Anda di halaman 1dari 6

Periode Seni Rupa Modern Indonesia

Periode seni rupa modern Indonesia adalah suatu masa berkembangnya karya senirupa
yang merupakan hasil kreativitas untuk menciptakan karya yang merupakan pembaruan.
Kreativitas dalam senirupa di dalamnya terdapat estetika, karakter, inovasi, dan orisinalitas.

1. Periode Perintis (18261880)


Perkembangannya diawali oleh pelukis Raden Saleh. Berkat pengalamannya
belajar menggambar dan melukis di luar negeri seperti di Belanda, Jerman, Perancis,
dia dapat merintis kemunculan senirupa modern di Indonesia. Corak lukisannya
beraliran romantis dan naturalis. Aliran romantisnya menampilkan karya-karya yang
berceritera dahsyat, penuh kegetiran seperti tentang perkelahian dengan binatang
buas. Gaya naturalisnya sangat jelas nampak dalam melukis potret. Pada periode ini
dianut aliran romantisme.

2. Periode Indonesia Jelita (Mooi Indie)


Masa ini merupakan kelanjutan dari masa perintisan setelah vakum beberapa
saat karena meninggalnya Raden Saleh. Kemudian muncullah seniman Abdullah
Surio Subroto dan diikuti oleh anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah,
dan Trijoto Abdullah. Pelukis-pelukis Indonesia yang lain seperti Pirngadie, Henk
Ngantung, Suyono, Suharyo, dan Wakidi. Masa ini disebut dengan masa Indonesia
jelita karena pelukisnya melukiskan tentang kemolekan/keindahan objek alam.
Pelukis hanya mengandalkan teknik dan bahan saja. Karya Abdullah SR. Pada
periode ini dianut aliran naturalism.
3. Periode Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia)
Pada masa ini di Indonesia sedang terjadi pergolakan. Bangsa Indonesia
berjuang untuk mendapatkan hak yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain, terutama
hak untuk merdeka dari penjajahan asing. Pergolakan di segala bidang pun terjadi,
seperti dalam bidang kesenian yang berusaha mencari ciri khas Indonesia. Pelopor
masa ini yang dikenal memilki semangat tinggi adalah S. Sdjojono. Dia tidak puas
dengan kehidupan senirupa jelita yang serba indah, karena dianggap bertolak
belakang dengan kejadian yang melanda bangsa Indonesia. Sebagai langkah
perjuangannya, S. Sudjojono dan Agus Jayasuminta bersama kawan-kawannya
mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia). Persagi bertujuan
untuk mengembangkan seni lukis di Indonesia dengan mencari corak Indonesia asli.
Corak yang muncul adalah realism. Konsep persagi itu sendiri adalah semangat dan
keberanian, bukan sekadar kecakapan melukis melainkan melukis dengan tumpahan
jiwa. Karya-karya S. Sudjojono.

4. Periode Jepang
Kegiatan melukis pada masa ini dilakukan dalam kelompok Keimin Bunka Shidoso.
Tujuannya adalah untuk propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya.
Kelompok ini didirikan oleh tentara Dai Nippon dan diawasi oleh seniman Indonesia,
Agus Jayasuminta, Otto Jaya, Subanto, Trubus, Henk Ngantung, dll. Untuk kelompok
asli Indonesia berdiri kelompok PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang
mendirikan kelompok ini adalah tokoh empat serangkai yaitu Ir. Sukarno, Moh. Hatta,
KH. Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Khusus yang menangani bidang seni lukis
adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut bergabung dalam Putra
diantaranya Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi, dll. Pada masa ini para
seniman memiliki kesempatan untuk berpameran, seperti pameran karya dari Basuki
Abdullah, Affandi, Nyoman Ngedon, Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Otto Jaya,
dan lain-lain. Lukisan Membuat Becak untuk Jepang

5. Periode Pasca-Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka bermunculanlah kelompok-kelompok seniman lukis Indonesia,


diantaranya:

Sanggar Masyarakat (1946) dipimpin Affandi, kemudian diganti nama menjadi SIM
(Seniman Indonesia Muda) yang dipimpin oleh S. Sudjojono;

Pelukis Rakyat (1947), Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM dan mendirikan
Pelukis Rakyat dipimpin oleh Affandi;

Perkumpulan Prabangkara (1948);

ASRI (Akademi Senirupa (1948), tokoh-tokoh pendirinya RJ. Katamsi,


S.Sudjojono,Hendra Gunawan, Jayengasmoro, Kusnadi dan Sindusisworo;

Tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori
oleh Prof. Syafei Sumarya, Mochtar Apin, Ahmad Sadali, Sujoko, Edi Karta Subarna;
Tahun 1955, berdiri Yin Hua oleh Lee Man Fong ( perkumpulan pelukis Indonesia
keturunan Tionghoa);

Tahun 1958, berdiri Yayasan seni dan desain Indonesia oleh Gaos Harjasumantri.

Tahun 1959, berdiri Organisasi Seniman Indonesia oleh Nashar.

6. Periode Akademi (1950)


Pengembangan senirupa melalui pendidikan formal. Lembaga pendidikan yang
bernama ASRI yang berdiri tahun 1948 kemudiaan secara formal
tahun 1950 lembaga tersebut mulai membuat rumusan-rumusan untuk mencetak
seniman-seniman dan calon guru gambar. Pada tahun 1959 di Bandung dibuka
jurusan Senirupa Institut Teknologi Bandung (ITB), kemudian dibuka pula jurusan
Senirupa di semua Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) diseluruh Indonesia.

7. Periode 1960sekarang

Pada sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis. Kelompok ini
menampilkan corak baru dalam seni lukis Indonesia yang membebaskan diri dari batasan-
batasan senirupa yang telah ada. Seniman muda yang memelopori kelompok ini adalah Jim
Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria. Konsep kelompok ini adalah:

Tidak membedakan disiplin seni;

Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni;

Mendambakan kreatifitas baru;

Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan;

Bersifat eksperimental.
TUGAS SENI BUDAYA
PERIODE SENI RUPA MODERN DI INDONESIA

Disusun oleh

nama: Humaira Fitriana


kelas: XII MIPA 4
guru pembimbing: Hendi Gusanto, S. Pd.

SMA NEGERI 19 PALEMBANG


TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Anda mungkin juga menyukai