada-nada atau melodi sebuah lagu. Misalnya biola,
recorder, flute dan
gitar melodi.
Biola
b. Alat musik ritmis
Alat musik ritmis merupakan alat musik yang memberikan
irama(ritme) tertentu
dalam pergelaran musik. Hal ini juga berhubungan dengan ketukan
(pulsa) dan
birama. Yang termasuk alat musik ritmis adalah kendang, tifa, bas,
gong, tamborin,
rebana, dan kelompok drum.
Tamborin
Triangle
c. Alat musik harmonis
Alat musik harmonis yaitu alat musik yang di dalam permainan lebih
berperan sebagai
pembawa paduan nada(akor). Misalnya gitar pengiring, ukulele, kolintang
pengiring.
Ukulele
BAB 3

APRESIASI KARYA SENI TARI


Standar Kompetensi : Mengapresiasi Karya Seni Tari
Kompetensi
Dasar
:
1.
Mengidentifikasi
jenis,
peran,
dan
perkembangan tari tunggal kreasi
nonetnik sesuai konteks budaya masyarakat daerah setempat
2. Mengindentifikasi jenis peran tari kelompok kreasi nonetnik dalam
konteks budaya daerah setempat
3. Menunjukkan sikap apresiatif terhadap keunikan tari tunggal kreasi
nonetnik dalam konteks budaya masyarakat daerah setempat
Materi
A. Jenis dan Peran Tari Sesuai Konteks Masyarakat Dan Budayanya
Dalam lingkup konsep orientasi kekayaan tari pertunjukan dapat
dibagi menjadi tari
tradisional dan tari kreasi.
Tari tradisional adalah tari yang telah melampaui perjalanan
perkembangannya cukup lama, dan
senantiasaberfikir pada pola-pola yang telah mentradisi.
Tari Kreasi adalah suatu bentuk garapan/karya tari setelahnya
bentuk-bentuk tari tradisi hidup
berkembang
cukup
lama
di
masyarakat.
Bentuk
tarian
ini
bermunculan sebagai ungkapan rasa
bebas, mulai ada gejalanya setelah Indonesia merdeka pada tahun
1945. Kebebasan ini
mendorong pula kreativitas para seniman tari, setelah melihat/ merasakan
ada perubahan zaman
dalam kehidupan masyarakatnya dan menjadikan motivasi untuk
membuat karya karaya baru
memenuhi kebutuhan zamannya. Pada garis besarnya tari kreasi
dibedakan menjai dua golongan
yaitu :
a. Tari kreasi baru berpolakan tradisi, yaitu tari kreasi yang garapannya
dilandasi oleh kaidah
kaidah tar tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan
busana, maupun tata
teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan
esensi ketradisiannya.
b. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (nonetnik), yaitu tari
kreasi yang garapannya
melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi,
musik, rias dan busana,
maupun tata teknik pentasnya.
1. Jenis Tari Modern, Nusantara, dan Mancanegara sesuai Fungsi dan
Peran dalam kehidupan
Masyarakat dan Budayanya
Setiap tari (daerah, etnis, kreasi baru, modern, atau kontemporer) tentu
mempunyai
unsur keindahan yang menjadi daya tarik orang melihatnya.

Rasa indah itu sendiri mengalami perubahan, perkembangan, dan


pertentangan
pada setiap kurun waktu atau periode. Apalagi kemajuan zaman
teknologi, ilmu
pengetahuan, dan pengalaman telah membuat manusia dewasa ini
mampu berbuat apa
saja. Pada waktu masih dekat dengan budaya agraris tradisional, tari
hanya berperan
sebagai
pendukung
sarana
upacara
sakral
dan
pemenuhan
kebutuhan estetis masyarakat
pemiliknya.
o Jenis Tari Berdasarkan Fungsinya
Berdasarkan fungsinya, tari dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Tari Tunggal, seperti upacara keagamaan, upacara kebesaran
keistanaan, dan
upacara penting yang ada di kehidupan masyarakat
b. Tari Pergaulan, seperti tari Bumbung (Bali), tari Ronggeng dan
Rantak Kuda
(Sumatra) dan tari Pancar dan tari gole-gole (papua)
c. Tari Pertunjukkan, tari ini digunakan untuk dipertontonkan sebagai
hiburan
masyarakat luas
o Jenis Tari Berdasarkan Bentuk Penyajian
a. Tari Tunggal : jenis tari yang dibawa oleh seorang penari. Tari
tunggal ada yang
mutlak ditarikan oleh seorang penari
b. Tari berpasangan : jenis tari yang dibawakan oleh dua penari yang satu
dengan yang
lainnya saling melengkapi
c. Tari masal : tarian yang dibawakan oleh lebih dari satu orang penari
disajikan tanpa
ada unsur saling melengkapi
d. Drama tari : drama tari dibawakan oleh beberapa penari,
disajikan dalam bentuk
cerita yang terbagi atas babak-babak atau adegan-adegan
2. Pementasan Tari Modern Nusantara dan Mancanegara
Suatu pertunjukan tari modern, baik Nusantara maupun mancanegara
begitu mudah
dapat dibedakan dengan pertunjukan tari tradisional. Beberapa
koreografer baik senior
maupun junior, laki-laki maupun perempuan, melahirkan banyak
karya yang inovatif dan
terkadang mengejutkan. Koreografer senior Nusantara, seperti :
d. Sardono W Kusumo dengan karyanya Hutan yang Merintih, Hutan
Plastik, Meta Ekologi,
Pangeran Diponegoro, No Bodys Body
e. Retno Maruti dengan karyanya Ciptaning
f. Wahyu Santosa Prabawa dengan karyanya Bhagawatgita

g. Miroto dengan karyanya Penumbra


h. Sunarmo Purwa lelono dengan karyanya Joget dan Bedaya Silih Warna
i. Boi G Sakti dengan karyanya Batagak, Baitullah, Dongeng yang Berlari
dan Anainai
3. Keunikan Gerak Tari, Iringan, dan Kostum
o Keunikan Gerak Tari
Gerakan-gerakan tari bukan hanya berhubungan dengan kelenturan
tubuh. Gerakan tari
juga berhubungan dengan aliran tenaga yang digunakan. Selain itu,
gerakan tari juga
berhubungan dengan irama (wirama). Gerakan tari harus diselaraskan
dengan irama. Jika
kelenturan tubuh yang diatur dengan aliran-aliran tenaga dilandasi
dengan pengaturan
irama, maka gerakan tari yang dilakukan sudah pas dan tepat.
Beberapa keunikan dari
tarian adalah seperti berikut :
a. Keunikan gerakan kaki
b. Keunikan gerakan leher dan kepala
c. Keunikan gerakan mata
d. Keunikan gerakan tangan
e. Keunikan iringan (musik)
o Musik dalam Tari Mempunyai Beberapa Fungsi
a. Membantu pengaturan waktu (berhubungan dengan irama)
b. Memberi gambaran dan ilusi suasana
c. Membantu dan mempertegas ekspresi gerak
Tari daerah memiliki keunikan musik yang biasanya masih berhubungan
dengan alatalat musik yang digunakan.
- Tari Jawa
gending-gendingan Jawa (ngigel, besut, sabetan, ombak
banyu,
srisig atau besut srisig diiringi gending ketawang)
- Tari Sumatra
selain menggunakan alat-alat musik, ada juga
yang
menggunakan nyanyian-nyanyian/tepuk tangan
- Tari Kalimantan
diiringi alat-alat musik tradisional, teriakteriakan, dan
nyanyian-nyanyian
- Bali
menggunakan alat-alat musik daerah
o Keunikan Kostum
Kostum dapat membantu peranan gerak dalam bentuk koreografi
secara utuh. Fungsi
kostum dalam tari, yaitu sebagai beikut
a. Membantu menghidupkan perwatakan pelaku
b. Membedakan peranan seorang pemain dengan peran yang lain
c. Memberi fasilitas dan membantu gerak pelaku
Standar Kompetensi : Mengekspresikan diri melalui karya seni tari

Kompetensi Dasar : - Menyusun sinopsis kreasi tari tunggal nonetnik


- Menyusun sinopsis kreasi tari tunggal kelompok nonetnik
Materi
A. Menyusun Sinopsis Tari
Dalam menyusun sinopsis tari hal yang harus diperhatikan di
antaranya adalah keturunan.
Sinopsis juga dapat digunakan sebagai rujukan bagi koreografer
dalam menciptakan karya
tari tunggal atau tari kelompok nonetnik.
Tari Jauk Manis
Judul Tarian:Jauk Manis
Sinopsis :
Tarian ini diciptakan oleh l Made Triana. Tarian ini merupakan tarian
topeng yang dalam
menariknya akan digunakan, yaitu Topeng Keras. Gerakan penarinya
melambangkan
karakter topeng yang keras. Oleh karena itu, penarinya menarikan
gerakanya dengan
agresip, kuat,dan keras.
Penari : Ni Kadek Sulistyowati
Penata tari : l Ketut Sujana
Penata Karawitan : l Wayan Marwoto
Hal yang harus diperhatikan dalam membuat sinopsis tari adalah
sebagai berikut.
a. Kronologi cerita tersusun dengan jelas
b.
Bahasa yang digunakan
adalah bahasa peringkas yang
mengutamakan aspek persuasif.
c. Sinopsis harus memberikan rangsang kepada pembaca untuk
melaihat dan
menyaksikan pertunjukan tari yang disinopsiskan.
BAB 4
SENI TEATER
Standar Kompetensi : Mengapresiasi Karya Seni Teater
Kompetensi Dasar : Menunjukkan sikap apresiatif terhadap pesan moral
(kearifan vokal)
pertunjukkan teater
Materi :
A. Sejarah Perkembangan Teater Di Indonesia
Menurut Kasim Ahmad dan Herman J.Waluyo (20001:73-75), teater
tradisional dibagi
menjadi tiga macam :
1. Teater Rakyat
Teater rakyat berkembang di tiap-tiap daerah. Ceritanya biasa diambil dari
kehidupan
rakyat di daerah setempat.
Contoh contoh teater rakyat adalah sebagai berikut.

- Makyong dan Mendu di daerah Riau dan Kalimantan Barat.


- Randai dan Bakaba di Sumatera Barat.
- Mamanda dan Berpandung di Kalimantan Selatan.
- Arja, Topeng Prembon, dan Cepung di Bali.
- Ubrug, Banjet, Longser, Topeng Cirebon, Tarling, dan Ketuk Tilu dari Jawa
Barat.
- Ketroprak, Srandul, Jemblung, Gataloco di Jawa Tengah.
- Kentrung, Ludruk, Ketroprak, Topeng Dalang, Reyong, dan Jemblung di
Jawa Timur
(Reyong yang biasanya hanya tarian itu ternyata sering berteater juga).
- Cekepung di Lombok.
- Dermuluk disematera Selatan dan Sinlirik di Sulawesi Selatan.
- Lenong, Blantek, dan Topeng Betawi di Jakarta dan sebagainya.
- Randai di Sumatera Barat.
2. Teater Klasik
Cerita bukan diambil dari cerita rakyat dan pelakunya sudah terlatih,
panggungnya pun
tidak langsung menyatu dengan penonton.
Contoh contohnya: Wayang Kulit, Wayang Orang, dan Wayang Golek.
Ceritanya statis,
tetapi memilki daya tarik berkat kreativitas dalang atau pelaku
teater tersebut dalam
menghidupkan lakon.
3. Teater Transisi
Teater transisi merupakan teater yang bersumber dari teater tradisional,
tetapi gaya
penajiannya sudah dipengaruhi oleh teater Barat. Jenis teater seperti
Komidi Stambul,
Sandiwara Dardanela, Sandiwara Srimulat, dan sebagainya merupakan
contoh teater
transisi. Dalam Srimulat sebagai contoh, pola ceritanya sama dengan
Ludruk atau
Ketoprak, tetapi jenis ceritanya diambil dari dunia modern. Musik, dekor,
dan property
lain menggunakan teknik Barat.
Nilai-nilai dan pesan moral teater
Menurut Natawidjaja, nilai pandangan dibagi menjadi tiga yaitu nilai
materi, nilai moral,
dan nilai spiritual.
Fungsi Teater
1. Teater Sebagai kepentingan upacara
Asal mula teater digunakan untuk kepentingan upacara, yaitu
upacara persembahan
kepada dewa Dyonesos dan upacara pesta untuk dewa Apollo.
Teater di Indonesia juga
ada yang berfungsi untuk keperluan upacara. Teater ini biasanya
disebut teater

tradisional. Teater yang berfungsi untuk kepentingan upacara tidak


membutuhkan
penonton karena penontonnya adalah bagian dari peserta upacara itu
sendiri.
2. Teater sebagai Media Ekspresi
Teater merupakan salah satu bentuk seni. Jika
menekankan pada suara, seni
teater menekankan pada laku dan dialog. Seniman
mengekspresikan seninya
dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan-ucapan.

seni
teater

musik
akan

3. Teater Berfungsi sebagai Sarana Hiburan


Pengertian teater dapat berhubungan dengan tempat, tetapi dapat juga
berhubungan
dengan kegiatan pertunjukan. Teater dibutuhkan oleh lingkungan
masyarakat untuk
hiburan. Oleh karena itu, teater perlu dipersiapkan dengan baik sehigga
jika dipentaskan,
penonton akan merasa terhibur.
4. Teater sebagai Media Pendidikan
Teater adalah seni kolektif, artinya teater tidak bisa dikerjakan oleh satu
orang, tetapi
harus dikerjakan oleh banyak orang. Lewat teater, orang akan diajak
untuk berorganisasi
dan bekerjasama. Jika dipentaskan, teater akan memberikan pesan-pesan
kepada
penonton. Melalui cerita, penonton tidak terasa dididik untuk mengerti
kebaikan dan
kejahatan.
FUNGSI TEATER LAINNYA :
a. Pemanggil kekuatan gaib
b. Menjemput roh-roh pelindung untuk hadir ditempat terselenggaranya
pertunjukan
c. Memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat.
d. Peringatan pada nenek moyang dengan mempertontonkan
kegagahan maupun
kepahlawanannya.
e. Pelengkap Upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat
hidup seseorang.
f. Pelengkap upacara untuk saat-saat tertentu dalam siklus waktu.
g. sebagai media hiburan. Ciri-ciri umum teater rakyat diantaranya :
o Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah,
dongeng, mitologi atau
kehidupan sehari-hari.
o Penyajian dengan dialog, tarian dan nyanyian

o Unsur lawakan selalu muncul


o Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu
adegan terdapat dua
unsur emosi sekaligus yaitu tertawa dan menangis.
o Pertunjukan mempergunakan tetabuhan atau musik tradisional
o Penonton mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab bahkan
terlibat dalam
pertunjukan dengan berdialog langsung dengan pemain.
o Mempergunakan bahasa daerah.
o Tempat Pertunjukan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton)
MANFAAT TEATER :
1.
Membentuk Kepribadian dan Perwatakan Pelakunya.
2.
Memupuk Kepercayaan pada diri sendiri Guna menuju pada
Kemandirian Hidup
3.
Belajar Bekerjasama dengan Orang Lain
4.
Belajar Bekerja secara Kolektif
5.
Memupuk Ketrampilan dalam menggunakan Bahasa Indonesia
6.
Memupuk Ketrampilan dalam Mengutarakan Pikiran,
Ide/Gagasan yang didahului
dengan melakukan Observasi /
Pengamatan / Penelitian.
7.
Mengembangkan Kepekaan Rasa Keindahan (Apresiasi Estetik)
8.
Menghargai (Mengapresiasi) Hasil Karya Seni
9.
Belajar Berorganisasi dan Memimpin Kegiatan
10.
Belajar Menjadi Manajer (Pemimpin)
B. Unsur-unsur Estetis Dalam Teater
1. Isi cerita : keindahan cerita dalam drama/teater terletak pada masalah
yang dibahas
2. Perwatakan : menggambarkan watak yang berbeda dengan penokohan
3.
Penokohan, seringkali disamakan dengan perwatakan padahal
berbeda. Macam-macam
tokoh :
a. Tokoh protagonis (tokoh utama)
b. Tokoh antagonis (tokoh yang menghalangi tokoh utama)
c. Tokoh Tirtagonis (tokoh penengah
4. Latar (setting)
5. Alur (plot)
C. Menyusun Gagasan Karya Teater
Gagasan adalah hal yang penting dalam menyusun karya teater. Gagasan
adalah pangkal
dari pemusatan tema. Unsur-unsur dalam drama meliputi berikut :
1. Tema
2. Karakteristik
3. Alur/plot
4. Latar/setting
Eksplorasi teknik dalam tubuh, pikiran, dan sarana dasar teater
Latihan Dasar

1. Latihan olah suara adalah latihan menggunakan alat ucap semaksimal


mungkin
Pokok-pokok latihan olah suara
a. Pernapasan
b. Membuka mulut
c. Menyampaikan ucapan
d. Irama dan pada suara
2. Latihan olah tubuh adalah latihan penguasaan terhadap setiap bagian
tubuh yang dapat
dikontrol
Latihan olah tubuh meliputi berikut
a. Pernapasan
b. Menggerakkan otot
c. Menggerakkan tubuh
d. Pengenduran ketegangan
e. Gerak dengan konsentrasi
f. Gerak dengan perasaan
g. Gerak menirukan gerak yang tidak biasa
h. Gerak untuk menguasai ruang dan mengatur tempo
3. Latihan olah sukma
1. Penguasaan pancaindra
2. Konsentrasi
3. Imajinasi
4. Observasi
5. Emosi
6. Pikiran
D. Merancang Karya Teater
1. Pengelolaan staf produksi dan staf artistik pementasan
a. Staf produksi
Staf produksi bertugas mengelola dan bertanggung jawab terhadap
perencanaan,
pihak pemain, dan penilaian terhadap pementasan tersebut. Staf
produksi
dikendalikan oleh beberapa elemen yang berperan sebagai produser,
sutradara, dan
stage manager.
Produser
Produser adalah staf produksi yang pertama kali dalam struktur
perencanaan pementasan teater. Tugas seorang produser adalah:
1. mengurus produksi secara keseluruhan
2. memilih karyawan
3. menentukan anggaran belanja
4. membuat Program kerja.
Sutradara
Sutradara adalah pemimpin tertinggi dalam pelaksanaan pementasan
drama,
pemilihan naskah, penunjukan pemain, dan pengadaan latihan.

Stage manager
Stage manager adalah staf produksi yang mempunyai tugas
membantu
sutradara dalam mengkoordinasi seluruh pelaksanaan tugas-tugas
teater
atau drama. Begitu banyaknya tugas dan tanggung jawab sutradara
sehungga agar dapat berjalan dengan baik pada saat latihan dan
pementasan, perlu ada seorang pembantu. Itulah mengapa stage
manager
diperlukan dalam pementasan teater.
b. Staf artistik
Pementasan perlu adanya sentuhan seni agar pementasan tersebut
agar menjadi
lebih baik, termasuk dekorasi, tata lampu, kostum, tata rias, dan tata
suara.
Desainer dekorasi
Desainer dekorasi bertugas mengatur dekorasi sesuai dengan tuntutan
naskah.
Desainer tata busana
Kostum sangat mendukung penggambaran watak tokoh dalam
pementasan
drama. Tugas desainer tata busana adalah memilih kostum yang
cocok untuk
para aktor.
Desainer tata lampu
Tata lampu dalam pementasan drama bukan hanya berfungsi
sebagai penerang
namun juga mendukung situasi dan suasana pementasan teater.
Seorang
desainer tata lampu harus dapat menyesuaikan cahaya lampu
dengan situasi
dalam setiap adegan drama.
Desainer tata rias
Seorang desainer tata rias harus memahami peran dan watak yang
akan
dibawakan oleh tokoh. Namun, dalam hal ini seorang desainer tata
rias tidak
boleh berlebihan dalam menerapkan riasan aktor. Hendaknya para
aktor dirias
dengan riasan yang wajar.
Desainer tata musik
Tugas desainer tata musik/suara yaitu:
- memberikan ilustrasi yang memperindah
- memberikan latar belakang
- memberikan warna psikologis
- memberikan tekanan kepada nada dasar drama
- membantu dalam penonjolan lakon
- memberikan tekanan pada keadaan yang mendesak
- memberikan selingan.

2.
3.
4.
a.
b.
c.
5.
a.
b.
c.

Penyusunan jadwal penggarapan produksi


Latihan-latihan pemanasan
Menunjukkan kearifan dalam menciptakan sendiri
Harus memenuhi unsur estetika
Mengandung makna yang mendalam
Berpegang teguh dengan dasar-dasar teater
Prinsif kerjasama dalam teater
Saling membantu satu sama lain
Menjaga perilaku dan tingkah laku dari hal-hal negatif
Memperkuat tali persaudaraan antara satu dengan yang lain

Anda mungkin juga menyukai