Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 5

• Rahmawati
• Reski Utami
• Ryamizard Putra Ardhana
• Salwah Diani Haswal
I I PA 1
• Tasya Sulindra XI
• Ulfani Malaun
• Zasqiyah Misbahuddin
Seni Rupa Modern Indonesia

Istilah “modern” dalam seni rupa Indonesia yaitu betuk dan perwujudan seni yang terjadi akibat dari
pengaruh kaidah seni Barat / Eropa. Dalam perkembangannya sejalan dengan perjuangan bangsa
Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan
Pengertian

Seni rupa modern adalah, salah satu seni rupa yang diciptakan dengan
sejumlah ide serta wujud yang tidak ada batasannya pada budaya maupun
ciri khas daerah. Seni rupa ini juga merupakan sebuah seni yang tercipta dari
sejumlah kreativitas serta adanya berbagai inovasi. Karya dalam sejumlah
seni rupa ini juga menekankan sejumlah unsur, eksperimen dan juga
pembaruan.
Sejarah
Sejarah dari seni rupa modern ini cukup unik karena pada zaman
dahulu ketika masih berada di zaman kekaisaran yang absolut dan juga
masih berada dalam masa keemasan agama yang ada di Barat.
Beberapa jenis seni rupa yang cukup menonjol adalah jenis seni rupa
yang megah, kolosal, lukisan-lukisan dinding dengan ukuran yang besar,
serta arsitektur yang ada di dalam istana dan juga gereja yang mewah.
Adapun sejumlah patung yang dipahat memiliki ukuran yang cukup besar
dengan bahan material yang harganya pun tidak murah karena
menggunakan marmer, dan lain sebagainya.
Tentunya, hasil karya seni yang dibuat dari sejumlah bahan
maupun material yang berkualitas dan mewah ini dibuat oleh seorang
seniman yang mapan dan sudah berpengalaman dalam dunia
seni.Nantinya, hanya seniman-seniman yang memiliki koneksi tertentu
yang akan diberikan sponsor maupun diberikan sebuah komisi oleh
sebuah institusi tertentu. Adanya perpecahan dari revolusi Perancis
yang terjadi di tahun 1789 merupakan sebuah titik akhir dari
kekuasaan oleh feodalisme.

Adanya sejumlah pengaruh juga dirasakan oleh beberapa bagian dunia maupun
negara yang lain.Salah satu contohnya adalah negara yang berada di bagian Barat.
Revolusi ini juga tidak memberikan sejumlah perubahan dalam kehidupan sosial maupun
politiknya saja melainkan juga berpengaruh terutama dalam dunia seni. Karena berakhir
masa feodalisme, maka berakhir juga sejumlah pengaruh kerajaan serta institusi unggul
lain atas kehidupan dan juga perkembangan dalam dunia seni.Sebenarnya memang
telah terjadi sebuah keretakan hubungan antar gereja dengan sejumlah seniman yang
terjadi bahkan sejak zaman Renesans.

Seni rupa modern yang berkembang di Eropa sejak awal abad ke-19
pengaruhnya masuk ke Indonesia pada awal abad ke-20. Adalah Raden Saleh
seorang anak bangsa yang telah belajar seni lukis dan mengembara di Eropa
selama kurang lebih 20 tahun pulang ke Indonesia dengan membawa gaya dan
teknik melukis yang diperoleh di Eropa.
Periodisasi
Perkembangan Seni
Rupa Di Indonesia
Para ahli menetapkan sejak kepulangan R.
Saleh itulah dimulai perkembangan seni rupa
modern di Indonesia. Dalam perkembangannya
seni rupa modern di Indonesia mengalami
periodisasi sebagai berikut.

1. Periode Perintisan (1817-1880)


2. Periode Indonesia Jelita ( Indie Mooi )
3. Periode Cita Nasional
4. Periode Pendudukan Jepang
5. Periode Setelah Kemerdekaan
6. Periode Pendidikan Formal
7. Periode Seni Rupa Baru Indonesia
Periode
Perintisan
Raden Saleh Syarif Bustaman ( Terbaya, 1814
-1880 ), putra keluarga bangsawan pribumi mampu
melukis gaya/cara barat(alat, media dan teknik) yang
natural dan romantis. Mendapat bimbingan dari pelukis
Belgia Antonio Payen, pelukis Belanda A. Schelfhouf dan
C. Kruseman di Den Haag. Berkeliling dan pernah tinggal
di Negara-Negara Eropa.
Ciri-ciri karya lukisan Raden Saleh :
•Bergaya natural dan romantisme
•Kuat dalam melukis potret dan binatang
•Pengaruh romantisme Eropa terutama dari Delacroix.
•Pengamatan yang sangat baik pada alam maupun
binatang.

Karya Raden Saleh:


•Hutan terbkar • Perkelahian antara hidup dan mati
•Pangeran Diponegoro
•Berburu Banteng di Jawa •Potret para Bangsawan
Periode Hindia
Jelita/Molek
Selanjutnya muncul pelukis-pelukis muda yang memiliki konsep
berbeda dengan masa perintisan, yaitu melukis keindahan dan keelokan
alam Indonesia. Keadaan ini ditandai pula dengan datangnya para
pelukis luar/barat dan sebagian ada yang menetap dan melukis
keindahan alam Indonesia.
Ciri-ciri lukisan :
Pelukis Indonesia Molek : •Pengambilan obyek alam yang indah
•Abdullah Suriosubroto (1878-1941) •Tidak mencerminkan nilai-nilai jiwa
•Mas Pirngadi (1875-1936) merdeka
•Wakidi •Kemahiran teknik melukis tidak
•Basuki Abdullah dibarengi dengan penonjolan nilai
•Henk Ngantung, Lee Man Fong (dll) spiritual
•Rudolf Bonnet (Bld), Walter Spies (Bel), Romuldo Locatelli (Itali), Lee •Menonjolkan nada erotis dalam
Mayeur (Jerman) dan W.G. Hofker (Bld), Strasser (Swiss) dll. melukiskan manusia.
Periode Cita Nasional/PERSAGI
Bangkitanya kesadaran nasional yang dipelopori oleh Boedi Oetomo
pada Th.1908. Seniman S. Sudjojono, Surono, Abd. Salam, Agus Djajasumita
medirikan PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Perkumpulan
seniman pertama di Jakarta ini, berupaya mengimbangi lembaga kesenian
asing Kunstring yang mampu menghimpun lukisan-lukisan bercorak modern.
PERSAGI berupaya mencari dan menggali nilai-nilai yang mencerminkan
kepribadian Indonesia yang sebenarnya.
Hasil karya mereka mencerminkan :
• Mementingkan nilai-nilai psikologis;
• Tema perjuangan rakyat ;
• Tidak terikat kepada obyek alam yang nyata;
• Memiliki kepribadian Indonesia ;
• Didasari oleh semangat dan keberanian;
Karya-karya seni lukis masa PERSAGI antara lain :
• Agus Djajasumita : Barata Yudha, Arjuna Wiwaha, Nirwana, Dalam
Taman Nirwana
• S. Sudjojono: Djongkatan, Didepan Kelambu Terbuka, Mainan,
Cap Go meh.
• Otto Djaya: Penggodaan, Wanita Impian
Periode
Pendudukan
Jepang
Hal-hal yang mewarnai perkembangan seni rupa di Indonesia
pada masa pendudukan Jepang antara lain:
-  Cita PERSAGI masih melekat pada para pelukis, serta
menyadari pentingnya seni lukis untuk kepentingan revolusi.

-  Pemerintah Jepang mendirikan KEIMIN BUNKA


SHIDOSO,Lembaga Kesenian Indonesia –Jepang ini pada
dasarnya lebih mengarah pada kegiatan propaganda Jepang.

-  Tahun 1943 berdiri PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) oleh


Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara dan KH Mansur.
Tujuannya memperhatikan dan memperkuat perkembangan
seni dan budaya. Khusus dalam seni lukis dikelola oleh S.
Sudjojono dan Afandi, selanjutnya bergabung pelukis Hendara,
Sudarso, Barli, Wahdi dan sebagainya.
Pada masa pendudukan Jepang ini terkesan
ada dua kubu seniman, yakni seniman-seniman
yang pro terhadap Jepang mereka bergabung dan
berkarya dalam wadah Keimin Bunka Shidhoso.
Sedangkan yang kontra Jepang memilih masuk ke
dalam kelompok PUTERA.

● Hasil karya mereka mencerminkan :


•Melanjutkan cerminan dari masa cita Nasional.

● Tokoh utama pada masa ini antara lain:


•S. Sudjojono
•Basuki Abdullah, Emiria Surnasa
•Agus Djajasumita, Barli
•Affandi, Hendra dan lain-lain
Periode Pasca
Setelah Jepang keluar dari bumi
Indonesia, dunia seni lukis mendapatkan
angin segar. Masa kemerdekaan benar-

Kemerdekaan
benar mendapatkan kebebasan yang
sesungguhnya. Hal ini ditandai dengan
munculnya berbagai kelompok atau
perkumpulan seniman,yaitu antara lain :

a.    Pada tahun 1946 berdiri SIM (Seniman Indonesia Muda) yang


sebelumnya bernama “Seniman masyarakat”. Dipimpin oleh S. Sudjojono,
anggotanya : Affandi, Sudarso, Gunawan, Abdus Salam, Trubus dan
sebagainya.

b.    Pada tahun 1947 berdiri perkumpulan pelukis rakyatyang dipimpin oleh


Affandi dan Hendra yang keluar dari perkumpulan SIM. Anggota dari
pelukis rakyat antara lain : Hendra, Sasongko, Kusnadi dan sebagainya.

c.    Pada tahun 1948 berdiri perkumpulan yang memberikan kursus


menggambar, yaitu Prabangkara. Selanjutnya para tokoh SIM, Pelukis
rakyat dkk. merumuskan pendirian lembaga pendidikan Akademi Seni
Rupa.Tokoh perintisan lembaga tersebut antara lain S. Sudjojono, Hendra
Gunawan, Djayengasmoro, Kusnadi, Sindusisworo dan lain-lain.
Periode
Pendidikan
Formal
Pada masa ini ditandai dengan berdirinya pendidikan
pendidikan formal seperti:
ASRI( Akademi Seni Rupa Indonesia ) berdiri tanggal 18
Januari 1948 di Yogyakarta yang diprakarsai oleh R.J.
Katamsi.
Pada tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi
Pada perkembangan selanjutnya pendidikan kesenian mulai Guru Gambar yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarja
masuk ke dalam kkurikulum Sekolah Dasar dan Sekolah dibantu oleh Muhtar Apin, Ahmad Sadali, Sudjoko, Edi Kanta
Menengah. Dari Masa Pendidikan Formal lahir pelukis- Subraka dan lain-lain.
pelukis akademis seperti: Widayat, Bagong Kusudiharjo,
Edhi Sunarso, Saptoto, G. Sidharta, Abas Alibasyah, Hardi, Pada tahun 1959 Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar
Sunarto, Siti Rulyati, Mulyadi, Irsam, Arief Sudarsono, Agus berubah menjadi jurusan Seni Rupa pada Institut Teknologi
Dermawan, Aming Prayitno, dan lainnya (Yogyakarta). Popo Bandung. Guru gambar pada tingkat sekolah-sekolah
Iskandar, Achmad Sadali, But Muchtar, Srihadi, A.D. Pirous, menengah menuntut terbentuknya jurusan seni rupa pada
Hariadi, Kabul Suadi, Sunaryo, Jim Supangat, Pandu perguruan tinggi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Sadewa, T. Sutanto. (Bandung) (sekarang Universitas Negeri) yang tersebar di Indonesia.
Periode Seni Rupa Baru
Indonesia
Pada sekitar tahun 1974, perkembangan seni rupa Indonesia disemarakkan oleh munculnya
seniman-seniman muda yang berlatar belakang berbeda, yaitu seniman yang mendapatkan
pendidikan formal dan otodidak sama-sama mencetuskan aliran yang tidak dapat
dikelompokkan pada aliran/corak yang sudah ada dan merupakan corak baru dalam kancah
seni rupa Indonesia.
Kesenian yang diciptakan berlandaskan pada konsep :
•Tidak membeda-bedakan disiplin seni
•Mengutamakan ekspresi
•Menghilangkan sikap mengkhususkan cipta seni tertentu
•Mengedepankan kreatifitas dan serta ide baru
•Besifat eksprimental

Pelopor Masa Indonesia Baru :


•Jim Supangkat,
•Nyoman Nuarta,
•S. Primka,
•Dede Eri Supria,
•Redha Sorana dan sebagainya
Ciri-Ciri Seni Rupa Modern
Diantara ciri tersebut ialah sebagai berikut:
•  Konsep penciptaannya masih tetap berbasis kepada sebuah filosofi.
Namun jangkauan penjabaran visualisasinya tak terbatas.
• Tidak terikat pada pakem tertentu.
• Minimalis.
• Rasionalitas atau Rationality.
• Di dominasi oleh bentuk-bentuk yang geometris.
• Tidak terdapat adanya unsur ornament.
• Bersifat universal.
• Fungsionalitas diprioritaskan.
• Orisinalitas atau kemurnian atau purity.
• Penguatan dalam konsep.
• Kreativitas.
• Memutus hubungan dengan sejarah.
Unsur-unsur Moderenisme

Eksperimen

Pembaruan(Inovation)

• Kebaruan (Novelty)
• Orisinalitas
Fungsi dan Tujuan Seni
Rupa Modern
Terdapat beragam manfaat, tujuan, serta fungsi pembuatan seni rupa modern ini.
Diantaranya adalah:

• Seni rupa modern memberikan warna baru ke dalam pemenuhan kebutuhan


fisik serta psikis manusia, kebutuhan fisik manusia dilengkapi oleh kemunculan
bentuk-bentuk dan juga desain arsitektur baru seperti alat-alat transportasi,
rumah, fashion dan yang lainnya. Sementara kebutuhan psikis manusia
dipenuhi oleh kemunculan aliran-aliran seni rupa baru, contohnya dalam seni
lukis atau cabang seni rupa yang lain.

• Meningkatkan kepopuleran bagi para seniman.


Hal ini disebabkan terhadap setiap karya yang telah diciptakan dengan nama
seniman pembuatnya yang selalu disertakan.

• Penemuan baru hasil dari eksperimen para seniman modern memberikan


rakyat banyak pilihan terhadap penetuan karya seni yang akan disukai.
Aliran Seni Rupa
1. Aliran Seni Rupa Modern 1870 Sampai dengan 1930
Modern
• Impresionisme pada tahun 1870 sampai dengan tahun
1892
• Simbolisme pada tahun 1880 sampai dengan tahun 1910
• Post impresionisme pada tahun 1880 sampai dengan
tahun 1914
• Fauvisme pada tahun 1899 sampai dengan tahun 1908
• Ekspresionisme pada tahun 1905 sampai dengan tahun
1933
• Kubisme pada tahun 1907 sampai dengan tahun 1922
• Futurisme pada tahun 1909 sampai dengan tahun 1920
• Suprematisme pada tahun 1913 sampai dengan 1920
• Bauhaus pada tahun 1919 sampai dengan tahun 1933
• Surealisme pada tahun 1924 sampai dengan tahun 1966
• Sosial realisme pada tahun 1929 sampai dengan 1950
2. Aliran Seni Rupa Modern 1940 sampai dengan 1980

• Abstrak Ekspresionisme pada tahun 1943 sampai


dengan tahun 1965
• Color field painting pada tahun 1940 sampai
dengan tahun 1960
• Kinetic art di tahun 1954
• Optical art di tahun 1964
• Pop art di tahun 1950 sampai dengan 1970
• Minimalisme di tahun 1960
3. Aliran Seni Rupa Modern (Campuran)

• Naturalisme
• Realisme
• Romantisme
• Impresionisme
• Ekspresionisme
• Kubisme
• Fauvisme
• Dadaisme
• Futurisme
• Surealisme
• Pop Art (Popular Art)
• Post Modern (Kontemporer)
• Konstruktivisme
• Neo-Klasik
• Abstraksionisme,
• Pointilisme
• Primitif
• Optik
• Pittura Metafisica
• Gotik
Seniman Seni Rupa Modern
Indonesia
1. Affandi Koesoema

Affandi merupakan seniman penghayat yang mudah terharu,


sekaligus petualang hidup yang penuh dengan vitalitas.
Objek-objek rongsok serta jelata selalu menggugah empatinya
menjadi sebuah kreativitas. Oleh karena itu, ia sering dipanggil
sebagai seorang humanis dalam karya seni ciptaannya.
Dalam berbagai pernyataan serta lukisannya, ia sering
menyebutkan bahwa matahari, tangan serta kaki adalah symbol
kehidupannya.
Matahari adalah manifestasi dari semangat hidup. Tangan
menunjukkan sikap yang keras dalam berkarya serta merealisir
segala idenya. Kaki adalah ungkapan simbolik dari motivasi agar
terus melangkah maju dalam menjalani kehidupan.
Simbol tersebut memang merupakan kristalisasi pengalaman
dan juga sikap hidup dari Affandi. Ataupun proses dari perjalanan
keseniannya yang keras dan juga panjang.
2. Raden Saleh (1807 – 1880)

Raden Saleh terkenal akan bingkai seni romantisisme.


Namun ia juga memiliki tema lukisan yang sangat bervariasi,
dramatis dan juga memiliki élan vital yang tinggi.
Karya beliau tak hanya sebatas pemandangan alam saja.
Tetapi juga ada ehidupan manusia serta binatang yang sedang
bergulat di dalam sebuah tragedi.
Beberapa karya dari Raden Saleh yaitu lukisan:
• “Een Boschbrand” (Kebakaran Hutan)
• “Een Overstrooming op Java” (Banjir di Jawa)
• “Een Jagt op Java” (Berburu di Jawa)
• “Gevangenneming van Diponegoro” (Penangkapan
Diponegoro).
3. Kartono Yudhokusumo

Kartono adalah pelopor untuk genre lukisan dekoratif


yang ada di Indonesia.
Perkembangan tersebut diawali dari lukisan-lukisan
realismenya yang memanfaatkan warna-warna bebas.
Besar kemungkinan tokoh sentral dalam karya beliau
merupakan manifestasi dunia ide yang dimunculkan.
Tetapi, dalam kebanyakan genrenya corak dekoratif.
Terdapat pula kesadaran bahwa alam merupakan
kosmos dan manusia hanya titik bagian dari padanya.
Oleh sebab itu, dalam lukisannya, ego dari sang
pelukis yang begitu ideal pun hanya diletakkan dalam
bagian kecil.
Dari sudut lukisan yang sarat dengan objek dan juga
kaya akan warna. 
4. Achmad Sadali (1924 -1987)

Lukisan Achmad Sadali, yang bernama “Gunungan Sebagai seorang pelukis abstrak murni, Sadali
Emas” tahun 1980 adalah salah satu ungkapan yang memang sudah lepas dari representasi bentuk alam.
mewakili pencapaian nilai religiusitasnya. Tetapi, dalam bahasa visual, semua bentuk karya yang
dihasilkan seniman bisa dibaca dengan berbagai
tingkatan penafsiran.
Dalam usia peradaban yang ada, manusia telah
bangun dari bawah sadarnya oleh tanda-tanda yang
secara universal dapat membangkitkan spirit tertentu.
Warna-warna berat, noktah serta lubang, dan juga guratan-guratan pada
bidang dapat mengingatkan pada citra misteri, arhaik, dan jugakefanaan.
Tanda segi tiga, konstruksi piramida memberikan citra mengenai religisitas.
Lebih jauh lagi lelehan emas dan guratan-guratan kaligrafi Al Qur’an bisa
memancarkan spiritualitas islami. Semua tanda tersebut terdapat dalam
lukisan-lukisan Sadali. Sehingga ekspresi yang muncul merupakan
kristalisasi perenungan dari nilai-nilai religius, misteri serta kefanaan.
Thank
you
Credits: This presentation template
was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai