Anda di halaman 1dari 27

BAB I

BUDAYA VISUAL INDONESIA MODERN

A. SENI RUPA MODERN


Di dalam perkembangan dunia seni rupa indonesia, terdapat dua tokoh penting yang
dianggap sebagai perintis lahirnya budaya rupa modern di zamannya, yaitu Raden Saleh
Bustaman Raden Ajeng Kartini. Karya-karya rupa keduanya membuka khasanah nilai-nilai
estetik modern di zamannya.

1. RADEN SALEH PERINTIS SENI RUPA MODERN


Pada zaman ini Raden Saleh melukis dengan gaya seni lukis barat. Sebelumnya, Raden
Saleh belajar pada sejumlah orang belanda, diantaranya cara membuat easelpainting tau
lukisan dalam bentuk pigura.
Hal yang mengagumkan yaitu kemampuan Raden Saleh untuk menampilkan tema yang
berbeda dari seni lukis tradisional Indonesia yang umumnya bersifat keagamaan, mistis, ritual,
dan dekoratif.
Raden Saleh Sjarif Bustaman lahir tahun 1807, dari seorang ibu Mas Adjeng Zarip Hoesen.
Dari sejumlah karya Raden Saleh, ada satu lukisan yang membuktikan rasa
“nasionalisme”nya, yaitu lukisan tentang peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh
Jendral De Cock pada tahun 1830 di kediaman Residen Magelang.
Raden Saleh wafat di Bogor pada tanggal 23 April 1880.
Di akhir abad ke-19, pelukis pribumi yang menerapkan tekhnik dan gaya yang lebih
modern di zamannya setelah Raden Saleh adalah R.A. Kartini dan adiknya R.A. Kardinah.
Lukisan R.A. Kartini yang berupa pemandangan di sebuah kolam dan ‘Dua Ekor Angsa’
menunjukkan model melukis gaya Eropa telah diserap oleh para tokoh wanita pribumi.
2. GAYA VISUAL YANG “CANTIK” (MOOI INDIE)
Ketika Mas Pirngadi mengajar S. Sudjojono yang menginginkan gaya lukisan yang lebih
bebas untuk berekspresi. Para pelukis Belanda ini umumnya adalah pelukis potret otodidak,
kerap disebut pelukis salon.

3. REALISME DAN TUMBUHNYA ORGANISASI SENIMAN


Awalnya gaya modern yang menjadi wacana dunia estetik di Eropa ini tidak menjadi
perhatian para pelukis pribumi. Gejalanya baru tampak pada pelukis pribumi sekitar tahun
1930-an, diantaranya oleh para seniman yang tergabung pada PERSAGI (Persatuan Ahli
Gambar Indonesia) yang didirikan pada tahun 1938 di Jakarta dengan anggota kurang lebih
30 pelukis. Para pelukis PERSAGI berupaya membangun ‘gaya indonesia baru’ yang berbeda
dengan gaya estetis para seniman Belanda.
Pada tahun 1946 pula, Affandi, Rusli, Hendra, dan Harijadi membentuk perkumpulan Seni
Rupa Masyarakat. Kemudian mereka bergabung dengan sudjojono untuk mendirikan
Organisasi Seniman Indonesia Muda (SIM) tahun 1947.

4. REALISME KERAKYATAN DI YOGYAKARTA


Para pelukis yogya mendirikan organisasi seniman pada tahun 1950 yang dikenal dengan
“Pelukis Rakyat”. Organisasi ini sangat berkembang karena karena memiliki hubungan erat
dengan tokoh pemerintahan. Perkumpulan ini memiliki hubungan erat dengan Lembaga
Kebudayaan Rakyat (LEKRA). Pada waktu itu lembaga ini amat berpengaruh dalam
menentukan
arah kebudayaan nasional.
5. MAZHAB BANDUNG
Pada tahun 1963, Ahmad Sadali mulai meningkatkan tekhnik melukisnya melalui
penggunaan warna akrilik dan permainan tekstur yang dibentuk melalui penggelembungan,
penempelan, penyobekan, pengikisan, pengirisan, pengelupasan dan berbagai teknik melukis
yang tidak lazim di zamannya. Zaman selanjutnya, dengan mencoba mengawinkan antara
unsur geometris dengan citra tradisional, unsur mistis, dan material alami.

6. GERAKAN SENI RUPA BARU DAN SENI KONTEMPORER


Sekitar tahun 1975, muncul kelompok seni rupa baru yang dimiliki cita-cita bahwa seni
rupa harus menyuarakan lingkungannya, kondisi masyarakatnya, dan menjadi reflektor
zamannya. Ungkapan dan ekspresi kelompok seni rupa baru menampakkan ideologi dua
orang tokohnya, yaitu Sunento Yuliman dan Jim Supangkat sewaktu mengasuh galeri aktuil
pada majalah musik “Aktuil” tahun 70-an.
Berbagai pameran yang diadakan dibeberapa kota besar sebagai runtutan dari gerakan ini
banyak mengundang perdebatan, baik dari para kritikus seni maupun masyarakat. Dalam
gelar karya seni rupa baru, proyek-1 dunia pasar raya pada tahun 1987, setelah sepuluh tahun
lebih gerakan itu, aspek kritik sosial tetap menjadi tema utama. Demikian pula para
karikaturis generasi tua secara rutin tetap mengisi karya-karya karikatur diberbagai media
massa dengan tema kritik sosial yang menggelitik.
7. SENI RUPA BALI MODERN
Seni rupa bali tradisional merupakan wajah seni rupa indonesia yang khas dan
perkembangannya sangat mantap. Meskipun demikian, para pelukis legendaris bali seperti
Cokot dan Lempad tetap merupakan inspirasi yang tak henti-henti bagi perkembangan seni
rupa modern di Bali.

B. DESAIN MODERN DI INDONESIA


Sejak penjajahan belanda mulai memasuki babak baru dalam sejarah indonesia, direntang
abad ke-18 dan paruh pertama abad ke-20, pembangunan fisik secara intensif mulai
dilakukan sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat belanda akan pemukiman. Raden Saleh
dan R.A. Kartini, selain merupakan pejuang dan seniman, juga menghasilakan banyak karya
yang berkaitan dengan cikal bakal tumbuhnya desain modern kelak.
1. RADEN SALEH DAN R.A. KARTINI, PERINTIS DESAIN MODERN
Selain Raden Saleh yang dikenal luas karyanya, di abad ke-19 dikenal pula seorang
perangcang barang ukiran yang berpikiran maju di zamannya dalam bidang desain, yaitu R.A.
Kartini. Dalam diri Kartini telah tumbuh proses penyadaran pentingnya pemberdayaan
perempuan jawa dan pentingnya pendidikan bagi kaumnya.
2. MODERNISASI DAN PENGARUHNYA
Sejak pelaksanaan Politik Etis awal abad ke-20, kaum pribumi diberikan kesempatan
memperoleh pendidikan modern. Program modernisasi yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial Belanda berjalan terus. Selain di bidang arsitektur, sejalan dengan masuknya mesin
cetak dan tumbuhnya industri kertas, mulai berkembang pula pencetakan buku-buku, poster
publikasi, dan majalah dalam jumlah banyak. Di era setelah kemerdekaan, terutama pada
paruh kedua tahun 1950-an, program modernisasi berlanjut untuk pembangunan gedung-
gedung, hotel, dan berbagai prasarana. Penerapan gaya modern, khususnya gaya internasional,
semasa pemerintahan Orde baru tetap berlangsung sejalan program pembangunan yang
dijalankan oleh pemerintah, terutama pembangunan gedung-gedung tinggi.
3. MUNCULNYA GAYA ART DECO DI INDONESIA
Salah satu toggak penting berkembangnya gaya Art Deco di Bandung yang dikenal dengan
pusat pertumbuhan arsitektur modern ialah, di pugarnya hotel bergaya romantik di Bandung
menjadi hotel modern dengan gaya Art Deco pada tahun 1939. Dibanding dengan kota-kota
lainnya di Indonesia, kota Bandunglah yang dianggap sebagai museum arsitektur pada waktu
itu.

4. Politik Pembangunan dan Serapan Budaya Barat


a) Gaya Jengki
Gaya ini datang ke Indonesia Setelah mengalami perpaduan dengan gaya lain. Ada
yang meyebutnya dengan gaya Streamlining (bentuk yang melancip), Gaya
Streamline Deco, dan ada pula yang menyebutnya gaya jengki.
Gaya ini sudah merambah keberbagai karya desain, baik rumah, perkantoran, mebel,
pakaian,dll. Gaya ini umumnya ditandai oleh bentuk “kaki” yang melancip kebagian
bawah dan bentuk yang mengecil di bagian bawah.
Gaya ini berkembang satu dekade, setelah itu bertahap digantukan oleh gaya yang
baru.
b) Pengaruh Politik dan Tumbuhnya “Heroisme”
Nasionalisme yang dikumandangkan oleh Soekarno sebagai presiden Republik
Indonesia pertama secara ideologis juga masuk kedalam dunia desain. Diantaranya
terlihat pada konsep arsitektur, rancangan grafis, dan pelbagai karya monumental.
Sejak tahun 1960-an, semasa pemerintahaan soekarno, terdapat upaya-upaya untuk
membangun jati diri bangsa dan semangat juang, berbentuk patung monumental
dengan sosok pejuang atau profil yang mengekspresikan semangat juang. Contohnya
patung ‘selamat datang’, ‘pembebasan irian barat’, dan ‘Dirgantara’. Patung
monumental yang dibangun untuk membangun jati diri bangsa contohnya adalah
Monas. Pada masa pemerintahan Soeharto ideologi pembangunan merupakan tema
penting pada karya rupa dan desain. Disamping itu ideologi pembangunan jugabanyak
berpengaruh pada berbagai desain pameran dan pertunjukan akbar, seperti Festival
Istiqlal, MTQ, SEA Games, PON, dll. Disamping karya rupa yang bernuansa politik,
banyak pula karya rupa yang bernuansa heroik, biasanya banyak digandrungi oleh
masyarakat setiap jaman, “heroisme” secara lebih populer dapat pula diamati pada
berbagai karya komik (cergam) dan film-film nasional. “Heroisme” berlatar dunia
persilatan dalam komik menjadi tema yang amat digemari sejalan dengan masa
keemasan komik Indonesia. Di erra 1990-an, tokoh-tokoh idola kepahlawanan mulai
bergeser menjadi tokoh khayal fantasi, seperti tokoh pahlawan dari negara barat.
c) Tradisi Innovasi
Gaya modern dalam desain tidak hanya pada bentuk bangunan dan barang-barang
tetapi juga meliputi karya rupa yang melibatkan inovasi teknologi tinggi.
Antara lain:
 Pesawat Terbang
 Mobil dan Kereta Api
 Kapal Laut
 Busana dan Alat Rumah Tangga
 Kerajinan Modern

5. Tumbuhnya Elektisisme
Elektisismen awalnya merupakan puncak kompetisi aneka jenis produk yang berkembang
pada tahun 1759 di Inggris. Pada akhir abad ke 18, gaya ini dianggap sebagai satu gaya yang
menguntungkan secara komersial. Elektisisme memiliki semangat untuk mencampuradukkan
dan menggado-gadokan semua unsur yang kebetulan disenangi.
Di Indonesia, elektisisme tumbuh secara alamiah sebagai industri pembuat barang ataupun
arsitektur. Bentuk-bentuk elektik tersebut dapat dijumpai pada sejumlah barang sehari-hari
seperti, pakaian, perabotan, maupun perumahan di kota-kota besar. Umumnya terdapat empat
kategori produk elektik di Indonesia, yaitu: paduan aneka ornamen etnik beberapa daerah;
paduan ornamen etnik dengan desain modern; campuran gaya gado-gado; dan berbagai jenis
produk imitasi yang menempelkan unsur ornamen sebagai bagian untuk meningkatkan nilai
artistik sebuah barang atau bangunan.
6. Produk Massa dan Pengaruh Budaya Pop
Pada tahun 1960-an, kebudayaan barat masuk ke Indonesia dengan gencar. Terutama
kebudayaan Pop yang mempengaruhi kaum muda secara fanatik. Karya-karya kebudayaan
barat mendapat hambatan pada saat masa pemerintahan Soekarno karna dinilai bertentangan
dengan semangat revolusi dan ‘anti barat’ yang sedang dirancang pada saat itu, diantaranya:
 peristiwa pengguntingan rok ‘span’ di jalan-jalan
 pelarangan celana ketat dan pencukuran rambut bergaya ‘Beatles’
 penahanan Koes Bersaudara karena dianggap menyebarluaskan musik ‘ngak-ngik-
ngok’
 pelarangan lagu cengeng ‘Conny Francis’ yang dinyanyikan oleh Diah Iskandar

Di negara Barat sendiri, gejala ini ditandai dengan gejala sosial yang disebut ‘Gempa
Kaum Muda’ (Youthquake) yang masuk ke Indonesia melalui penampilan gaya hidup para
pemusik pujaan remaja di tahun 1960-70-an, diantaranya The Beatles, The Rollong Stones,
Uriah Heep, Deep Purple, Black Sabbath, dsb. yang ditiru dan dikembangkan menjadi
bentuk gaya pop tersendiri yang kemudian tumbuh di Indonesia.
Peniruan gaya hidup kaum muda Barat tercermin melalui kelompok musik rock pada
tahun 70-an (AKA, Giant Step, God Bless, The Rollies, Trencem,dsb.) dengan tampilan yang
bebas, rambut gondrong, serta protes sosial yang muncul bersamaan dalam satu pergelaran,
yang sudah merebak hingga mahasiswa di dalam kampus.
Gaya hidup kaum muda ala Barat diantaranya disebarkan melalui media cetak, baik
televisi, radio, maupun majalah. Majalah ‘Aktuil’ merupakan majalah yang tren pada saat itu
yang berisi pelbagai kegiatan musik dan gaya hidup para pemusik. Melalui media inilah
kebudayaan dan gaya Pop meluas di tanah air.
Perkembangan gaya Pop bagi produk massa umumnya dicangkok dari berbagai
produk buatan Jepang dan Eropa yang diimpor. Di tahun 1970-an Jepang tumbuh sebagai
raksasa di bidang ekonomi dengan penguasaan pasar produk yang luas, termaksud Indonesia.
Dengan demikian, penyerapan kebudayaan Pop pun semakin luas dan bahkan telah menjadi
bagian kehidupan sehari-hari.

7. Demam “Posmodern”
Gaya posmodern di Indonesia yang dikenal sebagai gaya posmo mulai bermunculan ketika
pada mahasiswa desain produk FSRD di ITB secara tiba-tiba pada tahun 1986 mendesain
karya-karya dengan penerapan “memphis” dengan bentuk unik.
Gaya ini awalnya dikembangkan oleh Ettore Sottsas Jr. Sebagai kritik keras terhadap gaya
modernisme yang dinilai kering dan terlalu rasional.
Baru pada awal dekade 1990-an gaya ini meluas diadopsi oleh para arsitek dan desainer
profesional. Gaya posmo di Indonesia yang populer adalah ketika Surya Pernawa, seorang
dosen seni patung ITB, mendapat pekerjaan memproduksi mainan di Tasikmalaya.
Bentuknya yang unik, futuristik, bagai makhluk terestrial, mengundang masyarakat untuk
menirunya.
Dalam bidang arsitektur gaya posmo terjadi secara sporadis, begitu buku dan majalah
arsitektur memuat gaya ini sebagi tren gaya yang digandrungi masyarakat dunia. Fenomena
itu dapat dilihat pada gaya bangunan pada periode setelah 1990-an dengan pelbagai terapan
gaya “posmo yang semakiin bebas dan unik.
BAB II
MENGGAMBAR DENGAN BERBAGAI
ALAT

A. MENGGAMBAR DENGAN CAT AIR


Menggambar denga cat air hakikatnya mirip dengan menggambar menggunakan pensil
berwarna ataupun passtel. Pilihlah kertas gambar yang dapat menyerap air secara baik.
Awalilah dengan membuat sketsa tipis obyek yang akan digambar, kemudian mulailah
dengan memberi warna secara tipis terlebih dahulu. Namun demikian, kita perlu perhatikan
karakter cat air yang berbeda dengan warna poster, pastel, atau pencil.
1. Peralatan
Kuas bulu halus ukuran besar, sedang, kecil, kemudian cat air, mangkuk, pallet pencampur
warna, tisu/kertas buram, dan kertas gambar resap air.
Pilihlah cat air yang baik, usahakan yang terkenal atau asli. Karena banyak beredar merk-
merk cat air palsu dengan harga murah tetapi kualitas yang dihasilkan amat buruk.

2.Teknik
Untuk menggambar menggunakan cat air sangat penting untuk menjaga efek
nuansa air karena disitulah kekhasannya. Keinginan cepat selesai dalam
menggambar kerap membuat penggambar segera menimpa dengan sapuan
berikutnya sehingga membuat kertas menjadi mengkerut oleh sebab itu dengan
menggunakan kertas tisu atau kertas buram penggambar bisa melakukan latihan
terlebih dahulu sebelum mencoba.
3. Media dan Objek
Media untuk menggambar dengan cat air adalah kertas atau karton yang dapat menyerap air.
Sedangkan objek dalam menggambar cat air pada hakikatnya tak terbatas.seperti contoh
kalian dapat memilih objek pemandangan, benda, maupun kehidupan sosial.

B. MENGGAMBAR DENGAN CAT MINYAK


Menggambar dengan cat minyak sering disebut sebagai melukis. Karyanya kemudian disebut
sebagai lukisan. Menggambar dengan cat minyak hakikatnya sama dengan menggambar
dengan media lain. Media ini sering dipakai oleh para pelukis karena sifatnya yang tahan
lama dan ‘kelenturan’ bahan untuk mengekspresikan diri sang seniman lebih spontan.
1. Peralatan
Umumnya terdiri dari kanvas, cat minyak, minyak cat, pallet, kuas dengan berbagai ukuran,
serbet, baju kerja.

2.Teknik
Menggunakan teknik sapuan kuas, teknik pelototan cat, teknik usap palet, teknik
pencampuran tekstur, dan kombinasi berbagai teknik. Pencampuran cat dapat dilakukan di
bidang pallet atau diatas kanvas bagi para siswa yang telah mahir melakukannya. Tetapi
sebaiknya membuat percobaan dulu dibahan lain.
3. Objek Lukisan
 Potret
 Pemandangan
 Abstrak
 Kaligafri
C. MENGGAMBAR DENGAN PASTEL
Menggambar dengan pastel hakikatnya mirip dengan menggambar menggunakan pensil
berwarna. Alat pewarna ini dipilih karena keunikan dan efek warna yang dihasilkan.
Kelebihan pastel juga terletak pada kemampuannya untuk dicampurkan dengan pewarna lain.,
sehingga objek gambar terlihat hidup.
1. Peralatan
Pastel terdiri dari merk berkualitas. Pasterl yang berkualitas baik adalah yang lunak dan efek
warnanya pekat.

2.Teknik
Dapat dilakukan dengan cara dipilin atau diputar atau denga jalan menarik garis secara
berulang. Penacampuran warna dapat dilakukan dengan menimpa warna terlebih dahulu
secara berulang sehingga efek warna yang diinginkan tercapai.
3. Karakter Gambar
Gambar dengan menggunakan pastel memiliki karakter ekspresi yang cukup baik, karena
disetiap unsur garis dapat tertuang secara bebas diatas media. Untuk itu pilihlah kertas/media
yang cukup gelap sehingga warna pastel dapat keluar dan hidup.

D. MENGGAMBAR DENGAN PENSIL BERWARNA


Menggambar dengan menggunakan pensil warna pada dasarnya sama dengan peralatan lain.
Namun demikian, menggambar dengan pensil, bukanlah memberi warna pada objek
melainkan merupakan kemahiran menggunakan efek tebal tipis dan permainan bayang-
bayang.
1. Peralatan
peralatan yang digunakan adalah sejumlah pensil warna dan yang berkualitas baik. Sediakan
juga alat peruncing dan kapas untuk mengaburkan warna yang terlalu pekat.
2.Teknik
Pergunakanlah warna hangat dan mencolok untuk gambar yang dekat dengan mata dan warna
sejuk dan lembut untuk objek yang jauh dari mata penggambar. Hindarilah memberi warna
yang merata pada objek gambar. Pergunakanlah teknik arsir yang lembut dengan penekanan
nuansa garis pada objek gambar yang dominan.

E. MENGGAMBAR DENGAN TEKNIK SEMPROT


Teknik menggambar dengan menggunakan cat seprot memerlukan ketelitian tinggi.
Sebagaimana cat air menghasilkan yang melahirkan efek nuansa tipis dalam penerapannya,
cat semprot juga memiliki efek gradasi berdasarkan jarak semprot dan kerap dipergunakan
untuk efek realis.
1. Peralatan
Memerlukan beberapa peralatan dasar yaitu ‘pistol’ penyemprot, kompresor listrik, dan
pewarna cair. Selain itu juga diperlukan meja kerja dan alat pendukung.

2.Teknik
 Sapukan secara tipis terlebih dahulu Kemudian secara bertahap dilakukan berulang
 Pergunakanlah warna hangat untuk gambar yang dekat dengan mata dan awarna sejuk
untuk objek yang jauh dari mata penggambar
 Pergunakanlah efek tipis tebal yang lembut dan pergunakan pula sistem buka tutup
dengan kertas penghalang.

F. MENGGAMBAR DENGAN SPIDOL


1. Peralatan
spidol berwarna dapat diperoleh secara lengkap dengan pelbagai jenis warna dan gradasinya
maupun dalam bentuk satuan.spidol dengan bahan pencampur tiner ada yang berbentuk
membulat besar dan ada pula yang berbentuk tabung kecil.
2.Teknik
Pertama kita harus menentukan spidol jenis apa yang kita pilih. Jika menggunakan spidol
bahan pencampur air kertas gambar yang digunakan bebas berbeda dengan spidol yng
dicampur tiner memerlukan kertas yang tebal.

G. MENGGAMBAR DENGAN TEKNIK CETAK


1. Peralatan
Peralatan umum yang digunakan dalam menggunakan teknik cetak adalah pisau toreh ( untuk
media kayu). Untuk proses pencetakan harus menggunakan tinta cetak, minyak tinta, meja
datar, rol, dan sejumlah peralatan pendukung lainnya.

2.Teknik
 Membayangkan gambar yang akan di cetak akan berwarna putih dengan latar hitam
 Garis torehan yang dalam akan muncul sebagai siluet putih diatas bidang gamabar.
 Ketika memberi tinta usahakan bidang kayu/ tipleks memperoleh tinta secara merata
 Lalu letakan kertas penyerap untuk mencetak gambar dan dilapisi kertas pembantu
lalu digosok-gosok secara merata.
H. MENGGAMBAR DENGAN RAPIDO
1. Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan untuk menggambar dengan menggunakan rapido yaitu, mistar
segitiga, mistar lenging, mal, jangka, atau alat bantu lain.

2.Teknik
Jika akan menggambar teknik sebaiknya dipilih kertas roti atau kertas kalkir. Jika
menggambar ilustrasi sebaiknya menggunakan kertas gambar dengan permukaan licin. Untuk
menggambar teknik atau perspektif biasanya dibantu penggaris atau mal untuk mencapai
kesempurnaan atau keakuratan gambar.
Karakter yang dihasilkan jika menggunakan rapido akan terlihat kaku, rasional dan dominan
garis.
I. MENGGAMBAR DENGAN KOMPUTER
1. Peralatan
Kini banyak terdapat penawaran lunak menggambar dengan computer, baik untuk
menggambar teknik, menggambar ekspresif, manipulasi gambar, maupun piranti lunak.
Peralatan menggambar dengan komputer pada dasarnya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu
piranti keras computer mampu gambar (serial Pentium), piranti lunak menggambar/
manipulasi gambar(AutoCad, CorelDraw, Adobe Ilustrator, AdobePhotoshop, Painter, 2D
Max, dan lain-lain) dan piranti keras printer (inkjet, laserjet, plotter, dan lain-lain).

2.Teknik
Jika kalian akan menggambar, teknik yang sebaiknya dipilih piranti lunak AutoCad. Jika
akan menggambar ilustrasi sebaiknya dipilih piranti lunak CorelDraw. Jika akan
menggambar bebas sebaiknya dipilih piranti lunak Painter.
Karakter gambar dengan menggunakan komputer menghasilkan gambar yang rasional dan
terukur. Sehingga memiliki kelebihan dan dapat memunculkan banyak variasi. komputer juga
memiliki kemampuan menghasilkan gambar tiga dimensi yang dapat dilihat dari beberapa
sudut dan dilengkapi dengan efek animasi, pencahayaan serta kesediaan aneka tekstur.
BAB III
MERANCANG BENDA

Merancang adalah Pekerjaan Kreatif


Peradaban Bangsa-bangsa hingga menjadi bentuknya seperti sekarang,sebagian besar
karena jasa manusia-manusia kreatif.tanpa kehadiran manusia-manusia kreatif tersebut.dunia
kehidupan ini akan berhenti berkembang,kreativitas memang tidak dapat dipelajari tetapi
setiap pribadi pada dasarnya telah memiliki jiwa kreatif.

2. Eksprimen Kreatif Terapan Prinsip Sains


Ada sebagian masyarakat yang menilai bahwa menggambar hanyalah sekadar
pelajaran kurang penting.Cara Pandang semacam ini tentu tidak tepat.karena menggambar
telah diakui diberbagai belahan dunia sebagai salah satu wahana yang dapat mengolah dan
mempertajam berpikir kreatif .cobalah berkreasi sendiri secara terus menerus,tidak hanya
sekadar menggambar objek benda yang telah ada.Mulailah dengan mengembangkan ide-ide
baru yang berkaitan dengan dengan kebutuhan benda atau alat-alat sehari,kemudian
ditingkatkan kea rah penciptaan sesuatu yang sama sekali baru (orisinil)

3.Desain adalah Paduan Sains,Teknologi,dan Seni


Seni dianggap sebagai kegiatan para seniman yang asyik dengan dirinya
sendiri.pandangan-pandangan ini tidak sepenuhnya benar,karena banyak pula prinsip-prinsip
sains,teknologi,dan seni kita pergunakan dalam kehidupan sehari-sehari.seperti peralatan
komunikasi,peralatan transportasi,peralatan rumah tangga,hingga pakaian yang kita
kenakan.bagaimanakah karya temuan sains dan teknologi terbaru sampai kepada kita dan
menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari?tentu saja hal itu karena jasa para desainer yang
mampu berkarya dan dengan memadukan unsur sains,teknologi,dan seni secara harmonis
sehingga menjadi sebuah barang yang bermanfaat untuk menunjang kehidupan manusia.

B.Model Berpikir Kreatif


Model Black-Box
Proses desain yang dilakukan dengan cara berpikir bebas ala seorang seniman
menuangkan gagasan kreatifnya,kemudian ditransformasikan dalam berbagai bentuk gagasan
karya desain.atau dapat pula dilakukan secara sinektik(synetics) yang mengkaji permasalahan
sebagai umpan,kemudian mengalami proses penganologian secara sistematis dalam ‘black
box’(daya piker),dan menghasilkan keluaran yang telah diolah berdasarkan pengalaman.

Model Glass-Box
Proses desain yang dilakukan melalui proses berpikir yang rasional dan
sistematis.Beberapa karakteristik metode glass-box:

-memantapkan tujuan dalam mendesain

-target,variable,dan kriteria harus diterapkan sebelumnya

-mengadakan analisis sebelum melakukan pemecahan masalah

-mencoba menyintesiskan hal-hal yang diperoleh secara sistematis

- mengevaluasi secara logis(kebalikan dari eksprimental)

-konsisten terhadap strategi yang telah ditetapkan sebelumnya

-memaparkan ide pemecahan masalah secara jelas dan sistematis

C.Berawal dari Kebutuhan


Kalian mengetahui berbagai model berpikir seorang perancang atau desainer,hal yang
penting lainnya yang perlu diketahui adalah hal yang penting lainnya yang perlu diketahui
adalah orientasi gagasan kreatif yang dilakukan oleh perancang tersebut.Umumnya seorang
perancang professional tidak akan melakukan tindakkan sembarangan dalam membuat
barang.

Berbeda dengan berkarya seni yang bertujuan untuk kepuasaan diri sendiri,seorang perancang
dituntut pula untuk menciptakan kepuasaan orang lain atau masyarakat.

Kebutuhan-kebutuhan apa sajakah yang tumbuh dalam kehidupan masyarakat yang sedang
membangun?tentu saja kebutuhan dunia kebendaan ini amatlah beragam dan tak
berhingga,mulai dari alat-alat makan,alat hiburan,perangkat komunikasi,alat
transportasi,media informasi,bangunan rumah,hingga berbagai macam peralatan
kesehatan.namun,ada pula kebutuhan-kebutuhan khusus yang tercipta karena suatu keadaan
tertentu,seperti:peralatan untuk penanggulangan bencana alam,peralatan untuk menunjang
keamanan,peralatan bagi kaum cacat,dan berbagai khusus lainnya.
D.Pertimbangan dalam Mendesain
Pertimbangan Fungsi

Pertimbangan
Fungsi Utama

Operasi Mekanisme Sistem

Fungsi dapat dirumuskan berdasarkan kebutuhan operasional sebuah karya desaign sehingga
nantinya dapat berguna bagi pemecahan masalah.

Pertimbangan Faktor Manusia

Kenyamanan

Pertimbangan
Keselamatan
Faktor Manusia

Kesehatan

Sebagian Besar Karya Desain umumnya ditunjukkan untuk pemenuhan kebutuhan sosial
masyarakat.Oleh karena itu,faktor manusia harus ditunjukkan menjadi pertimbangan Utama
dalam proses desain,baik yang menyangkut ketepatan ukuran dengan fisik penggunaan
(antropometri),kenyamanan penggunaan ,keselamatan pengguna,kesehatan penggunaan,dan
kemudahan dalam perawatan.
Pertimbangan Teknik Produksi

Pertimbangan
Teknik Produksi

Struktur dan Komponen dan


Material
Produksi standarisasi

Pertimbangan Teknik produksi ini amatlah kompleks karena harus dihitung oleh para teknik
dan dicermati berdasar kemampuan produksi.Secara Umum pertimbangan produksi untuk
barang manufaktur meliputi perhitungan struktur dan konstruksi,material yang
dipergunakan,komponen,permesinan yang akan digunakan,pembiayaan dan standarisasi yang
dipergunakan

Pertimbangan Lingkungan

Pertimbangan
Lingkungan

Penggunaan
Polusi Daur Ulang
Energi

Seorang perancang yang baik,dalam setiap gagasannya,selalu mempertimbangkan aspek


lingkungan.baik yang berkaitan dengan dengan pilihan penggunaan energi efisiensi
penggunaan material,dampak lingkungan,usia produk,hingga konsep daur ulang produk.

Pertimbangan Sosial
Pertimbangan
Sosial

Kebijakan/
Tata Nilai Perilaku
Hukum/Aturan

Dalam Mendesain suatu barang,mendesain tayangan komunikasi,bahkan merancang


bangunan,seorang perancang harus mempertimbangkan berbagai aspek sosial yang berkaitan
dengan rancangannya.Hal itu disebabkan karya desain yang dihasilkan selalu berhubungan
dengan manusia dan perilakunya.Beberapa yang bisa menjadi bahan pertimbangan adalah
hal-hal yang berkaitan dengan strata sosial,kebiasaan,perilaku sehari-hari,peraturan yang
berlaku,hukum yang menjadi rujukkan,tata nilai yang berlaku dimasyarakat, bahkan juga
hubungan kekerabatan

Pertimbangan Estetik

Pertimbangan
Estetik

Semantika Trend/Gaya Selera&Pasar

Pertimbangan estetik dalam desain umumnya meliputi semantika,gaya dan selera


konsumen dalam lingkup persaingan pasar.Pertimbangan semantika adalah hal-hal yang
berhubungan dengan bahasa visual,konsep bentuk,kebaikan performansi dan makna yang
ingin ditampilkan.sedangkan gaya estetik sebuah karya desain adalah ungkapan visual yang
berkaitan dengan reprensi zamannya.
E.Proses Desain dan Teknik Presentasi
Pemecahan
Masalah dan
Pertimbangan

Konsep Desain

Proses Desain

Teknik Presentasi
&Pengujian dan
Produksi

3.Teknik Presentasi
Teknik Presentasi adalah suatu cara menyajikan desain dan peloporan desain kepada
pihak ketiga/produsen/ahli teknik untuk dievaluasi dan diputuskan sebagai suatu karya yang
siap produksi.Teknik Presentasi meliputi menyusun Format konsep desain,standarisasi
proposal desain,rendering,pemodelan,hingga proposal desain,rendering,pemodelan,hingga
prototip sebuah produk dan uraian teknis gagasan desain untuk dikomunikasikan kepada
pihak yang lebih luas.
BAB IV
MENGGUNAKAN SENI RUPA DAN
DESAIN

A. Apa itu Pameran Seni Rupa?


Pameran (art exhibition) adalah kegiatan tampil diri (menggelar) satu kelompok karya
seni rupa/desain yang disajikan dalam satu galeri, ruang, aula, bangunan, atau ditempat
terbuka tertentu. Dari segi sifat, ada pameran tetap, ada pula pameran berjangka waktu
tertentu.

Penyelenggaraan pameran seni rupa/desain umumnya bertujuan untuk


memperlihatkan, mempertunjukan, mengomunikasikan, mempromosikan, menghibur,
maupun memperkenalkan karya karya/pencapaian berkarya seorang/sekelompok seniman
kepada masyarakat.

Umumnya pameran diselenggarakan didalam galeri. Galeri atau ruang pamer adalah
tempat/lokasi untuk menyelenggarakan pameran karya seni, baik yang dibangun secara
khusus maupun yang disewa untuk keperluan pameran. Namun, pameran seni rupa/desain
dapat pula diselenggarakan diruang terbuka yang ditata sedemikian rupa sehingga layak
sebagai tempat pameran.

B. Jenis Pameran

1. Pameran Seni Rupa


*Pameran Tunggal = Pameran Tunggal biasanya dilakukan oleh perseorangan dan
biasanya hanya menampilkan satu jenis karya seni, Pameran Tunggal dapat pulsa
berisi seni patung, keramik atau karya seni lainnya atas nama seseorang.
*Pameran Kelompok = Pameran Kelompok dipakai untuk menyebut pameran yang
dilakukan oleh sekelompok seniman. Pameran Kelompok dapat berisi patung,
keramik atau karya seni lainnya secara bersama-sama ataupun satu jenis karya seni
dari sekelompok seniman. Jika pameran dilakukan secara berkala dua tahun sekali,
disebut Bienale. Jika tiga tahun sekali disebut Trienale.
*Pameran Retrospeksi = Istilah Pameran Retrospeksi digunakan untuk pameran
sejarah perjalanan seorang seniman dalam berkarya yang dilakukan oleh perorangan.
Pameran ini hamper sama seperti Pameran Tunggal
2. Pameran Desain
Pameran Desain umunya dipakai untuk produk kerajianan seperti pameran arsitektur,
pameran hasil riset produk, pameran kriya, pameran furniture, pameran produk
elektronik, pameran iklan dan sebagainya yang jarang dilakukan oleh perorangan
tetapimerupakan kegiatan kolektif sebagai wakil perusahaan atau biro desain tertentu.
*Pameran Desain Produk = Pameran promise sejumlah perusahaan yang
memproduksikan berbagai jenis barang/desain, baik untuk promosi, maupun
memperkenalkan produk baru yang dihasilkan. Contoh : pameran otomotif, pameran
alat rumah tangga, pameran elektronik, pameran mebel dan sebagainya.
*Pameran Perumahan dan Interior = pameran promosi sejumlah perusahaan
pengembang, biro konsultan, atau produsen komponen arsitektur yang memproduksi
berbagai jenis barang/desain. Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan produk
baru atau sebagai sarana transaksi penjualan.
*Pameran Hasil Pendidikan Seni/Desain = pameran hasil proses pendidikan, baik
berupa karya akhir maupun proses pencapaian dalam mewujudkan karya.

*Pameran Tetap = pemeran permanen yang diselenggarakan oleh perorangan atau


kelompok dalam sebuah galeri atau museum. Tujuan pameran ini adalah sebagai
dokumentasi sejarah, objek wisata, promosi ada juga yang diperjual-belikan. Dinegara
kita terdapat contoh pameran tetap, seperti museum perangko, museum transportasi,
museum tekstil, museum wayang dan sebagainya.

C. Ruang dan Tempat Pameran

1. Ruang Pamer, adalah yang telah direncanakan untuk pameran karya kesenirupaan
dan desain. Ruang tersebut seperti gedung pertemuan, aula dll yang dapat
menampung sejumlah karya siswa untuk dipamerkan.
2. Display Pameran, adalah wahana tempat obyek seni/desain dipamerkan, baik
karya dua dimensi maupun karya tiga dimensi. Karya 2 dimensi biasanya
disediakan panel yang memiliki sarana panggantung/pemajang gambar, untuk
karya 3 dimesi biasanya disediakan meja.
3. Menata Pameran Seni Rupa, tatalah benda pamer sesuai dengan urutan, kelompok,
atau kesamaan jenis. Selain itu jangan lupa memberikan keterangan benda pamer
dan pencahayaan yang cukup.
D. Organisasi Pameran

1. Kepanitiaan
Kepanitiaan senirupa umumnya terdiri dari unsur pelindung, penanggung jawab,
pembimbing, ketua, sekretaris, bendahara, dan seksi-seksi pelaksana dibawahnya.
Dengan adanya kepanitiaan ini maka semakin efektif dalam mejalankan pameran
seni rupa.

2. Organisasi Kerja
Organisasi ini dibagi menjadi 2 kelompok. Organisasi persiapan, bertugas
proposal, perizinan, perdanaan, hingga pengumpulan karya seni rupa yang hendak
dipamerkan. Organisasi pelaksanaan, mempersiapkan pelaksanaan pameran,
meliputi publikasi, penataan ruangan, susunan acara dari awal sampai akhir acara.

3. Sumber Perdanaan
Sumber perdanaan dapat diperoleh dari sekolah, orang tua siswa/I atau dari pihak-
pihak yang bersedia menjadi sponsor utama.

4. Memilih Karya Layak Pamer


Buatlah panitia kecil untuk memilih karya-karya senirupa siswa/i.
Ktiteria layak pamer setidaknya dengan syarat:
Karya seni rupa
a. Ukuran/dimensi sesuai dengan yang ditetapkan panitia
b. Tema/obyek yang menarik dan unik
c. Teknis pengerjaan cukup baik (sesuai dengan kaidah estetika)
d. Kondisi karya tidak rusak, selesai, dan kering
e. Memiliki keterangan yang lengkap (nama, judul, tahun dll)
Karya desain
a. Ukuran/dimensi sesuai dengan yang ditetapkan panitia
b. Mengandung nilai keunikan/kebaruan (tidak meniru)
c. Teknis pengerjaan cukup baik (sesuai dengan kaidah estetika)
d. Kondisi karya tidak rusak, selesai dan kering

5. Publikasi dan Poster


Jauh hari sebelum pameran buatlah semacam brosur pengenalan, juga poster dan
spanduk penyelenggaraan pameran. Selain itu, dalam acara pembukaan pameran,
undanglah semua unsur yang ada disekolahmu, para orangtua, dan siswa/I.

6. Undangan
Buatlah undangan sebaik mungkin dengan susunan acara, tanggal, tempat, serta
waktu yang jelas. Untuk para pemimpin sekolah, orangtuam penyantun dana,
buatlah undangan khusus yang resmi, dan sertakan tandatangan ketua panitia dan
guru pembimbing.
7. Katalog Pameran
Katalog pameran dapat dibuat secara unik dengan cetakan yang bagus atau dapat
pula dibuat secara sederhana. Funsi kataloh adalah sebagai media informasi benda
pamer dan pembuatnya. Katalog terdapat daftar karya, nama pembuat, judul,
keterangan ukuran, tahun, dan riwayat hidup pembuat karya.

8. Keamanan
Libatkanlah satuan keamanan dan organisasi siswa disekolah mu secara aktif
untuk mendukung penyelenggaraan pameran, mulai dari pembukaan sampai
penutupan acara. Di akhir pameran, susunlah dan kelompokan lah kembalim
sesuai dengan pemiliknya, pantaulah pengembalian karya hingga sampai kepada
pemiliknya.

9. Acara Pembukaan dan Buku Tamu


Seksi acara harus betul-betul mempersiapkan dengan matang seperti susunan
panitia penyambutan, pembawa acara, pengeras suara, hiasan dekoratif, buku
tamu, daftar karya, dan makanan ringan. Berilah waktu yang secukupnya pada
mereka yang akan memberi sambutan, kepala sekolah, ketua panitia, dan wakil
peserta.
BAB V
APRESIASI KRITIS KARYA DESAIN

A. Apa itu Apresiasi Karya desain


Apresiasi desain merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia keseni rupaan
secara keseluruhan . Apresiasi desain merupakan bagian dari Tinjauan Desain secara
umum yang mengkhususkan diri untuk mengamati dampak sosial desain di dalam
masyarakat tanpa tinjauan desain , dunia desain tidak akan berkembang .
Tinjauan sosial desain kemudian berkembang menjadi sosiologi Desain yang
dipelajari secara khusus di lingkungan perguruan tinggi .

B. Meninjau Desain Secara Kritis


Seni rupa dan desain adalah bagian dari budaya rupa secara luas . Dimasa sekarang banyak
berkembang teori dan pendekatan dalam meninjau sebuah karya seni atau desain
Ada beberapa tinjauan karya desain secara ilmiah :
1. Tinjauan dari segi sosial , yaitu mengamati dampak sosial karya desain secara apa
adanya , seperti perilaku pengguna karya desain , penyimpangan hukum ,
pertimbangan ekonomi , gaya hidup masyarakat , sikap masyarakat dll .
2. Tinjauan dari segi buday , yaitu mengamati dampak budaya karya desain terhadap
masyarakat seperti mentalitas pengguna desain , kebiasaan masyarakat tumbuhnya
budaya baru , peluang dukung kepada pariwisata dan makna nilai-nilai yang
terkandung daam suatu karya desain
3. Tinjauan dari segi kebijakan yaitu menginterprestasi karya seni berdasar sudut
pandang strategi pembangunan , baik dari konsep , ideologi maupun pelaksanaan
pembangunan fisik
4. Tinjauan dari segi ekonomi yaitu pengukuran baik aspek peningkatan ekonomi
masyarakat , dampak ekonomi suatu kegiatan desain , peluang usaha baru ,
pemanfaatan sumber daya , pengembangan industri kecil kerajinan , keterkaitannya
dengan otonomi daerah persaingan pasar , hingga dampak ekonomi kegiatan desain
pada pembangunan
5. Tinjauan dari segi hukum , yaitu suatu karya desain dilihat dari bebagai aspek hukum
seperti pelaksaan undang-undang yang berkaitan dengan kekayaan
SENI RUPA
DAN
DESAIN
Disusun Oleh:
Evanie Tri Budhianti
Fabiola Sinay
Freddy Sihombing

Kelas XII IPA 2


SMA SANTA MARIA MONICA
BEKASI TIMUR

Anda mungkin juga menyukai